Anda di halaman 1dari 16

PERAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR


PUBLIK

OLEH

KELOMPOK 3

 Putu Cindra Permata Dewi (2007531157)


 Ketut Bintang Maharani (2007531118)
 Putri Maharani (2007531142)
 Ida Bagus Dananjaya Kusuma Adinatha (2007531211)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
A. Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi...............................................................1
B. Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi..............................................................2
C. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik.......................................................................3
Perencanaan Stratejik......................................................................................................3
Pemberian Informasi Biaya.............................................................................................3
Penilaian Investasi...........................................................................................................4
Penganggaran..................................................................................................................5
Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for service)..............................................................................................................................5
Penilaian Kerja................................................................................................................5
D. Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik....................................................................6
E. Struktur Pengendalian Manajemen.....................................................................................6
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban....................................................................................6
Hubungan antara Pusat Pertanggungjawaban dengan pengendalian anggaran...............7
F. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik.................................................................9
1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)....................................................................9
2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)..................................................................10
3. Penganggaran................................................................................................................11
4. Penilaian Kinerja...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

i
A. Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi

Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi yang
meliputi aktivitas yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek operasional. Akuntansi
manajeman memberikan informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan.
Proses perencanaan melibatkan aspek perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan sistem
perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor
perkembangan pencapaian tujuan.

Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen. Faktor
publik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan organisasi.
Informasi akuntansi juga diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi mengenai
kejadian ekonomi yang akan datang dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini.

Tingkat ketidakpastian yang dihadapi sektor publik di masa-masa mendatang akan


semakin tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh pesatnya teknologi informasi yang
merambah ke seluruh sektor, termasuk sektor publik. Sebagai misal, perkembangan internet
menyebabkan munculnya gagasan dikembangkannya e-goverment. E-goverment merupakan
upaya untuk memperbaiki proses dan prosedur administrasi di pemerintahan dengan
menggunakan teknologi informasi agar memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan
kepada stakeholder-nya. Dalam era globalisasi yang mana antara negara satu dengan negara
lainnya seolah-olah tanpa batas, maka peristiwa di suatu negara akan dengan cepat
mempengaruhi negara lain. Untuk itu, akuntansi sebagai alat perencanaan memiliki peran
yang sentral dalam menentukan arah organisasi.

Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu:

 Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc;


 Informasi kuantitatif ataukah kualitatif; dan
 Informasi yang disampaikan melalui saluran formal ataukah informal.

Informasi yang sifatnya rutin diperlukan perencanaan yang reguler, misalnya laporan
keuangan bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Sementara itu, organisasi sektor
publik seringkali menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan membutuhkan informasi
yang segera. Untuk melakukan perencanaan yang temporer, diperlukan informasi yang
sifatnya ad hoc.

1
Informasi akuntansi untuk perencanaan dapat juga dibedakan berdasarkan cara
penyampaiannya. Pada organisasi sektor publik, saluran informasi lebih banyak bersifat
formal, sedangkan mekanisme informal relatif jarang digunakan. Hal tersebut dikarenakan
batasan transparansi dan akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga
publik, sehingga perencanaan tidak dapat dilakukan secara personal atau hanya melibatkan
beberapa orang saja.

B. Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi

Untuk menjamin bahwa perencanaan yang dibuat telah dijalankan secara ekonomis,
efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang efektif. Karena
organisasi sektor publik sifatnya tidak mengejar laba, maka alat pengendaliannya lebih
banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, akuntansi manajemen berperan dalam pengendalian
organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.

Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena
akuntansi memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Dalam memahami akuntansi
sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi akuntansi sebagai alat
pengendalian keuangan dengan sebagai alat pengendalian organisasi.

Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi,
khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan sovabilitas yang cukup baik.
Sementara itu, pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian altivitas
fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi
memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan pengendalian keuangan. Informasi yang
dibutuhkan lebih kompleks tidak sekedar informasi keuangan saja. Sebagai contoh dalam
sebuah usulan investasi publik, informasi yang dibutuhkan untuk pengendalian keuangan
berupa presiksi arus kas dan profabilitas dari investasi tersebut. Sementara itu, untuk tujuan
pengendalian organisasi dibutuhkan informasi yang lebih luas meliputi aspek ekonomi,
sosial, dan politik dari investasi yang diajukan.
C. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan
informasi akuntansi yg relevan dan handal kepada manjer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi.
Peran akuntansi manajemen dalam organiasi sektor publik, yaitu:
1. Perencanaan stratejik
2. Pemberian informasi biaya
3. Penilaian investasi
4. Penganggaran
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for service)
6. Penilaian kinerja

 Perencanaan Stratejik
Akuntansi manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan stratejik.
Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif
program yang dapat mendukung strategi organisasi. Program-program tersebut diseleksi
dan dipilih program-program yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang
dimiliki.
Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan
berapa biaya program (cost of program) dan berapa biaya suatu aktivitas (cost of activity),
sehingga berdasarkan informasi tersebut manajer dapat menentukan berapa anggaran yang
dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama, yaitu:
1. Efisiensi biaya (cost)
2. Kualitas produk (quality)
3. Pelayanan (service)

 Pemberian Informasi Biaya


Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Biaya Input
Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
2. Biaya Output
Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
sampai ke tangan pelanggan. Pada organiasi sektor publik output diukur dengan
berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan. Sebagai contoh untuk
perusahaan transportasi massa, biaya mungkin diukur berdasarkan biaya per
penumpang.
3. Biaya Proses
Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organiasi. Biaya diukur dengan
mempertimbangkan fungsi organiasi, misalnya biaya departemen produksi,
departemen personalia, biaya-biaya dinas dan sebagainya.
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam
perencanaan finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini,
akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting untuk pengambilan
keputusan biaya.
Akuntansi biaya pada sektor publik berperan untuk memberikan informasi
mengenai pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak internal dan pihak
eksternal untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Peran akuntansi manajemen dalam pemberian informasi biaya meliputi
penentuan klasifikasi biaya, biaya apa saja yang masuk kategori biaya rutin (recurrent
expenditure) dan yang masuk kategori biaya modal (capital expenditure), controllable
dan uncontrollable, biaya tetap dan variabel, dan sebagainya.
 Proses penentuan biaya meliputi 5 aktivitas, yaitu:
1. Cost Finding
Pada tahap cost finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk/jasa pelayanan.
2. Cost Recording
Setelah berhasil dilakukan cost finding, tahap berikutnya adalah melakukan cost
recording yang meliputi pencatatan data ke dalam sistem akuntansi organisasi.
3. Cost Analyzing
Setelah dilakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan analisis
biaya, yaitu mengidentifikasikan jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan
volume kegiatan. Manajemen organiasi harus dapat menentukan pemicu biaya
(cost driver) agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
4. Strategic Cost Management
Tahap berikutnya adalah melakukan strategi penghematan biaya agar tercapi
value for money. Pendekatan stratejik dalam pengurangan biaya (manajemen
biaya stratejik) memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Berjangka Panjang. Manajemen biaya stratejik merupakan usaha jangka
Panjang yang membentuk kultur organisasi agar penurunan biaya menjadi
budaya yang mampu bertahan lama.
- Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (continuous Improvement) dan
berfokus pada pelayanan masyarakat. Manajemen biaya stratejik harus
dilandasi oleh semangat untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan
atas kinerja organisasi sektor publik dalam melakukan pelayanan publik.
- Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya
- Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu
efektivitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen
biaya stratejik merupakan tone from the top
5. Cost Reporting
Tahap terakhir adalah memberikan infomasi biaya secara lengkap kepada
pemimpin dalam bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam
satu laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal. Akuntansi
manajemen hendaknya dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan prinsip
value for money dan public accountability organiasi sektor publik.

 Penilaian Investasi
Akuntansi manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor publik hendak melakukan
investasi, yaitu untuk menilai kelayakan secara ekonomi dan finansial. Akuntansi manajemen
diperlukan dalam penilaian investasi karena untuk dapat menilai investasi diperlukan
identifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau keuntungan dari suatu investasi.
Dalam penilaian suatau investasi, faktor yang harus di perhatikan oleh akuntansi
manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat risiko dan ketidakpastian
(termasuk country risk dan political risk), dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan
dilakukan.
Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di
sektor swasta. Pada sektor swasta, terdapat beberapa teknik penilaian investasi, misalnya
dengan menggunakan teknik Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Accounting Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), dan sebagainya. Untuk beberapa
jenis invetasi, teknik-teknik tersebut dapat juga digunakan di sektor publik, akan tetapi tidak
semua jenis investasi dapat dinilai dengan teknik tersebut.
Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di sektor swasta didesain untuk
organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi
yang tidak berorientasi pada upaya mengejar laba. Disamping itu sulit untuk mengukur
output yang dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan dimasa depan dalam ukuran
finansial (expected return) sangat sulit dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis
biaya manfaat (cost-benefit analysis).
 Penganggaran
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang
efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alokasi sumber daya publik, alat
distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital untuk proses
mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana public secara ekonomis, efisien, efektif,
adil, dan merata.
 Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for service)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan
untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai
jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan.
Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging for
services) merupakan suatu rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi
akuntansi. Dengan informasi akuntansi manajemen sumber-sumber inefisiensi di organiasi
dapat dideteksi dan dihilangkan.
 Penilaian Kerja
Penilaian kerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kerja dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kerja, akuntansi manajemen berperan dalam
pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk
masing-masing aktivitas yang dilakukan.
D. Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:


a. Pengendalian Preventif (preventif control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan
perencanaan stratejik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
b. Pengendalian Operasional (operational control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
c. Pengendalian Kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdaarkan
tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

E. Struktur Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Ini
termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas
pusat pertanggungjawaban terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pertanggungjawaban.

Tujuan dibuatnya pusat pertanggung jawaban adalah,

1. Sebagai basi perencanaa, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal conguruence
4. Mendelegasi tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggung Jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan
yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dan
dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumberdaya yang digunakan,
sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.

 Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat 4 jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat Biaya
Pusat Biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu uni organisasi disebut sebagai pusat
biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan
nilai output yang dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sector public karena
output yang dihasilkan sering kali ada akan tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat
diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya. Contohnya adalah departemen
produksi, dinas social, dan dinas pekerjaan umum.
2. Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contohnya adalah dinas pendapatan daerah
dan departemen pemasaran.
3. Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense)
dengan output (revenue dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, Objek pariwisata milik PEMDA,
bandara dan Pelabuhan
4. Pusat Investasi
Pusat Inverstasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajemennya
dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan
pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh pusat investasi adalah
departemen riset dan pengembang dan balitbang.

 Hubungan antara Pusat Pertanggungjawaban dengan pengendalian anggaran

Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat penting


dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Suatu organisasi besar seperti
pemerintah daerah, dapat dianggap sebagai suatu pusat pertanggungjawaban. Pusat
pertanggungjawaban besar tersebut dapat di pecah lagi menjadi pusat pusat
pertanggungjawaban yang lebih kecil hingga pada level pelayanan atau program, misalnya
dinas-dinas dan subdinas-subdinas. Pusat-pusat ini kemudian menjadi dasar untuk
perencanaan dan pengendalian anggaran serta penilaian kinerja pada unit yang bersangkutan.
Manajer pusat pertanggungajawaban, sebagai budget holder memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumberdaya input
berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan dapat
menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kuantitas dan kualitas
tertentu. Anggaran mencerminkan nilai rupiah dari input yang dialokasikan ke pusat-pusat
pertanggungjawaban dan Output yang diharapkan atau level aktivtas yang dihasilkan.
Pengendalian anggaran meliputi pengukuran-pengukuran terhadap output dan belanja yang
riil dilakukan kemudian dibandingkan dengan anggaran. Adanyaperbedaan atau varians
antara hasil yang dicapai dengan yang dianggarkan kemudiandianalisis untuk diketahui
penyebabnya dan dicari siapa yang bertangungjawab atas terjadinya varians tersebut,
sehingga dapat segera dilakukan Tindakan korektif. Tindakan tersebut biasa dilakukan pada
perusahaan-perusahaan swasta. Pada organisasi-organisasi public, mekanisme tersebut perlu
dilakukan sebagai salah satu cara pengendalian anggaran.
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran
sejalan dengan program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan perkataan lain, tiap- tiap
pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitastertentu dan
penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungajawabantersebut
seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yanglebih tinggi,
sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai
belanja(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran.
Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk dievaluasi
kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang dicapai dengan angggaran. Jika system
pengendalian anggaran berjalan dengan baik, maka informasi yang dikirimkan
kepadamanajer harus relevan dan tepat waktu.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya
banyakdiketahui oleh bagian departemen anggaran. Adapun fungsi yang dimiliki oleh
departemenanggaran adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan prosedur dan formular untuk persiapan anggaran
b. Mengoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran
(asumsi tersebut misalnya tingkat inflasi, nilai tukar, dan harga migas)
c. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi
d. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada
budget holder dan manajer pusat pertanggung jawaban
e. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterpretasikan hasil,
dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggung jawaban
f. Menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan
Komite anggaran biasanya terdiri dari para pimpinan puncak seperti kepala departemen,
kepala dinas, kepala biro, dan sebagainya. Komite anggaran memiliki peran yang vital, yakni
bertugas Menyusun anggaran untuk tiap-tiap unit operasi.

F. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan


dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi
formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi:
1. Perumusan Strategi (strategy formulation)
2. Perencanaan Strategi (strategic planning)
3. Penganggaran
4. Penilaian Kinerja
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, atau melalui metode management by walking around. Sistem
pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya
goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan
dalam dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor
pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules
of the game), dan reward & punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas
faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya
etos kerja dan loyalitas karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur
organisasi (organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya komunikasi
(communication style).
1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target
(outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas
dan tanggung jawab manajemen puncak (top management). Perumusan strategi dapat bersifat
tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Perumusan strategi yang dihasilkan dari proses perumusan srategi merupakan strategi
global (makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Strategi makro
tersebut kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih mikro dalam bentuk
program- program, kegiatan, atau proyek.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT
(strength, weakness, opportunity, threat). Analisis SWOT dikembangkan dengan
menganalisis
faktor internal oragnisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan organisasi (care
competence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan peluang.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu:
- Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekuitf organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan
dicapai.
- Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
(assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
- Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan strategik.
- Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
- Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi
proses perumusan strategi, yaitu:
1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik.
2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic
planning). Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau
proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan
proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses
menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik
berupa rencana-rencana strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan
strategi dalam bentuk program-program.
Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi
Perencanaan strategik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategik
bagi organisasi, antara lain:
1. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektf
2. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan
3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
(efektf dan efisien)
4. Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action)
5. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas
6. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara
manajer puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan
memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah
mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan
mendorong terwujudnya goal congruence.
Mengubah Perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategik
perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari itu, perencanaan
strategik harus didukung oleh hal-hal berikut:
1. Struktur pendukung, baik secara majerial maupun political will
2. Proses dan praktik implementasi di lapangan
3. Kultur organisasi.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh karena
itu, perlu dilakukan restrukturisasi dan reoragnisasi (institutional reform) agar selaras dengan
strategi dan desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan pada
prinsip:
1. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk
mencapai strategi yang efektif.
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan
kebijakan hingga level bawah.
3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan
otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
Perencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak
sesuai dengan strategi. Harus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian
wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung dengan adanya regulasi keuangan,
pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
3. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan
tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakteristik
yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama
adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan
cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan
(rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.
Pemberian imbalan (reward) dapat berupa financial dan non-financial seperti pshycological
reward dan social reward.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., AK., CA. 2018. Akuntansi Sektor Publik
Edisi Terbaru.Yogyakarta: penerbit ANDI.

Anda mungkin juga menyukai