Anda di halaman 1dari 39

UJIAN AKHIR SEMESTER

AKUNTANSI INTERNASIONAL
(EKA1336)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA ASML HOLDING N.V DAN


NXP SEMICONDUCTORS N.V PERIODE 2019-2021

DISUSUN OLEH

ST. RAHMAWATI (196602142)


ARIF SEPRIANSYAH JOHAN (196602010)

DOSEN PENGAMPU:

BUCEK JALU PRASETYO ARJUNA, S.E., M.A., Akt

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Proses menganalisis laporan keuangan (financial statement analysis)


melibatkan melihat laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba
rugi dan menggunakan hasilnya untuk memahami status keuangan dan kesehatan
perusahaan dan seberapa baik itu diselaraskan dengan teknologi yang relevan.
Menurut Kasmir dalam Ariyanti. K, (2020) mengemukakan analisis laporan
keuangan bahwa supaya laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat
dipahami serta dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis
laporan keuangan. hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan isu
perihal kelemahan serta kekuatan yg dimiliki perusahaan. Dengan adanya
kelemahan serta kekuatan yg dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama
ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat menggunakan
metode serta teknik analisis yang tepat untuk menghasilkan keputusan yg
sempurna.

Menurut Harahap dalam Desi & Wijaya, (2022), analisis laporan keuangan
yaitu uraian yang berasal akun laporan keuangan yang signifikan dan memiliki
makna antara satu dengan yang lainnya yaitu mencakup data kuantitatif ataupun
non-kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
untuk dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan yang tepat.

Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan


perusahaan, termasuk semua transaksi yang terjadi pada bisnis pada suatu periode
tertentu. Pencatatan ini dipergunakan untuk mendeskripsikan kinerja perusahaan.
Sedangkan berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) laporan keuangan
dideskripsikan sebagai proses pelaporan keuangan yang mencakup jenis laporan
keuangan neraca, laporan rugi laba, perubahan posisi keuangan hingga penjelasan
lain yang menjadi bagian integral dari laporan keuangan.

2
Pembuatan laporan keuangan bukan saja berguna untuk perusahaan,
namun juga untuk pengauditan yang umumnya dilakukan oleh lembaga
pemerintah, firma dan lembaga lain yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan
pajak, investasi dan juga pembiayaan. Jika laporan terdiri dari beberapa jenis
laporan yang berbeda, seperti laporan neraca, laba rugi, perubahan ekuitas,
perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lainnya, dapat dikatakan laporan
tersebut bersifat komprehensif.

Laporan keuangan adalah alat khusus untuk mengevaluasi sumber daya


manusia perusahaan, termasuk kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan.
Bagian terpenting dari informasi yang dapat digunakan adalah menganalisis
volatilitas transaksi keuangan dengan melihat volatilitas atau rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas.

Disisi lain, keuangan merupakan hal yang terkait dengan perjanjian seperti
yang mengatur pembukaan dan penutupan rekening. Investor dan manajer adalah
dua pengguna utama analisis rasio-keuangan. Investor menggunakan analisis rasio
untuk menentukan apakah investasi perusahaan sehat atau tidak. Analisis rasio
keuangan adalah alat untuk menilai kinerja suatu organisasi berdasarkan
perbandingan data dari beberapa laporan keuangan, seperti neraca, laba rugi, dan
kas selama periode waktu tertentu.

Tujuan dari analisis keuangan rasial adalah untuk menilai kekuatan


keseluruhan perusahaan, termasuk pemasok, karyawan, proses produksi, dan
bahkan CEO-nya sendiri yang digunakan sebagai pedoman bagi investor sebagai
pertimbangan dari sisi kreditur.

1. Liquidity Ratio atau rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur


kemampuan likuiditas perusahaan dalam jangka pendek dengan cara
meninjau aset lancar relatif terhadap hutang lancar perusahaan.
2. Inventory turnover ratio atau Rasio perputaran persediaan adalah rasio
untuk pengukuran aktivitas atau likuiditas ditinjau dari ketersediaan

3
barang pada perusahaan. Rasio ini memperlihatkan efisiensi di mana
perusahaan menggunakan semua aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
3. Activity Ratio atau Rasio aktivitas adalah rasio yang memperlihatkan
tingkat efektivitas dari pemakaian aktiva atau aset perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas atau profitability ratio yaitu rasio
yang memperlihatkan tingkat imbal hasil atau perolehan dibandingkan
penjualan atau aktiva.
5. Investment Ratio atau rasio investasi adalah rasio yang digunakan untuk
pengukuran kemampuan perusahaan untuk memberikan perolehan atau
imbalan kepada kreditur, terkhusus investor yang berada pada pasar modal
pada periode tertentu.

Menurut Halim dalam Desi & Wijaya, (2022) “Analisis rasio keuangan
adalah proses mengukur, dalam hal ini dilakukan dengan mengukur angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan antara neraca dan laba rugi. Dapat
dideskripsikan bahwa analisis rasio data keuangan merupakan metode analisis
data keuangan yang paling banyak digunakan dan sering digunakan untuk
menentukan posisi keuangan perusahaan”.

Kajian Siti Nurlaela dalam 2019 tentang pengaruh debt to equity ratio,
current ratio, dan asset turnover terhadap kinerja usaha yang bergerak di industri
barang konsumsi di BEI. Dengan menggunakan analisis regresi, peneliti dapat
mengidentifikasi setiap variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga suatu
sekuritas.

1.2 Tujuan

Untuk menganalisis dan membandingkan laporan keuangan perusahaan


ASML Holding N.V dan NXP Semiconductor N.V dengan menggunakan rasio
Likuiditas (Current Assets Ratio, Quick ratio, dan cash ratio), Rasio Efisiensi
(Total Assets Turnover, Receivables Turnover, dan Inventory Turnover), Rasio
Profitabilitas (Profit Margin on Sales, Return on Assets, Return on Equity, dan

4
Payout Ratio), dan Rasio Solvabilitas (Debt to Total Assets Ratio, Cash Debt
Coverage Ratio dan Book Value Per Share) pada periode 2019-2021.

5
BAB II
KAJIAN MATERI

2.1 Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan adalah proses menganalisa laporan keuangan.
Penganalisaan ini berasal dari konsep dan sistem akuntansi keuangan. Menurut
Myre dalam Sirait. H, (2017) definisi analisis laporan keuangan adalah “Analisa
tentang daftar yang telah dibuat oleh akuntan pada akhir periode suatu suatu
perusahaan”.
Adapun menurut Prastowo dalam Saraswati. D et al., (2013) “Analisis
transaksi keuangan berfungsi sebagai titik awal untuk diskusi berbagai masalah
yang dihadapi masing-masing bagian serta masalah internalnya sendiri, dan juga
untuk kerjasama antar bagian untuk melakukan analisis dan pemahaman yang
tepat tentang konsep-konsep di setiap bagian”.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) merupakan
kegiatan analisis atau pemeriksaan dalam laporan keuangan yang mencakup
neraca dan laporan laba rugi, serta lampirannya untuk melihat posisi keuangan
serta tingkat kesehatan perusahaan yang disusun secara teratur dengan
menggunakan teknik tertentu.

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan kategori transaksi yang melibatkan


bisnis tertentu selama periode waktu tertentu yang dipergunakan untuk
menunjukkan operasi bisnis. Laporan Keuangan merupakan komponen dari
aktivitas pelaporan Keuangan. Pemahaman tentang kondisi keuangan suatu usaha
dapat diperoleh dengan melihat neraca, laba rugi, dan catatan keuangan lainnya.

Menurut Baridwan dalam Yolanda & Kesuma, (2014) mendeskripsikan


laporan keuangan merupakan intisari dari adanya aktivitas pencatatan, yaitu
adanya intisari seluruh transaksi keuangan selama periode berjalan. Berdasarkan
beberapa dokumen tersebut bisa diartikankan bahwa laporan keuangan adalah alat
untuk menentukan jumlah kekayaan suatu perusahaan dalam periode waktu

6
tertentu, berupa neraca dan laporan laba rugi. Ada tiga jenis transaksi moneter
yang dapat dilakukan, yaitu transaksi moneter untuk manajmen, transaksi moneter
untuk perwakilan perusahaan eksternal, dan transaksi moneter untuk jenis
perwakilan perusahaan tertentu. Laporan keuangan untuk pihak tersebut dibuat
dan disajikan dari aktivitas akuntansi yang sama, yaitu output dari sistem
informasi akuntansi.

Menurut Sutrisno dalam Yolanda & Kesuma, (2014), “Laporan Keuangan


adalah hasil akhir dari proses otentikasi yang mencakup dua laporan utama,
neraca dan rugi laba. Setiap bisnis memiliki laporan keuangan dengan tujuan
utama menberikan informasi tentang status keuangan, kinerja perusahaan, dan
perubahan status keuangan bisnis tertentu yang berguna bagi sebagian besar orang
yang menggunakan laporan ini dalam menganalisis data ekonomi.

Menurut Weygandt, et al. dalam Yolanda & Kesuma, (2014), FASB


menyimpulkan bahwa tujuan pelaporan keuangan yaitu untuk memberikan
informasi yang bermanfaat bagi investor maupun kreditur, membantu
memprediksi arus kas di tahun yang akan datang, mengidentifikasi sumber daya
(asset) dan klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban) serta perubahan pada
sumber daya tersebut.

Tujuan dari laporan mata uang adalah untuk memberikan informasi


tentang perubahan keuangan, ketenagakerjaan, dan nilai tukar untuk perusahaan
tertentu yang berguna bagi banyak pemangku kepentingan besar dalam
perekonomian. Sedangkan menurut Fahmi dalam Yolanda & Kesuma, (2014),
laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi terkini tentang tren
keuangan kepada organisasi lain yang sangat tertarik untuk mempelajari dampak
keuangan pada bisnis tertentu, seperti organisasi yang mengelola bisnis. Untuk
menganalisis, membandingkan, dan menentukan pelemahan mata uang yang
muncul dari kekhawatiran ekonomi yang mendasarinya, akan digunakan laporan
keuangan para pemakai. Informasi tentang perubahan yang baru-baru ini
diumumkan pada hasil keuangan sangat berguna bagi mereka yang ingin

7
menganalisis, membandingkan, dan melikuidasi keuangan. Jika nilai tukar tidak
stabil berarti hal ini akan diuraikan dalam kebijakan moneter. Laporan keuangan
lebih berarti jika tidak cuma meliputi indikator kuantitatif tetapi juga indikator
lain yang diperlukan, seperti penjelasan-penjelasan dan informasi ini harus akurat
dan dapat diverifikasi secara objektif.

2.1.2 Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Sebelum laporan keuangan dianalisa, gunakan bahasa atau prosedur yang


sesuai. Metode atau prosedur ini diperlukan agar proses analitis mudah dilakukan.
Setiap langkah atau prosedur tertentu yang digunakan dalam analisa keuangan,
yaitu sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data keuangan dan akuntansi yang komprehensif dan


diperlukan, baik untuk satu atau beberapa periode.
2. Melakukan perhitungan dengan rumus yang relevan sesuai dengan
standar yang sering digunakan secara cermat dan teliti agar hasilnya
sesuai.
3. Lakukakan perhitungan dengan menempatkan angka-angka yang ada di
akun keuangan secara aman.
4. Memberikan simpulan dari hasil hitungan dan pengukuran yang telah
dilakukan.
5. Membuat laporan neraca perusahaan.
6. Memberikan rekomendasi yang diperlukan terkait hasil analisis yang
bersangkutan.

Dalam kegiatannyanya ada dua cara analisis laporan keuangan, yaitu


antara lain:

1. Analisis vertikal, Analisa hanya dilakukan dalam satu periode


pelaporan. Analisa dilakukan pada pos-pos yang tersedia dalam satu
waktu. Hanya satu era informasi yang disediakan, dan tidak diketahui
bagaimana hal-hal berubah dari satu waktu ke waktu berikutnya.

8
2. Analisis horizontal, Analisa yang dilakukan untuk membandingkan
laporan keuangan dalam beberapa periode.

2.2 Rasio-Rasio Yang Digunakan

2.2.1 Definisi Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan satu-satunya metode analisis mata uang yang


digunakan sebagai ukuran potensi pertumbuhan organisasi dengan mengumpulkan
data dari transaksi mata uang dalam jangka waktu yang telah disepakati untuk
memahami produktivitas tenaga kerja semaksimal mungkin dalam bisnis.

Rasio ini diberikan oleh manajemen perusahaan sebagai kegiatan untuk


memutuskan kebijakan yang diberlakukan oleh perusahaan, terhadap
penyelamatan aktiva perusahaan, sehingga manajemen perusahaan tidak salah
dalam pengambilan keputusan.

2.2.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan


1. Rasio Hutang Jangka Pendek (Ratio of Liquidity)
Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan suatu perusahaan untuk segera memenuhi kewajibannya
berdasarkan suatu kontrak dalam jangka pendek.
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio atau rasio lancar digunakan untuk menganalisa seberapa
baik kinerja sebuah perusahaan dalam membayar liabilitas lancar
dalam jangka pendek. adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Current Ratio = (Aktiva Lancar / Hutang Lancar) x 100%

Jika angka rasio perusahaan lebih tinggi dari rata-rata, perusahaan


tersebut memiliki akses ke sumber daya keuangan yang
memungkinkan untuk membayar hutang secara optimal. Jika
menunjukkan angka 1, maka perusahaan mampu membayar hutang.

9
Dan jika rasionya turun di bawah 1, maka bisnis mungkin tidak
beroperasi pada kapasitas terbaiknya.
b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Quick Ratio digunakan untuk menganalisis dengan cepat kemampuan
bisnis atau operasi keuangan tertentu yang signifikan untuk memenuhi
semua kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek tanpa
mengorbankan persediaan. Rasio lancar kurang ketat dibanding rasio
cepat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar - Persediaan) / Hutang Lancar) x


100%

Jika rasio cepat lebih dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan mampu


memenuhi kewajibannya. Tetapi jika rasio berada pada angka lebih
dari tiga, itu bisa mengakibatkan kas tidak diproduksi secara efektif.
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
Cash ratio digunakan untuk mengukur seberapa mampu kas serta aset
lancar bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
Cash Ratio = ((Kas + aktiva setara kas) / hutang lancar) x 100%

2. Rasio Efficiency
Rasio efisiensi adalah rasio untuk pengukuran efektifitas entitas pada
penggunaan aktiva yang dimilikinya. (Dyansah & Darmayanti, 2022)
a. Total Asset Turnover Ratio (Rasio Perputaran Total Aset)
Rasio dipergunakan untuk perhitungan efektifitas pemakaian
semua aktiva. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
TAT = (Penjualan / Rata-rata Total Aset)
b. Receivables Turnover Ratio (Rasio Perputaran Piutang)
Rasio yang dipergunakan dalam pengukuran efesiensi entitas dan
produktivitas aktiva tetap untuk memperoleh pendapatan. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:

10
RTR = (Penjualan / Rata-rata Piutang)

c. Inventory Turnover Ratio (Rasio Perputaran Persediaan)


Rasio yang dipergunakan dalam pengukuran mengenai seberapa
optimal entitas dalam pengelolaan persediaannya ditinjau dari sisi
penjualan pada satu periode. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
ITR = (Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan)

3. Rasio Laba (Ratio of Profitability)


Rasio profitabilitas merupakan persentase keuangan yang
dipergunakan dalam mengukur kemampuan entitas dalam
mendapatkan keuntungan dari kegiatan penjualan dan operasionalnya
dari waktu ke waktu.
a. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini dipergunakan dalam mengukur persentase keuntungan
setelah dikurangi dengan tax dari pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
NPM = (Pendapatan/ Penjualan)

b. Return on Assets (ROA)


Rasio yang dipergunakan dalam menilai sejauh mana aktiva suatu
entitas telah dipakai untuk memperoleh keuntungan. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
ROA = (Net Profit / Total Assets) x 100%

c. Return on Equity (ROE)


Rasio yang dipergunakan dalam menghitung laba dari pemegang
saham suatuentitas. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
ROE = (Net Income after tax / ekuitas pemegang saham) x
100%

11
d. Payout Ratio
Rasio yang dipergunakan untuk perhitungan persentase dari
pendapatan yang diberikan oleh entitas ke pemilik atau pemegang
saham. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Payout ratio = (Total dividen / Pendapatan)

4. Rasio Solvabilitas
Rasio yang berfungsi untuk mengukur kemampuan suatu entitas dalam
melunasi semua kewajibannya.
a. Debt to Total Assets ratio (DAR)
Rasio hutang yang dipergunakan untuk mengukur perbandingan
antara total hutang dengan total aktiva. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:
DAR = (Total Hutang / Total aset)

b. Cash Debt Coverage Ratio


Rasio yang dipergunakan pada saat perhitungan yang menentukan
kemampuan bisnis untuk melunasi kewajibannya dengan kas yang
ada. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Cash Debt Coverage Ratio = (Kas Bersih yang Disediakan Oleh
Aktifvitas Operasional / Total kewajiban rata-rata)

c. Book Value Per Share


Rasio ini pergunakan dalam menghitung nilai buku sebuah entitas
pada setiap lembar sahamnya. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
BVPS = (Ekuitas Pemegang Saham Biasa / Saham Biasa yang
Beredar)

12
BAB III
METODE ANALISIS
3.1 Alat Ukur Yang Digunakan
Adapun alat ukur yang digunakan yaitu rasio profitabilitas yang terdiri
atas net profit margin, earning per share, return on assets (ROA), return on
equity (ROE), dan dividend payout ratio. Rasio Likuiditas yang terdiri atas
current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Rasio aktivitas yang terdiri atas
rasio perputaran total aset (total asset turnover ratio), rasio perputaran
piutang (Receivables turover ratio), rasio perputaran persediaan (inventory
turnover ratio). Rasio solvabilitas yang terdiri atas debt to total asset ratio
(DAR), times interest earned, cash debt coverage ratio, dan book value per
share.
3.2 Profil Perusahaan dan Cakupan Tahun
3.2.1 ASML Holding N.V
ASML Holding NV merupakan perusahaan multinasional dari Belanda
yang berfokus pada pengembangan dan pembuatan sistem fotolitografi.
Sekarang ini ASML merupakan penyedia sistem fotolitografi yang ditujukan
untuk industri semikonduktor. ASML berkantor pusat di Veldhoven, Belanda.
ASML memproduksi mesin untuk kepentingan produksi sirkuit terintegrasi
misalnya RAM, chip flash memory serta CPU. Kantor pusat ASML
digunakan sebagai tempat penelitian, pengembangan, produksi, dan perakitan.
Selain itu, ASML mempunyai lebih dari 60 cabang di 16 negara berbeda di
seluruh dunia. Perusahaan ASML terdaftar di AEX dan NASDAQ. Selain itu,
perusahaan ini juga adalah salah satu komponen Indeks NASDAQ-100 dan
Euro Stoxx 50. Pada tahun 1984 perusahaan ini Bernama ASM Lithograpy
yang kemudian diubah menjadi ASML pada tahun 2000.
Pada tahun 2013 sejumlah karyawan ASML ketahuan memiliki data
rahasia dari anak perusahaan ASML di Silicon Valley yang mengembangkan
software untuk optimalisasi mesin. Kemudian pada tahun 2016 ASML
berencana untuk menambah teknologi dalam menciptakan semikonduktor
yang lebih mini dan lebih canggih dengan mengambil alih Hermes

13
microvision Inc. dari Taiwan seharga $3,1 milyar. Pada tahun 2020, ASML
juga mengambil alih Berliner Glas Group dari jerman untuk mencapai
permintaan sistem ultraviolet ekstrim yang meningkat.

