Anda di halaman 1dari 5

TEORI AKUNTANSI

SAK - ETAP

Oleh :

ALFIN BRYAN GARIN SUSANTO 19062020027


ASVI MASCHUROH 19062020021
YUNITA HARIPUSPITA AMIR 19062020023

Magister Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah
menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK–ETAP). IAI menerbitkan standar ini adalah untuk mempermudah
perusahaan kecil menengah yang jumlahnya hampir 90% dari total perusahaan di
Indonesia dalam menyusun laporan keuangan mereka. Dengan adanya SAK
ETAP ini perusahaan kecil menengah tidak perlu menyusun laporan keuangan
mereka berdasarkan SAK yang berlaku umum.
Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan perlu memahami apa arti
dari angka yang ada dalam laporan keuangan dan bagaimana menganalisis serta
menafsirkan data keuangan dengan cara yang logis dan sistematis. Namun dalam
praktiknya terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan pembukuan atau
pencatatan keuangannya berdasarkan standar akuntansi keuangan. Hal tersebut
timbul karena pemilik perusahaan berasumsi bahwa perusahaan mereka belum
terlalu besar kegiatan operasinya. Padahal laporan keuangan adalah hal yang
saling essensial bagi pemilik perusahaan sebagai dasar untuk mengembangkan
usaha mereka dalam hal pengambilan keputusan.
LANDASAN TEORI
Pengertian Akuntansi
American Institute of Certified Publik Accounting (AICPA) dalam (Harahap,
2011: 5) mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan
hasil-hasilnya.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
Pengertian SAK ETAP
Menurut Ryan Arrie firmansyah dan Miyosi Margi Utami (2013:10), SAK
ETAP adalah: Standar akuntansi untuk entitas yang memiliki skala kecil hingga
menengah, misalnya UKM (tidak memiliki akuntabilitas publik).” Menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (2013:1), pengertian SAK ETAP yaitu Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas
tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang memiliki dua kriteria yang
menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik
(ETAP) yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan. Suatu entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK)
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu
Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-
06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar
modal, termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas,
asuransi, reksa dana, dan kontrak investasi kolektif.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek,
dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.
2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal
adalah:
a. Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha
b. Kreditur
c. Lembaga pemeringkat kredit
Perbedaan SAK Umum dengan SAK ETAP
Menurut Martini Hadari (2011), menyebutkan bahwa perbedaan antara SAK
Umum dengan SAK ETAP diantaranya meliputi:
a. Konsep pajak penghasilan.
Dalam hal mengatur pajak penghasilan, SAK ETAP menggunakan
konsep pajak terutang, sedangkan SAK Umum menggunakan konsep
pajak tangguhan. SAK ETAP mengakui beban pajak penghasilan untuk
tahun berjalan sebesar kewajiban pajak periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar.

a. Metode Penyusunan Arus Kas.


Metode penyusunan laporan arus kas yang diatur dalam SAK Umum
adalah metode langsung dan tidak langsung. Perusahaan diberikan
pilihan untuk menggunakan metode langsung ataupun tidak langsung,
sesuai dengan kebijakan perusahaan. Sedangkan SAK ETAP hanya
mengatur penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode
tidak langsung.

Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2013), laporan keuangan adalah


laporan yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja keuangan dan
laporan kas entitas. Laporan keuangan entitas meliputi:
1. Neraca.
2. Laporan Laba Rugi.
3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba.
(i) Seluruh perubahan dalam ekuitas
(ii) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4. Laporan Arus Kas.


5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, S. S. (2011). Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. In Rajawali Pers.


https://doi.org/www.rajagrafindo.com

Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta.

Violetfin, F. (2015). PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (Studi Kasus
Pada CV. Citra Pandion Bernas di Kabupaten Solok). Economica.
https://doi.org/10.22202/economica.2013.v1.i2.12

Anda mungkin juga menyukai