Anda di halaman 1dari 7

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

Internal Control Over Financial Reporting

NAMA : Sulastri

NIM : 55519110022

DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM MEGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2019
A. DEFINISI INTERNAL CONTROL OVER FINANCING REPORTING

Internal control yang berkaitan dengan pelaporan keuangan disebut dengan internal control over
financial reporting (ICoFR). ICoFR dapat didefinisikan sebagai kebijakan-kebijakan dan rangkaian
prosedur serta tata kerja terkait proses pelaporan keuangan untuk menjamin tersusunnya laporan
keuangan yang akurat, andal dan tepat waktu. Tujuan dari IcoFR ini adalah agar memiliki
keyakinan yang memadai bahwa proses pencatatan pada laporan keuangan telah didukung
dengan internal control yang efektif berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Menurut Agus dalam Internal Control over Financial Reporting (ICoFR): Tahap Perencanaan
Proses Penilaian Pengendalian Intern atas Laporan Keuangan, Pada proses Penilaian Pengendalian
Intern atas Pelaporan Keuangan Terdapat lima proses yang dilaksanakan dalam penilaian
Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK) yaitu:
1. Perencanaan
2. Penilaian Pengendalian Intern Tingkat Entitas
3. Penilaian Pengendalian Intern Tingkat Proses/Transaksi
4. Penilaian Pengendalian Intern Secara Keseluruhan
5. Pelaporan (Agus, 2018)

Di dalam Sarbanes Oxley Section 32 disebutkan tentang “Corporate Responsibilities for Financial
Report” menetapkan bahwa pejabat eksekutif perusahaan (CEO&CFO) harus bertanggung jawab
secara pribadi terhadap pernyataan prosedur pengendalian, internal control, dan jaminan atas
kecurangan (fraud). (Hafzi, 2018)

B. TUJUAN ICOFR
ICoFR bertujuan untuk memastikan pencatatan yang terperinci, akurat, dan wajar atas transaksi
dan pengelolaan transaksi perusahaan. Tujuan ini selanjutnya akan memberikan keyakinan yang
memadai bahwa transaksi telah dicatat dengan benar dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum serta keyakinan yang memadai akan upaya pencegahan atau identifikasi perolehan,
penggunaan, atau pengelolaan aset perusahaan tanpa otorisasi yang berdampak material atas
pelaporan keuangan.
C. SIKLUS DESAIN DAN IMPLEMENTASI IcoFR
1. Activity/transactional level control (TLC)
a. Adjusting financial reporting risk
Tahap pertama dalam siklus IcoFR adalah penyesuaian atau penelaahan terhadap risiko
pelaporan keuangan. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan mengidentifikasi risiko-
risiko apa saja yang mungkin akan timbul dalam pelaporan keuangan sebuah perusahaan.
b. Adjust & implementat controls
Tahap kedua dalam siklus ICoFR adalah implementasi dan penyesuaian
terhadappengendalian. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan melakukan penyesuaian
antararisiko dan pengendaliannya. Dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi oleh
pihakmanajemen dalam tahap pertama, maka pihak manajemen akan membuat suatu
pengendalian yang sesuai dengan risiko yang telah diidentifikasi. Selanjutnya,
pengendalian tersebut akan diterapkan dalam perusahaan tersebut.
c. Control remediation
Tahap selanjutnya dalam siklus ICoFR adalah pengendalian. Tahap ini juga dapat dikatakan
sebagai tahap monitoring. Pihak manajemen akan melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian apa saja yang telah diterapkan di
dalam perusahaan tersebut.
d. Identifikasi & manage changes
Tahap terakhir dalam siklus ICoFR adalah identifikasi perubahan. Setelah ICoFR diterapkan
dalam perusahaan tersebut, maka pihak manajemen akan mengidentifikasi perubahan-
perubahan apa saja yang terjadi. Tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahapan review.
Desain, implementasi, dan evaluasi pengendalian harus disesuaikan dengan ukuran dan
pelaporan risiko perusahaan. Merancang dan memelihara ICFR secara efektif
menjadilebih menantang karena ukuran bisnis dan ruang lingkup kegiatannya meningkat.
Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga mungkin menghadapi
beberapa masalah kesulitan pengendalian/kontrol. Sebagai contoh, risiko manajemen
dapat lebih besar dalam sebuah organisasi yang lebih kecil di mana pejabat-pejabat
perusahaan memiliki keterlibatan langsung dengan operasi dan dengan pencatatan
transaksi. Selain itu, perusahaan kecil mungkin tidak memiliki personel yang cukup untuk
sepenuhnya melaksanakan pemisahan tugas di semua proses. Namun demikian,
perusahaan publik yang lebih kecil masih harus menerapkan system kontrol yang akan
menyediakan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan GAAP dan bebas dari salah saji material.
2. Manajemen Pelaporan pada Efektivitas ICFR
Pasal 404 dari Undang-Undang Sarbanes-Oxley membutuhkan (dengan pengecualian
tertentu) semua perusahaan public setiap tahunnya menilai efektivitas ICFR dan melaporkan
hasilnya. Manajemen juga memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan perubahan yang
signifikan untuk sistem ICFR dalam laporan kuartalannya. Disiplin melakukan penilaian ICFR,
ditambah dengan persyaratan untuk melaporkan hasil dalam pengajuan publik, membuat
investor meningkatkan kepercayaan keandalan laporan keuangan. Dalam melakukan
penilaian, manajemen harus menentukan apakah telah menerapkan kontrol yang memadai,
mengatasi risiko bahwa salah saji material dalam laporan keuangan perusahaan apakah dapat
dicegah atau dideteksi secara tepat waktu dan apakah control terkait operasi secara efektif.
Penilaian manajemen terhadap ICFR bias mengambil secara top-down, pendekatan berbasis
risiko. Dalam pendekatan itu, manajemen pertama-tama berfokus pada control entitas dan
kemudian pada pos penting dan proses yang signifikan dan, akhirnya, pada kegiatan
pengendalian. Sementara penilaian manajemen harus mencakup ICFR perusahaan secara
keseluruhan, harus mencurahkan perhatian terbesar bagi area-area yang menimbulkan risiko
tertinggi untuk pelaporan keuangan yang dapat diandalkan
3. ICFR dan Auditor
Pasal 404 dari Undang-Undang Sarbanes-Oxley mensyaratkan perusahaan publicmemiliki
laporan auditor independen pada efektivitas ICFR. Di bawah standar PCAOB, audit ICFR dan
audit keuangan yang terintegrasi - yaitu, baik audit dilakukan sebagai tunggal, maupun proses
saling menguatkan. Karena kekhawatiran tentang biaya audit ICFR bagi perusahaan dengan
sumber daya yang terbatas, hasil. Kongres telah membebaskan (perusahaan publik yang lebih
kecil, dan perusahaan publik yang baru) dari persyaratan bahwa auditor perusahaan itu
menyatakan pendapat atas efektivitas ICFR. Namun, dalamaudit laporan keuangan auditor
masih memerlukan sebagai bagian dari penilaian risiko audit, untuk mendapatkan
pemahaman masing-masing komponen ICFR perusahaan. Sementara auditor tidak
memerlukan untuk menguji internal control dalam audit tersebut, jika auditor menyimpulkan
bahwa ada kelemahan secara material atau kekurangan yang signifikan dalam kontrol,
kelemahan atau kekurangan harus dilaporkan secara tertulis kepada manajemen dan komite
audit.
D. MANFAAT PROGRAM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PELAPORAN KEUANGAN
Manfaat program pengendalian internal atas pelaporan keuangan :
1. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan
2. Meningkatnya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
3. Mudahnya penilaian terhadap perusahaan
4. Efektifitas desain dan operasi pengendalian
5. Laporan keuangan dan disclosure yang handal
6. Pengambilan keputusan yang lebih tepat
7. Tingkat kepercayaan atas laporan keuangan yang menguat
8. Kemampuan untuk penetrasi pasar modal
9. Reputasi baik di mata stakeholders
10. Proses audit keuangan yang berjalan lancar

E. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR dalam PENGENDALIAN INTERNAL CONTROL OVER FINANCING


REPORTING
Adapun kebijakan dan prosedur dalam pengendalian internal control over financing reporting
adalah:
1. Berkaitan dengan pemeliharaan catatan yang cukup detail, akurat dan mencerminkan
transaksi dan sifat aset perusahaan
2. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat sebagaimana diperlukan
untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, dan bahwa penerimaan dan pengeluaran perusahaan dibuat sesuai dengan
kewenangan manajemen dan direksi perusahaan
3. Memberikan keyakinan memadai tentang pencegahan atau deteksi atas perolehan,
penggunaan, atau disposisi aset perusahaan yang tidak sah secara tepat waktu yang bisa
berdampak material terhadap laporan keuangan.

F. IMPLEMENTASI PADA PT. INTERDESIGN CIPTA OPTIMA


1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian di PT. Interdesign Cipta Optima menjunjung integritas dan nilai etik,
menerapkan 5 K yaitu Kualitas, Kreatifitas, Kerjasama, Kepuasan, dan Komitmen. Gaya
kepemimpinan manajemen tidak kaku tapi sopan, terdapat struktur organisasi, pemberian
wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM yang baik.
2. Penaksiran Risiko
PT. Interdesign Cipta Optima bergerak dalam bidang kontraktor sehingga setiap proyek yang
diterima pasti mengandung risiko. Penaksiran risiko dan analisis terhadap risiko proyek
dilakukan setiap kali mendapatkan proyek untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Didalam membuat laporan keuangan PT. Interdesign Cipta Optima membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan
keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan
pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU, sehingga laporan keuangan
yang dihasilkan andal dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian di PT. Interdesign Cipta Optima adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian
tujuan entitas.
Aktivitas pengendalian ini relevan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.
4. Informasi & Komunikasi
Informasi dan komunikasi di PT. Interdesign Cipta Optima berjalan dengan baik antar sesama
baik itu bawahan atau pimpinan. Terdapat informasi yang tersedia mengenai deskripsi tugas
masing-masing karyawann dan setiap individu memperoleh pengetahuan yang memadai
tentang sistem informasi pengendalian di PT. Interdesign Cipta Optima.
5. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring di PT. Interdesign Cipta Optima di desain agar monitoring ini berlangsung secara
terus menerus oleh karenanya divisi quality control setiap saat mengevaluasi atau memonitor
pekerjaan di setiap proyek yang dikerjakan.
Daftar Pustaka:

Hapzi, Ali. (2019). Internal Control Over Financial Reporting: Implementasi dan Desain IcoFR,
Universitas Mercu Buana

Sandy Setiawan, Hapzi Ali,2017, https://sandysetiawanblogspotcom.wordpress.com/2017/06/08/si-


pi-sandy-setiawan-hapzi-ali-internal-control-over-financial-reporting-universitas-mercubuana-2017/

Dian Andriani,Hapzi Ali,2018, https://www.slideshare.net/DianAndriani24/si-pi-dian-andriani-hapzi-


ali-internal-control-over-financing-report-universitas-mercu-buana-2018

Wendi Nurhayat, Hapzi Ali,2018, http://wendinurhayat.blogspot.com/2018/07/si-pi-wendi-


nurhayat-hapzi-ali-internal.html

Ririn Setianingsih,Hapzi Ali, 2018, http://ririnsetianingsih.blogspot.com/2018/07/sipi-ririn-


setianingsih-prof-hapzi-ali_17.html

Anda mungkin juga menyukai