Anda di halaman 1dari 5

Resume :

Campbell Soup adalah merek yang dikenal di seluruh dunia. Budaya perusahaan yang
awalnya dikenal paling kaku di Amerika Serikat pada akhir tahun 1990-an sudah menjadi
agak santai. Pola pikir yang santai ini akhirnya terbawa hingga ke praktik akuntasi dan
pelaporan keuangannya. Pada awal tahun 2000, Campbell menemukan dirinya terjerat
dalam masalah hukum dengan sebagian besar pemegang saham. Para pemegang saham
menuduh bahwa staf akuntansi Campbell telah menerapkan penipuan dalam akuntansinya
yang menyebabkan perusahaan salah melaporkan hasil operasionalnya dan akhirnya
menyebabkan penurunan yang signifikan pada harga saham. Sepanjang abad ke-20,
kebijakan konservatif manajemen Campbell menghasilkan pendapatan dan profit yang stabil
tapi pertumbuhan atas pendapatan dan profinya itu tidak meningkat secara signifikan. Tidak
seperti kebanyakkan pesaingnya, Campbell lambat dalam melakukan penawaran terhadap
berbagai produknya. Pada tahun 1980, tim manajemen baru Campbell mengejutkan dunia
bisnis dngan menjual debt securities, ini adalah pertama kalinya perusahaan mengumpulkan
dana dengan meminjam di pasar utang. Perusahaan mengumumkan bahwa dana tersebut
digunakan untuk membiayai program ekspansi yang agresif.

Para pemegang saham mengklaim bahwa Campbell telah melakukan penipuan


terhadap praktik bisnis utama dan skema akuntansi untuk meningkatkan pendapatan
perusahaan. Penipuan ini dilakukan oleh Campbell untuk memenuhi perkiraan keuntungan
triwulan dan tahunan yang diterbitkan oleh analis Wall Street yang melakukan analisa dari
common stock perusahaan. Penipuan yang diduga termasuk trade loading, improper
accounting for loading discounts, shipping to the yard, dan guaranteed sale. Campbell sering
menawarkan diskon yang cukup besar di dekat akhir periode akuntansi untuk menarik
pelanggan agar melakukan pembelian terhadap produk Campbell. Trade loading semacam
ini sangat lazim dilakukan oleh perusahaan apabila perusahaan tidak mencapai target
pendapatannya. Untuk meningkatkan pendapatannya di akhir tahun 1990-an, manajemen
Campbell mempertahankan praktik diskon besar-besaran tersebut yang berkisar antara 15-
20% kepada pelanggannya di setiap akhir kuartal. Namun, trade loading yang berlebihan
tersebut membuat Campbell kesulitan untuk mencapai target pendapatan dan labanya di
setiap periode.

Berakhirnya periode diskon besar-besaran tersebut ternyata menimbulkan masalah


lain bagi perusahaan. Analis Wall Street mengungkapkan tidak hanya pendapatan triwulan
dan keuntungan saja yang bermasalah tapi gross margin perusahaan juga. Setiap penurunan
gross margin Campbell dari satu periode ke periode selanjutnya menandakan bahwa
perusahaan menggunakan harga diskon untuk menopang pendapatan dan keuntungan yang
dilaporkan. Untuk mempertahankan gross margin, eksekutif Campbell memerintahkan
akuntan perusahaan untuk mengakui diskon penjualan sebagai beban umum dan
administrasi bukannya sebagai pengurang dari pendapatan kotor. Pihak eksekutif Campbell
semakin khawatir dengan kinerja perusahaan karena metode yang mereka gunakan
ternyata sulit untuk mencapai tujuan keuangan perusahaan termasuk diantaranya shipping
to the yard dan guaranteed sale. Campbell juga dituduh telah melakukan pencatatan atas
penjualan produk secara besar-besaran padahal produk belum dipesan oleh pelanggan.
Kenyatannya produk-produk tersebut hanya dikirim oleh Campbell ke berbagai gudang
perusahaan atau diangkut dengan menggunakan truk kemudian truk tersebut hanya parkir
di berbagai lokasi distribusi Campbell di beberapa negara.
Pada ahun 1999, tim manajemen Campbell memutuskan untuk tidak melanjutkan
penipuan praktik bisnis dan akuntansinya yang dapat mempercantik hasil operasi
perusahaan. Manajemen akhirnya mengumumkan bahwa selama beberapa periode
kedepan perusahaan akan mengalami penurunan laba. Namun, mereka tidak mengakui
bahwa mereka telah menggunakan cara yang tidak benar dalam meningkatkan keuntungan
Campbell untuk beberapa periode pelaporan terakhir. Auditor independen Campbell
sebagai terdakwa dalam kasus ini mengajukan komplain terhadap PWC karena dianggap
sembrono dalam melaporkan hasil operasi perusahaan pada tahun 1990-an. Hakim Irenas
yang bertugas dalam kasus ini meninjau kertas kerja audit PWC untuk membuktikan apakah
tuduhan tersebut benar atau tidak. Dari keempat tuduhan atas penipuan praktik akuntansi
yaitu trade loading, improper accounting for loading discounts, shipping to the yard, dan
guaranteed sale ternyata semuanya tidak memiliki dasar yang cukup memadai untuk
digugat.

Akhirnya pada Oktober 2002, hakim irenas membubarkan PWC sebagai terdakwa
atas tuntutan Campbell, namun ia memberikan waktu 60 hari bagi pihak penggugat untuk
mengarsipkan bukti-bukti untuk mendukung klaim mereka bahwa PWC bertindak ceroboh
selama mengaudit Campbel pada tahun 1998. Rupayanya, pihak penggugat memilih untuk
tidak melanjutkan masalah tersebut. Pada Februari 2003, perusahaan Campbell Soup
mengungkapkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan masalah
penipuan ini. Pihak ekesekutif Campbell setuju membayar penggugat sebesar $35 juta untuk
menyelesaikan klaim mereka, namun perusahaan tetap menyangkal bahwa perusahaan
mereka bersalah.Pada maret 2000, CEO Campbell yang telah menjabat dari tahun 1990-an
tiba-tiba mengundurkan diri. Pada bulan-bulan berikutnya, Campbell mengumumkan
program pembaharuan perusahaan. Diantara 5 tujuan dari program tersebut adalah
merevitalisasi perusahaan dan meningkatkan organisasi yang excellence dan vitality.

Teknik audit yang dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan internal control
pada kasus Campbell Soup Company ini adalah Observation, Inspection, dan Confirmation.
Observation dilakukan untuk mengamati aktivitas-aktivitas terkait dengan internal control
yang terjadi diperusahaan. Observation juga dapat dilakukan dengan mengadakan stock
opname atau physical inventory checking terhadap inventory yang dimiliki oleh perusahaan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh auditor apabila nilai inventory dalam laporan keuangan
cukup material sehingga auditor harus bisa mendapatkan bukti audit yang cukup dan
memadai untuk meyakinkan bahwa inventory yang ada di perusahaan itu betul-betul ada.
Inspection dilakukan oleh auditor terkait dengan suatu hal yang fisik misalnya asset
perusahan salah satunya adalah inventory. Dalam melakukan Inspection, auditor dapat
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen baik yang berasal dari pihak internal
maupun dari pihak eksternal sepeti purchase invoice, sales invoice, dan lain sebaginya atas
inventory perusahaan. Selain itu, dalam Inspection ini auditor juga dapat melakukan
vouching dan tracing terhadap dokumen-dokumen tersebut untuk mengecek existance dan
occurancenya terkait inventory dalam kasus ini. Lalu dilakukan juga confirmation untuk
mendapatkan konfirmasi atas piutang usaha terkait guaranteed sales.

Pertanyaan :
1. Identifikasi praktik-praktik bisnis yang sah yang dapat digunakan oleh para eksekutif
perusahaan dengan tujuan utama memanipulasi atau “mengelola” hasil operasi yang
dilaporkan. Apakah praktik-praktik tersebut etis ? Pertahankan jawaban anda.
2. Misalkan perusahaan menggunakan satu atau lebih dari praktik-praktik yang anda
identifikasi dalam menanggapi pertanyaan sebelumnya. Apa implikasinya, jika ada,
praktik-praktik tersebut pada auditor independent perusahaan?
3. Standar audit apa, jika ada, yang mewajibkan auditor untuk menentukan apakah
klien mereka telah mengklasifikasi dengan tepa tangka-angka utama pada laporan
laba rugi periodiknya? Identifikasi 3 metode yang bisa digunakan klien audit untuk
melakukan “spin” pada hasil operasi yang dilaporkan tanpa menggubah “bottom
line” atau laba bersihnya?
4. Prosedur audit apa yang mungkin akan menghasilkan temuan skema “shipping to the
yard” dan “guaranteed sales” yang diduga digunkan oleh Campbell?
5. Ssetelah mereview kertas kerja audit PWC, hakim Irenas menyatakan bahwa tidak
ada cukup bukti untuk mendukung kesimpulan kuat melakukan tindakan penipuan
pada sisi perusahaan audit. Apakah anda percaya bahwa PWC telah lalai dalam
melaksanakan audit Campbell 1998? Pertahankan jawaban anda. Berikan contoh
hipotesis yang berkaitan dengan fakta-fakta dasar kasus ini dimana PWC akan
merasa bersalah karena kecerobohannya.
6. Identifikasi pihak-pihak yang dipengaruhi oleh PSLRA tersebut. Jelaskan dengan
singkat bagaimana bahwa undang-undang federal mempengaruhi masing-masing
pihak tersebut.

Jawaban :
1. Banyak praktik-praktik bisnis yang sah yang dilakukan manajemen untuk
memanipulasi atau mengelola hasil operasi adalah dengan melakukan manajemen
laba, contohnya :
a. Mengubah metode depresiasi. Perusahaan dapat mengurangin beban
depresiasi untuk menaikan laba periode berjalan
b. Mengubah umur asset. Perusahaan dapat memperkecil beban depresiasi dan
amortisasi untuk menaikkan laba periode berjalan dengan memperpanjang
umur asset
c. Mengubah nilai sisa asset. Perusahaan dapat memperkecil beban depresiasi
dan untuk menaikkan laba periode berjalan dengan memperbesar nilai sisa
asset
d. Menetapkan cadangan piutang tak tertagih. Perusahaan dapat memperkecil
biaya piutang tak tertagih untuk menaikkan laba periode berjalan dengan
menetapkan cadangan piutang tak tertagih yang kecil
e. Menetapkan cadangan kewajiban jaminan garansi. Dengan menetapkan kecil
cadangan kewajiban jaminan garansi, perusahaan dapat memperkecil biaya
jaminan garansi untuk menaikkan laba periode berjalan
f. Menentukan adanya kerusakan harta. Perusahaan dapat membebankan
kerugian pada periode berjalan untuk menyimpan laba periode berjalan
sebagai simpanan laba periode-periode mendatang atau menangguhkan
beban periode sebelumnya
g. Mengestimasi tahap penyelesaian kontrak dengan metode persentase
penyelesaian. Dengan menetapkan persentase penyelesaian yang besar,
perusahaan dapat mengakui pendapatan lebih besar untuk menaikkan laba
periode berjalan
h. Mempertimbangkan jumlah persediaan yang dihapus. Dengan menurunkan
jumlah persediaan yang seharusnya dihapuskan, perusahaan dapat
mengurangi beban tahun ini untuk menaikkan laba periode berjalan
Standar akuntansi tidak menyatakan bahwa praktik diatas adalah tidak etis, namun
menurut kelompok kami, praktik bisnis tersebut tidak etis karena perusahaan salah
menyajikan laporan keuangannya dan dapat menyesatkan investor dan pemegang
saham

2. Jika para auditor gagal memverifikasi dengan akurat semua informasi dan gagal
dalam mengenali bahwa perusahaan-perusahaan tidak mematuhi prinsip akuntansi
sesuai dengan PABU, akan mengakibatkan reputasi yang buruk pada auditor itu
sendiri dan perusahaan akuntan publiknya

3. Standar umum nomor 3, “dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,


auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.”
Standar pekerjaan lapangan nomor 3, “bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengematn, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.”
Standar pelaporan nomor 2, “laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan,
jka ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.”
Tiga metode yang bisa digunakan klien audit untuk melakukan “spin” pada hasil
operasi yang dilaporkan tanpa mengubah “bottom line” atau laba bersihnya, antara
lain :
a. Secara berulang melaporkan beban tidak biasa sebagai beban non
operasional ketika seharusnya dibebankan sebagai beban operasional
b. Mengganti metode pengakuan dapat meratakan pendapatan sepanjang
waktu
c. Mengklasifikasi pengurang pendapatan sebagai beban lain-lain dapat
membuat laba kotor yang diinginkan

4. Ada beberapa prosedur audit yang bisa digunakan auditor untuk menemukan praktik
shipping to the yard, diantaranya :
a. Melakukan stock opname persediaan gudang dan di truk-truk pengangkut
barang
b. Mencari informasi tentang kebijakan pengiriman barang perusahaan apakah
FOB shipping point atau FOB destination point
c. Melihat dokumen pengiriman yang telah diotorisasi
d. Mengambil beberapa sampel dokumen pengiriman dan melakukan
konfirmasi kepada pihak pembeli untuk memastikan apakah barang yang
dibeli sesuai dengan yang tertera di dokumen pengiriman, serta telah
diterima dengan baik oleh pembeli
Prosedur audit yang bisa digunakan auditor untuk menemukan praktik guaranteed
sales diantaranya :
a. Memeriksa dokumen sales order perusahaan klien
b. Melakukan konfirmasi piutang
c. Melihat transaksi-tranaksi setelah tanggal neraca (subsequent event)

5. Menurut kelompok kami auditor dalam hal ini PWC telah lalai dalam melakukan
auditnya karena auditor surah menemukan adanya sinyal yang mengindikasi
ketidakwajaran pelaporan “red flag” dan sinyalnya tidak cukup hanya dengan
memberikan peringatan kepada auditee. Apalagi PWC bisa mendpaatkan hasil
temuan audit berarti dalam periode auditnya cukup lama di Campbell

6. Pihak yang dipengaruhi oleh PSLRA diantaranya pemegang saham, pihak tergugat
yatu manajemen dan audior yang dianggap melakukan penipuan dengan
memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan emegang shaam. Undang-
undang ini bertujuan untuk mengurangi jumlah tuntutan hukum yang dianggap tidak
memiliki dasar tuntutan yang kuat

Anda mungkin juga menyukai