Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PELAPORAN DAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA BANK BNI


(Studi Kasus pada PT Bank BNI Tbk.)
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
COVID-19 telah menyebar cepat ke berbagai belahan dunia dan mendorong WHO
mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi pada Maret 2020. Sebagian besar negara
menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat yang ketat untuk mencegah penyebaran
wabah sehingga memicu kontraksi ekonomi yang cukup signifikan pada TW1-20. Ekonomi
sejumlah negara terkontraksi akibat kebijakan pembatasan aktivitas, terutama Tiongkok, Uni
Eropa, Jepang, dan Inggris. Kontraksi ekonomi dunia dipicu oleh pemburukan aktivitas
konsumsi, produksi, investasi, dan perdagangan internasional. Aktivitas konsumsi turun tajam
seiring kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat di ruang publik, sementara aktivitas produksi
dan investasi terhambat karena perusahaan menghentikan produksi dan gangguan rantai pasokan
global. Perdagangan internasional turun signifikan seiring penutupan perbatasan lintas negara
dan penghentian penerbangan internasional. Tingkat pengangguran juga melonjak tinggi karena
maraknya pemutusan hubungan kerja. Sementara itu, pemburukan permintaan dunia memicu
jatuhnya harga komoditas, terutama minyak.

Pada prinsipnya, akuntabilitas kinerja yaitu suatu asas yang menentukan setiap kegiatan. Dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara, harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Merujuk berbagai pengertian, yang disampaikan oleh para
ahli, dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, akuntabilitas mengandung beberapa pengertian, secara
substansial, akuntabilitas adalah sistem pertanggungjawaban atas pemberian amanah. Munculnya
wabah Pandemi Covid-19 menyerang semua sektor. Bukan hanya di sektor kesehatan, namun
juga berdampak pada sektor yang lain seperti sektor ekonomi, keuangan, dan sosial (dengan
bentuk interaksi barunya). Di sektor ekonomi misalnya supply-demand mengalami pergerakan
yang tidak bisa dikendalikan karena pengaruh mobilitas. Pertumbuhan ekonomi di beberapa
negara nampaknya mengarah pergerakan yang negatif, tidak terkecuali di Indonesia, sehingga
wabah Covid-19 ini tentunya mengubah arah ekonomi secara drastis. Melihat kondisi ekonomi
yang semakin menurun, diperlukan perhatian serius oleh pihak pemerintah seperti dengan
menyusun Perppu yang memang bisa menangani kondisi ekonomi yang terjadi sekarang ini. Jika
dilihat dari sisi fiskal, menurut Stafsus Menteri Keuangan, di awal tahun ini posisi kekuatan kas
negara belum cukup kuat bersamaan dengan adanya wabah pandemi covid 19. Stafsus tersebut
menambahkan, ketika terjadi penurunan ekonomi, dipastikan penerimaan pajak akan turun jauh
dengan artian bahwa negara semakin tidak punya dana yang mencukupi.

Dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) di jelaskan bahwa karakteristk


kualitatif fundamental dari laporan keuangan adalah informasi yang relevan dan merupakan
representasi tepat dari sebuah fenomena. Centre of Accounting study Universitas Pajajaran
berpendapat bahwa laporan keuangan yang terbit di masa ketidak pastian akibat pandemi global
ini harus mencerminkan ketidakpastian tersebut. Saat ini Perusahaan tidak dapat melakukan
manajemen laba dan membuat representasi yang tidak tepat atas fenomena ekonomik perusahaan
yang terkena dampak dari pandemi ini. Contohnya saja apabila perusahaan mengalami
penurunan penjualan yang signfikan pada empat bulan pertama pertama tahun 2020, maka
keadaan tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan interim pertama 2020. Begitu pula
dengan piutang, persediaan dan akun-akun yang terdampak signifikan lainnya.
Dengan demikian laporan keuangan bisa disesuaikan dengan penerapan PSAK 71 Instrumen
Keuangan dimulai pada 1 Januari 2020 dan institusi keuangan seperti perbankan dengan
perusahaan pembiayaan harus menerapkan standar akuntansi ini. Penghitungan cadangan atas
aset keuangan berdasarkan PSAK 71 menggunakan model kerugian kredit ekspetasian (Expected
Credit Loss/ECL) di mana entitas harus menghitung cadangan kerugian nilai bukan hanya dari
data masa lalu tapi juga data-data di masa depan. Menyadari bahwa pandemi corona dapat
memberikan dampak yang signifikan terhadap bisnis di Indonesia, OJK mengeluarkan relaksasi
bagi perbankan mengenai penilaian kualitas kredit dan restrukturisasi utang bermasalah (PO OJK
NO 11/2020). Dengan adanya relaksasi ini diharapkan entitas bisnis dapat bertahan lebih lama
menghadapi kelesuan bisnis akibat pandemi corona ini. Penghitungan cadangan sesuai dengan
PSAK 71 harus mempertimbangkan apakah suatu aset keuangan (dalam hal ini pinjaman yang
diberikan ke ke nasabah) mengalami kenaikan risiko kredit signifikan. Pelanggan atau nasabah
dapat memiliki kenaikan risiko kredit signifikan akibat pandemi corona, sehingga dengan
peraturan relaksasi dari pemerintah (misalnya restrukturisasi pinjamannya), bisnis entitas dapat
terus berjalan baik. Namun bisa saja walaupun sudah mendapatkan relaksasi dari pemerintah,
bisnis tersebut tidak akan bertahan sampai 12 bulan ke depan sehingga dinilai risiko kredit telah
meningkat.

1.2 LANDASAN TEORI


Laporan Keuangan
Menurut Fahmi (2012: 22), Laporan keuangan sebenarnya merupakan suatu pernyataan resmi
yang harus dipertanggung jawabkan kebenarannya secara yuridis. Kesalahan atau ketidak jujuran
dalam penyajian membawa konsekuensi yuridis bagi penyaji. Apa yang termuat dalam laporan
keuangan dapat dijadikan basis untuk menuntut penyaji oleh pihak yang merasa dirugikan karena
mempercayai dan menggunakan laporan tersebut. Seperangkat laporan keuangan umum yang
lengkap biasanya terdiri dari Laporan Neraca, Laporan Arus Kas, Laporanlaba Rugi, Laporan
Perubahan Modal dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Rahmaniyah
(JIAR) Vol. 2 No.2, Juni 2019, 64 –75
Definisi SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) merupakan
standar akuntansi yang digunakan oleh entitas yang menyusun laporan keuangan. Entitas yang
dimaksud dalam SAK-ETAP adalah entitas tanpa akuntabilitas yaitu:
1. 1.Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
2. 2.Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose finacial
statement)bagi pengguna eksternal.
Tujuan Penyusunan SAK-ETAP
Perusahaan dapat menggunakan SAK-ETAP dikarenakan:
1. 1.PSAK IFRS sulit diterapkan bagi perusahaan kecil menengah mengingat penentuan fair
value memerlukan biaya yang tidak sedikit.
2. 2.PSAK IFRS rumit dalam implementasinya.
3. 3.PSAK IFRS menggunakan principle basedsehingga membutuhkan banyak
4. professional judgement.
5. 4.PSAK IFRS perlu dokumentasi dan efisiensi yang kuat.
Penyajian dan Pelaporan Laporan Keuangan Menurut SAK-ETAPDasar pengukuran laporan
keuangan menurut SAK-ETAP adalah biaya historis dan nilai wajar, untuk komponen laporan
keuangannya meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan. Biaya historis adalah kas atau setara kas yang dibayarkan
untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Laporan posisi keuangan dihasilkan dari suatu
periode tertentu yang menunjukan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
Laporan laba rugi memberikan informasi mengenai hubungan antara beban dan penghasilan dari
suatu entitas. Laporan keuangan menurut SAK-ETAP memang ditunjukan untuk usaha kecil
menengah, namun juga tidak menutup kemungkinan untuk pengusaha UKM yang belum
memahami konsepnya. Apabila SAK-ETAP sudah berjalan efektif, UKM tidak perlu membuat
laporan keuangan menggunakan PSAK umum yang lebih sulit dan kompleks dari SAK-ETAP.
Pengertian Akuntansi

American Institute of Certified Publik Accounting (AICPA) dalam (Harahap,2011:5)


mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, danpengikhtisaran dengan cara
tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadiankejadian yang umumnya bersifat
keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
American Accounting Association (AAA) dalam (Soemarso, 2004: 3)mendefinisikan akuntansi
sebagai proses mengindefinisikan, mengukur dan melaporkaninformasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelasdan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.
Sedangkan menurut (Rudianto, 2009: 14) akuntansi adalah aktivitasmengumpulkan,
menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan,mencatat, meringkas dan
melaporkan aktivitas/transaksi perusahaan dalam bentukinformasi keuangan.
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atausekelompok orang atau
badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dandistribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia. Diantara kebutuhan ekonomismanusia adalah pangan, sandang,
papan, dan kesenangan. Kegiatan produksi dandistribusi dilakukan dengan menggabungkan
berbagai faktor produksi, yaitu alam(tanah, air, hutan, laut), manusia (sebagai tenaga kerja) dan
modal (uang, mesin-mesin,bangunan dan lain-lain) (Soemarso S.R, 2004: 22).
Menurut Molenggraaf dalam (www.carapedia.com) perusahaan adalahkeseluruhan perbuatan
yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untukmemperoleh penghasilan dengan
cara memperdagangkan atau menyerahkan barang ataumengadakan perjanjian perdagangan.
Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan kepada masyarakat dengan
cara menjual jasa. Misalnya usaha salon, usaha angkutan, laundry,bengkel, arsitek, konsultan,
psikolog, dokter dan lain sebagainya (Handoko. dkk, 2004:69).
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpaakuntabilitas
publik adalah entitas yang memiliki dua kriteria yang menentukan apakahsuatu entitas tergolong
entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan. Suatu entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam prosespengajuan
pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK)atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab ituBapepam sendiri telah
mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE06/BL/2010 tentang larangan
penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal,termasuk emiten, perusahaan publik,
manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksadana, dan kontrak investasi kolektif.
b.Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besarmasyarakat,seperti bank,entitas asuransi,pialang dan/atau pedagang efek, dana
pensiun,reksa dana, dan bank investasi.
2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah:
 Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha
 Kreditur
 Lembaga pemeringkat kredit
Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP
Laporan Keuangan Lengkap
Laporan keuangan entitas meliputi (SAK ETAP, 2009:17):
1) Neraca
2) Laporan laba rugi
3) Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
(i) Seluruh perubahan dalam ekuitas
(ii) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4) Laporan arus kas
5) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
1) Neraca
Neraca minimal mencakup pos-pos: kas dan setara kas, piutang usaha danpiutang lainnya,
persediaan, property investasi, asset tetap, asset tidak berwujud, utangusaha dan utang lainnya,
asset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas.Entitas menyajikan pos, judul dan sub
jumlah lainnya dalam neraca jika penyajianseperti itu relevan dalam rangka pemahaman
terhadap posisi keuangan entitas. SAKETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-
pos yang disajikan (SAKETAP, 2009:19).
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakuidalam suatu
periode kecuali SAK ETAP menyaratkan lain. SAK ETAP mengaturperlakuan berbeda terhadap
dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakanakuntansi yang disajikan sebagai
penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukansebagai bagian dari laba atau rugi dalam
periode terjadinya perubahan (SAK ETAP,2009: 23).
3) Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk periode,pos pendapatan dan
beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periodetersebut, pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakuidalam periode tersebut, dan (tergantung
pada format laporan perubahan ekuitas yangdipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan
deviden dan distribusi lain ke pemilikekuitas selama periode tersebut (SAK ETAP, 2009: 26).
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas danperubahan saldo laba
untuk suatu periode pelaporan. Entitas menyajikan laporan labarugi dan saldo laba menggantikan
laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jikaperubahan pada ekuitas hanya berasal dari
laba atau rugi, pembayaran deviden, koreksikesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi (SAK ETAP, 2009: 27).
4) Laporan Arus Kas
Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatuperiode dan
mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, danaktivitas pendanaan (SAK
ETAP, 2009: 28).Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas OperasiEntitas melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi dengan menggunakanmetode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi
neto disesuaikan denganmengoreksi dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual
dari penerimaanatau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilanatau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.Pelaporan Arus
Kas dari Aktivitas Investasi dan PendanaanEntitas melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto danpengeluaran kas bruto yang berasal dari aktvitas investasi dan
pendanaan. Jumlahagregat arus kas yang berasal dari akuisisi dan pelepasan entitas anak atau
unit usahalain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas
operasi (SAK ETAP, 2009: 31)
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS 7 PUBLIK (SAK ETAP) (Studi Kasus Pada CV. Citra Pandion Bernas Di
Kabupaten Solok)
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan
informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan
(SAK ETAP, 2009: 34).
6. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan berdasarkan SAK
ETAP
1. Dapat Dipahami
2. Relevan
3. Materialitas
4. Keandalan
5. Substansi Mengungguli Bentuk
6. Pertimbangan Sehat
7. Kelengkapan
8. Dapat Dibandingkan
9. Tepat Waktu
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Anda mungkin juga menyukai