Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEUANGAN

ADDCOFF
MOCCA SAGO JELLY DRINK

Disusun oleh:

Anggita Tiara Pramestya (3.41.21.2.03); 2021

Anjani ‘Ulya (3.41.21.2.04); 2021

Eka Agustina (3.41.21.2.09); 2021

Julia Anggraini (3.41.21.2.15); 2021

Tanti Dyas Sari (3.41.21.2.26); 2021

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia ada bermacam-macam minuman baik minuman tradisional, minuman dari
luar negeri, maupun modifikasi dari kedua minuman tersebut yang memiliki berbagai cita rasa.
Add Coff merupakan salah satu minuman yang dimodifikasi dan minuman ini memiliki cita
rasa yang khas yaitu perpaduan antara susu full cream dengan perisa coffee. Produk Add Coff
ini memiliki peluang besar dikarenakan minuman ini tergolong baru dan belum terlalu banyak
orang mengenal minuman ini sehingga para konsumen penasaran dengan minuman ini. Selain
itu, minuman ini yang tidak terlalu strong rasa coffenya sehingga sangat di gandrungi anak
muda. Produk ini juga memberikan harga yang ekonomis untuk kantong para pelajar dan
mahasiswa sehingga daya beli calon pelanggan dapat meningkat.
Namun, dalam memulai usaha bisnis ini harus mempunyai strategi bersaing, yaitu
keunggulan mutu produk yang tinggi dan harga yang bersaing. Keunggulan mutu produk
terlihat dari penggunaan bahan baku yang berkualitas serta harga jual produk yang tetap dapat
bersaing di pasar. Kedua hal tersebut mengacu kepada perhitungan harga pokok produksi yang
harus dibuat seakurat mungkin supaya hasil laporan harga produksi benar-benar
menggambarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi. Semua biaya, yang
dikeluarkan tersebut akan menjadi Harga Pokok Produksi (HPP) dalam suatu produk tertentu.
Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke dalam
setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum biaya produksi dibagi menjadi
tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya
(Biaya Overhead Pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik
proses produksi yang dihasilkan perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga perlu membuat laporan keuangan untuk mengetahui nilai
keuntungan atau laba bersih yang didapat dalam 1 periode. Semua aset, modal, dan biaya yang
terjadi akan diperlihatkan dalam laporan keuangan, sehingga kita tahu kondisi keuangan dari
kegiatan operasi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada Usaha Addcoff?
2. Bagaimana metode penetapan harga jual pada Usaha Addcoff?
3. Bagaimana laporan keuangan pada Usaha Addcoff?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada Usaha Addcoff.
2. Untuk mengetahui metode penetapan harga jual pada Usaha Addcoff
3. Untuk mengetahui laporan keuangan pada Usaha Addcoff.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan semua transaksi
keuangan yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya
dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan pada suatu periode tertentu. Jika informasi
laporan keuangan ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja
khususnya manajemen perusahaan untuk mengambil sebuah keputusan.
Setiap perusahaan harus menyusun laporan keuangan untuk memberikan informasi
kepada pihak yang berkompeten mengenai posisi keuangan dari masing-masing akun dalam
perusahaan untuk suatu periode tertentu. Di samping itu laporan keuangan juga memberikan
informasi mengenai kinerja perusahaan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan (financial statement) berbeda dengan pelaporan keuangan (financial reporting).
Menurut IAI, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan,
laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : neraca, laba rugi, laporan keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti laporan arus kas, dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan). Pertanggungjawaban
pimpinan perusahaan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan hanya sampai pada penyajian
secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai dengan prinsip
akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten.
Menurut Santoso, laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan pada tanggal tertentu (balance sheet) dan hasil-hasil usaha
yang telah dicapai perusahaan untuk satu periode tertentu (income statement).
Menurut Kasmir, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Menurut Yadiati, laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan
disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang
berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat
pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen. Neraca,
Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal. Laporan Laba-Rugi
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi
periode satu tahun. Laporan Perubahan Posisi Keuangan disajikan dalam berbagai cara, antara
lain Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana, catatan dan laporan lain.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tahun 1996, tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Zaki Baridwan, tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dan sumber-
sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dalam
aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan
mengestimasi potensi perusahaan dalam memperoleh laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan
penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi kebijaksanaan
akuntansi yang dianut perusahaan.
Berdasarkan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar
penggunanya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa
lalu.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya agar
dapat membuat keputusan ekonomi.

