BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia, farmasi merupakan sektor yang menjanjikan. Akibat meningkatnya
permintaan, pemerintah telah memasukkan sektor perangkat medis dan farmasi
sebagai bagian dari sektor prioritas. Sebagai upaya merealisasikan program Making
Indonesia 4.0. Pemerintah berupaya meningkatkan daya saing sektor perangkat medis
dan farmasi dengan mendorong terselenggaranya transformasi digital berbasis
teknologi. Direktur Jenderal Alat Kesehatan dan Farmasi Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) Engko Sosialine Magdalene mengatakan bahwa perkembangan industri
kesehatan menunjukkan perkembangan yang positif. Hal tersebut terlihat dari
keberadaan 11 industri yang mampu memproduksi bahan baku obat-obatan. Padahal,
selama ini sekitar 95% bahan baku obat-obatan di Indonesia diperoleh dari impor.
“Sekarang sudah ada 11 industri bahan baku, dan itu kemajuan yang cukup signifikan.
Mereka produksi antara lain, atorvastatin, simvastatin, eritropoetin, clopidogrel, insulin,
sefalosporin. Keberadaan 11 industri tersebut dapat menurunkan impor bahan baku
obat sebanyak 15% pada 2021. Dengan begitu, Indonesia dapat mengurangi
ketergantungannya terhadap negara lain.”
Situasi saat ini mendorong industri farmasi dan alat-alat kesehatan meningkatkan
produksinya. Sejumlah negara sempat berlomba-lomba mengembangkan vaksin
Corona. Indonesia tidak mau ketinggalan. Termasuk, berinvestasi lebih besar pada
program penelitian kesehatan dan pengadaan vitamin, suplemen, dan obat pemicu
kekebalan tubuh.
Pada periode 2015-2019 industri farmasi di Indonesia telah bertambah sebanyak 132
industri baru, yakni dari sejumlah 198 industri pada tahun 2015 meningkat menjadi 230
industri pada tahun 2019, sedangkan industri bahan baku obat juga meningkat dari
sejumlah 8 industri pada 2016 menjadi 14 industri di tahun 2019. Data tersebut
ditampilkan pada grafik di bawah ini:
Dua perusahaan farmasi tersebut menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih dalam
terutama dari segi pengembangan usahanya. Untuk lebih dulu memahami kondisi dan
karakter perusahaan, maka dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan pada suatu
periode. Dari pos tersebut akan diketahui bagaimana perusahaan menggunakan
keuangan perusahaan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab perusahaan.
Setelah melihat laporan keuangan maka dapat dilakukan analisis laporan keuangannya.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harahap (2018:189), “analisis
laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubunganya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara suatu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun
data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Salah satu hal yang mempengaruhi suatu usaha bertahan keberlangsungannya adalah
dengan adanya pemimpin yang memiliki skill business acumen. Dalam bahasa
Indonesia, business acumen dapat diartikan sebagai keahlian ketajaman bisnis.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bermunculan, hal ini menuntut setiap
perusahaan harus membuat strategi yang tepat demi mempertahankan
keberlangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan, adalah dengan
memiliki pemimpin perusahaan dengan skill business acumen yang baik. Seseorang
yang mampu mengambil keputusan yang tepat dan menguntungkan, memiliki
kemampuan pengambilan risiko, serta mampu membuat strategi pasar merupakan
contoh-contoh dari skill business acumen.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 LAPORAN KEUANGAN
2.1.1 PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka (IAI, 2009:par 7)
Dari pengertian laporan keuangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
laporan keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai alat
untuk mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan. Semua pihak yang
membutuhkan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan akan merujuk pada
laporan keuangan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan harus menyusun laporan
keuangan yang menjadi bahan sarana informasi bagi para analisis dalam proses
pengambilan keputusan dan untuk menyusun strategi yang akan dilakukan pada tahun
berikutnya untuk mengembangkan suatu perusahaan.
b. Laba Rugi
Dalam laporan laba rugi akan menjelaskan sumber-sumber pendapatan yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan dan juga melaporkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu periode.
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba atau justru mengalami kerugian selama
periode tertentu.
c. Arus Kas
Salah satu laporan keuangan yang diperlukan para pengambil keputusan adalah
laporan arus kas. Laporan arus kas berupa anggaran dan realisasi yang berguna antara
lain untuk memprediksi kebutuhan kas perusahaan agar tidak kurang dan tidak
berlebih. Kekurangan kas menimbulkan ketidakstabilan usaha, sedangkan kelebihan
kas merupakan kondisi yang tidak efisien. Laporan arus kas merupakan laporan
keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu
perusahaan selama periode tertentu. Informasi penyajian laporan arus kas pada
umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi dan
kegiatan keuangan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu
proses yang penuh pertimbangan dalam menganalisis pos-pos suatu laporan keuangan
untuk memprediksi bagaimana kinerja keuangan suatu perusahaan pada masa yang
akan mendatang untuk mengambil suatu keputusan bisnis. Dari hasil tersebut
perusahaan akan mampu menentukan langkah-langkah yang harus disusun untuk
meningkatkan kondisi keuangannya.
2.2.2 TUJUAN MELAKUKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan wajib dilakukan oleh setiap perusahaan untuk mengevaluasi
dan mengetahui kondisi keuangannya. Menurut Harahap (2018: 195) “secara lengkap
kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit)
c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan
d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dalam suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan
keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar
perusahaan
e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
(rating)
f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan
g. Dapat menemukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis
h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar ideal
i. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya
j. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa
yang akan datang.”
Selain itu analisis laporan keuangan juga akan mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui apa yang menjadi kelemahan
dan kelebihan suatu perusahaan, maka suatu perusahaan bisa menyusun perencanaan
untuk tahun depan untuk meningkatkan kondisi keuangannya.
2.2.3 TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Dalam menganalisis laporan keuangan terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan. Kasmir (2015:70), menyatakan bahwa terdapat beberapa
jenis teknik analisis laporan keuangan yaitu:
a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Merupakan analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari
satu periode. Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Secara umum dari hasil analisis ini akan
terlihat antara lain:
- Angka-angka dalam rupiah maupun persentase
- Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase.
b. Analisis trend
Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase
tertentu. Analisis ini dilakukan dari priode ke priode sehingga akan terlihat apakah
perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap, serta seberapa besar
perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.
c. Analisis persentase per komponen
Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada
dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui:
- Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total
aktiva
- Struktur permodalan
- Komposisi biaya terhadap penjualan
d. Analisis sumber dan penggunaan dana
Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana
perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk
mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan
dalam suatu periode.
e. Analisis sumber dan penggunaan kas
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan
dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam suatu periode tertentu.
f. Analisis rasio
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada
dalam suatu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan
laporan laba rugi.
g. Analisis kredit
Merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit diberikan
oleh lembaga keuangan seperti bank. Dalam analisis ini digunakan beberapa cara alat
analisis yang digunakan.
h. Analisis laba kotor
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke
periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut
antara periode
i. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point)
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk
dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah
untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
Business financial acumen atau yang biasa disebut dengan ketajaman finansial adalah
pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar keuangan dan akuntansi
agar memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan bisnis.
Seseorang yang memiliki kecerdasan finansial dapat melihat dampak suatu keputusan
terhadap kesehatan keuangan tim, departemen, atau organisasi. Semakin tinggi posisi
seseorang dalam suatu organisasi, semakin besar dampak keputusannya terhadap
arah departemen atau organisasi, bagaimana anggaran dibelanjakan dan sumber daya
dialokasikan, dan kesehatan keuangan organisasi secara keseluruhan. Pemimpin
dengan karakter financial acumen yang kuat memiliki pemahaman komprehensif
mengenai keuangan perusahaannya, memahami profitabilitas, arus kas dan laporan
keuangan.
b. Neraca
c. Arus Kas
3.3 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DARI BUSINESS
FINANCIAL ACUMEN PADA KLBF DAN KAEF
DAFTAR PUSTAKA
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191014/9/1158650/investasi-industri-alkes-dan-farm
asi-naik-signifikan
www.pharmaboardroom.com
www.kalbe.co.id
www.kimiafarma.co.id
referensi: https://business-indonesia.org/pharmaceuticals
LAMPIRAN
FINANCIAL REPORT KLBF 2021
FINANCIAL REPORT KLBF 2022
FINANCIAL REPORT KAEF 2021
FINANCIAL REPORT KAEF 2022