Anda di halaman 1dari 6

Pelaporan Keuangan Sektor Publik (Bagian 1)

Mata Kuliah
Akuntansi Sektor Publik

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Triya Sangsaranani (146220121004)
2. Priskila Pasaribu (146220121006)
3. Intan Darmayanti (146220121024)
4. Lefina Naomi Bleskadit (146220121031)
5. Mirasti Manggalatu (146220121060)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
2023
Pembahasan
A. Teori Pelaporan dalam Sektor Publik
Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik, yaitu Pelaporan Kinerja
dan Pelaporan.
1. Pelaporan Kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikandan
melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses
akuntanbilitas. Entitas yang berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini
antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan, unit
pelaksana teknis, LSM, partai politik (ParPol), Yayasan dan organisasi kemasyarakatan
lainnya.
2. Pelaporan Keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi yang
telah dilakukan suatu organisasisektor public dalam kurun waktu tertentu.

 Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik


a. Tujuan Umum Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik
1) Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti
pertanggungjawaban (accontability) dan pengelolaan (stewardship).
2) Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja manajerial dan organisasional.
b. Tujuan Khusus Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik
Tujuan khusus dari pelaporan keuangan untuk organisasi Sektor Publik
adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan
menunjukkan akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan
dengan cara :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan
sumber daya keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana enntitas mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta
komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan
perubahan yang terjadi.
e. Menyediakan informasi secara kesuluruhan yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.

 Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik


a. Laporan Posisi Keuangan, atau biasa dikenal juga dengan Neraca, adalah
laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik
selama suatu periode tertentu.
b. Laporan Kinerja keuangan (Lapoan Surplus-Defisit), atau disebut juga
Laporan Pendapatan dan Biaya, Laporan Surplus-Rugi, Laporan Operasi atau
yang lebih biasa digunakan, Laporan laba-Rugi, adalah laporan keuangan
yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.
c. Laporan Perubahan Aktiva atau Ekuitas Neto, Menggambarkan kenaikan
ataupun penurunan kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
diadopsi dan harus diungkapkan pada laporan keuangan. Perubahan aktiva
atau ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total surplus/defisit neto
selama periode tertentu. Pendapatan dan juga biaya lainnya diakui secara
langsung sebagai perubahan aktiva’ekuitas netodari tiap kontribusi dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
d. Laporan Arus Kas, Menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pembiayaan, dan kegiatan
investigasi. Informasi arus kas sangat bermanfaatbagi pemakai laporan
keuangan karena menyediakan dasar estimasi kemampuan entitas untuk
menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas untuk menggunakan
arus kas tersebut.
e. Catatan Atas laporan Keuangan Sektor Publik, Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK) merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari setiap
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan akun-akun
laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CALK
bertujuan menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan
keuangan.
Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2006 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006
Juncto Permendagri No.59 Tahun 2007, Catatan Atas Laporan Keuangan
entitas publik harus mencakup hal-hal berikut:
1) Informasi tentang Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro,
Pencapaian Target Undang-undang APBN/Perda APBD, serta kendala
dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
2) Ikhtisar Pencapaian Kinerja Kerja Keuangan yang harus mencakup:
 Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan.
 Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana
kinerja keuangan dalam satu pelaporan entitas pelaporan.
 Menguraikan prosedur yang telah dan dijalankan oleh manajemen
agar dapat memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi
kinerja keuangan yang dilaporkan itu relevan.
3) Kebijakan Akuntansi yang memuat :
 Entitas Pelaporan
 Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
 Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
 Kesesuaian kebijaka-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan
ketentuan-ketentuan pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
oleh suatu entitas pelaporan
 Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk
memahami laporan keuangan
4) Penjelasan Tentang Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Laporan Arus Kas

Laporan Realisasi Anggaran


 Pendapatan
1. Penjelasan atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan
anggaran pendapatan.
2. Penjelasan atas selisih antara pendapatan periode berjalan dan
pendapatan periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan.
 Belanja
1. Penjelasan atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan
anggaran belanja.
2. Penjelasan atas selisih antara belanja periode berjalan dan belanja
periode yang lalu
3. Penjelasan atas masing-masing jenis belanja.
 Transfer
1. Penjelasan atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan
anggaran transfer.
2. Penjelasan atas selisih antara transfer periode berjalan dan
transfer periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis transfer.
 Pembiayaan
1. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran
pembiayaan.
2. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan
periode yang lalu.
3. Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan.
Neraca
 Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian
aset lancer seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan,
Piutang.
 Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan
modal pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah.
 Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini
diungkapkan dasar pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika
ada) perbedaan pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara
bagian keuangan dengan bagian pengelola/pencatat aset. Daftar aset
tetap juga harus dilampirkan dalam laporan keuangan.
 Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan
Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.
 Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang
Muka dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan yang
Ditangguhkan, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dan Utang
Bunga.
 Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang
Dalam Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan
Utang Luar Negeri.
 Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan
Piutang dan Cadangan Persediaan
 Ekuitas Dana Investasi, menjelaskan akun-akun seperti
Diinvestasikan jangka Panjang dan Diinvestasikan Dalam Aset
Tetap.
Laporan Arus Kas
 Arus Kas dari Aktivitas Operasi, menjelaskan penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas operasi
seperti Pendapatan Pajak dan belanja Pegawai.
 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan, menjelaskan
penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari
aktivitas Investasi Aset Non- Keuangan seperti Pendapatan Penjualan
Aset tetap dan Belanja Aset
 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan, menjelaskan penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas
Pembiayaan yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan
komposisi ekuitas dan pinjaman pemerintah sehubungan dengan
defisit/surplus anggaran.
 Arus Kas dari Aktivitas Non-anggaran, penerimaan dan pengeluaran
kas yang tidak mempengaruhi anggaran pemerintah yaitu
perhitungan pihak ketiga yang berasal dari potongan SPM Khusus
seperti potongan iuran Taspen, Askes, Jamsostek, dan potongan
PPN/Pajak lainnya yang menjadi hak pemerintah pusat.
Pengungkapan Lainnya, berisi beberapa hal yang mempengaruhi
laporan keuangan antara lain:
 Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan.
 Kesalahan manajemen pemerintahan lalu yang telah dikoreksi
manajemen pemerintah yang baru.
 Kontijensi, yaitu kondisi yang belum memiliki kepastian pada
tanggal neraca. Hal ini harus diungkapkan pada catatan atas neraca.
 Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang hatus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
 Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
 Kejadian yang mempunyai dampak social, seperti
pemogokan yang harus diatasi pemerintah.
 Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang
berpengaruh secara signifikan pada akun yang tersaji di neraca.

B. Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


1. Dasar Kas
Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar.
Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak
bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada
hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak
ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada utang.
Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak memerhatikan pencatatan,
dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian
(sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock figure).
2. Dasar Akrual
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah
penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan bukan
sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain,
dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi
selama periode bersangkutan.
Penerapan dasar akrual akan sangat memengaruhi sistem akuntansi yang digunakan
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Penerapan dasar
akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan
debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang “siapa yang meminjami uang dan berapa
banyak”, serta pada saat yang sama, “siapa yang dipinjami dan berapa banyak”. Oleh
karena itu, organisasi sektor publik akan membuat catatan yang sangat teliti dari para
debitor dan kreditor. Jadi, sistem akuntansi yang dibangun dapat dipilah mana yang
berorientasi utang dan mana yang berorientasi piutang.
3. Akuntansi dana
Akuntansi dana merupakan salah satu alternative system akuntansi di sektor public
yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sector
swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang disimpan.
Namun, bagi sector public dana kas sector publik cukup penting dan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan.besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran
organisasi sector public, sehingga sistem akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan
dana.

Anda mungkin juga menyukai