Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN STUDI EMPIRIK

“PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR BEI”

METODOLOGI PENELITIAN & PENULISAN KARYA ILMIAH

GRUP B

Oleh:

Tri Yuniarti Padji Kana 12180333

Santika M Lu 12180342

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA
A. Latar Belakang

Di Indonesia pasar modal menjadi salah satu faktor untuk dapat meningkatkan kegiatan
ekonomi, seperti halnya melakukan investasi saham yang sudah disediakan tempat untuk
menanamkan saham di pasar modal yaitu di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada umumnya
perusahaan berusaha mencari investor demi mendapatkan modal yang banyak, sehingga
melakukan berbagai macam cara agar harga saham perusahaannya meningkat. Tetapi
sebelum investor menanamkan saham pada perusahaan yang dia inginkan, investor akan
menganalisa terlebih dahulu bagaimana tingkat return saham yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut. Jika return saham yang dihasilkan cukup tinggi maka akan menarik
minat investor untuk melakukan penanaman modalnya pada perusahaan tersebut. Karena
Modal sangat diperlukan bagi kelangsungan suatu usaha, dan kinerja perusahaan, hal ini juga
yang merupakan kendala oleh perusahaan. Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan
ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan wahana
investasi masyarakat. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor dipasar modal sebagai dasar analisis untuk mengambil keputusan.
Informasi tersebut diperlukan untuk mengetahui kondisi emiten, khususnya kondisi keungan
perusahaan emiten. Didalam pasar modal yang efisien, harga-harga sekuritas mencerminkan
informasi relevan yang tersedia. menyatakan bahwa “ pasar modal yang efisien adalah pasar
yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan”. Oleh
sebab itu partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif dalam menggerakkan
perekonomian. Pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena
dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana (Investor) dapat
memilih alternatif investasi yang memberikan keuntungan yang paling optimal. Salah satu
fungsi dari pasar modal tersebut adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang
bersumber dari mayarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investai ( Tandelilin, 2001).
Dalam berinvestasi dipasar modal, investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat
keuntungan (Return) untuk diharapkan pada masa yang akan datang relatif terhadap resiko
perusahaan tersebut. Artinya tingkat resiko yang dihadapi oleh investor sesuai dengan return
yang akan diterima. Semakin tinggi return yang diharapkan, maka akan semakin tinggi pula
resiko dari investasi tersebut. Yang paling menarik adalah perusahaan yang mempunyai
tingkat keuntungan tinggi, tetapi memiliki tingkat resiko yang rendah. Apabila tingkat
keuntungan (Return) perusahaan naik, tetapi resiko perusahaan juga naik, maka perusahaan
tidak akan menarik lagi. Perusahaan akan tetap menarik apabila tambahan keuntungan
tersebut bisa mengkompensasi tambahan resiko yang muncul. Pradhono dan Yulius (2004)
saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (Return) yang diterima oleh
pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return dari pemegang saham biasa
dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham. Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang
sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi
dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2003:57). Return dari suatu investasi tergantung dari
instrument investasi yang dibelinya. Misalnya investasi dalam saham, saham tidak
menjanjikan suatu return yang pasti bagi para pemodal namun beberapa komponen return
pada saham yang akan memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham
bonus, dan capital gain. Tingkat pengembalian saham untuk satu periode tertentu adalah sama
dengan jumlah selisih harga saham periode tertentu dengan periode sebelumnya ditambah
dengan deviden periode tersebut, dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. Tingkat
pengembalian dalam investasi saham tetap, tidak tergantung dari perkembangan harga saham
dengan jumlah deviden yang dibagikan. Dengan demikian, untuk mengetahui besarnya
tingkat pengembalian yang diterima pemegang saham dalam sejumlah periode tertentu
didasarkan pada tingkat pengembalian yang diharapkan. Keinginan investor untuk
memperoleh return juga terjadi pada investasi pada aset finansial. Suatu investasi aset
finansial menunjukkan kesediaan investor menyediakan sejumlah dana pada saat ini untuk
memperoleh aliran dana pada masa yang akan datang sebagai kompensasi atas faktor waktu
selama dana ditanamkan dan resiko yang tertanggung. Dengan demikian para investor sedang
mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang diharapkan pada masa yang
akan datang.

Penyajian arus kas selama beberapa periode memungkinkan dilakukannya penilaian


atas fleksibilas keuangan, yaitu kemampuan menggunakan arus kas untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Perusahaan yang dapat mengumpulkan tambahan dipasar hutang dan
ekuitas, menjual aktiva non operasi, dan memperbesar arus kas masuk dengan meningkatkan
efisiensi serta menurunkan biaya adalah perusahaan yang fleksibilitas secara finansial. Arus
kas operasi yang sehat menyiratkan adanya fleksibilitas keuangan. Arus kas operasi dikaitkan
dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi
lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Informasi arus kas membantu para
pemakai laporan keuangan untuk memahami hubungan antara laba dan arus kas serta
memprediksi arus kas opersi dimasa depan. Dari studi terdahulu penelitian yang berkaitan
dengan kandungan informasi arus kas dan laba akuntansi terhadap return saham banyak
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti melakukan pengujian untuk
membandingkan manfaat arus kas dan laba. Mereka ingin membuktikan manfaat informasi
keuangan selain laba. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seolah-olah laba saja sudah
cukup memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor. Arus kas yang dijabarkan dalam
komponen arus kas dalam pembahas selanjutnya disebut arus kas dari aktivitas operasi, arus
kas dari aktivitas inverstasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan menyajikann aliran kas
masuk dan kas keluar dari masing-masing aktivitas menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas selama satu periode, juga mempunyai kandungan informasi
yang berguna bagi pelaku pasar/investor. Studi yang menganalisis kandungan informasi dari
arus kas dan laba akrual dilakukan oleh Rayburn (1986), Wilson (1986,1987), dan Bowen et
al (1986,1987), menghasilkan temuan bahwa ada kandungan informasi dalam data arus kas.
Penemuan tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barlev dan Livnat
(1989) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang lebih kuat antara kandungan
informasi laporan arus kas dana dengan harga saham jika dibandingkan dengan rasio neraca
dan rugi laba (Tek 2003). Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000), menemukan bahwa total
arus kas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga saham, tetapi dari hasil
analisis ditemukan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, yaitu
arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai pengaruh yang signifikan
dengan harga saham penelitian dengan menggunakan model levels. Sementara hasil
pengujian dengan model return menunjukkan bahwa perubahan arus kas tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan dengan return saham. Arus kas sebagai salah satu komponen dalam
laporan keuangan, sangat bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan. Pemakai laporan
keuangan dapat menggunakan arus kas sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas serta setara kas, maupun untuk menilai perusahaan dalam
kemampuan menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi,
para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya (PSAK Nomor 1 revisi tahun
2009). Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi
terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu,
arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan ase
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Aktivitas pendanaan adalah
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan
terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan. Laporan arus kas harus disajikan dengan merinci komponen-
komponen arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari
aktivitas operasi dapat diukur dengan perubahan dalam modal kerja(Taringan, 2013). Arus
kas dari aktivitas operasi ini misalnya arus kas yang dikarenakan pembayaran atas piutang,
penjualan persediaan. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK 2009 No.2, paragraf
13) menyatakan Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi
mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam
memprediksi arus kas operasi masa yang akan datang.

B. Ko
mpo
nen
dan

Keterkaitan
C. Rumusan Masalah
C.1. Apakah arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham?
D. Tujuan Penelitian
Untuk menguji apakah arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham

E. Pengembangan Hipotesis

1. Uji Hipotesis 1

Uji Hipotesis 1 Hipotesis pertama dalam penelitian ini untuk membuktikan secara
statistik bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham. Arus kas operasi
merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan atau
transaksi yang masuk atau keluar dari dalam penentuan laba bersih.

Meliputi arus kas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari transaksi yang masuk
determinasi atau penentuan laba bersih (net income). Sehingga makin tinggi arus kas dari
aktivitas operasi menunjukkan perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena dari
aktivitas operasi saja perusahaan dapat menghasilkan kas dengan baik. Triyono dan Jogianto
(2000) menyimpulkan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas,
khusunya arus kas operasi, mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga dan return
saham. Livnat dan Zarowin (1990) dalam Daniati (2006) yang menguji komponen arus kas
menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan
return saham dibanding hubungan total arus kas dengan return saham.

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi menentukan apakah dari kegiatan
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga adanya perubahan arus
kas dari kegiatan operasi yang akan memberikan sinyal positif kepada investor, maka
investor akan membeli saham perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan return saham.
Dari pemikiran dan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas
operasi mempunyai hubungan yang positif dengan return saham. Oleh karena itu, hipotesis
dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap return saham

F. Metode Penelitian

F.1. Data dan Sumber

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang
dinyatakan dalam bentuk numerik seperti laporan keuangan yang dijadikan sebagai data
untuk dianalisis peneliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang rutin diterbitkan
setiap tahunnya oleh perusahaan,manufaktur yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia di www.idx.co.id.

F.2. Definisi Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable dependen yaitu return saham, dan
variable independen yaitu arus kas operasi dan laba akuntansi. Berikut ini definisi masing-
masing variable.

F.2.1 Variabel Dependen

1. Return saham

Return yang digunakan adalah return realisasi atau actual return. Return realisasi
adalah selisih antara harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya dibagi
dengan harga saham periode sebelumnya. Rumus untuk menghitung return realisasi adalah
sebagai berikut :

Pi t −Pit −1
Rit=
Pit −1

Keterangan :
Rit = Return realisasi

Pit = Harga saham saat ini

Pit-1 = Harga saham periode sebelumnya

F.2.1 Variabel Independen

1. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas
operasi periode pengamatan dengan arus kas operasi periode pengamatan sebelumnya.
Prubahan arus kas operasi dihitung dari selisih arus kas operasi periode pengamatan
dikurangi dengan arus kas operasi periode pengamatan sebelumnya dibagi dengan total aset
periode pengamatan sebelumnya. Rumus untuk menghitung perubahan arus kas operasi
adalah

AKOt − AKOt −1
∆ AKO=
TA t−1

Keterangan :

ΔAKO = Perubahan arus kas operasi

AKO t = Arus kas operasi periode pengamatan

AKO t-1 = Arus kas operasi periode pengamatan sebelumnya

TA t-1 = Total aset periode pengamatan sebelumnya

2. Laba Akuntansi

Rasio perubahan laba bersih diperoleh dari perhitungan selisih laba bersih setelah
pajak periode pengamatan dikurangi laba bersih setelah pajak periode sebelum pengamatan
dibagi dengan total aset periode pengamatan sebelumnya. Alasan menggunakan deflator total
aset periode sebelum pengamatan adalah untuk menghindari nilai bias jika menggunakan laba
akuntansi periode sebelumnya yang bernilai negative. Rumus perhitungan perubahan laba
akuntansi adalah sebagai berikut :
EAT t −EAT t−1
∆ EAT =
TA t−1

Keterangan :

ΔEAT = Perubahan laba akuntansi

EAT t = Laba bersih setelah pajak periode pengamatan

EAT t-1 = Laba bersih setelah pajak periode pengamatan sebelumnya

TA t-1 = Total aset periode pengamatan sebelumnya

F.3. Model Statistis

Rit = α + β1 ΔAKO + β2 ΔEAT + e

Keterangan :

Rit : Return realisasi

α : Konstanta

β1β2 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

ΔAKO : Perubahan arus kas operasi

ΔEAT : Perubahan laba akuntansi

e : Error

H0 : β = 0, diduga variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap


variabel dependen.

H1 : β ≠ 0, diduga variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap


variabel dependen.

F.4. Uji Asumsi Klasik

F.4.1 Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen
dalam suatu model regresi berdistribusi normal atau tidak normal. Apabila nilai signifikannya
lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima sedangkan jika nilai signifikannya kurang dari 0,05
maka H0 ditolak (Ghozali,2013).

F.4.2 Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi atau hubungan antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan besarnya tingkat
kolineritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolarance > 0,1 dan VIF < 10.

F.4.3 Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untu menguji apakah dalam model regresi linear ada korelas
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi.

F.4.4 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Analisis Hasil

G.1. Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari www.idx.co.id. Dalam
penelitian ini populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018-2019.
Untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu
pemilihan sampel secara acak.

Tabel 1.1 Hasil pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan


       
Perusahaan sampel tahun 2017-2019 96
Perusahaan manufaktur tidak ada data 6
Perusahaan dengan data harga saham tidak lengkap 9
Perusahaan dengan data keuangan tidak lengkap   30
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 51
Periode penelitian (2018-2019)       2
Jumlah observasi (perusahaan x tahun)     102
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2021)

Dari table 1.1 diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan tahun 2017-2019, dengan periode penelitian 2 tahun yaitu 2018-2019. Sampel
perusahaan dipilih secara acak dengan mengambil 96 perusahaan manufaktur. Perusahaan
manufaktur yang tidak memiliki data berjumlah 6. Perusahaan dengan data harga saham tidak
lengkap berjumlah 9. Perusahaan dengan data keuangan tidak lengkap berjumlah 30. Jadi
jumlah sampel penelitian ini perjumlah 51 perusahaan dengan periode penelitian selama 2
tahun, sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 laporan keuangan
perusahaan manufaktur.

Output Statistik Deskriptif diatas menyajikan deskriptif data mentah yang terdiri dari
AKO 2019 (Arus Kas Operasi 2019), AKO 2018 (Arus Kas Operasi 2018), AKO 2017 (Arus
Kas Operasi 2017), EAT 2019 (Laba Bersih 2019), EAT 2018 (Laba Bersih 2018), EAT
2017 (Laba Bersih 2017), Rit 2019 (Harga Saham 2019), Rit 2018 (Harga Saham 2018), Rit
2017 (Harga Saham 2017), TA 2018 (Total Aset 2018), dan TA 2017 (Total Aset 2017).
Berikut merupakan tabel analisis statistic deskriptif perusahaan manufaktur dalam penelitian
ini :

Tabel 1.2 Statistik Deskriptif Data Mentah


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AKO_201
51 (615,125,000,000) 1,126,050,000,000 33,339,526,361.33 198,121,305,224.20
9
AKO_201 (2.240.810.000.00
51 0) 1,818,100,000,000 22,169,892,318.24 433,162,329,859.04
8

AKO_201 (2.413.800.000.00
51 0) 556,144,000,000 (26,209,487,809.94) 372,381,521,547.99
7
EAT_201
51 (298,808,902,797) 806,149,000,000 40,386,996,642.06 146,770,093,373.72
9
EAT_201
51 (96,695,781,573) 1,103,472,788,182 53,392,047,603.06 175,401,723,518.44
8
EAT_201
51 (85,300,976,555) 1,000,330,000,000 42,058,761,016.88 152,253,994,032.18
7
Rit_2019 51 10 24,200 2,120.32 4,419.59
Rit_2018 51 1 30,500 2,577.27 5,346.10
Rit_2017 51 1 90,100 3,643.19 12,910.15
TA_2018 51 344,711 30,632,300,000,00 1,484,234,858,409.4 4,733,635,437,963.5
0 9 1
22,149,700,000,00 1,390,802,016,067.4 3,781,299,002,407.8
TA_2017 51 295,830
0 5 9
Valid N
51
(listwise)
Keterangan :

N : 102 perusahaan tahun (51 perusahaan x 2 tahun)

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2021)

Pada tabel 1.2 menunjukan deskripsi statistik data mentah yang digunakan dalam model
penelitian dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jumlah data pengamatan (N) dalam penelitian ini adalah sebanyak 51 untuk setiap
variabel.
2. Variabel AKO 2019 memiliki nilai terendah -615,125,000,000 dan nilai tertinggi
1,126,050,000,000. Mean atau rata-rata sebesar 33,339,526,361.33 dengan standar
deviasi sebesar 198,121,305,224.20.
3. Variabel AKO 2018 memiliki nilai terendah -2.240.810.000.000 dan nilai tertinggi
1,818,100,000,000. Mean atau rata-rata sebesar 22,169,892,318.24 dengan standar
deviasi sebesar 433,162,329,859.04.
4. Variabel AKO 2017 memiliki nilai terendah -2.413.800.000.000 dan nilai tertinggi
556,144,000,000. Mean atau rata-rata sebesar -26,209,487,809.94 dengan standar
deviasi sebesar 372,381,521,547.99.
5. Variabel EAT 2019 memiliki nilai terendah 298,808,902,797 dan nilai tertinggi
806,149,000,000. Mean atau rata-rata sebesar 40,386,996,642.06 dengan standar
deviasi sebesar 146,770,093,373.72.
6. Variabel EAT 2018 memiliki nilai terendah -96,695,781,573 dan nilai tertinggi
1,103,472,788,182. Mean atau rata-rata sebesar 53,392,047,603.06 dengan standar
deviasi sebesar 175,401,723,518.44.
7. Variabel EAT 2017 memiliki nilai terendah -85,300,976,555 dan nilai tertinggi
1,000,330,000,000. Mean atau rata-rata sebesar 42,058,761,016.88 dengan standar
deviasi sebesar 152,253,994,032.18.
8. Variabel Rit 2019 memiliki nilai terendah 10 dan nilai 24,200. Mean atau rata-rata
sebesar 2,120.32 dengan standar deviasi sebesar 4,419.59.
9. Variabel Rit 2018 memiliki nilai terendah 1 dan nilai 30,500. Mean atau rata-rata
sebesar 2,577.27 dengan standar deviasi sebesar 5,346.10.
10. Variabel Rit 2017 memiliki nilai terendah 1 dan nilai 90,100. Mean atau rata-rata
sebesar 3,643.19 dengan standar deviasi sebesar 12,910.15.
11. Variabel TA 2018 memiliki nilai terendah 344,711 dan nilai 30,632,300,000,000.
Mean atau rata-rata sebesar 1,484,234,858,409.49 dengan standar deviasi sebesar
4,733,635,437,963.51.
12. Variabel TA 2017 memiliki nilai terendah 295,830 dan nilai 22,149,700,000,000.
Mean atau rata-rata sebesar 1,390,802,016,067.45 dengan standar deviasi sebesar
3,781,299,002,407.89.

Tabel 1.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AKO 102 -.618 .445 -.002 .118
EAT 102 -.294 .208 .000 .076
Rit 102 -.853 7.041 .161 .869
Valid N
102        
(listwise)
Keterangan :
N : 102 perusahaan tahun (51 perusahaan x 2 tahun)
: Hasil Pengolahan Data
Sumber (2021)

Pada tabel 1.3 menunjukan deskripsi statistik data yang telah diolah, yang digunakan
dalam model penelitian dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jumlah pengamatan (N) dalam penelitian ini adalah sebanyak 104 data pengamatan
untuk setiap variabel.
2. Variabel AKO memiliki nilai terendah -94.541 dan nilai tertinggi 108.990. Mean
atau rata-rata sebesar 0.13724 dengan standar deviasi sebesar 14.216186.
3. Variabel EAT memiliki nilai terendah -.294 dan nilai tertinggi 0.208. Mean atau
rata-rata sebesar -0.00022 dengan standar deviasi sebesar 0.075528.
4. Variabel Rit memiliki nilai terendah -0.853 dan nilai 7.041. Mean atau rata-rata
sebesar 0.16174 dengan standar deviasi sebesar 0.860709.

G.2. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. Adapun hasil analisis
regresi linier berganda mengggunakan SPSS tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .063a .004 -.016 .875969
a. Predictors: (Constant), EAT, AKO

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
.307 2 .154 .200 .819b
Residual
75.965 99 .767
Total 76.272 101      
a. Dependent Variable: Rit
b. Predictors: (Constant), EAT, AKO

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
.162 .087 1.863 .065
AKO .244 .742 .033 .329 .743
EAT .608 1.143 .053 .532 .596
a. Dependent Variable: Rit

Hasil uji regresi dalam penelitian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel AKO memiliki nilai probabilitas sebesar 0,743, yaitu berada diatas angka
signifikansi 0,1 atau 10% (0,743 > 0,1) maka variabel Arus Kas Operasi (AKO) tidak
signifikan terhadap Return Saham (Rit). Sementara apabila dilihat dari nilai koofisien
pada kolom B sebesar 0,244 menunjukan pengaruh yang dihasilkan yaitu positif.
Sehingga hasil uji terhadap variabel Rit adalah tidak signifikan namun berpengaruh
positif. Maka, hipotesis arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham
adalah benar.
b. Variabel EAT memiliki nilai probabilitas sebesar 0,596, yaitu berada diatas angka
signifikansi 0,1 atau 10% (0,596 > 0,1) maka variabel Laba Akuntansi (EAT) tidak
signifikan terhadap Return Saham (Rit). Sementara apabila dilihat dari nilai koofisien
pada kolom B sebesar 0,608 menunjukan pengaruh yang dihasilkan yaitu positif.
Sehingga hasil uji terhadap variabel Rit adalah tidak signifikan namun berpengaruh
positif. Maka, hipotesis laba akuntansi berpengaruh positif terhadap return saham
adalah benar.

H. Kesimpulan & Keterbatasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menemukan bukti secara empiris mengenai
pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur di BEI periode 2018-2019. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat
analisis yaitu IBM SPSS Ver.21. Pada penelitian terdapat 51 perusahaan yang memenuhi
kriteria penilaian. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh positif anatara arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap return saham.

Keterbatasan sedikit sampel yang akhirnya terpakai dari sekian banyak sampel yang kami
dapat.

Lampiran

Lampiran artikel : https://drive.google.com/file/d/19G4QfCpztQ_CdPYJSBjYPdFglmz-


YLQ8/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai