Laporan Triwulanan
TRIWULAN II - 2015
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
ii
iii
Kata
Pengantar
P
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa khawatiran terjadinya gelembung (bubble)
karena atas perkenan dan bimbinganNya, atas kenaikan saham yang melebihi valuasinya.
OJK senantiasa dapat terus meningkatkan Sementara di zona Eropa, krisis utang
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada Yunani menyebabkan perekonomian Eropa
masyarakat, khususnya dalam menjalankan mengalami tekanan yang berat.
fungsi pengaturan dan pengawasan terintegrasi
di sektor jasa keuangan. Berbicara mengenai Di tengah perlambatan ekonomi global,
kondisi perkembangan perekonomian global industri perbankan nasional menunjukkan tren
dan industri jasa keuangan di triwulan II-2015 pertumbuhan yang cukup baik dan ketahanan
ini, dapat dikatakan bahwa secara umum perbankan yang tetap solid. Hal ini tercermin
perekonomian global mengalami perlambatan, dari total aset, kredit dan DPK perbankan
sejalan dengan melemahnya kondisi per nasional masing-masing meningkat sebesar
ekonomian di negara maju. Krisis utang Yunani 0,9% (qtq), 2,1% (qtq) dan 0,8% (qtq) dari
serta perlambatan perekonomian di Amerika triwulan sebelumnya menjadi Rp5.837,7
Serikat (AS) dan Tiongkok memberikan dampak triliun, Rp3.757 triliun dan Rp4.232 triliun. Rasio
signifikan terhadap perekonomian global. kecukupan modal (CAR) juga cukup tinggi
Pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan beberapa walaupun sedikit menurun yaitu sebesar 20,5%
indikator perekonomian AS lain tidak sesuai dibandingkan triwulan I-2015 sebesar 20,9%.
perkiraan dan diperkirakan akan mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi terkontraksi lebih Pada industri Pasar Modal, Indeks Harga Saham
dalam. Di zona Asia, perlambatan perekonomian Gabungan (IHSG) berada pada posisi 4.910,7
Tiongkok diawali melemahnya sektor properti atau menurun sebesar 11,0% jika dibanding
serta tekanan dari pasar saham akibat aksi triwulan sebelumnya. Nilai kapitalisasi pasar
penjualan saham besar-besaran karena ke saham juga mengalami penurunan sebesar
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
iv
Kata
Pengantar
9,99% dibandingkan periode sebelumnya secara umum berada dalam kondisi normal,
menjadi Rp5.000,3 triliun. Di tengah namun perlu dicermati perkembangan likuiditas
perlambatan ekonomi global dan domestik perbankan, serta kemungkinan penurunan
yang berdampak pada perdagangan efek di kualitas kredit yang dipengaruhi oleh pelemahan
Pasar Modal Indonesia, kondisi industri Reksa nilai tukar Rupiah. Selain itu, juga perlu dicermati
Dana menunjukkan perkembangan yang cukup dampak pergerakan pasar keuangan terhadap
baik dimana Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa kinerja dan kesehatan Perusahaan Asuransi dan
Dana meningkat sebesar 2,5% dibandingkan Dana Pensiun.
triwulan sebelumnya menjadi sebesar Rp262,6
triliun. Sementara itu, Kinerja Industri Keuangan Di bidang pengaturan, OJK telah menerbitkan
Non Bank (IKNB) sampai dengan akhir triwulan tiga peraturan OJK (POJK) untuk memperkuat
II-2015 juga bergerak positif. Total aset IKNB industri Pasar Modal yaitu POJK tentang
meningkat 0,4% menjadi Rp1.568,5 triliun. Pedoman Transaksi Repurchase Agreement Bagi
Industri Perasuransian mengalami peningkatan Lembaga Jasa Keuangan, POJK tentang tentang
aset terbesar, diikuti Perusahaan Pembiayaan, Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik dan
Dana Pensiun, serta Lembaga Jasa Keuangan POJK tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas
Khusus. Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.04/2014 Tentang
Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Berupa
Secara umum kondisi sektor jasa keuangan Denda di Sektor Jasa Keuangan.
domestik pada triwulan II-2015 masih terjaga
dengan baik meskipun terdapat koreksi pada Di bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen,
IHSG dan penurunan nilai Rupiah dibandingkan OJK terus berupaya meningkatkan literasi dan
USD. Indikator-indikator sektor jasa keuangan edukasi keuangan melalui program-program
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
strategis dan terintegrasi antara lain Pasar Ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK),
uangan Rakyat di tiga kota, tabungan Simpanan Sistem Informasi Investigasi Perbankan, Sistem
Pelajar (SIMPEL), materi edukasi keuangan Informasi Pengawasan Terintegrasi (SIPT), Sistem
formal tingkat SD, kegiatan Regulator Mengajar, Pemantauan Transaksi Efek (Market Surveillance),
Outreach program (ORP) melalui Training of dan e-Licensing.
Trainer dan Training of Community. Dalam
rangka meningkatkan perlindungan konsumen, OJK akan terus berupaya memperbaiki
OJK bersama asosiasi sektor jasa keuangan kinerja
nya secara terus menerus untuk me
mendirikan dua Lembaga Alternatif Penyelesaian ningkatkan layanan sektor jasa keuangan dan
Sengketa (LAPS) melengkapi lima LAPS yang perlindungan konsumen dan senantiasa akan
sudah ada. terus meningkatkan kerjasamanya dengan
Pemerintah, DPR dan Bank Indonesia dalam
Dalam rangka pengembangan kapasitas ma rangka menuju mewujudkan industri keuangan
najemen internal, OJK terus berupaya me nasional yang stabi, inklusif, dan berkelanjutan.
ningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki
melalui berbagai pengembangan kompetensi,
penyempurnaan Standard Operating Procedure
(SOP) dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur Ketua Dewan Komisioner
penunjang operasional. Berkaitan dengan hal Otoritas Jasa Keuangan
tersebut, OJK melaksanakan pengembangan
infrastruktur untuk mendukung pengawasan
sektor jasa keuangan melalui pengembangan
Muliaman D. Hadad, Ph.D
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
vi
Daftar
Isi
vii
BAB III. TINJAUAN INDUSTRI DAN OPERASIONAL SEKTOR JASA KEUANGAN SYARIAH 81
3.1 TINJAUAN INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH 83
3.1.1 Perkembangan Perbankan Syariah 83
3.1.2 Perkembangan Pasar Modal Syariah 83
3.1.3 Perkembangan IKNB Syariah 88
viii
Daftar
Isi
ix
Daftar
Tabel
Daftar
Tabel
xi
Daftar
Grafik
xii
Daftar
Grafik
65 Grafik II.7 Jumlah dan Persentase Layanan Penerimaan Pengaduan
85 Grafik III.1 Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia
86 Grafik III.2 Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding
86 Grafik III.3 Perbandingan Jumlah Sukuk Outstanding Berdasarkan Jenis Akad
86 Grafik III.4 Perbandingan Nilai Sukuk Outstanding Berdasarkan Jenis Akad
87 Grafik III.5 Perkembangan Jumlah dan NAB Reksa Dana Syariah
87 Grafik III.6 Perkembangan Outstanding Sukuk Negara
88 Grafik III.7 Jumlah Pelaku IKNB Syariah Triwulan II-2015
104 Grafik IV.1 Data Pengakses Website OJK
105 Grafik IV.2 Perbandingan Berita OJK pada Triwulan II-2015
108 Grafik IV.3 Persentase Komposisi Pegawai OJK
Daftar
Gambar
62 Gambar II.1 Buku Cetak SD tentang OJK
64 Gambar II.2 Peresmian Acara Seminar Internasional
68 Gambar II.3 Penandatanganan dan Penyerahan Akte Pendirian LAPS
72 Gambar II.4 Kerjasama OJK dan Kemkominfo
72 Gambar II.5 Peresmian JARING
73 Gambar II.6 OJK Sebagai Narasumber di G20/OECD
74 Gambar II.7 MoU Kerjasama OJK, KFSC dan KFSS
75 Gambar II.8 OJK Sebagai Narasumber di Seminar Anti-Korupsi
75 Gambar II.9 Workshop "Standards for Institutions Offering Islamic Financial Services"
76 Gambar II.10 OJK menjadi Narasumber di Seminar "Economic and Business Ethic in
Christianity and Islam"
76 Gambar II.11 MoU OJK dan Bank Sentral Timor-Leste
76 Gambar II.12 Penandatanganan MoU OJK dan CBRC
77 Gambar II.13 MoU OJK dan Toronto-Centre
77 Gambar II.14 Seminar Internasional IAS 41
77 Gambar II.15 OJK sebagai Narasumber di Workshop Postal Savings
78 Gambar II.16 Pelatihan IOSCO Principles of Information Exchange
78 Gambar II.17 Workshop Pengembangan Industri Sukuk
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
Ringkasan
Eksekutif
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
Ringkasan
Eksekutif
global terkait dengan pelemahan perekonomian LJK yang melanggar ketentuan yang telah
Tiongkok dan krisis utang Yunani. Secara umum, ditetapkan oleh OJK.
transaksi investor asing mencatatkan net sell
sebesar Rp1,7 triliun mengalami penurunan Dalam rangka mempercepat terwujudnya inklusi
dibandingkan dengan periode sebelumnya. keuangan, OJK mengembangkan program
Sejalan dengan tren pemburukan persepsi risiko inklusi keuangan bagi ibu rumah tangga,
Indonesia, nilai tukar Rupiah melemah sebesar melakukan peresmian Kantor Cabang Laku
1,9% (qtq). Sehubungan dengan hal tersebut, Mikro bersama dengan lembaga jasa keuangan
perlu diwaspadai tekanan dari perkembangan terkait serta melakukan peluncuran tabungan
di Eropa, Tiongkok, dan Australia atas sentimen Simpanan Pelajar (Simpel) bersamaan dengan
pasar yang berpotensi meningkatkan per pelaksanaan kampanye nasional “Aku Cinta
mintaan USD di pasar lokal. Keuangan Syariah”. OJK juga menyelenggarakan
Pasar Keuangan Rakyat (PKR), melakukan
edukasi keuangan kepada komunitas tertentu,
menyelenggarakan empat kali Safari Ramadhan
TINJAUAN OPERASIONAL SEKTOR JASA dan menyelenggarakan seminar internasional
KEUANGAN literasi keuangan dengan tema "Financial
Literacy to Support Financial Inclusion” untuk
Untuk mewujudkan terselenggaranya kegiatan
menjaga kesinambungan kampanye nasional
di dalam sektor jasa keuangan secara teratur,
literasi dan awareness. Keberadaan Sistem
adil, transparan, dan akuntabel, OJK melakukan
Layanan Konsumen Terintegrasi (Financial
pengawasan kepada sektor jasa keuangan
Customer Care – FCC) memberikan manfaat
melalui pemeriksaaan off site dan on site kepada
untuk meningkatkan perlindungan konsumen
Lembaga Jasa Keuangan (LJK), menerbitkan
dimana selama periode laporan, OJK menerima
izin produk dan pembukaan kantor cabang,
sebanyak 6.590 permintaan layanan yang
serta melakukan fit and proper test kepada calon
didominasi oleh layanan pertanyaan sebanyak
pengurus LJK. OJK juga melakukan pemberian
4.543 pertanyaan, layanan informasi/laporan
sanksi administratif baik berupa denda maupun
sebanyak 1.832 dan layanan pengaduan
peringatan serta pencabutan izin kepada
sebanyak 215. Selain itu, OJK bersama-sama
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
dengan industri mendirikan Lembaga Alternatif Dalam rangka memperkuat kapasitas orga
Penyelesaian Sengketa (LAPS) sektor perbankan nisasi dan mendukung pelaksanaan Manaje
dan penjaminan, melengkapi 5 LAPS yang telah men Strategi, Anggaran dan Kinerja (MSAK),
ada. OJK melakukan pengembangan Sistem
Pengelolaan Kinerja (SIMPEL) yang bertujuan
Selain melakukan pengawasan LJK serta untuk menyeleraskan IKU organisasi dan
edukasi dan perlindungan konsumen, OJK juga Indikator Kinerja Individual (IKI) pegawai.
melakukan kegiatan hubungan kelembagaan Dalam rangka mendukung pengembangan
baik domestik maupun internasional antara lain pengawasan sektor jasa keuangan, OJK
penandatangan Nota kesepahaman dengan mengembangkan Sistem Layanan Informasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Keuangan (SLIK), Sistem Informasi Investigasi
Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Perbankan, Sistem Informasi Pengawasan
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Terintegrasi (SIPT), Sistem Pemantauan Transaksi
Kelautan dan Perikanan, Ikatan Akuntan Efek (Market Surveillance) dan e-Licensing.
Indonesia, Korea Financial Services Commission, Ulasan lengkap mengenai pelaksanaan tugas
Korea Financial Supervisory Service, China pokok dan fungsi OJK dalam mewujudkan
Banking Regulatory Commision dan Toronto Visi OJK dijabarkan lebih detail di dalam buku
Center. Laporan Triwulan II-2015.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
Tinjauan industri
Sektor Jasa Keuangan
lima SEOJK
syariah mengalami
peningkatan nilai aset dan
yang mengatur SJK investasi masing-masing
Syariah
1,7% (qtq) dan
sebesar
1,4% (qtq)
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
Tinjauan Bab I
Industri Sektor
Jasa Keuangan
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
8
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
10
Di tengah perlambatan ekonomi domestik, Sejalan dengan tren persepsi risiko Indonesia
laju inflasi meningkat. Hal ini merupakan pola pada tri wulan II-2015, nilai tukar Rupiah
musiman menjelang bulan Ramadhan dan melemah se besar 1,9% (qtq). Sehubungan
hari raya Idul Fitri. Sampai akhir triwulan II-2015, dengan hal ter sebut, perlu diwaspadai
Indeks Harga Konsumen (IHK) membukukan tekanan yang datang dari Eropa, Tiongkok, dan
inflasi sebesar 1,4% qtq atau 0,8% ytd. Sedangkan Australia atas sentimen pasar yang berpotensi
secara yoy, inflasi tercatat sebesar 7,3%. meningkat kan permintaan USD di pasar
Disagregasi inflasi menunjukkan kenaikan harga lokal. Seiring dengan hal tersebut, pasar SBN
terjadi di seluruh kelompok, dengan andil inflasi juga mengalami pelemahan. Imbal hasil SBN
terbesar berasal dari kelompok volatile foods. meningkat rata-rata sebesar 17 bps. Peningkatan
yield SBN menunjukkan tren meningkat di
Posisi Cadangan Devisa triwulan II-2015 tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi
turun sebesar USD3,6 miliar menjadi sebesar global dan ekspektasi perlambatan ekonomi
USD108 miliar (Maret USD111,6 miliar) karena domestik.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
11
% -1,0 -5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 % -16,0 -12,0 -8,0 -4,0 0,0 4,0 8,0 12,0 16,0
IHSG (LHS)
IDR/USD (RHS)
5,700 13,400
5,600 13,200
5,500 13,000
5,400 12,800
5,300 12,600
5,200 12,400
5,100 12,200
12,000
5,000
11,800
4,900
11,600
4,800 11,400
2-Jan-15
7-Jan-15
12-Jan-15
20-Jan-15
23-Jan-15
28-Jan-15
2-Feb-15
5-Feb-15
10-Feb-15
13-Feb-15
18-Feb-15
24-Feb-15
27-Feb-15
4-Mar-15
9-Mar-15
12-Mar-15
13-Mar-15
17-Mar-15
20-Mar-15
25-Mar-15
30-Mar-15
2-Apr-15
8-Apr-15
13-Apr-15
16-Apr-15
21-Apr-15
24-Apr-15
29-Apr-15
5-May-15
8-May-15
13-May-15
19-May-15
22-May-15
27-May-15
1-June-15
5 -June-15
10 -June-15
15 -June-15
18 -June-15
23 -June-15
26 -June-15
1 -Jul-15
6 -Jul-15
9 -Jul-15
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
12
IHSG
A. Dana Pihak Ketiga (DPK)
13
120 30
AL/NCD (LHS)
110 AL/DPK (RHS) 25
100
20
90
80 15
70 threshold AL/DPK=10%
10
60
threshold AL/NCD=50% 5
50
40 0
1-Jun-14
15-Jun-14
29-Jun-14
13-Jul-14
29-Jul-14
10-Aug-14
24-Aug-14
7-Sept-14
21-Sept-14
5-Oct-14
19-Oct-14
2-Nov-14
16-Nov-14
30-Nov-14
14-Dec-14
28-Dec-14
11-Jan-15
25-Jan-15
8-Feb-15
22-Feb-15
8-Mar-15
22-Mar-15
5-Apr-15
19-Apr-15
3-May-15
17-May-15
31-May-15
14-Jun-15
Sumber: OJK
C. Permodalan E. Rentabilitas
Ketahanan Perbankan Indonesia relatif kuat
Pada triwulan II-2015, kinerja rentabilitas
meskipun mengalami penurunan pada
perbankan tergolong baik1, tercermin dari
triwulan II-2015. Hal ini tercermin dari tingkat
peningkatan NIM yang sebelumnya 5,3% men
permodalan yang relatif tinggi, jauh di atas
jadi 5,33%, meskipun Return on Assets (ROA)
persyaratan Kewajiban Pemenuhan Modal
mengalami penurunan yang disebabkan karena
Minimum (KPMM). Jumlah modal perbankan
penurunan laba.
tercatat sebesar Rp830,6 triliun atau tumbuh
0,3% (qtq). Sementara itu, rasio KPMM (CAR)
industri perbankan mengalami penurunan 47
bps menjadi 20,5%. 1.2.2 Perkembangan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
14
Rp62 triliun. Peningkatan ini didorong oleh Tabel I-2 Kinerja BPR
peningkatan pada deposito sebesar 3,2% (qtq)
2015
menjadi Rp43,2 triliun, diikuti pertumbuhan Rasio Triwulan Triwulan qtq
tabungan sebesar 0,7% (qtq) menjadi sebesar I II
Rp18,8 triliun. Total Aset (dalam Miliar Rupiah) 91.550 93.631 2,27%
Kredit (dalam Miliar Rupiah) 70.409 72.409 2,84%
Dari total DPK tersebut, sebesar 69,6% Dana Pihak Ketiga (dalam Miliar 60.540 62.011 2,43%
disumbang oleh deposito dan 30,4% sisanya Rupiah)
- Tabungan (dalam Miliar Rupiah) 18.691 18.827 0,73%
oleh tabungan. Pada triwulan II-2015 terjadi
peningkatan porsi pada deposito dan pe - Deposito (dalam Miliar Rupiah) 41.849 43.184 3,19%
nurunan porsi pada tabungan dibandingkan NPL Gross (%) 5,46 5,70 0,24
NPL Net (%) 3,42 3,57 0,15
dengan triwulan sebelumnya.
