Oleh:
Adinda Putri Gianni
Nim: 1611000066
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018?
2. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018?
3. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018?
4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba (pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-
2018?
5. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio
(CR), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
makanan dan minuman periode 2016-2017.
2. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
makanan dan minuman periode 2016-2017.
3. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan
dan minuman periode 2016-2017.
4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
makanan dan minuman periode 2016-2017.
5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio
(CR), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Semoga penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan untuk bidang
keuangan khususnya pengetahuan mengenai perubahan laba.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
sendiri sehingga dapat menerapkannya di lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan bidang keuangan.
b. Bagi Perusahaan
Semoga dengan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
perusahaan khususnya manajemen keuangan yang berkaitan langsung
dengan perubahan laba yang diperoleh perusahaan melalui rasio Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), dan
Net Profit Margin (NPM).
A. Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Kuangan
Menurut (Kartikahadi, Sinaga, Syamsul, Siregar, & Wahyuni, 2016), laporan
keuangan adalah media utama bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan oleh manajemen kepada para pemangku kepetingan
(stakeholders). Para pemangku kepentingan antara lain meliputi: persero/ pemegang
saham, calon persero/pemegang saham, kreditur, calon kreditur, serikat kerja, badan
pemerintahan, manajemen, dan lain-lain.
Pengertian laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara sebagai contoh, sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, sebagai
contoh, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga. Akan tetapi, laporan keuangan tidak mencakup item
tertentu seperti laporan manajemen, analisis dan pembahasan umum oleh
manajemen dan item serupa yang dapat termasuk laporan keuangan atau laporan
tahunan”.
2. Pihak Eksternal
1) Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan
kebijakan penanaman modalnya.
2) Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit
yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja
keuangan jangka pendek (likuiditas) dan profitabilitas perusahaan.
2. Pertumbuhan Laba
a. Pengertian Laba
Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba. Laba
merupakan kelebihan pendapatan atas beban dan kerugian yang terkait dalam
operasi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba secara operasional merupakan
perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu
periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Menurut Harahap
dalam jurnal (Andriyani, 2015), pertumbuhan laba merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibanding tahun
sebelumnya, perhitungannya dengan cara menghitung selisih laba bersih tahun
tertentu dengan laba bersih tahun sebelumnya di bagi dengan laba bersih tahun
sebelumnya.
Menurut (Nino Sri Purnama Yanti, 2017), pertumbuhan laba adalah
perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax). Jadi
pertumbuhan laba yaitu perkembangan laba yang terjadi pada suatu perusahaan yang
bisa saja mengalami kenaikan atau mengalami penurunan.
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam
laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen
laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan,
perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan,
adanya perubahan pada pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga
disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi
dan adanya kebebasan manajerial yang memungkinkan manajer memilih metode
akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba (Mahaputra, 2012).
Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
b) Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan
pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan
laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang (Andriyani, 2015). Rasio
Solvabilitas terdiri atas Debt to Total Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio
(DER), Time Interest Earned Ratio, Fixed Charge Coverage, dan Debt Service
Coverage. Rasio solvabillitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt
to Equity Ratio (DER), rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya
perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan jumlah
dana yang berasal dari pemilik perusahaan dengan menghitung antara total
hutang dengan total modal.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio yang dapat digunakan sebagai
berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
3. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti perusahaan akan
beroperasi pada tingkat biaya rendah yang akhirnya akan menghasilkan laba
yang tinggi. Alat ukur rasio ini antara lain Gross Profit Margin (GPM), Net
Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset
(ROA), dan Return On Equity (ROE). Rasio profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin
(NPM). Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang membandingkan laba setelah
pajak dengan total aktiva. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) merupakan
rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.
Rumus untu mencari return on asset dan net profit margin dapat digunakan
sebagai berikut:
Subramanyam, K., & J. Wild, J. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta, Jakarta:
Salemba Empat.
Kartikahadi, H., Sinaga, R. U., Syamsul, M., Siregar, S. V., & Wahyuni, E. T. (2016).
Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta: Ikatan Akuntansi
Indonesia.