3.2.2 NXP Semiconductors


NXP Semiconductors merupakan perusahaan yang awalnya didirikan
oleh Philips 50 tahun yang lalu dengan nama Philips Semiconductor, yang
kemudian pada tahun 2006 perusahaan ini kemudian dijual kepada
konsorsium investor modal pribadi yang kemudian berubah nama menjadi
NXP (Next Experience). NXP Semiconductors berkantor pusat di Belanda,
Selain itu NXP Semiconductors merupakan salah salah satu dari 20 petinggi
pasar semikonduktor teratas dunia. Pada bulan agustus tahun 2010 CEO Frans
Van Houten menyelesaikan IPO NXP dengan memperdagangan sahamnya di
NASDAQ dibawah lambang saham NXPI.
NXP Semiconductors menyediakan solusi high performance mixed
signal and standard product sesuai keahlian RF, analog, pengelolaan daya,
antarmuka, keamanan dan pemprosesan digital. Perusahaan ini berfokus pada
produk tanpa chip ditengahnya sehingga semikonduktor ini dapat digunakan
di beragam jenis aplikasi aplikasi otomotif, identifikasi, infrastruktur nirkabel,
penerangan industri, peralatan mengadakan kampanye, konsumen dan
komputasi.
Penulis membatasi cakupan tahun pada laporan keuangan yang akan
dianalisis yaitu periode 2019-2021 dikarenakan pada tersebut telah terjadi
pandemi covid-19 sehingga seluruh perusahaan di dunia terkena dampak
pandemi tersebut termasuk perusahaan dibidang semikonduktor. Oleh karena
itu, penulis ingin mengetahui perkembangan serta perubahan pada masa
sebelum pandemi hingga setelah pandemi untuk menganalisis seberapa besar
pemulihan aktivitas operasional perusahaan tersebut.
3.3 Isu Akuntansi
Pada abad ke 15 sejalan dengan melemahnya pengaruh romawi, pusat
perdagangan beralih ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem

14
akuntansi yang dikembangkan oleh Romawi sekarang beroperasi dan
digunakan di negara-negara yang relevan. Sejak saat itu, perhitungan rugi
laba mulai dibuat dan diikuti dengan penyusunan neraca yang teratur pada
akhir periode waktu yang bersangkutan. Sistem Belanda atau tata buku sering
disebut sebagai sistem kontinental. Belanda adalah salah satu pendukung
pertama standar akuntansi dan pelaporan keuangan internasional. Belanda
memiliki undang-undang akuntansi dan persyaratan pelaporan keuangan yang
relatif lunak, tetapi standar praktiknya tinggi. Belanda adalah negara hukum,
tetapi akuntansinya berorientasi pada penyajian yang wajar. Pelaporan
keuangan dan akuntansi pajak adalah dua kegiatan yang terpisah, dan
orientasi kewajaran dikembangkan tanpa pengaruh kuat dari pasar saham.
Di Belanda, akuntansi dianggap sebagai cabang ekonomi bisnis,
sehingga banyak pemikiran ekonomi dikhususkan untuk topik akuntansi,
khususnya pengukuran akuntansi. Akuntansi Belanda memiliki beberapa
paradoks yang menarik. Persyaratan akuntansi dan pelaporan keuangan di
Belanda relatif santai, tetapi standar praktik profesional sangat tinggi.
Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat tinggi. Bahasa yang harus
ditulis dalam laporan keuangan adalah Bahasa Belanda, meskipun
dimungkinkan juga untuk menulisnya dalam bahasa Inggris, Portugis, atau
Jerman. Hal-hal berikut harus disertakan dalam laporan keuangan: neraca,
laporan laba rugi, catatan, laporan direktur, dan referensi lainnya. Laporan
keuangan tahunan harus disajikan secara konsolidasi maupun induk. Grup
perusahaan untuk tujuan konsolidasi terdiri dari perusahaan-perusahaan yang
membentuk unit ekonomi di bawah pengendalian bersama. Meskipun metode
penggabungan merger bisnis tersedia dalam beberapa kasus, jarang digunakan
di Belanda. Semua perusahaan domestik yang memperdagangkan sekuritas di
pasar yang diatur diharuskan menggunakan standar IFRS yang diadopsi oleh
Uni Eropa dalam laporan keuangan konsolidasi mereka. Uni Eropa
mengadopsi persyaratan IFRS untuk digunakan dalam laporan keuangan
konsolidasi mereka, tetapi perusahaan asing yang standar yuridiksi

15
nasionalnya dianggap setara dengan IFRS oleh UE dapat menggunakan
standar nasional mereka.

16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Interpretasi Rasio
4.1.1 ASML Holding N.V
Rasio Likuiditas

Tabel 4.1.1
Rumus Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
Rasio Rumus

Current Asset Ratio


Quick Ratio


Cash Ratio

Sumber: Choi (2014)

Tabel 4.1.2
Hasil Current Asset Ratio (€, in millions)
Current Asset Ratio
2019 2020 2021
Current Asset 11.972 15.767 17.929
Current Liabilities 4.694 6.604 12.297
Hasil 2,55 2,39 1,46
Keterangan turun turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa current asset ratio berada


diatas rata-rata yaitu pada tahun 2019 sebesar 2,55 yang berarti ASML memiliki
aktiva lancar yang nilainya dua kali dari utang yang harus dibayar. Kemudian
pada tahun 2020 current asset rasio mengalami penurunan yaitu sebesar 2,39 dan
tahu 2021 sebesar 1,46 akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih

17
berada diatas rata-rata standar sehingga perusahaan bisa di kategorikan baik
dilihat dari current rasionya.

Tabel 4.1.3
Hasil Quick Ratio (€, in millions)
Quick Ratio
2019 2020 2021
Current Asset - Inventory 7.278 11.198 12.750
Current Liabilities 4.694 6.604 12.297
Hasil 1,55 1,70 1,04
Keterangan Naik Turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui Quick Ratio di tahun 2019 sebesar 1,55
naik pada tahun 2020 yaitu sebesar 1,70 yang kemudian mengalami penurunan di
tahun 2021 dengan nilai sebesar 1,04. Hal ini memperlihatkan bahwa quick rasio
ASML dari tahun 2019-2021 lebih dari 1 yang artinya entitas memiliki aktiva
lancar yang cukup untuk menyelesaikan utang lancar yang kemungkinan akan di
bayarkan dalam periode kurang dari 1 tahun.

Tabel 4.1.4
Hasil Cash Ratio (€, in millions)
Cash Ratio
2019 2020 2021
Net Cash Provided by
Operating Activities 3.655 5.307 11.593
Average Current Liabilities 4.243 5.649 9.450
Hasil 0,86 0,94 1,23
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kas rasio periode 2019 sebesar
0,86 dan meningkat pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,94 dan tahun 2021 sebesar

18
1,23. Hal ini memperlihatkan bahwa ASML berada di bawah rata-rata standar
rasio kas dan dapat diartikan bahwa perusahaan belum cukup mampu untuk
membayarkan kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Efisiensi

Tabel 4.1.5
Rumus Rasio Efisiensi
Rasio Efisiensi
Rasio Rumus

Receivables Turnover
( )
"
Inventory Turnover

Asset Turnover
#
Sumber: Choi (2014)

Tabel 4.1.6
Hasil Receivables Turnover (€, in millions)
Receivables Turnover
2019 2020 2021
Net Sales 4.900 6.369 9.417
Average trade receivables 1.643 1.549 2.169
Hasil 2,98 4,11 4,34
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa receivables turnover pada tahun


2019 sebesar 2,98 kemudian mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,11 pada
tahun 2020 dan 4,34 pada tahun 2021. Hal ini memperlihatkan bahwa ASML
berhasil menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dalam waktu 4
kali dalam setahun.

19
Tabel 4.1.7
Hasil Inventory Turnover (€, in millions)
Inventory Turnover
2019 2020 2021
Cost of Goods Sold 6.920 7.610 9.194
Average Inventory 3.624 4.189 4.874
Hasil 1,91 1,82 1,89
Keterangan turun Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui rasio perputaran persediaan pada tahun


2019 sebesar 1,91 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2020 yaitu sebesar
1,82 dan 1,89 pada tahun 2021. Hal ini menyatakan bahwa perusahaan ASML
belum bisa mengelola persediaan dengan baik untuk meningkatkan performa
bisnis perusahaan tersebut.

Tabel 4.1.8
Hasil Assets Turnover (€, in millions)
Assets Turnover
2019 2020 2021
Net Sales 4.900 6.369 9.417
Average Total Assets 22.856 26.451 30.499
Hasil 0,21 0,24 0,31
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui rasio perputaran aset pada tahun 2019
sebesar 0,21 kemudian meningkat pada tahun 2020 sebesar 0,24 dan 0,31 pada
tahun 0,31. Hal ini memperlihatkan bahwa kinerja ASML kurang baik karena
berada di bawah standar rata-rata untuk rasio perputaran aset yang artinya
perputaran aset selama 3 tahun berturut-turut sebanyak 0,2 kali Rp. 1 aktiva tetap
dapat memperoleh penjualan sebanyak 0,2 hingga 0,3 kali.

20
Rasio Profitabilitas

Tabel 4.1.9
Rumus Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Rumus
$
Profit Margin on Sales

% # &
Return on Assets
#
$ # &
Return on Equity
$$ 'ℎ , %)
ℎ*
Payout Ratio
$
Sumber: Choi (2014)

Tabel 4.1.10
Hasil Profit Margin on Sales (€, in millions)
Profit Margin on Sales
2019 2020 2021
Net Income 2.581 3.697 6.135
Net Sales 4.900 6.369 9.417
Hasil 0,53 0,58 0,65
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui profit margin on sales pada tahun 2019
sebesar 0,53 kemudian pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 0,58 dan
0,65 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ASML berada
dalam kondisi baik dalam menghasilkan laba, hal ini karena setiap penjualan Rp.
1 memberikan 53% terhadap laba pada tahun 2019, kemudian 58% pada tahun
2020 dan 65% pada tahun 2021.

21
Tabel 4.1.11
Hasil Return on Assets (€, in millions)
Return on Assets
2019 2020 2021
Earnings After Tax 2.574 3.597 6.291
Average Total Assets 22.856 26.451 30.499
Hasil 0,11 0,14 0,21
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui return on asset ASML Holding periode


2019 sebesar 0,11, kemudian 0,14 pada periode 2020 dan 0,21 pada tahun 2021.
Hal ini menggambarkan bahwa entitas masih kurang optimal dalam hal
menghasilkan profit atau keuntungan.

Tabel 4.1.12
Hasil Return on Equity (€, in millions)
Return on Equity
2019 2020 2021
Net Income After Tax 2.574 3.597 6.291
Commond Stockholders Equity 13.877 15.301 11.844
Hasil 0,19 0,24 0,53
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui return on equity pada periode 2019


sebesar 0,19, kemudian meningkat pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,24 dan 0,53
pada tahun 2021. Hal ini menggambarkan bahwa ASML cukup efisien dalam
penggunaan modal sendiri karena hasil perhitungan dari rasio ROE diatas standar
rata-rata dan selalu mengalami kenaikan yaitu sebesar 19% pada tahun 2019, pada
tahun 2020 sebesar 24% dan 53% pada tahun 2021.

22
Tabel 4.1.13
Hasil Payout Ratio (€, in millions)
Payout Ratio
2019 2020 2021
Cash Dividents 1.326 1.066 1.368
Net Income 2.581 2.581 6.135
Hasil 0,51 0,41 0,22
Keterangan turun turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui payout ratio ASML Holding periode


2019 sebesar 0,51 kemudian menurun pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,41 dan
0,22. Hal ini memperlihatkan bahwa entitas mengalami penurunan dalam hal
memberikan dividen kepada pemilik saham.

Rasio Solvabilitas

Tabel 4.1.14
Rumus Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas
Rasio Rumus
*
Debt to Total Assets
#

Cash Debt Coverage
#
+
$$ 'ℎ %)
Book Value Per Share
$$ ℎ
Sumber: Choi (2014)

23
Tabel 4.1.15
Hasil Debt to Total Assets (€, in millions)
Debt to Total Assets
2019 2020 2021
Debt 10.158 13.566 20.287
Total Assets 24.035 28.867 32.131
Hasil 0,42 0,47 0,63
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui debt to total asset pada tahun 0,42
kemudian meningkat pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,47 dan 0,63 pada tahun
2021. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah nilai rasio DAR maka
kinerja keuangannya semakin baik yang artinya perusahaan ASML selama 3
tahun berturut-turut mengalami penurunan kinerja keuangan hal ini juga tentunya
akan berbanding lurus dengan risiko yang dimiliki perusahaan ASML Holding.

Tabel 4.1.16
Hasil Cash Debt Coverage (€, in millions)
Cash Debt Coverage
2019 2020 2021
Net Cash Provided by
Operating Activities 3.655 5.307 11.593
Average Total Liabilities 9.446 11.826 16.927
Hasil 0.39 0,45 0,68
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui cash debt coverage periode 2019


sebesar 0,39 kemudian meningkat pada tahun 2020 sebesar 0,45 dan 0,68 pada
tahun 2021. Hal ini memperlihatkan bahwa ASML hanya mampu mengembalikan
kewajibannya sebesar 39% di tahun 2019, 45% ditahun 2020 dan 68% ditahun
2021.

24
Tabel 4.1.17
Hasil Book Value Per Share (€, in millions)
Book Value Per Share
2019 2020 2021
Common Stockholders Equity 13.877 15.301 11.844
Outstanding Common Shares 1.020 863 2.443
Hasil 13,6 17,7 4,8
Keterangan Naik Turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui book value per share periode 2019
sebesar 13,6 kemudian meningkat pada tahun 2020 yaitu sebesar 17,7 dan
menurun drastis di tahun 2021 yaitu sebesar 4,8. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi nilainya maka semakin banyak pula dividen yang bisa di berikan
ke pemilik saham ketika perusahaan dilikuidasi.

4.1.2 NXP Semiconductors N.V


Rasio Likuiditas

Tabel 4.1.18
Rumus Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
Rasio Rumus

Current Asset Ratio


Quick Ratio


Cash Ratio

Sumber: Choi (2014)

25
Tabel 4.1.19
Hasil Current Asset Ratio ($, in millions)
Current Asset Ratio
2019 2020 2021
Current Asset 3.260 4.318 5.223
Current Liabilities 1.777 1.976 2.443
Hasil 1.83 2.19 2.14
Keterangan naik turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa current asset ratio berada


diatas rata-rata yaitu pada tahun 2019 sebesar 1,83 yang berarti NXP
Semiconductors memiliki aktiva lancar yang nilainya dua kali dari utang yang
harus dibayar. Kemudian pada tahun 2020 current asset rasio meningkat yaitu
sebesar 2,19 dan periode 2021 sebesar 2,14. Hal ini menggambarkan bahwa
entitas masih berada diatas rata-rata standar sehingga perusahaan bisa di
kategorikan baik dilihat dari current rasionya.

Tabel 4.1.20
Hasil Quick Ratio ($, in millions)
Quick Ratio
2019 2020 2021
Current Asset - Inventory 3.260 3.285 4.034
Current Liabilities 1.777 1.976 2.443
Hasil 1.16 1.66 1.65
Keterangan Naik Turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui Quick Ratio periode 2019 senilai 1,16
naik pada tahun 2020 yaitu sebesar 1,66 yang kemudian mengalami penurunan di
tahun 2021 dengan nilai sebesar 1,65. Hal ini menggambarkan quick rasio

26
perusahaan NXP Semiconductors dari tahun 2019-2021 lebih dari 1 yang
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk
menyelesaikan utang lancar yang kemungkinan akan di bayarkan dalam periode
kurang dari 1 tahun.

Tabel 4.1.21
Hasil Cash Ratio ($, in millions)
Cash Ratio
2019 2020 2021
Net Cash Provided by
Operating Activities 3.733 3.780 3.869
Average Current Liabilities 2.567 1.877 2.210
Hasil 1.45 1.66 1.75
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa cash ratio tahun 2019 senilai
1,46 dan mengalami peningkatan pada periode 2020 yaitu sebesar 1,66 dan tahun
2021 sebesar 1,75. Hal ini memperlihatkan bahwa NXP memiliki kas dan setara
kas yang lebih banyak dibandingkan kewajiban lancar dan dapat diartikan bahwa
perusahaan cukup mampu untuk membayarkan kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Efisiensi
Tabel 4.1.22
Rumus Rasio Efisiensi

Rasio Efisiensi
Rasio Rumus
Receivables Turnover
( )
"
Inventory Turnover

Asset Turnover
#
Sumber: Choi (2014)

27
Tabel 4.1.23
Hasil Receivables Turnover ($, in millions)
Receivables Turnover
2019 2020 2021
Net Sales 4.613 4.236 6.067
Average trade receivables 845 794 903
Hasil 5.46 5.34 6.72
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa receivables turnover periode


2019 sebesar 5.46 kemudian meningkat yaitu sebesar 5,34 pada tahun 2020 dan
6,72 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan NXP
Semiconductors berhasil menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya
dalam waktu 5 sampai 6 kali dalam setahun.

Tabel 4.1.24
Hasil Inventory Turnover ($, in millions)
Inventory Turnover
2019 2020 2021
Cost of Goods Sold 4.264 4.376 4.996
Average Inventory 1.235 1.111 1.110
Hasil 3.45 3.94 4.50
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui rasio perputaran persediaan pada tahun


2019 sebesar 3,45 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2020 yaitu
sebesar 3,94 dan 4,50 pada tahun 2021. Hal ini menggambarkan bahwa NXP
Semiconductors cukup mampu untuk mengelola persediaan dengan baik untuk
meningkatkan performa bisnis perusahaan tersebut.

28
Tabel 4.1.25
Hasil Assets Turnover ($, in millions)
Assets Turnover
2019 2020 2021
Net Sales 4.613 4.236 6.067
Average Total Assets 23.045 22.445 23.157
Hasil 0.20 0.19 0.26
Keterangan turun Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui rasio perputaran aset pada tahun 2019
sebesar 0,20 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 0,19 dan
kembali meningkat pada tahun 2021 sebesar 0,26. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan NXP Semiconductors kurang baik karena berada di bawah
standar rata-rata industri untuk rasio perputaran aset yang artinya perputaran aset
selama 3 tahun berturut-turut sebanyak 0,2 yang artinya Rp. 1 aktiva tetap dapat
menghasilkan penjualan sebanyak 0,2 hingga 0,3 kali.

Rasio Profitabilitas
Tabel 4.1.26
Rumus Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas
Rasio Rumus
$
Profit Margin on Sales

% # &
Return on Assets
#
$ # &
Return on Equity
$$ 'ℎ , %)

Sumber: Choi (2014)

29
Tabel 4.1.27
Hasil Profit Margin on Sales ($, in millions)
Profit Margin on Sales
2019 2020 2021
Net Income 541 308 2.205
Net Sales 4.613 4.236 6.067
Hasil 0.12 0.07 0.36
Keterangan Turun Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui profit margin on sales pada tahun 2019
sebesar 0,12 kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 0,07 dan
kembali meningkat yaitu sebesar 0,36 pada tahun 2021. Hal ini memperlihatkan
bahwa perusahaan NXP Semiconductors berada dalam kondisi kurang optimal
dalam menghasilkan laba, hal ini karena setiap penjualan Rp. 1 memberikan 12%
terhadap laba pada periode 2019, kemudian 7% pada tahun 2020 dan 36% pada
tahun 2021.

Tabel 4.1.28
Hasil Return on Assets ($, in millions)
Return on Assets
2019 2020 2021
Earnings After Tax 499 315 2.133
Average Total Assets 11.444 22.445 23.157
Hasil 0.04 0.002 0.09
Keterangan turun Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui return on asset NXP Semiconductors


pada tahun 2019 sebesar 0,04, kemudian 0,002 pada tahun 2020 dan 0,09 pada
tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 perusahaan hanya
mampu menghasilkan laba sebesar 4%, pada tahun 2020 sebesar 0,2% dan 9%

30
ditahun 2021 yang berarti entitas bisa dikatakan kurang optimal dalam hal
menghasilkan profit atau keuntungan.

Tabel 4.1.29
Hasil Return on Equity ($, in millions)
Return on Equity
2019 2020 2021
Net Income After Tax 499 351 2.133
Commond Stockholders Equity 11,444 11.183 9.105
Hasil 0,04 0,03 0,23
Keterangan Turun Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui return on equity pada tahun 2019


sebesar 0,04, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,03
dan kembali meningkat yaitu sebesar 0,23 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan NXP Semiconductors kurang efisien dalam penggunaan modal
sendiri karena hasil perhitungan dari rasio ROE dibawah standar rata-rata dan
mengalami fluktuasi yaitu sebesar 4% pada tahun 2019, pada tahun 2020 sebesar
3% dan 23% pada tahun 2021.

Rasio Solvabilitas
Tabel 4.1.30
Rumus Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas
Rasio Rumus
*
Debt to Total Assets
#

Cash Debt Coverage
#
+
$$ 'ℎ %)
Book Value Per Share
$$ ℎ
Sumber: Choi (2014)

31
Tabel 4.1.31
Hasil Debt to Total Assets ($, in millions)
Debt to Total Assets
2019 2020 2021
Debt 10.810 11.024 14.543
Total Assets 23.045 22.418 23.896
Hasil 0.47 0.49 0.61
Keterangan Naik Naik
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui debt to total asset pada tahun 0,47
kemudian meningkat pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,49 dan 0,61 pada tahun
2021. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah nilai rasio DAR maka kinerja
keuangannya semakin baik yang artinya perusahaan NXP Semiconductors selama
3 tahun berturut-turut mengalami penurunan kinerja keuangan hal ini juga
tentunya akan berbanding lurus dengan risiko yang dimiliki perusahaan NXP
Semiconductors.

Tabel 4.1.32
Hasil Cash Debt Coverage ($, in millions)
Cash Debt Coverage
2019 2020 2021
Net Cash Provided by
Operating Activities 3.733 3.780 3.869
Average Total Liabilities 11.017 10.917 12.785
Hasil 0.34 0.35 0.30
Keterangan Naik Turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui cash debt coverage pada tahun 2019
sebesar 0,34 kemudian meningkat pada tahun 2020 sebesar 0,35 dan mengalami
penurunan yaitu sebesar 0,30 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa

32
perusahaan NXP Semiconductors hanya mampu mengembalikan kewajibannya
sebesar 34% di tahun 2019, 35% ditahun 2020 dan 30% ditahun 2021.

Tabel 4.1.33
Hasil Book Value Per Share ($, in millions)
Book Value Per Share
2019 2020 2021
Common Stockholders Equity 11.444 11.183 9.105
Outstanding Common Shares 281.437 280.475 264.950
Hasil 0.04 0.04 0.03
Keterangan Tetap Turun
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan tabel diatas diketahui book value per share pada tahun 2019
sampai tahun 2020 sebesar 0,04 dan menurun di tahun 2021 yaitu sebesar 0,03.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilainya maka semakin banyak pula
dividen yang bisa di berikan ke pemilik saham ketika perusahaan dilikuidasi, yang
artinya pada tahun 2019 sampai 2020 dividen yang bisa dibagikan kepada
pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi sebesar 4% dan 3% di tahun 2021.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis perhitungan rasio yang dilakukan pada perusahaan
ASML Holding N.V dan NXP Semikonductors N.V diperoleh kinerja
keuangan ASML Holding N.V dan NXP Semiconductors N.V tidak selalu
mengalami peningkatan setiap tahunnya (2019-2021) baik ditinjau dari segi
likuiditas, profitabilitas, efisiensi maupun solvabilitas.

33
Tabel 4.2.1
Rasio Likuiditas ASML Holding N.V
Rasio Likuiditas
2019 2020 2021
Current Assets Ratio 2,55 2,39 1,46
Quick Ratio 1,55 1,70 1,04
Cash Ratio 0,86 0,94 1,23
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Tabel 4.2.2
Rasio Likuiditas NXP Semiconductors N.V
Rasio Likuiditas
2019 2020 2021
Current Assets Ratio 1,83 2,19 2,14
Quick Ratio 1,16 1,66 1,65
Cash Ratio 1,45 1,66 1,75
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan rasio likuiditas ASML Holding N.V current assets memang


mengalami penurunan di tiap periodenya yang berarti penurunan current rasio ini
akan menyebabkan meningkatnya perubahan laba, namun berdasarkan
perhitungan quick rasio dan cash rasio ASML Holding N.V meningkat dari tahun
2019-2021. Sedangkan pada perusahaan NXP Semiconductors N.V ditinjau dari
Current assets rasio, quick rasio, dan cash rasio mengalami peningkatan dari
tahun 2019-2021. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ASML Holding untuk
melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar turun,
sedangkan pada NXP Semiconductor N.V laba diperoleh perusahaan naik
sehingga earning per share juga naik.

34
Tabel 4.2.3
Rasio Efisiensi ASML Holding N.V
Rasio Efisiensi
2019 2020 2021
Receivables Turnover 2,98 4,11 4,34
Inventory Turnover 1,91 1,82 1,89
Assets Turnover 0,21 0,24 0,31
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Tabel 4.2.4
Rasio Efisiensi NXP Semiconductor N.V
Rasio Efisiensi
2019 2020 2021
Receivables Turnover 5,46 5,34 6,72
Inventory Turnover 3,45 3,94 4,50
Assets Turnover 0,20 0,19 0,26
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan rasio efisiensi atau aktivitas ditinjau dari receivable


turnover ASML Holding N.V dan NXP Semiconductor N.V meningkat di tiap
tahunnya yang berarti semakin mudah bagi perusahaan untuk menjalankan
aktivitas operasionalnya, namun berdasarkan perhitungan inventory turnover
ASML mengalami penurunan sebaliknya NXP mengalami peningkatan yang
artinya penjualan perusahaan ASML tidak begitu baik atau masih ada produk
yang tertahan di gudang sedangkan perusahaan NXP arus keluar produknya cukup
lancar. Berdasarkan perhitungan Assets Turnover perusahaan ASML mengalami
peningkatan yang artinya penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan
semakin efisien sebaliknya perusahaan NXP Semiconductor N.V mengalami
fluktuasi ditiap tahunnya.

35
Tabel 4.2.5
Rasio profitabilitas ASML Holding N.V
Rasio Profitabilitas
2019 2020 2021
Profit Margin on Sales 0,53 0,58 0,65
Return on Assets 0,11 0,14 0,21
Return on Equity 0,19 0,24 0,53
Payout Ratio 0,51 0,41 0,22
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Tabel 4.2.6
Rasio profitabilitas NXP Semiconductor N.V
Rasio Profitabilitas
2019 2020 2021
Profit Margin on Sales 0,12 0,07 0,36
Return on Assets 0,04 0,002 0,09
Return on Equity 0,04 0,03 0,23
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan rasio profitabilitas ditinjau dari profit margin on sales ASML


Holding N.V meningkat yang artinya kegiatan operasional semakin efisien atau
semakin baik, sebaliknya perusahaan NXP Semiconductor masih mengalami
fluktuasi setiap periodenya. Berdasarkan perhitungan return on assets (ROA)
ASML Holding N.V meningkat dari tahun 2019-2021 yang artinya ASML
semakin mampu untuk memanfaatkan aset yang dimiliki untuk memperoleh
keuntungan. Sedangkan pada perusahaan NXP Semiconductors N.V masih
mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Berdasarkan return on equity perusahaan
ASML cenderung meningkat dibandingkan perusahaan NXP yang masih
mengalami fluasi ditiap periodenya hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan
ASML semakin meningkat sehingga menjadi ketertarikan tersendiri bagi investor
untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Akan tetapi jika tinjau dari

36
payout rasio perusahaan ASML mengalami penurunan dari tahun 2019-2021 yang
artinya keuntungan untuk para investor atau pemegang saham juga menurun.

Tabel 4.2.7
Rasio Solvabilitas ASML Holding N.V
Rasio Solvabilitas
2019 2020 2021
Debt to Total Asset 0,42 0,47 0,63
Cash Debt Coverage 0,39 0,45 0,68
Book Value Per Share 13,6 17.7 4,8
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Tabel 4.2.8
Rasio Solvabilitas NXP Semiconductors N.V
Rasio Solvabilitas
2019 2020 2021
Debt to Total Asset 0,47 0,49 0,61
Cash Debt Coverage 0,34 0,35 0,30
Book Value Per Share 0,04 0,04 0,03
Sumber: Diolah Penulis (2023)

Berdasarkan rasio solvabilitas ditinjau dari debt to total assets ASML


Holding N.V dan NXP Semiconductors cenderung meningkat yang artinya
perusahaan akan semakin sulit dalam memperoleh pinjaman tambahan karena
dikhawatirkan perusahaan sulit untuk menutupi hutangnya. Berdasarkan
perhitungan cash debt coverage ASML Holding N.V cenderung meningkat dari
tahun 2019-2021 yang artinya semakin tinggi kecukupan arus kas perusahaan
ASML dalam membayar hutangnya, berbeda dengan NXP Semiconductor
mengalami fluktuasi dari tahun 2019-2021. Berdasarkan book value per share
perusahaan ASML maupun NXP cenderung menurun yang artinya semakin
rendah nilai book value per share maka semakin rendah pula divident yang bisa di
berikan kepada pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi.

37
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan sebagai berikut:

1. ASML Holding N.V ditinjau dari rasio likuiditas berada pada


posisi cukup baik, dari sisi rasio efisiensi ASML Holding n.v
berada di posisi baik, dari sisi rasio profitabilitas ASML Holding
N.V berada di posisi kurang baik dan jika ditinjau dari sisi rasio
solvabilitas ASML Holding N.V berada pada posisi kurang baik.
2. NXP Semiconductors N.V ditinjau dari rasio likuiditas berada
pada posisi baik, dari sisi rasio efisiensi NXP Semiconductors
N.V berada pada posisi baik, kemudian jika ditinjau dari sisi
rasio profitabilitas NXP Semiconductors N.V berada pada posisi
kurang baik dan jika ditinjau dari rasio solvabilitas NXP
Semiconductors N.V berada pada posisi kurang baik.
5.2 Saran
Alangkah baiknya entitas dapat mengendalikan persentase baik
berdasarkan rasio likuiditas, efisiensi, profitabilitas maupun solvabilitas.
Khususnya bagi perusahaan NXP Semiconductors N.V jika di tinjau dari
rasio efisiensi, profitabilitas dan solvabilitas dalam selang waktu 3 tahun
tersebut, kondisi kinerja NXP Semiconductors berada pada posisi kurang
baik. Perusahaan sebaiknya menambah aktiva tanpa menambah hutang
lagi ataupun dengan mengurangi jumlah hutang tanpa mengurangi aktiva
yang ada. (Rodrigues. L, 2018) (Dyansah & Darmayanti, 2022b) (Desi &
Wijaya, 2022b)

39

Anda mungkin juga menyukai