Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

NAMA MAHASISWA : SULASTRI (55519110022)


DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
QUIZ 1 : RABU, 04 SEPT – SELASA, 10 SEPT 2019

1. Jelaskan apa saja jenis-jenis sistem Informasi


2. Apa manfaatnya Sistem Informasi dalam Pengendalian internal
3. Apa saja Ancaman terhadap Sistem Informasi Akuntansi
4. Jelaskan apa yang di maksud dengan fraud, pelaku-pelaku fraud dan alasannya dalam kontek Sistem
Informasi
5. Bagaimana pencegahan dan pendeteksian fraud

A. Jenis – jenis Sistem Informasi


Sistem informasi pada dasarnya bisa terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis dari sistem
informasi tersebut biasanya terdiri dari spesifikasi dan juga fungsi tertentu yang ada di dalam
suatu perusahaan atau suatu organisasi. Paling tidak ada 7 jenis sistem informasi yang saat ini
banyak diimplementasikan dalam perusahaan dan juga organisasi.
Pengertian Sistem Informasi itu sendiri adalah suatu sistem yang dibangun untuk meneruskan
pada sistem tertentu, sehingga membuat data yang ada menjadi lebih terkoordinir. Berikut ini
adalah ketujuh jenis sistem informasi yang banyak diimplementasikan di dalam sebuah
perusahaan ataupun organisasi:

1. Sistem Informasi Manajemen


Jenis sistem informasi pertama adalah sistem informasi manajeman. Sesuai dengan namanya,
sistem informasi manajemen merupakan salah satu pengimplementasian dari sistem informasi
yang digunakan pada sasaran kalangan manajerial. Kalangan manjerial merupakan setiap
individu yang memiliki posisi di dalam sebuah organisasi dan lingkup pekerjaan yang bertugas
untuk melakukan manajemen pada suatu divisi atau bagian di dalam organisasi dan juga
perusahaan.
Level manajerial biasanya ditandari dengan jabatan manajer, pimpinan, ataupun ketua
pelaksana. Dengan fungsinya sebagai individu yang dapat mengatur dan memanage bawahan
dan anak buah, maka sistem informasi manajemen ini sangat penting sekali untuk para level
management dalam hal:
 Melakukan monitoring terhadap kinerja anak buah
 Memberikan penilaian langsung terhadap kinerja anak buah
 Menerima laporan dan juga hasil pekerjaan dari anak buah atau bawahan
 Melaksanakan fungsi pengawasan dan juga pemindahtugasan bagi bawahan dan juga
anak buah
 Memberikan masukan kepada dewan direksi terhadap promosi jabatan dari anak buah
 Melihat kelebihan dan juga kekurangan yang dimiliki oleh anak buah
 Melakukan komunikasi antar level manajerial untuk kepentingna organisasi dan juga
perusahaan.
 Membantu mempercepat proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dalam
mengatasi suatu permasalahan
 Menganalisa suatu masalah dan juga problem yang muncul pada suatu organisasi
 Meningkatkan efisiensi manajerial di dalam sebuah organisasi atau perusahaan
 Menunjang fungsi operasional dari manajemen dalam melakukan tugasnya di sebuah
perusahaan atau organisasi
Dengan adanya sistem informasi manajemen, maka hal ini akan sangat memudahkan para
pegawai yang berada pada level manajerial untuk lebih bisa bekerja secara efisien dan tepat
waktu, serta mempermudah pengambilan keputusan, serta pengawasan terhadap bawahannya.

2. Sistem Informasi Eksekutif


Jenis sistem informasi yang kedua adalah sistem informasi eksekutif. Sistem informasi eksekutif
berarti merupakan sebuah sistem informasi yang dikembangkan dan juga diimplementasikan
untuk memberikan kemudahan arus informasi suatu organisasi atau perusahaan kepada mereka
yang berada pada level eksekutif.
Siapa saja yang termasuk di dalam level eksekutif? Adapun, mereka yang termasuk ke dalam level
eksekutif dari sebuah perusahaan atau organisasi adalah mereka yang:
 Memiliki hak penuh atas organisasi ataupun perusahaan, bisa jadi pemegang tunggal
perusahaan dan juga pemegang saham organiasasi atau perusahaan
 CEO atau pemimpin tertinggi dari sebuah perusahaan
 Dewan Komisaris perusahaan
 DIrektur Utama dari sebuah perusahaan atau kantor cabang
 Dewan Direksi
 Dan elemen eksekutif lainnya yang memilki kewenangan khusus terhadap suatu
perusahaan ataupun organisasi.
Biasanya, sistem informasi yang ditujukan kepada level eksekutif dari suatu organisasi atau
perusahaan banyak berisi mengenai:
 Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi dalam jangka waktu
tertentu
 Kinerja dari level manajerial, atau jabatan yang langsung berada di bawah level eksekutif
 Kondisi kestabilan keuangan dan juga finansial dari sebuah perusahaan ataupun
organisasi
 Lingkungan kerja dan juga budaya organisasi yang timbul pada perusahaan atau
organisasi tersebut
 Nilai perusahaan atau organisasi di dalam bursa saham
Mengapa sistem informasi eksekutif sangat penting?
Sistem informasi eksekutif sanga penting untuk diimplementasikan, karena dapat membantu
memudahkan para level eksekutif untuk dapat memantau langsung perusahaan atau organisasi
yang mereka bawahi. Selain itu, dengan adanya sistem informasi eksekutif yang baik, maka
seluruh level ekskutif dapat membantu mensejahterakan dan juga mengembangkan perusahaan
atau organisasi yang mereka miliki menjadi lebih baik lagi.
3. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi atau SIA merupakan salah satu pengimplementasian dari sistem
informasi manajemen, yang berhubungan dengan kegiatan akuntansi dan juga penghitungan dari
sebuah perusahaan ataupun organisasi. Seperti kita ketahui, akuntansi merupakan proses yang
dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan dan finansial, serta bagaimana suatu sistem
keuangan di dalam sebuah perusahaan atau organisasi dapat berjalan.
Dengan adanya sistem informasi akuntasi yang diimplementasikan dengan baik dan juga benar,
maka sistem informasi akuntasi ini dapat membantu para akuntan di sebuah perusahaan atau
organisasi dalam melakukan:
 Proses audit dari kondisi keuangan perusahaan
 Menampilkan data-data pembelanjaan, pembelian, dan segala bentuk keuangan yang
dilakukan dan dilalui oleh sebuah perusahaan
 Membantu mempercepat proses penghitungan akuntansi keuangan
 Menentukan keuntungan dan juga kerugian dari sebuah perusahaan
 Memperjelas informasi penting mengenai jumlah dana yang harus dihtung dengan
melakukan proses akuntansi
 Merapihkan catatan keuangan dari sebuah perusahaan atau organisasi
 Membantu mempercepat proses pengambilan keputusan perusahaan, terutama pada
level akuntansi keuangan perusahaan
 Menyediakan proses transaksi keuangan dan keternagan akuntansi rutin dari sebuah
perusahaan
Sistem informasi akuntasi sangat membantu para akuntan, terutama pada periode tutup buku di
akhir tahun, karena dengan adanya sistem informasi akuntasi, semua transaksi selama setahun
akan tersimpan ke dalam sistem, yang akan memudahkan akuntan dapat melakukan proses
akuntansi menjadi lebih cepat, efisien dan juga lebih optimal.

4. Sistem Informasi Keuangan


Sistem informasi keuangan terkadang merupakan salah satu implementasi dari sistem informasi
yang berada di bawah naungan manajamen, namun terkadang sistem informasi keuangan juga
bisa merupakan sistem informasi yang berdiri sendiri. Ada beberapa perusahaan yang melibatkan
pihak manajemen dalam membantu proses pengaturan keuangan perusahaan, dan ada yang
tidak. Sehingga hal ini tergantung dari budaya organisasi dari perusahaan tersebut.
Namun demikian, sistem informasi keuangan sendiri merupakan suatu implementasi dari sebuah
sistem informasi yang berisi segala data transaksi keuangan dari sebuah perusahaan, yang
nantinya bisa terintegrasi pula dengan sistem informasi akuntansi.
Mengapa sistem informasi keuangan penting untuk diimplementasikan?
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa sistem informasi keuangan penting untuk
diimplementasikan, dan juga beberapa manfaat dari sistem informasi keuangan:
 Sistem informasi keuangan membantu mencatat segala bentuk transaski yang dilakukan
oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam jangka waktu tertentu, misalnya pada
periode satu tahun
 Sistem informasi keungan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi, untuk
membantu mempermudah para akuntan dalam melakukan penghitungan mengenai
neraca keuangan suatu perusahaan
 Dengan adanya sistem informasi keuangan, para pegawai yang berada pada bagian
keuangan bisa melakukan kroscek mengenai transaksi jual beli yang sudah prnah
dilakukan oleh perusahaan tersebut.
 Membantu mempermudah pekerjaan auditor dalam menganalisa keuangan suatu
perusahaan
 Mempercepat proses pencatatan dan juga pemanggilan kembali informasi mengenai
transasksi jual beli yang sudah pernah dilakukan
 Membantu penghitungan pajak dari suatu perusahaan
 Melakukan monitoring terhadap karyawan yang sering melakukan peminjaman
 Memonitoring mengenai potongan gaji dan juga pemberian bonus dan tunjangan
karyawan
 Dapat terintegrasi dengan sistem informasi sumber daya manusia, terutama dalam hal
payroll, yang menyangkut pemberian gaji dan juga tunjangan karyawan
Dengan adanya sistem informasi keuangan ini, maka stiap detail transaksi keuangan dari sebuah
perusahaan atau organisasi tidaka akan terlewat, sehingga sangat memudahkan setiap bagian
perusahaan yang sistem informasinya terintegrasi dengan sistem informasi keuangan untuk
melakukan analisis.

5. Sistem Informasi Manufaktur


Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan juga produksi, terutama produksi
barang, maka sistem informasi manufaktur merupakan salah satu jenis sistem informasi yang
wajib dimilki. Sistem informasi manufaktur kebanyakan digunakan dan juga diimplementasikan
pada bagian produksi suatu perusahaan, yang bergerak di bidang produksi.
Apa saja fungsi dari implementasi sistem informasi manufaktur?
 Pada dasarnya, sistem informasi manufaktur memilki banyak sekali fungsi, seperti:
 Mencatat total produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
 Mencatat barang-barang produksi yang tidak lolos dari quality control
 Mencatat hasil produk yang berhasil dilempar ke pasaran
 Mencatat produk yang berhasil diekspor ke mancanegara
 Mencatat biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk setiap sesi produksi
 Melakukan analisa terhadap kebutuhan bahan pokok dan sumber daya manusia di dalam
proses produksi
 Memberikan informasi mengenai kegiatan proses produksi yang sedang berlangsung
 Membantu bagian produksi untuk menganalisa produk-produk apa saja yang harus
dikembangkan, dihentikan ataupn diperbanyak produksinya
 Membantu analisa kelebihan dan kekurangan dari sebuah produk hasil produksi
perusahaan tersebut
 Memberikan informasi kepada bagian RnD (Research and Development) dalam
membantu mengenmbankan produk – produk baru yang harus diproduksi
SIstem informasi manufaktur ini dapat terintegrasi dengan sistem informasi keuangan dan juga
sistem informasi sumberdaya manusia atau SDM, karena di dalam implementasinya, banyak
fungsi dari sistem informasi manufaktur ini sangat sangat penting bagi SDM dan juga keuangan.
6. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Jenis sistem informasi yang berikutnya adalah sistem informasi sumber daya manusia alias SDM.
Sesuai dengan namanya, biasanya sistem informasi ini berhubungan dengan bagian personalia,
atau HR dari suatu perusahaan dan juga organisasi. Sistem informasi SDM ini memiliki banyak
sekali data dan juga informasi, mengenai:
 Data diri dari karyawan yang dimilki oleh perusahaan
 Total gaji pokok, tunjangan, bonus dan informasi keuangan lainnya yang dimilki oleh
karyawan
 Jabatan dan masa kerja dari karyawan
Manfaat Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia tentu saja memilki banyak sekali manfaat, terutama bagi
bagian personalia dan juga HR. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari sistem informasi sumber
daya manusia:
 Membantu bagian personalia dalam melakukan analisis mengenai gaji pokok dari seorang
karyawan
 Memberikan informasi mengenai kinerja yang dimiliki oleh setiap karyawan
 Membantu bagian personalia dalam menganalisis bonus, potongan gaji, serta pemutasian
dan kenaikan jabatan dari karyawan
 Melakukan update data dari seluruh karyawan yang dimilkik oleh perusahaan tersebut
 Sebagai acuan data dalam melakukan proses rekrutmen karyawan baru.

7. Sistem Informasi Pemasaran


Jenis sistem informasi berikutnya yang banyak diimplementasikan adalah jenis sistem informasi
pemasaran. Jenis sistem informasi ini sangat penting terutama bagi bagian pemasaran suatu
perusahaan. Sistem informasi pemasaran akan membantu mencatat dan juga memberkan
informasi penting mengenai penjualan yang telah dilakkan oleh sebuah perusahaan. Yang
meliputi:
 Jumlah produk yang sudah terjual
 Produk yang laris dan banyak dipesan
 Produk yang jarang diminati oleh pasar
 Metode pemasaran yang tepat untuk menjual dan memasarkan suatu produk
 Respon pasar terhadap produk yang diluncurkan
Sistem informasi pemasaran ini pada dasarnya dapat membantu usernya untuk:
 Melakukan analisa terhadap pasar (analisis pasar)
 Membantu bagian riset dan pengembangan untuk menganalisa produk-produk dari
perusahaan tersebut
Itulah beberapa contoh dari jenis sistem informasi yang banyak digunakan saat ini. Di dalam
perusahaan, keseluruhan dari jenis sistem informasi tersebut dapat terintegrasi satu sama lain,
menjadi satu sistem informasi yang utuh, yaitu sistem informasi perusahaan, dimana setiap alur
informasi yang ada akan saling terhubung satu sama lain, sehingga setiap user yang berwenang
dapat mempelajari dan melihat informasi yang sudah tersimpan di dalam database atau basis
data perusahaan.
B. Manfaat Sistem Informasi dalam Pengendalian Internal

Sistem informasi dalam pengendalian internal dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan
tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori yaitu :

a) Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan


b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :

a) Direksi dan manajemen mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan,
dengan meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan

b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.

c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi
dengan semestinya.

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dengan analisis khusus sangat bermanfaat bagi
kebutuhan organisasi dan keputusan yang diambil untuk masing-masing tingkat (level)
manajemen. Dengan demikian tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen (SIM) agar
organisasi menyediakan data dan informasi yang bermanfaat dalam membuat keputusan
manajemen, baik menyangkut pengelolaan dan keputusan rutin maupun bersifat strategis.

Secara umum manfaat sistem informasi manajemen bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Efisiensi Operasional


Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih
efisien sehingga perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya. Mulai dari akuntansi
hingga penelusuran order pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi manajemen
dalam operasi bisnis sehari-hari.

Seseorang dapat menghemat waktu pekerjaan, membuat laporan dari jarak jauh, menjadikan
media promosi dan berinteraksi. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka
kemampuan sistem informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke
berbagai fungsi bisnis menjadi sangat penting.

Sistem informasi memproses data, memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial,
dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu Anda memperbaiki efisiensi suatu proses
karena dapat memberikan informasi yang lebih tepat waktu. Sebagai contoh, perusahaan yang
menggunakan pendekatan produksi just in time membutuhkan informasi yang konstan, akurat
dan up to date mengenai persediaan bahan baku mereka.

2. Memeperkenalkan Inovasi dalam Bisnis


Penggunaan ATM dalam perbankan merupakan contoh baik dari inovasi teknologi sistem
informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis
melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran
kedalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Contoh yang bagus
dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen
perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar.

Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi, maka mereka
akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.

3. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis


Teknologi sistem informasi mendorong perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendukung strategi bersaing perusahaan untuk mendapat kesempatan dalam
keuntungan strategis. Yang termasuk teknologi informasi yang dimaksud adalah untuk
memperoleh hardware dan software, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa
spesialisasi sistem informasi, dan melatih pengguna.

Banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer terhadap konsumen. Kadang kala
mereka membantu merancang kampanye pemasaran untun menjual produk barunya. Dengan
membuat situs website dan mendaftarkan kejaringan internet, sebuah perusahaan dapat
mempromosikan usahanya, memberikan informasi, sarana komunikasi sehingga bisa
bertransaksi dengan konsumen tanpa harus bertatap muka.

Kegiatan ini disebut e-commerce. Perusahaan dapat menjangkau konsumen dari berbagai
wilayah domestik maupun mancanegara.

4. Mendukung Pengambilan Keputusan Manajerial


Sistem informasi manajemen yang dirancang dan dilakukan dengan baik akan banyak manfaat
yang bisa diperoleh manajemen perusahaan. SIM mempermudah manajemen dan menunjang
proses pengambilan keputusan karena sistem informasi manajemen menyediakan informasi bagi
manajemen perusahaan dimana sistem informasi tersebut dilakukan.

Bagi seorang pemimpin proses pengambilan keputusan merupakan dasar tindakan dimasa
mendatang. Suatu keputusan yang dihasilkan tanpa didasari informasi yang tepat akan berakibat
fatal dan tidak dapat mencapai tujuan.
Kombinasi sistem informasi dapat membantu manajer menjalankan bisnis menjadi lebih baik,
lebih cepat, lebih bermakna. Meskipun dengan informasi yang sama, para manajer harus mampu
mengidentifikasi kecendrungan dan mengevaluasi hasil.

C. Apa saja Ancaman terhadap Sistem Informasi Akuntansi

Keamanan dalam sistem informasi merupakan faktor yang sangat penting keberadaannya dalam
mengoperasian sistem informasi itu sendiri. Bagaimana tidak banyak ancaman-ancaman yang
terjadi pada sistem informasi yang akan merugikan banyak pihak, baik individu, masyarkat, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman-ancaman terhadap sistem informasi
yaitu perlu adanya keamanan yang sangat canggih agar dapat mendeteksi atau membenarkan
dari sebagian sistem yang rusak akibat gangguan pada sistem informasi.

Ancaman terhadap sistem informasi sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Ancaman aktif merupakan suatu kejahatan yang terjadi pada komputer dan suatu kecurangan
berupa pencurian data.
2. Ancaman pasif merupakan kegagalam sistem itu sendiri atau kesalahan manusia dalam
memproses sistem, atau karena adanya bencana alam yang terjadi yang mengakibatkan ancaman
bagi sistem itu sendiri.

Selain itu ada beberapa ancaman yang terjadi pada sistem informasi yaitu penyalahgunaan
teknologi berupaka kejahatan kriminal yaitu :

1. Kejahatan yang dilakukan dengan menyusup kedalam sistem jaringan komputer tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer. Contohnya : seorang pelaku
kejahatan atau hacker melakukan sabotase terhadap informasi yang sangat penting atau
mencuri informasi yang sangat penting dan rahasia.
2. Kejahatan dengan memasukkan data atau berupa informasi ke jaringan internet tentang
sesuatu yang tidak benar dan melanggar ketentuan hukum. Contohnya pemuatan berita
atau informasi yang tidak benar seperti memuat video pornografi, memuat informasi
yang sangat rahasia seperti rahasi negara, dll
3. Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
pada dokumen melalu internet.
4. Kejahatan dengan memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan mata-mata
terhadap pihak yang menjadi sasaran, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak
yang menjadi sasarannya.
5. Kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau pengahncuran
terhadap data atau sistem jaringan komputer. Misalnya menyusupkan virus komputer
dimana data yang terkena virus tidak dapat digunakan lagi.
6. Kejahatan yang ditujuakan terhadap kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di
Internet.
7. Kejahatan yang ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada
formulir data seseorang yang tersimpan pada komputer, dimana jika ada yang
mengetahui data tersebut maka dapat merugikan korban. Misalnya nomor pin ATM.
Pasword, dan lain-lain.

Seiring dengan intensitas penggunaan aplikasi SIA (Sistem Informasi Akuntansi), ada ancaman-
ancaman yang mengintai Sistem Informasi Akuntansi.

Jenis-jenis ancaman Sistem Informasi Akuntansi adalah

1. Bencana Alam
Banjir, gempa bumi, badai, kebakaran dan bencana-bencana alam besar lainnya dapat
menghancurkan perangkat komputer dan tentu saja dapat menghapus data-data Sistem
Informasi Akuntansi yang ada.
2. Bencana Politik
Sistem Informasi Akuntansi perusahaan bisa diserang oleh teroris yang merupakan lawan
politik
3. Kerusakan perangkat keras
Hardisk bisa saja tiba-tiba rusak sehingga semua data hilang dan menghapus data
transaksi Sistem Informasi Akuntansi.
4. Kerusakan perangkat lunak
Aplikasi bisa saja tiba-tiba terkena virus dan menyebabkan aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi tidak dapat diakses.
5. Ketidaksengajaan manusia
Ada kemungkinan petugas salah input nilai ke dalam aplikasi karena tidak hati-hatinya
karyawan memasukkan data transaksi.
6. Ketidaksengajaan aplikasi
Meskipun sudah diprogram sebaik-baiknya, mungkin saja ada bug kesalahan logika
pemrograman.
7. Aktivitas criminal
Ini biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti celah dalam keamanan teknis atau
mengerti celah dari sistem prosedur Sistem Informasi Akuntansi.

Beberapa uraian mengenai ancaman-ancaman yang terjadi pada sistem informasi, maka perlu
adanya penanggulangan yang harus mengantisipasi ancaman terhadap sistem informasi. Adapun
cara menanggulangi ancaman tersebut, maka bisa menggunakan metode pengelolaan
pengendalian dimana merupakan suatu cara yang masih efektif dalam mencegah ancaman
terhadap sistem informasi. Pengendalian dalam sistem tekonologi informasi dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Pengendalian secara umum (General control) yang merupakan pengendalian sistem tekonologi
informasi yang paling luar dan harus dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem informasi.
Beberapa pengendaliannya yaitu : Organisasi, dokumentasi, kontrol pencegah kerusakan
perangkat, parameter keamanan data, dll.
2. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengelolaan aplikasinya
yaitu berupa : pengendalian masukan, pengendalian pengolahan, dan pengendalian keluaran.

D. Apa yang di maksud dengan fraud, pelaku-pelaku fraud dan alasannya dalam
konteks Sistem Informasi

1. Pengertian Fraud
Dalam akuntansi, dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).
Perbedaan antara kedua jenis kesalahan ini hanya dibedakan oleh jurang yang sangat tipis, yaitu
ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Standarpun mengenali bahwa sering kali mendeteksi
kecurangan lebih sulit dibandingkan dengan kekeliruan karena pihak manajemen atau karyawan
akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu.

Fraud adalah Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan
kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan
kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi
pelaku kecurangan.

Berdasarkan defenisi dari The Institute of Internal Auditor (“IIA”), yang dimaksud
dengan fraud adalah “An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional
deception”: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai
dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.

Ada tiga hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu dorongan yang menyebabkan
seseorang melakukan fraud (pressure), peluang yang memungkinkan fraud terjadi (opportunity),
dan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas
tindakannya (rationalization).

2. Pelaku – pelaku Fraud

Jenis fraud berdasarkan pelaku dikelompokkan menjadi:

1. Employee fraud (kecurangan pegawai), adalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai
dalam suatu organisasi kerja.
2. Management fraud (kecurangan manajemen), adalah kecurangan yang dilakukan oleh
pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan atau transaksi keuangan
sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan
(stakeholders) yang terkait organisasinya.
3. Customer Fraud (kecurangan pelanggan), adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak
konsumen/pelanggan, kontraktor/konsultan terhadap satuan kerja proyek,dll
4. Ecommerce Fraud (kecurangan melalui internet), adalah kecurangan yang dilakukan
akibat adanya transaksi melalui internet.
Jenis fraud berdasarkan tindakan dikelompokkan menjadi:

1. Penyelewengan terhadap aset (misappropriation of assets), adalah penyalahgunaan aset


perusahaan secara sengaja utk kepentingan pribadi, biasanya sering dilakukan oleh
pegawai (employee). Contohnya, penggelapan kas perusahaan, penggunaan fasilitas
untuk kepentingan pribadi.
2. Kecurangan dalam laporan keuangan (fradulent finacial reporting), adalah salah saji atau
pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para
pengguna laporan, biasanya sering dilakukan oleh manajemen. Contohnya, overstating
asset, understating liabilities.

3. Alasan Fraud dalam konteks Sistem Informasi

Menurut J.S.R. Venables dan KW Impey dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424)
mengemukakan kecurangan terjadi karena beberapa penyebab atau alasan sebagai berikut :

1. Penyebab Utama

 Penyembunyian (conceament)
 Kesempatan/peluang (opportunity)
 Motivasi (motivation)
 Daya tarik (attraction)
 Keberhasilan (success)

2. Penyebab – penyebab Sekunder

 Kurangnya pengendalian
 Hubungan antara pemberi kerja/pekerja yang jelek
 Pembalasan dendam (revange)
 Tantangan (challenge)

Menurut Simanjuntak (2008) terdapat beberapa faktor yang mendorong adanya kecurangan
atau fraud. Faktor – faktor tersebut bisa saja berasal dari faktor generik dan individu.

Fraud akibat faktor Generik/Umum

Yang menjadi korban dari kecurangan atau fraud berdasarkan faktor generik / umum adalah yang
memiliki keterkaitan dengan organisasi. Faktor – faktor generik ini dapat berupa:

 Kesempatan (Opportunity)
Pada umumnya muncul sebagai akibat dari lemahnya pengendalian internal di dalam organisasi
tersebut. Selain itu terbukanya kesempatan ini juga bisa menggoda individu maupun kelompok
yang sebelumnya tidak memiliki motif untuk melakukan kecurangan.

Biasanya manajemen organisasi atau perusahaan memiliki potensi yang lebih besar mengalami
kecurangan dibandingkan dengan karyawan. Karena kesempatan kecurangan tergantung pada
kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Namun jangan salah juga kesempatan elakukan
kecurangan selalu ada di setiap kedudukan.

 Pengungkapan (Exposure)

Suatu kecurangan yang terjadi belum tentu dapat menjamin untuk tidak akan terulang kembali
kecurangan tersebut baik itu dilakukan oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lainnya.
Maka dari itu untuk setiap pelaku kecurangan haruslah di kenakan sanksi apabila perbuatannya
tersebut dapat terungkap.

Berikan sanksi kepada orang yang telah melakukan kecurangan. Sehingga kemungkinan masalah
yang sama terjadi kecil. Perintahkan pelaku kecurangan untuk mengungkapkan apa yang terjadi.

Fraud akibat faktor Individu

Individu sebagai pelaku kecurangan. Faktor individu dapat berupa sebagai berikut:

 Serakah (Greed)

Sifat yang serakah atau tamak sangat merugikan diri sendiri. Ini dipengaruhi oleh pandangan
hidup dan lingkungan yang menjadi pembentukan kepribadian seseorang.

 Kebutuhan (Need)

Kebutuhan akan pandangan atau pikiran dan keperluan pegawai atau pejabat yang terkait
dengan aset suatu perusahaan atau lembaga tempat bekerja berhubungan dengan faktor
kecurangan. Adanya tekanan dari luar yang diberikan dapap mengubah pola pikir orang yang
awalnya jujur menjadi melakukan kecurangan.

Hal-Hal Yang Menyebabkan Terjadinya Fraud

Fraud dapat terjadi karena sejumlah alasan yaitu mengenai internal kontrol yang lemah,
pemahaman yang kurang terhadap peraturan sehingga kepatuhan terhadap aturan atau
ketentuan yang lemah ataupun dapat menyebabkan penetapan kebijakan yang tidak up to
date,serta monitoring yang lemah.

Dari sisi pendekatan pribadi, ada pendekatan yang disebut sebagai the fraud triangle. Apa saja
itu fraud triangle ? langsung saja simak ya :
1. Tekanan

Tekanan ini dimana seorang menyakini bahwa mereka merasa perlu untuk melakukan fraud.
Contohnya karena kondisi kesulitan ekonomi sehingga mendorong karyawan tersebut
melakukan fraud. Oleh karena itu sebagai seorang pebisnis Anda harus benar-benar
memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Memang sebuah kesejahteraan karyawan tidak dapat menjadi jaminan seseorang untuk tidak
melakukan fraud. Dan sebaliknya bukan berarti orang yang tidak sejahtera akan melakukan fraud.
Karena semua itu tentunya kembali kepada pribadi masing-masing. Dengan begitu pada saat
seleksi tentunya Anda harus melakukan seleksi tes yang selektif dan ketat.

Tapi setidaknya dengan Anda memperhatikan kesejahteraan karyawan ini akan dapat
meminimalisir potensi terjadinya tindakan fraud. Dan dengan terjaminnya kesejahteraan
karyawan diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.

2. Peluang

Masing Ingat dengan pepatah dari bang napi.

Ingat, Kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan.
Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!

Nah peluang adalah situasi dimana seseorang menyakini bahwa adanya kesempatan atau kondisi
yang menjanjikan keuntungan jika melakukan fraud dan tidak terdeteksi. Peluang dapat
mendorong kemungkinan seorang karyawan untuk melakukan fraud, bahkan disaat karyawan
tersebut tidak memiliki tekanan untuk melakukan fraud.

Sistem kerja, mekanisme kerja yang longgar, bahkan hubungan kekeluargaan yang kelewat akrab
dalam satu perusahaan dapat mendorong seseorang untuk melakukan fraud. Dan justru acapkali
sesorang yang dicurigai melakukan fraud justru adalah karyawan yang sudah terlalu lama berada
di satu unit kerja tertentu.

Hal ini dapat dimaklumi karena karyawan tersebut bisa jadi sudah mengetahui celah-celah dari
sistem untuk melakukan fraud tanpa ketahuan. Tapi sering kali juga fraud dilakukan oleh
karyawan baru lho. Jadi masalahnya bukan pada lama atau sebentarnya bekerja, tetapi kembali
kepada pribadi masing-masing.
3. Rasionalisasi

Rasionalisasi disini adalah suatu bentuk pemikiran yang menjadikan seseorang yang melakukan
fraud merasa bahwa sikap curang tersebut dapat diterima. Hal ini dapat terjadi jika tidak adanya
penegakan hukum yang tegas, atau terjadi pembiaran dalam melakukan fraud. Atau barangkali
jika karyawan mengetahui bahwa rekan-rekannya juga melakukan fraud maka dia akan merasa
sah-sah saja untuk melakukan fraud.

E. PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN FRAUD

Pencegahan praktik kecurangan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Menurut Wilopo (2006)
dala penelitiannya mengungkapkan upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan
kecenderungan kecurangan dapat dilakukan dengan ini, yaitu:

 Efektifkan pengendalian internal termasuk penegakan hukum


 Perbaiki sistem pengawasan dan pengendalian
 Laksanakan good governance
 Perbaiki moral dari pengelola perusahaan yang dapat diwujudkan dengan
mengembangkan sikap.
 Terapkan komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.

Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada manajemen:

1. Ketidak cocokan diantara orang – orang yang berada pada manajemen puncak
2. motivasi serta moral karyawan yang tergolong rendah
3. Kurangnya staff di dalam departemen akuntansi
4. Penjualan ataupun laba menurun dan di sisi lain utang piutang dagang meningkat
5. Adanya kelebihan persediaan yang signifikan

Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada karyawan atau pegawai:

1. Adanya faktur ganda


2. pergantian mutu barang
3. Pencatatan yang salah atau tidak akuran di dalam buku besar
4. Pengeluaran tanpa dokumen pendukung

Menemukan kecurangan fraud dalam perusahaan bukanlah hal sulit. Berikut ini merupakan ciri-
ciri utama pelaku fraud yang mudah dikenali.

1. Memiliki posisi tinggi atau memegang bagian finansial

Seperti jenis pelaku fraud di atas, orang yang melakukan kecurangan biasanya memiliki jabatan
tinggi atau memegang posisi dalam departemen keuangan. Karena terlalu dipercaya dan jarang
dikontrol, mereka dapat mengubah laporan keuangan tanpa sepengetahuan Anda.
2. Sering bekerja lembur

Jangan terlalu senang jika Anda memiliki pegawai yang suka bekerja lembur dan jarang
mengambil cuti. Bukan karena Anda harus membayar uang lembur atau menaikkan gaji.
Kenyataannya, kecurangan perusahaan yang dilakukan oleh pegawai seringkali dilakukan pada
malam hari ketika Anda sedang beristirahat agar tidak ada yang melihat.

3. Suka bekerja sendiri

Berhati-hatilah jika Anda memiliki pegawai yang suka bekerja sendiri. Biasanya pegawai yang
memiliki ruangan atau tempat kerja pribadi lebih rentan untuk melakukan kecurangan. Anda
dapat menilai pegawai Anda saat Anda menghampiri atau melakukan inspeksi mendadak
terhadap pekerjaan mereka. Jika mereka terlihat tidak nyaman atau tegang, maka mungkin ada
sesuatu yang disembunyikan.

4. Gaya hidup mewah

Tidak mudah bagi seorang pegawai untuk memiliki mobil atau barang mewah lainnya. Jadi, jika
Anda melihat perubahan gaya hidup pada pegawai Anda hanya dalam waktu beberapa bulan,
saatnya bagi Anda untuk melakukan penyelidikan, khususnya pada kondisi keuangan perusahaan.

5. Memiliki kesulitan ekonomi

Jangan berpikir bahwa semua pelaku fraud adalah orang jahat. Orang baik sekalipun dapat
merusak kepercayaan atasannya demi kebutuhan keluarga atau hal penting lainnya. Contohnya,
seorang pegawai jujur dapat mencuri uang perusahaan demi biaya operasi anaknya.

Sekarang kita telah mengetahui jenis serta ciri pelaku fraud dalam perusahaan. Dengan demikian,
kita dapat mengingatkan diri sendiri maupun pegawai untuk menjauhi aktivitas ilegal ini.

Kita telah membahas mengenai fraud atau kecurangan dalam perusahaan. Secara umum
kecurangan terjadi jika ada pressure atau tekanan, opportunity atau kesempatan dan
rationalization atau pembenaran diri. Dari Wikipedia kita mendapatkan gambar seperti berikut
ini:
Dari gambar di atas terlihat bahwa fraud atau kecurangan terjadi jika ada Pressure, Opportunity
dan Rationalization.

Mari kita membahas satu persatu yaitu

1. Pressure
Pressure ini merupakan alasan sesorang melakukan kecurangan atau fraud. Tiga hal
umum yang motivasi seorang melakukan fraud adalah :
a. Tekanan ekonomi
b. Tekanan emosi karena merasa diperlakukan tidak adil
c. Gaya hidup mewah di luar kemampuan gajinya.

Sedangkan di sisi korporasi tekanan yang menyebabkan petinggi-petinggi perusahaan


melakukan kecurangan adalah :
a. Tekanan keuangan perusahaan
b. Tekanan industry
c. Manajer yang mencari aman

2. Opportunity
Adanya kesempatan seseorang untuk melakukan fraud biasanya ada tiga hal :
a. Kesempatan melakukan
b. Kesempatan menyembunyikan kecurangan
c. Kesempatan mendapatkan keuntungan diri
3. Rationalization
Rasionalisasi ini biasanya ada tiga hal yaitu :
a. Pembenaran diri sendiri
b. Attitude yang kurang baik
c. Kurangnya integritas diri

Untuk mencegah supaya tidak adanya fraud adalah menghilankan Pressure, Opportunity dan
Rationalization. Tetapi secara umum perusahaan berusaha di tingkat Opportunity. Perusahaan
berusaha mengecilkan atau menghilangkan Opportunity dengan serangkaian SOP (Standard
Operating Procedure). Di sini perusahaan berusaha menghilangkan kesempatan untuk
melakukan fraud.

Cara Mencegah Fraud

Mengacu pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:109), salah satu cara yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mencegah fraud yaitu dengan mengurangi peluang
terjadinya fraud dengan memperhatikan hal–hal berikut ini:

a. Memiliki Sistem Pengendalian Yang Baik

Berkaitan dengan pengendalian internal, Committee of Sponsoring


Organizations (COSO) mengharuskan perusahaan untuk memiliki kerangka pengendalian
internal sebagai berikut:

1. lingkungan pengendalian yang baik


2. penilaian resiko
3. aktivitas pengendalian yang baik
4. arus komunikasi dan informasi yang baik
5. pengawasan

Dari kelima unsur yang disebutkan pada kerangka di atas, Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan
Zimbelman (2009:110) terfokus pada:

1. Lingkungan pengendalian,

Merupakan lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk oleh perusahaan bagi para karyawan.
Unsur – unsur lingkungan pengendalian meliputi hal–hal berikut:

 Peran dan contoh manajemen


 Komunikasi manajemen
 Perekrutan yang tepat
 Struktur organisasi yang jelas
 Internal audit perusahaan yang efektif
2. Arus komunikasi dan informasi yang baik (sistem akuntansi)

Setiap fraud yang terjadi pasti meliputi tindakan kecurangan, menyembunyikan kecurangan, dan
konversi. Oleh karena sistem akuntansi yang baik dan benar dapat menyediakan jejak audit yang
dapat membantu fraud ditemukan dan mempersulit penyembunyian.

Sistem akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat mencakup kriteria
berikut:

 Sah
 Diotorisasi dengan benar
 Lengkap
 Diklasifikasikan dengan benar
 Dilaporkan pada periode yang benar
 Dinilai dengan benar
 Diikhtisarkan dengan benar

3. Aktivitas atau prosedur pengendalian

Agar perilaku karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan Anda sebagai pebisnis dan
membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, tentu diperlukan lima prosedur
pengendalian yang utama:

 Pemisahan tugas atau pengawasan ganda


 Sistem otorisasi
 Pengecekan independen
 Pengamanan fisik
 Dokumen dan pencatatan

b. Menghambat terjadinya kolusi

c. Mengawasi karyawan dan menyediakan saluran telekomunikasi untuk pelaporan fraud

d. Menciptakan gambaran hukuman yang akan diterima bila melakukan fraud

e. Melaksanakan pemeriksaan secara proaktif.


DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, (1991), Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima,
Yogyakarta: BPFE.

Fees. (2005). Accounting Information System Ninth Edition, Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Jakarta : Penerbit Andi.

Hariningsih, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta: Penerbit Ardana Media.

Hall. (1993). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Karni, Soejono, 2000. Auditing ; Audit khusus dan Audit Forensik Dalam Praktik, Jakarta:
Lembaga penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

Kosasih, 1995, Analisa Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi

Robert, (2001), Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis, Edisi 2, , Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Soemarsono, S. R. (2007). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.

Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Manual Praktika Penyusunan Metode dan
Prosedur. Bandung: Lembaga Informatika.

Widjajanto. (2001). Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Erlangga.

Yusuf. (2000), Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

https://en.wikipedia.org/wiki/Fraud_deterrence#Fraud_Triangle

https://www.kompasiana.com/retnowitaningtyas/574bf7dc907a61d906430ca4/beberapa-
ancaman-dan-cara-penanggulangan-ancaman-pada-sistem-informasi

https://www.ultima-erp.id/article/sia/ancaman/

https://educationputri.blogspot.com/2016/11/ancaman-ancaman-sistem-informasi.html

http://tur-wahyudin.blogspot.co.id/2014/03/cara-mengatasi-fraud-atau-kecurangan.html

Anda mungkin juga menyukai