Anda di halaman 1dari 12

3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada


publik untuk menjalankan roda pemerintah. Pertanggungjawaban tersebut tidak
cukup dengan laporan lisan saja, namun perlu didukung dengan laporan
pertanggungjawaban secara tertulis. Penyajian laporan keuangan merupakan salah
satu bentuk pertanggungjawaban tertulis atas kinerja keuangan yang dicapai.
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pemerintahan daerah yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang pemerintah daerah
upaya konkrit dalam mewujudkan transparasi dana, akuntabilitas pengelolaan
keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang berupa laporan keuangan.
Gubernur/Bupati/Walikota wajib menyampaikan laporan keuangan kepada DPRD
dan masyarakat umum setelah diaudit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Terdapat beberapa kriteria kualitas informasi spesifik keputusan, diantaranya
adalah:
1. Relevan
Kemampuan informasi dalam membantu pemakai untuk mencapai tujuannya,
untuk dipahami maknanya, dan tepat waktu dalam ketersediaannya untuk
fasilitas proses pengambilan keputusan atau kebijakan .
2. Andal
Kemampuan informasi untuk memberikan keyakinan dan keterujian bahwa
informasi tersebut benar atau valid, termasuk ketetapan penyimbolan
(kecocokan pengukur dan finomena yang di ukur)
3. Dapat Dibandingkan
Kemampuan informasi untuk membantu para pemakai untuk mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan antara perangkat fenomena ekonomik..
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi
yang dimasksud.
Menurut Kiesi dkk.2002;3 menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan
sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar
korparasi. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, trasfer, biaya dengan
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelapor, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Terkait dengan tugas
untuk menegakkan akuntabilitas keuangan, khususnya di daerah, pemerintah
daerah bertanggungjawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pihak
pihak yang berkepentingan. Menurut Mahmudi (2007:2) terdapat dua alasan
mengapa pemerintah daerah perlu mempublikasikan laporan keuangan.
1. Dari sisi pemakai internal
Laporan keuangan merupakan alat pengendalain dan evaluasi kinerja bagi
pemerintah daerah secara keseluruhan maupun unit-unit kerja didalamnya
satuan kerja perangkat daerah. Laporan keuangan merupakan bentuk
pertanggungjawaban internal yaitu pertanggungjawaban kepala satuan kerja
perangkat daerah, kepala daerah kepada pegawai pemda dan DPRD.
2. Dari sisi pemakai eksternal
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan bentuk pertanggungjawaban
eksternal yaitu tanggung jawab kepala daerah kepada masyarakat, investor,
lembaga donor, pers, serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan
tersebut sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi sosial dan politik.
Karena laporan keuangan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,
maka laporan pemerintah daerah harus disajikan secara tepat waktu dan dapat
diandalkan. Selain itu laporan keuangan tersebut juga perlu dilengkapi
dengan ungkapan yang memadai mengenai informasi - informasi yang dapat
mempengaruhi keputusan.

Dengan demikian dapat disimpulkan untuk mewujudkan prinsip good


governance maka pemerintah harus menyediakan laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada publik (baik internal maupun
eksternal) sebagai dasar pengambilan keputusan dan sebagai alat pengendalian
serta evaluasi kinerja bagi pemerintah daerah. Dalam peraturan pemerintah
Nomor 23 tahun 2014, Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan pemerintah daerah dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Mardiasmo (2001:1) definisi akuntansi dan laporan keuangan adalah
suatu proses pengumpulan, pengelolaan, pengkomunikasian informasi yang
bermanfaat untuk menilai kinerja pemerintah. Menurut Mahmudin (2007:11)
Laporan Keuangan adalah informasi yang disajikan untuk membawah
stakeholders dalam sebuah keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga
keputusan yang diambil bisa berkualitas. Menurut Baridwan (1992:17) Laporan
Keuangan adalah ringkasan dari proses pencatatan ringkasan dari transaksi
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Menurut
Harahap (2007:201) mengemukakan bahwa laporan keunagan merupakan output
dan hasil daerah dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan


keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan
daerah dan transaksi yang dilakukan serta bermanfaat bagi penggunan laporan
keuangan dan pengambilan keputusan.

3.1 Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang di manfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, penilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelapor, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan (Tanjung,
2004:11) Laporan keuangan suatu entitas dibuat bukan tanpa satu tujuan tertentu.
Sesuai dengan PSAP No.1 (2010) secara spesifik tujuan pelaporan keuangan
pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk mengambil
keputusan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang di percayakan kepadanya.
Menurut Mardiasmo (2002 :162). Tujuan umum laporan keuangan bagi
organisasi pemerintah adalah

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan


ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban
accountanbility dan pengelolaan stewardship.
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerian dan organisasional.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, tujuan laporan keuangan adalah:
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil yang dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai berbagai entitas pelaporan menandai
seluruh kegiatannya dan mencakup kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelaporan yang
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaanya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelapor
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.

Tujuan laporan keuangan menurut Sawir (2005 ;2) adalah sebagi berikut:
Menyediakan informasi yang menyakut posisi keuangan kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakaianya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian masa lalu.
2. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

3.2 Manfaat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Manfaat laporan keuangan pemerintah daerah diantaranya adalah kebutuhan
atas laporan keuangan, laporan keuangan untuk transparansi, laporan keuangan
untuk akuntabilitas, memberikan informasi dan mengevaluasikan kinerja
manajerial dan organisasi. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa laporan dan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan keuangan, menilai
kinerja manajemen suatu entitas pelaporan, dan juga menjadi salah satu bukti
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan suatu entitas pelaporan.
Menurut Mahmudi( 2010 :6) Manfaat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
adalah:
1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
kesehatan keuangan pemerintah terkait dengan likuidasi dan solvabilitas.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi


ekonomi suatu pemerintahan dan perubahan perubahan yang telah dan akan
terjadi.
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitir kinerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, kontak yang telah disepakati dalam ketentuan
lain yang diisyaratkan.
4. Memberikan informasi keuangan untuk perencanaan dan penganggaran.
5. Memberikan informasi keuangan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional.

3.3 Asumsi Dasar Laporan Keuangan


Asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan dilingkungan pemerintah
adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan
agar standar akuntansi dapat diterapkan yang terdiri dari (Tanjung , 2014 :2013):
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandiraian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban yang menyajikan laporan
keuangan sehinnga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah
dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhnya asumsi ini adalah
adanya wewenang entitas untuk menyusun anggaran dengan pelaksanaanya
dengan tanggung jawab penuh entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset
dan sumber daya diluar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya,
termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya yang
dimaksud, utang piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana
tindaknya program anggaran telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bawah entitas pelaporan akan
berlanjut keberadaanya. Dengan demikian pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuiditas atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
3. Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan yang dapat dinilai dengan satuan uang. Hal yang diperlukan agar
memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

3.4 Komponen- Komponen Laporan Keuangan


Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (PSAP
BA) dijelaskan bahwa komponen-komponen yang terdapat dalam satu laporan
keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan angaran dan laporan finansial sehingga
seluruh komponen menjadi sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Walaupun peraturan pemerintah No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual telah menetapkan basis pencatatan yang
digunakan adalah akrual. Namum dalam penyusuan laporan realisasi anggaran
tetap disesuaikan dengan menggunakan basis kas. Struktur laporan realisasi
anggaran yang menyajikan informasi realisasi a) pendapatan-LRA, b) belanja,
c) transfer, d) surplus/sefisit-LRA, e) pembiayaan, dan f) sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran (siLPA/SiKPA). Masing- masing dari struktur laporan
realisasi anggaran tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1) Pendapatan LRA
Menerapkan semua penerimaan rekening kas umum daerah/negara yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, tidak perluh bayar kembali ke
pemerintah.
2) Belanja
Merupakan semua pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun angggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah tidak perluh bayar kembali ke
pemerintah.
3) Transfer
Merupakan penerimaan atau pengeluaran dari satuan entitas pelapor
dari/kepada entitas pelaporan lainya, termasuk dana perimbangan dan dana
bagi hasil.
4) Surplus/Defisit –LRA
Merupakan selisi lebih kurang antara pendapatan LRA dan belanja selama
satu periode.
5) Pembiayaan
Merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengelaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
besangkutan maupun tahun–tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penggangaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memamfaatkan surplus anggaran.
6) (SiLPA/SiKPA)
Merupakan selisi kurang/lebih antara realisasi pendapatan LRA dan belanja
serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama
satu periode pelaporan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggran Lebih


Dalam PSAP BA dijelaskan bahwa pelaporan perubahan saldo anggaran lebih
menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos- pos berikut:
saldo anggaran lebih awal, pengguna saldo anggaran lebih, sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran tahun belanja, koreksi kesalahan pembukuan tahun
sebelumnya, dan saldo anggaran lebih akhir.

3. Neraca
Necara merupaka komponen laporan keuangan yang mengambarkan posisi
keuangan entitas pelapor mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal
tertentu.

1) Aset

PSAP BA mengedentifikasikan aset sebagai sumber daya ekonomi yang


dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa
masalalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan
diharapkan diperoleh, baik pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termaksud sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk menyediakan jasa bagi masyarakat umum dan sumber
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
• Aset lancar
Aset diklasifikasikan menjadi aset lancer dan Aset nonlancar, dalam PSAP
BA dinyatakan bahwa suata aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika
diharapkan untuk segera direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual
dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan atau berupa kas dan setara
kas. Semua aset yang tidak termasuk dalam pengertian diatas
diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
• Aset non lancer
Sementara itu PSAP BA menjelaskan bahwa aset nonlancar mencakup aset
yang bersifat jangka panjang atau aset tak berwujud yang digunakan
secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang
digunakan oleh masyarkat. Selanjudnya dikatakan bahwa aset nonlancar
diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang, aset tetap dana
cadangan, dan aset lainnya.
a) Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksud untuk
dimiliki selam 12 bulan. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi
permanen dan nonpermanen. Yang dimaksud dengan investasi
permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, yang terdiri dari penyertaan
modal pemerintah pada perusahaan negara /daerah, lembaga keuangan
negara dan badan hukum milik negara, badan hukum lainnya bukan
milik negara serta investasi permanen lainnya.
b) Aset tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai mamfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau digunakan
dalam kegiatan masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari: tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan jalan dan irigasi
aset tetap lainnya. Dalam kontribusi dalam pengerjaan.
c) Dana cadangan
Dana cadangan merupakan dana yang disisikan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dan relative besar dan tidak dapat
dipenuhi dalam satu tahun anggaran dan cadangan tersebut harus
dirinci menurut tujuan pembentuknya.

d) Aset lainnya
Aset non lancar lainnya selain infestasi jangka panjang, aset tetap dana
cadangan diklasifikasikan sebagai aset lainnya yang dimaksud dengan
aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran jatuh
tempo dari 12 bulan, aset kerja sama pihak ketiga (kemitraan) dan kas
dibatasi penggunaannya.

2) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang, penjelasan masing-masing kewajiban
tersebut adalah sebagai berikut.
• Kewajiban jangka pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek jika
diharapkan dibayar dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Beberapa hal termasuk dalam kewajiban jangka pendek adalah utang
transfer pemerintah, utang kepada pegawai, bunga pinjaman, utang
jangka panjang dari pihak ketiga, utang perhitungan fisik ketiga (PFK),
dan bagian lancar utang jangka panjang.
• Kewajiban jangka panjang
Jika kewajiban dibayar diharapkan lebih dari 12 bulan setelah tanggal
pelaporan diklasifikasikan sebagai jangka panjang adalah utang, utang
dalam negeri, utang obligasi, utang jangka panjang lainnya.

3) Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelapor. Saldo ekuitas di
neraca berasal dari saldo ekuitas pada laporan perbahan ekuitas.

4. Laporan Operasional
Laporan yang merupakan salah satu laporan yang harus disusun oleh
pemerintah daerah setelah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. Laporan
Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Sebelum digambarkan format laporan operasional, sebelumnya akan dijelaskan
terlebih dahulu definisi atau pengertian dari masing masing pos dalam laporan
operasional yaitu:
1) Pendapatan LO
Merupakan hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perluh
dibayar kembali.
2) Beban
Merupakan penurunan manfaat ekonomi dan potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

3) Surplus defisit/defisit dari kegiatan operasional

Merupakan selisih lebih/kurang antara pendapatan operasional dan beban


selama satu periode pelaporan .
4) Kegiatan non opersional
Merupakan pendapatan atau beban yang sifatnya tidak rutin perlu
kelompokan tersendri dalam kegiatan non opresional
5) Surplus /deficit sebelum pos luar biasa
Merupakan penjumlahan atau pengurangan surplus/defisit dari kegiatan
operasional dan kegiatan nonoperasional.
6) Pos luar biasa
Merupakan pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi
karena suatu kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi
biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali
atau penggaruh entitas bersangkutan.
7) Surplus /defisit LO
Merupakan selisih antara pendapatan LO dan beban selama satu periode
pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/deficit dari kegiatan
nonoperasional dan pos luar biasa.

5. Laporan Arus Kas


Laporan keuangan berikutnya harus disusun oleh pemerintah daerah
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Berbasis Akrual adalah laporan arus kas. Laporan arus kas
menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode
tertentu. Berikut ini akan lebih lanjut dari pengertian pengertian dari aktifitas
yang dimaksud dalam definisi diatas:
1) Aktivitas opersional
Yaitu aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditunjukan untuk
kegiatan opersional pemerintah selama dalam periode akuntansi.
2) Aktivitas investasi
Yaitu aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
perolehan dan pelepasan aset tetap terhadap investasi lainnya yang tidak
termasuk dalam setara kas.
3) Aktivitas pendanaan
Aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah dan komposisi utang dan piutang jangka
panjang.
4) Aktivitas transitoris
Aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktifitas opersional, investasi dan pendanaan.

6. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang disusun oleh
pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. Laporan perubahan
ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan mencakup informasi tentang kebijakan


akuntansi yang dipergunakan. Catatan atas laporan keuangan menggungkapkan
atau menyajikan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelapor dan entitas
akuntansi.
2) Menyediakan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi
akuntansi.
3) Menyediakan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun
pelaporan berikut kendala yang di hadapi dalam pencapaian target.
4) Menyediakan informasi tentang dasar penyusnan laporan keuangan dan
kebijakan kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian kejadian penting lainnya.
5) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan
pada lembar muka laporan keuangan.
6) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan .
7) Menyediakan informasi lainya yang diperlukan untuk penyajian wajar,
yang tidak disajikan dalam muka laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai