8
2.1.1.2 Pentingnya Manajemen Keuangan
1) Profit Risk Approach atau bisa disebut Pendekatan Risiko Laba, artinya
seorang manajer keuangan perlu memperhatikan risiko yang kemungkinan
akan terjadi. Dengan tujuan perusahaan yang berorientasi memaksimalkan laba
9
jika tidak diiringi dengan manajemen risiko yang baik, bukan tidak mungkin
dapat menjadi salah satu penyebab perusahaan tidak dapat tercapai.
2) Liquidity and Profitability atau bisa disebut Likuiditas dan Profitabilitas,
artinya aktivitas yang dikelola oleh manajer keuangan yang berhubungan
dengan likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti menarik kesimpulan, tujuan
manajemen keuangan adalah bagaimana pegelolaan keuangan perusahaan untuk
mampu memaksimalkan keuntungan dari hasil usaha sebagai imbal jasa pada
pemegang saham, memaksimalkan nilai perusahaan dengan menjaga kestabilan dan
memperkecil risiko yang mungkin terjadi.
Menurut Arief dan Edi (2016:1), laporan keuangan adalah hasil operasi
perusahaan yang dicerminkan untuk menunjukkan kondisi keuangan setelah
kegiatan akuntansi suatu perusahaan berakhir. Laporan keuangan ini dapat
digunakan sebagai alat mengkomunikasikan kepada pihak-pihak yang memiliki
keperluan yang ingin mengetahui informasi keuangan perusahaan, hal ini yang
sering disebut “language of business”.
10
seperti manajemen perusahaan, investor, kreditor, pemerintah, dan atau karyawan
sebagai informasi hasil akhir kinerja keuangan perusahaan.
11
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka peneliti menarik kesimpulan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menginformasikan hasil aktivitas
keuangan suatu perusahaan dalam memberikan penilaian terhadap laporan
keuangan yang disajikan. Hal ini berguna untuk mngetahui secara mendalam dan
mendetail apa saja yang tertuang dan yang tersembunyi di dalam laporan keuangan
tersebut. Pada akhirnya informasi tersebut mencerminkan kondisi keuangan
perusahaan.
Neraca atau Balance Sheet adalah laporan posisi total dan jenis aset (aktiva)
dan kewajiban (pasiva) suatu perusahaan yang ditunjukkan perusahaan pada
periode tertentu
12
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan Laba Rugi atau Income Statement adalah laporan keuangan yang
menginformasikan hasil usaha (laba atau rugi) perusahaan dan memperlihatkan
total biaya dan jenis biaya yang telah digunakan oleh perusahaan dalam
kegiatan usahanya pada periode tertentu.
13
signifikan atau yang memiliki artian antara satu dengan yang lain, baik itu data
kuantitatif ataupun data non-kuantitatif yang diharapkan sesuai dengan tujuan untuk
memahami kondisi keuangan lebih mendalam yang sangat penting di dalam proses
pengambilan keputusan (Harahap, 2015:190).
14
2. Analisis Common Size
Analisis Common Size merupakan analisis yang membandingkan laporan pada
periode berjalan dengan periode sebelumnya, antar sebuah perusahaan, atau
antar sebuah perusahaan dengan persentase industry.
3. Analisis DuPont System
Analisis DuPont System merupakan analisis yang mengurai hubungan atau
keterkaitan antar rasio keuangan. Dengan analisis ini dapat mencari berapa
rasio keuangan tertentu berdasarkan data rasio keuangan lain.
15
periode tertentu. Analisis ini pun untuk menginformasikan total modal kerja
dan alasan-alasan perubahan modal kerja perusahaan di periode tertentu.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisis Sumber dan Penggunaan Kas adalah analisis yang dipakai guna
mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaannya pada periode
tertentu. Analisis ini juga untuk mengetahui alasan-alasan perubahan jumlah
uang kas suatu perusahaan.
6. Analisis Rasio
Analisis Rasio adalah analisis yang dipakai guna mengetahui keterkaitan pos-
pos yang tersaji pada suatu laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba
rugi.
7. Analisis Laba Kotor
Analisis Laba Kotor adalah analisis yang dipakai guna mengetahui total laba
kotor mulai dari periode kesatu periode selanjutnya. Analisis ini pun dapat
menginformasikan alasan-alasan penyebab perubahan laba kotor terseebut
antar periode.
8. Analisis Break Even Point
Analisis Break Event Poin atau Analisis Titik Impas adalah analisis yang
dipakai guna mengetahui titik penilaian akan kondisi berapa produk atau
penjualan yang dilakukan dan perusahaan tidak menghasilkan kerugian.
Analisis ini berguna untuk menghitung total keuntungan pada berbagai tingkat
penjualan.
Sedangkan menurut Arief dan Edi (2016:55) menjelaskan terdapat 2 teknik
analisa perbandingan rasio, diantaranya:
1. Analisa Horisontal
Analisa Horisontal merupakan perbandingan dari rasio keuangan suatu
perusahaan dari satu periode ke periode selanjutnya atau sebelumnya.
2. Analisa Vertikal
Analisa Vertikal merupakan perbandingan dari rasio keuangan suatu
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dalam periode yang sama.
16
2.1.4 Analisis Rasio Keuangan (Financial Ratio Analysis)
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau disebut juga solvensi jaga pendek adalah rasio yang diukur
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan cash on
hand (uang tunai).
17
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau disebut juga efisiensi pengelolaan aset adalah rasio yang
dikur untuk menilai likuiditas aset (aktiva) tertentu.
3. Rasio Leverage
Rasio leverage atau disebut juga pembelanjaan dengan hutang dan
pelunasannya adalah rasio yang diukur untuk menilai sejauh mana perusahaan
melakukan pembelanjaan atas sumber hutangnya dengan cara membandingkan
dengan total modal yang dimiliki.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau efisiensi dan kinerja keseluruhan adalah rasio yang
diukur untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi yang
dilakukan dalam pengelolaan aset (aktiva), kewajiban (utang), dan kekayaan
perusahaan.
Sedangkan menurut Weston dalam Kasmir (2019:110) menjelaskan ada 6
jenis rasio keuangan yang dapat dipergunakan oleh suatu perusahaan, sebagai
berikut:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio perbandingan yang dilakukan untuk memberi
gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban
jangka pendek/ utang jangka pendek. Rasio ini dapat menilai apakah
perusahaan mampu atau tidak membayar utangnya terutama untuk utang yang
telah jatuh tempo. Ada beberapa jenis rasio likuiditas, yaitu:
• Current Ratio
• Quick Ratio
• Cash Ratio
• Cash Turnover Ratio
• Inventory to Net Working Capital
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio solvabilitas adalah rasio perbandingan yang dilakukan untuk memberi
gambaran mengenai ukuran sejauh apa perusahaan membiayai aset (aktiva)
yang dimilikinya dengan utang yang didapat. Rasio ini menilai seberapa tinggi
18
perusahaan menanggung beban utang dibandingkan dengan asetnya dan
menilai kemampuan perusahaan dalam pembayaran seluruh bentuk utangnya
apabila terjadi kebangkrutan/pembubaran yang akhirnya harus dilikuidasi.