2.3 Syarat Laporan Keuangan


Syarat laporan keuangan merupakan ciri khas membuat informasi dalam laporan
keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan bernilai ekonomis.
Syarat yang harus dipenuhi dalam membuat laporan keuangan menurut V. Wiratna Sujarweni
adalah sebagai berikut:
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini, atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari
yang seharusnya disajikan. Selain itu informasi harus diarahkan pada kebutuhan pemakai,
dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena
itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antara periode yang
sama, dan untuk perusahaan yang berbeda.
5. Mempunyai Daya Uji
Laporan keuangan yang telah disusun dengan panduan konsep dasar akuntansi dan prinsip
akuntansi yang sudah disahkan, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
6. Netral
Laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada
kepentingan pemakai tertentu.
7. Tepat Waktu
Bahwa laporan keuangan harus disajikan dalam waktu yang tepat (on time).
8. Lengkap
Bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat – syarat tersebut diatas dan
tidak menyesatkan pembaca.

2.4 Jenis Laporan Keuangan


Secara umum laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis dari laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan
yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Secara umum Neraca
memiliki 2 bentuk yaitu :
a. Neraca Bentuk Staffel adalah bentuk neraca yang disusun ke bawah baik aset maupun
kewajibannya. Pada bagian atas untuk mencatat aset dan bagian bawah untuk mencatat
hutang dan modal.
b. Neraca Bentuk Skontro adalah neraca yang posisi aset dan kewajiban sebelah
menyebelah. Untuk aset di sisi kiri dan kewajiban di sisi kanan.
2. Laporan Laba Rugi yaitu laporan mengenai pendapatan, beban dan laba atau rugi suatu
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan rugi laba secara umum disajikan dalam
bentuk – bentuk sebagai berikut :
a. Bentuk Single Step dalam laporan laba/rugi bentuk single step, untuk akun
penghasilan dikelompokkan terlebih dahulu, kemudian dijumlahkan. Untuk bagian
bawah ada bagian pendapatan baru beban dikelompokkan tersendiri dan dijumlahkan.
Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba atau rugi
bersih.
b. Bentuk Multiple Step untuk pendapatan perlu dipisahkan antara pendapatan pokok
dengan pendapatan di luar usaha pokok, serta memisahkan beban usaha utama dengan
beban di luar usaha.
3. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena
penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik
4. Laporan Arus Kas yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas
selama satu periode tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebuah informasi maupun catatan tambahan yang
ditambahkan untuk memberi penjelasan kepada pembaca atas laporan keuangan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kebutuhan Modal Awal Untuk Memulai Usaha


Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha Mocca Sago Jelly Drink adalah sebesar
Rp 144.700 . Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan pengeluaran awal produksi. Berikut
ini adalah rincian kebutuhan awal yang dibutuhkan untuk memproduksi Mocca Sago Jelly
Drink sebagai berikut :
No. Bahan Jumlah Harga Satuan Total Harga

1. Susu Evaporasi 2 Kaleng Rp 13.000 Rp 26.000

2. Susu UHT 1 Kotak Rp 5.500 Rp 5.500

3. Susu Kental Manis 1 Pack Rp 8.000 Rp 8.000

4. Air Mineral 1 Liter Rp 500 Rp 2.500

5. Agar-agar 1 Bungkus Rp 4.500 Rp 4.500

6. Cincau 2 Bungkus Rp 2.000 Rp 4.000

7. Nescafe 1 Pack Rp 6.000 Rp 6.000

8. Gula Pasir 1 Kg Rp 12.000 Rp 12.000

9. Pasta Moka 1 Botol Rp 6.500 Rp 6.500

10. Sago 1 kg Rp 10.000 Rp 10.000

11. Es Batu 3 Buah Rp 1.000 Rp 3.000

12. Botol 350 ml 20 Botol Rp 975 Rp 19.500

13. Sedotan 1 Pack Rp 14.000 Rp 14.000

14. Stiker Produk 54 Stiker Rp 287 Rp 15.500

TOTAL Rp 137.000

Total kebutuhan modal awal untuk memproduksi Mocca Sago Jelly Drink sebesar Rp
137.000.

3.2 Kebutuhan Modal Untuk Kelangsungan Usaha


Untuk melakukan kegiatan produksi Mocca Sago Jelly Drink yang ke-2 maka
diperlukan melakukan pembelian beberapa bahan dengan rincian sebagai berikut :
No. Bahan Jumlah Harga Satuan Total Harga

1. Susu UHT 1 Kotak Rp 5.500 Rp 5.500


2. Agar-agar 1 Bungkus Rp 4.500 Rp 4.500

3. Cincau 2 Bungkus Rp 2.000 Rp 4.000

4. Es Batu 3 Buah Rp 1.000 Rp 3.000

5. Botol 350 ml 20 Botol Rp 975 Rp 19.500

TOTAL Rp 36.500

Total kebutuhan untuk produksi ke-2 Mocca Sago Jelly Drink sebesar Rp 36.500.

Untuk melakukan kegiatan produksi Mocca Sago Jelly Drink yang ke-2 maka
diperlukan melakukan pembelian beberapa bahan dengan rincian sebagai berikut :
No. Bahan Jumlah Harga Satuan Total Harga

1. Susu Evaporasi 3 Kaleng Rp 12.500 Rp 37.500

2. Susu UHT 1 Liter Rp 18.000 Rp 18.000

3. Susu Kental Manis 1 Pack Rp 8.000 Rp 8.000

4. Agar-agar 2 Bungkus Rp 4.500 Rp 9.000

5. Cincau 5 Bungkus Rp 2.000 Rp 10.000

6. Es Batu 5 Buah Rp 1.000 Rp 5.000

7. Botol 350 ml 24 Botol Rp 975 Rp 23.400

TOTAL Rp 110.900

Total kebutuhan untuk produksi ke-3 Mocca Sago Jelly Drink sebesar Rp 110.900.

A. Catatan Sisa Bahan Yang Masih Ada Di Gudang


Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total Harga

Botol 350 ml 9 Botol Rp 975 Rp 8.775

Sedotan 46 Buah Rp 140 Rp 6.440

Susu Kental Manis 3 Bungkus Rp 1.500 Rp 4.500

Pasta Moka 25 ml RP 6.500 Rp 3.000

Gula Pasir ¼ kg Rp 12.000 Rp 3.000

TOTAL Rp 25.715

Total sisa bahan yang masih ada dalam gudang adalah sebesar Rp 25.715.
B. Biaya Tenaga Kerja
Produksi Jumlah Tenaga Jumlah Jam Upah Per Total
Ke Kerja Kerja Jam

1 5 orang 2 jam Rp 2.000 Rp 20.000

2 5 orang 2 jam Rp 2.000 Rp 20.000

3 5 orang 4 jam Rp 2.000 Rp 40.000

Total Biaya Tenaga Kerja Rp 80.000

Total biaya tenaga kerja selama 3 kali kegiatan produksi sebesar Rp 80.000.

C. Biaya Overhead
Barang Yang Nilai Buku Umur Depresiasi Depresiasi
Didepresiasi Per Tahun Selama 1
Bulan

Kompor Gas Rp 200.000 5 Tahun Rp 40.000 Rp 3.334

Tabung Gas Rp 20.000 5 Tahun Rp 4.000 Rp 334

Panci Rp 30.000 5 Tahun Rp 6.000 Rp 500

Baskom Rp 15.000 2 Tahun Rp 7.500 Rp 625

Peralatan Rp 45.000 3 Tahun R 15.000 Rp 1.250

Total Rp 310.000 - Rp 72.500 Rp 6.043

Total biaya overhead selama kegiatan produksi sebesar Rp 6.043.

D. Fixed Cost
Biaya Sewa = Rp 150.000/bulan = Rp 45.000 / 3 kali produksi
Biaya Pemasaran = Rp 50.000/bulan = Rp 15.000 / 3 kali produksi
Total Fixed cost selama 3 kali produksi sebesar Rp 60.000.

E. Harga Pokok Produksi


Biaya Produksi Harga Pokok Produksi

Biaya Bahan Rp 258.185

Biaya Tenaga Kerja Rp 80.000

Biaya Overhead Pabrik Rp 6.043

TOTAL Rp 344.228
2.3 Laporan Keuangan

Produksi

Modal Rp 137.000

Pengeluaran Awal Rp 137.000

Sisa Modal Rp 0

Penjualan

Hasil Penjualan Rp 405.000

Harga Pokok Produksi Rp 344.228

Biaya Operasional (Fixed Cost) Rp 60.000

LAPORAN LABA RUGI


ADDCOFF MOCCA SAGO JELLY DRINK
PER 12 DESEMBER 2022

Penjualan :

54 Botol x Rp 7.500 Rp 405.000

Dikurangi :

Harga Pokok Produksi (Rp 344.228)

Laba Kotor Rp 60.772

Biaya Operasional (Rp 60.000)

Laba Bersih Rp 772

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


ADDCOFF MOCCA SAGO JELLY DRINK
PER 12 DESEMBER 2022

Modal (Awal) Rp 137.000


Modal Peralatan Rp 310.000

Laba Bersih Rp 772

Modal (Akhir) Rp 447.772

LAPORAN POSISI KEUANGAN


ADDCOFF MOCCA SAGO JELLY DRINK
PER 12 DESEMBER 2022

Aset : Liabilitas :

Kas Rp 258.100 Utang Gaji Rp 80.000

Persediaan Rp 25.715 Utang Bi. Pemasaran Rp 15.000

Peralatan Rp 310.000 Utang Sewa Rp 45.000

Akm. Dep. (Rp 6.043) Total Liabilitas : Rp 140.000


Peralatan

Rp 303.957

Ekuitas :

Modal Rp 447.000

Saldo Laba Rp 772

Total Ekuitas Rp 447.772

Total Aset Rp 587.772 Total Liabilitas dan Rp 587.772


Ekuitas
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu
Addcoff merupakan minuman rasa kopi yang tergolong baru di masyarakat sehingga cocok
untuk dijadikan wirausaha. Namun, dalam menjual suatu produk harus benar-benar
memperhatikan dan memperhitungkan semua biaya dengan benar dan matang. Hal ini
merupakan hal yang sangat penting dan wajib untuk diperhatikan. Karena, ketika kita salah
dalam memperhitungkan biaya yang dikeluarkan, maka nantinya akan berpengaruh terhadap
usaha kita ke depannya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal tersebut harus diperlukan
adanya penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) terhadap suatu produk tertentu. Salah satu
fungsi dari Harga Pokok Produksi (HPP) ini adalah untuk mengetahui berapa harga jual dan
berapa keuntungan yang akan kita dapatkan nantinya. Dari data di atas yang telah diperoleh,
Harga Pokok Produksi (HPP) keseluruhan produk pada usaha Addcoff sebesar Rp344.228 dan
harga jualnya sebesar Rp405.000.

4.2 Saran
Selain simpulan yang telah dirumuskan di atas, penulis akan memberikan beberapa
saran diantaranya adalah sebaiknya kepada pemilik usaha Addcoff harus berhati-hati dalam
menghitung harga pokok produksi dan menetapkan harga jual pada setiap produknya. Pemilik
usaha tersebut harus menyesuaikannya dengan permintaan masyarakat pada umumnya.
Sehingga dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan kedua metode yaitu metode Full Costing dan Variable Costing. Dengan
menggunakan Full Costing dapat mengambil keputusan jangka panjang, sedangkan Variable
Costing dapat mengambil keputusan jangka pendek seperti pengambilan keputusan pesanan
khusus.

Anda mungkin juga menyukai