DISUSUN OLEH
ANGGOTA KELOMPOK:
1. MEILDA SWARI (A0C018066)
2. MUHARROMI MILLENIA S. (A0C018076)
3. IIN NURMALA SARI (A0C018050)
4. LIDIA WATI (A0C018062)
5. MIFTAHUL HIDAYAH (A0C018068)
6. JUBAEDAH (A0C018057)
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang “Laporan
keuangan dan Analisis Rasio” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen keuangan. Penyusunan makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
( )
BAB I
PENDAHULUAN
3. Tujuan kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut :
a. Relevance yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan
dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting
tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
c. Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain ukurannya harus ada.
d. Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
e. Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya
akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun
perusahaan lain.
g. Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua
kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Dari berbagai laporan yang disampaikan oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya, tak pelak lagi laporan tahunan merupakan yang terpenting. Ada dua jenis
informasi yang disajikan dalam laporan ini. Pertama, bagaia uraian ( verbal ), yang setiap kali
berupa kata pengantar dari presiden direktur, yang menggambarkan hasil operasi perusahaan
selama tahun yang lalu serta membahas perkembangan baru yang akan mempengaruhi
dimasa mendatang. Kedua, laporan tahunan terdiri dari empat laporan keuangan utama
perhitungan rugi-laba, neraca,perhitungan laba yang ditahan, dan laporan arus kas (laporan
peredaran dana). Secara bersama-sama, laporan ini memberikan suatu gambaran akuntansi
atas operasi serta posisi keuangan perusahaan. Data terinci tersedia untuk dua tahun terakhir,
dengan disertai ikhtisar data operasi dalam sajian statistik untuk lima atau sepuluh tahun.
Informasi kuantitatif (yang berupa angka-angka) dan informasi verbal sama
pentingnya. Laporan keuangan melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi atas laba atu
dividen selama beberapa tahun yang lalu, sedangkan laporan verbal berupaya menjelaskan
mengapa terjadi perbedaan-perbedan dimasa lalu. Sebagai contoh, laba Salmon inc. merosot
tajam pada tahun 1987,hingga menjadi $130 juta dibandingkan $516 jutapada tahun 1986.
Manajemen melaporka bahwa penurunan laba tersebut disebabkan oleh kerugian akibat
merosotnya pasar saham seraca tajam pada tahun 1987 dan karena melonjaknya biaya akibat
perusahaan mengalami pertumbuhan pesat. Meskipun demikian, selanjutnya manajemen
memaparkan gambaran yang lebih optimis untuk masa mendatang, dengan mengatakan
bahwa skala informasi telah dirampingkan, bahwa beberapa perusahaan yang kurang
menguntungkan telah dihapus, dan bahwa laba pada tahun 1988 diharapkan akan meningkat
secara tajam. Tentu saja, penigkatan profitabilitas tidak dapat terjadi, dan para analis akan
membandingkan pernyataan manajemen dimasa lalu dengan hasil-hasil dicapai pada tahun
berikutnya. Sesungguhnya, informasi yang terkandung didalam laporan keuangan digunakan
oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang, dan
tentang risiko atas nilai perkiraan tersebut. Oleh, karena itu, laporan keuangan jelas sangat
penting bagi investor.
2.3 Jenis Laporan Keuangan
Setelah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dicatat dalam persamaan dasar
akuntansi, kemudian ringkasan transaksi tersebut dilaporkan kepada pihak luar perusahaan
yang memerlukannya.
Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Laporan Keuangan No. 1 Tahun 2002
(PSAK No 1 Tahun 2002) terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan Laba-Rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
b. Kewajiban (Liabilities)
Definisi dari entity theory yaitu “Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus
dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatanyang
sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negatif aktiva)”.
Kewajiban dibagi menjadi dua kelompok yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Pengelompokkan kewajiban jangka panjang diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun 2002).
1) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam
satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan. Kewajiban/hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, bunga dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka pendek antara lain utang usaha,
wesel bayar, semua pendapatan yang diterima dimuka, semua biaya yang belum
dibayar dan kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dua belas bulan setelah
tanggal neraca.
2) Kewjiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
digolongkan ke dalam kewajiban jangka panjang. Contohnya adalah hutang obligasi,
hutang bank dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka panjang antara lain hutang
hipotek dan pinjaman obligasi.
c. Modal (Equity)
Modal (equity) adalah “suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah
dikurangi kewajibannya”.
Sisi kiri dari neraca akhir tahun 1988 dan 1989 untuk perusahaan Stanley, yang
disajikan dalam tabel 1 memperlihatkan aktiva perusahaan, sementara sisi kanan
menunjukkan kewajiban dan ekuitas, atau klaim terhadap aktiva tersebut, yang lazim disebut
pasiva. Aktiva diurut berdasarkan tingkat likuiditas, atau lamanya waktu yang diperlukan
untuk mengkonversinya menjadi kas. Kewajiban diurut mulai dari saat pembayaran tercepat
sampai ke yang paling lama: utang usaha umumnya bayar dalam 30 hari, wesel bayar diluasi
dalam 90 hari, dan sebagainya, sampai kepada ekuitas pemegang saham, yang menunjukkan
kepemilikan yang tidak perlu dibayarkan kembali.