Ada beberapa jenis rasio solvabilitas, yaitu:
• Debt Ratio
• Debt to Equity Ratio
• Long Term Debt to Equity Ratio
• Times Interest Earned
• Fixed Charge Coverage
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas adalah rasio perbandingan yang dilakukan untuk memberi
gambaran seberapa efektifnya perusahaan menggunakan aset (aktiva) yang
dimilikinya. Ada beberapa jenis rasio aktivitas, yaitu:
• Receivable Turnover
• Days of Receivable
• Inventory Turnover
• Days of Inventory
• Working Capital Turnover
• Fixed Assets Turnover
• Assets Turnover
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas adalah rasio perbandingan yang dilakukan untuk memberi
gambaran suatu perusahaan menghasilkan keuntungan. Rasio ini menilai
seberapa efektif manajemen perusahaan mengelola tingkat penjualan dan
pendapatan dari hasil kegiatan investasi pada periode tertentu. Ada beberapa
jenis rasio profitabilitas, yaitu:
• Net Profit Margin
• Profit Margin on Sales
• Return on Investment (ROI)
• Return on Equity (ROE)
19
5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Rasio pertumbuhan adalah rasio perbandingan yang dilakukan untuk memberi
gambaran mengenai kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam ketahanan
posisi keuangannya dalam kondisi fluktuasi pertumbuhan ekonomi dan
keseluruhan sektor usaha perusahaan.
6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio penilaian adalah rasio perbandingan yang dilakukan untuk memberi
gambaran seberapa tinggi kemampuan manajemen perusahaan dalam
peningkatan nilai pasar bisnisnya.
20
Menurut Anwar (2019:22) menjelaskan pula mengenai pasar uang yaitu
tempat bertransaksi produk keuangan dalam jangka pendek. Pihak yang umumnya
ada di pasar uang adalah pihak bank yang setiap hari melakukan kegiatan jual-beli.
Produk keuangan yang ditransaksikan diantaranya Surat Berharga Pasa Uang
(SBPU), Interbank Call Money, dan Commercial Paper.
21
Berdasarkan penjelasan para ahli d atas, maka peniliti menarik kesimpulan
bahwa pasar modal adalah kebalikan dari pasar uang. Pasar modal
memperjualbelikan produk keuangan dengan usia lebih dari satu tahun. Di pasar
modal Indoesia umumnya bertransaksi dalam bentuk saham dan obligasi.
2.1.6 Saham
Saham adalah salah satu instrumen keuangan yang paling dikenal oleh
masyarakat Indonesia dan intrumen yang paling penting. Bursa efek Indonesia
merupakan tempat untuk menerbitkan saham yang kemudian diperdagangkan oleh
para investor baik di dalam maupun luar negeri (Tandelilin, 2017:31).
22
2.1.6.2 Jenis-jenis Saham
23
Menurut Anwar (2019:22-26) menjelaskan pula ada beberapa jenis saham,
yaitu sebagai berikut:
1. Saham Biasa
Saham biasa merupakan tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Setiap
pemegang saham memiliki hak klaim terhadap perusahaan yang dimilikinya
meskipun hanya membeli 1 lot, semakin besar persentase kepemilikan akan
saham, maka akan semakin besar tingkat pengembalian atas investasi. Saham
biasa mempunyai ciri-ciri, antara lain:
• Tidak mempunyai hak istimewa
• Pemegang saham mempunyai hak suara dalam satu lembar satu suara
• Pembagian hasil investasi (dividen) dilakukan setelah pembagian kepada
para pemegang saham preferen.
• Saham biasa yang dimiliki perusahaan terbuka umumnya diperjualbelikan
kepada masyarakat baik individual maupun institusi.
2. Saham Preferen
Saham preferen merupakan tanda kepemilikan atas suatu perusahaan dengan
memiliki hak istimewa. Saham ini berbeda dengan saham biasa. Saham
preferen mempunyai ciri-ciri, antara lain:
• Tidak mempunyai hak suara
• Pemegang saham preferen memiliki hak istimewa
• Pembagian hasil investasi (dividen) pada pemegang saham preferen
diberikan lebih awal disbanding pemegang saham biasa.
• Saham preferen tertentu memiliki hak kumulatif atas dividen yang belum
dibayarkan oleh perusahaan karena mengalami kerugian di tahun tertentu.
Dengan menjumlah total dividen yang harusnya dibayarkan perusahaan.
3. Obligasi
Obligasi merupakan surat atas utang jangka panjang yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan nilai nominal dan tingkat bunga yang disepakati. Obligasi
ini tergolong salah satu produk keuangan utama utang perusahaan karena pada
24
produk ini perusahaan dapat menentukan sendiri nilai pokok pinjaman utang,
jangka waktu, dan tingkat bunganya.
25
2.1.6.4 Harga Saham
26
1. Untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam pembayaran tagihan utang
(kewajiban) yang memasuki periode jatuh tempo sesuai batas waktu yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
2. Untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam pembayaran utang
(kewajiban) jangka pendek dengan total aset lancar yang dimilikinya.
3. Untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam pembayaran utang
(kewajiban) jangka pendek dengan aset lancar yang dimilikinya dikurangi
persediaan dan atau piutang.
4. Untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam pembayaran dengan
membandingkan jumlah persediaan yang dimiliki dengan modal perusahaan.
5. Untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam pembayaran utangnya
dengan kas yang dimiliki.
6. Untuk dijadikan sebagai alat perencanaan di masa mendatang, khususnya
perencanaan kas dan utang perusahaan.
7. Untuk menilai dan mengetahui kondisi likuiditas perusahaan dari periode ke
periode dengan cara melakukan perbandingan.
8. Untuk menilai dan mengetahui kelemahan perusahaan dari pos-pos yang
terdapat di aset lancar dan utang lancar.
9. Untuk dijadikan sebagai motivasi manajemen perusahaan dalam memperbaiki
kinerja likuiditas perusahaan.
27
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
Current Ratio =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑙𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)
28
2.1.8.2 Ukuran Rasio Solvabilitas
29
2. Untuk mengukur rata-rata hari penagihan piutang, menghitung berapa rata-rata
hari perusahaan tidak dapat melakukan penagihan atas piutangnya
3. Untuk menilai berapa hari rata-rata penyimpanan persediaan dalam gudang.
4. Untuk menilai proporsi perputaran total dana yang ditanamkan dalam modal
perusahaan pada satu periode atau menghitung proporsi penjualan yang
dihasilkan oleh setiap modalnya.
5. Untuk menilai berapa proporsi perputaran aser tetap dalam dana yang
ditanamkan pada suatu periode.
6. Untuk menilai perbandingan penggunaan dan pengelolaan total aset
perusahaan dengan penjualan yang diperoleh.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠)
Total Assets Turnover =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
30
manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan laba yang diperoleh dari penjualan
dan pendapatan dari kegiatan investasi.
Menurut Kasmir (2019:115) menjelaskan bahwa Earnings Per Share (EPS) atau
disebut juga rasio nilai buku adalah rasio untuk menilai keberhasilan manajemen
dalam menghasilkan keuntungan. Artinya jika EPS rendah, maka manajemen
dinilai belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan EPS
yang tinggi, kepuasan investasi pemegang saham meningkat. Menurut Kasmir
(2019:139) cara untuk menghitung EPS dapat menggunakan rumus, sebagai
berikut:
31
2.11 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian
No. Judul Variabel Hasil
(tahun)
1 Azianur dan Pengaruh Rasio X1 : Hasil penelitian
Abdurrahman Likuiditas, Likuiditas menunjukkan bahwa
(2014) Profitabilitas, X2 : Current Ratio, Net
Aktivitas, Dan Profitabilitas Profit Margin, Total
Solvabilitas X3 : Asset Turn Over,
Terhadap Harga Aktivitas dan Equity
Saham Pada X4 : Multiplier secara
Sektor Industri Solvabilitas simultan
Kelapa Sawit Di Y : Harga berpengaruh
Bursa Efek Saham terhadap harga
Indonesia (BEI) saham di industri
Periode 2007- kelapa sawit di
2012 Bursa Efek,
sementara secara
parsial Current
Ratio, Net Profit
Margin dan Equity
Multiplier
berpengaruh
terhadap harga
saham di industri
kelapa sawit yang
terdaftar di Bursa
Efek tahun 2007-
2012
32
2 Adipalguna Pengaruh X1 : Hasil penelitian
dan Anak Likuiditas, Likuiditas hipotesis
(2016) Solvabilitas, X2 : menjelaskan secara
Aktivitas, dan Solvabilitas parsial CR, DER,
Penilaian Pasar X3 : dan ROA tidak
Perusahaan LQ45 Aktivitas mempunyai
Di BEI Periode X4 : pengaruh
2012-2014 Penilaian signifikan pada
Pasar harga saham,
Y : Harga TATO dan EPS
Saham mempunyai
pengaruh positif
signifikan pada
harga saham.
33
harga saham.
Variabel Current
Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER),
Return On Equity
(ROE), Total Assets
Turnover (TAT),
dan Earning Per
Share (EPS) dapat
menjelaskan harga
saham pada
perusahaan farmasi
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
pada tahun 2011-
2015 sebesar 33,9%.
4 Octaviani Pengaruh X1 : Hasil penelitian
dan Dahlia Likuiditas, Likuiditas menjelaskan bahwa
(2017) Profitabilitas, dan X2 : Current Ratio,
Solvabilitas Profitabilitas Return on Asset dan
Terhadap Harga X3 : Debt to Equity Ratio
Saham (Studi Solvabilitas secara bersamaan
Kasus Pada Y : Harga adalah variabel-
Perusahaan Saham variabel signifikan
Perbankan yang yang dapat
Terdaftar di Bursa memprediksi harga
Efek Indonesia saham yang akan
tahun 2011-2015) diperjualbelikan.
Penelitian ini juga
menjelaskan bahwa
Debt to Equity Ratio
secara parsial tidak
signifikan dalam
memprediksi harga
saham yang akan
diperjualbelikan.
34
5 Faleni dan Pengaruh X1 : Hasil penelitian data
Susanto Profitabilitas Dan Profitabilitas uji F menilai bahwa
(2019) Solvabilitas X2 : ROE, EPS dan
Terhadap Harga Solvabilitas DER secara
Saham (Studi Y : Harga simultan
Pada Perusahaan Saham mempunyai
Kontruksi dan pengaruh positif
Bangunan Yang pada harga saham.
Tercatat di Bursa Hasil uji T menilai
Efek Indonesia bahwa variabel
Periode 2013- EPS dan DER
2017) secara parsial
berpengaruh positif
terhadap harga
saham sedangkan
variabel ROE secara
parsial tidak
mempunyai
pengaruh pada harga
saham.
35
7 Mongi, Analisis Kinerja X1 : CR Hasil penelitian uji
Paulina, dan Keuangan X2 : DAR secara parsial
Joy (2019) Terhadap Harga X3 : TATO menilai bahwa CR
Saham Pada X4 : ROA dan DAR tidak
Indeks Kompas X5 : EPS memiliki pengaruh
100 Periode Y : Harga signifikan pada
2015-2017 Saham Harga Saham,
sedangkan TATO,
ROA dan EPS
memiliki pengaruh
signifikan pada
Harga Saham.
Sedangkan
penelitian uji
simultan menilai
bahwa CR, DAR,
TATO, ROA dan
EPS secara
simultan memiliki
pengaruh
signifikan pada
Harga Saham.
36
9 Asniwati Pengaruh X1 : CR Berdasarkan hasil
(2019) Likuiditas Dan X2 : EPS dari penelitian ini
Profitabilitas Y : Harga menjelaskan bahwa
Terhadap Harga Saham variabel likuiditas
Saham Pada PT. berpengaruh
INDOFOOD CBP signifikan terhadap
SUKSES harga saham dan
MAKMUR Tbk variabel
Di Bursa Efek profitabilitas
Indonesia Tahun berpengaruh
2014-2018 signifikan terhadap
harga saham.
Secara simultan
likuiditas dan
profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
10 Lombogia, Pengaruh Current X1 : Current Hasil penelitian yang
Chirike, dan Ratio, Debt to Ratio menjelaskan secara
Siti (2020) Equity Ratio, Net X2 : Debt to bersamaa-sama
Profit Margin, Equity Ratio Current Ratio, Debt
dan Ukuran X3 : Net to Equity Ratio, Net
Perusahaan Profit Profit Margin, dan
Terhadap Harga Margin ukuran perusahaan
Saham Pada X4 : Ukuran memiliki pengaruh
Perusahaan Perusahaan signifikan pada
Otomotif Dan Y : Harga harga saham.
Komponen Yang Saham
Terdaftar Di BEI
Tahun 2013-2017
37
membuat manajemen keuangan perusahaan kesulitan apabila tidak dicermati
dengan baik (Alexano, 2016:50).
Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian Levina dan Elizabeth (2019)
yang melakukan penelitian terhadap likuiditas perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2017 yang diukur dengan
Current Ratio. Dalam pembahasan hasil penelitiannya menjelaskan bahwa Current
Ratio memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap harga saham perusahaan.
Hal ini menjelaskan bahwa dalam pasar investasi, rasio tersebut dapat dijadikan
sebagai alat pengukur dan analisis yang berguna untuk membantu para investor
dalam pengambilan keputusan untuk membeli, mempertahankan, atau menjual
sahamnya. Semakin tinggi nilai rasio tersebut, maka akan semakin tinggi pula harga
saham suatu perusahaan.
Rasio solvabilitas atau yang bisa disebut juga rasio leverage adalah rasio
perbandingan yang dapat mengukur apakah suatu perusahaan memiliki
keseimbangan dana antara dana dari pemilik dengan dana yang diperoleh dari
kreditor. Perusahaan yang telah terdaftar sebagai perusahaan terbuka (go public),
rasio ini benar-benar penting untuk diperhitungkan guna pemilik dan investor dapat
saling menikmati hasil kegiatan usaha dari perusahaan (Alexano, 2016:50).
38
Faleni dan Susanto (2019) dalam kesimpulan hasil penelitiannya mengenai
solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), diteliti secara parsial
rasio tersebut mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham
perusahaan kontruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2013-2017. Hal ini menyimpulkan DER dapat menjadi salah satu
informasi penting bagi para investor dalam menilai tingkat utang perusahaan dari
periode ke periode. Artinya, jika semakin rendah DER menandakan tingkat utang
perusahaan dan risiko yang akan ditanggung para investor pun semakin rendah.
Dengan begitu akan mampu meningkatkan harga saham suatu perusahaan.
39
modalnya pada perusahaan tersebut sehingga akan berpengaruh pada meningkatnya
harga saham perusahaan itu sendiri.
Mongi, dkk. (2019) pun mendukung hasil penelitian yang sama, yaitu
mengukur aktivitas perusahaan dengan indikator TATO. Pada perusahaan Indeks
Kompas 100 tahun 2015-2017 rasio ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
pada harga saham perusahaan. Artinya, TATO dianggap mampu menilai tingkat
kemampuan perusahaan dalam mengefisiensi perputaran total aset dan
pemaksimalan hasil perolehan penjualan setiap periode yang menghasilkan setiap
rupiah aset. Hal ini mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan.
Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Mongi, dkk.
(2019) dalam menganalisis rasio profitabilitas perusahaan Indeks Kompas 100
tahun 2015-2017. Earnings Per Share (EPS) menjadi salah satu indikator dalam
mengukur rasio profitabilitasnya. EPS memiliki kemampuan untuk menilai
perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar saham. Hal ini berpengaruh
terhadap naik turunnya harga saham perusahaan.
40
2.2.5 Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas
Terhadap Harga Saham
41
2.2.6 Paradigma Penelitian
42
H1: Terdapat pengaruh secara parsial Likuiditas terhadap harga saham pada
perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Periode 2013-2018.
H3: Terdapat pengaruh secara parsial Aktivitas berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Periode 2013-2018.
43