ROA (%) 3,01 2,87 (0,14)
LDR (%) 80,26 81,34 1,08
CR (%) 15,53 14,60 (0,93)
B. Likuiditas
KAP (%) 3,65 3,85 0,20
ROE (%) 27,59 26,48 (1,11)
Dari sisi rasio keuangan kondisi likuiditas BPR
BOPO (%) 81,55 81,98 0,43
menunjukkan kondisi cukup baik tercermin dari
CAR (%) 22,32 20,83 (1,49)
Cash Ratio (CR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK, Mei 2015
masing-masing tercatat sebesar 14,6% dan
81,3%.
1.2.3 Perkembangan Kredit Usaha
Mikro Kecil dan Menengah
C. Permodalan (UMKM)
Kondisi permodalan BPR masih terjaga Porsi kredit UMKM pada triwulan II-2015
dengan CAR mencapai 20,8% meskipun terjadi sebesar 18,5%, masih dibawah threshold
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya namun mengalami kenaikan sebesar
sebesar 22,3%. Penurunan CAR dikarenakan 0,4%. Porsi penyaluran UMKM terpusat
adanya penurunan modal pada triwulan II-2015. pada sektor perdagangan besar dan
eceran sebesar 52,6%, diikuti oleh industri
pengolahan sebesar 10,3%, dan pertanian,
D. Kredit perburuan dan kehutanan sebesar 8,3%.
Peningkatan penghimpunan DPK BPR diikuti
dengan meningkatnya penyaluran kredit yang Tabel I-3 Konsentrasi Penyaluran UMKM
diberikan menjadi sebesar Rp72,4 triliun. Pe Pangsa
Triwulan I Triwulan II Pangsa
ningkatan penyaluran kredit tersebut diikuti 2015 Pasar (%) 2015 Pasar (%)
dengan meningkatnya rasio Non Performing Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
Loan (NPL) pada triwulan II-2015 yang tercatat Baki Debet 54.988 8,03% 57.425 8,27%
NPL 2.531 8,80% 2.756 8,63%
sebesar 5,7%.
Industri pengolahan
Baki Debet 71.060 10,38% 71.838 10,34%
NPL 2.321 8,07% 2.548 7,98%
E. Rentabilitas Perdagangan besar dan eceran
Baki Debet 361.743 52,85% 365.110 52,56%
Rentabilitas BPR selama triwulan II-2015 me
NPL 14.940 51,97% 16.595 51,96%
ngalami penurunan tercermin dari rasio ROA
Tot. Baki Debet 684.494 694.690
BPR yang menurun dari sebelumnya pada Tot. NPL 28.750 31.939
triwulan I-2015 sebesar 3,0% menjadi 2,9%. Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Mei 2015
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
15
Jawa 7%
3%
Sumatera
7%
Kalimantan 21%
Bali dan Lombok
Sulawesi 57%
Maluku dan Papua
5%
Sumber: Diolah dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Mei 2015
Penyebaran penyaluran UMKM sebagian Tabel I-4 Porsi UMKM Berdasarkan Kelompok Bank
besar masih terpusat di pulau Jawa
Maret Triwulan Mei Triwulan
dan Sumatera, dimana total porsi lima Kelompok Bank
2015 I-2015 2015 II-2015
provinsi terbesar (DKI Jakarta, Jawa Timur, BUMN 340.563 49,75% 345.795 49,78%
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera BPD 49.983 7,30% 51.798 7,46%
Utara) sebesar 58,1%. Adapun kelima
BUSN 275.730 40,28% 279.315 40,21%
provinsi terbesar tersebut memiliki porsi
KCBA dan
penyaluran UMKM antara lain DKI Jakarta 18.219 2,66% 17.781 2,56%
Campuran
(15,6%), diikuti Jawa Timur (13%), Jawa Total UMKM 684.494 100% 694.690 100%
Barat (12,6%), Jawa Tengah (10,6%), dan Sumber: Statistik Perbankan (dalam miliar Rupiah)
Sumatera Utara (6,3%). Indonesia, Mei 2015
Hal ini jauh berbeda bila dibandingkan 1.2.4 Penguatan Sektor Riil Melalui
dengan penyebaran di Indonesia bagian Penyaluran Kredit Produktif
timur dan tengah (Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Bali, Maluku, dan Papua) Penyaluran kredit perbankan masih
yang hanya sebesar 22,3%. Rendahnya didominasi oleh dua sektor lapangan
penyaluran kredit UMKM di wilayah usaha yaitu industri perdagangan besar
Indonesia bagian timur dan tengah dan eceran, porsi dengan total kredit
disebabkan infrastruktur yang belum seluruhnya 38,2% dari total kredit yang
mendukung dan optimal selain karena disalurkan.
biaya yang relatif tinggi karena faktor
geografis Indonesia. Grafik I-7 Konsentrasi Pemberian Kredit 3 Sektor Terbesar
25
20
Apabila dilihat berdasarkan kelompok
15
bank, sebagian besar kredit UMKM
tersebut disalurkan oleh kelompok 10
16
Pemberian kredit pada industri pengolahan Grafik I-8 Konsentrasi Penyebaran Kredit 7 Sektor Lainnya
mengalami penurunan sebesar 7 bps
dibandingkan dengan triwulan I-2015. Hal ini 7,00
tercermin dari penurunan output berdasakan
6,00
survei Purchasing Manager Index (PMI),
penurunan volume produksi otomotif, serta 5,00
penurunan penggunaan listrik sektor industri.
4,00
Sementara itu, pemberian kredit industri
perdagangan besar dan eceran mengalami 3,00
peningkatan yang moderat sebesar 9 bps.
2,00
Peningkatan ini didorong oleh peningkatan
penjualan pada kelompok makanan dan 1,00
minuman, serta perlengkapan rumah tangga3.
0,00
Persentase pemberian kredit pada sektor rumah Triwulan I-2015 Triwulan II-2015
tangga mengalami sedikit penurunan menjadi
Pertanian-Perburuan-Kehutanan Real Estate, Usaha
22,3% akibat melambatnya aktivitas ekonomi Persewaan, dan Jasa
Kredit Kontruksi
serta peningkatan pada inflasi menjadi 7,3%. Perusahaan
Transportasi, Pergudangan, Pertambangan dan
dan Komunikasi Penggalian
Perantara Keuangan Bukan Lapangan Usaha Lainnya
Tabel I‑5 Konsentrasi Kredit Perbankan Menurut Sektor
Ekonomi
Sumber: Diolah dari Sistem Informasi Perbankan OJK, Mei 2015
2015
No. Kredit Berdasarkan Sektor
Triwulan I Triwulan II
1 Pertanian-Perburuan dan Kehutanan 5,81 5,83
2 Perikanan 0,20 0,20
3 Pertambangan dan Penggalian 3,45 3,62 1.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI
4 Industri Pengolahan 18,53 18,46
5 Listrik, Gas dan Air 2,24 2,27
PASAR MODAL
6 Kredit Kontruksi 3,95 4,06
7 Perdagangan Besar dan Eceran 19,69 19,78 1.3.1 Perkembangan Perdagangan
8 Penyediaan komodasi dan 2,08 2,10 Efek
Penyediaan Makan Minum
Transportasi, Pergudangan dan
9 4,49 4,60 Pada akhir triwulan II-2015, Indeks Harga Saham
Komunikasi
10 Perantara Keuangan 5,15 4,96 Gabungan (IHSG) berada pada posisi 4.910,7
Real Estate, Usaha Persewaan, dan atau mengalami penurunan sebesar -11,0%
11 4,45 4,41
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, jika dibandingkan akhir triwulan I-2015. Isu-
12 0,31 0,30
Pertahanan dan Jaminan Sosial isu global yang mempengaruhi pergerakan
13 Jasa Pendidikan 0,13 0,13
IHSG antara lain perkembangan hutang Yunani
Jasa Kesehatan dan Kesejahteraan
14 0,31 0,31 yang gagal mencapai kesepakatan dengan
Sosial
Kemasyarakatan, Sosial Budaya dan para krediturnya dan rencana Yunani untuk
15 1,51 1,51
Lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani melaksanakan referendum mengakibatkan
16 0,06 0,07
Rumah Tangga Eropa memutuskan untuk menghentikan
Badan Internasional dan Badan
17 0,00 0,00 proses negosiasi. Di sisi lain, hasil rapat pimpinan
Ekstra Internasional Lainnya
Kegiatan yang Belum Jelas The Fed (FOMC) untuk menaikkan suku bunga
18 0,29 0,26
Batasannya
membuat ketidakpastian semakin besar di pasar.
19 Rumah Tangga 22,38 22,30
20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 4,97 4,84
Sumber: Diolah dari Sistem Informasi Perbankan OJK, Mei 2015
17
Sementara itu, perlambatan ekonomi Tiongkok triwulan II-2015 mengalami penurunan, hal ini
dan kekhawatiran valuasi kinerja indeks saham seiring dengan kondisi perekonomian global
Tiongkok yang melampaui pertumbuhan yang juga melemah dan dipengaruhi oleh
pendapatan (bubble) memberikan kekhawatiran beberapa isu-isu besar seperti perkembangan
kepada pelaku pasar. hutang Yunani, dan perlambatan ekonomi
Tiongkok.
Grafik I-9 Kinerja Indeks di Beberapa Bursa Utama Grafik I-10 Perkembangan Indeks Industri
YTD YTD
74,13% Perdagangan, Jasa dan Investasi 4,59%
China (Shenzhen) Barang Konsumsi -0,75%
China (Shanghai) 32,23% -4,13%
Keuangan
Japan 15,96%
Jerman 11,62% Properti dan Real Estate -4,42%
Hongkong 11,21% Aneka Industri -6,56%
Korea Selatan 8,28%
Infrastruktur, Utility dan Transportasi -9,90%
Nasdaq 5,30%
Philipina 4,62% Pertanian -13,60%
Australia 1,16% Pertambangan -18,28%
Thailand 0,46% Industri Dasar dan Kimia -22,29%
Taiwan 0,17%
Inggris -0,69%
US (Dow Jones) -1,14%
Singapura -1,42%
Malaysia -3,41%
Indonesia -6,05% QTQ
Infrastruktur, Utility dan Transportasi -5,03%
Barang Konsumsi -7,47%
Perdagangan, Jasa dan Investasi -7,71%
Properti dan Real Estate -10,56%
QTQ Pertanian -11,67%
Industri Dasar dan Kimia -12,30%
China (Shenzhen) 25,83% Pertambangan
China (Shanghai) 14,12% -12,85%
Hongkong 5,42% Keuangan -15,46%
Japan 5,36% Aneka Industri -15,92%
Nasdaq 1,75%
Korea Selatan 1,63%
Thailand -0,09%
US (Dow Jones) -0,88%
Taiwan -2,75% Grafik I-11 Perkembangan IHSG dan Nilai Rata-rata
Inggris -3,72% Perdagangan Saham Harian
Singapura -3,76%
Philipina -4,74% Rp miliar IHSG
Malaysia -6,78%
7,000 6,000
Australia -7,01%
Jerman -8,53% 6,000 5,000
Indonesia -11,02% 5,000
4,000
4,000
3,000
3,000
Nilai kapitalisasi pasar saham mengalami 2,000
2,000
penurunan sebesar -9,99% menjadi Rp5.000,3 1,000 1,000
18
Tabel I-6 Perkembangan Perdagangan Saham Pemodal Grafik I‑13 Indonesia Government Securities Yield Curve (IBPA-IGSYC)
Asing dan Domestik
INDONESIA GOVERNMENT BONDS YIELD CURVE
Indikator 2014 2015
10,0
(Rata-rata harian) Triwulan II Triwulan I Triwulan II
Nilai Perdagangan 9,0
Spread (%)
0,5
Investor Domestik 0,0
-0,5
(dalam miliar rupiah) -1,0
Beli 3.450,49 3.818,43 3.294,29
Jual 3.780,98 3.905,42 3.267,19
Frekuensi Perdagangan
205,129 231,142 216,669 Secara umum kinerja Obligasi mengalami
Saham Harian
penurunan dibanding periode sebelumnya.
Hal ini terlihat dari yield Obligasi pemerintah
Berdasarkan grafik I-12, selama triwulan II-
menunjukkan trend kenaikan dengan rata-
2015 transaksi investor asing mencatatkan
rata yield untuk seluruh tenor sebesar 82,7 bps.
net sell sebesar Rp 1,7 triliun, menurun
Rata-rata yield tenor pendek dan menengah
dibandingkan dengan periode sebelumnya,
mengalami kenaikan yang signifikan masing-
dimana net buy investor asing tercatat
masing sebesar 92,4 bps dan 100,0 bps. Yield
Rp5,4 triliun.
tenor panjang juga mengalami kenaikan
sebesar 78,2 bps. Spread yield untuk seluruh
Grafik I-12 Perkembangan IHSG dan Transaksi Net Investor tenor mengalami pelebaran.
Asing
19
1.3.2 Perkembangan Perusahaan Tabel I-10 Proses Izin Wakil Perantara Pedagang Efek dan
Efek Wakil Penjamin Emisi Efek
Triwulan I 2015 Triwulan I 2015
Sampai dengan akhir periode laporan, jumlah Total
Jenis Dokumen Pemberian Dokumen Pemberian Pemegang
Perusahaan Efek (PE) sebanyak 141. Terkait Izin yang Ijin yang Ijin Izin
Masuk Masu k
dengan kegiatan PE di berbagai lokasi selain WPPE 359 187 294 152 8.262
Kantor Pusat, terdapat pelaporan pembukaan WPEE 18 7 34 22 1.946
sejumlah lima lokasi kantor dan penutupan Total 377 194 328 174 10.208
sejumlah sembilan lokasi kantor selama triwulan
II-2015.
1.3.3 Perkembangan Pengelolaan
Investasi
Tabel I-8 Jumlah Perusahaan Efek
Ditengah perlambatan ekonomi domestik
No Jenis Izin Usaha Jumlah
yang berdampak pada terkoreksinya Pasar
1 Perantara Pedagang Efek 40
Modal Indonesia, kondisi industri Reksa Dana
2 Penjamin Emisi Efek 17
3 Perantara Pedagang Efek + Penjamin Emisi Efek 78 menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
4 Perantara Pedagang Efek + Manajer Investasi 2 Hal ini terlihat dari Nilai Aktiva Bersih (NAB)
5 Penjamin Emisi Efek + Manajer Investasi - Reksa Dana yang meningkat sebesar 2,5%
6
Perantara Pedagang Efek + Penjamin Emisi Efek
4
dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi
+ Manajer Investasi sebesar Rp262,6 triliun.
Total 141
NAB Reksa Dana Terproteksi menunjukkan
peningkatan jumlah NAB terbesar yaitu sebesar
Tabel I-9 Jumlah Lokasi Kegiatan PE Selain Kantor Pusat
Rp6,0 triliun, diikuti oleh Reksa Dana Pendapatan
2015 Tetap sebesar Rp5,6 triliun, Reksa Dana Pasar
Periode s.d Triwulan I s.d Triwulan II
Uang sebesar Rp2,8 triliun, Reksa Dana ETF
Jumlah Lokasi Selain Kantor Pusat 629 625
sebesar Rp0,4 triliun, dan Reksa Dana Indeks
sebesar Rp0,1 Triliun. Hal berbeda dialami oleh
Terkait izin Wakil Perusahaan Efek, selama
Reksa Dana Saham, Reksa Dana Campuran,
periode laporan OJK menerbitkan izin orang
dan Reksa Dana Syariah yang masing-masing
perorangan sebanyak 152 izin Wakil Perantara
mengalami penurunan NAB sebesar Rp3,7
Pedagang Efek (WPPE) dan sebanyak 22 Izin
triliun, Rp1,4 triliun, dan Rp0,3 triliun. Penurunan
Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) sehingga
tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh
jumlah pemegang izin mencapai 8.262 WPPE
turunnya nilai efek saham yang menjadi
dan 1.946 WPEE.
portofolio dalam Reksa Dana tersebut.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
20
Tabel I‑11 Perkembangan NAB per Jenis Reksa Dana berjumlah tujuh KIK dengan dana kelolaan
sebesar Rp3,0 triliun atau menurun sebesar
2015
NAB Per Jenis Reksa Dana (dalam Triliun Rupiah) 2,9%. Sementara itu, KIK DIRE tetap berjumlah
Triwulan I Triwulan II
satu KIK dengan dana kelolaan yang tidak
RD Pasar Uang 26,36 29,11
RD Pendapatan Tetap 37,80 43,41 mengalami perubahan.
RD Saham 107,55 103,87
RD campuran 19,87 18,44 Pada triwulan II-2015, Nilai Kontrak Pengelolaan
RD Terproteksi 46,68 52,72
RD Indeks 0,50 0,55 Dana (KPD) mengalami penurunan sebesar
ETF 2,72 3,11 9,6%, menjadi Rp131,1 triliun. Namun demikian,
RD Syariah * 11,65 11,39
Total 256,14 262,59 jumlah kontrak KPD justru mengalami
*) termasuk ETF indeks peningkatan sebesar 1,1% menjadi 280 kontrak.
Sampai dengan triwulan II-2015, OJK telah
Di tengah fluktuasi pergerakan IHSG, NAB Reksa menerbitkan 140 Surat Efektif pernyataan
Dana tetap menunjukkan peningkatan, dan pendaftaran Reksa Dana yang terdiri dari 131
mencatat net subscription sebesar Rp20,9 triliun. Surat Efektif Konvensional dan 9 Surat Efektif
Selanjutnya, untuk Reksa Dana Penyertaan Syariah yang unit penyertaannya ditawarkan
Terbatas (RDPT), mengalami penurunan baik melalui penawaran umum.
jumlah maupun dana kelolaan dimana terdapat
71 RDPT dengan dana kelolaan sebesar Rp20,0
triliun. Dari jumlah tersebut, 47 RDPT merupakan Tabel I-13 Jenis Reksa Dana yang Mendapat Surat Efektif
RDPT non proyek dengan dana kelolaan sebesar Jenis Reksa Dana Jumlah Surat Efektif
Rp15,5 triliun dan 24 RDPT proyek dengan dana Reksa Dana Saham 19
kelolaan sebesar Rp4,5 trilun. Reksa Dana Campuran 10
Reksa Dana Pendapatan Tetap 11
Reksa Dana Pasar Uang 18
Reksa Dana Terproteksi 72
Tabel I‑12 Perkembangan Reksa Dana dan Produk Investasi Reksa Dana Indeks 1
Lainnya
Reksa Dana Syariah Saham 1
2014 2015 Reksa Dana Syariah Pasar Uang 4
Jenis Produk Investasi Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
II III IV I II Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap 3
Reksa Dana Reksa Dana Syariah Terproteksi 1
Jumlah 824 839 895 929 986 Total 140
Total NAB 209,98 217,73 241,46 256,14 262,59
RDPT
Jumlah 79 79 76 81 71
Total NAB 26,6 26,29 28,07 27,36 20,02
EBA Disamping itu, OJK telah menerbitkan 49 surat
Jumlah 6 6 7 7 7 pembubaran Reksa Dana yang terdiri dari 48
Nilai Sekuritisasi 3,96 2,15 3,49 3,26 3,01
DIRE Reksa Dana Konvensional dan satu Reksa Dana
Jumlah 1 1 1 1 1 Syariah. 48 Reksa Dana yang telah dibubarkan
Total Nilai 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
terdiri dari 40 Reksa Dana Terproteksi yang
KPD
Jumlah 272 270 274 277 280 telah jatuh tempo, tiga Reksa Dana Saham yang
Total Nilai 131,21 135,16 144,26 145,05 131,08
dibubarkan atas dasar kesepakatan MI dan BK,
*) Dalam Rp triliun
dua Reksa Dana Campuran, dua Reksa Dana
Pendapatan Tetap, dan satu Reksa Dana Pasar
Selama periode laporan, OJK tidak menerbitkan Uang yang dibubarkan karena NAB kurang dari
izin baru untuk Kontrak Investasi Kolektif Efek Rp25 miliar selama 90 hari bursa berturut-turut.
Beragun Aset (KIK EBA) dan KIK Dana Investasi Sementara itu, satu Reksa Dana Syariah yang
Real Estate (DIRE), sehingga KIK EBA masih tetap dibubarkan yaitu Reksa Dana Syariah-Terproteksi
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
21
Tabel I‑14 Perkembangan Pelaku di Industri Pengelolaan Tabel I-15 Perkembangan Penawaran Umum (Emisi)
Investasi yang Memperoleh Izin
Triwulan I Triwulan II
Pelaku 2014 2015 2015 2015
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Δ (%) Δ %
INDIVIDU Jenis Nilai Nilai Jumlah Nilai
II III IV I II
Penawaran Efek Jumlah Emisi Jumlah Emisi
Wakil Manajer Investasi Emisi Emisi
Emisi (dalam Emisi (dalam
(WMI) 2.519 2.555 2.604 2.654 2.742 Miliar Miliar
Rupiah) Rupiah)
Wakil Agen Penjual Efek
Penawaran
Reksa Dana (WAPERD) 19.468 20.317 21.484 22.588 18.399
Umum Saham 1 4.453 7 4.433 >100% -0%
Penasehat Investasi (PI) 5 5 5 5 5 (IPO)
INSTITUSI Penawaran
Manajer Investasi (MI) 76 77 78 80 82 Umum Terbatas
1 199 9 9.959 >100% >100%
Agen Penjual Efek Reksa (PUT/Rights
23 23 23 23 24 Issue)
Dana (APERD)
Penasehat Investasi 3 3 2 2 2 Penawaran
Umum Efek 10 13.299 20 32.063 100% >100%
Jumlah pelaku Instistusi Pengelolaan Investasi Bersifat Hutang
a. Obligasi/
mengalami peningkatan. Selama periode Sukuk 2 1.800 1 500 -50% -72%
laporan, OJK telah memberikan dua izin kepada +Subordinasi
Manajer Investasi (MI) dan satu izin Agen Penjual b. PUB Obligasi/
1 1.000 11 20.629 >100% >100%
Sukuk Tahap I
Efek Reksa Dana (APERD), sehingga jumlah MI
c. PUB Obligasi/
dan APERD meningkat masing-masing menjadi Sukuk Tahap II 7 10.499 8 10.934 14% 4%
82 dan 24 dst
Total Emisi 12 17.951 36 46.455 200% 159%
Pelaku individu industri Pengelolaan investasi
juga mengalami perubahan. Jumlah Wakil
Manajer Investasi (WMI) meningkat sebesar A. Penawaran Umum Perdana
3,3%. Di sisi lain jumlah Wakil Agen Penjual Efek Saham
Reksa Dana (WAPERD) mengalami penurunan
Selama triwulan II-2015, terdapat delapan
sebesar 18,5% dikarenakan terdapat 5.154
Perusahaan yang mengajukan pernyataan
WAPERD yang dicabut izinnya oleh OJK karena
pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum
tidak mengikuti Program Pendidikan Lanjutan
Perdana Saham, dimana sebanyak tujuh
(PPL). Sementara itu, jumlah pelaku lainnya yaitu
Perusahaan telah mendapat surat efektif. Nilai
Penasehat Investasi tidak mengalami perubahan
emisi dari tujuh Perusahaan sebesar Rp4,4 triliun.
22
Tabel I-18 Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Hutang
Penawaran Umum Obligasi
Nilai Emisi
No. Emiten/Perusahaan Publik Jenis Obligasi Tanggal Efektif Masa Penawaran
(dalam miliar Rupiah)
1 PT Bank BNI Syariah Sukuk Mudharabah I 15-May-2015 - 500
Subtotal 500
PUB Obligasi Tahap I
No. Emiten/Perusahaan Publik Jenis PUB Tanggal Efektif Masa Penawaran Nilai Emisi (Rp)
1 PT Federal International Finance PUB Obligasi II 15-Apr-2015 - 3,000
2 PT Indomobil Finance Indonesia PUB Obligasi II 15-Apr-2015 - 500
3 PT Mandala Multifinance Tbk PUB Obligasi II 30-Apr-2015 - 500
PUB Obligasi
4 PT Bank Bukopin Tbk 23-Jun-2015 - 400
Subordinasi II
5 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PUB Obligasi I 25-Jun-2015 - 3.000
6 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PUB Obligasi I 16-Jun-2015 - 7.000
PUB Obligasi III
7 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk dan PUB Sukuk 25-Jun-2015 - 1.479
Mudharabah II
8 PT Modernland Realty Tbk PUB Obligasi I 25-Jun-2015 - 750
9 PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PUB Obligasi III 30-Jun-2015 - 500
10 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PUB Obligasi II 30-Jun-2015 - 3.000
11 PT Tiphone Mobile Ind. Tbk PUB Obligasi I 30-Jun-2015 - 500
Subtotal 20.629
PU Obligasi Tahap II dan seterusnya
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
23
No. Emiten/Perusahaan Publik Jenis PUB Tanggal Efektif Masa Penawaran Nilai Emisi (Rp)
1 PT Summarecon Agung Tbk PUB Obligasi II 3-Dec-2013 16-17 April 2015 300
2 PT Pegadaian (Persero) PUB Obligasi II 28-Jun-2015 30 Apr-4 Mei 2015 900
3 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk PUB Obligasi II 30-Apr-2015 5-May-2015 1.000
PUB Obligasi
4 PT Panorama Sentrawisata Tbk 23-Jun-2015 6-7 Mei 2015 400
Subordinasi II
5 PT Indosat Tbk PUB Obligasi I 25-Jun-2015 28-29 Mei 2015 3.100
6 PT Mandiri Tunas Finance PUB Obligasi I 16-Jun-2015 1,3,4 Juni 2015 150
PUB Obligasi III
7 PT Toyota Astra Financial Services dan PUB Sukuk 25-Jun-2015 5 & 8 Juni 2015 1.509
Mudharabah II
8 PT Astra Sedaya Finance PUB Obligasi I 25-Jun-2015 26-29 Juni 2015 1.575
Subtotal 10.934
TOTAL 32.063
11% 2%
32%
24
Grafik I‑15 Pangsa Pasar BAE Berdasarkan Jumlah Klien Grafik I-16 Pangsa Pasar Perusahaan Pemeringkat Efek
Sampai Triwulan II-2015 Triwulan II-2015
25
Tabel I-21 Perkembangan Profesi Penunjang Pasar Modal Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Khusus. Penguasaan aset terbesar IKNB terdapat
Profesi Aktif Tidak Aktif Tetap Total
pada industri Perasuransian yang diikuti
Akuntan 559 183 742
Penilai 171 15 186 Perusahaan Pembiayaan, Dana Pensiun, serta
Konsultan Hukum 724 33 757 Lembaga Jasa Keuangan Khusus.
Notaris 1.669 111 1.780
139
282 14%
29%
1.4 PERKEMBANGAN INDUSTRI 22 261
KEUANGAN NON BANK 2% 265 27%
28%
Kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
selama triwulan II-2015 bergerak positif. Total
aset IKNB meningkat 0,4% menjadi Rp1.568,5 Asuransi Lembaga Pembiayaan
Dana Pensiun Lembaga Jasa Keuangan
triliun. Sektor jasa keuangan yang mengalami Khusus
Jasa Penunjang IKNB
peningkatan yaitu Dana Pensiun, Lembaga
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
26
Tabel I‑23 Indikator Perusahaan Perasuransian Tabel I‑24 Jumlah Industri Perusahaan Perasuransian
Konvensional Konvensional
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Perusahaan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
No. Jenis Indikator No
II-2014 III-2014 IV-2014 I-2015 II-2015 Perasuransian II-2014 III-2014 IV-2014 I-2015 II-2015
27
1.4.2 Perkembangan Industri Dana Grafik I-18 Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun Per 30 Juni 2015
Pensiun
Tabel I‑25 Distribusi Aset Industri Dana Pensiun Periode Tabel I‑27 Portofolio Investasi Dana Pensiun Periode
Triwulan II-2014 sampai dengan Triwulan II-2015 Triwulan II-2014 sampai dengan Triwulan II-2015
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
No. Jenis Aset Investasi Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
Jenis Program II-2014 III-2014 IV-2014 I-2015 II- 2015 (dalam Trilliun Rupiah) II-2014 III-2014 IV-2014 I-2015 II-2015
DPPK-PPMP 124,67 127,95 131,68 136,54 135,33
1 Surat Berharga 30,71 31,04 30,45 31,24 31,48
Growth 2,63% 2,91% 3,69% -0,88% Negara
DPPK-PPIP 18,74 19,05 20,15 21,17 21,46 2 Tabungan 0,11 0,17 0,14 0,27 0,14
Growth 1,65% 5,78% 5,02% 1,40% 3 Deposito On Call 1,36 1,42 1,40 1,11 2,38
DPLK 32,04 33,68 35,69 37,58 41,98 4 Deposito Berjangka 44,67 49,05 52,99 55,93 55,58
Growth 5,14% 5,95% 5,30% 11,71%
5 Sertifikat Deposito 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03
TOTAL ASET 175,45 180,69 187,67 195,28 198,78
Growth 2,99% 3,86% 4,06% 1,79% 6 Saham 27,60 28,08 28,88 29,75 28,54
28
29
A. Laba (Rugi) Perusahaan Grafik I-21 Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas
Pembiayaan Perusahaan Modal Ventura
(triliun Rupiah) 8,91
Laba bersih industri perusahaan pembiayaan 8,98 8,99
8,92 8,66
sebesar Rp5,7 triliun mengalami penurunan
sebesar 13,5% bila dibandingkan triwulan yang
sama tahun 2014.
5,37 5,34
5,29 5,09
4,95
B. Jenis Valuta Pinjaman 3,82
3,65 3,71
3,63 3,61
Jumlah pinjaman yang diterima industri
pembiayaan sebesar Rp257,7 triliun dengan
komposisi 55,7% berdenominasi Rupiah, diikuti
US Dollar 33,2% dan Yen Jepang 11,1%.
C. Pembiayaan/Penyertaan
Perusahaan Modal Ventura
A. Aset, Liabilitas, dan Ekuitas
Perusahaan Modal Ventura Selama periode laporan, total pembiayaan/
penyertaan Perusahaan Modal Ventura
Total aset Perusahaan Modal Ventura naik 2,9% meningkat 4,0% menjadi Rp6,9 triliun bila
menjadi Rp8,9 triliun dan liabilitas naik 2,9% dibandingkan dengan periode sebelumnya.
menjadi Rp5,1 triliun dibandingkan dengan Pembiayaan/penyertaan dengan skema
triwulan sebelumnya. Ekuitas Perusahaan Modal pembagian hasil usaha selama periode laporan
Ventura mengalami peningkatan 3,0% menjadi memiliki pangsa sebesar 73,9% dengan nilai
Rp3,8 triliun bila dibandingkan dengan triwulan nominal Rp5,1 triliun.
sebelumnya.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
30
Grafik I-22 Pertumbuhan Pembiayaan/Penyertaan Modal Grafik I-23 Sumber Pendanaan Perusahaan Modal Ventura
yang Berasal dari Pinjaman
(dalam triliun Rupiah) (dalam triliun Rupiah)
0,80
0,72 0,72 0,69 0,71
Bank IKNB Industri Lain Jumlah Pinjaman
31
1.4.6 Perkembangan Industri Jasa Grafik I-26 Pertumbuhan Aset Perusahaan Penjaminan
(dalam triliun rupiah)
Keuangan Khusus
100,00
A. Perusahaan Penjaminan
80,00
Perusahaan Penjaminan didirikan untuk 60,00
mendorong program pemerintah melalui
40,00
peningkatan kemampuan akses UMKM
20,00
terhadap perbankan melalui penjaminan kredit.
Pada periode triwulan II-2015, terdapat satu -
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
Perusahaan Penjaminan yang baru mendapat 2014 2014 2014 2015 2015
izin dari OJK, yaitu PT Jamkrida DKI Jakarta Outstanding
Penjaminan - Usaha 57,13 53,12 56,00 56,66 57,24
sehingga jumlah Perusahaan Penjaminan Non Produktif
Rp11,3 triliun.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
32
B. Lembaga Pembiayaan Ekspor Total aset PT SMF (Persero) turun 7,6% menjadi
Indonesia Rp8,9 triliun. Penurunan tersebut disumbangkan
oleh penurunan nilai investasi PT SMF pada
Pendirian Lembaga Pembiayaan Ekspor triwulan ini.
Indonesia (LPEI) bertujuan untuk meningkatan
kemampuan ekspor nasional. Total pembiayaan
Grafik I-30 Outstanding Penyaluran Pinjaman
Ekspor mencapai Rp65,5 triliun dengan PT SMF (Persero)
komposisi pembiayaan melalui sistem
konvensional sebesar Rp55,8 triliun dan melalui (dalam triliun Rupiah)
9,53 9,61
sistem syariah sebesar Rp9,7 triliun. Total aset 8,07 8,88
8,02
LPEI naik 6,43% menjadi Rp73,5 triliun.
73,45
69,01
53,35 58,48 60,54 D. Pergadaian
33
Grafik I-32 Outstanding Penyaluran Pinjaman Mengingat industri Jasa Penunjang IKNB hanya
PT SMF (Persero) berkewajiban menyampaikan laporan keuangan
(dalam triliun Rupiah)
per semester, maka data keuangan industri jasa
penunjang IKNB triwulan II-2015 mengacu
24,44 24,06 24,64 25,22 26,27 kepada data laporan keuangan semester II-
2014. Total aset meningkat dibandingkan 30
3,16 3,14 3,3 3,13 3,3
Juni 2014, sebesar Rp0,5 triliun. Sementara total
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II pendapatan jasa keperantaraan naik sebesar
2014 2014 2014 2015 2015
Rp0,2 triliun.
Konvensional Syariah
34
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
35
36
37
38
Format-format yang harus digunakan dalam dan laporan pelaksanaan dalam rangka
pelaporan. pengenaan sanksi; (15) Alamat pengajuan
permohonan izin, pelaporan rencana
kegiatan tertentu BPR, dan penyampaian
2.1.2 Pengaturan Bank
laporan terkait BPR.
Kegiatan pengaturan bidang Pengawasan
Perbankan meliputi penyusunan pengaturan
B. Peraturan dalam Proses Legal
terkait Bank Umum Konvesional dan BPR.
Review
Dalam rangka mendukung kebijakan
A. Peraturan yang Telah
penguatan ketahanan dan daya saing
Ditetapkan
perbankan agar lebih berkontributif, telah
Pada triwulan II-2015, OJK telah me dilakukan beberapa penyusunan peraturan
nerbitkan satu SEOJK yang mengatur Bank antara lain sebagai berikut :
Perkreditan Rakyat (BPR) dengan detail
sebagai berikut: Penyusunan RPOJK tentang Tata Cara dan
Persyaratan Penerbitan Sertifikat Deposito.
SEOJK No.16/SEOJK.03/2015 tentang Bank
Perkreditan Rakyat. Latar belakang penyusunan peraturan ini
adalah: i) Perbedaan terminologi Sertifikat
SEOJK ini merupakan peraturan pelaksana
Deposito antara yang tercantum dalam
dari POJK No.20/POJK.03/2014 tentang
SK Dir 21/48, SE BI 21/27 UPG tahun 1988
Bank Perkreditan Rakyat. Adapun cakupan
dan dalam UU Perbankan; ii) Penurunan
pengaturan dalam SEOJK antara lain
minat masyarakat terhadap Sertifikat
(1) Pendirian BPR; (2) Perizinan BPR; (3)
Deposito; iii) Terdapat penerbitan Sertifikat
Kepemilikan dan Perubahan Modal BPR;
Deposito scripless oleh bank yang belum
(4) Anggota Direksi, Dewan Komisaris,
ada pengaturannya; iv) Minat penerbitan
dan Pejabat Eksekutif; (5) Pembukaan
Sertifikat Deposito scripless cenderung
kantor dan kegiatan pelayanan kas BPR; (6)
meningkat; v) Adanya kasus Sertifikat
Kegiatan layanan dengan menggunakan
Deposito yang tidak dapat dicairkan karena
Kartu Automated Teller Machine dan/atau
tidak diakui bank dengan beberapa alasan
Kartu Debet; (7) Penetapan izin usaha
vi) Perdagangan Sertifikat Deposito di pasar
dalam rangka perubahan nama BPR;
sekunder akan memperkaya instrumen
(8) Tata cara permohonan persetujuan
yang telah ada seperti SBI, Term Deposit,
penetapan izin usaha dalam rangka
Promissory Notes dan Commercial Paper dan
perubahan nama BPR dan bentuk badan
mendukung pendalaman pasar keuangan.
hukum; (9) Perubahan bentuk badan
hukum; (10) Pengajuan Permohonan
2.1.3 Pengaturan Pasar Modal
Izin, pelaporan rencana kegiatan tertentu
BPR, dan penyampaian berbagai laporan; Kegiatan pengaturan Bidang Pasar Modal
(11) Pengajuan permohonan izin, yang menjadi prioritas meliputi penyusunan
pelaporan Rencana Kegiatan Tertentu peraturan terkait Perdagangan dan Lembaga
BPR, dan Penyampaian laporan terkait Efek, Pengelolaan Investasi, Emiten dan
BPR; (12) Penutupan kantor cabang; (13) Perusahaan Publik, Lembaga dan Profesi
Penyampaian permohonan izin dan format Penunjang Pasar Modal dan Pengaturan Pasar
pelaporan; (14) Format pengumuman Modal terkait Sanksi.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
39
40
41
42
adanya dugaan tindak pidana perbankan, OJK juga telah menyelesaikan 111 perizinan
enam PKP pada empat kantor BPR telah perubahan jaringan kantor bank umum yang
dilakukan investigasi. terdiri dari pembukaan, penutupan, perubahan
status, pemindahan alamat, dan perubahan
Detail mengenai jenis dugaan tindak nama. Dari 111 perizinan perubahan tersebut,
pidana perbankan dan jumlah pelaku fraud 79,3% terkait dengan penurunan status bank
yang diduga melakukan Tipibank dapat umum dari KC menjadi KCP (37 perizinan),
dijabarkan sebagai berikut : pemindahan alamat KCP (28 perizinan), dan
perubahan status bank umum dari KK menjadi
KCP (23 perizinan).
Grafik II-1 Sebaran Jenis Dugaan Tipibank
15%
8% Tabel II-2 Perizinan Perubahan Jaringan Kantor
8% Triwulan Triwulan
No JENIS KEGIATAN
I-2015 II-2015
69% 1 Pembukaan Bank Umum
a. Kantor Wilayah (Kanwil) - -
b. Kantor Cabang (KC) 16 1
c. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 10 5
d. Kantor Fungsional (KF) 1 5
e. Kantor Perwakilan Bank Umum di Luar
Penggelapan Dana Perkreditan - 1
Negeri
Rekayasa Pencatatan Transfer Dana 2 Penutupan Bank Umum
a. Izin Usaha - -
b. Kantor Perwakilan - -
Sumber: OJK
c. Kantor Cabang (KC) 1 1
d. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 19 2
e. Kantor Fungsional (KF) 2 1
Grafik II-2 Pelaku Fraud Perbankan 3 Pemindahan Alamat Bank Umum
a. Kantor Pusat (KP) - 1
15 b. Kantor Wilayah (Kanwil) - -
c. Kantor Cabang (KC) 3 2
d. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 23 28
e. Kantor Fungsional (KF) - -
3 4 f. Kantor Perwakilan Bank - -
1 1
4 Perubahan Status Bank Umum
a. Peningkatan Status
Pemegang Komisaris Direksi Pejabat Karyawan - KCP menjadi KC - 1
Saham Eksekutif - KK menjadi KCP - 23
Sumber: OJK - KF menjadi KCP - -
- KK menjadi KC - -
b. Penurunan Status Bank Umum -
- KC menjadi KK - -
D. Kelembagaan Bank Umum - KC menjadi KCP 1 37
- KCP menjadi KF/KK 1
1) Perizinan 5
Perubahan Penggunaan Izin Usaha
1 2
(Perubahan nama)
6 Perubahan Badan Hukum - -
Berkaitan dengan perizinan kelembagaan, 7 Merger Bank Umum - -
selama triwulan II-2015, OJK menyelesaikan dua 8 Izin Bank Devisa - -
Pembukaan Kantor Perwakilan Bank Luar
proses perubahan nama yaitu PT BPD Maluku 9 - -
Negeri di Indonesia
menjadi PT BPD Maluku dan Maluku Utara, Jumlah 77 111
dan PT Bank Mutiara menjadi PT Bank Jtrust
Sumber: LKPBU, Maret 2015
Indonesia.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
43
2) Jaringan Kantor
Grafik II-3 Penyebaran Jaringan Kantor BUK
di Lima Wilayah di Indonesia
Berdasarkan pembagian wilayah, sebaran
SULAMPUA
jaringan kantor BUK sebagian besar berada 9.868,0
8%
di Jawa dengan jumlah sebanyak 81.063
KALIMANTAN
jaringan kantor (65%), diikuti oleh Sumatera 7.580,0
6%
20.492 (16%), Sulampua sebanyak 9.868 (8%),
16,5%
Kalimantan 7.580 (6%), dan Bali-NTB-NTT 6.376 BALI-NTB-NTT JAWA
63.760,0 81.063,0
(5%). Peningkatan jumlah jaringan kantor di 5% 65%
pulau Jawa terbesar dalam triwulan II-2015 SUMATERA
yaitu sebanyak 1.472 jaringan kantor, diikuti 20.492,0
16%
oleh Sumatera (666 jaringan kantor), Kalimantan
(275 jaringan kantor), Sulampua (174 jaringan Jawa Kalimantan Bali-NTB-NTT
kantor), dan Bali-NTB-NTT (105 jaringan kantor). Sumatera Sulampua
Sumber: LKPBU
44
E. Kelembagaan BPR
Jawa
6%
1) Perizinan Sumatera
8% Bali-NTB-NTT
%5,61
Pada triwulan II-2015, terdapat 12 permohonan Sulampua
75% 11%
yang telah diproses yang terdiri dari dua Kalimantan
proses pendirian BPR, sembilan proses BPR
dalam pengawasan khusus, dan satu proses
pencabutan izin usaha. 4% 2%
45
3) Uji Kemampuan dan Kepatutan (New 683 kali. OJK juga melakukan review
Entry) alert sebanyak atas 39.837 alert obligasi
pemerintah, 7.538 alert obligasi
Pada triwulan II-2015, telah dilakukan Fit and korporasi dan 2.475 alert waran.
Proper Test (New Entry) kepada 170 calon
pengurus BPR dan PSP BPR dengan hasil Selain itu, OJK melakukan dua
adalah terdapat 122 calon Pengurus/PSP penelaahan yang terdiri atas satu
BPR yang mendapatkan persetujuan untuk obligasi pemerintah dan satu obligasi
menjadi Direksi, Komisaris dan PSP dan 48 calon korporasi. OJK juga melakukan
Pengurus/PSP BPR yang ditolak. penelaahan atas laporan bulanan
mengenai kecenderungan Pasar Surat
Utang dari Indonesia Bond Pricing
Agency (IBPA) dan penelaahan atas
konsolidasi data pelaporan sistem PLTE
2.2.2 Pengawasan Pasar Modal
dengan data settlement pada KSEI dan
A. Pengawasan Transaksi Efek dan BI-SSSS.
Lembaga Efek
46
47
LKT-2014 secara tepat waktu, 52 (8,6%) Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan
Perusahaan mengalami keterlambatan, 16 Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu; (4)
(2,64%) Perusahaan belum menyampaikan Satu Emiten untuk memastikan pemenuhan
LKT-2014, tujuh (1,16%) Perusahaan belum Peraturan Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan
wajib menyampaikan LKT-2014 dan 24 (3,97%) Informasi yang Harus Segera Diumumkan
Perusahaan tidak aktif. Selanjutnya, dari 605 Kepada Publik dan Peraturan Nomor IX.E.1
Emiten dan Perusahaan Publik tersebut, terdapat tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan
435 (71,9%) Perusahaan yang menyampaikan Kepentingan Transaksi Tertentu; (5) Satu Emiten
LT-2014 secara tepat waktu, sebanyak 69 (11,4%) untuk memastikan pemenuhan Peraturan
Perusahaan mengalami keterlambatan, 70 Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi
(11,57%) belum menyampaikan LT-2014, tujuh Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
(1,16%) Perusahaan belum wajib menyampaikan dan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian
LT-2014 dan 24 (3,97%) Perusahaan tidak aktif. dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik; (6) Satu Emiten
Berdasarkan pengawasan OJK pada triwulan II- untuk memastikan pemenuhan Peraturan
2015 terdapat 82 Laporan Realisasi Penggunaan Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi
Dana Hasil Penawaran Umum (LRPD) yang Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,
telah diterima oleh OJK dimana dari LRPD Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian
tersebut terdapat enam Emiten terlambat dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
menyampaikan laporan. OJK melakukan atau Perusahaan Publik, dan Peraturan Nomor
pemantauan laporan atas kesesuaian dengan IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan
ketentuan Pasar Modal terhadap 292 laporan Kepentingan Transaksi Tertentu; (7) Satu Emiten
keterbukaan informasi material atau kejadian untuk memastikan pemenuhan Peraturan
penting, 144 laporan hasil pemeringkatan efek, Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 2/POJK.04/2013
403 hasil RUPS Emiten dan Perusahaan Publik, tentang Pembelian Kembali Saham yang
serta 14 laporan penjatahan Penawaran Umum Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan
Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi
OJK juga melakukan rekapitulasi terhadap
Secara Signifikan dan; (8) Satu Emiten untuk
laporan hutang valas yang disampaikan setiap
memastikan kondisi pailit Perseroan.
bulan oleh Emiten dan Perusahaan Publik,
dengan jumlah total laporan pada triwulan
ini sebanyak 556 laporan. Selain itu, OJK juga
melakukan pemeriksaan teknis terhadap
D. Pengawasan Lembaga dan
sembilan Emiten yaitu (1) Satu Emiten untuk
Profesi Penunjang Pasar Modal
memastikan adanya dugaan pelanggaran
terhadap Peraturan Nomor IX.A.7 tentang Sampai dengan triwulan II-2015, OJK melakukan
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam monitoring terhadap lima BK dan dua Biro
Penawaran Umum dan Peraturan Nomor Administrasi Efek. OJK juga telah mengirimkan
VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh berkas pemeriksaan kepada 12 KAP yaitu berupa
Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan daftar permintaan klarifikasi dan dokumen
Efek atau Pembagian Saham Bonus; (2) Satu pendukung berdasarkan hasil reviu awal atas
Emiten untuk memastikan adanya dugaan pedoman pengendalian mutu KAP. Selain itu,
pelanggaran terhadap Peraturan Nomor OJK menerima dua permohonan pengajuan
X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan calon Direksi baru dan satu permohonan
Dana Hasil Penawaran Umum; (3) Satu Emiten pengajuan calon Komisaris baru Perusahaan
untuk memastikan pemenuhan Peraturan Pemeringkat Efek.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
48
49
50
51
52
53
OJK, terdapat 14 BUK dan tiga BUS yang penguatan ketahanan dan daya saing
merencanakan untuk menjadi penyelenggara perbankan dengan detail sebagai berikut:
Laku Pandai pada tahun ini.
a) Kajian penerapan Kewajiban Peme
Pada triwulan II-2015, dari 17 bank yang nuhan Modal Minimum (KPMM)
merencanakan dalam RBB, enam bank telah Terintegrasi.
merealisasikannya melalui peluncuran produk
Sebagai tindak lanjut implementasi
tabungan. Jumlah agen yang terealisasi pada
dari pengawasan terintegrasi
triwulan II-2015 baru mencapai 2,2% yaitu
bagi konglomerasi keuangan, OJK
2.258 agen dari 117.069 yang direncanakan.
menerbitkan peraturan mengenai
Sementara itu, jumlah dana dan nasabah yang
penerapan manajemen risiko bagi
berhasil dihimpun masing-masing sebesar
konglomerasi keuangan dan tata kelola
5.174 nasabah dan Rp1,4 miliar.
bagi konglomerasi keuangan. Untuk
melengkapi pengaturan dalam rangka
pengawasan terintegrasi, diperlukan
2) Pedoman Pemeriksaan Berbasis Risiko/Risk pengaturan terkait permodalan bagi
Based Examination (RBE) konglomerasi keuangan. Permodalan
dalam konglomerasi keuangan
Selama periode laporan, OJK menyusun diperlukan untuk menyerap risiko-
Pedoman Pemeriksaan Berbasis Risiko/Risk risiko yang terjadi pada entitas utama
Based Examination (RBE) agar sejalan dengan maupun Lembaga Jasa Keuangan
penilaian Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan (LJK) lainnya dalam satu konglomerasi
Risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR) yang keuangan. Penyusunan kajian
berlaku pada 2011 dan merupakan kelanjutan penerapan Kewajiban Pemenuhan
dari program kerja di 2014. Selain itu, OJK juga Modal Minimum (KPMM) Terintegrasi,
menyusun Pedoman Pemeriksaan Risko Pasar; merupakan langkah awal dari rencana
Pedoman Pemeriksaan Risiko Stratejik; Pedoman penerbitan pengaturan terkait dengan
Pemeriksaan Risiko Reputasi; Pedoman KPMM bagi konglomerasi keuangan.
Pemeriksaan Risiko Kepatuhan; dan Pedoman
Pemeriksaan Risiko Hukum. b) Kajian / Penyusunan Pokok – Pokok
Pengaturan Pelaksana KPMM Basel 3
54
Dalam penyusunan kajian, OJK me Salah satu pilar dalam kebijakan pengem
laksanakan FGD penyusunan Naskah bangan industri BPR adalah meningkatkan
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
55
56
57
58
perusahaan asuransi lebih banyak diserap pasar saham dan SBN secara umum masih
oleh perusahaan reasuransi global sehingga terjaga. Secara kuartalan, Indeks Harga Saham
menyebabkan defisit dalam neraca industri. Gabungan (IHSG) melemah sebesar 11,0%. Pasar
Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan SBN cenderung melemah dan imbal hasil SBN
kapasitas reasuransi dalam negeri dalam meningkat rata-rata sebesar 82,7 bps terutama
rangka pemberlakuan Masyarakat Ekonomi peningkatan terjadi pada yield tenor pendek dan
ASEAN. menengah mengalami kenaikan yang signifikan
masing-masing sebesar 92,4 bps dan 100,0
2. Kajian program 1000 aktuaris bps. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana per akhir
Juni 2015 mencapai Rp262,6 triliun atau naik
Saat ini terdapat 361 LJKNB yang ber 2,5% dibandingkan triwulan sebelumnya.
hubungan langsung dengan profesional
aktuaris. Jumlah profesional aktuaris pada OJK terus mencermati pergerakan pasar dan
tahun 2013 tercatat sebanyak 336 orang mempersiapkan langkah-langkah mitigasi
(PAI), yang terdiri dari: risiko terkait perilaku investor yang dipengaruhi
sentimen di pasar keuangan global. Potensi
• Tingkat Fellow (FSAI) sebanyak 178 downside risk di Pasar Modal dalam periode
orang mendatang masih tinggi sejalan beberapa
• Tingkat Ajun (ASAI) sebanyak 158 faktor risiko di perekonomian global maupun
orang domestik, yang berpotensi mendorong perilaku
risk-off investor nonresiden. Serangkaian ke
Perkiraan kebutuhan Aktuaris adalah bijakan kontinjensi (contingency policy) di
2 orang setingkat FSAI dan tiga orang persiapkan untuk mengantisipasi apabila terjadi
setingkat ASAI untuk setiap lembaga. peningkatan gejolak di pasar.
Dengan demikian perkiraan kebutuhan saat
ini adalah 1.805 orang yang terdiri dari 722 Perkembangan yang terjadi pada perekonomian
FSAI dan 1.083 ASAI dan pasar keuangan global dan domestik
mempengaruhi kondisi industri jasa keuangan
domestik. Berdasarkan pemantauan OJK,
ketahanan industri Perbankan dan kesehatan
IKNB secara umum masih memadai. Risiko
2.4 STABILITAS SISTEM likuiditas, kredit, dan pasar perbankan secara
KEUANGAN umum masih terjaga, ditopang oleh permodalan
yang memadai. Alat likuid perbankan cukup
2.4.1 Kondisi Stabilitas Sistem memadai untuk mengantisipasi potensi
Keuangan penarikan Dana Pihak Ketiga. Per akhir Mei
2015, Capital Adequacy Ratio (CAR) berada pada
Selama triwulan II-2015, pasar saham me level 20,5%, jauh di atas ketentuan minimum
nunjukkan pergerakan yang cukup fluktuatif 8%, sementara Non-Performing Loan (NPL)
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi terjaga yaitu sebesar 2,5%. Penyaluran kredit
global yang berasal dari krisis utang Yunani dan menunjukkan pertumbuhan positif yaitu sebesar
pasar saham Tiongkok serta kondisi fundamental 10,40% (yoy), sedikit melambat dibandingkan
ekonomi makro domestik. Faktor-faktor risiko April 2015 yang sebesar 10,42% (yoy).
di lingkungan global dan domestik memicu
terjadinya portfolio rebalancing oleh investor OJK tetap mencermati perkembangan likuiditas
di emerging market, sehingga mempengaruhi perbankan, serta memantau kemungkinan
pergerakan pasar saham maupun surat utang penurunan kualitas kredit yang dipengaruhi
di banyak yurisdiksi termasuk di Indonesia dan oleh peningkatan suku bunga dan pelemahan
membuat pasar keuangan terkoreksi. Kinerja nilai tukar Rupiah. Di samping itu, OJK secara
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
59
kontinu memantau pemenuhan ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan revisi ketentuan
permodalan bank dalam kaitannya dengan internal beserta pedoman pelaksanaannya
perkembangan regulasi global, serta meminta (Crisis Binder). Untuk memperkuat asesmen
bank untuk meningkatkan modal secara kondisi stabilitas sistem keuangan, OJK terus
organik. menyempurnakan kerangka dasar uji ketahanan
(stress test), khususnya pada industri perbankan
Di industri Perasuransian dan Dana Pensiun, dan perusahaan pembiayaan. OJK juga akan
meskipun dihadapkan pada pelemahan melanjutkan kerjasama dengan Bank Dunia
pasar saham dan pasar SBN pada triwulan dalam mengembangkan indikator deteksi dini
II-2015, portofolio investasi secara umum (early warning indicators) dan uji ketahanan
masih terpantau stabil. Per Juni 2015, nilai sektor jasa keuangan secara terintegrasi
portofolio investasi Perusahaan Perasuransi (integrated stress test).
an dan Dana Pensiun pada lima instrumen
utama (saham, SBN, surat utang korporasi,
reksa dana, dan deposito) relatif stabil. Di
industri pembiayaan, pertumbuhan piutang 2.5 EDUKASI DAN
pembiayaan pada Juni 2015 sedikit melambat PERLINDUNGAN KONSUMEN
menjadi 2,5% dibandingkan bulan sebelumnya
4,1% (yoy). Kondisi keuangan Perusahaan
2.5.1 Inklusi Keuangan
Pembiayaan juga terpantau dalam kondisi Layanan Keuangan Mikro (Laku Mikro)
stabil. Non-Performing Financing (NPF)
Sejak diluncurkan akhir 2014, uji coba Laku
per Juni 2015 masih terjaga pada tingkat yang
Mikro di 10 Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK)
cukup rendah yaitu sebesar 1,5%. Gearing ratio
sebagai entry gate dan 14 PUJK selaku mitra
(tingkat utang perusahaan pembiayaan) tercatat
bisnis memperlihatkan hasil menggembirakan.
sebesar 3,5 kali, masih jauh di bawah ketentuan
Hal ini mengindikasikan bahwa produk Laku
maksimum 10 kali.
Mikro dapat mengakomodasi sebagian
Ke depan, OJK akan terus memantau dampak kebutuhan akses masyarakat terhadap produk
pergerakan pasar keuangan terhadap kinerja jasa keuangan. Sejauh ini, jumlah outlet entry
dan kesehatan Perusahaan Perasuransi an gate Laku Mikro yang telah dibuka sebanyak 178
dan Dana Pensiun. OJK juga memantau outlet SiPINTAR yang tersebar di 15 kota, yang
dampak peningkatan suku bunga terhadap meliputi sektor perbankan sebanyak 40 outlet,
kemungkinan penurunan kualitas aset produktif pegadaian sebanyak 122 outlet, dan manajer
Perusahaan Pembiayaan, serta langkah-langkah investasi sebanyak 16 outlet.
yang diambil oleh Perusahaan Pembiayaan
dalam rangka mitigasi risiko nilai tukar.
60
Laku Mikro dan memberikan pendalaman periode laporan, ibu rumah tangga yang
materi khusus tenaga keagenan penjualan mengakses aplikasi Yuk Sikapi sejumlah 784
produk Reksa Dana. ToT ini diikuti oleh 39 orang yang terdiri dari 607 pengakses aplikasi
tenaga pemasar dari 12 LJK pelaksana Uji Coba melalui Android dan 177 melalui SMS.
Laku Mikro, dengan narasumber dari OJK dan
para praktisi senior LJK yang sekaligus sebagai Peluncuran Model Inklusi Keuangan “Yuk SiKAPI”
penyusun modul ToT Laku Mikro. yang dilanjutkan dengan pencanangan tagline
“Go Global, Go Digital, Go Financial” dilakukan di
Melengkapi ToT OJK di atas, delapan LJK juga Surabaya dengan melibatkan Walikota Surabaya.
berinisiatif menyelenggarakan ToT secara Melalui program “Yuk SiKAPI” diharapkan
internal, dengan total kegiatan sebanyak 29 dapat menjawab kebutuhan informasi untuk
kali dan peserta mencapai 559 orang. ToT oleh membuka akses produk dan jasa keuangan
LJK dilakukan antara lain dalam bentuk klasikal, bagi komunitas ibu rumah tangga dan dapat
inhouse training, video conference, dan metode menaikkan produktivitas usahanya yang pada
e-learning. akhirnya meningkatkan pendapatan usaha dan
kesejahteraan keluarga.
Di samping itu, langkah konkret menjangkau
konsumen mikro dilaksanakan dengan
peresmian kantor cabang LJK Cabang Laku Survey Tracking dan Literasi Keuangan
Mikro di beberapa daerah sebagai pilot project Dalam rangka memperoleh feedback dan
antara lain Aceh, Jawa Tengah (Purwokerto dan evaluasi program literasi dan inklusi keuangan,
Semarang), dan Makassar . OJK mengadakan survei khusus (survey tracking)
di Banda Aceh, Purwokerto dan Makassar
untuk mengetahui tingkat literasi dan inklusi
Yuk SiKAPI keuangan masyarakat setempat dengan target
Sejalan dengan prioritas sasaran dan target survei masyarakat yang mengunjungi PKR, yaitu
kegiatan pada Strategi Nasional Literasi Ke pekerja formal, pekerja informal, pelajar, ibu
uangan Indonesia (SNLKI), OJK mengem rumah tangga, dan pensiunan. Berdasarkan hasil
bangkan program inklusi keuangan bagi ibu survei diketahui bahwa tingkat literasi keuangan
rumah tangga yang bernama “Yuk SiKAPI”. masyarakat masing-masing di Banda Aceh,
Melalui media telepon selular berbasis aplikasi Purwokerto dan Makassar adalah 32,2%; 65,6%;
android dan layanan pesan singkat (sms), dan 42,6%. Untuk tingkat inklusi keuangan,
ibu rumah tangga secara interaktif dapat produk tabungan adalah yang tertinggi,
berkonsultasi mengenai kebutuhan usaha, sedangkan produk Pasar Modal menduduki
dan produk dan jasa keuangan. Sampai akhir tingkat inklusi keuangan terendah.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
61
SIMPANAN PELAJAR
(SIMPEL DAN SIMPEL iB)
Jumlah siswa SD, SMP dan SMA yang tercatat sebanyak 38,8 juta orang atau sekitar 15,5% dari
proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, merupakan salah satu target segmen masyarakat
yang potensial bagi peningkatan inklusi keuangan. Pengenalan produk dan jasa keuangan,
menciptakan budaya gemar menabung dan melatih pengelolaan keuangan sejak dini
menjadi momentum awal bagi generasi baru inklusi keuangan masyarakat.
Menjawab tantangan ini, OJK bersama industri jasa keuangan mengembangkan produk
tabungan, yaitu Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB). SimPel/SimPel iB merupakan
tabungan untuk siswa yang diluncurkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia,
dengan persyaratan mudah, biaya ringan, karakteristik yang sederhana dan fitur yang
dibuat menarik, sesuai dengan kebutuhan kelompok pelajar/siswa.
Saat ini telah tersedia Generic Model Tabungan Siswa SimPel dan SimPel iB, standarisasi
buku tabungan dan kartu ATM, serta materi promosi berupa jingle, materi TVC dan maskot.
Aktivasi simpel direncanakan akan dilakukan pada tanggal 2 September 2015 dan setiap
dua minggu setelah tanggal aktivasi akan dilakukan launching oleh delapan Bank Peserta
di delapan daerah.
62
2.5.2 Edukasi dan Literasi keuangan untuk tingkat Sekolah Dasar, dengan
Keuangan fokus pada aspek peningkatan pengetahuan/
pemahaman, keterampilan dan sikap melalui
Pasar Keuangan Rakyat edukasi keuangan.
Upaya OJK dalam mendekatkan masyarakat Materi literasi keuangan untuk tingkat Sekolah
ekonomi mikro, kecil dan menengah dengan Dasar ditujukan bagi siswa kelas IV dan V dengan
akses keuangan, salah satunya dilakukan mengacu pada Kurikulum 2013 disajikan secara
melalui penyelenggaraan Pasar Keuangan tematik. Materi tersebut mencakup pengenalan
Rakyat (PKR). PKR merupakan sarana edukasi tentang OJK dan industri jasa keuangan dalam
dan menyediakan berbagai produk dan jasa bentuk buku bagi peserta didik, buku petunjuk
keuangan kepada masyarakat dengan harga guru serta alat peraga berupa permainan
yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan edukasi keuangan. Uji keterbacaan telah
sebagai bentuk perluasan akses masyarakat dilaksanakan terhadap 200 peserta didik, 33
terhadap LJK. Selama triwulan II-2015, PKR telah guru dan 13 pengawas sekolah di 10 Sekolah
dilakukan di tiga kota dengan target masyarakat Dasar meliputi lima wilayah, yaitu Kabupaten
umum, khususnya masyarakat ekonomi Aceh Besar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
menengah ke bawah dengan rincian kegiatan Kubu Raya, Kota Palu dan Kotamadya Sorong. Uji
sebagai berikut: keterbacaan dimaksudkan untuk mendapatkan
feedback dan mengetahui pemahaman para
peserta didik dan para guru mengenai materi
Tabel II-14 Pelaksanaan Pasar Keuangan Rakyat
literasi keuangan yang disajikan dalam buku
No Kota Tanggal Pengunjung Nilai Transaksi “Mengenal Jasa Keuangan”.
1. Banda Aceh 11 April 2.814 orang Rp 371.490.889
2. Purwokerto 9-10 Mei 6.412 orang Rp 761.651.500
3. Makassar 24 Mei 2.645 orang Rp3.032.003.032
Total 11.871 orang Rp4.165.145.421
Gambar II-1 Buku Cetak SD tentang OJK
63
64
Selain operasionalisasi SiMOLEK, OJK juga Perbankan IKNB Pasar Modal Lain-Lain
melakukan Iklan Layanan Masyarakat dalam
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
65
Informasi yang banyak diterima pada sektor Grafik II-7 Jumlah dan Persentase Layanan
Perbankan adalah informasi/laporan terkait Penerimaan Pengaduan
dengan kartu kredit sebesar 15%, sedangkan 3; 1%
2; 1%
pada sektor IKNB terkait perusahaan asuransi
sebesar 59.3% dan pada sektor Pasar Modal
terkait perusahaan efek sebesar 36% dan 79; 37%
131 ; 61%
kategori Lain-lain sebesar 27%.
66
67
68
Pada 28 April 2015, pendirian LAPS di seluruh sektor jasa keuangan telah terwujud, ditandai
dengan berdirinya LAPS sektor perbankan dan penjaminan, melengkapi lima LAPS yang
telah ada. Hal ini merupakan implementasi Roadmap Mekanisme Penyelesaian Sengketa
di Sektor Jasa Keuangan, khususnya untuk mewujudkan sasaran ke-2 yaitu Infrastruktur
Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan yang Kredibel, Reliable, dan Berstandar
Internasional. Ketujuh LAPS sektor jasa keuangan tersebut meliputi:
1. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) untuk sektor Pasar Modal;
2. Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) untuk sektor perasuransian;
3. Badan Mediasi Dana Pensiun (BMDP) untuk sektor Dana Pensiun;
4. Badan Arbitrase Ventura Indonesia (BAVI) untuk sektor Modal Ventura;
5. Badan Mediasi Pembiayaan dan Pegadaian Indonesia (BMPPI) untuk sektor Pembiayaan
dan Pergadaian;
6. Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI) untuk sektor
Perbankan; dan
7. Badan Arbitrase dan Mediasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (BAMPPI)
Dari tujuh LAPS yang telah berdiri, LAPS yang sudah beroperasi secara penuh adalah
BAPMI, BMAI, dan BMDP. Sementara, empat LAPS lainnya direncanakan akan diujicobakan
pada awal November 2015 dan mulai beroperasi secara penuh pada Januari 2016. Seluruh
LAPS di sektor jasa keuangan akan memberikan layanan penyelesaian sengketa, baik yang
konvensional maupun yang bersifat syariah dengan layanan paling kurang berupa mediasi,
ajudikasi, dan arbitrase.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
69
LAPS merupakan wadah penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang ditujukan agar
sengketa di sektor jasa keuangan dapat diselesaikan dengan mudah, murah, dan cepat,
serta terjamin kerahasiaannya. Proses penyelesaian sengketa LAPS lebih cepat, karena
sifatnya yang final dan mengikat para pihak. Layanan penyelesaian sengketa di LAPS
mudah diakses masyarakat dengan prosedur dan persyaratan yang sederhana, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan tanpa bantuan pihak ketiga, dan cukup
hanya dengan menyampaikan fotokopi identitas pemohon, kronologis kejadian, dan
dokumen pendukung kronologis. Di samping itu, LAPS menyediakan berbagai sarana
pengajuan permohonan penyelesaian sengketa, antara lain melalui telepon, faksimili,
email, mengunjungi website LAPS, atau datang langsung ke kantor LAPS.
Biaya penyelesaian sengketa di LAPS murah, bahkan tidak dikenakan biaya untuk
konsumen kecil. Keunggulan lain, proses penyelesaian sengketa difasilitasi SDM yang
memiliki keahlian dan pemahaman memadai terhadap produk dan jasa di industri
jasa keuangan, sehingga mempunyai kemampuan yang handal untuk menyelesaikan
sengketa di sektor jasa keuangan.
Sengketa yang dapat diajukan ke LAPS adalah sengketa perdata antara konsumen dengan
LJK yang telah diusahakan penyelesaiannya secara internal dengan LJK, namun tidak
menemukan kesepakatan. Penyelesaian sengketa melalui LAPS diawali dengan proses
mediasi terlebih dahulu, yaitu mediator akan membantu para pihak yang bersengketa
untuk mencapai kesepakatan. Apabila tidak tercapai kesepakatan pada tahapan mediasi,
maka penyelesaian sengketa dapat dilanjutkan melalui proses ajudikasi atau arbitrase.
70
71
bantuan taktis tertuang dalam Pedoman Kerja kepada 11 orang penyidik / calon penyidik
OJK dan Polri yang merupakan hasil penjabaran untuk melaksanakan fungsi penyidikan di OJK.
dari Nota Kesepahaman antara OJK dan Polri. Selain itu, OJK melakukan koordinasi dalam
pemberian legalitas Penyidik Pegawai Negeri
Selama periode laporan, OJK menyusun Sipil melalui kerja sama peneyelenggaraan
Peraturan Dewan Komisioner dan Surat Edaran pendidikan penyidik dengan Pusdik Reskrim
Dewan Komisioner yang mengatur tentang tata Polri dan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
cara penyidikan antara lain tata cara pelaksanaan Keuangan.
upaya paksa, pengadiminstrasian kegiatan
penyidikan (Admindik), mekanisme koordinasi OJK juga berkoordinasi dengan Kepolisian
antar Satuan Kerja di OJK dalam menangani Daerah di Sumatera Selatan, Lampung,
tindak pidana di sektor jasa keuangan. Selain itu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi
OJK juga melakukan diskusi dengan para pakar Utara, Bengkulu, serta civitas akademika pada
hukum dan berkoordinasi dengan Kejaksaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian / Perguruan
Agung RI, Kementerian Hukum dan HAM RI, Tinggi Ilmu Kepolisian, serta Kantor OJK di
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Kepala Divisi Malang, Cirebon, Kediri, Surabaya, dan Kupang
Hukum Mabes Polri, Ketua Umum PERADI, dan untuk memberikan pemahaman bersama
Kepala PPATK tentang topik-topik yang berkaitan tentang tindak pidana dan penyidikan di
dengan kewenangan penyidikan, antara lain sektor jasa keuangan serta bentuk-bentuk
kewenangan penyidikan tindak pidana pasar penghimpunan dana masyarakat.
modal oleh penyidik Polri di OJK, kewenangan
penyidikan tindak pidana pencucian uang Untuk meminimalisir munculnya investasi
dengan tindak pidana asal di sektor jasa bodong di tengah masyarakat, OJK ber ko
keuangan oleh penyidik OJK, kewenangan ordinasi dalam wadah Satuan Tugas Waspada
penyidik Polri di OJK untuk melakukan upaya Investasi dengan Direktorat Tindak Pidana
paksa seperti penangkapan dan penahanan. Ekonomi dan Khusus - Bareskrim Polri,
Hasil dari diskusi tersebut digunakan sebagai Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian
pertimbangan dalam menyusun Peraturan Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan
OJK, Peraturan Dewan Komisioner dan Surat Berjangka Komoditi (Bappebti), Kejaksaan
Edaran sebagaimana disebutkan diatas. Untuk Agung RI, Kementerian Komunikasi dan
mendukung kegiatan-kegiatan dari Satuan Informatika dan Badan Koordinasi Penanaman
Kerja, OJK melakukan sosialisasi tindak pidana Modal (BPKM). Hasil koordinasi tersebut antara
perbankan dan sosialisasi untuk pencegahan lain dilakukannya pemblokiran 20 situs internet
investasi yang diduga berpotensi merugikan yang digunakan untuk kegiatan yang diduga
masyarakat. berpotensi merugikan masyarakat. Selain itu
agar tidak terjadi kerugian masyarakat dari
Langkah-langkah koordinatif yang dilakukan kegiatan investasi yang memanfaatkan lembaga
OJK dengan lembaga atau instansi yang penyiaran radio dan televisi, OJK melakukan
berkaitan dengan penegakan hukum antara lain koordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia
koordinasi dalam penyediaan tenaga penyidik (KPI) dalam hal pemantauan dan pengawasan
dengan Polri dan BPKP yang telah ditindak iklan yang dapat menimbulkan kerugian
lanjuti dengan penugasan oleh Polri dan BPKP masyarakat.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
72
73
ini diharapkan akan memacu pertumbuhan G20 dan negara-negara anggota Organi
ekonomi di sektor kelautan dan perikanan zation for Economic Cooperation and
Development (OECD) dalam G20/OECD
3. OJK Jalin Kerja Sama dengan Ikatan Akuntan Corporate Governance Forum. Pertemuan
Indonesia membahas kapasitas kelembagaan untuk
perusahaan kecil dan menengah untuk
OJK menandatangani Nota Kesepahaman tumbuh, serta perkembangan pasar modal
dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di negara-negara emerging market.
selaku organisasi profesi penaung akuntan
di seluruh Indonesia, yang bertanggung
jawab dalam penyusunan Standar
2. OJK Menjadi Narasumber Dalam APEC
Akuntansi Keuangan dan pengembangan
Stakeholder Consultation Seminar on Asia
profesi akuntan di Indonesia. Tujuan dari
Region Fund Passport
Nota Kesepahaman sebagai pedoman
dalam melakukan kerjasama di bidang OJK diundang sebagai narasumber pada
pengembangan standar akuntansi ke kegiatan APEC Stakeholder Consultation
uangan dan profesi akuntan dalam men Seminar on Asia Region Funds Passport
dukung sektor jasa keuangan. bertemakan “A Dialogue to Help Shape
Indonesia’s Policy and Position”. OJK meng
uraikan tentang Current Key Development
2.7.2 Kerjasama Internasional in Indonesia’s Financial Sector. Kegiatan
tersebut merupakan salah satu inisiatif
Selama periode laporan, OJK melakukan untuk menciptakan peraturan multilateral
berbagai macam kerjasama dalam rangka mengenai skema Kontrak Investasi Kolektif
meningkatkan dan mengembangkan peng lintas batas antar anggota.
awasan industri jasa keuangan di Indonesia.
OJK melakukan kerjasama dengan lembaga
lain dari luar negeri, baik secara bilateral, 3. Kunjungan Lembaga Pemeringkat Standard
regional, maupun multilateral. Berikut kegiatan and Poor’s
hubungan internasional yang terjadi selama OJK menerima kunjungan Lembaga Pe
periode laporan dapat dijabarkan sebagai meringkat Standard and Poor’s untuk
berikut : mendiskusikan mengenai komitmen pe
merintah dalam melanjutkan stabilisasi
perekonomian, reformasi struktural, dan
1. OJK Menjadi Narasumber di G20/OECD
berbagai kebijakan terkait pengelolaan fiskal
Corporate Governance Forum
serta upaya perbaikan iklim investasi.
Gambar II-6 OJK Sebagai Narasumber di G20/OECD
Dalam pertemuan ini, OJK memberikan
update atas sistem keuangan Indonesia,
mencakup sektor Perbankan, Pasar Modal,
dan IKNB. Selain itu, dibahas pula hasil
asesmen stabilitas sistem keuangan,
per
kembangan UU Perbankan, UU Per
asuransian dan upaya pendalaman pasar
keuangan.
74
OJK menghadiri pertemuan ASEAN Working lakukan pertemuan di level teknis hingga
Committee on Financial Services Liberalisation pimpinan (high level meeting) dengan
(WC-FSL). Pertemuan tersebut membahas beberapa counterparts OJK baik secara
isu antara lain implementasi atas keputusan bilateral meeting maupun joint meeting
yang dihasilkan di ASEAN Finance Ministers bersama Delegasi RI lainnya yaitu Bank
Meeting terkait WC-FSL khususnya Post- Indonesia dan Kementerian Keuangan.
2015 Implementation Plan, ASEAN Insurance
Integration Framework, program capacity Adapun joint high level meeting OJK ber
building untuk anggota WC-FSL terkait isu sama Delegasi RI lainnya dengan Moody’s
perasuransian dan integrasi perasuransian, Rating Agency, Standard and Poor’s Rating
serta pembahasan mengenai ASEAN Frame Agency dan Fitch Rating Agency dalam
work Agreement on Services (AFAS). rangka pembahasan sovereign rating
Indonesia. Selain itu, OJK beserta Delegasi
RI lainnya juga bertemu dengan Director
5. Pertemuan Asia Pacific High Level Consultation MCM IMF untuk membahas tentang
on Financing for Development Financial Sector Assessment Program (FSAP).
Dalam dua pertemuan bilateral dengan
OJK menghadiri penyelenggaraan Asia
WB, OJK dilakukan pembahasan mengenai
Pacific High Level Consultation on Financing for
international best practices dan technical
Development. Hasil dari pertemuan tersebut
assistance dalam bidang Social Security,
adalah perumusan Jakarta Concensus, usulan
Insurance, Pension Funds, Microfinance
dari negara-negara di Asia Pasifik perihal
Institutions (MFIs) dan infrastructure bond
strategi pembiayaan pembangunan Post
market.
2015 MDGs yang mana menjadi masukan
Indonesia pada pertemuan Financing for
Development. 8. Pertemuan ASEAN Financial Regulators
dengan US Treasury
6. OJK Menerima Kunjungan China Insurance
Pertemuan U.S. Treasury dengan ASEAN
Regulatory Commission (CIRC)
Financial Regulators dihadiri oleh para
OJK menerima kunjungan China Insurance pejabat Regulator Keuangan, Bank Sentral
Regulatory Commission (CIRC). Topik pem dan Kementerian Keuangan dari 5 negara di
bahasan pada pertemuan tersebut antara ASEAN yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia,
lain tentang masa pelunasan hutang Phillipines dan Thailand. Dalam pertemuan
pada industri asuransi di Tiongkok dan dimaksud Delegasi RI terdiri dari perwakil
Indonesia, peluang kerjasama antara an dari Badan Kebijakan Fiskal, Lembaga
CIRC dan OJK dibawah the Asian Forum of Penjamin Simpanan dan dari OJK.
Insurance Regulators (AFIR), perkembangan
AFIR, dan topik kerjasama lain yang saling Pertemuan U.S. Treasury dengan ASEAN
menguntungkan kedua belah pihak. Financial Regulators terdiri dari pertemuan
dengan beberapa lembaga jasa keuangan
pembuat kebijakan dan asosiasi terkait di
7. World Bank International Monetary Fund /
Amerika Serikat. Rangkaian pertemuan ini
WB-IMF Spring Meetings 2015
mengangkat isu “Financial Stability” dan
Dalam rangkaian pertemuan side meetings pengalaman Amerika Serikat menghadapi
World Bank International Monetary Fund/ krisis ekonomi.
WB-IMF Spring Meetings 2015, OJK me
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
75
Gambar II-7 MoU Kerjasama OJK, KFSC dan KFSS h. Diskusi regular tentang penerapan dari
standar internasional
c. Penyelenggaraan dari pertemuan rutin 11. OJK dan IFSB Selenggarakan Seminar IFSB
untuk membahas pengembangan pe “Standards for Institutions Offering Islamic
ngawasan secara umum dan masalah Financial Services”
mengenai Cross-Border Establishment;
Grafik II-9 Workshop "Standards for Institutions
d. Pembahasan lebih lanjut berkaitan Offering Islamic Financial Services"
dengan pengawas termasuk manaje
men krisis;
76
OJK dan Islamic Financial Services Board OJK menerima kunjungan kerjasama
menyelenggarakan Workshop on the IFSB Banco Central de Timor-Leste (Bank Sentral
Standards for Institutions Offering Islamic Timor-Leste). Pertemuan ini menghasilkan
Financial Services (Banking, Capital Market, kesepakatan diantaranya terkait Nota
and Takaful Program). Dalam kesempatan ini, Kesepahaman home-host supervision dan
OJK juga mengundang Lembaga Penjamin peningkatan kapasitas pengawasan sektor
Simpanan (LPS) sebagai pembicara dan jasa keuangan termasuk didalamnya
perwakilan asosiasi industri sebagai peserta financial inclusion dan financial education.
sehingga workshop berlangsung secara Nota Kesepahaman ini penting dikarenakan
interaktif. telah beroperasi bank dan perusahaan
asal Indonesia di Timor-Leste. Selain itu,
terdapat potensi kehadiran perbankan
12. OJK Menjadi Pembicara Kunci Seminar
Indonesia lainnya di Timor-Leste setelah
Economic and Business Ethic In Christianity
penandatanganan Nota Kesepahaman
and Islam
tersebut.
Grafik II-10 OJK menjadi Narasumber di Seminar "Economic
and Business Ethic in Christianity and Islam"
14. Penandatanganan MoU antara OJK dan
China Banking Regulatory Commision
13. OJK Menerima Kunjungan Kerjasama Bank a. Pertukaran informasi yang terkait
Sentral Timor-Leste dengan lembaga keuangan yang
beroperasi secara lintas-batas, men
Grafik II-11 MoU OJK dan Bank Sentral Timor-Leste cakup dalam hal proses perijinan dan
pengawasan;
b. Pemberitahuan rencana pemeriksaan
secara on-site terhadap lembaga ke
uangan yang berada dalam yurisdiksi
otoritas lain dalam MoU ini serta
kerjasama antar otoritas dalam proses
pemeriksaan on-site;
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
77
c. Pelaksanaan pertemuan berkala terkait 16. OJK Gelar Seminar Internasional IAS 41
isu-isu pengawasan dan lembaga
keuangan yang beroperasi secara Gambar II-14 Seminar Internasional IAS 41
lintas-batas;
d. Isu-isu penting lainnya, termasuk ma
najemen krisis;
e. Bantuan terkait investigasi secara lintas
batas;
f. Penyediaan bantuan teknis dan pe
ngembangan kompetensi sumber
daya manusia; dan
g. Pelaksanaan market conduct dan
OJK menyelenggarakan seminar inter
perlindungan konsumen.
nasional bertajuk IAS 41: Agriculture-Peluang
dan Tantangan. Seminar ini diharapkan
15. Penandatanganan Nota Kesepahaman OJK- menghasilkan berbagai pandangan,
Toronto Centre masukan dan saran untuk mengantisipasi
hal-hal yang diperlukan untuk menerapkan
Gambar II-13 MoU OJK dan Toronto-Centre IAS 41 pada saat standar tersebut diadopsi
menjadi PSAK dan berlaku efektif di
Indonesia.
78
18. OJK dan AIPEG Selenggarakan Pelatihan Berdasarkan hasil Sidang Financial Action
IOSCO Principles of Information Exchange Task Force (FATF) 26 Juni 2015 di Brisbane,
Australia, Indonesia tidak lagi menjadi
Gambar II-16 Pelatihan IOSCO Principles of Information Exchange negara dalam pemantauan FATF. Menurut
FATF, Indonesia telah menunjukkan
perkembangan yang signifikan dalam
memperbaiki rejim Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme. Selain
itu, FATF juga mencatat adanya kerangka
pengaturan dan hukum di Indonesia
untuk memenuhi komitmen sebagaimana
tercantum dalam action plan yang memuat
kelemahan Indonesia pada tahun 2010.
Selanjutnya, Indonesia akan bekerja sama
OJK bersama Australian Indonesia dengan APG untuk melanjutkan perbaikan
Partnership on Economic Governance (AIPEG) terhadap seluruh isu yang tertulis dalam
menyelenggarakan Workshop on IOSCO mutual evaluation report.
Principles of Information Exchange. Para
peserta workshop terdiri dari perwakilan 21. Financial Sector Assessment Program (FSAP)
dari Polri, Kejaksaan Agung, Kementerian
Financial Sector Assessment Program
Hukum dan HAM, Kementerian Komunikasi
(FSAP) merupakan joint program yang di
dan Informatika serta OJK.
kembangkan oleh IMF dan World Bank pada
tahun 1990 sebagai suatu mekanisme untuk
19.
OJK Gelar Workshop Pengembangan menilai stabilitas dan pengembangan sistem
Industri Sukuk Indonesia keuangan suatu negara secara komprehen
sif dengan fokus pada kepatuhan kerangka
Gambar II-17 Workshop Pengembangan Industri Sukuk peraturan di suatu negara terhadap ber
bagai prinsip internasional, seperti Basel
Core Principles (BCP), IOSCO Principles dan
Insurance Core Principles (ICPs). Berdasarkan
hasil FSAP tersebut, IMF-World Bank akan
mengeluarkan penilaian sebagai berikut:
79
Pada triwulan II-2015, task force dari bidang memitigasi risiko tersebut. Terkait dengan
perbankan telah menjalankan tugasnya Pemerintah, koordinasi juga dilaksanakan
sesuai dengan program kerja yang telah berkaitan dengan penyusunan RUU yang
disusun. berkaitan dengan sektor jasa keuangan antara
lain RUU JPSK (Jaring Pengaman Sistem
Keuangan) termasuk mengadakan simulasi krisis
2.8 HUBUNGAN KOORDINASI (OJK, BI, Kemenkeu dan LPS) untuk menguji
KEBIJAKAN FISKAL DAN ketahanan sektor jasa keuangan dan koordinasi
MONETER antar regulator di sektor jasa keuangan.
80
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
81
82
83
I
ndustri keuangan syariah di Indonesia memiliki bank-bank syariah besar dalam menyikapi
potensi yang sangat besar untuk berkembang, kondisi perekonomian dan kinerja keuangan,
meskipun saat ini pangsa pasar industri mempengaruhi perkembangan perbankan
keuangan syariah di Indonesia masih relatif syariah. Sampai akhir periode laporan, aset
kecil dibandingkan dengan industri keuangan perbankan syariah (BUS+UUS) mencapai
konvensional yaitu berkisar 4,7% untuk Rp272,4 triliun, Pembiayaan Yang Diberikan
Perbankan Syariah, 4,3% untuk NAB Reksa Dana (PYD) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) masing-
Syariah dan 2,8% untuk IKNB Syariah. Agar dapat masing mencapai Rp203,9 triliun dan Rp215,3
tumbuh dan bersaing dengan industri jasa triliun dengan pertumbuhan Aset, PYD, dan
keuangan konvensional, industri jasa keuangan DPK masing-masing 10,7%, 8,0% dan 13,4%
syariah harus memiliki level playing field yang (yoy). Sementara dari sisi kualitas pembiayaan,
sepadan dengan industri jasa keuangan NPF perbankan syariah mengalami kenaikan
konvensional. Dalam rangka memastikan menjadi 4,8%. Selain itu, terjadi peningkatan
pengembangan sektor Jasa keuangan syariah permodalan menjadi 14,1%. Secara umum,
berjalan sesuai dengan arah kebijakan tersebut, Perbankan syariah masih didominasi (±98%)
selama periode laporan OJK meluncurkan oleh Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha
roadmap Perbankan Syariah dan roadmap Pasar Syariah (UUS), dengan pangsa pasar sebesar
Modal Syariah. Kegiatan dan langkah strategis 4,7%.
OJK dalam mendorong pertumbuhan industri
keuangan syariah pada triwulan II-2015 dapat
dipaparkan secara detail sebagai berikut :
3.1.2 Perkembangan Pasar Modal
Syariah
3.1 TINJAUAN INDUSTRI
Selama triwulan II-2015, produk pasar modal
KEUANGAN SYARIAH
syariah mengalami peningkatan antara lain
3.1.1 Perkembangan Perbankan jumlah dan nilai Sukuk Korporasi outstanding,
Syariah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), jumlah
Reksa Dana Syariah yang beredar, dan NAB Reksa
Kondisi perekonomian yang belum sebaik Dana Syariah. Di sisi lain indeks dan kapitalisasi
tahun sebelumnya serta langkah konsolidasi saham syariah mengalami penurunan.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
84
85
Grafik III-1 Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia Tabel III-2 Perkembangan Kapitalisasi Saham Syariah
Indeks Saham Indeks Harga
Jakarta
3,29% 2,90% Tahun Syariah Saham
Islamic Index
1,20%
8,38%
Indonesia Gabungan
2005 395.649,84 - 801.252,70
26,65% 13,17%
2006 620.165,31 - 1.249.074,50
2007 1.105.897,25 - 1.988.326,20
2008 428.525,74 - 1.076.490,53
0,60% 8,68%
2009 937.919,08 - 2.019.375,13
9,58%
8,68% 2010 1.134.632,00 - 3.247.096,78
16,77% 2011 1.414.983,81 1.968.091,37 3.537.294,21
2012 1.671.004,23 2.451.334,37 4.126.994,93
Pertanian Infrastruktur, Utilitas dan 2013 1.672.099,91 2.557.846,77 4.219.020,24
Pertambangan Transportasi 2014 Triwulan I 1.830.136,14 2.803.512,82 4.717.501,94
Industri Dasar dan Kimia Keuangan Triwulan II 1.911.008,85 2.821.554,16 4.840.505,73
Aneka Industri Perdagangan, Jasa dan Triwulan III 2.006.178,59 2.954.724,03 5,116.202,72
Investasi
Industri Barang dan Konsumsi Triwulan IV 1.944.531,70 2.946.892,79 5.228.043,48
Perusahaan Publik
Properti, Real Estate dan 2015 Triwulan I 2.049.109,36 3.068.467,89 5.555.200,60
Emiten Tidak Listing
Kontruksi Bangunan Triwulan II 1.896.504,96 2.863.813,60 5.000.315,42
(dalam Miliar Rupiah)
86
Penerbitan Sukuk Korporasi baru selama periode Grafik III-3 Perbandingan Jumlah Sukuk Outstanding
laporan menggunakan dua jenis akad yaitu akad Berdasarkan Jenis Akad
ijarah dan mudharabah. Jumlah outstanding
Sukuk korporasi adalah 42 yang terdiri dari Ijarah
(64,29%)
27 sukuk koperasi akad ijarah dengan total
nilai Rp4,3 triliun dan 15 sukuk koperasi akad
mudharabah dengan total nilai Rp4,2 triliun.
87
Grafik III-5 Perkembangan Jumlah dan NAB Grafik III-6 Perkembangan Outstanding
Reksa Dana Syariah Sukuk Negara
(dalam Miliar Rupiah) JUMLAH (dalam Triliun Rupiah) Perkembangan Sukuk Negara JUMLAH
14.000 90 Outstanding
300.000 50
12.000 11.389,76 80 280.000
45
12.035,97 70 260.000
10.000
240.000 40
75 82 60 220.000 282,90
8.000 35
50 200.000 243,85
6.000 180.000 30
40 44 47
4.000 160.000
25
39 140.000
2.000 120.000 20
20
100.000
4.000 10 15
80.000
0 - 60.000 10
Triwulan I Triwulan II 40.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 5
20.000
- -
Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah Triwulan I Triwulan II
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
88
E. Perkembangan Pelaku Jasa Grafik III-7 Jumlah Pelaku IKNB Syariah Triwulan II-2015
Syariah di Pasar Modal
Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya
3.13 Perkembangan IKNB Syariah (4%)
Syariah
89
Tabel III-8 Indikator Perusahaan Perasuransian Syariah Tabel III-9 Komponen Aset Perusahaan Pembiayaan Syariah
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan II Triwulan III Triwulan Triwulan I Triwulan II
No Jenis Indikator II-20141 III-20142 IV-20143 I-20154 II-20155 No Komponen 20141 20142 IV- 20143 20154 20155
1 Total Aset Kas dan
1 1.003,96 1.161,63 3.444,69 429,16 1.071,21
Asuransi Jiwa Setara Kas
15,53 16,57 18,05 19,39 19,60
Syariah Efek
Asuransi Umum Syariah
3,21 3,31 3,31 3,39 3,55 2 4,75 6,75 5,50 5,50 5,50
Syariah yang
Dimiliki
Reasuransi 0,77 0,81 1,00 1,02 1,06 3 Piutang 18.986,74 17.532,90 16,273,55 15.092,33 14.992,46
Syariah
Jumlah 19,51 20,69 22,36 23,80 24,21 4 Ijarah 1.902,44 2.132,71 2.118,01 2.051,12 2.071,30
2 Total Investasi 5 Penyertaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Asuransi Jiwa 6 Persediaan 10,11 15,14 18,95 20,62 17,51
13,75 15,07 16,35 17,70 17,89
Syariah Aktiva
Asuransi Umum 7 Tetap dan 60,85 62,72 68,54 66,48 71,83
2,16 2,21 2,26 2,24 2,31 Inventaris
Syariah
Reasuransi Aktiva
0,62 0,64 0,85 0,87 0,89 8 1.524,33 1.689,55 1.838,38 1.964,42 1.384,37
Syariah Lain-lain
Jumlah 16,53 17,92 19,46 20,81 21,09 TOTAL 23.493,18 22.601,40 23.767,63 19.629,62 19.614,18
AKTIVA
3 Kontribusi Bruto
(dalam miliar rupiah)
Asuransi Jiwa Keterangan
3,77 5,74 7,88 2,12 4,36
Syariah 1 Data Triwulan II-2014 per 30 Juni 2014
2 Data Triwulan III-2014 per 30 September 2014
Asuransi Umum 0,57 0,87 1,17 0,29 0,62 3 Data Triwulan IV-2014 per 31 Desember 2014
Syariah 4 Data Triwulan I-2015 per 31 Maret 2015
Reasuransi 5 Data Triwulan II-2015 per 30 Juni 2015
0,10 0,16 0,23 0,09 0,15
Syariah
Jumlah 4,44 6,77 9,28 2,50 5,13
4 Klaim Bruto atas tiga perusahaan berbentuk full fledge dan
Asuransi Jiwa 36 perusahaan berbentuk UUS. Sementara
1,01 1,61 2,22 0,66 1,32
Syariah itu, untuk perusahaan Modal Ventura terdapat
Asuransi Umum
Syariah 0,32 0,46 0,61 0,13 0,27 empat perusahaan Modal Ventura syariah
Reasuransi dengan total aset Rp414,8 miliar. Jumlah
0,07 0,11 0,16 0,07 0,12
Syariah Perusahaan Penjaminan syariah adalah
Jumlah 1,40 2,18 2,99 0,86 1,71 sebanyak empat perusahaan, terdiri atas dua
5 Kewajiban
full fledge dan dua UUS. Total aset Perusahaan
Asuransi Jiwa 2,22 2,33 2,55 2,48 2,76 Penjaminan syariah sampai dengan periode
Syariah
Asuransi Umum laporan sebesar Rp557,3 miliar yang didominasi
1,71 1,73 1,68 1,66 1,74
Syariah oleh investasi pada deposito, diikuti oleh aktiva
Reasuransi 0,25 0,25 0,27 0,27 0,27 tetap, dan piutang imbal jasa penjaminan.
Syariah
Jumlah 4,18 4,31 4,50 4,41 4,78
(dalam triliun rupiah)
Keterangan:
1 Data Triwulan II-2014 per 30 Juni 2014
2 Data Triwulan III-2014 per 30 September 2014
KEUANGAN SYARIAH
5 Data Triwulan II-2015 per 30 Juni 2015
90
91
Standar bagi Bank Umum Syariah; dan (vi) SEOJK 1. SEOJK Nomor 10/SEOJK.05/2015 tentang
Pedoman Perhitungan ATMR untuk Risiko Pasar Pedoman Pembentukan Penyisihan
dengan Menggunakan Pendekatan Standar Kontribusi dan Metode Perhitungan
bagi Bank Umum Syariah. Penyisihan Klaim pada Usaha Asuransi
Syariah atau Usaha Reasuransi Syariah
92
fokus pemeriksaan on-site diarahkan pada risiko Pengawas Syariah (DPS) Bank Syariah dengan
utama bank, yaitu risiko kredit/pembiayaan, hasil empat calon PSP/Pengurus Bank Syariah
risiko operasional dan risiko kepatuhan. dinyatakan memenuhi syarat.
Sementara itu, pengawasan off site difokuskan
pada pemantauan perkembangan kualitas Dibidang perizinan produk baru, OJK menerima
pembiayaan dan langkah-langkah perbaikan permohonan pengajuan produk sebanyak 11
oleh bank melalui pelaksanaan Action Plan, produk baru, yang terdiri atas satu perizinan
progress realisasi tambahan setoran modal pada produk baru dan 10 pelaporan produk baru
beberapa BUS, serta penyelesaian penanganan dimana tujuh permohonan produk telah
kasus fraud dan monitor pencapaian realisasi disetujui. Selain itu, OJK juga melakukan proses
RBB dengan memperhatikan business model 30 permohonan terkait jaringan kantor, yaitu
bank, sustainability dan prinsip kehati-hatian. delapan pembukaan kantor baru, delapan
penutupan kantor dan 14 pemindahan alamat
Sampai dengan triwulan II-2015, kualitas kantor dimana OJK telah menyetujui 26 kantor.
pembiayaan industri perbankan syariah belum
menunjukkan perbaikan signifikan meskipun
bank telah melakukan perbaikan proses bisnis 3.3.2 Pengawasan Pasar Modal
dan penguatan manajemen risiko. Sementara Syariah
itu, rencana penambahan modal BUS pada
Pengawasan pasar modal syariah, didasarkan
semester I-2015 telah terealisasi pada satu
pada Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria
BUS, dengan beberapa BUS lainnya akan
dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Berdasarkan
merealisasikan rencana penambahan setoran
peraturan tersebut, OJK dapat memberikan
modal pada periode berikutnya.
persetujuan kepada Pihak Penerbit Daftar Efek
Terkait kegiatan pengembangan pengawasan, Syariah (DES). Sampai triwulan II-2015, terdapat
OJK memfokuskan evaluasi laporan LSMK bank satu Pihak Penerbit DES yang mendapatkan
syariah dan mengembangkan alat evaluasi persetujuan dari OJK. Selain itu, terdapat
ketidakwajaran data LSMK yang disampaikan dua pengajuan permohonan sebagai Pihak
oleh BUS/UUS. OJK juga menyusun kebutuhan Penerbit DES yang saat ini sedang dalam proses
informasi untuk E-Licensing Bank Syariah dan persetujuan oleh OJK untuk jadi penerbit DES.
UUS yang telah memasuki tahap penyusunan
flowchart system dengan penekanan pada
optimalisasi proses evaluasi dengan meng
3.3.3 Pengawasan IKNB Syariah
gunakan sistem. Selanjutnya, terkait kajian Selama periode laporan, OJK melakukan
pengembangan Early Warning System (EWS) pengawasan terhadap perasuransian Syariah,
BUS/UUS telah memasuki tahap pengembangan OJK telah melakukan analisis laporan keuangan
model indikator RBBR sehingga diharapkan bulanan, laporan keuangan triwulan, laporan
konsistensi antara EWS dan RBBR. Sementara treaty, dan laporan Dewan Pengawas Syariah
itu, OJK juga melakukan kajian penyempurnaan terhadap 49 Perusahaan Perasuransian syariah.
EWS BPRS dengan perubahan pendekatan dari OJK juga telah menerbitkan dua Laporan
sebelumnya industri kepada penilaian EWS Hasil Pemeriksaan Sementara (LHPS) dan
secara individual bank berdasarkan peringkat tiga Laporan Hasil Pemeriksaan Final (LHPF)
rasio dalam TKS sehingga diharapkan terdapat terhadap Perusahaan Perasuransian syariah, pe
konsistensi antara EWS dan TKS. meriksaan on-site terhadap empat Perusahaan
Perasuransian syariah.
Selama periode laporan, OJK melaksanakan fit
and proper test terhadap 11 calon Pemegang Untuk pengawasan terhadap Lembaga Pem
Saham Pengendali (PSP)/Pengurus Bank Syariah biayaan syariah dan Industri Lembaga Jasa
serta wawancara terhadap dua calon Dewan Keuangan Syariah Lainnya, OJK telah melakukan
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
93
analisis berkala triwulanan atas Laporan Bulanan penerbitan ketentuan baru kelembagaan
dengan didasarkan atas ketentuan yang BPRS;
berlaku, menerbitkan tiga LHPS dan dua LHP (ii) Kajian Roadmap Persiapan Spin Off UUS
Final terhadap lembaga pembiayaan syariah, BPD,
melakukan pemeriksaan on-site terhadap tiga
(iii) Kajian Peningkatan Pembiayaan Perbankan
Perusahaan Pembiayaan syariah, memberikan
Syariah pada Sektor Pertanian
sanksi teguran tertulis kepada enam perusaha
an, yaitu dua Perusahaan Pembiayaan syariah,
Terkait kegiatan kerjasama, OJK melaksanakan
dan empat perusahaan Modal Ventura syariah.
iB Research Fellowship Program dan iB Research
Kegiatan layanan juga dilakukan terhadap Grant Program dengan pihak eksternal. Kedua
IKNB Syariah meliputi layanan kelembagaan program kerjasama riset dengan kalangan
antara lain fit and proper test, pencatatan akademisi ini dilaksanakan sebagai strategi
produk, pemberian izin usaha, dan perubahan untuk mempercepat penyelesaian berbagai
direksi. Selama periode laporan, terdapat enam agenda riset untuk penyusunan kebijakan serta
permohonan Fit and Proper Test dari sektor membangun aliansi strategis dengan kalangan
perasuransian syariah dan satu orang pemohon peneliti universitas yang memiliki nilai strategis,
dari sektor penjaminan syariah. serta meningkatkan minat dan keahlian kalangan
akademisi mendalami berbagai permasalahan
OJK juga melakukan pencatatan atas 22 produk terkait perbankan syariah. Fokus topik pada iB
baru, memberikan izin usaha terkait konversi Research Fellowship Program tersebut antara
Usaha Asuransi Umum menjadi Usaha Asuransi lain: (i) Asesmen Risiko Interkoneksi Keuangan
Umum dengan Prinsip Syariah kepada satu Syariah, (ii) Asesmen Dampak Regulasi Terhadap
perusahaan serta satu pemberian izin unit Daya Saing BPRS, (iii) Analisis Sistem Hukum
usaha syariah Perusahaan Pembiayaan. OJK juga dan Peradilan yang Efektif Mendukung Industri
memberikan izin terhadap lima pembukaan Keuangan Syariah, dan (iv) Model Early Warning
kantor pemasaran Perusahaan Perasuransian System Pengawasan BUS-UUS.
syariah, pencatatan atas penutupan satu kantor
layanan Perusahaan Perasuransian syariah dan Pada periode laporan, telah dilaksanakan
pencatatan atas perubahan alamat kantor pusat Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah
terhadap satu Perusahaan Perasuransian syariah. (FREKS) dengan tema kegiatan : “Menata
Sistem Keuangan Syariah nasional yang
Kokoh, Stabil dan inklusif”. Kegiatan ini
bertujuan meningkatkan kualitas penelitian
dan pengajaran ekonomi dan keuangan
3.4 PENGEMBANGAN SEKTOR syariah. Kegiatan pokok FREKS 2015 terdiri dari
JASA KEUANGAN SYARIAH kompetisi penulisan paper ilmiah ekonomi-
keuangan syariah, high level policy forum on
3.4.1 Pengembangan Perbankan Indonesia Islamic finance, penyelenggaraan
Syariah prominent lectures on Islamic finance, serta dua
side events terkait, yaitu: (i) Forum Koordinasi
Dalam rangka perumusan kebijakan berbasis Pengembangan Pengajaran Ekonomi Keuangan
riset (research based policy) OJK melakukan riset Syariah Perguruan Tinggi dan (ii) Workshop
di bidang pengembangan perbankan syariah Metodologi Riset dan Teknik Penulisan Jurnal
sebagai berikut : Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah.
(i) Kajian Permodalan BPRS Berdasarkan Zona Berkenaan dengan proses reviu kebijakan dan
Wilayah Operasi, yang bertujuan untuk men standar serta hubungan kerjasama dengan
dukung analisis ketentuan terkait rencana pihak internasional, OJK telah menyusun materi
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
94
stance OJK dalam technical committee Islamic Mataram dan IAIN Raden Inten Lampung.
Financial Services Board (IFSB) dan dihasilkan Kegiatan TOT dimaksud diiikuti oleh dosen
reviu singkat terkait standar internasional IIFM perguruan tinggi, guru SMA/SMK dan
Bahrain berkenaan dengan pasar uang antar mahasiswa S2 di wilayah dimaksud.
bank syariah berdasarkan jual beli komoditas.
Pada periode laporan, OJK juga meluncurkan
roadmap perbankan syariah tahun 2015 – 2019 3.4.2 Pengembangan Pasar Modal
yang akan menjadi referensi kebijakan dan Syariah
pengembangan perbankan syariah nasional Selama periode triwulan II-2015, OJK melakukan
dengan tujuh arah kebijakan sebagai berikut: beberapa kajian dalam rangka pengembangan
(1) Memperkuat sinergi kebijakan antara pasar modal berdasarkan prinsip syariah antara
otoritas dengan pemerintah dan pemangku lain penyusunan kajian tentang Permintaan
kepentingan lainnya, (2) Memperkuat per dan Penawaran Sukuk Korporasi, Kinerja Saham
modalan dan skala usaha serta memperbaiki yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah,
efisiensi, (3) Memperbaiki struktur dana untuk Margin Trading Syariah, Perbandingan Standar
mendukung perluasan segmen pembiayaan, (4) Internasional dengan Regulasi di Pasar Modal
Memperbaiki kualitas layanan dan keragaman Syariah, Perpajakan di Pasar Modal Syariah,
produk, (5) Memperbaiki kuantitas dan Penerapan Prinsip-prinsip Syariah pada
kualitas SDM & TI serta infrastruktur lainnya, (6) Lembaga Penunjang Pasar Modal Syariah (Wali
Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat Amanat) dan Persepsi Masyarakat terhadap
dan (7) Memperkuat serta harmonisasi peng Pasar Modal Syariah.
aturan dan pengawasan.
95
Puncak acara dan peresmian kampanye ACKS dilaksanakan dalam bentuk Pasar Rakyat
Syariah 2015 (PRS 2015) yang berlangsung pada 13-14 Juni 2015. Adapun Kampanye ACKS
diresmikan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo pada 14 Juni sekaligus Launching Tabungan
Simpanan Pelajar Syariah (SimPel iB).
Kegiatan PRS 2015 melibatkan seluruh komponen sektor jasa keuangan syariah, industri
kreatif dan usaha kecil. Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain expo, 5KM OJK FunRun,
launching produk simpanan pelajar syariah, pemecahan rekor Indonesia, bazaar murah
untuk rakyat dan program edukasi keuangan syariah untuk berbagai komunitas.
Dari pelaksanaan kegiatan Pasar Rakyat Syariah tersebut, pencapaian nilai transaksi
keuangan pada kegiatan Pasar Rakyat Syariah 2015 13-14 Juni 2015 kurang lebih sebesar
Rp22 milyar. Pelaksanaan kegiatan Pasar Rakyat Syariah 2015 juga dilakukan secara serentak
sekaligus di tujuh kota yaitu; Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar dan
Balikpapan.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
96
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
97
Manajemen Strategis
dan Tata Kelola Bab IV
Organisasi
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
98
99
K
eberhasilan OJK mencapai visi dan misinya tahap ketiga, yaitu monitoring pelaksanaan peta
tergantung dukungan aspek manajemen strategi, scorecard dan RKA.
internal seperti Sumber Daya Manusia (SDM),
Pelaksanaan monitoring pada periode laporan
organisasi, infrastruktur, TI dan Tata Kelola yang baik.
dilakukan melalui evaluasi kinerja triwulan
Kehandalan aspek internal diperlukan agar tujuan
I-2015 baik untuk level OJK maupun level Deputi
organisasi dapat dicapai secara lebih terencana dan
Komisioner dan Kepala Departemen. Untuk
terukur.
mendukung proses monitoring kinerja, OJK
Komponen utama manajemen internal dalam melakukan pengembangan Sistem Pengelolaan
mendukung pencapaian sasaran OJK terdiri dari: (i) Kinerja (SIMPEL) yang bertujuan untuk
Manajemen Strategi dan Kinerja; (ii) Pengendalian menyelaraskan IKU organisasi dan Indikator Kinerja
Kualitas, Audit Internal dan Manajemen Risiko; (iii) Individual (IKI) pegawai.
Manajemen RDK; (iv) Komunikasi; (v) Keuangan; (vi)
Dalam rangka mempersiapkan arah strategi
Sistem Informasi; (vii) Logistik; (viii) SDM dan Tata
2016, OJK melakukan assessment terhadap apa
Kelola Organisasi serta (ix) Manajemen Perubahan.
saja yang telah dilakukan untuk mendukung
pencapaian destination statement tahun 2017 serta
hambatan yang dihadapi dan action plan yang
akan dilakukan kedepannya. Selain itu, OJK juga
4.1 MANAJEMEN STRATEGI DAN melakukan Focus Group Discussion (FGD) sebanyak
KINERJA OJK lima kali bersama dengan pemangku kepentingan
dari sektor Perbankan, Pasar Modal, IKNB, sektor
4.1.1 Pelaksanaan Siklus jasa keuangan syariah serta beberapa lembaga
Manajemen Strategi internasional antara lain Internasional Finance
dan Kinerja Corporation (IFC) dan Asean Development Bank
(ADB). Sebagai bentuk akuntabilitas lembaga, OJK
Manajemen strategi adalah proses memformulasi menerbitkan Laporan Kegiatan Tahunan 2014
kan strategi, melaksanakan dan menyelaraskan yang memuat Laporan Keuangan 2014 dengan
alokasi sumber daya untuk mencapai sasaran opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari
pencapaian strategi. Untuk mendukung pe Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). OJK juga telah
laksanaan manajemen strategis, OJK memiliki Sistem menerbitkan Laporan Triwulan I-2015 sebagai
Manajemen Strategi, Anggaran dan Kinerja (MSAK) suatu bentuk pertanggungjawaban kegiatan OJK
yang mengintegrasikan penyusunan dan penetapan selama periode laporan. Untuk mengatur tata cara
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta penilaian dan bentuk publikasi kepada pihak eksternal, OJK
kinerja OJK. Siklus MSAK OJK terdiri dari empat tahap. menerbitkan Peraturan Dewan Komisioner (PDK)
Pada periode laporan, siklus MSAK berada pada tentang Laporan Kegiatan OJK.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
100
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur 2. Meningkatkan Pengaturan SJK yang Selaras
melalui indeks penetrasi Sektor Jasa dan Terintegrasi
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
101
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur sengketa alternatif di SJK dan persentase
melalui persentase ketentuan SJK yang tingkat penyelesaian pengaduan konsumen.
diselaraskan dan persentase peraturan OJK
yang berstandar internasional. 6. Meningkatkan Surveillance Sistem Keuangan
dan Koordinasi Secara Efektif
3. Mengembangkan SJK yang Stabil dan
Berdaya Saing Global Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur
melalui tingkat kualitas pelaksanaan
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur surveillance dan manajemen krisis OJK untuk
melalui peningkatan pendalaman pasar mendukung Forum Koordinasi Stabilitas
keuangan melalui pengawasan terhadap Sistem Keuangan (FKSSK) serta persentase
pencapaian Kredit sesuai RBB target 100% tindak lanjut hasil koordinasi dengan BI dan
(Perbankan), persentase pertambahan Kemenkeu.
jumlah Agen Penjual Efek Reksa Dana
(APERD) yang melakukan pemasaran 7. Mendorong Terwujudnya SJK Syariah yang
produk pengelola investasi (Pasar Modal), Sehat dan Bertumbuh
persentase peningkatan cakupan program
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur
asuransi mikro (IKNB). Selain itu, Sasaran
melalui indeks penetrasi SJK Syariah
Strategis ini diukur melalui ketahanan
yaitu persentase Bank Umum Syariah
daya saing SJK dalam rangka menghadapi
yang mencapai target pembiayaan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) melalui
sesuai Rencana Bisnis Bank (Perbankan),
tingkat penyelesaian kajian mengenai pasar
pertumbuhan produk pasar modal syariah
keuangan dan ketahanan SJK, penyelesaian
(Pasar Modal) serta tingkat pertumbuhan
kegiatan dalam rangka penguatan
aset IKNB syariah. Selain itu, Sasaran Strategis
ketahanan dan daya saing SJK dalam rangka
juga diukur melalui indeks kesehatan SJK
MEA (Perbankan), persentase pelaksanaan
syariah dan tingkat pelaksanaan kegiatan
program penguatan infrastruktur Book
Outreach SJK syariah.
Building Online di pasar perdana (Pasar
Modal) serta persentase pelaksanaan
program peningkatan kapasitas industri
asuransi nasional (IKNB).
4.2 PENGENDALIAN KUALITAS,
AUDIT INTERNAL DAN
4. Mengoptimalkan Pengawasan SJK yang Ter MANAJEMEN RISIKO
integrasi dan Terkoordinasi secara Efektif;
Dalam rangka meningkatkan tata ke
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur
lola internal, OJK menerapkan fungsi
melalui persentase pelaksanaan peng
assurance yang terintegrasi dengan konsep
awasan SJK yang terintegrasi, tingkat
three lines of defense dimana pada lini
pelaksanaan telaah dan ekspos atas kasus
pertama (first line) adalah sebagai bisnis
yang telah dilimpahkan dan persentase
proses owner, sementara di lini kedua (second
penerapan pelayanan perizinan prima.
line) untuk melakukan identifikasi dan
5. Mengoptimalkan Edukasi dan Perlindungan mitigasi risiko serta menilai kualitas bisnis
Konsumen; proses dari lini pertama dan selanjutnya
lini ketiga (third line) akan melaksanakan
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur fungsi audit internal dengan pendekatan Risk
melalui persentase kenaikan indeks in Based Audit, yaitu menetapkan prioritas audit
klusifitas produk/jasa keuangan, persentase berdasarkan Risk Profile Satuan Kerja dan laporan
pembangunan mekanisme penyelesaian hasil analisis pengendalian kualitas.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
102
103
104
OJK yang bersifat strategis. Selama triwulan II- Terkait pengawasan sektor jasa keuangan,
2015, OJK menyelenggarakan RDK sebanyak 13 RDK memutuskan hasil uji kemampuan dan
kali yang membahas 62 topik. Pembahasan RDK kepatutan terhadap pengurus beberapa bank
pada triwulan ini didominasi oleh pengambilan dan IKNB, serta penggunaan ijin usaha bank.
kebijakan terkait pengaturan dan pengawasan Selain itu, RDK juga telah memutuskan bentuk
sektor jasa keuangan, baik di bidang Perbankan, logo dan tagline pasar modal syariah.
Pasar Modal dan IKNB, diikuti kebijakan internal
untuk penguatan governance OJK. Kebijakan internal OJK yang ditetapkan pada
RDK triwulan II-2015 umumnya ditujukan
Di bidang pengaturan sektor jasa keuangan, RDK untuk meningkatkan governance OJK antara
memutuskan berbagai ketentuan sebagai aturan lain Pedoman Tata Kelola Yang Baik OJK serta
pelaksanaan dari UU tentang Perasuransian, identifikasi profil risiko OJK Wide.
yang terbagi dalam 16 Rancangan Peraturan
OJK (RPOJK). Selain itu, RDK juga memutuskan
RPOJK tentang Produk dan Aktivitas Bank Umum
Syariah/Unit Usaha Syariah, RPOJK tentang 4.4 KOMUNIKASI
Pedoman GCG Emiten dan Perusahaan Publik, Selama periode laporan, statistik kegiatan
RPOJK Agen Pemasaran Efek, RPOJK Segmentasi komunikasi OJK yang dilakukan melalui
Perijinan Wakil Perantara Pedagang Efek, RPOJK berbagai media, baik cetak maupun elektronik
Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dan digital, termasuk media milik OJK antara lain
RPOJK Perusahaan Terbuka yang Dikecualikan website OJK, media jejaring sosial seperti Twitter,
dari Kewajiban Pelaporan, dan RPOJK Sertifikat Facebook, Linkedin dan Youtube, adalah sebagai
Deposito. berikut:
% New Sessions
New Visitor
53,23% 46,7%
Returning Visitor
53,3%
105
Pada triwulan II-2015 pengguna media sosial Selama periode laporan, OJK menyelenggara
OJK mengalami peningkatan. Jumlah halaman kan pelatihan wartawan sebanyak dua kali
yang dikunjungi sebanyak 1.580.140 pageviews dengan total peserta 60 wartawan. Adapun
dari 575,116 sessions. Jumlah follower akun materi pelatihan tersebut terdiri dari ekonomi,
twitter OJK meningkat menjadi 10.922 followers; sistem keuangan Indonesia, sistem perbankan
jumlah likes Facebook OJK meningkat menjadi nasional, sistem pasar modal Indonesia, sistem
12.182 likes. Pada triwulan II-2015, OJK juga keuangan nonbank nasional, teknik penulisan
melakukan sosialisasi, FGD, seminar maupun artikel dan berita ekonomi. Tujuan diadakannya
media buying dengan mengusung tema Laku kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan
Pandai, Keuangan Syariah, LKM, serta program pemahaman wartawan mengenai industri
Jaring. jasa keuangan di Indonesia beserta peran OJK
didalamnya.
Dalam pengelolaan opini publik, OJK memiliki
program analisa kuantitatif dan kualitatif Dalam rangka meningkatkan pemahaman
pemberitaan OJK harian, dan kompilasi minggu tentang OJK beserta tugas dan fungsinya,
an. Program ini memonitor berita OJK dan berita OJK menyelenggarakan sosialisasi sebanyak
Industri Keuangan secara umum beserta tone tujuh kali. Adapun tema sosialisasi diantaranya
berita terhadap pemberitaan OJK. tentang OJK secara umum, edukasi dan
perlindungan konsumen, lembaga keuangan
mikro, dan industri keuangan syariah.
Grafik IV-2 Perbandingan Berita OJK pada
Triwulan II-2015 Selain sosialisasi, OJK juga menerima kunjungan
sebanyak 19 Kali, yang terdiri atas 18 Perguruan
Berita OJK
Tinggi, dan satu Sekolah Menengah Kejuruan
(95%) dengan jumlah peserta 1.801 orang. OJK
juga menyelenggarakan satu kali Focus Group
Discussion (FGD) dengan wartawan diikuti
oleh 20 wartawan media cetak, elektronik,
online wartawan lokal Purwokerto. Tema
FGD dimaksud adalah tentang pasar modal,
khususnya terkait Reksa Dana.
Berita Industri
Keuangan
(5%)
106
1. Penyusunan dan penyempurnaan beberapa peningkatan layanan sistem informasi. Saat ini,
ketentuan pengelolaan keuangan OJK belum memiliki data center yang mandiri
a. Surat Edaran Dewan Komisioner (SEDK) dan masih menggunakan data center dari Bank
Tentang Perubahan atas SEDK OJK Indonesia (BI) dan Kementrian Keuangan. OJK
No.19/SEDK.02/2014 Tentang Pedoman memiliki rencana untuk memiliki data center
Penyusunan Rencana Kerja dan yang mandiri yang dinamakan data center
Anggaran OJK; colocation beserta kelengkapan infrastrukturnya
meliputi jaringan, server, storage dan backup.
b. Surat Edaran Dewan Komisioner (SEDK)
Tentang Tata Cara Revisi Anggaran
Pengeluaran OJK;
2. Penyusunan kajian Road Map Implementasi 4.6.2 Pembangunan Sistem
Performance Based Budgeting dengan Layanan Informasi Keuangan
bekerjasama dengan Pusat Pengembangan
Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
adalah sistem yang dikembangkan untuk
Indonesia (PPA FE UI).
mendukung pelayanan kepada LJK dan
3. Persiapan Integrasi Sistem Aplikasi
publik dalam memantau informasi kredit
Keuangan OJK (SISKA) dengan aplikasi Bank
yang dimiliki debitur dan mendukung LJK
Mandiri (Host to host).
dalam mengendalikan risiko kredit yang di
4. Melakukan koordinasi persiapan pengadaan berikan kepada debitur. Rencana penerapan
Sistem Aplikasi Keuangan Terintegrasi OJK penggunaan SLIK ini tidak hanya di sektor
sebagai tindak lanjut penyampaian User Perbankan namun juga kepada IKNB dan Pasar
Requirement pada triwulan I-2015. Modal. Mengingat proses pengembangan SLIK
5. Pelaksanaan Sosialisasi Penyusunan Rencana memiliki kompleksitas yang tinggi maka proses
Kerja dan Anggaran OJK Tahun 2016. pengembangannya harus melalui tahapan-
tahapan ujicoba yang berkelanjutan dengan
mengikutsertakan pihak-pihak yang mewakili
4.6 SISTEM INFORMASI perbankan, IKNB dan Pasar Modal, sehingga
saat implementasi seluruh LJK siap mendukung
OJK terus berkomitmen dalam melaksanakan sistem pelaporan dan pertukaran informasi
fungsi dan wewenangnya dalam mengatur serta berjalan dengan baik dan lancar.
dan mengawasi Industri Jasa Keuangan
yang terintegrasi, baik di sektor Perbankan,
Pasar Modal maupun IKNB. Dengan tujuan
4.6.3 Pengembangan Sistem
meningkatkan dukungan terhadap tugas
Informasi Investigasi
OJK, termasuk dalam rangka mendukung
Perbankan
kelancarkan kegiatan pelaksanaan pungutan
dari sektor industri jasa keuangan, maka pada Sistem Informasi Investigasi Perbankan di
triwulan II-2015 telah dilakukan hal-hal sebagai perlu
kan untuk mendukung sistem peng
berikut : awasan perbankan dalam menindaklanjuti
permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada sektor perbankan, sehingga peran OJK
4.6.1 Pengadaan Data Center
adalah untuk menindaklanjuti penyimpangan-
Colocation
penyimpangan ketentuan perbankan serta
OJK lembaga yang melaksanakan sistem menyelesaikan permasalahan pada kasus
pengawasan membutuhkan infrastruktur IT pidana/perdata sesuai dengan ketentuan
yang kuat untuk mendukung pengawasan dan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
107
108
109
di luar negeri, OJK telah mengikutsertakan 60 fungsi perencanaan keuangan dalam forum
orang pegawai pada 37 program pendidikan perencanaan sumber daya. Hasil diskusi
dan pelatihan. dalam forum tersebut menjadi bahan pada
Board Retreat-Change Leader Forum yang akan
diselenggarakan pada triwulan III-2015.
4.8.3 Pengembangan Organisasi
Terkait fungsi pengelolaan Inisiatif Strategis (IS)
Pada triwulan II-2015, perkembangan imple
yang merupakan program kerja lintas Satuan
mentasi inisiatif penataan organisasi OJK yang
Kerja yang mendukung pencapaian Sasaran
telah ditetapkan dalam RDK yaitu:
Strategis, OJK telah menyelesaikan tahapan IS
Dalam periode laporan, OJK bekerja sama sesuai dengan target penyelesaian yang telah
dengan konsultan melakukan pekerjaan analisis ditetapkan. Untuk mendukung pelaksanaan IS,
beban kerja dalam rangka penyusunan formasi OJK menyusun Surat Edaran Dewan Komisioner
efektif organisasi dan model kompetensi teknis (SE DK) Inisiatif Strategis yang mengacu pada
jabatan di Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Dewan Komisioner Manajemen
Strategi, Anggaran dan Kinerja (PDK MSAK).
Pada triwulan II-2015, OJK menyelesaikan per
aturan terkait organisasi sebagai berikut:
Pencapaian masing-masing IS dapat dijabarkan
a. Perubahan Keempat Peraturan Dewan sebagai berikut:
Komisioner tentang Organisasi OJK;
1. Inisiatif Strategis I - Penyusunan Kerangka
b. Perubahan Kedua atas Peraturan Dewan Pengembangan SJK Nasional yang
Komisioner Nomor 29/PDK.02/2014 tentang Terintegrasi dengan Mempertimbangkan
Organisasi Bidang Pengawasan Sektor Implementasi MEA untuk Mendukung
Perbankan, Kantor Regional, dan Kantor OJK; Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan.
c. Perubahan Ketiga atas Surat Edaran Dewan Selama periode laporan, OJK telah berhasil
Komisioner Nomor 16/SEDK.02/2014 menyusun Master Plan Sektor Jasa Keuangan
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas; Indonesia. Master Plan tersebut akan
d. Surat Edaran Dewan Komisioner tentang diluncurkan pada triwulan III-2015.
Organisasi Deputi Komisioner Pengawas
2. Inisiatif Strategis II - Pengembangan Sistem
Perbankan IV;
Pengawasan Terintegrasi Berbasis Risiko atas
e. Peraturan Dewan Komisioner tentang Pe Konglomerasi Keuangan dengan Dukungan
nunjukan Pejabat Pengganti di Lingkungan SDM dan Infrastruktur yang Memadai.
OJK;
Selama periode laporan, pedoman dan
infrastruktur ketentuan internal OJK serta
penyusunan ketentuan OJK (POJK dan SE
OJK) dalam rangka pengawasan terintegrasi
4.9 MANAJEMEN PERUBAHAN
berdasarkan risiko terhadap konglomerasi
keuangan telah berhasil disusun.
4.9.1 Perencanaan Sumber Daya
dan Pengelolaan Inisiatif 3. Inisiatif Strategis III - Implementasi Strategi
Strategis Nasional Literasi Keuangan Indonesia.
Selama periode laporan, OJK mengkoordinasikan
Selama periode laporan, OJK telah
fungsi perencanaan organisasi, perencanaan
menyelesaikan dan meluncurkan modul
sumber daya manusia, pengembangan sumber
edukasi keuangan formal untuk pelajar
daya manusia, strategi dan pengembangan
Sekolah Dasar (SD) dan Perguruan Tinggi
sistem informasi, perencanaan logistik dan
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
110
111
laksana
an program. Pengumpulan bukti Untuk merumuskan kuesioner survei ter
dilakukan melalui online dashboard monitor sebut, OJK menyelenggarakan dua FGD
ing system yang diikuti oleh perwakilan pejabat dan
pegawai OJK dari berbagai latar belakang.
2. On-Site Monitoring dan Mystery Call Pada bidang media komunikasi, OJK
Sebagai upaya untuk memvalidasi laporan melakukan sejumlah pengembangan dan
yang disampaikan melalui dashboard penyempurnaan media diantaranya melalui
monitoring system, OJK melakukan kunjung penerbitan satu edisi majalah integrasi. OJK
an langsung (on-site monitoring) ke masing- juga melanjutkan penyebaran Pesan Ketua
masing Satuan Kerja untuk memonitor Dewan Komisioner dan Pesan ADK melalui
pelaksanaan program-program budaya dan e-mail blast ke seluruh Insan OJK secara
perubahan yang telah dijalankan. OJK juga periodik setiap bulannya. OJK juga me
melakukan monitoring penerapan Standar lakukan penyempurnaan materi komunikasi
Salam OJK melalui mystery call. yang disampaikan melalui TV Monitor.
Selama periode laporan, OJK berkoordinasi
dengan pihak eksternal dalam pembuatan
3. Employee Opinion Survey
jingle dan video OJKway. Jingle tersebut
Dalam rangka mengetahui tingkat keter telah didistribusikan ke seluruh satuan
ikatan Insan OJK dengan OJK, OJK men kerja baik di Kantor Pusat, Kantor Regional
jalankan Employee Opinion Survey (EOS). maupun Kantor OJK.
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan II - 2015
112