ABSTRAK
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang laporan laba rugi, neraca,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang bermanfaat
bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Namun Mochi Maco masih belum melaporkan keuangan yang sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu SAK ETAP. Hasil dari
penelitian adalah penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.
Kata kunci: Standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP),
laporan keuangan.
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir ini kota usaha kuliner kota Malang meningkat dengan
drastis, terutama untuk kuliner yang menargetkan pasarnya kepada kaum muda, seperti cafe dan
kuliner murah. Peningkatan ini dipicu oleh banyaknya pendatang muda di kota Malang,
dikarenakan banyaknya mahasiswa yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi di Kota Malang.
Tidak hanya perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta juga banyak yang menarik pelajar
dari luar kota Malang, sehingga populasi pelajar di kota Malang meningkat drastis.
Mochi Maco adalah salah satu usaha kuliner yang tergolong tidak pernah sepi di antara
usaha-usaha kuliner lainnya di Kota Malang. Perkembangan Mochi Maco tergolong pesat dalam
waktu yang singkat, mengingat tidak sampai setahun, Mochi Maco sudah mempunyai dua
cabang di Kota Malang. Belum lagi banyak tawaran dari investor untuk membuka cabang di
luar kota Malang seperti di Surabaya dan Sidoarjo. Oleh karena itu diperlukan adanya
pengelolaan keuangan yang baik. Hal tersebut diwujudkan ke dalam laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan diperlukan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan
serta sebagai evaluasi operasional dan keuangan perusahaan.
Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan
Keuangan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan pada tahun yang sedang berjalan sebagai
bahan evaluasi untuk kinerja keuangan perusahaan tahun berikutnya.
Di Indonesia banyak usaha kecil dan menengah yang memang tidak membuat laporan
keuangan sama sekali. Mereka hanya membuat catatan pemasukan dan pengeluaran, bahkan ada
yang menjalankan usahanya hanya mempertimbangkan hasil penjualan dalam bentuk uang dan
jumlah tersebut dipakai lagi untuk operasional sehingga hal sesederhana seperti keuntungan dari
usaha tersebut saja tidak jelas. Padahal pelaporan keuangan memegang peranan yang penting
dan krusial untuk mencapai keberhasilan usaha, tidak terkecuali usaha berskala kecil dan
menengah.
Sehubungan dengan pentingnya pelaporan keuangan untuk perusahaan di Indonesia dan
kurangnya pengusaha skala kecil dan menengah yang melakukan pelaporan tersebut, Ikatan
Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan
laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. SAK berbasis IFRS ditujukan
untuk entitas yang memiliki tanggung jawab publik yang signifikan dan entitas yang banyak
melakukan aktivitas perusahaannya lintas negara. Namun SAK berbasis IFRS pada praktiknya
membutuhkan biaya yang besar dan lebih sulit dipahami bagi pengusaha berskala kecil dan
menengah.
SAK ETAP ini dimaksudkan kepada entitas tanpa akuntabilitas publik, yaitu entitas yang
tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal disini contohnya adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas
memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika entitas telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau entitas menguasai aset
dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,reksa dana dan bank. Mochi Maco tidak
menerbitkan efeknya di pasar modal dan tidak juga menguasai aset dalam kapasitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, maka bisa disimpulkan bahwa Mochi Maco adalah
perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik.
Dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas
dibandingkan dengan SAK berbasis IFRS dengan ketentuan pelaporan yang jauh lebih
kompleks. Namun pada praktiknya, SAK ETAP masih belum terlalu dimengerti oleh
pengusaha-pengusaha berskala kecil dan menengah pada umumnya, sehingga mereka tidak
menggunakan pelaporan yang sesuai dengan standar tersebut.
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Mochi Maco sementara hanya sebatas untuk
kepentingan manajemen saja, yaitu untuk pengambilan keputusan secara jangka pendek. Hal ini
bisa menjadi hambatan bagi perusahaan untuk mengetahui kemampuan finansial selama periode
tertentu, serta keberhasilan perusahaan di masa mendatang yang berkaitan tentang penyediaan
informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi demi pengelolaan yang baik. Ditambah lagi,
Mochi Maco memiliki tujuan untuk ingin terus maju dan berkembang.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Laporan Keuangan
Menurut Kieso, dkk (2011:5) laporan keuangan adalah sarana utama dimana sebuah
perusahaan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada orang luar. Pernyataan ini
memberikan sejarah perusahaan yang diukur dengan uang.
Pengertian laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. 1 revisi tahun 2014 oleh IAI adalah Laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan yang mencakup juga skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, sebagai contoh, informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Dalam
Kerangka Dasar ini juga disebutkan bahwa laporan keuangan disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna.
Akuntansi menghasilkan laporan keuangan yang bersifat umum. Surya (2012:3)
mengungkapkan bahwa laporan keuangan meyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, serta merupakan
pertanggungjawaban manajemen dalam mengurus sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Pengguna laporan keuangan adalah investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah
serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan
untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP (IAI, 2009:2) tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan aruskas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
a) Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu
akhir pelaporan dan minimal mencakup pos-pos Kas dan setara kas; Piutang usaha dan
piutang lainnya; Persediaan; Properti investasi; Aset tetap; Aset tidak berwujud; Utang
usaha dan utang lainnya; Aset dan kewajiban pajak; Kewajiban diestimasi;dan Ekuitas.
Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009: 19) menyatakan bahwa entitas harus
menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif dengan jenis data kualitatif dan metode studi kasus. Menurut Kountur (2004:105),
penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran atau penjelasan
atas suatu kejadian dengan jelas tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Jenis datanya
adalah kualitatif. Moeloeng (2012:6) menyatakan bahwa jenis data kualitatif adalah untuk
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Studi kasus mencoba
menganalisa situasi (keadaan) suatu perusahaan, mencoba menemukan masalah, dan
memecahkan masalah yang ada pada perusahaan. Dasar dari studi kasus adalah masalah yang
muncul juga dialami perusahaan lain, tapi cara penyelesaiannya untuk tiap perusahaan tidaklah
sama. Penyelesaiannya hanya berlaku pada satu obyek saja yaitu perusahaan yang diteliti.
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan SAK ETAP pada Mochi Maco.
Perusahaan ini bergerak di bidang usaha cafe kuliner yang menjual produk utama mochi ice
cream. Mochi Maco resmi berdiri 7 Juni 2014 dengan pemilik Rafli Egy.
Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:129). Memaparkan
mengenai sumber data bertujuan untuk mengetahui keadaan objek penelitian. Sumber data
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan
oleh peneliti (Hasan, 2002: 82). Data ini diperoleh dari sumber pertama yaitu melalui
karyawan perusahaan di bidang yang bersangkutan dengan penelitian. Data ini berupa
informasi mengenai kondisi perusahaan dan kegiatan produksi yang dilaksanakan
perusahaan tersebut atau hasil wawancara dari peelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui dokumen-
dokumen yang telah ada pada perusahaan yang mana mendukung penelitian. Hasan
(2002: 82) memaparkan bahwa data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh
orang yang melakukan nelitian dengan sumber yang tersedia. Data sekunder diperoleh
dari buku referensi yang menunjang penelitian ini dan peraturan perundang-undangan.
PEMBAHASAN
Lokasi Perusahaan
Kedai Mochi Maco terletak di dua tempat yaitu Jl. Galunggung No. 23 dan Jl. Soekarno Hatta
Kav 3 no 30. Kantor dan rumah produksi Mochi Maco berada di Jl. Taman Borobudur Indah
B20 Malang.
Sumbangan (24.268.400)
Laba Sebelum Pajak 255.889.350
Beban Pajak 35.961.200
Laba Bersih 291.850.550
Sumber: Mochi Maco
Dari laporan keuangan yang disajikan oleh Mochi Maco serta hasil wawancara dan
observasi, berikut adalah hasil analisa laporan keuangan Mochi Maco yang disesuaikan dengan
SAK ETAP:
1. Dalam SAK ETAP penyusutan aset tetap harus diakui dalam laporan laba rugi dan
beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus (straight
line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah
unit produksi (sum of the unit of production method). Mochi Maco masih belum
menyusutkan asetnya sama sekali atau tidak memiliki daftar penyusutan aset sehingga
peneliti membuat penyusutan aset dengan metode garis lurus.
2. Karakteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa entitas mempunyai
kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan
cara tertentu. Kewajiban yang dimiliki oleh Mochi Maco adalah hutang dagang dan hutang
gaji. Pencatatannya sudah sesuai dengan SAK ETAP.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban. Laporan
perubahan ekuitas belum dilaporkan oleh Mochi Maco.
4. Sumber akun pendapatan Mochi Maco hanyalah dari penjualan, baik store, reseller maupun
di luar store dan reseller, seperti membuka stand di event-event tertentu. Namun akun
“Pendapatan Lain-Lain” oleh Mochi Maco digunakan untuk mencatat pendapatan di luar
store dan reseller, padahal transaksi yang dicatat dalam pendapatan lain-lain adalah untuk
semua pendapatan yang terjadi di luar kegiatan operasional perusahaan, contohnya
penjualan aset, atau penjualan persediaan. Ketidak sesuaian ini akan muncul juga dalam
penyusunan laporan laba rugi.
5. Dalam SAK ETAP penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset. Beban mencakup kerugian dan beban yang timbul
dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa, atau kerugian mencerminkan pos lain yang
memenuhi definisi beban yang mungkin, atau mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan
aktivitas entitas yang biasa. Yang termasuk dalam beban namun belum dilaporkan oleh
Mochi Maco adalah beban perlengkapan, penyesuaian untuk beban sewa dibayar di muka,
dan beban penyusutan.
6. Laporan keuangan entitas menurut SAK ETAP meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Selama ini Mochi
Maco hanya laporan laba rugi dan neraca saldo. Terdapat ketidak sesuaian pada laporan
laba rugi yang disusun yaitu belum ada pencatatan terhadap jurnal penyesuaian. Selain itu
untuk pencatatan akun pendapatan lain-lain yang belum sesuai, maka berdampak juga pada
laporan laba rugi. Maka dari itu laporan keuangan yang sudah disusun oleh Mochi Maco
belum sesuai dengan ketentuan SAK ETAP.
Penyusunan Laporan Keuangan Mochi Maco yang Disesuaikan dengan SAK ETAP
Langkah selanjutnya adalah menyusun dan menyajikan laporan keuangan dari akun-aku
yang ada dalam neraca saldo. Berikut ini adalah laporan keuangan yang sesuai dengan SAK
ETAP:
Tabel 4.3
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi
Mochi Maco
Per 31 Desember 2015
(dalam rupiah)
Penjualan
Penjualan Store 3.368.690.400
Penjualan Reseller 213.842.700
Jumlah Penjualan 3.582.533.100
HPP 2.921.349.450
Laba kotor 661.183.650
Sumbangan (24.268.400)
Laba Sebelum Pajak 255.889.350
Beban Pajak 35.961.200
Laba Bersih 291.850.550
Sumber: Mochi Maco, data diolah oleh peneliti
Tabel 4.4
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas
Mochi Maco
Untuk Periode yang Berakhir31 Desember 2015
(dalam rupiah)
Modal 17.655.600
Aset
Aktiva Lancar
Kas dan Bank 40.584.100
Perlengkapan 1.049.350
Persediaan / Bahan Baku 32.780.500
Beban Dibayar Di Muka 98.500.000
Total Aktiva Lancar 172.913.950
Ekuitas
Modal Pemilik 191.394.950
Persediaan
Persediaan pada Mochi Maco Malang terdiri dari bahan baku dan bahan penolong. Bahan
baku seperti bahan baku utama untuk mochi es krim yaitu tepung, gula, es krim, kemudian
untuk makanan ayam, daging, sosis, tahu dan lain-lain. Selain itu ada juga bahan baku untuk
minuman seperti bubuk greentea, bubuk taro, coklat, dan lain sebagianya. Sedangkan bahan
baku penolong untuk semua produk, mochi es krim, makanan, dan minuman, contohnya
garam, baking soda, bumbu-bumbu seperti merica, msg, pewarna makanan, whipped cream,
dan lain sebagainya. Selain bahan baku mentah, ada juga persediaan siap jual yaitu mochi es
krim yang sudah diolah. Jeda antara mochi es krim yang sudah jadi dan terjualnya rata-rata
tiga hari. Persediaan bahan baku dan persediaan bahan pembantu dinyatakan sesuai harga
perolehan. Persediaan ini dihitung dengan metode First In First Out.
Berikut adalah rincian dari akun persediaan.
Bahan Baku Utama Rp 16. 452.300
Bahan Baku Penolong Rp 8.977.700
Persediaan Siap Dijual Rp 7.350.500_
Total Rp 32.780.500
Aset tetap
Aset tetap dikelompokkan sesuai lokasi aset tersebut, yaitu aset tetap di kantor dan produksi,
store Galunggung, dan store Suhat. Aset tetap yang digunakan bersama adalah kendaraan
Tossa yang digunakan sehari-hari untuk mengantar bahan baku dari kantor ke store
Galunggung dan Store Suhat. Aset tetap Mochi Maco hanyalah peralatan seperti freezer,
showcase, dan lain-lain. Mochi Maco tidak mempunyai aset tetap berupa bangunan dan
tanah. Beban penyusutan dibebankan pada laporan laba rugi pada sesuai dengan terjadinya.
Pada saat aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas maka harga perolehan dan
akumulasi penyusutannya harus dikerluarkan dari kelompok aset tetap dan laba yang terjadi
dikreditkan pada tahun berjalan.
Aset tetap disusutkan tanpa nilai residu dengan metode garis lurus dengan masa manfaat
sebagai berikut:
Sedangkan rincian penambahan aktiva tetap pada tahun 2015 adalah sebagai berikut (dalam
rupiah):
Hutang pajak
Pajak yang berlaku untuk Mochi Maco adalah tarif 1% dari omzet. Tarif ini berlaku untuk
usaha wajib pajak orang pribadi dan untuk usaha yang omzetnya tidak lebih dari 4,8 miliar
rupiah
Ekuitas
Ekuitas adalah modal yang digunakan pemilik untuk membangun perusahaan. Modal
pemilik Mochi Maco adalah modal yang berasal dari milik pribadi.
Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi dan saat penyerahan/
pengiriman barang kepada konsumen, sedangkan beban diakui sesuai dengan masa
manfaatnya (accrual basis) pada periode yang bersangkutan.
Penjualan
Pendapatan yang diterima Mochi Maco semuanya dari hasil penjualan. Penjualan store
adalah penjualan yang terjadi di kedai Mochi Maco Malang, yaitu cabang Galunggung dan
cabang Soekarno-Hatta. Sedangkan penjualan reseller adalah penjualan kepada pihak-pihak
yang membeli produk Mochi Maco untuk dijual kembali. Produk yang dijual belikan hanya
produk mochi es krim semua varian rasa dan dengan jumlah minimal pembelian.
Berikut rincian penjualan Mochi Maco Malang:
Persediaan Awal:
Bahan Baku Rp 3.085.000,00
Bahan Penolong Rp 1.661.200,00
Total Rp 4.746.200,00
Penambahan:
Pembelian Bahan Baku Rp 1.376.008.660,00
Pembelian Bahan Penolong Rp 740.927.740,00
Total Rp 2.116.936.400,00
Persediaan Akhir
Bahan Baku Rp 16.452.300,00
Bahan Penolong Rp 8.977.700,00
Rp 25.430.000,00
HPP Rp 2.925.659.150,00
Beban Operasional
Rincian Beban Operasional
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang penyusunan dan penyajian laporan keuangan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP
pada Mochi Maco Malang bisa disimpulkan bahwa:
1. Mochi Maco Malang belum menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Laporan keuangan yang disajikan
hanyalah laporan kas harian, neraca saldo, dan laporan laba rugi. Untuk mengetahui
informasi lebih detail laporan yang digunakan selama ini adalah laporan penjualan per hari
dan pengeluaran per hari. Namun informasi ini hanya berguna untuk jangka pendek saja.
Selain itu, Mochi Maco tidak membuat jurnal penyesuaian untuk penyusutan, beban
perlengkapan, dan beban di bayar di muka.
2. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada Mochi Maco Malang dilakukan dengan
mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis bukti transaksi, mencatat transaksi dalam
bentuk jurnal, membuat daftar kode akun, memposting ke buku besar, membuat neraca
saldo, membuat jurnal penyesuaian, menyusun neraca saldo disesuaikan, membuat laporan
keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pemilik, neraca,
dan laporan arus kas. Kemudian dilanjutkan dengan membuat jurnal penutup, menyusun
neraca saldo setelah penutupan, dan membuat jurnal pembalik.
3. Hal-hal yang menyebabkan Mochi Maco Malang mengalami kesulitan dalam menerapkan
SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan adalah:
a. Kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki. Keuangan Mochi Maco hanya
dipegang oleh satu orang saja, selain menyusun laporan keuangan, akuntan Mochi
Maco juga mengatur keuangan perusahaan sehingga mengalami kendala untuk
menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.
b. Mochi Maco Malang tergolong perusahaan yang masih baru dan masih belajar
dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan ini masih dalam proses untuk
mengerjakan proses bisnis yang stabil, termasuk sistem keuangan dan
pelaporannya.
c. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan akan pentingnya laporan keuangan yang
lengkap dan sesuai standar
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, maka penulis memberikan saran dan rekomendasi
sebagai berikut:
a. Mochi Maco sebaiknya mulai menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP,
selain memudahkan pengambilan keputusan untuk jangka panjang, perusahaan juga akan
mendapatkan manfaat contohnya untuk penilaian kerja dan pengajuan kredit pada bank,
yang mendukung Mochi Maco untuk terus berkembang ke depannya.
b. Mochi Maco sebaiknya menambah sumber daya manusia khususnya di bidang keuangan
atau akuntansi agar tidak terjadi rangkap pekerjaan.
c. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan standar demi kemajuan perusahaan mereka sendiri.
d. Bagi perusahaan yang ada atau akan merintis, sebaiknya dari awal menyusun laporan
keuangan yang sesuai dengan standar agar lebih mudah untuk ke depannya apalagi jika
perusahaan terus berkembang seperti Mochi Maco.
e. Bagi pemerintah, sebaiknya mengadakan semacam pelatihan untuk UMKM agar
pengusaha-pengusaha sadar akan pentingnya penggunaan SAK ETAP.
Daftar Pustaka
Andriani, Lilya, Anantawikrama Tungga Atmadja, Ni Kadek Sinarwati. 2014. Analisis
Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP pada Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) (Sebuah Studi Kasus Intrepetatif pada Peggy Salon)
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Bestari, Sabria Rizkia. 2012. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (Studi Kasus Pada Distro dan Clothing Heroine EXP, Malang).
Ersanti, Anita. 2015. Evaluasi dan Penyusunan Kembali Laporan Keuangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus Pada Distro XXX dan XXX Salon Malang)
Etsapatria, Dessy. 2012. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Satandar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus pada
Badan Keswadayaan Masyarakat Insan Mandiri Kelurahan Mojolangu).
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2014. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ). Jakarta:
Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygand, Terry D. Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate Edisi
Keduabelas Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygand, Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS
Edition. Jakarta : Salemba Empat
Kountur, Ronny. 2004. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.
Leries, Floren Violetfin, Fefri Indra Arza, Citra Ramayani. 2013. Penerapan Standar Akuntansi
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Kasus Pada CV. Citra Pandion Bernas di
Kabupaten Solok)
Moeloeng, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rini, Wenny Puspita. 2015. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. (Studi Kasus Pada PT Dinamika
Megatama Unit Peternakan Ayam Jabung Malang)
Sari, Arum Puspita. 2014. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. (Studi Kasus pada Perusahaan
Rokok Trubus Alami)
Septiawan, Budi. 2013. Pengaruh Penerapan SAK ETAP dan Konsultasi Manajemen Terhadap
Kelangsungan Usaha (Going Concern) dan Hubungannya dengan Kemudahan
Perolehan Modal pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bandung (Studi pada
Pelaku Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung)
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Surya, Raja Adit Satriawan. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS +. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wilujeng, Mekar Sari Rahayu. 2013. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Distro
Lollypop Surabaya)
Wirahardja, Roy Iman dan Wahyuni, Ersa Tri. Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK. Majalah
Akuntansi Indonesia. (Online), Edisi No.9, Tahun III, Agustus 2009.
(http://www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_19.pdf), diakses 19 Januari 2016