Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dewasa ini pertumbuhann ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan yang positif,


indikator Produk Domestik Bruto adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak
terlepas dari sumbangsih sembilan sektor ekonomi, salah satunya adalah sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Selama sepuluh tahun terakhir dimulai sejak tahun 2003
sampai tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Meskipun angka kenaikan itu bersifat fluktuatif, namun hal itu memberikan dampak yang
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Didalam makalah ini akan dibahas secara terperinci mengenau kontribusi sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB
Nasional. Didalam makalah ini juga akan dibahas mengenai daya serap tenaga kerja oleh
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

2. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan?
b. Apa yang termasuk ke subsektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan?
c. Bagaimana sumbangan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Terhadap PDB?
d. Bagaimana daya serap tenaga kerja oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan?
e. Apakah faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan produktivitas di sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

3. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
a. Mengetahui pengertian dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
b. Menjelaskan hal yang termasuk ke subsektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan,
c. Menjelaskan sumbangan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Terhadap PDB
d. Menjelaskan daya serap tenaga kerja oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
e. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan produktivitas di sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan


Sektor bank dan lembaga keuangan lainnya disebut sebagai sektor finansial, karena
secara umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan
berupa penarikan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat. Secara
garis besar sektor ini terbagi atas 3 kelompok kegiatan utama yaitu: usaha perbankan dan
moneter (otoritas moneter), lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan,
serta usaha persewaan bangunan dan tanah. Namun, dalam klasifikasi tahun dasar 2000
sektor bank dan lembaga keuangan lainnya berubah menjadi Sektor Keuangan, Usaha
Persewaan dan Jasa Perusahaan.

Subsektor bank, meliputi Bank Indonesia (BI) dan bank non BI (bank umum
pemerintah dan bank umum swasta) dan BPR. Subsektor lembaga keuangan bukan bank
mencakup kegiatan asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi sosial, asuransi kerugian dan
asuransi lainnya, mencakup juga koperasi, KUD dan Non KUD, pegadaian dan dana
pensiun. Kemudian, subsektor jasa penunjang keuangan mencakup pedagang valuta asing,
pasar modal dan sebagainya.

2. Subsektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan


1. Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia
banca berarti tempat penukaran uang . Sedangkan menurut Undang-undang Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun
terakhir.Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini,

bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka
beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan .
Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya:
a. Bank Sentral
b. Bank Umum

2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank


Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif
Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank :
a. Perusahaan Auransi : Peruasahaan yang memberikan jasa-jasa dalam

penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggungjawab


hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian.
b. Perusahaan Dana Pensiun (TASPEN) : Badan hukum yang mengelola dan

menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensuin.


c. Koperasi Simpan Pinjam : Menghimpun dana dari masyrakat dan meminjamkan

kembali kepada anggota atau masyarakat.


d. Bursa Efek atau Pasar Modal : adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan

pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa
efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama
permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah.
e. Perusahaan Anjak Piutang : Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang.


f.

Perusahaan Modal Ventura : Modal ventura adalah suatu pembiayaan oleh satu
perusahaan kepada suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip
pembiayaannya adalah penyertaan modal. Perusahan yang menerima penyertaan
modal dinamakan Investee Company dan yang melakukan penyertaan modal
dinamakan perusahaan Ventura. Bentuk pembiayaannya tidak semata penyertaan
tapi juga obligasi dan pinjaman yang bersifat khusus dengan syarat pengembalian
dan balas jasa yang lebih lunak.

g. Perusahaan Sewa Guna / Leasing : Menurut keputusan Mentri keuangan, No.

1169/KMK.01/1991 tertanggal 21November 1991 tentang kegiatan leasing atau


sewa guna usaha, Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
4

barang-barang modal baik secara leasing dengan hak opsi maupun leasing tanpa
hak opsi untuk digunakan oleh lessee (pihak yang memperoleh pembiayaan
barang modal dari lessor pemberi jasa pembiayaan) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran berkala.

3. Jasa Penunjang Keuangan

4. Sewa Bangunan

5. Jasa Perusahaan

3. Sumbangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Terhadap PDB


a. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2013

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000


Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2013
300000
250000
200000
150000

100000
50000
0

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Data 151123,3 161252,2 170074,3 183659,3 198799,6


Tahun
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.

