Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS RASIO

DISUSUN OLEH

ANGGOTA KELOMPOK:
1. MEILDA SWARI (A0C018066)
2. MUHARROMI MILLENIA S. (A0C018076)
3. IIN NURMALA SARI (A0C018050)
4. LIDIA WATI (A0C018062)
5. MIFTAHUL HIDAYAH (A0C018068)
6. JUBAEDAH (A0C018057)

PROGRAM STUDI D3 AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang “Laporan
keuangan dan Analisis Rasio” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen keuangan. Penyusunan makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Penulis

( )
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan yang akan
memberikan informasi keuangan bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun
entitas-entitas lain di luar perusahaan. Sehingga untuk mengetahui kinerja laporan keuangan
tersebut kita memerlukan suatu analisis. Analisis-analisis inilah yang harus dipahami oleh
kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun
sebagai investor jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan. Oleh
karena itu, untuk membantu penganalisis agar mengetahui keadaan dan perkembangan
keuangan perusahaan kita bisa menggunakan analisis rasio seperti rasio aktivitas, rasio
likuiditas, rasio provitabilitas, dan rasio harga pasar. Selain itu, dapat digunakan analisis lain
seperti sistem du pont, common size, perbandingan dan sebagainya untuk menganalisa suatu
perusahaan tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka diperlukanlah pemahaman yang matang untuk
mengkaji laporan keuangan suatu perusahaan untuk melakukan tindakan atau pun
pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian laporan keuangan dan analisis rasio?
2. Apa saja jenis-jenis laporan keuangan dan analisis rasio?
3. Apa tujuan dari laporan keuangan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi keuangan mengenai
suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan berfungsi sebagai laporan
pertanggung jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi pemilik modal, laporan keuangan
berfungsi untuk megevaluasi kinerja manajer perusahaan selama satu periode. Dengan
adanya laporan keuangan ini, manajer perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar
kinerjanya dinilai baik.
Pada akhir periode, perusahaan akan membuat laporan keuangan. Akhir periode bisa
tiap akhir bulan atau tiap akhir tahun. Laporan keuangan untuk disampaikan kepada pihak
luar perusahaan umumnya dibuat tiap akhir tahun. Pihak luar perusahaan antara lain:
a. Investor
b. Karyawan
c. Pemberi Pinjaman
d. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
e. Pelanggan
f. Pemerintah
g. Masyarakat
Laporan keuangan memuat informasi yang bersifat keuangan seperti jumlah aktiva,
jumlah kewajiban, jumlah modal, jumlah pendapatan, jumlah biaya dan arus kas. Informasi
yang bersifat keuangan diambil dari ringkasan transaksi yang terjadi selama satu periode.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :
1. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
2. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan disebutkan sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban
perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari
kegiatan usaha dalam mencari laba.
c. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memeberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

3. Tujuan kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut :
a. Relevance yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan
dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting
tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
c. Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain ukurannya harus ada.
d. Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
e. Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya
akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun
perusahaan lain.
g. Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua
kebutuhan yang layak dari para pemakai.

Adapun tujuan laporan keuangan menurut laporan “Trueblood Committee” adalah


sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.
b. Menyajikan informasi terutama pada para pemakai yang memiliki otoritas, kemampuan
atau sumber-sumber yang terbatas dalam memperoleh informasi dan mereka
menyandarkan diri pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi tentang
kegiatan ekonomi perusahaan.
c. Menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh para investor dan kreditor untuk
memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi aliran kas potensial untuk mereka
dalam ukuran jumlah, waktu dan hubungannya dengan ketidakpastian.
d. Menyediakan informasi kepada para pemakai untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi
earning power perusahaan.
e. Menyediakan informasi yang dapat dipakai dalam menilai kemampuan manajemen untuk
memanfaatkan pemakaian sumber-sumber secara efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan.
f. Menyediakan informasi faktual dan interpretatif tentang transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian yang lain digunakan untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power
perusahaan. Dasar anggapan yang mendasari interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi
akan diungkapkan.
g. Menyediakan laporan posisi keuangan yang dapat dipakai untuk prediksi, pembandingan
dan evaluasi earning power perusahaan. Laporan tersebut akan menyediakan informasi
yang berhubungan dengan transaksi perusahaan dan kejadian-kejadian lainnya yang
merupakan bagian siklus earning tidak lengkap. Nilai saat ini (current value) juga akan
dilaporkan jika terdapat perbedaan yang signifikan dengan harga perolehan historical
(historical cost). Aktiva dan hutang akan dikelompokkan atau dipisahkan oleh
ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu realisasi prospektif atau likuidasi.
h. Menyediakan laporan earning periodik yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan
evaluasi earning power perusahaan. Hasil bersih siklus earning yang komplit dan hasil
kegiatan perusahaan dalam perkembangan yang diakui kearah penyelesaian siklus yang
belum selesai akan dilaporkan. Perubahan dalam nilai yang digambarkan dalam laporan
keberhasilan posisi keuangan juga akan dilaporkan, tetapi secara terpisah, sejak mereka
membedakan ukuran kepastian realisasinya.
i. Menyediakan laporan kegiatan keuangan yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan
dan evaluasi earning power perusahafakan. Laporan ini akan melaporkan sebagian besar
aspek-aspek faktual transaksi perusahaan yang mempunyai atau diharapkan mempunyai
konsekuensi kas yang signifikan. Laporan ini akan melaporkan data yang memerlukan
judgment minimal dan interpretasi oleh pihak penyusun.
j. Menyajikan informasi yang bermanfaat untuk proses prediktif. Peramalan keuangan akan
disajikan jika peramalan tersebut akan meningkatkan realibilitas prediksi para pemakai.
k. Lembaga pemerintahan dan organisasi tidak bertujuan laba adalah untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat untuk menilai efektifitas pengelolaan sumber-sumber dalam
mencapai tujuan organisasi. Pengukuran prestasi akan dikuantitaskan dalam ukuran
tujuan-tujuan yang diidentifikasikan.
l. Melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini adalah
pengaruh yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diatur dan sifatnya penting untuk
menentukan peranan perusahaan dalam lingkungan sosialnya.

Dari berbagai laporan yang disampaikan oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya, tak pelak lagi laporan tahunan merupakan yang terpenting. Ada dua jenis
informasi yang disajikan dalam laporan ini. Pertama, bagaia uraian ( verbal ), yang setiap kali
berupa kata pengantar dari presiden direktur, yang menggambarkan hasil operasi perusahaan
selama tahun yang lalu serta membahas perkembangan baru yang akan mempengaruhi
dimasa mendatang. Kedua, laporan tahunan terdiri dari empat laporan keuangan utama
perhitungan rugi-laba, neraca,perhitungan laba yang ditahan, dan laporan arus kas (laporan
peredaran dana). Secara bersama-sama, laporan ini memberikan suatu gambaran akuntansi
atas operasi serta posisi keuangan perusahaan. Data terinci tersedia untuk dua tahun terakhir,
dengan disertai ikhtisar data operasi dalam sajian statistik untuk lima atau sepuluh tahun.
Informasi kuantitatif (yang berupa angka-angka) dan informasi verbal sama
pentingnya. Laporan keuangan melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi atas laba atu
dividen selama beberapa tahun yang lalu, sedangkan laporan verbal berupaya menjelaskan
mengapa terjadi perbedaan-perbedan dimasa lalu. Sebagai contoh, laba Salmon inc. merosot
tajam pada tahun 1987,hingga menjadi $130 juta dibandingkan $516 jutapada tahun 1986.
Manajemen melaporka bahwa penurunan laba tersebut disebabkan oleh kerugian akibat
merosotnya pasar saham seraca tajam pada tahun 1987 dan karena melonjaknya biaya akibat
perusahaan mengalami pertumbuhan pesat. Meskipun demikian, selanjutnya manajemen
memaparkan gambaran yang lebih optimis untuk masa mendatang, dengan mengatakan
bahwa skala informasi telah dirampingkan, bahwa beberapa perusahaan yang kurang
menguntungkan telah dihapus, dan bahwa laba pada tahun 1988 diharapkan akan meningkat
secara tajam. Tentu saja, penigkatan profitabilitas tidak dapat terjadi, dan para analis akan
membandingkan pernyataan manajemen dimasa lalu dengan hasil-hasil dicapai pada tahun
berikutnya. Sesungguhnya, informasi yang terkandung didalam laporan keuangan digunakan
oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang, dan
tentang risiko atas nilai perkiraan tersebut. Oleh, karena itu, laporan keuangan jelas sangat
penting bagi investor.
2.3 Jenis Laporan Keuangan
Setelah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dicatat dalam persamaan dasar
akuntansi, kemudian ringkasan transaksi tersebut dilaporkan kepada pihak luar perusahaan
yang memerlukannya.
Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Laporan Keuangan No. 1 Tahun 2002
(PSAK No 1 Tahun 2002) terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan Laba-Rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan

2.4 Komponen-Komponen Laporan Keuangan


1. Neraca
Dalam sistem tatabuku dobel yang mula-mula diajarkan oleh pendeta Italia Paciollo
pada tahun 1494, neraca itu asal mulanya hanya dipergunakan untuk menyatakan bahwa
pembukuan perusahaan telah “ditutup” dan membuktikan bahwa ada keseimbangan antara
debit dan kredit. Baru pada akhir abad ke 18, orang mulai menyusun suatu neraca
berdasarkan urutan-urutan yang kita kenal sekarang. Lazimnya aktiva dan pasiva disusun
berdasarkan urutan menurut likwiditas, artinya disusun menurut kemungkinan untuk
mentransformasikan aktiva-aktiva tersebut menjadi uang tunai.
Daftar yang memuat informasi secara terperinci semua aktiva, kewajiban perusahaan
serta modal pemilik pada waktu tertentu disebut neraca (balance sheet). Waktu tertentu bisa
akhir bulan, akhir triwulan, akhir tahun dan waktu tertentu lainnya.
Bentuk neraca ada dua bentuk yaitu bentuk skontro (account form) dan bentuk laporan
(report form). Dalam neraca bentuk skontro, Aktiva disajikan disebelah kiri sedangkan
kewajiban dan modal disajikan disebelah kanan. Dalam neraca bentuk laporan, Aktiva
disajikan paling atas sedangkan kewajiban dan modal disajikan bawahannya.
Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Aktiva (Asset)
Committee on Terminology (1953 hlm. 26) mendefinsikan aktiva adalah “Sesuatu yang
disajikan di saldo debet yang akan dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip
akuntansi (bukan karena saldo negative yang akan dinilai sebagai utang), saldo debet ini
merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan
kekayaan di masa yang akan datang”.
Aktiva dibagi menjadi dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.
Pengelompokkan aktiva ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap di atur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun 2002).
1) Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva yang secara normal ditranformasikan
menjadi kas dalam jangka waktu setahun atau sebelum berakhirnya siklus produksi
(jika siklus ini melebihi jangka waktu setahun). Yang termasuk kedalam aktiva lancar
antara lain kas, piutang usaha, wesel tagih, persediaan barang, suplai toko, suplai
kantor, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang akan diterima, investasi jangka
pendek.
2) Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva yang dipergunakan dalam perusahaan dan
mempunyai kegunaan yang melebihi satu masa pembukuan. Yang termasuk kedalam
aktiva tetap antara lain peralatan, kendaraan, bangunan/gedung dan tanah.

b. Kewajiban (Liabilities)
Definisi dari entity theory yaitu “Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus
dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatanyang
sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negatif aktiva)”.
Kewajiban dibagi menjadi dua kelompok yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Pengelompokkan kewajiban jangka panjang diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun 2002).
1) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam
satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan. Kewajiban/hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, bunga dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka pendek antara lain utang usaha,
wesel bayar, semua pendapatan yang diterima dimuka, semua biaya yang belum
dibayar dan kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dua belas bulan setelah
tanggal neraca.
2) Kewjiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
digolongkan ke dalam kewajiban jangka panjang. Contohnya adalah hutang obligasi,
hutang bank dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka panjang antara lain hutang
hipotek dan pinjaman obligasi.
c. Modal (Equity)
Modal (equity) adalah “suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah
dikurangi kewajibannya”.

Sisi kiri dari neraca akhir tahun 1988 dan 1989 untuk perusahaan Stanley, yang
disajikan dalam tabel 1 memperlihatkan aktiva perusahaan, sementara sisi kanan
menunjukkan kewajiban dan ekuitas, atau klaim terhadap aktiva tersebut, yang lazim disebut
pasiva. Aktiva diurut berdasarkan tingkat likuiditas, atau lamanya waktu yang diperlukan
untuk mengkonversinya menjadi kas. Kewajiban diurut mulai dari saat pembayaran tercepat
sampai ke yang paling lama: utang usaha umumnya bayar dalam 30 hari, wesel bayar diluasi
dalam 90 hari, dan sebagainya, sampai kepada ekuitas pemegang saham, yang menunjukkan
kepemilikan yang tidak perlu dibayarkan kembali.

Tabel 1. Berikut ini disajikan table The Stanley Company Neraca Per 31 Desember

Aktiva 1989 1988 Kewajiban dan ekuitas 1989 1988


Kas 50 55 Utang usaha 60 30
Sekuritas 0 25 Wesel bayar 100 60
Piutang usaha 350 315 Hutang gaji (akrual) 10 10
Persediaan 300 215 Hutang pajak (akrual) 130 120
Total aktiva lancar 700 610 Total kewajiban 300 200
Nilai kotor aktiva
tetap 1800 1470 Obligasi hipotik pertama 500 520
Dikurangi
penyusutan 500 400 Surat utang 300 60
Nilai bersih aktiva
tetap 1300 1070 Total utang jangka panjang 800 580
Saham preferen (20000 lembar,nilai pari
1 20 20
Saham biasa (50000 lembar, nilai pari 1 50 50
Tambahan modal disetor 80 80
Laba yang ditahan 750 730
Total ekuitas pemegang saham 900 800
Total aktiva 2000 1680 Total kewajiaban dan ekuitas 2000 1680

2. Perhitungan Rugi-laba
Laba-rugi yaitu laporan yang memuat informasi mengenai pendapatan dan beban yang
terjadi selama satu periode tertentu dalam suatu perusahaan. Satu periode tertentu misalnya
satu bulan, satu semester dan satu tahun. Selisih antara pendapatan dengan beban disebut laba
bersih (net income) atau rugi bersih (net loss). Apabila pendapatan lebih besar dari beban
maka selisihnya disebut laba bersih, tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban maka
selisihnya disebut rugi bersih.

Komponen-komponen laba-rugi adalah sebagai berikut :


a. Penjualan
b. Harga pokok penjualan
c. Laba bruto
d. Beban usaha
e. Laba usaha
f. Pendapatan dan beban lain-lain
g. Laba sebelum pos luar biasa
h. Pos luar biasa
i. Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi
j. Laba sebelum pajak penghasilan
k. Pajak penghasilan
l. Laba bersih

Tabel 2 menyajikan perhitungan rugi-laba tahun 1988 dan 1989 untuk The Stanley
Company. Penjualan bersih diperlihatkan pada bagian atas masing-masing laporan, yang
dikurangi dengan berbagai biaya, termasuk pajak penghasilan, untuk menentukan laba bersih
bagi para pemegang saham. Laporan atas laba dan dividen per saham disajikan pada bagian
bawah laporan. Dalam manajemen keuangan, laba per saham ( earning per share = EPS )
disebutkan “the bottom line” ( baris terbawah), yang menandakan bahwa dari semua poin
yang ada pada perhitungan rugi-laba, EPS-lah yang terpenting. Stanley mendapat laba 2,24
per saham pada tahun 1989, menurun dari 2,44 pada tahun 1988, tetapi dividennya masih
naik dari 1,64 menjadi 1,84.

Tabel 2. Berikut ini disajikan tabel The Stanley Company Perhitungan Rugi Laba untuk
Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember

(Ribuan,kecuali untuk data per saham)


LAPORAN LABA RUGI 1989 1988
Penjualan bersih 3000 2850
Biaya dan beban
Tenaga kerja (upah) dan bahan 2544 2413
Penyusutan 100 90
Penjualan 22 20
Umum dan administrasi 40 35
Pembayaran lease atas bangunan 28 28
Total biaya operasi 2734 2586
Laba operasi bersih, atau laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) 266 264
Dikurangi beban bunga
Bunga atas wesel bayar 8 2
Bunga atas obligasi 40 42
Bunga atas "surat utang" 18 3
Total bunga 66 47
Laba sebelum pajak 200 217
Pajak pemerintah federal dan negara bagian (40%) 80 87
Laba bersih sebelum deviden preferen 120 130
Deviden bagi pemegang saham preferent 8 8
Laba bersih yang tersediabagi pemegang saham biasa 112 122
Pengunaan laba bersih
Deviden bagi pemegang saham biasa 92 82
Laba yang ditahan 20 40
Data per lembar saham biasa
Harga saham (akhir tahun) 26,50 27,00
Laba per saham (EPS) 2,24 2,44
Deviden per saham (DPS) 1,84 1,64
Ada 50.000 lembar saham biasa yang beredar; lihat tabel 7-2. Ingat bahwa EPS dihitung
setelah dikurangi dengan dividen preferen- yakni, atas laba bersih yang tersedia bagi
pemegang saham biasa. Kalkulasi EPS dan DPS untuk tahun 1989 adaah sebagai berikut:

EPS = Laba bersih sesudah pajak = 112.000 = 2,24

Saham biasa yang beredar 50.000

DPS = Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa = 92.000 = 1,84

Saham biasa yang beredar 50.000

3. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal yaitu laporan mengenai perubahan modal pemilik suatu
perusahaan selama satu periode misalnya satu bulan, satu semester atau satu tahun. Dari
laporan ini dapat diketahui apakah modal pemilik bertambah atau berkurang bila
dibandingkan dengan modal pemilik sebelumnya. Adapun penyebabnya bertambahnya modal
pemilik yaitu :
a. Perusahaan memperoleh laba bersih
b. Adanya investasi tambahan dari pemilik perusahaan.
Sedangkan penyebab berkurangnya modal pemilik yaitu :
a. Perusahaan menderita rugi
b. Adanya pengambilan pribadi (prive) oleh pemilik

Laporan perubahan modal harus memuat informasi berikut :


a. Modal pada awal periode
b. Laba atau rugi selama satu periode
c. Tambahan modal dari investasi pemilik
d. Pembagian laba kepada pemilik
e. Laba atau rugi yang tidak dibagikan pada periode sebelumnya

4. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah laporan yang memuat informasi mengenai ringkasan
penerimaan dan pengeluaran kas suatu badan usaha yang terjadi selama satu periode, setiap
satu bulan atau suatu semester atau satu tahun. Arus kas adalah arus masuk kas (Penerimaan
kas) dan arus keluar kas (Pengeluaran kas).
Arus kas (Penerimaan dan pengeluaran kas) dikelompokkan kedalam tiga kelompok
yaitu Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari
aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (PSAK No.2 tahun
2002).
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak temasuk setara kas(PSAK No.2 tahun 2002).
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (PSAK No.2 tahun 2002).

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai pos yang ada dalam neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan atas laporan
keuangan dimaksudkan untuk membantu pemakai laporan keuangan dalam memahami
laporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pemakai laporan untuk
pengambilan keputusan.

2.5 Bagian-bagian laporan keuangan


1. Neraca (Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan
alokasi dari dana,kewajiban dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber
dana perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan yang mengikhtisarkan pendapatan
dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu kuartal
atau satu tahun.
3. Laporan Laba Ditahan (Statement of Shareholders Equity), menyajikan perubahan-
perubahan pada pos-pos ekuitas untuk mengidentifikasi alasa perubahan klaim
pemegang ekuitas atas aktivanya.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), Tujuan dari pembuatan laporan arus
kas ini adalah:
a. Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan
selama periode tertentu.
b. Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas
investasi,aktivitas pendanaan,aktivitas operasi.
2.6 Tujuan Laporan Keuangan
1. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Menunjukkan apa yang dilakukan manajemen (stewardship),atau pertanggung jawaban
manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

2.7 Pengguna Laporan Keuangan Dan Tujuan Penggunaannya


1. Investor: penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen.
2. Karyawan: karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman: pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya: pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman
kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup
perusahaan.
5. Pelanggan: para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau bergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah: pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik
pendapatan nasional dan statisti lainnya
7. Masyarakat: perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara.
Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam
modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
dan rangkaian aktivitasnya.

2.8 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan


1. Analisis Time Series dan Cross Sectional
a. Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa
periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari
waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat
melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode
tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada
kondisi keuangan tertentu
b. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio
perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri
(rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
2. Analisis Commond Size dan Analisis Index
a. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan
keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva
didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%. Elemen-
elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban
dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba
rugi commond base-nya penjualan, elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan
dengan penjualan.
b. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen
laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan
keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
2.9 Analisis Rasio
Analisis rasio perusahaaan biasanya merupakan langkah pertama dalam analisis
keuangan. Rasio dirancang untuk memperlihatkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan
laporan keuangan . Misalnya perusahaan a mungkin mempunyai utang sebesar $5.248.760
dan beban bunga sebesar $419.900, sementara perusahaan B mempunyai utang sebesar
$52.647.980 dan beban bunga sebesar $3.948.600. Perusahaan mana yang lebih kuat? Untuk
melunasinya dapat diketahui secara pasti (1) dengan membandingkan masing-masing utang
perusahaan terhadap aktivanyadan (2) dengan membandingkan bunga yang harus dibayar
dengan laba yang tersedia untuk membayar bunga. Perbandingan-perbandingan seperti itu
dibuat melalui analisis rasio.
Dalam paragraf-paragraf berikut, kita akan menghitung rasio keuangan tahun 1989
untuk The Stanley Company dan kemudian mengevaluasi rasio- rasio tersebut serta
membandingkannya dengan rata-rata industri. Perhatikan bahwa semua jumlah dolar dalam
perhitungan rasio tersebut adalah ribuan.
Fungsi umum analisis rasio keuangan adalah untuk manajemen dan investor seperti
yang telah disebutkan di atas. Tentu saja fungsi tersebut tidak sesederhana itu. Untuk lebih
mengerti fungsi dari analisa rasio keuangan perusahaan Anda akan diperkenalkan jenis-jenis
rasio keuangan. Budi Raharjo dalam buku Keuangan Dan Akuntansi (2007 : 104)
mengelompokkan rasio keuangan perusahaan menjadi lima, yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
Dalam rasio likuiditas, analisis dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh
tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
Salah satu yang menjadi perhatian utama dari kebanyakan analisis keuangan adalah
likuiditas. Apakah perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban untuk melunasi
pinjamannya? Stanley mempunyai utang sebesar $300.000 yang harus dilunasi dalam
tahun mendatang. Apakah pemenuhan kewajiban ini akan terganggu? Suatu analisis
likuiditas yang lengkap mensyaratkan penggunaan anggaran kas ( diuraikan dalam
Bab 9 ), tetapi dengan membandingkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya terhadap
kewajiban lancar, analisis rasio menyediakan suatu ukuran atas likuiditas yang cepat
ddan mudah digunakan. Dua rasio likuiditas yang lazim digunakan dibahas dalam
bagian ini.
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajibn lancar:
Rasio lancar = Aktiva lancar / Kewajiban lancar = $700 / $300 = 2,3 kali
Rata-rata indusrti = 2,5 kali
Aktiva lancar biasanya terdiri atas kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan.
Kewajiban lancar biasanya terdiri atas utang usaha, wesel bayar, jangka pendek, utang
jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam setahun, pajak penghasilan akrual, dan
beban akrual atau beban terutang ( terutama upah ).
Apabila suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan , pembayaran utang
usahanya akan menjadi lebih lambat, pinjamannya ke bank akan lebih banyak, dan
sebagainya. Jika kewajiban lancar ini tumbuh lebih cepat daripada aktiva lancar, rasio
lancar akan merosot, dan hal ini dapat membahayakan. Karena rasio lancar
merupakan satu-satunya indikator terbaik yang menunjukkan sejauh mana kewajiban
lancar dapat dipenuhi dengan aktiva lancar, maka rasio ini paling lazim digunakan
sebagai ukuran dari solvensi jangka pendek. Alasannya adalah karena rasio tersebut
menunjukkan seberapa besar aktiva yang dapat di konversi menjadi kas pada saat
kewajiban lancar jatuh tempo. Rasio lancar Stanley sedikit dibawah rata-rata industri,
yaitu 2,5 tetapi hal itu belum mengkhawatirkan. Kelihatannya posisi Stanley hampir
sejajar dengan sebagian produsen peralatan khusus lainnya. Karena aktiva lancar
dijadwalkan untuk dikonversikan menjadi uang tunai dalam waktu dekat, adalah
sangat mungkin bahwa aktiva tersebut dapat dilikuidasi kira-kira sebesar sebasar nilai
bukunya. Karena rasio lancar adalah 2,3 maka dengan hanya melikuidasi 43 persen
dari nilai buku aktiva lancar, Stanley sudah dapat melunasi semua kreditor lancar (
jangka pendek).
b. Rasio Cepat (Quick Ratio / Acid Test Ratio), merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Rasio cepat dihitung dengan jalan mengurangi aktiva lancar dengan persediaan dan
kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar.
Rasio cepat = Aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar = $400 / $300 = 1,3 kali
Rata-rata industri = 1,0 kali
Persediaan lazimnya merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid, karena itu
apabila terjadi likuidasi, maka atas aktiva ini mungkin akan diderita kerugian yang
lebih besar jika dibandingkan aktiva lancar lainnya. Karena itu, mengukur
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek tanpa dikaitkan
dengn penjualan persediaan adalah penting.
Rasio cepat rata-rata industri adalah 1,0 sehingga rasio Stanley yang 1,3 itu
lebih baik dibandingkan dengan rasio perusahaan pada industri sejenis. Jika piutang
usaha dapat ditagih, perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya meskipun tanpa
menjual persediaan sama sekali.
c. Rasio Solvabilitas (Leverage / Solvency Ratio), merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang.

2. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)


Rasio perputaran persediaan mengukur aktivitas atau likuiditas perusahaan dilihat dari
ketersediaan barang. Rasio ini menunjukkan efisiensi di mana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Rasio perputaran atau pemanfaatan persediaan = Penjualan / Persediaan =$3.000/$300 = 10
kali
Rata- rata industri = 9 kali
Ini berarti bahwa suatu persediaan Stanley dijual dan kemudian hasilnya digunakan untuk
membeli persediaan kembali selama 10 kali dalam setahun.

Perputaran persediaan Stanley sebanyak 10 kali lebih baik daripada rata-rata industri ,
yaitu sebanyak 9 kali. Hal ini mengisyaratkan bahwa perushaan tersebut tidak menahan stok
persediaan secara berlebihan; stok yang berlebihan,tentu saja tidak produktif dan merupakan
suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah atau nol. Rasio perputaran
persediaan yang tinggi dari Stanley juga akan membuat rasio-rasio lancar menjadi lebih
meyakinkan. Apabila perputarannya rendah-misalnya 3 atau 4 kali kita mungkin bertanya-
tanya apakah perushaan tersebut menyimpan persediaan yang rusak atau usang yang nilainya
sudah jauh lebih rendah daripada yang dilaporkan .
Dua masalah timbul dalam penghitungan dan penganalisisan rasio perputaran persediaan .
Pertama, penjualan dinyatakan dengan harga pasar, sehingga jika persediaan di ukur dengan
harga pokoknya,sebagaimana umumnya, maka tingkat perputaran tersebut akan dinyatakan
terlalu tinggi. Karena itu, akan lebih tepat menggunakan harga pokok penjualan sebagai
pengganti penjualan dalam rumus tersebut. Meskipun demikian, perushaan penyusun statistik
rasio keuangan yang terkemuka,seperti Dun dan Bradstreet, menggunakan rasio penjualan
terhadap persediaan yang diukur dengan harga pokok. Agar hasil perhitungan kita bisa
dibandingkan dengan hasil perhitungan yang dipublikasikan oleh Dun dan Bradstreet dan
organisasi serupa, perputaran persediaan harus diukur dengan penjualan sebagai pembilang,
seprti yang kita lakukan di sini.
Masalah kedua terletak pada kenyataan bahwa penjualan terjadi sepanjang tahun, padahal
angka-angka persediaan dihitung atau di tentukan pada suatu waktu tertentu . Karena itu,
akan lebih tepat apabila kita menggunakan jumlah persediaan rata-rata. Jika kegiatan
perusahaan tersebut sangat bersifat musiman, atau jika kecenderungan penjulan tengah
melonjak atau merosot selama tahu tersebut, penting sekali untuk membuat beberapa
penyesuaian. Namun, agar bisa dibandingkan dengan rata-rata industri, kita tidak
menggunakan angka persedianan rata-rata tersebut.

Jangka waktu penagihan digunakan untuk menaksir piutang usaha dan DSO dihitung
dengan membagi piutang usaha dengan penjualan harian rata-rata guna mengetahui berapa
hari hasil penjualan tertanam dalam bentuk piutang usaha. Jadi, DSO menunjukkan berapa
lama rata-rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan dilakukan. Perhitungan
untuk Stanley memperkirakan bahwa jangka waktu penagihan adalah 42 hari, sedikit diatas
rata-rata industri yang lamanya 36 hari.

DSO = Jangka waktu penagihan = piutang / penjualan rata-rata perhari

= piutang / penjualan tahunan(360)

= $350

$3.000/360

= $350 = 42 hari

$8.333

Rata-rata industri = 36 hari

DSO dapat juga dievaluasi dengan membandingkannya terhadap syarat-syarat penjualan.


Misalnya, jika syarat penjualan menyebutkan pembayaran dalam 30 hari, padahal penagihan
sesungguhnya baru terjadi dalam 42 hari, maka secara rata-rata para pelanggan tidak
membayar utangnya pada waktunya. Apabila trend dalam DSO selama beberapa tahun yang
lalu naik, tetapi kewajiban penjualan kredit tidak berubah, ini menjadi petunjuk yang kuat
bahwa langkah- langkah harus diambil untuk memperlancar penagihan piutang usaha.

Perputaran Aktiva Tetap. Rasio perputaran aktiva tetap, disebut juga rasio pemanfaatan
aktiva tetap, mengukur sampai seberapa efektif perusahaan menggunakan pabrik serta
peralatannya. Ini merupakan rasio penjualan terhaap aktiva tetap (besih ).

Rasio Perputaran atau pemanfaatan aktiva tetap = penjualan/aktiva tetap = $3.000 / $1300 =
2,3
Rata-rata industri = 3,0 kali
Rasio Stanley sebesar 2,3 kali lebih buruk dibandingkan dengan rata-rata industri yag sebesar
3 kali. Ini menunjukkan bahwa presentase kapasitas yang digunakan belum setinggi
perusahaan lain dalam industri yang sama. Manajer keuangan harus mempersoalkan hal ini
manakala orang- orang produksi meminta dana untuk investasi baru.
Masalah potensial yang utama muncul apabila rasio perputaran aktiva tetap digunakan
untuk membandingkan perusahaan- perusahaan yang berbeda. Ingat kembali bahwa semua
aktiva, kecuali kas dan piutang usaha mencerminkan harga perolehannya. Inflasi
menyebabkan nilai sejumlah besar aktiva yang dibeli pada waktu yang alau menjadi sangat
kecil. Karena itu jika kita membandingkan suatu perusahaan yang sudah lama berdiri, yang
telah memperoleh sebagian besar aktiva tetapnya bertahun-tahun yang lalu dengan harga
renda, dengan perusahaan baru yang memperoleh aktiva tetapnya beberapa waktu yang lalu.
Kita mungkin akan menemukan bahwa perusahaan yang sudah lama berdiri melaporkan
perputaran aktiva tetap yang lebih tinggi akan tetapi, mungkin ini lebih memperlihatkan
ketidakmampuan akuntan menemukan metode akuntansi yang tepat untuk keadaan inflasi
dari pada memperlihatkan ketidakefisienan pada perusahaan baru tersebut. Profesi akuntansi
sedang berupaya untuk menemukan cara- cara penyusunan laporan keuangan yang
mencerminkan nilai saat ini ketimbang nilai- nilai masa lalu. Apabila neraca didasarkan pada
nilai saat ini, ketepatan perbandingan tidak akan meragukan, tetapi higga saat ini masalah
tersebut arus kita hadapi. Karena para analis keuangan umunnya tidak memiliki data yang
diperlukan untuk mengadakan penyesuaian, maka mereka harus benar-benar menyadari
bahwa suatu masalah mungkin akan timbul dan harus dihadapi dengan pertimbangan sendiri.
Rasio perputaran total aktiva, yang merupakan rasio pengelolaan aktiva yang terakhir,
mengukur perputaran, atau pemanfaatan, dari semua aktiva perusahaan; rasio tersebut
dihitung dengan jalan membagi penjualan dengan total aktiva:
Rasio perputaran total aktiva = penjualan / total aktiva = $3.000 / $2.000 = 1,5 kali
Rata – rata industri = 1,8 kali
Rasio perputaran total aktiva Stanley sedikit dibawah rata- rata industri, hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak menghasilkan volume usaha yang cukup
untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya. Penjualan harus ditingkatkan, beberapa aktiva
harus dijual, atau gabungan dari langkah- langkah yang harus dilakukan.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan
kepada Anda. Rasio yang digunakan adalah:
a. Rasio utang terhadap aktiva (total debt to asset ratio), mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Yang umumnya disebut rasio utang, menghitung presentase total dana yang
disediakan oleh para kreditor:

Rasio Utang = Total utang = 1.100 = 55% Rata-rata industri = 40%

Total aktiva 2.000

Utang mencakup baik kewajiban lancar maupun utang jangka panjang. Kreditor lebih
banyak menyukai rasio utang yang rendah karena dalam keadaan demikian tersedia
dana penyangga yang besar bagi kreditor apabila terjadi likuidasi.

Rasio utang Stanley adalah 55%; ini berarti bahwa para kreditorlah, yang
menyediakan lebih separuh dari total pembiayaan perusahaan. Karena rasio utang
rata-rata untuk indusrti ini dan untuk perusahaan manufaktur pada umumnya adalah
40%, maka akan sulit bagi stanley untuk meminjam dana tambahan tanpa menambah
ekuitasnya terlebih dahulu. Para kreditor akan enggan meminjamkan tambahan dana,
dan manajemen mungkin khawatir bahwa perusahan akan terkena undang-undang
kepailitan apabila rasio utang ditingkatkan dengan meminjam dana tambahan.

b. Rasio utang terhadap ekuitas (total debt to equity ratio), menunjukkan hubungan
antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
kreditur dengan pemilik perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (Profitability Ratio)
Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
dibanding penjualan atau aktiva. Analisa ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
sebagai berikut:
a. Margin laba kotor (gross profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
b. Margin laba operasi (operating profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga
dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
c. Margin laba bersih (net profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

5. Rasio Investasi (Investment Ratio)


Rasio investasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada
di pasar modal dalam jangka waktu tertentu. Rasio tersebut memiliki nilai manfaat bagi para
investor sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham
di pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA

Weston, J. Fred and Eugne F. Brigham.1989.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Jl. H.Baping Raya


No. 100 Ciracas, Jakarta 13740: Erlangga

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-pengertian-dan-fungsi-analisa-rasio-keuangan-
perusahaan/,

https://edudetik.blogspot.com/2014/05/makalah-laporan-keuangan-lengkap.html .

Anda mungkin juga menyukai