Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN


DAERAH

Disusun Oleh

Kelompok 9

M. Sidiq (C1C018127)
Romario Ananta Zalsy Dasilva (C1C018147)
Widya Gustini (C1C018107)

Dosen Pengampu :

Dr. Sri Rahayu, SE.,MSA.,Ak.

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah yang kami susun mengenai Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah yang telah tersusun ini


masih sangat jauh dari kata Sempurna, baik itu dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya sehingga penulis berharap ada suatu masukan dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kelompok kami bisa memiliki
improvement yang baik sebagai pembelajaran kedepannya.

Demikian kami berharap agar Makalah ini bermanfaat dan jelas sehingga
bisa dipergunakan dengan baik untuk pembelajaran mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akuntan sektor publik memiliki kewajiban menyediakan informasi baik untuk
memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal sebagai salah
satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.
Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses
pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Kebutuhan informasi dari
sektor publik tidak hanya terbatas pada informasi keuangan, namun informasi non-
moneter seperti ukuran output pelayanan juga harus dipertimbangkan dalam pembuatan
sebuah keputusan.
Laporan keuangan sektor publik tidak dapat disamakan dengan laporan keuangan di
sektor swasta baik format maupun elemennya, karena organisasi sektor publik memilki
batasan-batasan berupa pertimbangan non-moneter, seperti pertimbangan sosial dan
politik.

B. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana Teori pelaporan dalam sektor publik?
 Bagaimana sistem pelaporan keuangan sektor publik?
 Bagaimana siklus akuntansi keuangan sektor publik?
 Bagaimana teknik pelaporan keuangan sektor publik?
 Bagaimana contoh laporan keuangan sektor public dan unsur-unsurnya di organisasi
sektor publik
 Bagaimana laporan keuangan sektor public dan unsur-unsur negara lain?

C. TUJUAN
 Mengetahui Teori pelaporan dalam sektor publik
 Mengetahui sistem pelaporan keuangan sektor publik
 Mengetahui siklus akuntansi keuangan sektor publik
 Mengetahui teknik pelaporan keuangan sektor publik
 Mengetahui contoh laporan keuangan sektor public dan unsur-unsurnya di organisasi
sektor publik
 Mengetahui laporan keuangan sektor public dan unsur-unsur negara lain
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK

Dalam organisasi sektor publik ada dua jenis laporan yaitu Pelaporan kinerja dan
pelaporan keuangan. Pelaporan Kinerja merupakan refleksi kewaajiban untuk
mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan.

Entitas yang berkewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik adalah
pemerintahan pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintah, unit pelaksanaan teknis,
LSM, partai politik dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

1. Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari


transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum
pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja dan
arus jas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai.

Secara spesifik tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan
informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukan akuntabilitas
entitas atas sumber daya yang yang dipercaya dengan cara:

 Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi,dan penggunaan sumber daya


keuangan.
 Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya.
 Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam
membiayai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan serta komitmennya.
 Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang
terjadi
 Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas manyangkut biaya jasa,efiensi,dan pencapaian tujuan.
2. Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik

Jenis laporan keuangan sektor publik yang minimal dan terintegrasi, meliputi:

1) Laporan Posisi Keuangan


2) Laporan Kinerja Keuangan
3) Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto
4) Laporan Arus Kas
5) Kebijakan Akuntansi dan Catatan atau Laporan Keuangan

1) Laporan Posisi Keuangan.


Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan neraca atau laporan aktiva dan
kewajiban, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva,utang, dan modal
pemilik selama suatu periode tertentu. Secara minimum,laporan posisi keuangan harus
memasukan pos-pos yang menyajikan jumlah:
 Properti, pabrik dan peralatan
 Aktiva tidak berwujud
 Aktiva keuangan
 Investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas
 Persediaan
 Pemulihan transaksi nonpertukaran, termasuk pajak dan transfer
 Piutang dari transaksi pertukaran
 Kas dan setara kas
 Utang pajak dan transfer
 Utang karena transaksi pertukaran
 Cadangan
 Kewajiban tidak lancer
 Partisipasi minoritas
 Aktiva/ekuitas neto/.

2) Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit)


Laporan Kinerja keuangan atau disebut juga dengan Laopran Pendapatan dan
Biaya, Laporan Surplus-Rugi, Laporan Operasi, Laporan Surplus-Defisit atau
Laporan Laba Rugi, adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya
selama atau satu periode tertentu.
Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut:
 Pendapatan dari aktivitas operasi
 Surplus atau defisit dari aktivitas operasi
 Biaya keuangan (pinjaman)
 Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
 Suplus atau defisit dari aktivitas biasa
 Pos-pos luar biasa
 Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
 Surplus atau defisit neto untuk periode

3) Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto


Laporan perubahan aktiva menggambarkan kenaikan atau penurunan
kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus
diungkapakan dalam laporan keuangan. Perubahan aktiva secara keseluruhan
menyajikan total surplus/defisit neto selama suatu periode.
Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto ini meliputi:
 Kontribusi oleh pemilik dan distribusi keada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik.
 Saldo akumulasi surplus dan defisit pada awal periode ,pada tanggal
pelaporan,dan penggerakan selama periode.
 Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi
antara nilai tercatat setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir
periode yang mengukapkan setiap perubahan.

4) Laporan Arus Kas


Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran
kas selama satu periode tertentu. penerimaan dan pengeluaran kas diklarifikasikan
menurut kegiatan operasi, kegiatan pembiayaan dan kegiatan investasi. Informasi arus
kas sangat bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar
estimasi kemampuan entitas.
5) Catatan atas Laporan Sektor Publik

Catatan atas laporan keuangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan
keuanganyang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan
dalam rangka pengungkapan yang memadai bertujuan untuk menginformasikan
pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan entitas publik harus mencakup hal-hal berikut:

a) Kebijakan Fiskal/Keuangan , Ekonomi Makro, Pencapaian Target Undang-Undang


APBN/Perda APBD
b) Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
c) Kebijakan Akuntansi
d) Penjelasan tentang perkiraan realisasi anggaran, neraca,dan laporan arus kas
1. Laporan Realisasi anggaran
o Pendapatan
o Belanja
o Transfer
o Pembiayaan

2. Neraca
o Asset lancer
o Investasi jangka panjang
o Asset tetap
o Asset lainnya
o Kewajiban jangka pendek
o Kewajiban jangka panjang
o Ekuitas dana lancar
o Ekuitas dana investasi

3. Laporan arus kas


o Arus kas dari akivitas operasi
o Arus kas dari aktivitas investasi asset nonkeuangan
o Arus kas dari aktivitas pembiayaan
o Arus kas dari aktivitas nonanggaran

e) Pengungkapan lainnya
Pengungkapan ini berisi hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:
o Penggantian menejemen pemerintahan selama tahun berjalan
o Kesalahan menejemen terdahulu yang telah dikorelasi oleh menejemen baru
o Kontijensi
o Komitmen
o Penggabungan atau pemekaranentitas tahun berjalan
o Kejadian yang mempunyai dampak social
o Kejadian penting setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara signifikan
terhadap akun yang disajikan dalam neraca.

B. SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari Dasar Kas (Cash Base), Dasar
Akrual (Accrual Base), dan Akuntansi Dana (Fund Accounting).

1. Dasar Kas (Cash Base)


Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas
keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan
tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang
ada hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga
tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada
hutang. Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak memperhatikan
pencatatan, dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk
pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock
figure).
Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan
organisasi nirlaba, misalnya akun penerimaan dan pembayaran yang sederhana dari
suatu kegiatan derma kecil dan yang terpenting. Terutama dalam jumlah uang yang
digunakan, adalah akun kas pemerintah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi berbasis kas mampu menyediakan


informasi yang lebih objektif. Di sisi lain, informasi tentang pendapatan dan modal
serta biaya operasi organisasi selama periode tertentu tidak dapat disajikan.
Keuntungan dan kerugian merupakan hal yang penting bagi organisasi baik sektor
publik maupun sektor swasta.

Metode cash basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu
sebagai berikut :

 Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis


 Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja
dan pembiayaan.
 Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban
telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan
pendapatan.
 Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
 Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada
saat laporan tersebut.

Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

 Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.


 Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan
pendapatan sampai diterimanya uang kas.
 Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi
piutang tak tertagih
 Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan
diakui pada saat kas masuk atau keluar.
 Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena
selalu berpatokan kepada kas.
 Laporan keuangan yang disajikan tidak dapat memperlihatkan potensi laba/rugi
yang sebenarnya.

2. Dasar Akrual ( Acrual Base )

Definisi konsep akutansi akrual sebagaimana tercamtum pada SSAP2 adalah


sebagai berikut
Penerimaan dan biaya bertambah ( diakui karena diperoleh atau dimasukan
bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan ) dalam jumlah yang sesuai satu
sama lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening
laba dan rugi selama periode bersangkutan.

Salah satu perbedaan perlakuan akuntansi berbasis akrual terhadap utang


jangka panjang. Manfaat laporan posisi keuangan adalah menilai tingkat kesanggupan
(dalam hal ini rasio utang terhadap ekuitas) untuk menanggung resiko usaha dimasa
depan. Peluang penerimaan dividen ditentukan oleh tingkat pencapaian laba operasi.
Selain itu, perbandingan utang dengan laba operasi akan memunculkan kemampuan
organisasi untuk melunasi utangnya atau sebaliknya, kemampuan organisasi
mengelola utang dalam menghasilkan keuntungan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
manfaat dasar akrual ini sangat berarti bagi pengelolaan aset publik.

Keunggulan dan kelemahan Dasar Akrual

 Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi berhubungan dengan penerimaan


dan pemasukannya, yang berarti bahwa dasar akrual memberikan alat ukur atas
barang dan jasa yang dikonsumsi, diubah, serta diperoleh. Sementara dasar kas
menyediakan alat ukur atas arus kas masuk dan kas keluar.
 Dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan. Perubahan pendapatan
yang diperoleh menurut dasar akrual dan besarnya biaya historis adalah alat ukur
kinerja yang dapat diterima. Semakin besar keuntungan, semakin besar
keberhasilannya.
 Dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal yang
diinvestasikan dalam organisasi publik akan berusaha dipertanahankan.

Kelemahan dasar akrual sebagai berikut :

 Penentuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang dilakukan oleh
individu yang bertugas mencatatnya. Pengaruh subjektivitas individu pencatat
transaksi cukup besar.
 Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis dan
inflasi.
 Jika dibandingkan dengan dasar kas, penyesuaian akrual membutuhkan prosedur
administrasi yang lebih rumit sehingga biaya administrasinya menjadi lebih mahal.
 Peluang terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan. Menurut dasar kas,
manipulasi akuntansi dilakukan melalui penundaan pembayaran kas, dimana anggaran
merupakan satu-satunnya panduan untuk mengendalikan keuangan.

3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)

Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi disektor publik yang
dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sektor swasta,
akuntansi dana tidak begitu populer karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun,
bagi sektor publik, dana kas sektor publik cukup penting dan berpengaruh terhadap
pengembalian keputusan. Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi
sektor publik, sehingga sistem akuntansi lebih mempreoritaskan pengelolaan dana kas.

Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar


pemikirannya adalah manajer tidak bisa mengendalikan laporan bulanan, dan proses
menghasilkan laporan tersebut adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer akan
sangat menentukan seberapa besar pencairan dari anggaran yang telat disepakati. Manajer
dapat menentukan pesanan dengan faktur yang akan diterimannya.

Permasalahan akuntansi akrual akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan
mengalami masalah dengan pengeluaran anggaran dibawah target dalam bulan-bulan
tertentu, dimana kekurangan tersebut akan ditutupi pada periode berikutnya. Menurut
dasar akrual, seluruh anggaran yang telah dipakai dapat ditandai dengan tambahan
pesanan yang dikirimkan dan faktur yang diterima sebelum pencatatan

C. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1. Transaksi
Pengertian transaksi adalah persetujuan jual beli antara satu pihak dengan
pihak lain. Dalam hal ini, transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara organisasi
sektor publik dan pihak lain. Transaksi-transaksi yang terjadi inilah yang nantinya
akan dilaporkan dalam laporan keuangan organisasi.

2. Analisis Bukti Transaksi


Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi
informasi tentang kegiatan transkasi tersebut. Dari bukti transaksi inilah kemudian
dianalisis dan digunakan sebagai dasar pencatatan.

3. Mencatat Data Transaksi


Seperti telah dijelaskan diatas, dari analisis bukti transaksi tersebut akan
dilakukan pencatatan atas transaksi yang telah terjadi. Pencatatan data transaksi
dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

4. Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (Posting)


Dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok akun yang ada pada suatu
organisasi. Berdasarkan nama akun yang ada, catatan atas transaksi tersebut
dikelompokkan sesuai dengan namannya masing-masing. Hal ini yang disebut dengan
posting.

5. Penerbitan Laporan dan Catatannya


Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan ke dalam
buku besar dan kemudian, berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah laporan keuangan
yang akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

D. TEKNIK PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan tahapan dalam siklus akuntansi keuangan sektor publik, teknik


pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari tiga tahapan berikut :

1) Tahapan Pencatatan
a) Kegiatan Pengidentifikasian dan Pengukuran dalam Bentuk Bukti Transaksi dan
Bukti pencatatan.
b) Kegiatan Pencatatan Bukti Transaksi dalam Buku Harian atau Jurnal.
c) Memindahbukukan (Posting) dari Jurnal berdasarkan Kelompok atau Jenisnya
kedalam Akun Buku Besar.

2) Tahap Pengikhtisaran
a) Penyusunan Neraca saldo (Trial Balance) berdasarkan akun buku besar
Neraca saldo adalah suatu daftar yang memuat nama akun atau rekening
beserta jumlah saldonya selama suatu periode tertentu. Nama-nama akun beserta
jumlahnya dalam neraca saldo ini diabil dari buku besar. Saldo adalah selisih antara
jumah sisi debet dan jumlah sisi kredit.

b) Pembuatan ayat jurnal penyesuaian


Prosedur penyesuaian merupakan prosedur untu menyesusaikan akun-akun
pada akhir periode yang belum menyajikan informasi yang paling up-to-date. Dibuat
pada akhir periode akuntansi untuk memastikan bahwa pendapatan dan biaya diakui
pada periode yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pengakuan pendapatan dan
biaya.
Tujuan dari proses penyesuaian :
 Setiap akun riil, khususnya akun aktiva dan akun kewajiban menunjukkan jumlah
yang sebenernya pada akhir periode.
 Setiap akun nominal ( akun pendapatan dan akun biaya )menujukkan pendapatan
dan biaya yang harus diakui dalam suatu periode

c) Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur


Neraca lajur adalah s kertas berkolom-kolom ( berlajur-lajur ) yang dirancang
untuk menghimpun semua data akuntansi ketika entitas menyusun laporan keuangan
dengan cara sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan bagian dari catatan-
catatan akuntansi.
Tujuan pembuatan neraca lajur :
 Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
 Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data
penyesuaian
 Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam
membuat ayat jurnal penyesuaian.

d) Pembuatan ayat jurnal penutup ( closing entires )


Setiap periode akuntansi, saldo akun nominal harus sama dengan nol. Akun
nominal tersebut akan menjadi nol dengan menutup akun-akun tersebut pada akhir
periode.
e) Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
Neraca saldo setelah penutupan merupakan neraca yang berisi daftar akun riil
yang dibuat setelah dilakukan penutupan.

3) Tahap pelaporan
a) Laporan pada unit kerja organisasi
Unit kerja organisasi menggunakan dua metode :
 Surplus/defisit entitas pengendali yang tidak dipisahkan
 Surplus/defisit entitas pengendali yang dipisahkan

b) Laporan keuangan konsolidasi


Laporan keuangan konsolidasi dapat disusun dengan 2 sumber yaitu :
 Neraca saldo entitas pengendali dan unit kerja organisasinya
 Laporan keuangan entitas pengendali dan unit kerja organisasinya
Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah :
 Membuat jurnal eliminasi
Tujuan membuat jurnal ini adalah untuk menghilangkan saldo semua akun
timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit akun timbal balik yang bersaldo
debet.
 Membuat kertas kerja
Pada dasarnya, tujuan penyusunan kertas kerja adalah untuk mempermudah
dan mempercepat penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
 Membuat laporan keuangan konsolidasi
Setelah kertas kerja selesai disusun angka-angka dalam kertas kerja itu
dipindahkan ke laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan jenis akunnya
masing-masing.
E. CONTOH LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-UNSURNYA
DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan


(SAP), unsur-unsur yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis akrual terdiri dari
laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, yang jika diuraikan
adalah sebagai berikut:
1) Laporan Realisasi Anggaran;
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai anggaran dan
realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari
suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas
dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran

2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan pos-pos berikut,
yaitu: saldo anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya), penggunaan saldo anggaran
lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) tahun berjalan,
koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain dan Saldo anggaran lebih
akhir untuk periode berjalan. Pos-pos tersebut disajikan secara komparatif dengan
periode sebelumnya.

3) Laporan Operasional;
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,
beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.

4) Laporan Perubahan Ekuitas;


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos Ekuitas awal
atau ekuitas tahun sebelumnya, Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan dan
koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal
dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan mendasar

5) Neraca;
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dalam neraca, setiap entitas
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan
kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

6) Laporan Arus Kas;


Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah
unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum atau unit yang ditetapkan
sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum
negara/daerah. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta
saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

7) Catatan atas Laporan Keuangan


Agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah dapat dipahami dan
digunakan oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai pertanggungjawaban
keuangan negara diperlukan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK).
CaLK memberikan informasi kualitatif dan mengungkapkan kebijakan serta
menjelaskan kinerja pemerintah dalam tahapan pengelolaan keuangan negara. Selain itu,
dalam CaLK memberikan penjelasan atas segala informasi yang ada dalam laporan
keuangan lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak pengguna
laporan keuangan pemerintah, sehingga masyarakat dapat lebih berpartisipasi dalam
menyikapi kondisi keunagan neagra yang dilaporkan secara lebih pragmatis.

F. IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-


UNSURNYA DI NEGARA- NEGARA LAIN

JEPANG

Formasi Laporan Keuangan Pemerintah Jepang yaitu:

1) Laporan neraca publik


2) Laporan biaya-biaya administrasi (Laporan pengeluaran tahun berjalan)
3) Laporan pendukung penerimaan dan perubahan modal pembayar pajak
4) Laporan penerimaan dan pengeluaran kas

Hingga kini, pemerintah Jepang hanya menggunakan laporan pemerimaan dan


pengeluaran kas untuk menghitung pengelolaan keuangan.
a) Laporan Neraca Publik
 Berdasarkan “Provisional Concept and standart for the Japanese Government
balance Sheet”.
 The Japanese Government Balance Sheet memberikan tinjauan mengenai
keseluruhan posisi fiscal pemerintah atas dasar saham (stock basis) sebagai alat
penjelas posisi fiscal pemerintah kepada penduduk jepang. Memperbaiki
akuntabilitas pemerintah terkait dengan kabijakan.
b) Ruang Lingkup Neraca:
 Seluruh aset dan kewajiban pemerintah adalah subjek dari neraca
pemerintah,yakni semua general account dan 310 special account government
(termasuk akun internal accounting dan dana juga merupakan subjek).
 General account and special accounts dikonsolidasi dan semua kredit serta utang
diantara akun-akun tersebut di-offseta jumlah asset dan kewajiban yang dimiliki
pemerintah ditunjukkan.
c) Tanggal Neraca
 Tanggal neraca merupakan hari terakhir pada tahun fiscal. Meskipun demikian,
tetap ada akun-akun pada periode penyelesaian (settlement periods). Jumlah akun-
akun ini menunjukkan penyelesaian pembayaran dan penerimaan kas selama
settlement periods.
 Terkait dengan present value of future pension benefits,karena jumlah yang
dievaluasi pada revaluasi actuarial (actuarial revaluation) hanya lima tahun sekali
dapat digunakan, maka jumlah yang terakhir yang harus digunakan.
d) Aset
Kas dan deposito,sekuritas,piutang usaha,kenaikan pendapatan,aktiva tidak berwujud.
e) Utang
Utang usaha kenaikan utang,sekuritas jangka pendek yang dipegang oleh
masyarakat,obligasi pemerintah yang dipegang oleh masyarakat.

Laporan biaya administrasi (laporan pengeluaran tahun berjalan):

 Biaya operasi
 Peningkatan bonus yang diharapkan yang tidak terpenuhi dengan cadangan
 Peluang
Isi spesifik dari pernyataan ini adalah:

 Biaya administrasi pada laporan laba rugi lembaga-lembaga independen,dan


pendapatan lain-lain yang berasal dari bantuan yang lebih sedikit ketimbang untuk
biaya operasi.
 Jumlah penyusutan asset telah dihitung berdasarkan prosedur akuntansi yang sesuai
untuk penyusutan asset khusus.
 Estimasi peningkatan bonus tidak dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi untuk
manfaat yang dikembalikan.
 Peningkatan biaya oportunitas (opportunity cost) dari penggunaan asset pemerintah.

Contoh Laporan Keuangan Sektor Publik Jepang

Laporan Keuangan JOGMEC (Japan Oil,Gas and Metal National Corporation) meliputi:

 Neraca
 Laporan Laba/Rugi
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan Keuangan

INDIA

Pelaporan keuangan di India meliputi:

 Rekening penerimaan modal


 Rekening pembayaran modal
 Dana Kontinjensi.
 Rekening penerimaan pendapatan.
 Rekening pengeluaran pendapatan.
 Rekening penerimaan publik.
 Rekening pembayaran publik.
 Penerimaan pembelanjaan Negara bagian.
 Pengeluaran biaya untuk setiap departemen yang diterima sebelum pencatatan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja dan arus jas suatu entitas
yang berguna bagi sejumlah besar pemakai. Sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri
dari Dasar Kas (Cash Base), Dasar Akrual (Accrual Base), dan Akuntansi Dana (Fund
Accounting).

Siklus akuntansi keuangan sektor publik seperti transaksi, analisis bukti transaksi,
mencatat data transaksi, mengelompokkan dan mengikhtisarkan data yang dicatat (posting),
dan penerbitan laporan dan catatannya. Berdasarkan tahapan dalam siklus akuntansi
keuangan sektor publik, teknik pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari tiga tahapan
berikut : Tahapan Pencatatan, Tahap Pengikhtisaran dan Tahap pelaporan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan


(SAP), unsur-unsur yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis akrual terdiri dari
laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, yang jika diuraikan
adalah sebagai berikut:
 Laporan Realisasi Anggaran;  Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Perubahan Saldo  Neraca;
Anggaran Lebih;  Laporan Arus Kas;
 Laporan Operasional;  Catatan atas Laporan Keuangan

B. SARAN

Dalam memahami Pelaporan Keuangan Sektor Publik, disarankan kepada Mahasiswa/i


untuk tidak melupakan dasar-dasar pada pelaporan perusahaan swasta, karena pada dasarnya
keduanya memiliki beberapa persamaan sehingga jika telah memahami pelaporan pada
perusahaan swasta, tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami pembahasan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Internet :

http://www.integrasi-edukasi.org/sistem-informasi-akuntansi-berbasis-kas-vs-basis-akrual/

https://andichairilfurqan.wordpress.com/2012/05/25/komponen-laporan-keuangan-pemerintah-
berbasis-akrual/

http://mnchaniago.blogspot.com/2016/12/akuntansi-sektor-publik-pelaporan.html

https://alexandria05.blogspot.com/2019/03/makalah-pelaporan-keuangan-sektor-publik.html

Anda mungkin juga menyukai