NIM : 18.05.72.0003
UJIAN TENGAH SEMSTER ANALISIS KEUANGAN SEKTOR PUBLIK (F1)
(a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
(e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
(f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
7. Karena Aset bersejarah adalah aset unik yang dimiliki oleh negara. Aset tersebut dijaga dan
dilindungi oleh negara, sebab keberadaannya tidak dapat dibuat oleh pabrik, tidak dapat
dilipatgandakan, dan memiliki nilai historis. Permasalahan yang muncul ketika membahas
mengenai aset bersejarah adalah akuntansi aset bersejarah. Permasalahan Akuntansi tersebut
berkaitan dengan pengakuan, penilaian, dan penyajian aset bersejarah dalam laporan
keuangan pemerintah. Meskipun aset bersejarah masuk dalam kategori aset, akan tetapi aset
bersejarah tidak dapat dilaporkan dalam neraca. Dalam PSAP 07 dijelaskan bahwa Aset
bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit, misalnya jumlah unit koleksi yang dimiliki atau
jumlah unit monumen, dalam Catatan atas Laporan Keuangan dengan tanpa nilai. Ciri aset
bersejarah :
Terdapat nilai budaya, lingkungan, pendidikan dan sejarah yang terkandung pada aset
bersejarah tersebut yang tidak sepenuhnya mencerminkan nilai moneter.
Masa manfaat aset bersejarah tersebut umumnya sangat panjang, bahkan pada
beberapa kasus tidak bisa didefinisikan.
Nilai dari aset bersejarah tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Pembatasan dan larangan yang sah menurut Undang-Undang untuk masalah
penjualan.
Dilindungi, dirawat, serta dipelihara.
8. Informasi pada LO :
mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan;
mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan
laporan secara komparatif;
mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas (bila
surplus operasional).