Anda di halaman 1dari 24

TECHNICAL NEWSFLASH

APRIL 2020

RESPONS AUDITOR ATAS


PANDEMI COVID-19:
Terhadap Laporan Keuangan,
Prosedur Audit, dan
Pertimbangan Praktis
Penunjang Kualitas Audit

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia


TECHNICAL NEWSFLASH APRIL 2020
RESPONS AUDITOR ATAS PANDEMI COVID-19:
TERHADAP LAPORAN KEUANGAN, PROSEDUR AUDIT, DAN
PERTIMBANGAN PRAKTIS PENUNJANG KUALITAS AUDIT

Publikasi teknis ini disusun oleh Divisi Teknis dan Standar Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) dengan supervisi Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi (KAISP) IAPI. IAPI
tidak bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menahan
diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi publikasi ini secara
langsung maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya. Materi
ini tidak dirancang untuk menjadi suatu ringkasan lengkap dan komprehensif dari isu terkait
dampak Pandemi Covid-19, tetapi untuk membantu diskusi secepat mungkin dan
selama  waktu yang unik ini untuk menunjang kualitas audit. Sehingga, aspek-aspek hanya
terbatas dari standar audit yang dicakup dan publikasi ini tidak menggantikan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.
 
Jakarta, 9 April 2020
KAISP
 
Ketua:              Irhoan Tanudiredja
Anggota:          Agung Nugroho
Bambang Sulistiyanto
Benny Andria
Dwi Martani
Fahmi
Handoko Tomo
Irwan Haswir
Palti Ferderico T.H. Siahaan
Rakhmawan Tri Nugroho
Sriyanto
Steven Tanggara
Zarya Nugroho
 
Informasi mengenai publikasi, silahkan hubungi:
Email: teknis@iapi.or.id
Telp: (021) 7507363 ext. 112 (Divisi Teknis dan Standar)
 
Divisi Teknis dan Standar IAPI
Aditia Hariadi Tamar
Finda Lestari
Johannes Juan Hasiholan Simorangkir

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


LATAR BELAKANG

Gangguan perekonomian global yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 dapat meningkatkan
prevalensi risiko kesalahan penyajian material pada asersi-asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Pekatnya atmosfer ketidakpastian dalam tingkatan ekonomi makro dan mikro dapat
menyebabkan perubahan signifikan atas pertimbangan awal risiko kesalahan penyajian
material yang diidentifikasi.
 
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, manajemen dan jika relevan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola diharuskan untuk menyusun dan menyajikan laporan
keuangan beserta pengungkapan lainnya yang relevan berdasarkan pertimbangan dan analisis
terbaik atas fakta-fakta terkini dan peristiwa setelah tanggal pelaporan yang dapat diprediksi.
 
Sementara itu, dalam situasi sekarang ini, Auditor tetap harus menjaga kualitas audit dan dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung opini audit. Respons auditor
yang diharapkan adalah memodifikasi prosedur pengumpulan bukti audit, merevisi proses
identifikasi dan penilaian risiko kesalahan penyajian material, serta mengubah prosedur audit
yang direncanakan atau melakukan prosedur alternatif atau prosedur audit lanjutan yang tepat.
Selain itu, auditor diharuskan untuk memahami beberapa paket kebijakan ekonomi, regulasi,
dan transaksi-transaksi nonrutin yang terjadi pada periode ini. Prosedur dan kebijakan
pengendalian mutu terkait dengan penugasan dan supervisi tim perikatan serta telaah
pekerjaan harus lebih ditekankan oleh auditor supaya risiko audit dapat diarahkan pada
tingkatan yang dapat diterima, suatu tingkatan yang lebih rendah dibandingkan tingkat absolut.
Selain itu, skeptisisme profesional perlu dipertajam sebab kecenderungan kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, lebih rentan terjadi pada
periode gangguan perekonomian.
 
Publikasi ini menyediakan suatu pedoman yang bersifat minimal dan beberapa area signifikan
dalam perancangan dan pelaksanaan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat dalam merespons gangguan yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 sampai
suatu waktu dimana Pandemi Covid-19 ini dinyatakan berakhir sesuai dengan pedoman dari
pihak pemerintah. Publikasi ini merupakan pedoman umum dan pembaca tetap harus
memperhatikan perkembangan yang ada dalam hal ini termasuk peraturan terkait yang muncul
di kemudian hari.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


1
Berikut Ini Hal-hal yang Sangat Penting
Untuk Menunjang Kinerja dan Kualitas Audit
Selama Pandemi Covid-19 Masih Terjadi

1. Pemerolehan Bukti Audit yang Cukup dan Tepat

Ditekankan bahwa tanggung jawab auditor untuk mendapatkan bukti audit yang
cukup dan tepat sebelum menerbitkan laporan audit. Diakui bahwa pembatasan
akses dan perjalanan serta terbatasnya ketersediaan personel karena pertimbangan
kesehatan dapat mengganggu kemampuan auditor untuk mendapatkan bukti audit
yang cukup dan tepat. Untuk audit grup, tim perikatan grup dan auditor komponen
harus menyesuaikan pendekatan audit dengan kondisi saat ini. Auditor disarankan
untuk mengeksplorasi prosedur alternatif, termasuk teknologi, sejauh mungkin.
Penyelesaian audit yang berkualitas tinggi dalam kondisi saat ini memerlukan waktu
tambahan, yang dapat memengaruhi tenggat waktu pelaporan. Sebagai
konsekuensinya, auditor perlu menunda penerbitan laporan auditnya, dan jika hal ini
tidak dapat untuk menyelesaikan hal tersebut, auditor perlu memodifikasi laporan
auditnya untuk mencerminkan bahwa auditor belum dapat memperoleh bukti audit
yang diperlukan. Auditor perlu berkomunikasi secara seksama dengan pihak
manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam menentukan
hal ini.
 
2.  Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan

Untuk sebagian besar entitas, kondisi krisis muncul setelah periode laporan keuangan
akhir tahun. Auditor perlu menilai apakah pengungkapan yang disediakan oleh entitas
tentang dampak, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dari Pandemi Covid-19
pada aktivitasnya, situasi keuangan dan kinerja ekonomi di masa depan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan apakah perlu memasukkan
paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor Independen berdasarkan SA
706. Apabila dalam proses penilaian tersebut, auditor berpendapat pihak manajemen
belum secara memadai melakukan pengungkapan atas kondisi dan dampak yang
diakibatkan oleh kondisi Pandemi Covid-19, auditor perlu mempertimbangkan
modifikasi atas laporan auditnya.
 

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


2
3. Kelangsungan Usaha

Auditor harus memperhatikan dengan seksama penilaian entitas mengenai


kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Mengingat kondisi
saat ini, ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia serta meningkatnya ketidakpastian
bisnis dan operasi untuk banyak entitas dapat memunculkan tantangan bagi
pertimbangan auditor. Auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari evaluasi
auditor terhadap penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya dan komunikasi kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola. Dapat juga terdapat kasus di mana entitas perlu
menerapkan akuntansi berbasis likuidasi. Auditor harus memberikan perhatian
khusus terhadap kemungkinan terdapat pelanggaran dari perjanjian untuk pinjaman
atau perjanjian lainnya yang mungkin akan muncul akibat kondisi perusahaan yang
mengalami perubahan sehingga akan berdampak pada penyajian klasifikasi pinjaman
dan kelangsungan usaha.

4. Pelaporan dan Komunikasi

Auditor diingatkan untuk memberikan perhatian yang tepat untuk menilai apakah
uraian posisi keuangan entitas, risiko utama dan ketidakpastian yang dihadapi dan
kemungkinan perkembangannya di masa depan konsisten dengan pengetahuan yang
dimiliki auditor sebagai bagian dari pekerjaan audit. Auditor diingatkan juga bahwa
penting untuk berkomunikasi secara tepat waktu kepada manajemen entitas, pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan regulator terkait tentang dampak
Pandemi Covid-19 pada pekerjaan auditnya serta pada entitas dan laporan
keuangannya, serta standar audit yang berlaku dan jika relevan, peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 
Auditor harus merumuskan opini atas laporan keuangan dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam SA 700, SA 705, dan SA 706. Dalam kondisi
saat ini terdapat kemungkinan yang tinggi terkait kelangsungan usaha yang
terpengaruh, adanya ketidakpastian material terkait dengan kelangsungan usaha,
prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam SA 570 juga perlu dipertimbangkan secara
parsial yang mengatur cara pelaporan dalam situasi yang berbeda. Auditor perlu
berhati-hati dalam menerapkan pertimbangan profesional, serta mempertahankan
sikap skeptisisme profesional dalam pelaporan.
 
5. Skeptisisme Profesional

Auditor diharuskan untuk tetap mempertahankan sikap skeptisisme profesional


untuk bertindak dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian sesuai dengan standar
profesi dan kode etik profesi yang berlaku ketika melakukan kegiatan-kegiatan
profesional dan memberikan jasa profesionalnya. Kehati-hatian dan ketelitian
mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan ketentuan suatu
penugasan secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


3
Standar Audit Relevan yang Digunakan

1. Penerapan SA 315 - Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian


Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Karena kondisi Pandemi Covid-19, entitas dan auditor harus mengevaluasi risiko tambahan
yang muncul seperti gangguan operasional yang terjadi pada setiap perubahan pada model
bisnis yang muncul dari penurunan permintaan yang signifikan, berkurangnya pelanggan,
gangguan pada rantai pasokan, ketidakhadiran karyawan atau bekerja dari rumah, geografis,
implikasi operasi grup, pembatasan publik, dll.
 
Maka, auditor harus mempertimbangkan dampak Pandemi Covid-19 terhadap beberapa hal
berikut:
Prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu basis untuk pengidentifikasian dan
penilaian kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dapat
berubah selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan.
Pemahaman auditor atas pengendalian internal entitas termasuk:
i. lingkungan pengendalian; dan
ii. perubahan strategi pengandalan pada pengendalian internal dalam menentukan
respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi.

Auditor juga harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen apakah dampak Pandemi Covid-19 telah dimasukkan ke dalam proses penilaian
risiko manajemen dan apakah manajemen telah mengidentifikasi dan menilai signifikansi risiko
bisnis yang muncul.
    
2. Penerapan SA 330 - Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Auditor perlu melaksanakan perubahan yang relevan terkait dengan respons keseluruhan
auditor terhadap kemampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat selama
Pandemi Covid-19, sebagai contoh: observasi langsung atau perhitungan ulang persediaan
di gudang klien tidak dilaksanakan akibat karantina wilayah di suatu daerah (beberapa
prosedur audit alternatif perlu dipertimbangkan).
Auditor harus memberikan perhatian khusus pada:
i. .proses tutup buku laporan keuangan terutama pada akun tertentu dan jurnal
penyesuaian;
ii. .evaluasi auditor terhadap keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan termasuk
pertimbangan apakah pengungkapan laporan keuangan telah memadai; dan
iii. kesimpulan auditor terhadap kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


4
3. Penerapan SA 501 Bukti Audit –
Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Auditor harus memberikan perhatian khusus


dalam hal dampak Pandemi Covid-19 terhadap,
antara lain namun tidak terbatas, sebagai contoh:
Pengujian eksistensi persediaan yang material.
Evaluasi pengungkapan atas adanya litigasi
dan klaim untuk tahun 2019, yang mungkin
muncul atas wanprestasi klien dengan
kemungkinan penerapan penundaan laporan
audit.
Informasi segmen yang mungkin berubah
untuk audit tahun 2020 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.

4. Penerapan SA 540 - Audit atas Estimasi


Akuntansi, termasuk Estimasi Akuntansi
Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang
Bersangkutan
 
Auditor harus memberikan perhatian khusus
pada:
perubahan regulasi
i. perubahan regulasi yang
yang berdampak pada
estimasi akuntansi
estimasi akuntansi (sebagai
(sebagai contoh:
kebijakanperpajakan
kebijakan perpajakan tentang
tentang insentif
insentif pajak
pajak wajib
untuk untukpajak
wajib pajak
yang yang terdampak
terdampak Pandemi
Pandemi Covid-19);
Covid-19);
evaluasi ketepatan
ii. evaluasi ketepatan asumsi
asumsi dalam kondisi
Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 dandan dalam konteks
kerangka pelaporan
kerangka pelaporan keuangan
keuangan yang
berlaku;
berlaku;
evaluasi ketepatan
iii. evaluasi ketepatan dandan keandalan data
yangdigunakan;
yang digunakan;dan
dan
dampak perubahan
iv. dampak perubahan faktor-faktor risiko
inheren
inherenakibat
akibatsuatu
suatuketidakpastian.
ketidakpastian.

Jika, dalam pertimbangan auditor, manajemen


belum cukup memperhitungkan pengaruh
ketidakpastian estimasi terhadap estimasi
yang memunculkan risiko signifikan, auditor
harus mengembangkan suatu pertimbangan
yang digunakan untuk mengevaluasi
kewajaran estimasi akuntansi.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


5
5. Penerapan SA 560 – Peristiwa Kemudian
 
Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, bahwa seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan
keuangan dengan tanggal laporan auditor yang mengharuskan pengungkapan dalam
laporan keuangan terkait Pandemi Covid-19, telah diidentifikasi. Jika relevan, auditor juga
diharuskan untuk mempertimbangkan konsekuensi atas perubahan tenggat waktu
pelaporan keuangan entitas dan peristiwa kemudian yang terjadi sebelum tanggal laporan
auditor independen.
 
Auditor harus meminta kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, untuk memberikan suatu representasi tertulis yang menyatakan bahwa seluruh
peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku telah
disesuaikan atau diungkapkan.

Peristiwa yang Terjadi antara


Memperoleh suatu pemahaman
Tanggal Laporan Keuangan
tentang prosedur yang telah
dan Tanggal Laporan Auditor:
ditetapkan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa peristiwa
kemudian teridentifikasi.

Meminta keterangan dari manajemen dan,


jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
Membaca risalah rapat, tentang atas tata kelola, tentang peristiwa
pemilik, manajemen, dan pihak yang kemudian yang telah terjadi yang mungkin
bertanggung jawab atas tata kelola memengaruhi laporan keuangan.
entitas, yang rapat tersebut diadakan
setelah tanggal laporan keuangan dan
meminta keterangan tentang hal-hal
yang dibahas dalam rapat tersebut
yang risalah hasil rapatnya belum
tersedia. Dan Membaca laporan
keuangan interim terakhir entitas, jika
relevan.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


6
Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan oleh auditor sehubungan dengan peristiwa
kemudian:

1Fakta yang Diketahui Oleh


Auditor Setelah Tanggal Membahas hal tersebut dengan
Laporan Auditor Namun manajemen dan, jika relevan,
Sebelum Tanggal Laporan dengan pihak yang bertanggung
Keuangan Diterbitkan: jawab atas tata kelola.

Menentukan apakah laporan keuangan


tersebut memerlukan perubahan dan
jika demikian.

Meminta keterangan bagaimana


manajemen akan memperlakukan hal
tersebut dalam laporan keuangan.

2
Membahas hal tersebut dengan Fakta yang Diketahui Oleh
manajemen dan, jika relevan, Auditor Setelah Tanggal
dengan pihak yang bertanggung Laporan Keuangan
jawab atas tata kelola. Diterbitkan:

Menentukan apakah laporan


keuangan tersebut memerlukan
perubahan dan jika demikian.
Meminta keterangan bagaimana
manajemen bermaksud untuk
menyelesaikan hal tersebut
dalam laporan keuangan.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


7
6. Penerapan SA 570 – Kelangsungan Usaha

Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat
suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya selama Pandemi Covid-19. Selain itu, modifikasi atas opini auditor
dapat dipertimbangkan untuk merespons penilaian auditor terhadap basis kelangsungan
usaha klien.
 
Dalam mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya, audiitor harus mencakup periode yang sama
seperti yang digunakan oleh manajemen untuk membuat penilaiannya seperti yang
diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau oleh peraturan
perundang-undangan jika periode yang dicakup merupakan suatu periode yang lebih lama.
Jika penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya mencakup suatu periode yang kurang dari 12 (dua belas) bulan dari tanggal
laporan keuangan sebagaimana yang didefinisikan dalam SA 560, maka auditor harus
meminta manajemen untuk memperluas periode penilaiannya menjadi sekurang-kurangnya
12 (dua belas) bulan dari tanggal tersebut. Dan mengomunikasikan kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola jika terdapat keraguan signifikan.

7. Penerapan SA 600 - Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Grup


(Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)

Jika relevan, adanya penilaian ulang atas prosedur yang direncanakan auditor grup dalam
kaitannya dengan pekerjaan auditor komponen, seperti kemampuan auditor grup untuk
meninjau dengan tepat (atau terlibat dalam) pekerjaan auditor komponen, sebagai contoh
apakah prosedur alternatif perlu dipertimbangkan dan dampaknya terhadap kecukupan
serta ketepatan bukti audit yang menjadi dasar opini audit grup.
 
8. Penerapan SA 700 - Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

Berfokus pada hal-hal yang dapat disimpulkan, termasuk apakah semua aspek utama audit
telah direspons dengan tepat, seperti:
Area yang memerlukan manajemen untuk memberikan bukti audit lebih lanjut karena
adanya sifat perubahan yang cepat dari hal tersebut.
Ketidakpastian baru yang dinyatakan sebagai akibat dari Pandemi Covid-19, sebagai
contoh, perubahan yang tepat telah dilakukan untuk menyadari adanya ketidakpastian
yang meningkat untuk diperhitungan dalam estimasi akuntansi (termasuk perhitungan
penurunan nilai).
Dampak peraturan perundang-undangan baru atau yang berubah terhadap laporan
keuangan.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


8
9. Penerapan SA 705 - Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen

Beberapa kondisi ilustratif di mana Auditor perlu mengungkapkan


opini modifikasian karena Pandemi Covid-19 di bawah ini:
Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk komponen material yang diaudit oleh auditor lain
sesuai SA 600 karena Pandemi Covid-19.
Dampak keuangan yang muncul dari Pandemi Covid-19 tidak
diperhitungkan atau dilaporkan atau diungkapkan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dalam
laporan keuangan.
Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat terhadap dampak Pandemi Covid-19 dalam laporan
keuangan dan berpendapat terdapat kesalahan penyajian
material terhadap laporan keuangan.
Auditor telah mengkomunikasikan kesalahan penyajian kepada
manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
terkait dengan Pandemi Covid-19 berdasarkan SA 450 tentang
Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi
Selama Audit. Evaluasi atas kesalahan penyajian yang diketahui
selama audit dan manajemen atau pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola menolak untuk memperbaiki kesalahan
penyajian tersebut, yaitu secara individu atau agregat, material
untuk laporan keuangan.
 
10. Penerapan SA 720 - Tanggung Jawab Auditor atas Informasi
Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan
Auditan

Dalam kondisi tertentu terdapat informasi yang bertentangan


antara laporan tahunan entitas dan laporan keuangan tentang
dampak Pandemi Covid-19. Suatu ketidakkonsistensian material
dapat memunculkan keraguan tentang kesimpulan audit yang
ditarik dari bukti audit yang diperoleh sebelumnya dan tentang
basis untuk opini auditor atas laporan keuangan.
 
Informasi lain termasuk informasi keuangan atau non keuangan,
untuk meringkas, atau untuk memberikan rincian yang lebih
besar, tentang angka-angka dalam laporan keuangan, dan
informasi keuangan atau non keuangan tentang dimana auditor
telah memperoleh pengetahuan dalam audit. Informasi lain juga
memasukkan hal-hal lainnya.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


9
Pertimbangan Praktis
Penunjang Kualitas Audit

Perlu memperhatikan dampak Pandemi Covid-19 terhadap:

1. Profesi Akuntan Publik


2. Jaringan KAP
3. KAP
4. Perikatan Audit
5. Pendekatan Audit Jarak Jauh (Remote Audit)
6. Jasa Asurans Lainnya

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


10
1. Dampak Terhadap Profesi Akuntan Publik dan Ujian CPA

JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG


Memenuhi ketentuan jumlah minimal Implikasi terhadap implementasi SPM 1,
Satuan Kredit Pelatihan (SKP) Pelatihan SA 220, SA 315, dan SA 600.
Profesional Berkelanjutan.
Regulator: mendukung praktisi dengan Regulator dapat menyediakan pedoman
kebijakan tenggat waktu pelaporan / penjelasan terhadap ekspektasi atas
tahunan. respons audit.
Kemampuan kapasitas Test Center untuk Ujian CPA dilakukan di Test Center
melaksanakan ujian CPA, dikarenakan dilakukan setelah Pandemi Covid-19.
Test Center tutup selama Pandemi Covid-
19.
Ujian CPA berbentuk workshop dan ujian Ujian CPA berbentuk workshop dan ujian
komprehensif akan terpengaruh oleh komprehensif akan dilakukan secara
larangan berkumpul dalam satu tempat daring.
selama Pandemi Covid-19.
Penyusun standar dapat Penerapan pedoman oleh Praktisi.
mempertimbangkan untuk memperjelas
pedoman yang spesifik terkait Pandemi
Covid-19.
Kemampuan KAP untuk mendukung
profesi secara tepat.

2. Dampak Terhadap Jaringan KAP 3. Dampak Terhadap KAP, Akses dan


Layout Kantor
Hal-hal yang terdampak:
a. Proses inspeksi global. Hal-hal yang terdampak:
b. Pembelajaran global. a. Proses inspeksi internal.
c. Proses pemeriksaan jaringan b. Pengelolaan sumber daya.
internasional. c. Infrastruktur teknologi.
d. Pengelolaan arus kas. d. Pengelolaan karyawan baru tahun ini.
e. Pengomunikasian pesan utama. e. Pengelolaan arus kas

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


11
4. Dampak Terhadap Perikatan Audit

PENDEKATAN AUDIT

Area terdampak dapat mencakup:

01 a. Risiko Audit (pengidentifikasian dan


penilaian).   
b. Materialitas.
c. Perlunya reviu atas pengendalian mutu
Pertimbangan Auditor Utama
perikatan.
d. Penggunaan pakar auditor.
Menilai kembali pertimbangan
e. Pengomunikasian dengan pihak yang
sebelumnya yang disusun selama fase
bertanggung jawab atas tata kelola.
audit sebelumnya. Penerimaan dan
keberlanjutan klien perlu
dipertimbangkan oleh auditor
sehubungan dampak Pandemi Covid-
19.

Auditor perlu menentukan derajat

02 kepraktisan untuk memperoleh tingkat


pemahaman yang tepat dan
mengevaluasi proses pengidentifikasian
dan penilaian risiko audit.          
Pengidentifikasian dan Penilaian
Hal ini sangat menantang untuk klien
Risiko
baru atau klien lama yang mengalami
perubahan signifikan sejak audit periode
Mempertimbangkan kepraktisan untuk
sebelumnya.
memperoleh tingkat pemahaman yang
tepat.

Area utama yang perlu dipertimbangkan

03 mencakup:
a. Akses terhadap pembukuan dan
pencatatan.
b. Kehadiran dalam observasi
Potensi Pembatasan Ruang
persediaan.
Lingkup Audit
c. Inspeksi aset tetap berwujud.
Perlu mempertimbangkan prosedur
Ketersediaan bukti audit yang cukup
audit alternatif. 
dan tepat.
Mempertimbangkan dampak
pembatasan ruang lingkup audit
terhadap opini auditor independen.
Menilai kepatuhan terhadap ketentuan
perikatan.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


12
PENDEKATAN AUDIT

04 Keandalan (mempertimbangkan sumber


dan sifat bukti audit).
Kelengkapan.
Kualitas Bukti Audit

Dampak terhadap bukti audit akibat


peralihan pendekatan tradisional ke
pendekatan audit jarak jauh.

Apakah terhadap prosedur alternatif selain

05 menghadiri penghitungan fisik persediaan?


Sebagai contoh:
Uji substantif atas detail: uji penjualan
setelah akhir tahun.
Persediaan
Pengujian pengendalian lainnya atas
persediaan.
Penggunaan drone atau pengindraan
jarak jauh.

Merancang prosedur audit yang tepat

06 untuk merespons perubahan kondisi


Pandemi Covid-19.
Penilaian audit atas kelangsungan usaha
harus dimutakhirkan sampai periode
Kelangsungan Usaha
terdekat dengan tanggal laporan
auditor.
Penilaian kelangsungan usaha perlu
dimutakhirkan secara berkelanjutan
sebagai respons terhadap perubahan
kondisi Pandemi Covid-19.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


13
PENDEKATAN AUDIT

Area yang terdampak dapat mencakup:

07 Keusangan persediaan.
Provisi atas piutang tidak lancar.
Provisi atas kewajiban terhadap
klaim/retur.
Penilaian dan Pengukuran
Instrumen keuangan (termasuk
Kerugian Kredit Ekspektasian (Expected
Adanya peningkatan kompleksitas
Credit Losses)).
untuk mengukur aset dan liabilitas
Investasi.
yang nilainya dapat dipengaruhi secara
Aset dan liabilitas imbalan pasca kerja.
signifikan oleh Pandemi Covid-19.
Jumlah terpulihkan (Recoverability of
Carrying Amounts) antara lain: Aset Pajak
Auditor perlu mempertimbangkan
Tangguhan, Goodwill.
peraturan-peraturan pemerintah
Pengakuan pendapatan.
terkait Pandemi Covid-19 baik dalam
Kemungkinan penurunan nilai
bentuk relaksasi, stimulus, atau
(impairment) atas aset tetap dan aset
lainnya.
takberwujud untuk tahun 2020, jika
 
terdapat segmen perusahaan yang
Pengakuan pendapatan juga dapat
berhenti beroperasi.
terpengaruh, sebagai contoh: biaya
untuk menyelesaikan kontrak dan
kemajuan pemenuhan kewajiban
kontrak.

Transaksi nonrutin atau transaksi

08 khusus perlu diperhatikan.


Penerapan pemajakan atas transaksi
elektronik. Sebagai contoh:
a. Pemungutan dan penyetoran PPN
Perpajakan
atas impor barang takberwujud dan
jasa oleh platform luar negeri.
Adanya peningkatan kompleksitas
b. Pengenaan pajak kepada subjek
akibat Pandemi Covid-19.
pajak luar negeri yang memiliki nilai
manfaat ekonomi signifikan di
Indonesia dengan perdagangan
melalui sistem elekronik.
Peraturan perpajakan terkait stimulus
ekonomi antara lain penurunan tarif
pajak.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


14
PENDEKATAN AUDIT

09 Audit komponen harus direncanakan


dengan tepat dan dilaksanakan sebagai
respons terhadap perubahan kondisi.
Dampak atas telaah kertas kerja auditor
Pertimbangan Audit Grup komponen, jika diperlukan.

Merancang prosedur audit yang tepat


10 sebagai respons terhadap kondisi
terkini.
Mempertimbangan dampak adanya
perpanjangan tenggat waktu
Peristiwa Setelah Tanggal
penyampaian laporan keuangan klien.
Pelaporan

11 Pertimbangan dibutuhkan untuk


menentukan klasifikasi suatu peristiwa
setelah tanggal pelaporan sebagai
peristiwa penyesuai atau nonpenyesuai.
Peristiwa Penyesuai dan
nonpenyesuai

Penyajian dan pengungkapan perlu

12 disusun untuk menjelaskan secara tepat


kondisi kini, termasuk pengungkapan
atas risiko-risiko relevan, estimasi, dan
keputusan yang diterapkan.
Penyajian dan Pengungkapan Pengungkapan atas komitmen dan
kontinjensi yang timbul terkait dengan
kondisi Pandemi Covid-19.

13 Mempertimbangkan dampak hal audit


utama.
Meningkatkan prevalensi opini audit
yang dimodifikasi.
Opini Audit

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


15
PENDEKATAN AUDIT

Penilaian secara berkesinambungan

14 tentang perubahan kondisi klien yang


dapat memengaruhi keputusan
sebelumnya atas penerimaan perikatan
/ audit berulang.
Penerimaan Perikatan / Audit Pertimbangan untuk pengaturan dalam
Berulang kontrak / surat penugasan bahwa
pekerjaan mungkin akan dilakukan
secara jarak jauh.

Menelaah kertas kerja auditor

15 pendahulu untuk memperoleh bukti


audit atas saldo awal.
Memperoleh pemahaman yang
memadai terhadap entitas untuk
Audit Tahun Pertama mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material.

Memperoleh pemahaman yang memadai


16 terhadap ketentuan pelaporan
berdasarkan Standar Akuntansi dan
Standar Audit.
Penerapan Pertama Kali Standar
Akuntansi Keuangan Signifikan
atau Standar Audit Baru

Melakukan perencanaan perhitungan

17 secara tepat dan analisa risiko signifikan


atas penambahan prosedur alternatif
untuk memperoleh keyakinan memadai.

Kecukupan Audit Fee

Cost infrastructure KAP mengalami


kenaikan dibandingkan dengan
kemampuan ekonomi/bisnis klien
menurun.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


16
5. Pendekatan Audit Jarak Jauh (Remote Audit)

AUDIT JARAK JAUH

1 Bukti Audit
Pertimbangkan ketepatan waktu menerima
bukti audit, termasuk dari eksternal pihak
ketiga, sebagai contoh:
Melalui pendekatan audit jarak jauh dapat Konfirmasi Bank
memengaruhi ketepatan waktu Konfirmasi Utang / Piutang
penerimaan bukti audit. Surat Legal
. Laporan Ahli
Perlu mempertimbangkan prosedur
alternatif.
AUDIT JARAK JAUH

2 Bukti Audit
Memperoleh bukti secara elektronis / format
digital dapat menghadirkan tantangan baru
bagi auditor, sebagai contoh:
Keandalan bukti: apakah sudah
Elektronis / format bukti audit secara
dimanipulasi? Bagaimana keasliannya
digital.
diverifikasi?
. Keamanan: apakah KAP memiliki
kebijakan tentang keamanan data
klien, termasuk risiko perlindungan
data?
Penyimpanan: peningkatan volume
informasi elektronik dapat membebani
komputer atau server.
AUDIT JARAK JAUH

3 Manajemen Proyek

Mengadakan rapat perencanaan audit


. dengan tim audit dan klien secara daring.
Menyusun rencana komunikasi.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


17
AUDIT JARAK JAUH

4 Pelatihan dan Supervisi


Memastikan bahwa anggota senior tim
audit telah menyusun suatu rencana yang
efektif untuk menyediakan pelatihan dan
supervisi yang tepat bagi staf junior.
.
Menyediakan pelatihan dapat dilakukan
secara internal melalui media digital.
AUDIT JARAK JAUH

5 Komunikasi Kepada Manajemen


Adanya kesepakatan atas prosedur
komunikasi alternatif untuk menghubungi
klien, yang sebelumnya dilakukan secara
dan Pihak yang Bertanggungjawab
konvensional (tatap muka).
atas Tata Kelola
Mempertimbangkan keamanan jalur
komunikasi alternatif yang di gunakan, misal
. komunikasi daring dalam rangka proteksi
terhadap kerahasian informasi yang
disampaikan.
AUDIT JARAK JAUH

6 Karyawan Baru

Memastikan proses recruitment yang tepat


. untuk anggota tim audit yang baru dalam
KAP.
AUDIT JARAK JAUH

7 Pelatihan dan Pengembangan

Mempertimbangkan pelaksanaan training


secara daring.
Mengembangkan penyampaian solusi
. merespons kondisi
secara daring untuk
kini.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


18
AUDIT JARAK JAUH

8 Kerja Jarak Jauh - Kesejahteraan

Mempertimbangkan langkah-langkah untuk


mendukung kesejahteraan karyawan
termasuk karyawan yang perlu merawat
. anggota keluarganya selama Pandemi Covid-
19.
AUDIT JARAK JAUH

9 Tenggat Waktu Penyampaian


Mendiskusikan kegunaan atas
pemenuhan tenggat waktu audit dengan
klien.
Laporan Audit
Menyepakati perubahan rencana audit
yang menyebabkan perpanjangan tenggat
waktu penyampaian laporan audit.
. Mempertimbangkan dampak
perpanjangan penyampaian laporan audit
terhadap perjanjian kredit maupun
kelangsungan usaha.
AUDIT JARAK JAUH

10 Rapat Umum Pemegang Saham


(RUPS)

. Menyepakati pengaturan RUPS dengan klien.

6. Dampak Terhadap Jasa Asurans Lainnya

Audit atas Organisasi Jasa (Lihat, SPA 3402) Perikatan Reviu

Kemampuan untuk menyelesaikan Pertimbangan kelangsungan usaha.


pengujian pengendalian. Prosedur analitis dan perbandingan
Bukti audit elektronis. dengan tahun lalu.
Melaksanakan audit jarak jauh. Inquiry manajemen secara daring.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


19
KESIMPULAN

Peran auditor pada kondisi saat ini berada dalam tingkat pengawasan yang
ketat, sebagai auditor memiliki kewajiban kepentingan publik untuk
menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan standar profesional dan
ketentuan etika yang berlaku.
 
Dalam kondisi ini, auditor harus mengakui bahwa cara melakukan audit
sebelumnya diperlukan modifikasi signifikan untuk mengatasi tantangan
dan ketidakpastian yang muncul dari dampak Pandemi Covid-19. Auditor
harus meningkatkan skeptisisme profesional yang sangat tinggi dan
mengomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola bahwa manajemen tidak menyajikan secara spesifik dan
tidak memberitahukan seluruh uraian dari berbagai kondisi dan tingkat
ketidakpastian operasi perusahaan. Terlepas dari tantangan dan
ketidakpastian, seharusnya tidak terdapat pengurangan atau
ketidakpatuhan dengan standar audit dalam pelaksanaan audit.

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


20
SUMBER
IAASB. 2020. “Highlighting Areas of Focus in an Evolving Audit Environment Due to the Impact of COVID-19” dalam
Staff Audit Practice Alert March 2020, diakses pada 25 Maret 2020.
 
IFAC COVID Website, diakses 31 Maret 2020.
 
Kode Etik Profesi Akuntan Publik, Efektif 1 Juli 2019, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 220: Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 315: Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas
dan Lingkungannya, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 330: Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 450: Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit, Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 501: Bukti Audit – Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 540: Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang
Bersangkutan, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 560: Peristiwa Kemudian, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 570: Kelangsungan Usaha, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI).
 
SA 600: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen),
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 700: Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan, Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 705: Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen, Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 706: Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen, Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SA 720: Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan,
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
 
SPA 3402: Laporan Asurans atas Pengendalian pada Organisasi Jasa, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia www.iapi.or.id


TECHNICAL NEWSFLASH APRIL 2020
 
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)
Office 8 Building 12th Floor, Unit 12 I - 12 J
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot#28
Senopati Raya
Jl. Jend. Sudirman Kav.52 – 53,
Jakarta Selatan 12190
Telp: (021) 2933 3151
Fax: (021) 2933 3154
Email: info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id
Website: www.iapi.or.id
 
Hak Cipta © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai