Sistem informasi dalam pengendalian internal dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan
tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori yaitu :
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan,
dengan meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan
b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi
dengan semestinya.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dengan analisis khusus sangat bermanfaat bagi
kebutuhan organisasi dan keputusan yang diambil untuk masing-masing tingkat (level)
manajemen. Dengan demikian tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen (SIM) agar
organisasi menyediakan data dan informasi yang bermanfaat dalam membuat keputusan
manajemen, baik menyangkut pengelolaan dan keputusan rutin maupun bersifat strategis.
Secara umum manfaat sistem informasi manajemen bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
Seseorang dapat menghemat waktu pekerjaan, membuat laporan dari jarak jauh, menjadikan
media promosi dan berinteraksi. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka
kemampuan sistem informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke
berbagai fungsi bisnis menjadi sangat penting.
Sistem informasi memproses data, memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial,
dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu Anda memperbaiki efisiensi suatu proses
karena dapat memberikan informasi yang lebih tepat waktu. Sebagai contoh, perusahaan yang
menggunakan pendekatan produksi just in time membutuhkan informasi yang konstan, akurat
dan up to date mengenai persediaan bahan baku mereka.
Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi, maka mereka
akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
Banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer terhadap konsumen. Kadang kala
mereka membantu merancang kampanye pemasaran untun menjual produk barunya. Dengan
membuat situs website dan mendaftarkan kejaringan internet, sebuah perusahaan dapat
mempromosikan usahanya, memberikan informasi, sarana komunikasi sehingga bisa
bertransaksi dengan konsumen tanpa harus bertatap muka.
Kegiatan ini disebut e-commerce. Perusahaan dapat menjangkau konsumen dari berbagai
wilayah domestik maupun mancanegara.
Bagi seorang pemimpin proses pengambilan keputusan merupakan dasar tindakan dimasa
mendatang. Suatu keputusan yang dihasilkan tanpa didasari informasi yang tepat akan berakibat
fatal dan tidak dapat mencapai tujuan.
Kombinasi sistem informasi dapat membantu manajer menjalankan bisnis menjadi lebih baik,
lebih cepat, lebih bermakna. Meskipun dengan informasi yang sama, para manajer harus mampu
mengidentifikasi kecendrungan dan mengevaluasi hasil.
Keamanan dalam sistem informasi merupakan faktor yang sangat penting keberadaannya dalam
mengoperasian sistem informasi itu sendiri. Bagaimana tidak banyak ancaman-ancaman yang
terjadi pada sistem informasi yang akan merugikan banyak pihak, baik individu, masyarkat, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman-ancaman terhadap sistem informasi
yaitu perlu adanya keamanan yang sangat canggih agar dapat mendeteksi atau membenarkan
dari sebagian sistem yang rusak akibat gangguan pada sistem informasi.
Ancaman terhadap sistem informasi sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Ancaman aktif merupakan suatu kejahatan yang terjadi pada komputer dan suatu kecurangan
berupa pencurian data.
2. Ancaman pasif merupakan kegagalam sistem itu sendiri atau kesalahan manusia dalam
memproses sistem, atau karena adanya bencana alam yang terjadi yang mengakibatkan ancaman
bagi sistem itu sendiri.
Selain itu ada beberapa ancaman yang terjadi pada sistem informasi yaitu penyalahgunaan
teknologi berupaka kejahatan kriminal yaitu :
1. Kejahatan yang dilakukan dengan menyusup kedalam sistem jaringan komputer tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer. Contohnya : seorang pelaku
kejahatan atau hacker melakukan sabotase terhadap informasi yang sangat penting atau
mencuri informasi yang sangat penting dan rahasia.
2. Kejahatan dengan memasukkan data atau berupa informasi ke jaringan internet tentang
sesuatu yang tidak benar dan melanggar ketentuan hukum. Contohnya pemuatan berita
atau informasi yang tidak benar seperti memuat video pornografi, memuat informasi
yang sangat rahasia seperti rahasi negara, dll
3. Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
pada dokumen melalu internet.
4. Kejahatan dengan memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan mata-mata
terhadap pihak yang menjadi sasaran, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak
yang menjadi sasarannya.
5. Kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau pengahncuran
terhadap data atau sistem jaringan komputer. Misalnya menyusupkan virus komputer
dimana data yang terkena virus tidak dapat digunakan lagi.
6. Kejahatan yang ditujuakan terhadap kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di
Internet.
7. Kejahatan yang ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada
formulir data seseorang yang tersimpan pada komputer, dimana jika ada yang
mengetahui data tersebut maka dapat merugikan korban. Misalnya nomor pin ATM.
Pasword, dan lain-lain.
Seiring dengan intensitas penggunaan aplikasi SIA (Sistem Informasi Akuntansi), ada ancaman-
ancaman yang mengintai Sistem Informasi Akuntansi.
1. Bencana Alam
Banjir, gempa bumi, badai, kebakaran dan bencana-bencana alam besar lainnya dapat
menghancurkan perangkat komputer dan tentu saja dapat menghapus data-data Sistem
Informasi Akuntansi yang ada.
2. Bencana Politik
Sistem Informasi Akuntansi perusahaan bisa diserang oleh teroris yang merupakan lawan
politik
3. Kerusakan perangkat keras
Hardisk bisa saja tiba-tiba rusak sehingga semua data hilang dan menghapus data
transaksi Sistem Informasi Akuntansi.
4. Kerusakan perangkat lunak
Aplikasi bisa saja tiba-tiba terkena virus dan menyebabkan aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi tidak dapat diakses.
5. Ketidaksengajaan manusia
Ada kemungkinan petugas salah input nilai ke dalam aplikasi karena tidak hati-hatinya
karyawan memasukkan data transaksi.
6. Ketidaksengajaan aplikasi
Meskipun sudah diprogram sebaik-baiknya, mungkin saja ada bug kesalahan logika
pemrograman.
7. Aktivitas criminal
Ini biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti celah dalam keamanan teknis atau
mengerti celah dari sistem prosedur Sistem Informasi Akuntansi.
Beberapa uraian mengenai ancaman-ancaman yang terjadi pada sistem informasi, maka perlu
adanya penanggulangan yang harus mengantisipasi ancaman terhadap sistem informasi. Adapun
cara menanggulangi ancaman tersebut, maka bisa menggunakan metode pengelolaan
pengendalian dimana merupakan suatu cara yang masih efektif dalam mencegah ancaman
terhadap sistem informasi. Pengendalian dalam sistem tekonologi informasi dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Pengendalian secara umum (General control) yang merupakan pengendalian sistem tekonologi
informasi yang paling luar dan harus dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem informasi.
Beberapa pengendaliannya yaitu : Organisasi, dokumentasi, kontrol pencegah kerusakan
perangkat, parameter keamanan data, dll.
2. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengelolaan aplikasinya
yaitu berupa : pengendalian masukan, pengendalian pengolahan, dan pengendalian keluaran.
D. Apa yang di maksud dengan fraud, pelaku-pelaku fraud dan alasannya dalam
konteks Sistem Informasi
1. Pengertian Fraud
Dalam akuntansi, dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).
Perbedaan antara kedua jenis kesalahan ini hanya dibedakan oleh jurang yang sangat tipis, yaitu
ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Standarpun mengenali bahwa sering kali mendeteksi
kecurangan lebih sulit dibandingkan dengan kekeliruan karena pihak manajemen atau karyawan
akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu.
Fraud adalah Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan
kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan
kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi
pelaku kecurangan.
Berdasarkan defenisi dari The Institute of Internal Auditor (“IIA”), yang dimaksud
dengan fraud adalah “An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional
deception”: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai
dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.
Ada tiga hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu dorongan yang menyebabkan
seseorang melakukan fraud (pressure), peluang yang memungkinkan fraud terjadi (opportunity),
dan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas
tindakannya (rationalization).
1. Employee fraud (kecurangan pegawai), adalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai
dalam suatu organisasi kerja.
2. Management fraud (kecurangan manajemen), adalah kecurangan yang dilakukan oleh
pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan atau transaksi keuangan
sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan
(stakeholders) yang terkait organisasinya.
3. Customer Fraud (kecurangan pelanggan), adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak
konsumen/pelanggan, kontraktor/konsultan terhadap satuan kerja proyek,dll
4. Ecommerce Fraud (kecurangan melalui internet), adalah kecurangan yang dilakukan
akibat adanya transaksi melalui internet.
Jenis fraud berdasarkan tindakan dikelompokkan menjadi:
Menurut J.S.R. Venables dan KW Impey dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424)
mengemukakan kecurangan terjadi karena beberapa penyebab atau alasan sebagai berikut :
1. Penyebab Utama
Penyembunyian (conceament)
Kesempatan/peluang (opportunity)
Motivasi (motivation)
Daya tarik (attraction)
Keberhasilan (success)
Kurangnya pengendalian
Hubungan antara pemberi kerja/pekerja yang jelek
Pembalasan dendam (revange)
Tantangan (challenge)
Menurut Simanjuntak (2008) terdapat beberapa faktor yang mendorong adanya kecurangan
atau fraud. Faktor – faktor tersebut bisa saja berasal dari faktor generik dan individu.
Yang menjadi korban dari kecurangan atau fraud berdasarkan faktor generik / umum adalah yang
memiliki keterkaitan dengan organisasi. Faktor – faktor generik ini dapat berupa:
Kesempatan (Opportunity)
Pada umumnya muncul sebagai akibat dari lemahnya pengendalian internal di dalam organisasi
tersebut. Selain itu terbukanya kesempatan ini juga bisa menggoda individu maupun kelompok
yang sebelumnya tidak memiliki motif untuk melakukan kecurangan.
Biasanya manajemen organisasi atau perusahaan memiliki potensi yang lebih besar mengalami
kecurangan dibandingkan dengan karyawan. Karena kesempatan kecurangan tergantung pada
kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Namun jangan salah juga kesempatan elakukan
kecurangan selalu ada di setiap kedudukan.
Pengungkapan (Exposure)
Suatu kecurangan yang terjadi belum tentu dapat menjamin untuk tidak akan terulang kembali
kecurangan tersebut baik itu dilakukan oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lainnya.
Maka dari itu untuk setiap pelaku kecurangan haruslah di kenakan sanksi apabila perbuatannya
tersebut dapat terungkap.
Berikan sanksi kepada orang yang telah melakukan kecurangan. Sehingga kemungkinan masalah
yang sama terjadi kecil. Perintahkan pelaku kecurangan untuk mengungkapkan apa yang terjadi.
Individu sebagai pelaku kecurangan. Faktor individu dapat berupa sebagai berikut:
Serakah (Greed)
Sifat yang serakah atau tamak sangat merugikan diri sendiri. Ini dipengaruhi oleh pandangan
hidup dan lingkungan yang menjadi pembentukan kepribadian seseorang.
Kebutuhan (Need)
Kebutuhan akan pandangan atau pikiran dan keperluan pegawai atau pejabat yang terkait
dengan aset suatu perusahaan atau lembaga tempat bekerja berhubungan dengan faktor
kecurangan. Adanya tekanan dari luar yang diberikan dapap mengubah pola pikir orang yang
awalnya jujur menjadi melakukan kecurangan.
Fraud dapat terjadi karena sejumlah alasan yaitu mengenai internal kontrol yang lemah,
pemahaman yang kurang terhadap peraturan sehingga kepatuhan terhadap aturan atau
ketentuan yang lemah ataupun dapat menyebabkan penetapan kebijakan yang tidak up to
date,serta monitoring yang lemah.
Dari sisi pendekatan pribadi, ada pendekatan yang disebut sebagai the fraud triangle. Apa saja
itu fraud triangle ? langsung saja simak ya :
1. Tekanan
Tekanan ini dimana seorang menyakini bahwa mereka merasa perlu untuk melakukan fraud.
Contohnya karena kondisi kesulitan ekonomi sehingga mendorong karyawan tersebut
melakukan fraud. Oleh karena itu sebagai seorang pebisnis Anda harus benar-benar
memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Memang sebuah kesejahteraan karyawan tidak dapat menjadi jaminan seseorang untuk tidak
melakukan fraud. Dan sebaliknya bukan berarti orang yang tidak sejahtera akan melakukan fraud.
Karena semua itu tentunya kembali kepada pribadi masing-masing. Dengan begitu pada saat
seleksi tentunya Anda harus melakukan seleksi tes yang selektif dan ketat.
Tapi setidaknya dengan Anda memperhatikan kesejahteraan karyawan ini akan dapat
meminimalisir potensi terjadinya tindakan fraud. Dan dengan terjaminnya kesejahteraan
karyawan diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.
2. Peluang
Ingat, Kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan.
Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!
Nah peluang adalah situasi dimana seseorang menyakini bahwa adanya kesempatan atau kondisi
yang menjanjikan keuntungan jika melakukan fraud dan tidak terdeteksi. Peluang dapat
mendorong kemungkinan seorang karyawan untuk melakukan fraud, bahkan disaat karyawan
tersebut tidak memiliki tekanan untuk melakukan fraud.
Sistem kerja, mekanisme kerja yang longgar, bahkan hubungan kekeluargaan yang kelewat akrab
dalam satu perusahaan dapat mendorong seseorang untuk melakukan fraud. Dan justru acapkali
sesorang yang dicurigai melakukan fraud justru adalah karyawan yang sudah terlalu lama berada
di satu unit kerja tertentu.
Hal ini dapat dimaklumi karena karyawan tersebut bisa jadi sudah mengetahui celah-celah dari
sistem untuk melakukan fraud tanpa ketahuan. Tapi sering kali juga fraud dilakukan oleh
karyawan baru lho. Jadi masalahnya bukan pada lama atau sebentarnya bekerja, tetapi kembali
kepada pribadi masing-masing.
3. Rasionalisasi
Rasionalisasi disini adalah suatu bentuk pemikiran yang menjadikan seseorang yang melakukan
fraud merasa bahwa sikap curang tersebut dapat diterima. Hal ini dapat terjadi jika tidak adanya
penegakan hukum yang tegas, atau terjadi pembiaran dalam melakukan fraud. Atau barangkali
jika karyawan mengetahui bahwa rekan-rekannya juga melakukan fraud maka dia akan merasa
sah-sah saja untuk melakukan fraud.
Pencegahan praktik kecurangan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Menurut Wilopo (2006)
dala penelitiannya mengungkapkan upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan
kecenderungan kecurangan dapat dilakukan dengan ini, yaitu:
1. Ketidak cocokan diantara orang – orang yang berada pada manajemen puncak
2. motivasi serta moral karyawan yang tergolong rendah
3. Kurangnya staff di dalam departemen akuntansi
4. Penjualan ataupun laba menurun dan di sisi lain utang piutang dagang meningkat
5. Adanya kelebihan persediaan yang signifikan
Gejala kecurangan atau fraud yang terjadi pada karyawan atau pegawai:
Menemukan kecurangan fraud dalam perusahaan bukanlah hal sulit. Berikut ini merupakan ciri-
ciri utama pelaku fraud yang mudah dikenali.
Seperti jenis pelaku fraud di atas, orang yang melakukan kecurangan biasanya memiliki jabatan
tinggi atau memegang posisi dalam departemen keuangan. Karena terlalu dipercaya dan jarang
dikontrol, mereka dapat mengubah laporan keuangan tanpa sepengetahuan Anda.
2. Sering bekerja lembur
Jangan terlalu senang jika Anda memiliki pegawai yang suka bekerja lembur dan jarang
mengambil cuti. Bukan karena Anda harus membayar uang lembur atau menaikkan gaji.
Kenyataannya, kecurangan perusahaan yang dilakukan oleh pegawai seringkali dilakukan pada
malam hari ketika Anda sedang beristirahat agar tidak ada yang melihat.
Berhati-hatilah jika Anda memiliki pegawai yang suka bekerja sendiri. Biasanya pegawai yang
memiliki ruangan atau tempat kerja pribadi lebih rentan untuk melakukan kecurangan. Anda
dapat menilai pegawai Anda saat Anda menghampiri atau melakukan inspeksi mendadak
terhadap pekerjaan mereka. Jika mereka terlihat tidak nyaman atau tegang, maka mungkin ada
sesuatu yang disembunyikan.
Tidak mudah bagi seorang pegawai untuk memiliki mobil atau barang mewah lainnya. Jadi, jika
Anda melihat perubahan gaya hidup pada pegawai Anda hanya dalam waktu beberapa bulan,
saatnya bagi Anda untuk melakukan penyelidikan, khususnya pada kondisi keuangan perusahaan.
Jangan berpikir bahwa semua pelaku fraud adalah orang jahat. Orang baik sekalipun dapat
merusak kepercayaan atasannya demi kebutuhan keluarga atau hal penting lainnya. Contohnya,
seorang pegawai jujur dapat mencuri uang perusahaan demi biaya operasi anaknya.
Sekarang kita telah mengetahui jenis serta ciri pelaku fraud dalam perusahaan. Dengan demikian,
kita dapat mengingatkan diri sendiri maupun pegawai untuk menjauhi aktivitas ilegal ini.
Kita telah membahas mengenai fraud atau kecurangan dalam perusahaan. Secara umum
kecurangan terjadi jika ada pressure atau tekanan, opportunity atau kesempatan dan
rationalization atau pembenaran diri. Dari Wikipedia kita mendapatkan gambar seperti berikut
ini:
Dari gambar di atas terlihat bahwa fraud atau kecurangan terjadi jika ada Pressure, Opportunity
dan Rationalization.
1. Pressure
Pressure ini merupakan alasan sesorang melakukan kecurangan atau fraud. Tiga hal
umum yang motivasi seorang melakukan fraud adalah :
a. Tekanan ekonomi
b. Tekanan emosi karena merasa diperlakukan tidak adil
c. Gaya hidup mewah di luar kemampuan gajinya.
2. Opportunity
Adanya kesempatan seseorang untuk melakukan fraud biasanya ada tiga hal :
a. Kesempatan melakukan
b. Kesempatan menyembunyikan kecurangan
c. Kesempatan mendapatkan keuntungan diri
3. Rationalization
Rasionalisasi ini biasanya ada tiga hal yaitu :
a. Pembenaran diri sendiri
b. Attitude yang kurang baik
c. Kurangnya integritas diri
Untuk mencegah supaya tidak adanya fraud adalah menghilankan Pressure, Opportunity dan
Rationalization. Tetapi secara umum perusahaan berusaha di tingkat Opportunity. Perusahaan
berusaha mengecilkan atau menghilangkan Opportunity dengan serangkaian SOP (Standard
Operating Procedure). Di sini perusahaan berusaha menghilangkan kesempatan untuk
melakukan fraud.
Mengacu pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:109), salah satu cara yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mencegah fraud yaitu dengan mengurangi peluang
terjadinya fraud dengan memperhatikan hal–hal berikut ini:
Dari kelima unsur yang disebutkan pada kerangka di atas, Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan
Zimbelman (2009:110) terfokus pada:
1. Lingkungan pengendalian,
Merupakan lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk oleh perusahaan bagi para karyawan.
Unsur – unsur lingkungan pengendalian meliputi hal–hal berikut:
Setiap fraud yang terjadi pasti meliputi tindakan kecurangan, menyembunyikan kecurangan, dan
konversi. Oleh karena sistem akuntansi yang baik dan benar dapat menyediakan jejak audit yang
dapat membantu fraud ditemukan dan mempersulit penyembunyian.
Sistem akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat mencakup kriteria
berikut:
Sah
Diotorisasi dengan benar
Lengkap
Diklasifikasikan dengan benar
Dilaporkan pada periode yang benar
Dinilai dengan benar
Diikhtisarkan dengan benar
Agar perilaku karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan Anda sebagai pebisnis dan
membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, tentu diperlukan lima prosedur
pengendalian yang utama:
Baridwan, (1991), Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima,
Yogyakarta: BPFE.
Fees. (2005). Accounting Information System Ninth Edition, Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Jakarta : Penerbit Andi.
Karni, Soejono, 2000. Auditing ; Audit khusus dan Audit Forensik Dalam Praktik, Jakarta:
Lembaga penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.
Robert, (2001), Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis, Edisi 2, , Jakarta: PT.
Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Manual Praktika Penyusunan Metode dan
Prosedur. Bandung: Lembaga Informatika.
https://en.wikipedia.org/wiki/Fraud_deterrence#Fraud_Triangle
https://www.kompasiana.com/retnowitaningtyas/574bf7dc907a61d906430ca4/beberapa-
ancaman-dan-cara-penanggulangan-ancaman-pada-sistem-informasi
https://www.ultima-erp.id/article/sia/ancaman/
https://educationputri.blogspot.com/2016/11/ancaman-ancaman-sistem-informasi.html
http://tur-wahyudin.blogspot.co.id/2014/03/cara-mengatasi-fraud-atau-kecurangan.html