Tabel 1. Berikut ini disajikan table The Stanley Company Neraca Per 31 Desember
2. Perhitungan Rugi-laba
Laba-rugi yaitu laporan yang memuat informasi mengenai pendapatan dan beban yang
terjadi selama satu periode tertentu dalam suatu perusahaan. Satu periode tertentu misalnya
satu bulan, satu semester dan satu tahun. Selisih antara pendapatan dengan beban disebut laba
bersih (net income) atau rugi bersih (net loss). Apabila pendapatan lebih besar dari beban
maka selisihnya disebut laba bersih, tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban maka
selisihnya disebut rugi bersih.
Tabel 2 menyajikan perhitungan rugi-laba tahun 1988 dan 1989 untuk The Stanley
Company. Penjualan bersih diperlihatkan pada bagian atas masing-masing laporan, yang
dikurangi dengan berbagai biaya, termasuk pajak penghasilan, untuk menentukan laba bersih
bagi para pemegang saham. Laporan atas laba dan dividen per saham disajikan pada bagian
bawah laporan. Dalam manajemen keuangan, laba per saham ( earning per share = EPS )
disebutkan “the bottom line” ( baris terbawah), yang menandakan bahwa dari semua poin
yang ada pada perhitungan rugi-laba, EPS-lah yang terpenting. Stanley mendapat laba 2,24
per saham pada tahun 1989, menurun dari 2,44 pada tahun 1988, tetapi dividennya masih
naik dari 1,64 menjadi 1,84.
Tabel 2. Berikut ini disajikan tabel The Stanley Company Perhitungan Rugi Laba untuk
Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember
DPS = Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa = 92.000 = 1,84
Perputaran persediaan Stanley sebanyak 10 kali lebih baik daripada rata-rata industri ,
yaitu sebanyak 9 kali. Hal ini mengisyaratkan bahwa perushaan tersebut tidak menahan stok
persediaan secara berlebihan; stok yang berlebihan,tentu saja tidak produktif dan merupakan
suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah atau nol. Rasio perputaran
persediaan yang tinggi dari Stanley juga akan membuat rasio-rasio lancar menjadi lebih
meyakinkan. Apabila perputarannya rendah-misalnya 3 atau 4 kali kita mungkin bertanya-
tanya apakah perushaan tersebut menyimpan persediaan yang rusak atau usang yang nilainya
sudah jauh lebih rendah daripada yang dilaporkan .
Dua masalah timbul dalam penghitungan dan penganalisisan rasio perputaran persediaan .
Pertama, penjualan dinyatakan dengan harga pasar, sehingga jika persediaan di ukur dengan
harga pokoknya,sebagaimana umumnya, maka tingkat perputaran tersebut akan dinyatakan
terlalu tinggi. Karena itu, akan lebih tepat menggunakan harga pokok penjualan sebagai
pengganti penjualan dalam rumus tersebut. Meskipun demikian, perushaan penyusun statistik
rasio keuangan yang terkemuka,seperti Dun dan Bradstreet, menggunakan rasio penjualan
terhadap persediaan yang diukur dengan harga pokok. Agar hasil perhitungan kita bisa
dibandingkan dengan hasil perhitungan yang dipublikasikan oleh Dun dan Bradstreet dan
organisasi serupa, perputaran persediaan harus diukur dengan penjualan sebagai pembilang,
seprti yang kita lakukan di sini.
Masalah kedua terletak pada kenyataan bahwa penjualan terjadi sepanjang tahun, padahal
angka-angka persediaan dihitung atau di tentukan pada suatu waktu tertentu . Karena itu,
akan lebih tepat apabila kita menggunakan jumlah persediaan rata-rata. Jika kegiatan
perusahaan tersebut sangat bersifat musiman, atau jika kecenderungan penjulan tengah
melonjak atau merosot selama tahu tersebut, penting sekali untuk membuat beberapa
penyesuaian. Namun, agar bisa dibandingkan dengan rata-rata industri, kita tidak
menggunakan angka persedianan rata-rata tersebut.
Jangka waktu penagihan digunakan untuk menaksir piutang usaha dan DSO dihitung
dengan membagi piutang usaha dengan penjualan harian rata-rata guna mengetahui berapa
hari hasil penjualan tertanam dalam bentuk piutang usaha. Jadi, DSO menunjukkan berapa
lama rata-rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan dilakukan. Perhitungan
untuk Stanley memperkirakan bahwa jangka waktu penagihan adalah 42 hari, sedikit diatas
rata-rata industri yang lamanya 36 hari.
= $350
$3.000/360
= $350 = 42 hari
$8.333
Perputaran Aktiva Tetap. Rasio perputaran aktiva tetap, disebut juga rasio pemanfaatan
aktiva tetap, mengukur sampai seberapa efektif perusahaan menggunakan pabrik serta
peralatannya. Ini merupakan rasio penjualan terhaap aktiva tetap (besih ).
Rasio Perputaran atau pemanfaatan aktiva tetap = penjualan/aktiva tetap = $3.000 / $1300 =
2,3
Rata-rata industri = 3,0 kali
Rasio Stanley sebesar 2,3 kali lebih buruk dibandingkan dengan rata-rata industri yag sebesar
3 kali. Ini menunjukkan bahwa presentase kapasitas yang digunakan belum setinggi
perusahaan lain dalam industri yang sama. Manajer keuangan harus mempersoalkan hal ini
manakala orang- orang produksi meminta dana untuk investasi baru.
Masalah potensial yang utama muncul apabila rasio perputaran aktiva tetap digunakan
untuk membandingkan perusahaan- perusahaan yang berbeda. Ingat kembali bahwa semua
aktiva, kecuali kas dan piutang usaha mencerminkan harga perolehannya. Inflasi
menyebabkan nilai sejumlah besar aktiva yang dibeli pada waktu yang alau menjadi sangat
kecil. Karena itu jika kita membandingkan suatu perusahaan yang sudah lama berdiri, yang
telah memperoleh sebagian besar aktiva tetapnya bertahun-tahun yang lalu dengan harga
renda, dengan perusahaan baru yang memperoleh aktiva tetapnya beberapa waktu yang lalu.
Kita mungkin akan menemukan bahwa perusahaan yang sudah lama berdiri melaporkan
perputaran aktiva tetap yang lebih tinggi akan tetapi, mungkin ini lebih memperlihatkan
ketidakmampuan akuntan menemukan metode akuntansi yang tepat untuk keadaan inflasi
dari pada memperlihatkan ketidakefisienan pada perusahaan baru tersebut. Profesi akuntansi
sedang berupaya untuk menemukan cara- cara penyusunan laporan keuangan yang
mencerminkan nilai saat ini ketimbang nilai- nilai masa lalu. Apabila neraca didasarkan pada
nilai saat ini, ketepatan perbandingan tidak akan meragukan, tetapi higga saat ini masalah
tersebut arus kita hadapi. Karena para analis keuangan umunnya tidak memiliki data yang
diperlukan untuk mengadakan penyesuaian, maka mereka harus benar-benar menyadari
bahwa suatu masalah mungkin akan timbul dan harus dihadapi dengan pertimbangan sendiri.
Rasio perputaran total aktiva, yang merupakan rasio pengelolaan aktiva yang terakhir,
mengukur perputaran, atau pemanfaatan, dari semua aktiva perusahaan; rasio tersebut
dihitung dengan jalan membagi penjualan dengan total aktiva:
Rasio perputaran total aktiva = penjualan / total aktiva = $3.000 / $2.000 = 1,5 kali
Rata – rata industri = 1,8 kali
Rasio perputaran total aktiva Stanley sedikit dibawah rata- rata industri, hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak menghasilkan volume usaha yang cukup
untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya. Penjualan harus ditingkatkan, beberapa aktiva
harus dijual, atau gabungan dari langkah- langkah yang harus dilakukan.
Utang mencakup baik kewajiban lancar maupun utang jangka panjang. Kreditor lebih
banyak menyukai rasio utang yang rendah karena dalam keadaan demikian tersedia
dana penyangga yang besar bagi kreditor apabila terjadi likuidasi.
Rasio utang Stanley adalah 55%; ini berarti bahwa para kreditorlah, yang
menyediakan lebih separuh dari total pembiayaan perusahaan. Karena rasio utang
rata-rata untuk indusrti ini dan untuk perusahaan manufaktur pada umumnya adalah
40%, maka akan sulit bagi stanley untuk meminjam dana tambahan tanpa menambah
ekuitasnya terlebih dahulu. Para kreditor akan enggan meminjamkan tambahan dana,
dan manajemen mungkin khawatir bahwa perusahan akan terkena undang-undang
kepailitan apabila rasio utang ditingkatkan dengan meminjam dana tambahan.
b. Rasio utang terhadap ekuitas (total debt to equity ratio), menunjukkan hubungan
antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
kreditur dengan pemilik perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (Profitability Ratio)
Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
dibanding penjualan atau aktiva. Analisa ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
sebagai berikut:
a. Margin laba kotor (gross profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
b. Margin laba operasi (operating profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga
dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
c. Margin laba bersih (net profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-pengertian-dan-fungsi-analisa-rasio-keuangan-
perusahaan/,
https://edudetik.blogspot.com/2014/05/makalah-laporan-keuangan-lengkap.html .