209163

2010

2011

2012

2013

221024,2 236146,6 253022,7 272151,9

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

151 123,3

161 252,2

170 074,3

183 659,3

198 799,6

209 163,0

221 024,2

236 146,6

253 022,7

272 151,9

a. B a n k

68 295,0

71 366,9

72 474,4

78 241,0

84 039,5

86 057,5

90 167,8

96 393,1

104 391,0

113 983,6

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

12 067,3

13 074,9

14 009,2

15 149,8

16 518,1

18 147,6

19 333,5

20 745,1

22 222,8

23 780,5

1 057,8

1 128,3

1 213,5

1 331,0

1 376,3

1 424,6

1 508,5

1 627,2

1 729,8

1 817,3

d. Sewa Bangunan

44 111,7

47 714,6

51 755,3

55 819,1

60 775,4

63 957,6

67 497,1

71 760,2

76 100,3

80 684,7

e. Jasa Perusahaan

25 591,5

27 967,5

30 621,9

33 118,4

36 090,3

39 575,7

42 517,3

45 621,0

48 578,8

51 885,8

c. Jasa Penunjang Keuangan

Bukan hanya berdasarkan Harga Berlaku, besaran Produk Domestik Bruto dapat dilihat atas dasar Harga Konstan. Pada tahun 2004-2013
tercatat adanya kenaikan yang fluktuatif dari data tersebut. Terjadi kenaikan mencapai yang Rp 160 799,3 miliar pada tahun 2005 dari data
sebelumnya Rp 152 906,1 miliar pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2006 kembali meningkat mencapai Rp 170 074,3 miliar. Selanjutnya
pada tahun 2007 peningkatan terjadi lagi hingga mencapai Rp 183 659,3 miliar. Tidak berhenti ditahun itu saja, setiap tahun sumbangan oleh
sektor ini terus meningkat, di tahun 2008 saja peningkatan terjadi hingga mencapai Rp 198 799,6 miliar. Di tahun 2009 peningkatan terjadi lagi
mencapai Rp 209 163,0 miliar. Selanjutnya besaran PBD tersebut kembali mengalami peningkatan pada tahun 2010 mencapai Rp 221 024,2
miliar. Begitu pula pada tahun 2011, sektor ini mampu menyumbang sebesar Rp 236 146,6 miliar untuk BDP Indonesia. Pada tahun 2012
menurut angka sementara Badan Pusat Statistik, peningkatan terjadi hingga mencapai Rp 253 022,7 miliar. Dan menurut angka sangat sementara
peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 hingga mencapai Rp 272 151,9 miliar.
b. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2000-2013
LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA
KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA (PERSEN), 2000-2013
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Data

2004
7,66

2005
6,7

2006
5,47

2007
7,99

2008
8,24

2009
5,21

2010
5,67

2011
6,84

2012
7,15

2013
7,56

Tahun

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.

7,66

6,70

5,47

7,99

8,24

5,21

5,67

6,84

7,15

7,56

a. B a n k

6,02

4,50

1,55

7,96

7,41

2,40

4,78

6,90

8,30

9,19

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

9,24

8,35

7,15

8,14

9,03

9,86

6,53

7,30

7,12

7,01

c. Jasa Penunjang Keuangan

9,18

6,66

7,55

9,68

3,40

3,51

5,89

7,87

6,31

5,06

d. Sewa Bangunan

8,89

8,17

8,47

7,85

8,88

5,24

5,53

6,32

6,05

6,02

e. Jasa Perusahaan

9,23

9,28

9,49

8,15

8,97

9,66

7,43

7,30

6,48

6,81

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan pada sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan tahun 2004
mencapai 7,66 %. Terjadi penurunan besaran PDB tersebut pada tahun 2005 yaitu mencapai 6,70 %. Pada tahun 2006 kembali menurun
mencapai 5,47 %. Lalu pada tahun 2007, sektor ini mampu menaikan prosentase sebesar 7,99 % untuk BDP. Selanjutnya pada tahun 2008
peningkatan terjadi hingga mencapai 8,24 %. Peningkatan tersebut tidak berlanjut, pada tahun 2009 sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan hanya mempunyai prosentase sebesar 5,21 % untuk Produk Domesik Bruto. Di tahun 2010 sumbangan PDB dari sektor ini kembali
mengalami peningkatan walaupun tidak besar yaitu 5,67 %. Tidak berhenti ditahun itu saja, di tahun berikutnya sumbangan oleh sektor ini terus
meningkat, di tahun 2011 peningkatan terjadi mencapai 6,84 %. Selanjutnya pada tahun 2012 peningkatan tersebut mencapai 7,15 %, menurut
angka sementara Badan Pusat Statistik. Hingga pada tahun 2013 peningkatan terus berlanjut, angka sangat sementara menunjukan sumbangan
sektor Keuangan terhadap PDB mencapai 7,56 %.

c. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2013

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku


Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2013
700000
600000
500000
400000
300000
200000

100000
0

2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Series 1 194410,9 230522,7 269121,4 305213,5 368129,7 405162 466563,8 535152,9 598523,2 683009,8

Tahun
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

194 410,9

230 522,7

269 121,4

305 213,5

368 129,7

405 162,0

466 563,8

535 152,9

598 523,2

683 009,8

a. B a n k

78 533,7

88 287,4

95 708,4

105 536,8

125 515,4

132 186,0

146 914,5

166 489,8

191 095,0

224 972,7

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

16 647,1

20 808,7

26 778,9

32 581,5

41 753,2

49 220,3

59 201,4

70 576,4

79 897,0

90 909,3

c. Jasa Penunjang Keuangan

1 286,1

1 581,3

2 011,1

2 490,1

2 807,1

3 001,3

3 481,1

4 075,8

4 582,2

5 115,2

d. Sewa Bangunan

66 106,8

81 474,3

97 396,9

110 239,9

132 023,6

145 260,7

168 220,6

191 928,5

209 521,8

232 221,7

e. Jasa Perusahaan

31 837,2

38 371,0

47 226,1

54 365,2

66 030,4

75 493,7

88 746,2

102 082,4

113 427,2

129 790,9

Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar Harga Berlaku pada sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan tahun
2004 mencapai Rp 194 410,9 miliar. Terjadi peningkatan besaran PDB tersebut pada tahun 2005 yaitu mencapai Rp 230 522,7 miliar. Pada
tahun 2006 meningkat lagi mencapai Rp 269 121,4 miliar. Begitu pula pada tahun 2007, sektor ini mampu menyumbang sebesar Rp 305 213,5
miliar untuk BDP. Selanjutnya pada tahun 2008 peningkatan terjadi hingga mencapai Rp 368 129,7 miliar. Peningkatan tersebut terus berlanjut,
pada tahun 2009 sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan menyumbang sebesar Rp 405 162,0 miliar untuk Produk Domesik Bruto. Di
tahun 2010 sumbangan PDB dari sektor ini kembali meningkat mencapai Rp 466 563,8 miliar. Tidak berhenti ditahun itu saja, setiap tahun
sumbangan oleh sektor ini terus meningkat, di tahun 2011 saja peningkatan terjadi hingga mencapai Rp 535 152,9 miliar. Selanjutnya pada
tahun 2012 peningkatan tersebut mencapai Rp 598 523,2 miliar, menurut angka sementara Badan Pusat Statistik. Hingga pada tahun 2013
peningkatan terus berlanjut, angka sangat sementara menunjukan sumbangan sektor Keuangan terhadap PDB mencapai Rp 683 009,8 miliar.
d. Distribusi Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Berlaku, 2000-2013 (Persen)

Distribusi Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga


Berlaku, 2000-2013 (Persen)
8,47
8,31
8,06
7,73
7,52

7,44

2004

2005

2006

2007

2008

7,23

7,24

7,21

7,27

2009

2010

2011

2012

2013

10

Tahun

2004
8,47

2005
8,31

2006
8,06

2007
7,73

2008
7,44

2009
7,23

2010
7,24

2011
7,21

2012
7,27

2013
7,52

a. B a n k

3,42

3,18

2,87

2,67

2,54

2,36

2,28

2,24

2,32

2,48

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank

0,73

0,75

0,80

0,82

0,84

0,88

0,92

0,95

0,97

1,00

c. Jasa Penunjang Keuangan

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

0,05

0,05

0,05

0,06

0,06

d. Sewa Bangunan

2,88

2,94

2,92

2,79

2,67

2,59

2,61

2,59

2,55

2,56

e. Jasa Perusahaan

1,39

1,38

1,41

1,38

1,33

1,35

1,38

1,38

1,38

1,43

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.

Distribusi Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Berlaku sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan tahun 2004 menjadi puncak
terbesar yaitu 8,47 %. Terjadi penurunan jumlah prosentase kenaikan PDB tersebut pada tahun 2005 menjadi 8,31 %. Pada tahun 2006 terjadi
penurunan kembali menjadi 8,06 %. Lalu pada tahun 2007, sektor ini tidak mampu menaikan prosentase, karena pada tahun ini mengalami
penurunan sehingga 7,73 % untuk PDB. Selanjutnya pada tahun 2008 tetap tidak terjadi peningkatan, prosentase pada tahun ini sebesar 7,44 %.
Peningkatan tersebut tidak berlanjut, pada tahun 2009 sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan hanya mempunyai prosentase kenaikan
sebesar 7,23 % untuk Produk Domesik Bruto. Di tahun 2010 sumbangan PDB dari sektor ini kembali mengalami peningkatan walaupun tidak
besar yaitu 7,24 %. Tidak berhenti ditahun itu saja, di tahun berikutnya sumbangan oleh sektor ini kembali mengalami penurunan, di tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 7,21 %. Selanjutnya pada tahun 2012 mengalami peningkatan prosentase menjadi 7,27 %, menurut angka
sementara Badan Pusat Statistik. Hingga pada tahun 2013 peningkatan berlanjut, angka sangat sementara menunjukan sumbangan sektor
Keuangan terhadap PDB mencapai 7,52 %. Pada umumnya PDB meningkat dari tahun ketahun, tetapi jumlah peningkatannya fluktuatif.

11

4. Daya Serap Tenaga Kerja Oleh Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Tabel Daya Serap Tenaga Kerja Oleh Berbagai Sektor (2004-2009)


2005
No

Lapangan Pekerjaan Utama

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,


Perburuan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri

Listrik, Gas dan Air

Konstruksi

6
7
8
9
10

Perdagangan, Rumah Makan dan


Jasa Akomodasi
Transportasi, Pergudangan dan
Komunikasi
Lembaga Keuangan, Real Estate,
Usaha Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan

2006

2007

2008

2009

2004
Februari

November

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

43 149 598

44 768 711

43 128 851

44 140 891

41 707 388

43 979 348

42 665 638

43 776 063

42 958 038

44 161 280

43 536 759

1 078 124

849 516

948 110

984 067

966 953

1 055 008

1 034 890

1 079 689

1 097 862

1 165 710

1 200 510

10 858 508

11 583 690

11 380 551

11 087 858

11 815 089

11 923 991

12 052 112

12 238 362

12 325 295

12 587 852

12 512 148

232 439

193 964

199 203

211 797

230 646

256 755

189 065

212 693

215 272

215 548

244 159

4 603 674

4 500 788

4 554 727

4 381 887

4 766 272

4 440 512

5 123 327

4 746 580

5 381 525

4 656 263

5 435 909

19 609 481

19 472 226

17 923 425

18 745 983

19 738 816

19 760 296

20 812 715

20 792 273

21 387 397

21 992 195

22 094 461

5 559 324

5 712 422

5 697 785

5 576 455

5 970 170

5 691 879

6 025 131

6 077 783

6 271 378

6 044 204

6 167 723

1 142 633

1 042 276

1 102 284

1 137 200

1 335 208

1 265 125

1 373 415

1 427 822

1 422 290

1 492 683

1 436 137

10 717 173

10 941 299

10 421 341

10 597 181

11 487 557

11 193 123

12 577 372

12 869 832

13 583 568

13 778 020

14 442 450

96 950 954

99 064 892

95 356 277

96 863 319

98 018 099

99 566 037

101 853 665

103 221 097

104 642 625

106 093 755

107 070 256

Lainnya
Total

12

Tabel Daya Serap Tenaga Kerja Oleh Berbagai Sektor (2010-2023)


2010
No

2011

2012

2013

Lapangan Pekerjaan Utama

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri

Listrik, Gas dan Air

Konstruksi

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

44 279 453

43 243 111

43 497 890

39 142 053

42 358 728

39 921 568

41 108 991

39 220 261

1 221 705

1 280 889

1 371 979

1 456 734

1 620 114

1 605 864

1 559 832

1 426 454

12 956 106

13 474 059

13 881 576

14 540 124

14 392 170

15 618 481

14 997 004

14 959 804

212 739

240 126

259 263

237 905

302 159

251 547

260 163

252 134

4 885 871

5 485 338

5 688 666

6 324 516

6 183 710

6 869 565

6 970 079

6 349 387

22 372 218

22 421 821

23 780 935

22 576 315

24 480 011

23 599 696

25 360 462

24 105 906

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

5 866 733

5 486 719

5 696 084

5 085 220

5 253 993

5 066 610

5 295 428

5 096 987

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa


Perusahaan

1 640 852

1 664 016

2 100 425

2 589 011

2 804 027

2 694 370

3 041 438

2 898 279

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

15 707 893

16 293 636

17 368 075

16 213 883

17 682 961

17 383 920

17 843 124

18 451 860

10

Lainnya
109 143 570

109 589 715

113 644 893

108 165 761

115 077 873

113 011 621

116 436 521

112 761 072

Total

Tabel Presentase Daya Serap Tenaga Kerja Oleh Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
2004
2005
1,178568083% 1,103048609%

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1,268673035% 1,309971157% 1,371144504% 1,373974897% 1,510912251% 2,114161748% 2,410631416% 2,591526779%

13

Grafik Presentase Daya Serap Tenaga Kerja Oleh Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

persentase daya serap tenaga kerja sektor keuangan, sewa bangunan


dan jasa perusahaan tahun 2004-2013
3

2,5

1,5

0,5

persentase

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

1,178568083

1,103048609

1,268673035

1,309971157

1,371144504

1,373974897

1,510912251

2,114161748

2,410631416

2,599152678

Daya serap tenaga kerja oleh sektor keuangan, sewa bangunan dan jasa keuangan mulai tahun 2004 mencapai 1,178568083 %, namun terjadi
penurunan menjadi 1,103048609 %. Setelah periode itu, daya serap tenaga kerja oleh sektor ini mengalami kenaikan terus menerus yang pada
puncaknya terjadi pada tahun 2013 yaitu mencapai 2,5991527 %. Angka itu adalah angka terbesar selama sepuluh tahun terakhir, namun jika
dibandingkan dengan sektor yang lain, daya serap tenaga kerja oleh sektor keuangan, sewa bangunan dan jasa keuangan masih cukup kecil,
hanya terendah sebelum saktor listrik, gas dan air.
14

5. Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan dan Penurunan Produktivitas di Sektor


Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.
Kontribusi sektor keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan terhadap PDB
dipengaruhi beberapa faktor ekonomi, diantaranya:
1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Kondisi perekonomian dunia sangat berpengaruh terhadap sektor keuangan
Indonesia, dimana ia dapat mempengaruhi tingkat ekspor Indonesia. Jika
pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan, maka ekspor Indonesia juga
akan melemah.
2. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi tahunan yang diukur dengan perkembangan indeks harga konsumen
di Indonesia tiap tahun. Skala data variabel ini adalah skala rasio.
3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat sektor
keuangan, real estate, dan jasa perusahaan. Tingkat bunga rata-rata yang ditetapkan
bank-bank pemerintah dan bank-bank swasta akan berpengaruh terhadap aktivitas
dunia usaha pada umumnya.
4. Nilai Tukar Valuta Asing
Yaitu nilai tukar mata uang nasional dengan nilai mata uang negara lain. Nilai tukar
diukur dengan kurs rata-rata tiap tahun.
5. Faktor lain
Faktor lain terdiri dari pemberian pinjaman dan investasi langsung dan sumber daya
pemerintah pada perbankan
6. Besarnya Hutang Luar Negeri
7. Kondisi Perbankan di Indonesia
8. Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia

15

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perkembangan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dalam sepuluh tahun
terakhir mengalami pekembangan yang positif dan berdampak positif terhadap
perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia. Selama kurun waktu 2004-2013,
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami kenaikan yang berfluktuasi.
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusaan mempunyai daya serap yang kecil jika
dibandingkan dengan delapan sektor yang lainnya, yaitu di kisaran angka 1% pada tahun
2004, dan naik menjadi kisaran 2% pada tahun 2013.

2. Saran
Peran pemerintah dalam meninkatkan kontribusi dari sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan sangalah penting demi perkembangan perekonomian di Indonesia. Kontribusi
positf yangg diberikan oleh sektor ini selama sepuluh yahun terakhir harus dimanfaatkan
oleh pemerintah guna membuat perekonomian Indonesia menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.

16

DAFTAR RUJUKAN

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.


Badan Pusat Statistik.2014.BPS PDB, (Online),
(http://www.bps.go.id/menutab.php?kat=2&tabel=1&id_subyek=11) diakses pada 21
September 2014
Badan Pusat Statistik. 2014 BPS Tenaga Kerja (Online)
(http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=06) diakses pada 21
September 2014
Wiwin. Juli 2012. Jejak-Jejak Semesterku (Online)
(http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2013/02/makalah-perekonomian-indonesia_23.html)
diakses pada 21 Sepetember 2014

17

Anda mungkin juga menyukai