FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN HUMANIORA UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG 2023 Pembahasan A. Teori Pelaporan dalam Sektor Publik Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik, yaitu Pelaporan Kinerja dan Pelaporan. 1. Pelaporan Kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikandan melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses akuntanbilitas. Entitas yang berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan, unit pelaksana teknis, LSM, partai politik (ParPol), Yayasan dan organisasi kemasyarakatan lainnya. 2. Pelaporan Keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi yang telah dilakukan suatu organisasisektor public dalam kurun waktu tertentu.
Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik
a. Tujuan Umum Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik 1) Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accontability) dan pengelolaan (stewardship). 2) Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. b. Tujuan Khusus Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik Tujuan khusus dari pelaporan keuangan untuk organisasi Sektor Publik adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara : a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan. b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana enntitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kasnya. c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya. d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi. e. Menyediakan informasi secara kesuluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik
a. Laporan Posisi Keuangan, atau biasa dikenal juga dengan Neraca, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama suatu periode tertentu. b. Laporan Kinerja keuangan (Lapoan Surplus-Defisit), atau disebut juga Laporan Pendapatan dan Biaya, Laporan Surplus-Rugi, Laporan Operasi atau yang lebih biasa digunakan, Laporan laba-Rugi, adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu. c. Laporan Perubahan Aktiva atau Ekuitas Neto, Menggambarkan kenaikan ataupun penurunan kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan pada laporan keuangan. Perubahan aktiva atau ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total surplus/defisit neto selama periode tertentu. Pendapatan dan juga biaya lainnya diakui secara langsung sebagai perubahan aktiva’ekuitas netodari tiap kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. d. Laporan Arus Kas, Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pembiayaan, dan kegiatan investigasi. Informasi arus kas sangat bermanfaatbagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. e. Catatan Atas laporan Keuangan Sektor Publik, Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari setiap laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan akun-akun laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CALK bertujuan menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan. Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2006 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Juncto Permendagri No.59 Tahun 2007, Catatan Atas Laporan Keuangan entitas publik harus mencakup hal-hal berikut: 1) Informasi tentang Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian Target Undang-undang APBN/Perda APBD, serta kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target. 2) Ikhtisar Pencapaian Kinerja Kerja Keuangan yang harus mencakup: Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan. Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana kinerja keuangan dalam satu pelaporan entitas pelaporan. Menguraikan prosedur yang telah dan dijalankan oleh manajemen agar dapat memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan yang dilaporkan itu relevan. 3) Kebijakan Akuntansi yang memuat : Entitas Pelaporan Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Kesesuaian kebijaka-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan-ketentuan pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas pelaporan Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan 4) Penjelasan Tentang Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas
Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan 1. Penjelasan atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pendapatan. 2. Penjelasan atas selisih antara pendapatan periode berjalan dan pendapatan periode yang lalu. 3. Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan. Belanja 1. Penjelasan atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran belanja. 2. Penjelasan atas selisih antara belanja periode berjalan dan belanja periode yang lalu 3. Penjelasan atas masing-masing jenis belanja. Transfer 1. Penjelasan atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran transfer. 2. Penjelasan atas selisih antara transfer periode berjalan dan transfer periode yang lalu. 3. Penjelasan atas masing-masing jenis transfer. Pembiayaan 1. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pembiayaan. 2. Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan periode yang lalu. 3. Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan. Neraca Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset lancer seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang. Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan modal pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada Perusahaan Daerah. Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini diungkapkan dasar pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada) perbedaan pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara bagian keuangan dengan bagian pengelola/pencatat aset. Daftar aset tetap juga harus dilampirkan dalam laporan keuangan. Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga. Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan yang Ditangguhkan, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dan Utang Bunga. Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang Dalam Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan Utang Luar Negeri. Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan Piutang dan Cadangan Persediaan Ekuitas Dana Investasi, menjelaskan akun-akun seperti Diinvestasikan jangka Panjang dan Diinvestasikan Dalam Aset Tetap. Laporan Arus Kas Arus Kas dari Aktivitas Operasi, menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas operasi seperti Pendapatan Pajak dan belanja Pegawai. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan, menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas Investasi Aset Non- Keuangan seperti Pendapatan Penjualan Aset tetap dan Belanja Aset Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan, menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas Pembiayaan yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi ekuitas dan pinjaman pemerintah sehubungan dengan defisit/surplus anggaran. Arus Kas dari Aktivitas Non-anggaran, penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pemerintah yaitu perhitungan pihak ketiga yang berasal dari potongan SPM Khusus seperti potongan iuran Taspen, Askes, Jamsostek, dan potongan PPN/Pajak lainnya yang menjadi hak pemerintah pusat. Pengungkapan Lainnya, berisi beberapa hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain: Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan. Kesalahan manajemen pemerintahan lalu yang telah dikoreksi manajemen pemerintah yang baru. Kontijensi, yaitu kondisi yang belum memiliki kepastian pada tanggal neraca. Hal ini harus diungkapkan pada catatan atas neraca. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang hatus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan. Kejadian yang mempunyai dampak social, seperti pemogokan yang harus diatasi pemerintah. Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang berpengaruh secara signifikan pada akun yang tersaji di neraca.
B. Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik
1. Dasar Kas Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada utang. Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak memerhatikan pencatatan, dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock figure). 2. Dasar Akrual Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan. Penerapan dasar akrual akan sangat memengaruhi sistem akuntansi yang digunakan seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang “siapa yang meminjami uang dan berapa banyak”, serta pada saat yang sama, “siapa yang dipinjami dan berapa banyak”. Oleh karena itu, organisasi sektor publik akan membuat catatan yang sangat teliti dari para debitor dan kreditor. Jadi, sistem akuntansi yang dibangun dapat dipilah mana yang berorientasi utang dan mana yang berorientasi piutang. 3. Akuntansi dana Akuntansi dana merupakan salah satu alternative system akuntansi di sektor public yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sector swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun, bagi sector public dana kas sector publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sector public, sehingga sistem akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan dana.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro