Anda di halaman 1dari 8

Ruang Lingkup Laporan Keuangan

A. Arti Pentingnya Laporan Keuangan


Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan,
sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan
keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi
tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya
untuk melakukan penawaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go
public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama dua tahun terakhir
yang sudah diperiksa oleh akuntan publik.

Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan


informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus
disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk


▪ Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas.
▪ Tujuan laporan keuangan → memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

B. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun
buku yang bersangkutan.

Menurut Sundjaja dan Barlian (2001 : 47) laporan keuangan adalah suatu laporan
yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat
komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau
aktivitas perusahaan.

Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Munawir (1991 : 2) laporan


keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan.

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang


mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

C. Pengertian Dasar Analisis Laporan Keuangan


Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisa dan Laporan Keuangan.
Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat menjelaskannya dari arti
masing-masing kata. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu
unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca,
Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana).

Kalau dua pengertian ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara
satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Sofian Syafri Harahap,
1998:190).

Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut


Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan
keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah
perubahan (trend) suatu fenomena.

Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah


laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur
tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan tersebut (Dwi Prastowo, 2002:52).

Untuk membantu pembaca dalam menafsirkan data bisnis, laporan keuangan


biasanya disajikan dalam bentuk komparatif. Laporan komparatif adalah laporan
keuangan yang disajikan berdampingan untuk dua tahun atau lebih (Simamora,
2003:515). Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, struktur modal
perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha/
pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-
nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.

D. Syarat-Syarat Laporan Keuangan


Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila memenuhi syarat-syarat seperti
dibawah ini:
a) Relevan : Data yang diolah dan disajikan dalam laporan keuangan hanyalah data
yang ada kaitannya dengan transaksi yang bersangkutan. Data yang tidak perlu
diungkapkan dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan tidak perlu
disajikan.

b Jelas dan dapat dimengerti : Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan harus ditampilkan dengan cara sedemikian rupa hingga jelas dapat
dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan. Dengan demikian,
para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang relevan dari
informasi yang dibaca.

c) Dapat diuji kebenarannya : Data dan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan harus dapat ditelusuri kepada bukti asalnya, baik dalam bentuk dokumen
dasar, formulir berharga, maupun fisik aktiva bersangkutan. Semua data dan
informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh manajemen
perusahaan.

d) Netral : Laporan keuangan haruslah disajikan untuk dapat dipergunakan oleh


semua pihak. Laporan keuangan tidak ditujukan untuk memenuhi pihak-pihak
tertentu, sehingga harus dibuat lebih dari satu macam laporan keuangan sesuai
dengan kebutuhan informasi para pemakai. Laporan keuangan yang disajikan harus
dibuat tidak bias atau harus netral sehingga semua pihak dapat
mempergunakannya.

e) Tepat waktu : Laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan, sehingga


jelas batas pelaporan dari posisi harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya dari
perusahaan yang akan dilaporkan. Waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan
jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar, dalam arti tidak terlalu terlambat
sehingga dapat digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang
sifatnya manajerial maupun teknikal.

f) Dapat diperbandingkan : Laporan keuangan yang disajikan harus dapat


diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya sebagai dasar untuk
mengikuti perkembangan arah (trend) dari harta, hutang, modal, pendapatan, serta
biaya. Dasar dari laporan yang dapat diperbandingkan adalah penerapan prinsip
akuntansi secara konsisten.

g) Lengkap : Data yang disajikan dalam informasi akuntansi, baik dalam neraca,
ikhtisar laba-rugi, maupun ikhtisar posisi keuangan, haruslah lengkap sehingga
tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan
keuangan. Keutuhan data akuntansi merupakan syarat mutlak bagi tercapainya azas
relevan.

E. Keterbatasan Laporan Keuangan


Laporan keuangan mempunyai kelemahan:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara

2. Laporan keuangan menunjukan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat,
tetapi dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah

3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat


mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan

4. Laporan keuangan bersifat sejarah (histories) yang merupakan laporan kejadian-


kejadian di masa lalu atau yang telah lewat

5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan
tiap-tiap pemakai

6.Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya menghadapi


ketidakpastian

7. Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang sebenarya dilihat dari sudut
ekonomi daripada berpegang pada formilnya

8. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah tekhnis, sering terdapat istilah-


istilah yang umum tetapi diberi pengertian yang khusus.

Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan


tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai
beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan
merupakan laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva
tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan
tercantum sebesar nilai bukunya.

3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah. Daya beli uang dari hari kehari selalu
berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.

4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang, Laporan keuangan


adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang
dapat dinyatakan dengan satuan uang.

5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-
satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi


kebutuhan pihak-pihak tertentu.

7. Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran -


taksiran dan berbagai pertimbangan.

8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.

9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Bila


terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian
suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau
nilai aktiva yang paling kecil.

10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa /
transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).

11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.

12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan


menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.

13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.

15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.

16. Nilai beli rupiah makin lemah.

F. Peranan Pemeriksaan Akuntan Publik


Akuntan publik atau pemeriksa independen adalah akuntan yang menjual jasa
profesionalnya kepada masyarakat/klien, terutama untuk jenis pemeriksaan
laporan keuangan. Untuk dapat berpraktek sebagai akuntan publik di Indonesia,
seseorang harus telah lulus dari fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan
memperoleh gelar akuntan dan memperoleh ijin praktek dari Departemen
Keuangan.

Jasa yang diberikan oleh akuntan publik adalah memberikan jasa pemeriksaan
laporan keuangan agar dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu berpedoman pada
tiga hal yakni: Norma Pemeriksaan Akuntan, Prinsip Akuntansi Indonesia, dan kode
etik profesi.

Berikut ini merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan public :


a. Jasa dibidang perpajakan
b. Membantu membuat sistem akuntansi
c. Konsultan dalam bidang manajemen

G. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:
a. Neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang
dan modal) pada saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan
suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-
buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)

b. Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan,
berbagai Biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.

c. Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode


tertentu.
d. Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu.

e. Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi,
kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.

H. Hubungan Antara Berbagai Laporan Keuangan


Satu set lengkap laporan keuangan umumnya mencakup neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal (juga disebut ‘ekuitas pemegang saham’), dan laporan
arus kas. Laporan keuangan secara keseluruhan menyajikan berbagai jenis
informasi tentang kegiatan perusahaan selama periode waktu tertentu dalam
angka-angka. Masing-masing laporan, meskipun banyak yang saling terkait, tetap
memiliki peranan berbeda, dengan sudut pandang dan fokus penyajian yang
berbeda-beda pula. Dengan demikian, maka satu macam laporan tidak bisa
menggantikan laporan yang lain.

Hubungan Antara Berbagai Laporan Keuangan


Kedelapan hubungan diidentifikasi oleh nomor dalam tanda kurung:
(1) Pendapatan dan biaya, yang disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan
perubahan dalam aktiva dan kewajiban dalam neraca.

(2) Laba bersih mengalir ke dalam laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham)
dan merupakan determinan penting dari saldo akhir periode laba ditahan.

(3) Saldo akhir akun modal (ekuitas) memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas sesuai
dengan jumlah yang sama di pemegang saham bagian ekuitas pada neraca.

(4) Saldo akhir dari laba ditahan dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo laba ditahan
pada pemegang saham ‘bagian ekuitas pada neraca.

(5) Saldo akhir kas dalam laporan arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan di
neraca.

(6) Arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari
transaksi-transaksi termasuk dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih dan
arus kas bersih dari aktivitas operasi disajikan sebagai bagian dari laporan arus kas.

(7) Aktivitas investasi dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif
dari perubahan dalam aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca.

(8) Pembiayaan kegiatan dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan
negatif dari hutang dan ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo utang dan
ekuitas disajikan dalam neraca.

Anda mungkin juga menyukai