Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Oleh :

Kelompok 3

Kadek Yoga Pratama (2329141002)


Gede Made Nanda Cipta Nugraha (2329141007)
Kadek Lisa (2329141014)
Gusti Ayu Putu Agung Mahadewi (2329141020)
Ni Made Putu Intan Jati Pertiwi (2329141025)
Christian (2329141033)

PROGRAM STUDI S2 AKUNTANSI


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2024
A. Pengertian Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting untuk
menciptakan akuntabilitas akuntansi sektor publik. Akuntansi dan laporan keuangan
mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan
pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai
kinerja organisasi. Langenderfer (1973) dalam glynn j. J. (1993) menyatakan bahwa akuntansi
secara normatif memiliki 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Sifat informasi yang diberikan
2. Pihak yang menerima atau memakai informasi
3. Tujuan informasi diberikan
Organisasi sektor publik dituntut untuk membuat laporan keuangan eksternal yang
meliputi:
1. Laporan realisasi anggaran
2. Laporan arus kas
3. Neraca
4. Catatan atas laporan keuangan
Organisasi publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal. Alasan
membuat laporan keuangan dari sisi manajemen perusahaan yaitu laporan keuangan
merupakan alat mengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi, Sisi pemakai
eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban
dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

B. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Penyusunan Laporan Keuangan sektor Publik disusun memiliki beberapa tujuan dan
fungsi dalam suatu organisasi terutama organisasi pemerintahahan serta pihak pengguna
laporan keuangan sektor publik. Madiasmo (2002) menyebutkan bahwa tujuan dan fungsi
laporan keuangan sektor publik sebagai berikut:
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (Compliance and Stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan
keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan
sesuai dengan ketentutan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan Pelaporan (Retrospektif Accountability and Retrospective Reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kerja dan mengevaluasi manajemen,
memberikan dasar untuk mengamati tren antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang
telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika
ada.
3. Perencanaan dan Informasi (Otorisasi Planning and Authorization Information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa yang akan datang dan memberikan informasi pendukung mengenai
otorisasi penggunaan dana.
4. Kelangsungan Organisasi (Viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pengguna dalam menentukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di
masa yang akan datang.
5. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi
untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pengguna yang
dipengaruhi karyawan dan masyarakat, serta sebagai alat komunikasi dengan publik dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber Fakta dan Gambaran (Source of Facts and Figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai
kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.
FASB dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No 4: Objectives of
Financial Reporting by Nonbusiness Organizations, menyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan organisasi non bisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya
organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh
organisasi non bisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memeberi pelayanan
tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai kinerja manajer organisasi
nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih,
pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya
dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama 1 (satu) periode.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan
sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-
faktor yang dapat memengaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pengguna dalam memahami
informasi keuangan yang diberikan
Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan
informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas
atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara:
1. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya
keuangan.
2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya.
3. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam
membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
4. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang
terjadi.
5. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
C. Komponen Laporan Keuangan Sektor Publik
Setiap bentuk instansi ataupun suatu entitas sudah diwajibkan memiliki informasi
keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pimpinan atau manajemen atas tugas-tugas yang diberikan dalam
pengelolaan keuangan dalam suatu entitas. Komponen-komponen laporan keuangan sector
publik meliputi:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas
pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. Penyandingan antara anggaran
dan realisasi menunjukkan tingkat capaian target yang telah disepakati antara legislatif
dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Laporan Realisasi Anggaran
menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit,
dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam
memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan
pemerintah pusat dan dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara
komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para
pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:
• telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;
• telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); dan
• telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan selisih lebih pembiayaan
anggaran (SiLPA) atau selisih kurang pembiayaan anggaran (SiKPA). SiLPA/SiKPA
adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu
periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja,
serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos SiLPA/SiKPA. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode
pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan
asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan
mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang
diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu
lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan bermanfaat
untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas pelaporan. Informasi tentang tanggal
penyelesaian aset nonkeuangan dan kewajiban seperti persediaan dan cadangan juga
bermanfaat untuk mengetahui apakah aset diklasifikasikan sebagai aset lancar dan
nonlancar dan kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang.

4. Laporan Operasional
Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang kegiatan
operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan. Laporan Operasional
menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas
pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan, beban, dan surplus/defisit operasional
dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi
pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas
pemerintahan, sehingga Laporan Operasional menyediakan informasi:
• mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan
• mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan
penggunaan sumber daya ekonomi
• yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan dalam periode mendatang dengan cara menyajikan
laporan secara komparatif
• mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas (bila
surplus operasional).

5. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Tujuan pelaporan arus
kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah.
Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.

6. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas
menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:
• Ekuitas awal
• Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan
• Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain
berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya koreksi kesalahan mendasar dari
persediaan yang terjadi pada periode-periode atau perubahan nilai aset tetap karena
revaluasi aset tetap.
• Ekuitas akhir.

7. Catatan atas Laporan Keuangan


Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk meningkatkan
transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik, atas
informasi keuangan pemerintah. Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan
Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan
keuangan untuk tujuan umum. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan
keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca
tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan.

D. Pemakai Laporan Keuangan Akuntansi Sektor Publik


Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diidentifikasi dengan menelusuri
stakeholder dalam suatu organisasi. Salah satu pendapat dari para ahli yaitu Drebin (1980)
mengidentifikasi bahwa terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan di sektor
publik. Selain itu Drebin juga menjelaskan keterkaitan antar kelompok dalam pemakai laporan
keuangan dan menjelaskan kebutuhannya, diantaranya :
1. Pembayaran pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (investor)
3. Pengguna jasa (fee paying service recipients)
4. Karyawan atau pegawai
5. Pemasok (vendor)
6. Dewan legislative
7. Manajemen
8. Pemilih (voters)
9. Badan pengawas
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak,
pemberi dana bantuan, investor dan pembayar jasa merupakan sumber penyedia keuangan
organisasi. Sedangkan karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber
daya material. Manajemen dan dewan legislative merupakan pembuat keputusan alokasi
sumber daya dan semua aktifitas mereka diawasi oleh pemilih dan badan pengawas. Pemakai
laporan keuangan sektor publik dibagi menjadi lima kelompok yaitu :
1. Lembaga pemerintahan
2. Investor dan kredit
3. Pemberi sumber daya
4. Badan pengawas
5. Konstituen
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan antony berbeda dengan
Drebin. Dimana antony mempertimbangkan pemakai laporan keuangan semua organisasi
non-bisnis dan bukan dari organisasi pemeritah saja. Selain itu serikat dagang sektor publik
Governmental Accounting Standars Board (1999) mengklasifikasikan laporan keuangan
pemerintah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab
2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat
3. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman atau yang berpartisipasi dalam proses
pemberian pinjaman.

E. Hak dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan


Praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik
Negara/ daerah, dan berbagai organisasi publik lainnya mendapat tuntutan yang lebih besar
dari masyarakat untuk dilakukan transparasi dan akuntabilitas oleh lembaga-lembaga sektor
publik. Adapun hak dasar masyarakat (publik) terhadap pemerintah, yaitu:
1. Hak untuk mengetahui (right to know)
Mengetahui kebijakan pemerintah Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu.
2. Hak untuk diberi informasi (right to be informed)
Meliputi hak untuk diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahanpermasalahan
tertentu yang menjadi perdebatan publik.
3. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to).
Laporan keuangan pemerintah sangat dibutuhkan oleh masyarakat(publik), dan pihak
pemerintah lainnya.

Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah, yaitu:


1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga, dan
kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan
penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah
telah melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas
pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat risiko,
likuiditas, dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan
fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan
pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi
manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran
kinerja, dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan
organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

F. Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan lembaga pemerintah tidak berfokus pada organisasi secara
keseluruhan, akan tetapi pada unit kerja pemerintah sebagai organisasi. Laporan pemerintah
lebih berorientasi pada jangka panjang (forward looking) karena terkait dengan konsep politik
dan kenegaraan. Adapun bentuk laporan keuangan sektor publik sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran,
pembiayaan, belanja dan lain sebagainya. Untuk contoh dari LRA dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL)
Laporan ini menyajikan informasi tentang saldo awal anggaran lebih, pendapatan, belanja,
serta saldo akhir anggaran lebih untuk periode tersebut. Untuk contoh dari LP SAL dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
3. Neraca
Laporan neraca menginformasikan tentang posisi keuangan dari kelompok pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang ada di dalam
laporan neraca ini adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Untuk contoh neraca dapat dilihat
pada gambar berikut ini:

4. Laporan Operasional (LO)


Laporan Operasional berisikan data sumber daya ekonomi yang menjelaskan
penggunaan modal yang dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah dalam kegiatan
pemerintahan untuk satu periode pelaporan. Contoh laporan:
5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas memberikan informasi mengenai catatan kenaikan dan
penurunan ekuitas pada tahun pelaporan yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Contoh laporan:
6. Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas berisikan mengenai informasi kas yang berhubungan dengan
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas memberikan gambaran
tentang saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu. Contoh laporan:

G. Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan setor publik dalam pelaporannya menggunkan beberapa sistem yang
harus diakui dalam pengakuan transaksinya. Sistem pelaporan keuangan sektor publik sebagai
berikut:
1. Dasar Kas (Cash Basis)
Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun
keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bisa
dihasilkan apabila tidak ada data tentang aset dan kewajiban. Penjualan hanya dicatat bila
kas diterima, sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan
sehingga tidak ada utang. Akuntansi arus kas dipraktikkan di berbagai organisasi sektor
publik, misalnya akun penerimaan dan pembayaran menggunakan akun kas pemerintah.
2. Dasar Akrual (Accrual Basis)
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SAP 2 adalah sebagai
berikut: Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan
bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama
lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan
rugi selama periode yang bersangkutan. Kepastian penerimaan secara hukum sangat
ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan. Kepastian munculnya biaya ditentukan
dengan penerimaan jasa/ barang. Adapun keunggulan dan kelemahan Dasar Akrual
sebagai berikut:
• Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi berhubungan dengan penerimaan
dan pemasukannya, yang berarti dasar akrual memberikan alat ukur atas barang/jasa
yang dikosumsi, diubah, serta diperoleh; sementara dasar kas menyediakan alat ukur
atas arus kas masuk dan kas keluar.
• Dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan. Perubahan pendapatan yang
diperoleh menurut dasar akrual dan besarnya biaya historis adalah alat ukur kinerja
yang diterima.
• Dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal yang
diinvestasikan dalam organisasi publik akan berusaha dipertahankan. Gagasan
mempertahankan modal ini dapat diartikan bahwa pendapatan hanya diakui setelah
modal dipertahankan seutuhnya. Dalam dasar akrual, biaya historis sebuah asset
merupakan nilai awal. Jika asset tersebut merupakan modal organisasi, nilai awalnya
adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila kemudian modal asset tersebut dijual
dengan harga melampaui nilai historisnya, keuntungan akan diakui sebagai
pendapatan.

3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)


Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif system akuntansi disektor publik yang
dikembangkan dari dasar kas dan pengendalian anggaran. Bagi sektor publik, dana kas
setor publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya
dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi, sehingga system akuntansi lebih
memprioritaskan pengelolaan dana kas. Sistem akuntansi dana mengakui transaksi
organisasi ketika komitmen sudah disepakati. Ini berarti transaksi belum diakui ketika kas
dibayar atau diterima, atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan, namun lebih awal lagi,
yaitu ketika pesanan dikirim atau diterima. Adapun fungsi dan Permasalahan Akuntansi
Dana yaitu:
• Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar
pemikirannya adalah manajer tidak bisa mengendalikan laporan bulanan, dan proses
menghasilkan laporan tersebur adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer sangat
menentukan seberapa besar pencairan anggaran yang telah disepakati. Manajer dapat
mengendalikan kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati.
• Akuntansi dana berkonsentrasi pada pesanan yang dikirimkan. Pesanan yang diterima,
yang berkaitan dengan penerimaan tidak akan diperhitungakan sampai faktur
dikirimkan. Jadi, masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi penerimaan.
Walaupun akuntansi dana dapat mengendalikan anggaran, permasalahan
penerapannya pada laporan keuangan tidak dapat dihindarkan.laporan keunagn
mengungkapkan pengeluaran yang didikung bukti pemesanan. Pembatalan pemesanan
secara hukum tidak akan berdampak apa-apa.

H. Perbedan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Laporan Keuangan Swasta


1. Tujuan Utama:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Bertujuan untuk memberikan transparansi dan


akuntabilitas penggunaan dana publik serta kinerja entitas publik.

• Laporan Keuangan Swasta: Bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak


luar mengenai kinerja keuangan dan operasional suatu perusahaan secara
komersial.

2. Pemangku Kepentingan:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Pemangku kepentingan utama adalah


masyarakat umum, pemegang saham, pemerintah, dan badan pengawas.

• Laporan Keuangan Swasta: Pemangku kepentingan utama adalah pemegang


saham, investor, kreditur, dan manajemen perusahaan.
3. Sifat Dana:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Dana yang digunakan berasal dari pajak,
pinjaman publik, dan pendapatan lain yang diperoleh oleh pemerintah.

• Laporan Keuangan Swasta: Dana yang digunakan biasanya berasal dari modal
pemegang saham, pinjaman dari bank atau pasar modal, dan pendapatan
operasional.

4. Prinsip Akuntansi:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang


sering kali berbeda dengan standar akuntansi swasta.

• Laporan Keuangan Swasta: Mengikuti standar akuntansi yang ditetapkan oleh


badan standar akuntansi seperti IFRS (International Financial Reporting Standards)
atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles).

5. Pengukuran Kinerja:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Fokus pada pencapaian tujuan dan pengukuran
efisiensi penggunaan dana publik.

• Laporan Keuangan Swasta: Fokus pada profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.

6. Penyusunan Anggaran:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Biasanya berkaitan dengan pelaksanaan


anggaran dan penggunaan dana publik yang telah dialokasikan.

• Laporan Keuangan Swasta: Lebih berkaitan dengan analisis kinerja operasional dan
strategi bisnis untuk mencapai tujuan keuangan perusahaan.
7. Kepemilikan dan Kontrol:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Kepemilikan dan kontrol entitas publik biasanya
oleh pemerintah atau badan pemerintah yang memiliki tanggung jawab terhadap
penggunaan dana publik.

• Laporan Keuangan Swasta: Kepemilikan dan kontrol berada dalam tangan


pemegang saham dan manajemen perusahaan.

8. Pengungkapan Informasi:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Biasanya lebih detail dalam pengungkapan


informasi untuk memberikan transparansi yang lebih besar kepada masyarakat.

• Laporan Keuangan Swasta: Lebih fokus pada informasi yang relevan bagi investor
dan kreditur, tanpa harus memberikan informasi yang sangat rinci seperti pada
laporan sektor publik.

9. Tujuan Penggunaan Dana:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Dana yang dikelola biasanya digunakan untuk
penyediaan layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan
layanan sosial.

• Laporan Keuangan Swasta: Dana biasanya digunakan untuk mencapai tujuan


bisnis, seperti pengembangan produk, ekspansi bisnis, dan pengembalian investasi
kepada pemegang saham.

10. Tingkat Regulasi:

• Laporan Keuangan Sektor Publik: Biasanya tunduk pada tingkat regulasi yang lebih
tinggi dan ketat karena melibatkan penggunaan dana publik.

• Laporan Keuangan Swasta: Regulasi biasanya lebih fleksibel dan lebih tergantung
pada kebijakan internal perusahaan serta aturan yang ditetapkan oleh badan regulasi
yang relevan
Tabel Perbedaan antara laporan keuangan sektor public dengan laporan keuangan swasta.
Poin Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Swasta

Bertujuan untuk memberikan


transparansi dan akuntabilitas Bertujuan untuk memberikan informasi kepada
penggunaan dana publik serta kinerja pihak luar mengenai kinerja keuangan dan
Tujuan Utama entitas publik. operasional suatu perusahaan secara komersial.

Pemangku Masyarakat umum, pemegang saham, Pemegang saham, investor, kreditur,


Kepentingan pemerintah, badan pengawas. manajemen perusahaan.

Dana dari pajak, pinjaman publik, Dana dari modal pemegang saham, pinjaman
Sifat Dana pendapatan lain pemerintah. bank, pendapatan operasional.

Prinsip Mengikuti standar akuntansi


Akuntansi pemerintahan. Mengikuti standar akuntansi IFRS atau GAAP.

Pengukuran Fokus pada pencapaian tujuan dan Fokus pada profitabilitas dan pertumbuhan
Kinerja efisiensi penggunaan dana publik. perusahaan.

Penyusunan Berkaitan dengan pelaksanaan Berkaitan dengan analisis kinerja operasional


Anggaran anggaran dan penggunaan dana publik. dan strategi bisnis.

Kepemilikan dan Kepemilikan dan kontrol oleh Kepemilikan dan kontrol oleh pemegang
Kontrol pemerintah atau badan pemerintah. saham, manajemen.

Pengungkapan Detail untuk memberikan transparansi Fokus pada informasi relevan bagi investor dan
Informasi kepada masyarakat. kreditur.

Tujuan
Penggunaan Untuk layanan publik seperti Untuk mencapai tujuan bisnis seperti
Dana pendidikan, kesehatan, infrastruktur. pengembangan produk, ekspansi bisnis.

Tunduk pada regulasi yang ketat karena Regulasi lebih fleksibel dan tergantung pada
Tingkat Regulasi melibatkan dana publik. kebijakan internal perusahaan.
DAFTAR ISI

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2022. Standar Akuntansi Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai