Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 8

Tugas Ahir Program

Bagaimana Seharusnya Auditor Merespons Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Audit !

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia memberikan dampak luas pada
berbagai bidang termasuk praktik akuntan publik. Sebagaimana dipahami, auditor harus
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari kesimpulan sebagai basis
memberikan opini. Dalam situasi apapun, auditor dituntut untuk menjaga skeptisisme
professional yaitu bertindak dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian sesuai dengan standar
profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

Pada masa pendemi seperti sekarang ini dimana diberlakukan pembatasan-pembatasan baik pada
akses dan perjalanan maupun jumlah personil, tentunya memberikan dampak bagi auditor dalam
memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat tersebut. Menyikapi hal tersebut, Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), dalam Technical Newsflash bulan April 2020, mengangkat tema:
“Respons Auditor atas Pandemi Covid-19 terhadap Laporan Keuangan, Prosedur Audit, dan
Pertimbangan Praktis Penunjang Kualitas Audit.

Memahami panduan dalam technical newsflash tersebut beberapa hal yang sangat penting untuk
menunjang kinerja dan kualitas audit dan rekomendasi yang disarankan, dapat diuraikan pada
bagian berikut ini:

1. Pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat


Untuk tetap dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor disarankan untuk
mengeksplorasi prosedur alternatif termasuk penggunaan teknologi. Dalam hal tidak dapat
dilakukan, auditor dapat menunda penerbitan laporan auditor independen, atau memodifikasi
laporan auditnya untuk mencerminkan bahwa auditor belum memperoleh bukti audit yang
diperlukan.

2. Peristiwa setelah tanggal pelaporan


Auditor melakukan penilaian atas kelengkapan pengungkapan yang disediakan oleh entitas
tentang dampak, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dari Pandemi Covid-19. Sebagai hasil
penilaian, auditor dapat mempertimbangkan menambah paragraf “Penekanan Suatu Hal” dalam
laporan auditnya atau memodifikasi laporan auditnya ketika pengungkapan manajemen atas
dampak Pandemi Covid-19 tidak memadai.

3. Kelangsungan usaha
Auditor melakukan evaluasi atas penilaian manajemen terhadap kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya dan identifikasi indikator adanya penurunan
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, seperti indikator keuangan,
indikator operasi, dan indikator lainnya. Dalam hal auditor menyimpulkan adanya keraguan
terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor disarankan
untuk memodifikasi laporan auditnya atau menyarankan entitas untuk menerapkan metode
akuntansi berbasis likuidasi.

4. Pelaporan dan komunikasi


Terhadap risiko utama dan ketidakpastian yang dihadapi dan kemungkinan perkembangannya di
masa depan, auditor harus melakukan komunikasi secara tepat waktu kepada manajemen, dan
jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan regulator terkait dampak
pandemi Covid-19 terhadap laporan keuangan dan proses auditnya.

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal, di antaranya membuat praktik profesi akuntan publik
tak berjalan mulus. Tak sedikit dari praktisi ini mengalami kendala dalam memenuhi kewajiban
SKP PPL, sementara para calon akuntan publik harus bersabar menunggu pengaktifan kembali
pusat-pusat ujian CPA (certified public accountant). Kegiatan jaringan KAP seperti inspeksi
global, pembelajaran global, pemeriksaan jaringan internasional, pengelolaan arus kas, dan
pengomunikasian pesan utama pun ikut terkena dampaknya. Belum lagi di dalam manajemen
KAP itu sendiri. Proses inspeksi internal, infrastruktur teknologi, sampai dengan pengelolaan
karyawan, juga menghadapi tantangan. Singkat kata, pandemi Covid-19 mempengaruhi sebagian
besar proses bisnis yang dijalankan oleh KAP, baik itu manajemen internal, jaringan KAP,
hingga perlunya pertimbangan kembali atas perikatan audit hingga pendekatan audit alternatif
yang harus ditempuh dalam masa pandemi ini.

Prosedur penilaian risiko dan pemahaman auditor atas pengendalian internal entitas menjadi
salah satu hal yang harus dipahami auditor, papar Hendang. Dengan ini, auditor dapat
mengevaluasi risiko tambahan yang muncul seperti gangguan operasional pada setiap perubahan
model bisnis yang diakibatkan oleh pandemi. Penerimaan perikatan audit dan keberlanjutan klien
tak boleh luput dari pertimbangan. Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko audit, juga
menelaah kembali penilaian risiko yang telah dilakukan oleh manajemen. Di situ, auditor menilai
apakah manajemen telah mengidentifikasi signifikansi risiko bisnis yang muncul dan bagaimana
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Selanjutnya, auditor
mereviu pengendalian mutu perikatan yang dapat menjadi indikator penerimaan perikatan audit
dan keberlanjutan klien. Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi hasil pemerolehan bukti audit,
misalnya saja pemberlakuan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), yang berimbas pada
pembatasan akses dan perjalanan maupun ketersediaan personel dari auditor dan auditee. Auditor
perlu melakukan perubahan yang relevan dalam hal ini, mengeksplorasi prosedur-prosedur audit
alternatif.

Auditor perlu mencermati bagaimana SA 330 (Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah
Dinilai) menjadi panduan guna mengidentifikasi perubahan yang relevan terhadap kemampuan
auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat selama masa pandemi. Auditor juga
hendaknya memberikan perhatian khusus kepada proses tutup buku terutama pada akun tertentu,
jurnal penyesuaian, transaksi non-rutin maupun transaksi khusus, serta keseluruhan penyajian
dalam laporan keuangan. Demikian pula dengan evaluasi ketepatan asumsi dan keandalan data
yang digunakan atas kondisi pandemi ini.

Sumber Referensi :
1. http://www.rts.co.id/index.php/articles/respons-auditor-atas-pandemi-covid-19
2. https://setjen.kemenkeu.go.id/in/post/bagaimana-seharusnya-auditor-merespons-
dampak-pandemi-covid-19-terhadap-audit
3. Buku Materi Pokok EKSI4414 - Laboratorium Auditing

Anda mungkin juga menyukai