APRIL 2020
Publikasi teknis ini disusun oleh Divisi Teknis dan Standar Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) dengan supervisi Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi (KAISP) IAPI. IAPI
tidak bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menahan
diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi publikasi ini secara
langsung maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya. Materi
ini tidak dirancang untuk menjadi suatu ringkasan lengkap dan komprehensif dari isu terkait
dampak Pandemi Covid-19, tetapi untuk membantu diskusi secepat mungkin dan
selama waktu yang unik ini untuk menunjang kualitas audit. Sehingga, aspek-aspek hanya
terbatas dari standar audit yang dicakup dan publikasi ini tidak menggantikan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.
Jakarta, 9 April 2020
KAISP
Ketua: Irhoan Tanudiredja
Anggota: Agung Nugroho
Bambang Sulistiyanto
Benny Andria
Dwi Martani
Fahmi
Handoko Tomo
Irwan Haswir
Palti Ferderico T.H. Siahaan
Rakhmawan Tri Nugroho
Sriyanto
Steven Tanggara
Zarya Nugroho
Informasi mengenai publikasi, silahkan hubungi:
Email: teknis@iapi.or.id
Telp: (021) 7507363 ext. 112 (Divisi Teknis dan Standar)
Divisi Teknis dan Standar IAPI
Aditia Hariadi Tamar
Finda Lestari
Johannes Juan Hasiholan Simorangkir
Gangguan perekonomian global yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 dapat meningkatkan
prevalensi risiko kesalahan penyajian material pada asersi-asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Pekatnya atmosfer ketidakpastian dalam tingkatan ekonomi makro dan mikro dapat
menyebabkan perubahan signifikan atas pertimbangan awal risiko kesalahan penyajian
material yang diidentifikasi.
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, manajemen dan jika relevan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola diharuskan untuk menyusun dan menyajikan laporan
keuangan beserta pengungkapan lainnya yang relevan berdasarkan pertimbangan dan analisis
terbaik atas fakta-fakta terkini dan peristiwa setelah tanggal pelaporan yang dapat diprediksi.
Sementara itu, dalam situasi sekarang ini, Auditor tetap harus menjaga kualitas audit dan dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung opini audit. Respons auditor
yang diharapkan adalah memodifikasi prosedur pengumpulan bukti audit, merevisi proses
identifikasi dan penilaian risiko kesalahan penyajian material, serta mengubah prosedur audit
yang direncanakan atau melakukan prosedur alternatif atau prosedur audit lanjutan yang tepat.
Selain itu, auditor diharuskan untuk memahami beberapa paket kebijakan ekonomi, regulasi,
dan transaksi-transaksi nonrutin yang terjadi pada periode ini. Prosedur dan kebijakan
pengendalian mutu terkait dengan penugasan dan supervisi tim perikatan serta telaah
pekerjaan harus lebih ditekankan oleh auditor supaya risiko audit dapat diarahkan pada
tingkatan yang dapat diterima, suatu tingkatan yang lebih rendah dibandingkan tingkat absolut.
Selain itu, skeptisisme profesional perlu dipertajam sebab kecenderungan kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, lebih rentan terjadi pada
periode gangguan perekonomian.
Publikasi ini menyediakan suatu pedoman yang bersifat minimal dan beberapa area signifikan
dalam perancangan dan pelaksanaan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat dalam merespons gangguan yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 sampai
suatu waktu dimana Pandemi Covid-19 ini dinyatakan berakhir sesuai dengan pedoman dari
pihak pemerintah. Publikasi ini merupakan pedoman umum dan pembaca tetap harus
memperhatikan perkembangan yang ada dalam hal ini termasuk peraturan terkait yang muncul
di kemudian hari.
Ditekankan bahwa tanggung jawab auditor untuk mendapatkan bukti audit yang
cukup dan tepat sebelum menerbitkan laporan audit. Diakui bahwa pembatasan
akses dan perjalanan serta terbatasnya ketersediaan personel karena pertimbangan
kesehatan dapat mengganggu kemampuan auditor untuk mendapatkan bukti audit
yang cukup dan tepat. Untuk audit grup, tim perikatan grup dan auditor komponen
harus menyesuaikan pendekatan audit dengan kondisi saat ini. Auditor disarankan
untuk mengeksplorasi prosedur alternatif, termasuk teknologi, sejauh mungkin.
Penyelesaian audit yang berkualitas tinggi dalam kondisi saat ini memerlukan waktu
tambahan, yang dapat memengaruhi tenggat waktu pelaporan. Sebagai
konsekuensinya, auditor perlu menunda penerbitan laporan auditnya, dan jika hal ini
tidak dapat untuk menyelesaikan hal tersebut, auditor perlu memodifikasi laporan
auditnya untuk mencerminkan bahwa auditor belum dapat memperoleh bukti audit
yang diperlukan. Auditor perlu berkomunikasi secara seksama dengan pihak
manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam menentukan
hal ini.
2. Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan
Untuk sebagian besar entitas, kondisi krisis muncul setelah periode laporan keuangan
akhir tahun. Auditor perlu menilai apakah pengungkapan yang disediakan oleh entitas
tentang dampak, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dari Pandemi Covid-19
pada aktivitasnya, situasi keuangan dan kinerja ekonomi di masa depan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan apakah perlu memasukkan
paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor Independen berdasarkan SA
706. Apabila dalam proses penilaian tersebut, auditor berpendapat pihak manajemen
belum secara memadai melakukan pengungkapan atas kondisi dan dampak yang
diakibatkan oleh kondisi Pandemi Covid-19, auditor perlu mempertimbangkan
modifikasi atas laporan auditnya.
Auditor diingatkan untuk memberikan perhatian yang tepat untuk menilai apakah
uraian posisi keuangan entitas, risiko utama dan ketidakpastian yang dihadapi dan
kemungkinan perkembangannya di masa depan konsisten dengan pengetahuan yang
dimiliki auditor sebagai bagian dari pekerjaan audit. Auditor diingatkan juga bahwa
penting untuk berkomunikasi secara tepat waktu kepada manajemen entitas, pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan regulator terkait tentang dampak
Pandemi Covid-19 pada pekerjaan auditnya serta pada entitas dan laporan
keuangannya, serta standar audit yang berlaku dan jika relevan, peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Auditor harus merumuskan opini atas laporan keuangan dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam SA 700, SA 705, dan SA 706. Dalam kondisi
saat ini terdapat kemungkinan yang tinggi terkait kelangsungan usaha yang
terpengaruh, adanya ketidakpastian material terkait dengan kelangsungan usaha,
prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam SA 570 juga perlu dipertimbangkan secara
parsial yang mengatur cara pelaporan dalam situasi yang berbeda. Auditor perlu
berhati-hati dalam menerapkan pertimbangan profesional, serta mempertahankan
sikap skeptisisme profesional dalam pelaporan.
5. Skeptisisme Profesional
Karena kondisi Pandemi Covid-19, entitas dan auditor harus mengevaluasi risiko tambahan
yang muncul seperti gangguan operasional yang terjadi pada setiap perubahan pada model
bisnis yang muncul dari penurunan permintaan yang signifikan, berkurangnya pelanggan,
gangguan pada rantai pasokan, ketidakhadiran karyawan atau bekerja dari rumah, geografis,
implikasi operasi grup, pembatasan publik, dll.
Maka, auditor harus mempertimbangkan dampak Pandemi Covid-19 terhadap beberapa hal
berikut:
Prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu basis untuk pengidentifikasian dan
penilaian kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dapat
berubah selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan.
Pemahaman auditor atas pengendalian internal entitas termasuk:
i. lingkungan pengendalian; dan
ii. perubahan strategi pengandalan pada pengendalian internal dalam menentukan
respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi.
Auditor juga harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen apakah dampak Pandemi Covid-19 telah dimasukkan ke dalam proses penilaian
risiko manajemen dan apakah manajemen telah mengidentifikasi dan menilai signifikansi risiko
bisnis yang muncul.
2. Penerapan SA 330 - Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
Auditor perlu melaksanakan perubahan yang relevan terkait dengan respons keseluruhan
auditor terhadap kemampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat selama
Pandemi Covid-19, sebagai contoh: observasi langsung atau perhitungan ulang persediaan
di gudang klien tidak dilaksanakan akibat karantina wilayah di suatu daerah (beberapa
prosedur audit alternatif perlu dipertimbangkan).
Auditor harus memberikan perhatian khusus pada:
i. .proses tutup buku laporan keuangan terutama pada akun tertentu dan jurnal
penyesuaian;
ii. .evaluasi auditor terhadap keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan termasuk
pertimbangan apakah pengungkapan laporan keuangan telah memadai; dan
iii. kesimpulan auditor terhadap kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh.
2
Membahas hal tersebut dengan Fakta yang Diketahui Oleh
manajemen dan, jika relevan, Auditor Setelah Tanggal
dengan pihak yang bertanggung Laporan Keuangan
jawab atas tata kelola. Diterbitkan:
Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat
suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya selama Pandemi Covid-19. Selain itu, modifikasi atas opini auditor
dapat dipertimbangkan untuk merespons penilaian auditor terhadap basis kelangsungan
usaha klien.
Dalam mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya, audiitor harus mencakup periode yang sama
seperti yang digunakan oleh manajemen untuk membuat penilaiannya seperti yang
diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau oleh peraturan
perundang-undangan jika periode yang dicakup merupakan suatu periode yang lebih lama.
Jika penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya mencakup suatu periode yang kurang dari 12 (dua belas) bulan dari tanggal
laporan keuangan sebagaimana yang didefinisikan dalam SA 560, maka auditor harus
meminta manajemen untuk memperluas periode penilaiannya menjadi sekurang-kurangnya
12 (dua belas) bulan dari tanggal tersebut. Dan mengomunikasikan kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola jika terdapat keraguan signifikan.
Jika relevan, adanya penilaian ulang atas prosedur yang direncanakan auditor grup dalam
kaitannya dengan pekerjaan auditor komponen, seperti kemampuan auditor grup untuk
meninjau dengan tepat (atau terlibat dalam) pekerjaan auditor komponen, sebagai contoh
apakah prosedur alternatif perlu dipertimbangkan dan dampaknya terhadap kecukupan
serta ketepatan bukti audit yang menjadi dasar opini audit grup.
8. Penerapan SA 700 - Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
Berfokus pada hal-hal yang dapat disimpulkan, termasuk apakah semua aspek utama audit
telah direspons dengan tepat, seperti:
Area yang memerlukan manajemen untuk memberikan bukti audit lebih lanjut karena
adanya sifat perubahan yang cepat dari hal tersebut.
Ketidakpastian baru yang dinyatakan sebagai akibat dari Pandemi Covid-19, sebagai
contoh, perubahan yang tepat telah dilakukan untuk menyadari adanya ketidakpastian
yang meningkat untuk diperhitungan dalam estimasi akuntansi (termasuk perhitungan
penurunan nilai).
Dampak peraturan perundang-undangan baru atau yang berubah terhadap laporan
keuangan.
PENDEKATAN AUDIT
03 mencakup:
a. Akses terhadap pembukuan dan
pencatatan.
b. Kehadiran dalam observasi
Potensi Pembatasan Ruang
persediaan.
Lingkup Audit
c. Inspeksi aset tetap berwujud.
Perlu mempertimbangkan prosedur
Ketersediaan bukti audit yang cukup
audit alternatif.
dan tepat.
Mempertimbangkan dampak
pembatasan ruang lingkup audit
terhadap opini auditor independen.
Menilai kepatuhan terhadap ketentuan
perikatan.
07 Keusangan persediaan.
Provisi atas piutang tidak lancar.
Provisi atas kewajiban terhadap
klaim/retur.
Penilaian dan Pengukuran
Instrumen keuangan (termasuk
Kerugian Kredit Ekspektasian (Expected
Adanya peningkatan kompleksitas
Credit Losses)).
untuk mengukur aset dan liabilitas
Investasi.
yang nilainya dapat dipengaruhi secara
Aset dan liabilitas imbalan pasca kerja.
signifikan oleh Pandemi Covid-19.
Jumlah terpulihkan (Recoverability of
Carrying Amounts) antara lain: Aset Pajak
Auditor perlu mempertimbangkan
Tangguhan, Goodwill.
peraturan-peraturan pemerintah
Pengakuan pendapatan.
terkait Pandemi Covid-19 baik dalam
Kemungkinan penurunan nilai
bentuk relaksasi, stimulus, atau
(impairment) atas aset tetap dan aset
lainnya.
takberwujud untuk tahun 2020, jika
terdapat segmen perusahaan yang
Pengakuan pendapatan juga dapat
berhenti beroperasi.
terpengaruh, sebagai contoh: biaya
untuk menyelesaikan kontrak dan
kemajuan pemenuhan kewajiban
kontrak.
1 Bukti Audit
Pertimbangkan ketepatan waktu menerima
bukti audit, termasuk dari eksternal pihak
ketiga, sebagai contoh:
Melalui pendekatan audit jarak jauh dapat Konfirmasi Bank
memengaruhi ketepatan waktu Konfirmasi Utang / Piutang
penerimaan bukti audit. Surat Legal
. Laporan Ahli
Perlu mempertimbangkan prosedur
alternatif.
AUDIT JARAK JAUH
2 Bukti Audit
Memperoleh bukti secara elektronis / format
digital dapat menghadirkan tantangan baru
bagi auditor, sebagai contoh:
Keandalan bukti: apakah sudah
Elektronis / format bukti audit secara
dimanipulasi? Bagaimana keasliannya
digital.
diverifikasi?
. Keamanan: apakah KAP memiliki
kebijakan tentang keamanan data
klien, termasuk risiko perlindungan
data?
Penyimpanan: peningkatan volume
informasi elektronik dapat membebani
komputer atau server.
AUDIT JARAK JAUH
3 Manajemen Proyek
6 Karyawan Baru
Peran auditor pada kondisi saat ini berada dalam tingkat pengawasan yang
ketat, sebagai auditor memiliki kewajiban kepentingan publik untuk
menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan standar profesional dan
ketentuan etika yang berlaku.
Dalam kondisi ini, auditor harus mengakui bahwa cara melakukan audit
sebelumnya diperlukan modifikasi signifikan untuk mengatasi tantangan
dan ketidakpastian yang muncul dari dampak Pandemi Covid-19. Auditor
harus meningkatkan skeptisisme profesional yang sangat tinggi dan
mengomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola bahwa manajemen tidak menyajikan secara spesifik dan
tidak memberitahukan seluruh uraian dari berbagai kondisi dan tingkat
ketidakpastian operasi perusahaan. Terlepas dari tantangan dan
ketidakpastian, seharusnya tidak terdapat pengurangan atau
ketidakpatuhan dengan standar audit dalam pelaksanaan audit.