Anda di halaman 1dari 102

Edisi Vol.4, No.

2 Agustus 2020
ISSN 2580-2518
KATA PENGANTAR

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan


yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang
didasarkan pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh
Kementerian/Lembaga, instansi internasional, asosiasi, maupun hasil dari diskusi
terbatas perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan beberapa
Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.

Publikasi triwulan II tahun 2020 ini memberikan gambaran dan analisis mengenai
perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan II tahun 2020. Dari sisi
perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat
dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi
perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan II tahun 2020 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, investasi,
industri dalam negeri, perekonomian daerah, serta proyeksi ekonomi.

Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan
banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang
membangun dari pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan
dan penerbitan publikasi ini dapat tercapai.

Jakarta, Agustus 2020

Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik


Kedeputian Bidang Ekonomi Bappenas
RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19, pertumbuhan ekonomi mayoritas


negara di dunia mengalami kontraksi yang semakin dalam. Di sisi lain, perekonomian
Tiongkok telah kembali tumbuh meskipun masih lambat. Harga komoditas
internasional secara umum turun seiring dengan penurunan permintaan global.
Harga minyak mentah dunia bahkan sempat diperdagangkan negatif pada bulan
April 2020 akibat penuhnya kapal penyimpanan pasokan. Pembukaan lockdown
kemudian mendorong harga komoditas naik secara bertahap.

Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2020 terkontraksi 5,32 persen (YoY).
Dari sisi pengeluaran, kontraksi terjadi pada seluruh komponen. Pengeluaran
pemerintah yang diharapkan menjadi penahan kontraksi justru procyclical. Sementara
dari sisi lapangan usaha, sektor yang masih tumbuh positif adalah pertanian, infokom,
pengadaan air, real estat, jasa kesehatan, pendidikan, dan jasa keuangan. Dari segi
kewilayahan, hampir semua wilayah mengalami kontraksi. Kontraksi paling dalam
terjadi di wilayah Jawa sebesar 6,7 persen (YoY). Sementara Maluku dan Papua masih
tumbuh 2,4 persen (YoY).

Postur APBN kembali direvisi pada bulan Juni 2020 untuk mengakomodir kebutuhan
belanja negara terkait penanganan situasi pandemi dan Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN). Perpres 72/2020 tentang perubahan postur dan rincian APBN 2020
menjadi payung hukum untuk outlook peningkatan defisit APBN. Pendapatan negara
turun menjadi Rp1.699,9 triliun sementara belanja negara naik menjadi Rp2.739,2
triliun. Hingga Juni 2020, penerimaan perpajakan mencapai 44,3 persen dari target,
dengan hampir semua jenis pajak utama mengalami kontraksi terutama pada bulan
Mei. Sementara belanja negara hingga Juni 2020 secara keseluruhan meningkat
mencapai 33,8 persen dari APBN Perpres 72/2020. Bantuan sosial tumbuh 41,0 persen
(YoY), terutama didorong oleh kebijakan penyaluran bansos untuk penanganan
dampak Covid-19. Di sisi lain, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa mengalami
penurunan sebesar 0,9 persen (YoY).

Sepanjang triwulan II tahun 2020, otoritas moneter menurunkan BI 7 Days Repo Rate
(BI7DRR) menjadi 4,25 persen pada bulan Juni. Nilai tukar Rupiah cenderung menguat
sepanjang triwulan berjalan seiring meredanya kepanikan di pasar keuangan global.
Selain itu, penguatan Rupiah juga didorong oleh berlanjutnya aliran modal asing ke
Indonesia. Inflasi pada triwulan ini cenderung lebih rendah meskipun ada Hari Besar
Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, sejalan dengan rendahnya konsumsi
masyarakat. Kekhawatiran masyarakat akan prospek ekonomi ke depan ditunjukkan
oleh turunnya Indeks Keyakinan Konsumen.

i
Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan II tahun 2020 mengalami surplus yang
didorong oleh turunnya defisit transaksi berjalan, serta surplus transaksi modal dan
finansial. Cadangan devisa pada triwulan ini meningkat menjadi USD131,7 miliar.
Secara keseluruhan, indikator NPI masih menunjukkan sustainabilitas eksternal yang
baik.

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 diproyeksi terkontraksi cukup dalam
dengan puncak penurunan diperkirakan terjadi pada triwulan II. Volume perdagangan
turun seiring melemahnya permintaan global. Pertumbuhan negara maju secara
keseluruhan diproyeksi terkontraksi hingga 8,0 persen. Sementara negara
berkembang terkontraksi 3,0 persen. Harga komoditas pada tahun 2020 secara umum
diproyeksi turun.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan lebih baik pada
triwulan III dan IV tahun 2020 seiring relaksasi PSBB. Dari sisi pengeluaran, pemulihan
ekonomi bergantung pada percepatan belanja pemerintah serta pemulihan ekonomi
global. Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan dan perdagangan menjadi
sektor yang paling berpengaruh pada pemulihan ekonomi. Sektor jasa informasi dan
komunikasi serta jasa kesehatan diperkirakan tetap tumbuh menguat selama
pandemi.

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. III


DAFTAR TABEL .......................................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................. 6
I. PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA .......................................................................... 8
II. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA ............................................... 18
2.1 Produk Domestik Bruto ........................................................................................................ 18
Investasi ..................................................................................................................................... 26
Industri ....................................................................................................................................... 30
Pariwisata .................................................................................................................................. 35
2.2 Produk Domestik Regional Bruto ..................................................................................... 38
2.3 Fiskal ............................................................................................................................................ 45
2.4 Moneter dan Jasa Keuangan .............................................................................................. 55
Moneter ..................................................................................................................................... 55
Jasa Keuangan ........................................................................................................................ 59
2.5 Neraca Pembayaran ............................................................................................................... 70
Neraca Perdagangan ............................................................................................................ 75
Kerjasama Ekonomi Internasional ................................................................................... 80
III. PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI .................................................................. 85
3.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global ........................................................................ 85
3.2 Proyeksi Perekonomian Indonesia ................................................................................... 88
POLICY BRIEF ......................................................................................................................... 91

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara .................................................................... 12


Tabel 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ............... 20
Tabel 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto .................................................................................. 23
Tabel 4 Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................................................... 25
Tabel 5 Realisasi Investasi .................................................................................................................. 26
Tabel 6 Realisasi Investasi Sektor Sekunder ............................................................................... 27
Tabel 7 Realisasi PMA Terbesar Berdasarkan Sektor, Negara Asal, dan Lokasi ............ 28
Tabel 8 Realisasi Investasi Berdasarkan Lokasi .......................................................................... 29
Tabel 9 Sektor dan Lokasi PMDN Terbesar ................................................................................. 29
Tabel 10 Penyerapan Tenaga Kerja ................................................................................................ 30
Tabel 11 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ................................................................................... 44
Tabel 12 Realisasi Komponen Pendapatan Negara dan Hibah .......................................... 45
Tabel 13 Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan.......................................................... 45
Tabel 14 Realisasi Komponen PNBP .............................................................................................. 46
Tabel 15 Realisasi Komponen Belanja Pemerintah Pusat ...................................................... 49
Tabel 16 Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa ....................................................... 51
Tabel 17 Perkembangan Komponen Pembiayaan ................................................................... 53
Tabel 18 Realisasi APBN s.d 30 Juni 2019 dan 2020 ............................................................... 54
Tabel 19 Perkembangan Reverse Repo Surat Berharga Negara ........................................ 55
Tabel 20 Tingkat Inflasi Domestik ................................................................................................... 57
Tabel 21 Tingkat Inflasi Domestik Berdasarkan Komponen (YoY) ..................................... 58
Tabel 22 Inflasi Kelompok Pengeluaran (MtM) ......................................................................... 58
Tabel 23 Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional ................................................. 61
Tabel 24 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah .................................................... 66
Tabel 25 Penyaluran Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha .................................................. 68
Tabel 26 Aset IKNB Syariah 2019 – 2020 ..................................................................................... 69
Tabel 27 Neraca Pembayaran ........................................................................................................... 73
Tabel 28 Neraca Perdagangan ......................................................................................................... 75
Tabel 29 Nilai Ekspor dan Impor Migas ....................................................................................... 75
Tabel 30 Nilai Ekspor Nonmigas berdasarkan Sektor ............................................................. 76
Tabel 31 Nilai Ekspor Nonmigas 10 Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar.................. 76
Tabel 32 Nilai Ekspor Nonmigas di Beberapa Negara Mitra Dagang Utama ............... 78
Tabel 33 Nilai Impor berdasarkan Golongan Penggunaan Barang ................................... 78
Tabel 34 Nilai Impor Nonmigas 10 Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar ................... 78
Tabel 35 Nilai Impor Nonmigas di Beberapa Negara Mitra Dagang Utama ................. 79
Tabel 36 Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia ............................................... 81
Tabel 37 Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA .............................. 83

iv
Tabel 38 Kontribusi Nilai Perdagangan Indonesia Berdasarkan FTA terhadap Total
Perdagangan Indonesia dengan Dunia ..................................................................... 84
Tabel 39 Proyeksi Pertumbuhan Beberapa Negara ................................................................. 85
Tabel 40 Proyeksi Harga Komoditas Global ............................................................................... 86
Tabel 41 Konsensus Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ....................................... 88
Tabel 42 PDB Berdasarkan Pengeluaran ...................................................................................... 88
Tabel 43 PDB Berdasarkan Lapangan Usaha .............................................................................. 89

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara ..................................................................... 9


Gambar 2 Perkembangan Harga Minyak Mentah.......................................................................... 13
Gambar 3 Perkembangan Harga Gas Alam dan Batu Bara ........................................................ 13
Gambar 4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ................................................................................... 18
Gambar 5 Pertumbuhan PDB Sisi Produksi Triwulan II Tahun 2020 ....................................... 19
Gambar 6 Pertumbuhan PDB Sisi Pengeluaran ............................................................................... 21
Gambar 7 Perkembangan Konsumsi RT dan Investasi terhadap PDB .................................... 22
Gambar 8 Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas ........................................................... 30
Gambar 9 Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas ..................................... 31
Gambar 10 Ekspor Produk Industri ...................................................................................................... 31
Gambar 11 PMDN Sektor Industri ........................................................................................................ 32
Gambar 12 PMA Sektor Industri ............................................................................................................ 32
Gambar 13 Produksi Mobil ...................................................................................................................... 33
Gambar 14 Penjualan Mobil.................................................................................................................... 33
Gambar 15 Produksi, Penjualan Domestik, dan Ekspor Semen ................................................ 34
Gambar 16 Indonesia Headline PMI Manufacturing ..................................................................... 34
Gambar 17 Kunjungan Wisman dan Nilai Ekspor Jasa Perjalanan .......................................... 35
Gambar 18 Kunjungan Wisatawan Mancanegara berdasarkan Pintu Masuk ..................... 35
Gambar 19 Jumlah Penumpang Transportasi Nasional ............................................................... 36
Gambar 20 Tingkat Penghunian Kamar Hotel ................................................................................. 37
Gambar 21 Lama Tinggal Wisatawan .................................................................................................. 37
Gambar 22 Tingkat Penghunian Kamar Hotel DKI Jakarta dan Bali ........................................ 37
Gambar 23 Pertumbuhan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum .................. 38
Gambar 24 Pertumbuhan dan Kontribusi Ekonomi Pada Triwulan II Secara Spasial ....... 38
Gambar 25 Perkembangan Komponen Belanja Negara .............................................................. 47
Gambar 26 Perkembangan Realisasi Defisit APBN ........................................................................ 52
Gambar 27 Perkembangan Utang Pemerintah Pusat ................................................................... 53
Gambar 28 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, 2019-2020 ......................... 55
Gambar 29 Real Effective Exchange Rate ASEAN-5, (2010=100)............................................ 56
Gambar 30 Perkembangan Uang Beredar......................................................................................... 57
Gambar 31 Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IKK) dan Inflasi Inti, 2019-2020 . 57
Gambar 32 Perkembangan Indeks Harga Pangan Strategis Nasional, (2018=100) ......... 59
Gambar 33 Kinerja Perbankan Konvensional ................................................................................... 60
Gambar 34 Pertumbuhan DPK Perbankan Konvensional ............................................................ 60
Gambar 35 Pertumbuhan Kredit Perbankan Konvensional ........................................................ 60
Gambar 36 Capaian Penyaluran KUR .................................................................................................. 62
Gambar 37 Perkembangan IHSG dan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham .................................... 63
Gambar 38 Perkembangan Outstanding Obligasi Korporasi .................................................... 63

6
Gambar 39 Perkembangan Aset Industri Asuransi ........................................................................ 64
Gambar 40 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Jumlah Investasi Dana Pensiun ...... 64
Gambar 41 Perkembangan Industri Teknologi Keuangan (peer-to-peer lending) ............. 65
Gambar 42 Tingkat Wanprestasi Industri Teknologi Keuangan (peer-to-peer lending) .. 65
Gambar 43 Kinerja Perbankan Syariah ................................................................................................ 65
Gambar 44 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Perbankan Syariah......... 66
Gambar 45 Perkembangan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham ISSI, JII dan JII70 ...................... 68
Gambar 46 Outstanding Sukuk Korporasi ......................................................................................... 69
Gambar 47 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia....................................................... 70
Gambar 48 Neraca Jasa Perjalanan dan Transportasi ................................................................... 70
Gambar 49 Neraca Pendapatan Primer dan Sekunder ................................................................ 71
Gambar 50 Neraca Transaksi Finansial ............................................................................................... 72
Gambar 51 Menyeimbangkan Kesehatan dan Ekonomi ............................................................. 91
Gambar 52 Kerangka Pemetaan Sektor Ekonomi .......................................................................... 91
Gambar 53 Pemetaan Sektor Ekonomi Berdasarkan Risiko Infeksi, Tingkat Esensialitas,
dan Tenaga Kerja .................................................................................................................. 93
Gambar 54 Pemetaan Sektor Ekonomi KBLI 2 Digit Berdasarkan Risiko Infeksi, Tingkat
Esensialitas, dan Tenaga Kerja ......................................................................................... 94

7
I. PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA
Perekonomian global semakin Meskipun Amerika Serikat belum
tertekan. menunjukkan perlambatan
penambahan kasus, pemerintah
Covid-19 menyebar semakin cepat memutuskan untuk mengizinkan
sepanjang triwulan kedua tahun 2020. pembukaan kembali aktivitas
Hingga akhir Juni, jumlah kasus global perekonomian pada bulan Mei. Seiring
telah mencapai 10,5 juta kasus pelonggaran lockdown di berbagai
terkonfirmasi. Jumlah tersebut 12 kali negara, beberapa negara mulai kembali
lebih besar dibandingkan jumlah pada menjalankan aktivitas ekonomi.
akhir triwulan I tahun 2020. Sepanjang
periode tersebut, pemerintah di Hubungan Amerika Serikat dan
berbagai negara terus memberikan Tiongkok kembali merenggang yang
stimulus baik dari sisi moneter maupun disebabkan oleh tuduhan Presiden
fiskal. Amerika Serikat yang menyebut
Tiongkok menutupi informasi seputar
Pada bulan April 2020, sebagian negara virus Covid-19. Kondisi tersebut
kembali melakukan lockdown di diperparah dengan pembahasan RUU
beberapa daerahnya. Beberapa negara Keamanan Nasional Hong Kong oleh
di Eropa kemudian menunjukkan parlemen Tiongkok yang ditentang oleh
perkembangan yang cukup baik. Amerika Serikat. Setelah disahkan pada
Penambahan kasus sudah mulai akhir Mei, Amerika Serikat mulai
melambat dan terkontrol, sehingga melakukan pencabutan status khusus
pemerintah setempat memutuskan Hong Kong.
untuk membuka beberapa sektor
dengan penerapan protokol kesehatan. Ketegangan hubungan antara Amerika
Dalam kondisi ini, volatilitas yang terjadi Serikat dan Tiongkok semakin
di pasar keuangan berangsur terkendali. memburuk pada bulan Juni. Kedua

8
negara tersebut mulai melakukan pada triwulan II. Meski beberapa negara
serangan balasan satu sama lain, tumbuh positif, tetapi lebih rendah
terutama dari sisi perdagangan. dibandingkan pertumbuhan normalnya.
Kesepakatan damai dagang yang baru
Pemerintah Amerika Serikat mulai
mencapai tahap I terancam kembali
melakukan pelonggaran lockdown pada
terhambat untuk melanjutkan ke tahap
bulan Mei untuk mendorong
selanjutnya.
perekonomiannya. Namun, permintaan
Ketidakpastian akibat pandemi, masyarakat masih terbatas seiring
ekonomi global dan aktivitas dengan semakin tingginya
perdagangan yang belum pulih, pengangguran. Konsumsi masyarakat di
mendorong pemerintah Tiongkok tidak Amerika Serikat pada triwulan II tahun
menargetkan pertumbuhan ekonomi 2020 terkontraksi 10,7 persen (YoY).
untuk tahun 2020. Berkurangnya konsumsi terutama
terjadi pada sektor jasa yang
Terjadi kontraksi ekonomi yang
terkontraksi hingga 14,7 persen (YoY).
semakin dalam di sebagian besar
Penurunan tertinggi terjadi pada
negara. pengeluaran jasa kesehatan sebesar
Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi 24,2 persen dibandingkan triwulan II
Beberapa Negara tahun 2019. Selain itu, jasa transportasi,
10,0 jasa rekreasi, serta jasa makanan dan
akomodasi juga mengalami penurunan.
5,0
Impor jasa juga terkontraksi hingga 31,8
(persen)

0,0
persen (YoY). Secara keseluruhan, impor
-5,0
Amerika Serikat pada triwulan II tahun
-10,0
2020 terkontraksi 22,1 persen (YoY)
-15,0 sementara ekspor terkontraksi hingga
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
23,7 persen (YoY). Hal yang sama terjadi
2019 2020 pada investasi yang terkontraksi 17,9
Amerika Serikat Tiongkok persen (YoY), yang didorong oleh
Singapura Jepang kontraksi investasi nonresiden dan
Korea
residen.

Sumber: CEIC Di sisi lain, pengeluaran pemerintah


masih tumbuh positif sebesar 2,1
Amerika Serikat menjadi negara dengan persen (YoY). Pertumbuhan tersebut
jumlah kasus Covid-19 tertinggi. didorong terutama oleh pengeluaran
Kondisi ini menahan aktivitas ekonomi nondefense yang tumbuh hingga 10,9
di negara tersebut dan mempengaruhi persen (YoY). Pada triwulan sebelumnya
kondisi global. Mayoritas negara di pengeluaran pemerintah pada
dunia mengalami kontraksi ekonomi nondefense tumbuh 6,0 persen,

9
sementara pada tahun 2019 tumbuh 2,4 jasa yang masing-masing sebesar 22,2
persen (YoY). dan 24,7 persen (YoY).

Kinerja ekspor turun dalam, Triwulan II tahun 2020 ini merupakan


perekonomian Korea, Jepang, dan periode ketiga Jepang mengalami
Singapura terkontraksi. kontraksi berturut-turut. Kontraksi
ekonomi juga semakin dalam menjadi
Permintaan luar negeri dan aktivitas 9,9 persen (YoY). Penyebab utama
perdagangan internasional belum terkontraksinya perekonomian Jepang
berjalan normal sepanjang triwulan II adalah kontraksi konsumsi rumah
tahun 2020. Hal tersebut berdampak tangga sebesar 11,6 persen (YoY). Selain
pada pertumbuhan ekonomi Korea itu, turunnya kinerja ekspor Jepang
yang terkontraksi 2,9 persen (YoY). mencapai 23,3 persen (YoY), jauh lebih
Kontraksi tersebut merupakan yang dalam dibandingkan kontraksi impor
terdalam setelah krisis keuangan 1998. sebesar 6,2 persen (YoY). Investasi juga
Hampir seluruh komponen dari sisi mengalami penurunan. Kontraksi
pengeluaran terkontraksi pada triwulan ekonomi ditahan oleh pengeluaran
ini, kecuali pengeluaran pemerintah dan pemerintah yang masih tumbuh 1,0
investasi. persen (YoY).
Pengeluaran pemerintah Korea tumbuh Kondisi serupa dihadapi oleh Singapura.
pada tingkat normal sebesar 6,0 persen Perekonomian Singapura terkontraksi
(YoY). Sementara itu, meskipun investasi semakin dalam menjadi 13,2 persen
tumbuh lebih lambat dari triwulan (YoY) pada triwulan II tahun 2020. Hal
sebelumnya (4,7 persen, YoY), pada tersebut merupakan dampak dari
triwulan II, investasi masih tumbuh diberlakukannya kebijakan Circuit
sebesar 1,1 persen (YoY). Breaker1 untuk mencegah penyebaran
Seperti halnya dengan negara lain, Covid-19 sejak 7 April – 1 Juni 2020.
pengeluaran konsumsi rumah tangga Kinerja ekspor jasa turun 20,3 persen
Korea terkontraksi sebesar 4,1 persen (YoY). Sementara ekspor barang juga
(YoY). Kinerja ekspor yang berkontribusi terkontraksi 13,8 persen (YoY).
hampir 40 persen pada PDB Korea juga Sektor konstruksi Singapura
terkontraksi 13,6 persen (YoY). terkontraksi hingga 59,3 persen (YoY)
Kontraksi ekspor tersebut antara lain sejalan dengan berhentinya aktivitas
disebabkan oleh turunnya ekspor mobil, konstruksi selama periode circuit
migas, dan batu bara. Kontraksi breaker. Selain itu, kontraksi juga
terdalam terjadi pada ekspor dan impor dipengaruhi oleh ketersediaan tenaga
kerja yang terganggu sebagai dampak

1
Kebijakan pembatasan aktivitas di Singapura
untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

10
pembatasan mobilitas di asrama dibandingkan semester I tahun 2019,
pekerja migran. masing-masing sebesar 8,0 dan 1,6
persen (YoY). Penurunan paling dalam
Pembatasan perjalanan global
terjadi pada pengeluaran untuk
berdampak pada sektor transportasi
kelompok pendidikan, kebudayaan, dan
dan pergudangan yang terkontraksi
rekreasi. Hal tersebut seiring dengan
39,2 persen (YoY). Sektor akomodasi
diberlakukannya lockdown bersamaan
dan jasa makanan juga terkontraksi
dengan hari raya Imlek, yang biasanya
cukup dalam sebesar 41,4 persen (YoY).
menjadi pendorong pertumbuhan
Satu-satunya sektor yang masih
ekonomi pada triwulan pertama.
tumbuh adalah sektor keuangan dan
asuransi sebesar 3,4 persen (YoY). Selain Tiongkok, Vietnam juga masih
mampu tumbuh 0,4 persen (YoY),
Perekonomian Tiongkok kembali
meskipun lebih lambat dari triwulan
tumbuh.
sebelumnya (3,8 persen, YoY). Sektor
Kondisi yang berbeda terjadi di industri dan pertanian menjadi
Tiongkok. Perekonomian Tiongkok penopang dengan pertumbuhan
telah kembali berjalan dengan cukup masing-masing 1,4 dan 1,7 persen
baik. Hal ini ditunjukkan oleh (YoY). Sementara itu, laju pertumbuhan
perekonomian pada triwulan II tahun tertahan oleh sektor jasa yang
2020 yang tumbuh 3,2 persen (YoY). Di terkontraksi 1,8 persen (YoY).
tengah kondisi global dan aktivitas Berbagai negara turunkan suku
perdagangan dunia yang belum pulih,
bunga untuk mendorong
Tiongkok mampu mendorong
perekonomian.
pertumbuhan ekonominya. Sebagian
besar lapangan usaha di Tiongkok Hampir semua negara melakukan
sudah kembali tumbuh. Kinerja sektor quantitative easing. Bank sentral
akomodasi dan restoran masih kembali menurunkan suku bunga
terkontraksi cukup dalam pada triwulan maupun melakukan pembelian surat
ini mencapai 18,0 persen (YoY). berharga.

Namun demikian, pertumbuhan Bank sentral Amerika Serikat, The Fed,


Tiongkok selama semester I tahun 2020 memutuskan untuk menahan suku
terkontraksi sebesar 1,6 persen (YoY). bunga sepanjang triwulan II tahun 2020,
Sebagian besar lapangan usaha mengingat suku bunga telah berada
terkontraksi, kecuali sektor pertanian, pada ambang batas bawah. Suku bunga
keuangan, dan jasa informasi. Sektor saat ini akan dipertahankan hingga
akomodasi dan restoran menjadi yang perekonomian mulai pulih. Selain
paling terpukul pada semester ini. mempertahankan suku bunga, The Fed
Pengeluaran perkapita masyarakat baik juga akan melanjutkan pembelian
di perkotaan maupun pedesaan turun obligasi dan menjalankan program

11
pinjaman untuk mendorong Seiring dengan dibukanya kembali
perekonomian. aktivitas perekonomian, bank sentral
Tiongkok menurunkan suku bunganya
Negara lainnya, Brazil, sepanjang
sebesar 20 bps pada bulan April
triwulan II tahun 2020 menurunkan suku
menjadi 3,85 persen. Pada saat yang
bunga acuannya dengan total 150 bps.
bersamaan, bank sentral memberikan
Pada bulan Mei, suku bunga dipotong
injeksi sebesar USD7,93 miliar untuk
75 bps menjadi 3,00 persen. Kemudian
memaksimalkan pemulihan ekonomi di
pada bulan Juni pemotongan
Tiongkok.
dilanjutkan menjadi 2,25 persen.
Langkah tersebut diambil seiring Dengan kasus Covid-19 terbesar ketiga,
perkembangan inflasi yang jauh India berusaha menghidupkan kembali
dibawah target yang ditetapkan. perekonomiannya. Pada bulan Mei,
India menurunkan suku bunga sebesar
Sejalan dengan Brazil, Rusia juga
40 bps menjadi 4,00 persen. Tingkat
memotong suku bunga sebesar 150
suku bunga tersebut merupakan yang
bps. Pada bulan April, Rusia
terendah sejak tahun 2000.
menurunkan 50 bps dari 6,00 persen.
Selanjutnya pada bulan Juni Beberapa negara di Asia Tenggara juga
pemotongan suku bunga menjadi melakukan hal serupa. Thailand
semakin dalam sebesar 100 bps. Pada memotong suku bunga sebesar 25 bps
akhir periode triwulan II, suku bunga pada bulan Mei. Bank sentral Vietnam
Rusia menjadi sebesar 4,50 persen. juga memutuskan untuk menurunkan
suku bunga sebesar 50 bps menjadi
Tabel 1 Suku Bunga Kebijakan Beberapa
4,50 persen. Sementara itu, Filipina
Negara
memangkas suku bunga hingga 100
Apr Mei Jun
bps sepanjang triwulan II tahun 2020.
BRIC
Brazil 3,75 3,00 2,25 Pada bulan April suku bunga diturunkan
Rusia 5,50 5,50 4,50 50 bps menjadi 2,75 persen. Kemudian
India 4,40 4,00 4,00
kembali diturunkan 50 bps pada bulan
Tiongkok 3,85 3,85 3,85
ASEAN-5 Juni menjadi 2,25 persen.
Indonesia 4,50 4,50 4,25
Thailand 0,75 0,50 0,50 Harga komoditas internasional
Filipina 2,75 2,75 2,25 masih tertekan. Minyak mentah
Malaysia 2,50 2,00 2,00
anjlok 53,5 persen (YoY).
Vietnam 5,00 4,50 4,50
Negara Maju
Amerika 0,00- 0,00- 0,00-
Pengurangan aktivitas secara masif di
Serikat 0,25 0,25 0,25 berbagai negara berdampak pada
Jepang -0,1 -0,1 -0,1 turunnya permintaan secara signifikan.
Korea
Selatan
0,75 0,50 0,50 Berbagai harga komoditas seperti
minyak mentah tertekan sejak triwulan
Sumber: Bloomberg, PBoC
sebelumnya. Kondisi tersebut

12
diperparah dengan merenggangnya barel, Dubai turun 52,6 persen (YoY)
hubungan Amerika Serikat dan menjadi USD31,7 per barel. Sementara
Tiongkok. harga minyak mentah WTI turun 53,5
persen (YoY) menjadi USD27,8 per
Harga rata-rata minyak mentah pada
barel.
triwulan II sebesar USD30,3 per barel,
turun 53,5 persen dari triwulan II tahun Gambar 2 Perkembangan Harga Minyak
2019. Minyak mentah diperdagangkan Mentah
pada level terendahnya pada bulan 80,0
April seiring dengan penurunan 70,0

permintaan. Banyaknya minyak mentah 60,0


50,0
yang tidak terserap oleh pasar

(USD)
40,0
menyebabkan penumpukan kapal
30,0
penyimpanan minyak. Puncaknya 20,0
terjadi ketika tidak ada lagi tempat 10,0
untuk menampung pasokan minyak 0,0
yang terus bertambah. Dalam kondisi Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

tersebut, harga minyak berjangka 2019 2020

Amerika Serikat, yakni WTI, menjadi Brent Dubai WTI


yang paling terpukul hingga
Sumber: World Bank
diperdagangkan minus pada bulan
April. Gambar 3 Perkembangan Harga Gas
Alam dan Batu Bara
Perkembangan harga minyak mentah 7,0 120,0
pada bulan Mei sedikit lebih baik. 6,0 100,0
Kesepakatan pemotongan minyak 5,0
80,0
mentah antara OPEC, Rusia, dan negara 4,0 54,4 60,0 (USD)
(USD)

penghasil minyak lainnya mulai 3,0


1,8 1,7 40,0
dijalankan. Produksi minyak mentah 2,0
dikurangi 9,7 juta barel per hari hingga 1,0 20,0

Juni 2020. Persediaan minyak mentah 0,0 0,0


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
Amerika Serikat juga mengalami
2019 2020
penurunan.
Gas Alam, Eropa
Relaksasi lockdown pada bulan Juni di Gas Alam, AS
Batu Bara, Australia (kanan)
beberapa negara kembali Sumber: World Bank
meningkatkan permintaan. Harga
minyak mentah juga terdorong naik. Turunnya aktivitas produksi industri
Secara keseluruhan, harga minyak Brent juga berdampak pada turunnya harga
mengalami penurunan paling dalam batu bara. Pada triwulan II tahun 2010,
pada triwulan II tahun 2020 sebesar 54,0 harga rata-rata batu bara acuan sebesar
persen (YoY) menjadi USD31,4 per USD54,4 per metrik ton. Dibandingkan

13
periode yang sama tahun sebelumnya, harga beberapa komoditas seperti
harga batu bara turun 32,4 persen. udang, gandum, beras, dan kayu juga
Penurunan paling dalam terjadi pada mengalami peningkatan.
bulan Mei yang disebabkan oleh
Sementara itu, harga karet dan katun
rencana Tiongkok untuk membatasi
lebih rendah dibandingkan periode
impor dari Australia, termasuk batu
yang sama tahun 2019. Turunnya harga
bara. Aksi tersebut sebagai respon atas
karet dipengaruhi oleh turunnya
seruan Australia untuk melaksanakan
permintaan dari industri yang berbahan
investigasi terhadap asal usul Covid-19.
dasar karet. Berbagai perusahaan ban
Selain itu, Tiongkok memaksimalkan
dan karet menyatakan penjualan yang
produksi batu bara domestik dan
turun pada triwulan II tahun 2020.
mengurangi impor batu bara.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir
Komoditas lainnya, yaitu gas alam juga harga karet telah menunjukkan
mengalami penurunan harga yang peningkatan. Hal serupa terjadi pada
signifikan. Keterbatasan pengiriman komoditas katun, dimana harga kembali
akibat lockdown menjadi penyebab meningkat pada bulan Mei dan Juni,
utama melemahnya harga gas alam. meskipun masih lebih rendah dari tahun
Harga rata-rata gas alam Amerika sebelumnya.
Serikat pada triwulan II tahun 2020
Penurunan produksi industri juga
turun 33,1 persen (YoY) menjadi USD1,7
menyebabkan turunnya harga
per mmbtu. Sementara itu, harga gas
beberapa jenis logam. Harga timbal
alam Eropa turun lebih tajam hingga
yang menunjukkan peningkatan sejak
57,5 persen (YoY) menjadi USD1,8 per
tahun lalu kembali turun ke level
mmbtu.
USD1.676,2 per metrik ton. Harga
Harga komoditas pertanian tersebut lebih rendah 11,2 persen (YoY).
bervariasi. Selain itu, harga nikel juga turun tipis
menjadi USD12.237 per metrik ton. Bijih
Harga rata-rata komoditas pertanian besi turun dari USD100,9 per dmtu pada
pada triwulan II tahun 2020 lebih tinggi triwulan II tahun 2019 menjadi USD93,9
dibandingkan triwulan II tahun 2019. per dmtu. Sementara penurunan harga
Harga minyak kelapa sawit meningkat terbesar terjadi pada komoditas timah
7,6 persen (YoY) menjadi USD611,4 per yang turun 20,4 persen (YoY).
metrik ton. Peningkatan tersebut
merupakan base effect dimana harga Di tengah berbagai ketidakpastian yang
pada triwulan II tahun 2019 rendah. terjadi di seluruh dunia, harga logam
Harga CPO pada triwulan ini masih lebih mulia meningkat tajam pada triwulan
rendah dibandingkan harga rata-rata ini. Baik harga emas maupun perak lebih
pada triwulan sebelumnya dampak tinggi dari tahun sebelumnya. Namun,
turunnya aktivitas industri. Selain CPO, harga rata-rata platina sedikit menurun.
Harga emas meningkat 30,5 persen

14
(YoY) menjadi USD1.710,0 per troy ons
pada triwulan II tahun 2020.
Peningkatan tersebut didorong oleh
aksi investor yang mengalihkan aset
berisiko kepada aset yang dianggap
aman, salah satunya emas. Seiring
dengan tertekannya perekonomian di
seluruh dunia, harga emas akan terus
meningkat.

15
Box 1 Tekanan dari Tingginya Kasus Covid-19

Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia terus menunjukkan peningkatan yang cepat.
Hingga 22 Agustus 2020, jumlah kasus telah mencapai 22,8 juta di seluruh dunia.
Negara yang kasusnya telah melambat segera digantikan oleh negara dengan
peningkatan kasus yang sangat tinggi. Tiongkok yang menjadi episentrum pada awal
penyebaran segera digantikan oleh Amerika Serikat yang kini sudah 62 kali lebih
banyak dari jumlah kasus Tiongkok. Berbagai negara di Eropa seperti Italia, Jerman,
Perancis pernah berada dalam 10 negara dengan kasus tertinggi. Ketika negara
tersebut melambat, negara-negara berkembang justru menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Brazil, hingga saat ini masih belum menunjukkan perlambatan. India
telah berada pada peringkat ketiga kasus tertinggi. Filipina dan Indonesia dengan
lebih dari 100 ribu kasus telah jauh melampaui Tiongkok.

6.000.000 5.620.513

5.000.000

4.000.000

3.000.000

2.000.000

1.000.000 182.365 149.408


89.594
0 Mesir
India

Banglades

Indonesia

Bolivia
Brazil

Kolumbia
Chile

Turki

Ekuador
Amerika Serikat

Iran

UK
Peru

Prancis

Iraq

Ukraina
Afrika Selatan

Italia

Jerman
Rusia

Meksiko

Arab Saudi

Kanada
Qatar

Israel

Rep. Dominika
Tiongkok
Spanyol

Argentina

Pakistan

Filipina

Kazakhtan

Sumber: JHU CSSE COVID-19 Data

Pembatasan aktivitas yang diterapkan secara otomatis mengurangi permintaan


berbagai sektor seperti transportasi, akomodasi, maupun perdagangan. Turunnya
permintaan kemudian direspon oleh penyedia barang/jasa dengan mengurangi
produksi atau bahkan menutup usahanya sementara untuk menekan biaya yang
dikeluarkan. Pilihan yang umum diambil adalah dengan mengurangi jumlah pekerja,
baik dengan dirumahkan sementara atau pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pengangguran di berbagai negara diprediksi meningkat tajam selama pandemi ini. Di
Amerika Serikat, tingkat pengangguran melonjak tajam dari 4,4 persen (Maret 2020)
menjadi 14,7 persen (April 2020). Hingga bulan Juli, tingkat pengangguran di AS
masih bertahan pada 10,2 persen. Tunjangan pengangguran juga meningkat tajam
dari USD12,7 miliar menjadi USD197,5 miliar. Sementara di Spanyol, diperkirakan 1,1
pekerja kehilangan pekerjaannya pada triwulan kedua 2020.

16
Survey Badan Pusat Statistik (BPS) pada dampak Covid-19 menunjukkan 2,5 persen
responden terkena PHK. Sementara 18,3 persen responden dirumahkan sementara.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat merasakan adanya
penurunan pendapatan selama pandemi. Terutama pekerja yang bekerja di sektor
transportasi dan pergudangan. Masyarakat miskin, rentan miskin, serta pekerja sektor
informal yang berpendapatan rendah merupakan yang paling terdampak dari kondisi
ini.

Situasi ini tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir. Oleh karena itu, masyarakat
menahan konsumsinya dan memilih untuk menambah simpanan untuk berjaga-jaga
menghadapi situasi di kemudian hari, terutama pada masyarakat dengan pendapatan
rendah. Sementara masyarakat berpendapatan menengah dan tinggi cenderung
mengalami peningkatan pengeluaran dengan perubahan pola belanja. Sebagian
besar digunakan untuk belanja bahan makanan seiring dengan anjuran diam di
rumah. Belanja pun banyak dilakukan secara online. Kondisi ini pada akhirnya semakin
menekan permintaan masyarakat pada sektor-sektor tertentu.

Meskipun usaha kembali dibuka dan produksi kembali berjalan, jika permintaan tetap
rendah justru akan menambah beban perusahaan. Hal ini terjadi di Amerika Serikat
dimana beberapa sektor usaha telah kembali dibuka. Namun, pemilik usaha
menghadapi situasi dimana permintaan masyarakat tetap rendah karena memilih
menahan konsumsinya.

Kunci agar kondisi dapat berjalan normal kembali adalah dengan menghentikan krisis
kesehatan ini. Masyarakat harus diberi rasa aman dan terjamin kesehatannya dalam
melakukan aktivitas. Oleh sebab itu, berbagai perusahaan farmasi di berbagai negara
berlomba-lomba menemukan vaksin secepatnya. Karena dengan adanya vaksin
Covid-19, aktivitas akan dapat berjalan kembali dengan normal. Karena, meskipun
penyebaran Covid-19 telah berhasil diperlambat di beberapa negara dengan
berbagai dampaknya, masih ada potensi munculnya gelombang kedua. Ketika hal ini
terjadi, pemerintah setempat akan kembali membatasi jalannya aktivitas. Akibatnya,
perekonomian akan kembali berjalan lambat. Ketidakpastian masih tetap tinggi.

Namun, jika melihat langkah uji klinis yang panjang, sepertinya vaksin yang tepat dan
aman baru dapat tersedia paling cepat pada awal tahun 2021. Hingga saat itu
pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk bertahan. Pemerintah akan
melanjutkan kebijakan demi mendorong perekonomian dan melindungi masyarakat
dari dampak pandemi. Sementara masyarakat tetap mematuhi anjuran pemerintah
dan tetap cermat dalam melaksanakan protokol kesehatan.

17
II. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA
2.1 Produk Domestik Bruto konsumsi hingga kondisi lebih stabil.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi
Perekonomian Indonesia Indonesia pada triwulan II tahun 2020
terkontraksi 5,3 persen (YoY). terkontraksi hingga 5,3 persen (YoY).
Gambar 4 Pertumbuhan Ekonomi Kontraksi ini merupakan yang
Indonesia terdalam setelah krisis tahun 1998.
6,0 5,3 5,1 Dari 17 sektor, tujuh sektor masih
4,0 tumbuh positif meskipun sebagian
besar melambat. Sektor informasi dan
(persen)

2,0
komunikasi tumbuh positif dan lebih
0,0
cepat dibandingkan triwulan II tahun
-2,0 2019.
-4,0
Produk Domestik Bruto (PDB), 65
-6,0 -5,3 persen dipengaruhi oleh sektor
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
industri, pertanian, perdagangan,
2018 2019 2020 konstruksi, dan pertambangan. Dari
Sumber: Badan Pusat Statistik kelima sektor tersebut, hanya sektor
Pembatasan Sosial Berskala Besar pertanian yang masih tumbuh.
(PSBB) yang diterapkan di berbagai
daerah di Indonesia pada bulan April
dan Mei, menekan aktivitas
perekonomian di segala sektor.
Sebagian sektor usaha terpaksa
merumahkan karyawannya.
Sementara masyarakat menahan

18
Gambar 5 Pertumbuhan PDB Sisi persen (YoY) disebabkan turunnya
Produksi Triwulan II Tahun 2020 permintaan produk peternakan dari
(persen) restoran dan hotel.
Pertanian 2,2
Pertambangan -2,7
Subsektor kehutanan dan
Industri -6,2 penebangan kayu tumbuh 2,2 persen
Industri Pengolahan -5,7 (YoY), lebih lambat dibandingkan
Pengadaan Listrik & Gas -5,5 triwulan II tahun 2019. Perikanan juga
Pengadaan Air 4,6 terkontraksi 0,6 persen (YoY) yang
Konstruksi -5,4 disebabkan turunnya produksi ikan
Perdagangan -7,6 budidaya sebesar 15,0 persen (YoY).
Transportasi & Pergudangan -30,8
Industri pengolahan terkontraksi 6,2
Akomodasi & Mamin -22,0
persen (YoY). Penurunan ini terutama
Informasi & Komunikasi 10,9
Jasa Keuangan & Asuransi 1,0
disebabkan oleh kontraksi industri alat
Real Estat 2,3
angkutan (34,3 persen, YoY) karena
Jasa Perusahaan -12,1 penurunan produksi kendaraan yang
Adm. Pemerintahan -3,2 cukup tajam. Industri tekstil dan
Jasa Pendidikan 1,2 pakaian jadi juga terkontraksi hingga
Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 3,7 14,2 persen (YoY) karena turunnya
Jasa Lainnya -12,6 permintaan domestik maupun luar
negeri. Industri tembakau juga
Sumber: Badan Pusat Statistik terkontraksi 10,5 persen (YoY)
Sektor pertanian tumbuh disebabkan oleh turunnya produksi
rokok. Industri kimia, farmasi, dan obat
melambat.
tradisional tumbuh 8,6 persen, lebih
Sektor pertanian tumbuh 2,2 persen tinggi dibandingkan dengan periode
(YoY), didorong oleh meningkatnya yang sama tahun sebelumnya (5,6
produksi tanaman pangan karena persen). Industri logam dasar juga
adanya pergeseran puncak panen raya masih tumbuh 2,8 persen (YoY).
ke triwulan II tahun 2020. Produksi
Selama masa PSBB, beberapa gerai
tanaman pangan naik 9,2 persen dari
penjualan ditutup sementara yang
periode yang sama tahun sebelumnya.
berdampak pada omzet perdagangan
Tanaman perkebunan juga tumbuh
ritel yang turun. Selain itu, penjualan
meskipun melambat (0,2 persen, YoY)
semen dan produk domestik lainnya
didorong oleh peningkatan produksi
juga turun yang mengindikasikan
kopi dan tebu di beberapa sentra
berkurangnya pembangunan fisik di
produksi. Kelapa sawit juga meningkat
berbagai sektor.
seiring dengan meningkatnya
permintaan dari luar negeri untuk
CPO. Peternakan terkontraksi 0,5

19
Pertumbuhan PDB perdagangan reparasi mobil dan sepeda motor
besar dan eceran, reparasi mobil, mengalami penurunan.
dan sepeda motor turun 7,5 persen
Pemberlakuan PSBB mengakibatkan
(YoY).
penundaan sejumlah proyek
Tabel 2 Perdagangan Besar dan Eceran, infrastruktur. Hal tersebut
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mempengaruhi sektor konstruksi yang
Growth (%) Share terkontraksi 5,4 persen (YoY).
Uraian thd Total
QtQ YoY PDB (%) Pembatasan mobilitas tekan sektor
PDB Perdagangan Besar -6,7 -7,53 12,8 transportasi dan sektor akomodasi.
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda
Sumber kontraksi tertinggi berasal
Motor
Perdagangan Mobil, -30,6 -29,8 1,9 dari sektor transportasi dan
Sepeda Motor, dan pergudangan yang diikuti oleh
Reparasinya
penyediaan akomodasi dan makanan
Perdagangan Besar -1,1 -20,5 10,9
minuman. Pengetatan mobilitas
dan Eceran, bukan
Mobil dan Motor berdampak besar pada pariwisata
Produk Domestik Bruto -4,2 -5,3 100,0 yang erat dengan kedua sektor
Sumber: Badan Pusat Statistik tersebut. Sektor transportasi dan
Pada triwulan II tahun 2020, kebijakan pergudangan terkontraksi hingga 30,8
pembatasan pergerakan masyarakat persen (YoY). Sementara sektor
memberi dampak perlambatan akomodasi dan makan minum
ekonomi termasuk sektor terkontraksi 22,0 persen (YoY).
perdagangan besar dan eceran, Himbauan agar tetap di rumah serta
reparasi mobil dan sepeda yang kebijakan pemerintah dalam larangan
memiliki peran sebesar 12,8 persen mudik lebaran juga menyebabkan
dalam perekonomian. Sektor kontraksi pada sektor transportasi
perdagangan besar dan eceran, menjadi yang terdalam. Penurunan
reparasi mobil dan sepeda motor kinerja terjadi pada semua moda
mengalami penurunan sebesar 6,7 transportasi. Moda angkutan yang
persen (QtQ) dan 7,5 persen (YoY). paling terdampak adalah angkutan
Penurunan pada sektor ini disebabkan udara yang turun hingga 80,0 persen
penurunan yang dalam pada (YoY). Angkutan kereta api turun 63,7
subsektor perdagangan mobil, sepeda persen (YoY). Sementara pada aliran
motor, dan reparasinya dengan barang, penundaan aktivitas kargo
penurunan sebesar 30,6 persen (QtQ) pada masa pandemi menyebabkan
dan 29,8 persen (YoY). Dengan turunnya kinerja pos dan kurir sebesar
demikian, pada semester I tahun 2020, 38,7 persen (YoY).
sektor perdagangan besar dan eceran,

20
Ditutupnya tempat rekreasi dan Sektor informasi dan komunikasi
hiburan, bandar udara, pembatasan tumbuh tertinggi.
perjalanan menyebabkan sepinya
pengunjung hotel dan restoran. Pertumbuhan sektor informasi dan
Jumlah kunjungan wisatawan komunikasi (10,9 persen, YoY)
mancanegara maupun domestik turun didorong oleh peningkatan belanja
hingga level terendah selama triwulan iklan televisi dan digital. Selain itu,
kedua ini. Kondisi tersebut memukul pelaksanaan work from home maupun
sektor akomodasi hingga terkontraksi pembelajaran daring dari rumah
sebesar 44,2 persen (YoY). Sementara meningkatkan jumlah pelanggan
penyediaan makan minum turun 16,8 penyedia jasa internet maupun TV
persen (YoY). Selama pandemi ini, interaktif berbayar.
masyarakat memiliki kecenderungan Pengadaan air dan real estat juga
untuk memasak dan makan di rumah tetap tumbuh masing-masing sebesar
sehingga permintaan ke restoran pun 4,5 dan 2,3 persen (YoY). Pertumbuhan
menurun. Hal tersebut dilakukan pada sektor pengadaan air didorong
sebagai upaya untuk mengurangi oleh naiknya penggunaan air rumah
probabilitas terpapar Covid-19. tangga terkait dengan meningkatnya
Jasa keuangan, jasa kesehatan, aktivitas di rumah.
dan pendidikan tetap tumbuh. Seluruh komponen pembentuk PDB
sisi pengeluaran terkontraksi.
Jasa keuangan dan asuransi tumbuh
melambat sebesar 1,0 persen (YoY) Gambar 6 Pertumbuhan PDB Sisi
dibandingkan triwulan II tahun 2019 Pengeluaran
yang tumbuh sebesar 4,5 persen (YoY). (persen)
Asuransi dan dana pensiun tumbuh -5,5 Konsumsi RT
tinggi sebesar 7,1 persen (YoY) yang
juga sebagai pendorong -6,9 LNPRT

pertumbuhan sektor jasa keuangan.


-6,9 Konsumsi Pemerintah
Sementara itu, jasa perantara
keuangan terkontraksi 1,0 persen -8,6 PMTB

(YoY) setelah tumbuh hingga 13,7


-11,7 Ekspor
persen (YoY) pada triwulan
sebelumnya. Sementara itu, jasa -17,0 Impor

kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh


-20,0 -15,0 -10,0 -5,0 0,0
3,7 persen (YoY). Kinerja ini terkait
Sumber: Badan Pusat Statistik
dengan kondisi pandemi yang
mendorong permintaan kesehatan. Seluruh komponen pengeluaran
mengalami kontraksi dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya.

21
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diikuti oleh transportasi dan
yang dilakukan banyak perusahaan komunikasi.
berdampak pada turunnya
Masyarakat menahan konsumsinya
pendapatan masyarakat dalam jumlah
pada triwulan II yang tercermin dari
besar. Kondisi tersebut menurunkan
turunnya penjualan eceran. Penjualan
pengeluaran masyarakat secara
mobil penumpang dan sepeda motor
signifikan. Di sisi lain, konsumsi
juga turun tajam. Di sisi lain,
pemerintah juga turun.
meningkatnya aktivitas di rumah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendorong volume penjualan listrik
bergerak sejalan dengan pengeluaran PLN ke rumah tangga.
rumah tangga karena sumber
Pembentukan Modal Tetap Bruto
pertumbuhan ditopang oleh konsumsi
(PMTB) mengalami penurunan baik
masyarakat.
dibandingkan triwulan
Gambar 7 Perkembangan Konsumsi RT sebelumnya, maupun periode yang
dan Investasi terhadap PDB
sama tahun sebelumnya.
10,0
8,0 Pada triwulan II tahun 2020, PMTB
6,0 yang berkontribusi 30,6 persen dalam
4,0
perekonomian, mengalami penurunan
(persen)

2,0
sebesar 9,7 persen (QtQ) dan 8,6
0,0
-2,0
persen (YoY). Investasi bangunan serta
-4,0 mesin dan perlengkapan merupakan
-6,0 komponen utama penyusun PMTB
-8,0 dengan distribusi masing-masing
-10,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 sebesar 23,8 persen dan 2,9 persen.
2018 2019 2020 Namun komponen tersebut
PDB Konsumsi RT PMTB mengalami penurunan pada triwulan II
tahun 2020.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Hampir seluruh komponen penyusun
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
PMTB mengalami penurunan kecuali
pada triwulan II tahun 2020 turun 5,5
investasi produk kekayaan intelektual
persen dibandingkan triwulan II tahun
yang tumbuh sebesar 0,2 persen
2019. Hampir seluruh subkomponen
dibandingkan triwulan sebelumnya.
terkontraksi kecuali perumahan dan
Komponen PMTB berupa kendaraan,
perlengkapan rumah tangga serta
peralatan lainnya, serta mesin dan
kesehatan dan pendidikan. Kontraksi
perlengkapan memiliki penurunan
paling dalam terjadi pada
terbesar yaitu masing-masing sebesar
subkomponen restoran dan hotel
36,0 persen (QtQ), 29,3 persen (QtQ)
dan 12,5 persen (QtQ).

22
Dibandingkan periode yang sama Pengeluaran konsumsi pemerintah
tahun sebelumnya, seluruh komponen yang diharapkan dapat menahan
penyusun PMTB mengalami penurunan PDB juga terkontraksi 6,9
penurunan dengan penurunan persen (YoY) yang disebabkan oleh
terbesar pada kendaraan, peralatan turunnya realisasi belanja barang dan
lainnya, serta CBR (Cultivated jasa serta belanja pegawai. Hal
Biological Resources) dengan tersebut terjadi karena adanya
penurunan masing-masing sebesar penundaan dan pembatalan kegiatan
34,1 persen (YoY), 26,1 persen (YoY), Kementerian dan Lembaga sejak awal
dan 14,9 persen (YoY). Sementara itu, triwulan II tahun 2020. Turunnya
investasi bangunan terhambat oleh realisasi belanja pegawai disebabkan
pengerjaan pembangunan di sebagian oleh perubahan pemberian Tunjangan
besar provinsi yang ditunda dan Hari Raya (THR) dimana jumlah
menyebabkan kontraksi 5,3 persen penerima dikurangi dan komponen
(YoY). Dengan perkembangan tunjangan kinerja tidak dimasukkan.
tersebut, secara kumulatif, PMTB Sementara itu, bantuan sosial
mengalami kontraksi sebesar 8,6 pemerintah meningkat di tengah
persen (YoY), pada triwulan II tahun pandemi ini.
2020.
Pengeluaran LNPRT turun 6,9 persen
Tabel 3 Pembentukan Modal Tetap pada triwulan ini. Kontraksi LNPRT
Bruto dipengaruhi oleh pergeseran pilkada
Share
Nilai* Growth (%) tahun 2020 dan base effect dari adanya
thd
Uraian Q2 pilpres pada tahun 2019.
Total
2020 QtQ YoY
PDB (%)
Pembentukan Ekspor barang dan jasa terkontraksi
Modal Tetap 791,2 -9,7 -8,6 30,6 11,7 persen (YoY). Sebagai dampak
Bruto
dari PSBB yang menutup tempat
Bangunan 614,3 -7,4 -5,3 23,8
rekreasi dan bandara, ekspor jasa
Mesin dan
76,8 -12,5 -12,9 2,9 terkontraksi hingga 52,7 persen (YoY).
Perlengkapan
Kendaraan 31,1 -36,0 -34,1 1,1 Ekspor barang nonmigas turun 7,5
Peralatan persen (YoY) seiring dengan turunnya
10,2 -29,3 -26,1 0,4
lainnya
volume ekspor komoditas utama.
Cultivated
Biological 39,9 -8,2 -14,9 1,6 Sementara ekspor barang migas
Resources masih tumbuh 3,8 persen (YoY).
Produk
Kekayaan 18,9 0,2 -11,5 0,8 Sejalan dengan ekspor, kinerja impor
Intelektual
juga turun sebesar 17,0 persen (YoY).
Produk
Domestik Bruto
2.589,6 -4,2 -5,3 100,0 Impor jasa terkontraksi paling dalam
Sumber: Badan Pusat Statistik hingga 41,4 persen (YoY) yang
*dalam triliun Rp (ADHK) disebabkan oleh turunnya aktivitas
ekspor impor barang yang

23
mempengaruhi jasa angkutan. Kinerja
impor barang turun 13,0 persen (YoY)
yang didominasi oleh turunnya impor
barang migas (26,2 persen, YoY).
Sementara itu, impor barang
nonmigas terkontraksi 10,3 persen
(YoY) terutama pada mesin-
mesin/pesawat mekanik,
mesin/peralatan listrik, plastik dan
barang dari plastik, serta besi dan baja.

Baik ekspor maupun impor Indonesia


pada bulan April dan Mei tahun 2020
turun dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun, pada bulan Juni
nilai ekspor sudah lebih tinggi.
Sementara kinerja impor masih di
bawah Juni 2019. Secara keseluruhan
net export pada triwulan II tahun 2020
masih tumbuh. Pertumbuhan tersebut
didorong oleh turunnya kinerja impor
yang lebih dalam dari ekspor.

24
Tabel 4 Pertumbuhan Ekonomi
Tahun 2015 – Triwulan II/2020 (persen, YoY)
2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2
Produk Domestik Bruto 4,9 5,0 5,1 5,2 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97 -5,32
Konsumsi Rumah Tangga 5,0 5,0 4,9 5,1 5,0 5,2 5,0 5,0 2,8 -5,5
Konsumsi LNPRT -0,6 6,6 6,9 9,1 17,0 15,3 7,4 3,5 -5,1 -7,8
Konsumsi Pemerintah 5,3 -0,1 2,1 4,8 5,2 8,2 1,0 0,5 3,7 -6,9
PMTB 5,0 4,5 6,2 6,6 5,0 4,6 4,2 4,1 1,7 -8,6
Ekspor Barang dan Jasa -2,1 -1,6 8,9 6,6 -1,6 -1,7 0,1 -0,4 0,2 -11,7
Impor Barang dan Jasa -6,2 -2,4 8,1 11,9 -7,5 -6,8 -8,3 -8,1 -2,2 -17,0
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 3,8 3,4 3,9 3,9 1,8 5,3 3,1 4,3 0,0 2,2
Pertambangan dan Penggalian -3,4 0,9 0,7 2,2 2,3 -0,7 2,3 0,9 0,5 -2,7
Industri Pengolahan 4,3 4,3 4,3 4,3 3,9 3,5 4,1 3,7 2,1 -6,2
Industri Pengolahan Nonmigas 5,1 4,4 4,9 4,8 4,8 4,0 4,7 3,9 2,0 -5,7
Listrik dan Gas 0,9 5,4 1,5 5,5 4,1 2,2 3,8 6,0 3,9 -5,5
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang 7,1 3,6 4,6 5,6 9,0 8,3 4,9 5,4 4,6 4,6
Konstruksi 6,4 5,2 6,8 6,1 5,9 5,7 5,7 5,8 2,9 -5,4
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 2,5 4,0 4,5 5,0 5,2 4,6 4,4 4,2 1,6 -7,6
Transportasi dan Pergudangan 6,7 7,4 8,5 7,1 5,5 5,9 6,7 7,6 1,3 -30,8
Akomodasi dan Makan Minum 4,3 5,2 5,4 5,7 5,9 5,5 5,4 6,4 2,0 -22,0
Informasi dan Komunikasi 9,7 8,9 9,6 7,0 9,1 9,6 9,2 9,7 9,8 10,9
Jasa Keuangan dan Asuransi 8,6 8,9 5,5 4,2 7,2 4,5 6,2 8,5 10,6 1,0
Real Estate 4,1 4,7 3,6 3,5 5,4 5,7 6,0 5,9 3,8 2,3
Jasa Perusahaan 7,7 7,4 8,4 8,6 10,4 9,9 10,2 10,5 5,4 -12,1
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 4,6 3,2 2,0 6,4 8,9 1,9 2,1 3,2 -3,2
7,0
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7,3 3,8 3,7 5,4 5,6 6,3 7,8 5,5 5,9 1,2
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,7 5,2 6,8 7,2 8,6 9,1 9,2 7,8 10,4 3,7
Jasa lainnya 8,1 8,0 8,7 9,0 10,0 10,7 10,7 10,8 7,1 -12,6
PDB Harga Berlaku (Rp Triliun) 11.526 12.402 13.590 14.838 3.784 3.964 4.067 4.019 3.923 3.688
PDB Harga Konstan (Rp Triliun) 8.983 9.434 9.913 10.425 2.625 2.735 2.819 2.770 2.703 2.590

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

25
Investasi Berdasarkan sektornya, realisasi total
investasi tertinggi terjadi pada sektor
Realisasi Penanaman Modal Asing
tersier yaitu sebesar Rp105,2 triliun,
(PMA) dan Penanaman Modal diikuti pada sektor sekunder yaitu
Dalam Negeri (PMDN) mengalami sebesar Rp65,5 triliun, dan sektor
penurunan pada triwulan II tahun primer yaitu sebesar Rp21,4 triliun.
2020. Sektor primer mengalami penurunan
terbesar yaitu sebesar 32,0 persen
Pada triwulan II tahun 2020, total
(QtQ) dan 41,9 persen (YoY), didorong
realisasi investasi PMA dan PMDN
penurunan baik PMA maupun PMDN
mencapai Rp191,9 triliun, atau
di sektor tersebut.
menurun sebesar 10,7 persen (QtQ)
dan 4,3 persen (YoY). Penurunan Pada sektor sekunder, total
tersebut disebabkan adanya realisasi investasi terbesar ada
penurunan baik pada realisasi PMA pada Industri Logam Dasar, Barang
yang mencapai Rp97,6 triliun atau Logam, Bukan Mesin dan
menurun sebesar 4,4 persen (QtQ) dan Peralatannya, diikuti oleh Industri
6,9 persen (YoY) maupun PMDN yang
Makanan, serta Industri Kimia dan
mencapai Rp94,3 triliun atau menurun
Farmasi.
sebesar 16,4 persen (QtQ) dan 1,4
persen (YoY). Industri Logam Dasar, Barang Logam,
Bukan Mesin dan Peralatannya;
Tabel 5 Realisasi Investasi
Share Industri Makanan; dan Industri Kimia
Growth (%)
Nilai thd dan Farmasi memiliki kontribusi
Uraian Q2 2020 Realisasi terbesar yaitu masing-masing sebesar
(triliun Rp) QtQ YoY Investasi
(%) 31,5; 27,5; dan 14,8 persen terhadap
Realisasi total investasi pada sektor sekunder.
191,9 -10,7 -4,3 100,0
Investasi Pada triwulan II tahun 2020, ketiga
Penanaman sektor dominan tersebut memiliki
Modal Dalam
94,3 -16,4 -1,4 49,1 realisasi investasi tertinggi yaitu
Negeri
(PMDN) Rp20,7 triliun untuk Industri Logam
Penanaman Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin
Modal Asing 97,6 -4,4 -6,9 50,9
(PMA)* dan Peralatannya; Rp18,0 triliun untuk
Berdasarkan Sektor industri Makanan; dan Rp9,7 triliun
Primer 21,4 -32,0 -41,9 11,1 untuk industri Kimia dan Farmasi.
Sekunder 65,6 -0,4 8,6 34,2 Namun demikian, ketiga industri
Tersier 105,0 -10,7 1,6 54,7
dominan tersebut memiliki
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
perkembangan yang beragam.
Modal
*kurs: Rp14.400/USD Dibandingkan dengan triwulan I tahun
2020, pada triwulan II tahun 2020,
26
Industri Lainnya; Industri Kendaraan Lainnya tumbuh tinggi masing-masing
Bermotor dan Peralatan Transportasi sebesar 203,4 persen (YoY) dan 178,5
Lainnya; Industri Tekstil; dan Industri persen (YoY). Industri Kertas dan
Makanan mengalami pertumbuhan, Printing; Industri Logam Dasar, Barang
sedangkan, industri-industri lainnya Logam, Bukan Mesin dan
mengalami penurunan. Pada triwulan Peralatannya; Industri Makanan; serta
II tahun 2020, penurunan terbesar Industri Kimia dan Farmasi tumbuh
secara triwulanan terjadi pada Industri pada triwulan II tahun 2020. Namun
Mineral Non Metal; Industri Kayu; dan demikian, Industri Kayu; Industri
Industri Karet dan Plastik. Mesin, Elektronik, Instrumen
Kedokteran, Presisi, Optik dan Jam;
Tabel 6 Realisasi Investasi Sektor
Industri Kendaraan Bermotor dan
Sekunder
Nilai Peralatan Transportasi Lainnya;
Growth (%) Share thd
Uraian
Q2 2020 Sektor Industri Mineral Non Metal; Industri
(triliun Sekunder
QtQ YoY
(%)
Karet dan Plastik; dan Industri Tekstil
Rp)
Industri Makanan 18,0 53,0 4,9 27,5 mengalami penurunan dibandingkan
Industri Tekstil 1,8 70,2 -7,8 2,7 periode yang sama tahun 2019.
Industri Barang
Kulit dan Industri 0,7 -12,5 203,4 1,1
Alas Kaki
Realisasi PMA terbesar adalah
Industri Kayu 0,3 -57,0 -71,3 0,4 Listrik, Gas dan Air.
Industri Kertas dan
2,8 -10,0 63,5 4,2
Printing
Sektor listrik, gas, dan air; serta Barang
Industri Kimia dan
9,7 -4,8 2,3 14,8 Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
Farmasi
Industri Karet dan merupakan sektor utama penopang
1,8 -41,4 -13,1 2,8
Plastik
Industri Mineral investasi PMA dengan share masing-
1,8 -58,2 -26,3 2,8
Non Metal masing sebesar 21,6 persen dan 19,6
Industri Kendaraan
Bermotor dan
persen dari total investasi PMA. Pada
Peralatan 3,9 77,7 -30,2 5,9 triwulan II tahun 2020, sektor listrik,
Transportasi
gas, dan air tumbuh sebesar 61,7
Lainnya
Industri Logam persen (QtQ) dan 4,0 persen (YoY).
Dasar, Barang Sedangkan, sektor industri logam
Logam, Bukan 20,7 -18,8 38,4 31,5
Mesin dan dasar, barang logam, barang logam,
Peralatannya bukan mesin dan peralatannya
Industri Mesin,
Elektronik, menurun 16,4 persen (QtQ) dan
Instrumen 1,6 -22,0 -44,6 2,5 meningkat sebesar 48,5 persen (YoY).
Kedokteran, Presisi,
Optik dan Jam
Selain kedua sektor utama tersebut,
Industri Lainnya 2,5 127,3 178,5 3,8 pada triwulan II tahun 2020, meskipun
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman hanya memiliki share sebesar 7,4
Modal persen dari keseluruhan PMA,
Secara tahunan, Industri Barang Kulit investasi PMA pada sektor industri
dan Industri Alas Kaki dan Industri makanan memiliki pertumbuhan

27
tertinggi sebesar 62,3 persen (QtQ), Tabel 7 Realisasi PMA Terbesar
dan 49,7 persen (YoY). Berdasarkan Sektor, Negara Asal, dan
Lokasi
Berdasarkan negara asal investasi, Nilai Growth (%) Share
Singapura menjadi negara asal Uraian Q2 2020 thd Total
(triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
PMA terbesar.
SEKTOR
Listrik, Gas dan
Berdasarkan sektornya, investor dari Air
21,1 61,7 4,0 21,6
Singapura, Hong Kong dan Tiongkok Industri Logam
lebih banyak melakukan investasi Dasar, Barang
Logam, Bukan 19,1 -16,4 48,5 19,6
pada sektor Industri Logam Dasar, Mesin dan
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
Peralatannya. Sedangkan Jepang dan Transportasi,
Gudang dan 9,3 -22,8 -34,5 9,6
Korea Selatan lebih banyak melakukan Komunikasi
investasi pada sektor Listrik, Gas dan Real Estate,
Air. Pada triwulan II tahun 2020, Industri Estate
7,6 -16,2 -18,7 7,8
dan Kegiatan
investasi dari Hongkong dan Korea Bisnis
Selatan mengalami peningkatan yang Industri
7,3 62,3 49,7 7,4
Makanan
ditunjukkan dengan pertumbuhan
NEGARA ASAL
tertinggi baik secara triwulanan Singapura 28,1 -28,4 14,1 28,8
maupun tahunan. Hong Kong 16,7 83,4 59,4 17,2
Tiongkok 16,4 -11,3 0,9 16,8
Lima negara asal PMA dengan realisasi Jepang 8,8 0,7 -50,3 9,0
Korea Selatan 8,0 323,8 101,0 8,2
terbesar pada triwulan II tahun 2020
LOKASI
adalah: Singapura sebesar Rp28,1 Jawa Barat 19,5 41,9 -13,4 20,0
triliun; Hongkong sebesar Rp16,7 DKI Jakarta 12,2 -11,1 -9,9 12,5
Jawa Timur 7,7 54,3 96,7 7,9
triliun; Tiongkok sebesar Rp16,4 triliun;
Sulawesi Tengah 6,4 24,4 16,7 6,6
Jepang sebesar Rp8,8 triliun dan Korea Banten 5,9 22,5 -22,8 6,1
Selatan sebesar Rp8 triliun. Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
Modal
Berdasarkan tujuan lokasi investasi,
lima provinsi dengan realisasi PMA Realisasi investasi terbesar berada
terbesar pada triwulan II tahun 2020 di Pulau Jawa.
adalah Jawa Barat sebesar Rp19,5
Pada triwulan II tahun 2020, realisasi
triliun; DKI Jakarta sebesar Rp12,2
investasi masih terpusat di pulau Jawa
triliun; Jawa Timur sebesar Rp7,7
dengan nilai sebesar Rp100,6 triliun
triliun; Sulawesi Tengah sebesar Rp6,4
dan distribusi sebesar 52,4 persen dari
triliun; dan Banten sebesar Rp5,9
total realisasi investasi. Namun
triliun.
demikian, terdapat potensi
penyebaran investasi yang lebih
merata ke luar Jawa terutama Sulawesi
28
dengan peningkatan realisasi investasi persen (YoY), serta 15,7 persen (QtQ)
57,1 persen (QtQ) dan 20,3 persen dan 30,8 persen (YoY).
(YoY).
Berdasarkan lokasi, lima provinsi
Tabel 8 Realisasi Investasi Berdasarkan dengan realisasi PMDN terbesar pada
Lokasi triwulan II tahun 2020 adalah DKI
Share thd
Nilai Growth (%)
Realisasi
Jakarta sebesar Rp17,9 triliun; Jawa
Uraian Q2 2020
Investasi Timur sebesar Rp11,9 triliun; Jawa
(triliun Rp) QtQ YoY
(%)
Barat sebesar Rp8,5 triliun; Banten
Jawa 100,6 -8,6 -7,6 52,4
Luar Jawa 91,3 -12,8 -0,4 47,6 sebesar Rp7,7 triliun; dan Riau sebesar
Sumatera 41,1 -28,2 13,4 21,4 Rp7,2 triliun. Namun demikian, DKI
Kalimantan 19,4 35,2 -7,1 10,1
Jakarta dan Banten memiliki
Bali dan Nusra 4,8 -11,3 -25,5 2,5
Sulawesi 21,2 57,1 20,3 11,1 pertumbuhan investasi PMDN
Maluku 3,5 -70,7 -22,0 1,8 terbesar pada triwulan II tahun 2020
Papua 1,2 -43,7 -79,2 0,6
baik dibandingkan triwulan
Kawasan Barat
141,7 -15,3 -2,3 73,8 sebelumnya maupun triwulan II tahun
Indonesia
Kawasan Timur
50,2 5,8 -9,4 26,2
2019.
Indonesia
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Tabel 9 Sektor dan Lokasi PMDN
Modal Terbesar
Nilai Growth (%) Share thd
Realisasi PMDN terbesar adalah Uraian Q2 2020 Total
Transportasi, Gudang dan (triliun Rp) QtQ YoY PMDN(%)

Telekomunikasi. SEKTOR
Transportasi,
Berdasarkan sektor/bidang usaha, Gudang dan 17,7 -52,9 -12,4 18,8
lima sektor dengan kontribusi terbesar Komunikasi
Konstruksi 11,8 -16,3 -1,3 12,5
pada realisasi PMDN triwulan II tahun
Industri
2020 adalah: (1) Transportasi, Gudang 10,8 47,3 -12,7 11,4
Makanan
dan Telekomunikasi; (2) Konstruksi; (3) Listrik, Gas
9,4 70,0 176,5 10,0
Industri Makanan; (4) Listrik, Gas dan dan Air
Tanaman
Air; dan (5) Tanaman Pangan, Pangan,
Perkebunan dan Peternakan. Investasi Perkebunan 8,7 -15,7 -30,8 9,2
PMDN pada sektor Listrik, Gas dan Air dan
Peternakan
investasi memiliki pertumbuhan
LOKASI
tertinggi yaitu sebesar 70,0 persen DKI Jakarta 17,9 157,0 10,0 18,9
(QtQ) dan 176,5 persen (YoY). Jawa Timur 11,9 -55,3 -23,3 12,6
Sedangkan, Transportasi, Gudang dan Jawa Barat 8,5 -49,0 -4,1 9,0
Komunikasi serta Perkebunan dan Banten 7,7 245,1 75,2 8,2
Riau 7,2 -7,7 -21,4 7,6
Peternakan menurun masing-masing
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
sebesar 52,9 persen (QtQ) dan 12,4
Modal

29
Penyerapan Tenaga Kerja PMDN Gambar 8 Pertumbuhan Industri
mencapai 145,3 ribu orang Pengolahan Nonmigas

sedangkan Penyerapan Tenaga 5,0 4,9 5,0 5,1 5,2 5,0

Kerja PMA mencapai 117,8 ribu 5,6


5,1 4,94,8
orang. 4,4 4,3

(persen)
Investasi PMA dan PMDN mendorong
-1,3
perluasan lapangan kerja. Pada
triwulan II tahun 2020, total
penyerapan tenaga kerja sebesar -1,9
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
263,1 ribu orang dengan penciptaan SEM -
lapangan kerja dari PMDN (55,2 Pertumbuhan PDB Nasional 1
persen dari total tenaga kerja yang Industri Pengolahan Non Migas
tercipta), lebih tinggi dari PMA (44,8 Sumber: Badan Pusat Statistik
persen dari total tenaga kerja yang
tercipta). Nilai tambah sektor industri
pengolahan pada triwulan II tahun
Tabel 10 Penyerapan Tenaga Kerja
2020 mencapai Rp732,56 triliun, atau
Nilai Growth (%) Share thd
Q2 Total berkontribusi sebesar 19,87 persen
Uraian
2020
QtQ YoY
Penyerapan dari PDB. Sekitar 89,74 persen dari
(orang) TK (%)
PDB industri pengolahan tersebut
Penyerapan
disumbangkan oleh industri
Tenaga Kerja 145.311 -3,9 2,9 55,2
PMDN pengolahan nonmigas. Kontribusi
Penyerapan industri pengolahan nonmigas pada
Tenaga Kerja 117.798 -22,5 3,2 44,8 triwulan II tahun 2020 mencapai 17,83
PMA
persen dari PDB nasional.
Total
Penyerapan 263.109 -13,2 3,1 100,0
Tenaga Kerja
Pemerintah telah menyediakan
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
berbagai bantuan untuk menjaga
Modal kinerja industri pengolahan ditengah
masa Covid-19, antara lain melalui
Industri kebijakan: (i) penurunan harga gas
menjadi USD6/mmbtu bagi subsektor
PDB industri pengolahan turun
tertentu; (ii) penerapan Izin
sebesar 6,2 persen (YoY). Hal ini
Operasional dan Mobilitas Kegiatan
disebabkan oleh pelemahan
Industri (IOMKI) untuk menjaga
permintaan daya beli masyarakat yang
utilisasi pabrik, terutama pada
masih berlanjut, pelambatan aktivitas
subsektor esensial yang memiliki
perdagangan global, dan pelemahan
peran penting dalam penanganan
utilisasi pabrik di masa Pembatasan
pandemi Covid-19 seperti industri
Sosial Berskala Besar (PSBB).
makanan dan minuman, serta kimia
30
dan farmasi; (iii) stimulus fiskal, seperti global sejak beberapa triwulan
relaksasi PPh 21, 22, dan 25, dan (iv) terakhir dan diperparah dengan
stimulus nonfiskal, seperti adanya pandemi Covid-19.
peningkatan kemudahan ekspor Pemerintah telah melakukan berbagai
impor. Industri pengolahan dalam upaya untuk mendorong aktivitas
skala mikro, kecil dan menengah juga ekspor dan impor, yaitu melalui
mendapatkan stimulus kredit melalui penerapan kebijakan relaksasi
Kredit Usaha Rakyat (KUR), persyaratan ekspor dan impor yang
restrukturisasi kredit serta kredit mikro diharapkan dapat meningkatkan
tanpa bunga. jaminan pasokan bahan baku industri.
Realisasi dari kemudahan prosedur ini
Gambar 9 Pertumbuhan Subsektor
juga masih perlu dipercepat karena
Industri Pengolahan Nonmigas
sampai saat ini belum mampu
(persen)
menahan laju penurunan ekspor dan
Industri Nonmigas -1,9 impor di sektor industri pengolahan
Industri Pengolahan -2,1 nasional.
Kimia dll 7,1
Logam Dasar 3,4
Gambar 10 Ekspor Produk Industri

Kertas dll 2,8 35 30


30 27,8
Makanan dan Minuman 2,0 20
25
Kayu dll 1,0
(miliar USD)

10

(persen)
20
Pengolahan Tembakau -3,5
15 0
Kulit dll -4,5
10
Pengolahan Lainnya -5,0 -10
5
Furnitur -5,0 -10,6
0 -20
Karet dll -6,4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
Barang Logam dll -6,4 2019 2020
Barang Galian Bukan Logam -7,2 Ekspor Produk Industri (miliar USD)
Tekstil dan Pakaian Jadi -7,9 Pertumbuhan Ekspor Produk Industri
Mesin dan Perlengkapan -11,3 (persen)
Alat Angkutan -14,8 Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada triwulan II tahun 2020, realisasi


Sumber: Badan Pusat Statistik
PMDN sektor manufaktur mencapai
Nilai ekspor produk industri USD23,0 miliar atau tumbuh positif
pengolahan pada triwulan II tahun sebesar 3,6 persen (YoY).
2020 hanya mencapai USD27,76 miliar, Pertumbuhan tersebut melambat
atau menurun 10,57 persen (YoY). dibandingkan dengan triwulan I tahun
Penurunan kinerja ekspor produk 2020 yang sebesar 22,9 persen.
industri pengolahan disebabkan oleh Kontribusi PMDN sektor manufaktur
pelemahan aktivitas perdagangan terhadap total PMDN sebesar 24,4

31
persen. PMDN sektor manufaktur terbesar pada triwulan II tahun 2020
terbesar pada subsektor industri terdapat di industri makanan
makanan sebesar USD10,8 miliar, yang (USD504,3 juta), industri kimia dan
diikuti dengan industri kimia dan farmasi (USD346,5 juta), dan industri
farmasi sebesar USD4,7 Miliar, serta kendaraan bermotor (USD199,3 juta).
industri logam dasar sebesar USD1,6
Gambar 12 PMA Sektor Industri
miliar.
3,5 80
3,0
Gambar 11 PMDN Sektor Industri 3,0 60
25 23,0 30
2,5 40

(miliar USD)
20

(persen)
20 2,0 20

10 1,5 16,1 0
(miliar USD)

15
(persen)

0 1,0 -20
3,6
10 0,5 -40
-10
0,0 -60
5 -20 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

0 -30 2019 2020


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 PMA Pertumbuhan PMA
2019 2020
Sumber: BKPM
PMDN Pertumbuhan PMDN

Realisasi investasi PMDN dan PMA


Sumber: BKPM
melambat secara bersamaan
Pertumbuhan PMDN yang paling dibandingkan dengan triwulan I tahun
tinggi (YoY) terjadi pada industri 2020. Pemerintah telah berupaya
barang dari kulit dan alas kaki sebesar untuk menjaga arus investasi di masa
1.340,2 persen, industri mesin dan Covid-19, antara lain melalui fasilitasi
elektronik sebesar 132,6 persen, dan investasi, dan optimalisasi Online
industri galian nonlogam sebesar 92,0 Single Submission (OSS), dorongan
persen. penyiapan kawasan industri yang
dilakukan oleh BUMN untuk
Nilai realisasi PMA sektor industri
menampung relokasi investasi asing,
pengolahan pada triwulan II tahun
serta melanjutkan penyelesaian
2020 mencapai USD2,9 miliar, atau
permasalahan operasional pada
meningkat sebesar 16,1 persen (YoY).
proyek-proyek investasi asing besar
Kontribusi PMA sektor industri
yang tertunda.
terhadap total PMA sebesar 43,6
persen. Nilai PMA sektor industri Kinerja industri pengolahan selama
pengolahan terbesar adalah industri masa pandemi Covid-19 dipengaruhi
logam dasar dan barang dari logam oleh daya beli masyarakat. Selama
yaitu USD1,3 miliar. Kontribusi PMA pandemi, operasionalisasi pabrik
32
otomotif berkurang, bahkan tidak sebelumnya dimana penjualan mobil
berproduksi dan hanya mengandalkan yang meningkat menjelang hari raya.
penjualan stok yang ada. Langkah ini Penurunan ini disebabkan oleh
merupakan respon dari kelesuan pasar penurunan pendapatan masyarakat
domestik dalam konsumsi barang- (disposable income) akibat pelemahan
barang kebutuhan tersier (durable ekonomi nasional secara keseluruhan
goods), termasuk otomotif. akibat pandemi Covid-19.

Gambar 13 Produksi Mobil Gambar 14 Penjualan Mobil


400 10 300 0
350 0 -10
-10 250 -20
300
-20 200 -30
250 -30 -40
(ribu unit)

(ribu unit)

(persen)
(persen)

200 -40 150 -50


150 -50 -60
-60 100 -70
100 -89,4
41,5 -70 -80
50
50 -80 -90
-85,0 24,0
0 -90 0 -100
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2019 2020 2019 2020
Produksi Mobil Penjualan Mobil
Pertumbuhan Produksi Mobil Pertumbuhan Penjualan Mobil

Sumber: CEIC Sumber: CEIC

Kondisi ini mengakibatkan produksi Pada triwulan II tahun 2020, penjualan


mobil pada triwulan II tahun 2020 mobil hanya mencapai 24.042 unit
sebesar 41.520 unit, atau menurun atau menurun sebesar 89,4 persen.
cukup signifikan sebesar 85,0 persen Penurunan penjualan mobil terbesar
(YoY). Penurunan ini terjadi pada terjadi pada segmen mobil MPV
seluruh segmen mobil. Penurunan berkapasitas kurang dari 1500 cc turn
terbesar terjadi pada jenis mobil Multi 92,7 persen, segmen mobil MPV
Purpose Vehicles (MPV) berkapasitas berkapasitas 1500-2500 cc turun 86,21
1500-2000 cc sebesar 94,8 persen, truk persen, dan segmen truk berkapasitas
kapasitas kurang dari 5 ton turun 90,4 lebih dari 24 ton turun 85,32 persen.
persen, MPV berkapasitas kurang dari
Pemulihan ekonomi diharapkan dapat
1500 cc turun 86,4 persen, dan truk
meningkatkan kepercayaan
kapasitas 5-24 ton turun 85,6 persen.
masyarakat, serta memulihkan daya
Penjualan mobil penumpang juga beli dan kemampuan masyarakat
terkontraksi signifikan pada triwulan II untuk belanja barang-barang
tahun 2020. Kondisi ini berbeda kebutuhan tersier, termasuk mobil dan
dengan tren pada tahun-tahun motor.

33
Gambar 15 Produksi, Penjualan triwulan II tahun 2020, sektor
Domestik, dan Ekspor Semen konstruksi mengalami penurunan
25,0 22,6 sebesar 5,4 persen (YoY). Penjualan
21,3
semen pada triwulan II tahun 2020
20,0
17,1 16,3 hanya sebesar 10,5 juta ton, atau
15,1
15,0 12,1
tumbuh negatif sebesar 23,9 persen
(YoY). Penurunan ini berkaitan dengan
10,0
penundaan beberapa proyek
5,0 10 konstruksi pemerintah dan swasta.

,0 2 Produksi semen sendiri pada triwulan


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 II tahun 2020 hanya sebesar 12,1 juta
2019 2020 ton atau mengalami kontraksi sebesar
Penjualan Semen (juta ton)
Ekspor (juta ton)
20,4 persen. Di sisi lain, ekspor semen
Produksi Semen (juta ton) pada triwulan II tahun 2020 meningkat
Sumber: CEIC sebesar 14,4 persen, atau mencapai
Penurunan aktivitas industri juga 1,6 juta ton. Negara tujuan ekspor
dikonfirmasi dari sektor konstruksi, semen terbesar adalah Tiongkok
khususnya konsumsi semen. Pada dengan proporsi 40 persen.

Gambar 16 Indonesia Headline PMI Manufacturing


55,0

50,0 46,9

45,0

40,0
39,1
35,0

30,0

25,0 27,5

20,0
Mar-15

Mar-16

Mar-17

Mar-18

Mar-19

Mar-20
Jan-17
Jan-15

May-15

Jan-16

May-16

May-17

Jan-18

May-18

Jan-19

May-19

Jan-20

Mei-20
Sep-15

Sep-16

Sep-17

Sep-18

Sep-19
Jul-15

Nov-15

Jul-16

Nov-16

Jul-17

Nov-17

Jul-18

Nov-18

Jul-19

Nov-19

Jul-20

Sumber: CEIC

Terlepas dari tren kinerja sektor pada bulan April 2020, secara
industri pengolahan selama ini, bertahap telah meningkat menjadi
prospek pemulihan industri 39,1 pada bulan Juni 2020 dan 46,9
pengolahan tetap positif. Nilai pada bulan Juli 2020. Perkembangan
Purchasing Manager Index (PMI) nilai PMI ini menunjukkan perbaikan
Indonesia yang jatuh pada level 27,5 ekspektasi pelaku usaha terhadap
34
peluang meningkatkan aktivitas sebesar 484.000 orang atau tumbuh
industri pengolahan, seiring dengan negatif sebesar 87,7 persen (YoY).
pelonggaran PSBB di beberapa Jumlah kunjungan wisman pada
provinsi yang menjadi basis sektor triwulan II tahun 2020 juga turun
industri pengolahan nasional. Namun, sebesar 81,6 persen (QtQ).
aspek PMI yang tetap perlu Berdasarkan pintu masuk, jumlah
diperhatikan adalah prospek ekspor wisman yang masuk melalui pintu
dan penyerapan tenaga kerja yang udara pada triwulan II tahun 2020
diperkirakan belum pulih dalam waktu hanya sebesar 2.704 orang, atau turun
singkat. 99,9 persen (QtQ). Wisman yang
berkunjung ke Indonesia didominasi
Pariwisata oleh wisman dari negara yang
Gambar 17 Kunjungan Wisman dan berbatasan langsung dengan
Nilai Ekspor Jasa Perjalanan Indonesia, yaitu Malaysia dan Timor
5.000 Leste dengan proporsi sebesar 91,0
4.500 persen dari total wisman.
4.000
3.500 Gambar 18 Kunjungan Wisatawan
(ribu orang)

3.000 Mancanegara berdasarkan Pintu Masuk


2.500
2.000
1.500 405.032
Pintu Darat
1.000 336.801
484
500 88,4
0
602.383
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Pintu Laut
144.465
2019 2020

Wisman (ribu orang) Jasa Perjalanan (juta USD) 1.599.598


Pintu Udara
2.704
Sumber: Badan Pusat Statistik

Indonesia masih mengalami Q1 2020 Q2 2020


peningkatan kasus pandemi Covid-19
sehingga negara-negara sumber Sumber: Badan Pusat Statistik
wisman utama masih menerapkan Penurunan jumlah kunjungan wisman
kebijakan membatasi warganya untuk juga menyebabkan penurunan nilai
berkunjung ke Indonesia. Kebijakan ini ekspor jasa (devisa) pariwisata pada
berdampak secara signifikan pada triwulan II tahun 2020. Nilai devisa
penurunan aktivitas penerbangan dan pariwisata mencapai USD0,08 miliar,
kunjungan wisman ke Indonesia. atau turun sebesar 97,6 persen dari
Pada triwulan II tahun 2020, jumlah periode sebelumnya (YoY). Rata-rata
wisatawan mancanegara (Wisman) pengeluaran wisman per kunjungan
yang berkunjung ke Indonesia hanya hanya mencapai USD182, jauh lebih

35
rendah dari triwulan sebelumnya yaitu Gambar 19 Jumlah Penumpang
rata-rata USD1.107 per orang per Transportasi Nasional
kunjungan. (a) Kereta Api
120
Tren penurunan yang signifikan dalam 106,0
kunjungan wisatawan nusantara 100 89,8
(wisnus) juga terjadi seiring dengan 80

(juta orang)
pemberlakuan jaga jarak (social
60
distancing), kebijakan untuk kerja dari
rumah (work from home), serta adanya 40
20,7
kebijakan pemerintah untuk melarang 20
masyarakat melakukan mudik di hari
0
raya Idul Fitri. Kondisi ini Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
menyebabkan mobilitas masyarakat 2019 2020
untuk berwisata, bahkan di dalam kota
menjadi sangat terbatas. (b) Pesawat Domestik
25
Kondisi ini dapat diamati dari
perkembangan penumpang di 20 17,9
16,7
berbagai moda angkutan. Pada
(juta orang)

15
triwulan II tahun 2020, jumlah
penumpang kereta api hanya sebesar 10
20 juta orang atau menurun sebesar
5
80,5 persen (YoY). Jumlah penumpang 1,7
pesawat domestik, dan penumpang 0
kapal laut juga turun signifikan, Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

masing masing sebesar 90,5 persen 2019 2020


dan 76,3 persen (YoY). Total aktivitas
(c) Angkutan Laut
bepergian domestik sebesar 23 Juta
orang penumpang, atau jauh lebih 7 6,3 6,1
rendah yang mencapai 130 juta orang 6
penumpang (YoY). 5
(juta orang)

4
3
2 1,5

1
0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2019 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik


36
Penurunan kunjungan wisman serta DKI Jakarta dan Bali, sebagai dua
wisnus berdampak pada tingkat provinsi dengan penyediaan
penghunian kamar (TPK) hotel di akomodasi terbesar di Indonesia,
Indonesia. Pada triwulan II tahun 2020, mengalami penurunan TPK yang
TPK Indonesia adalah sebesar 15,6 cukup signifikan. TPK hotel di DKI
persen, atau turun dibandingkan Jakarta turun dari 47,5 persen pada
triwulan I tahun 2020 yang sebesar triwulan I tahun 2020 menjadi 23,5
43,5 persen. Sementara itu, lama persen di triwulan II tahun 2020. Pada
tinggal wisatawan di hotel berbintang periode yang sama, TPK hotel di Bali
tidak mengalami perubahan yang juga turun dari 43,6 persen menjadi
berarti. 2,5 persen.

Gambar 20 Tingkat Penghunian Kamar Penurunan permintaan akomodasi ini


Hotel mengakibatkan penutupan banyak
70 hotel di Indonesia baik sementara
60 maupun permanen. Kondisi ini
50
49,9
menyebabkan terjadinya PHK tenaga
43,5
kerja pariwisata di industri perhotelan.
(persen)

40

30 Gambar 22 Tingkat Penghunian Kamar


Hotel DKI Jakarta dan Bali
20 15,6
(persen)
10

0 43,6
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Bali
2,5
2019 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik


47,5
DKI Jakarta
Gambar 21 Lama Tinggal Wisatawan
23,5
1,95

0 20 40 60
1,9
Q1 2020 Q2 2020
1,84
1,85 1,83
1,82 Sumber: Badan Pusat Statistik
(hari)

1,8
Penurunan aktivitas pariwisata juga
1,75 ditunjukkan oleh penurunan nilai
tambah subsektor penyediaan
1,7 akomodasi dan subsektor penyediaan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
makan minum. Pada triwulan II tahun
2019 2020
2020, nilai tambah di sektor
Sumber: Badan Pusat Statistik akomodasi dan penyediaan makan

37
minum mencapai masing-masing di seluruh wilayah mengalami
sebesar Rp13,4 triliun dan Rp70,7 kontraksi seiring dengan kebijakan
triliun. Nilai tambah tersebut PSBB.
mengalami penurunan sebesar 44,7
Gambar 24 Pertumbuhan dan
persen untuk subsektor penyediaan
Kontribusi Ekonomi Pada Triwulan II
akomodasi, dan sebesar 16,3 persen Secara Spasial
untuk subsektor penyediaan makan
minum (YoY). Maluku Papua 2,4
Gambar 23 Pertumbuhan Sektor Sulawesi -2,8
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Kalimantan -4,4
Minum
Bali Nusra -6,3
20
10 Jawa -6,7
0
Sumatera -3,0
-10 -16,34
-20
-50 0 50 100

-30 Kontribusi Pertumbuhan


-44,72
-40
-50 Sumber: Badan Pusat Statistik
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2019 2020 Ekonomi wilayah Maluku dan
Pertumbuhan Subsektor Peny. Akomodasi
(%, YoY) Papua tetap tumbuh.
Pertumbuhan Subsektor Peny. Makan
Secara agregat, wilayah Maluku dan
Minum (%, YoY)

Sumber: Badan Pusat Statistik


Papua tumbuh lebih lambat
2.2 Produk Domestik dibandingkan triwulan I tahun 2020.
Pada triwulan II tahun 2020, Papua dan
Regional Bruto Papua Barat tumbuh positif. Provinsi
Pertumbuhan ekonomi di sebagian Papua pada triwulan II tahun 2020
besar wilayah Indonesia pada triwulan tumbuh sebesar 4,5 persen (YoY), lebih
II tahun 2020 mengalami kontraksi, tinggi daripada triwulan sebelumnya
kecuali Maluku dan Papua. yang tumbuh sebesar 1,5 persen (YoY).
Pertumbuhan ekonomi wilayah Tingginya pertumbuhan ini
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi serta disumbang oleh sektor pertambangan
Maluku dan Papua berada di atas dan penggalian yang tumbuh sebesar
pertumbuhan nasional, sementara 29,9 persen (YoY). Hal ini sejalan
wilayah Jawa serta Bali dan Nusa dengan peningkatan produksi
Tenggara berada di bawah tembaga dan emas di Papua.
pertumbuhan nasional. Secara umum, Sementara itu, Papua Barat pada
sektor transportasi dan pergudangan triwulan II tahun 2020 tumbuh sebesar
0,5 persen (YoY), lebih lambat
38
daripada triwulan sebelumnya. terdalam terjadi di Sulawesi Utara dan
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor Sulawesi Selatan yaitu terkontraksi
industri pengolahan yang tumbuh 5,0 sebesar 3,9 persen (YoY) untuk kedua
persen (YoY) pada triwulan II tahun provinsi tersebut. Kontraksi di
2020, lebih tinggi dari triwulan Sulawesi Utara berasal dari tingginya
sebelumnya yang hanya tumbuh kontraksi di sektor transportasi dan
sebesar 1,1 persen (YoY). pergudangan sebesar 31,5 persen
Pertumbuhan sektor industri (YoY). Selain itu, sektor akomodasi dan
pengolahan yang tinggi didorong oleh makan minum terkontraksi hingga
peningkatan produksi komoditas 50,3 persen (YoY). Hal tersebut
logam. disebabkan oleh tidak adanya
kunjungan wisatawan mancanegara
Maluku dan Maluku Utara mengalami
pada bulan April dan Mei. Sementara
kontraksi pertumbuhan. Pada triwulan
pada bulan Juni, kunjungan wisatawan
II tahun 2020, provinsi Maluku
mancanegara hanya sebesar 267
terkontraksi sebesar 0,9 persen (YoY).
orang yang berasal dari Tiongkok (98,9
Kontraksi di Maluku disumbang oleh
persen) dan Malaysia (1,1 persen). Di
sektor transportasi yang terkontraksi
sisi lain, sektor pertanian dan industri
cukup dalam, yaitu sebesar 18,0
pengolahan tumbuh positif masing-
persen (YoY). Sementara itu, sektor
masing sebesar 1,5 persen (YoY) dan
pertanian masih tumbuh sebesar 2,2
5,2 persen (YoY).
persen (YoY). Sejalan dengan provinsi
Maluku, pertumbuhan provinsi Kontraksi di Sulawesi Selatan terjadi
Maluku Utara pada triwulan II tahun karena kontraksi di sektor transportasi
2020 mengalami kontraksi sebesar 0,2 dan pergudangan, perdagangan, serta
persen (YoY). Kontraksi tertinggi industri pengolahan yang masing-
terjadi pada sektor penyediaan masing terkontraksi sebesar 51,1; 8,3;
akomodasi dan makan-minum serta dan 8,2 persen (YoY). Sektor
transportasi dan pergudangan yaitu akomodasi juga terkontraksi cukup
sebesar 29,4 persen (YoY) dan 28,2 dalam hingga 30,9 persen (YoY).
persen (YoY). Di sisi lain, sektor industri Sementara sektor informasi dan
pengolahan tumbuh sebesar 60,5 komunikasi tumbuh paling tinggi
persen (YoY). sebesar 10,5 persen (YoY). Sektor
pertanian dengan kontribusi tertinggi
Kontraksi tertinggi di Sulawesi
terhadap PDRB Sulawesi Selatan,
terjadi di Sulawesi Utara dan
tumbuh 2,5 persen (YoY).
Sulawesi Selatan. Pertumbuhan tersebut didorong oleh
Secara agregat, pada triwulan II tahun panen raya.
2020 wilayah Sulawesi terkontraksi Walaupun semua provinsi di Sulawesi
sebesar 2,8 persen (YoY). Kontraksi terkontraksi, Sulawesi Tengah dan

39
Gorontalo merupakan provinsi yang Selatan pada triwulan II tahun 2020
kontraksinya relatif lebih rendah yaitu sebesar 2,6 persen (YoY). Hampir
masing-masing sebesar 0,1 dan 0,3 semua sektor mengalami kontraksi
persen (YoY). Rendahnya kontraksi di dengan tingkat kontraksi yang tidak
Sulawesi Tengah didorong oleh terlalu dalam. Kontraksi tertinggi
tingginya pertumbuhan sektor industri terjadi di sektor transportasi dan
pengolahan serta pertambangan dan pergudangan yang tercatat sebesar
penggalian yang masing-masing 9,2 persen (YoY). Sementara, tiga
tumbuh sebesar 21,1 dan 9,5 persen sektor utama di Kalimantan Selatan
(YoY). Sedangkan, rendahnya yaitu pertanian, pertambangan, dan
kontraksi di Gorontalo didorong oleh industri pengolahan terkontraksi
masih tumbuhnya sektor jasa masing-masing sebesar 0,6; 6,0; dan
keuangan, jasa pendidikan, dan 1,9 persen (YoY).
infokom yang masing-masing tumbuh
Tingginya kontraksi Bali Nusra
sebesar 13,2; 9,9; dan 8,5 persen (YoY).
berasal dari Bali.
Semua Provinsi di Kalimantan
Secara agregat, wilayah Bali dan Nusa
mengalami kontraksi.
Tenggara terkontraksi sebesar 6,3
Wilayah Kalimantan secara agregat persen (YoY) pada triwulan II tahun
terkontraksi sebesar 4,4 persen (YoY) 2020. Kontraksi terbesar terjadi di
pada triwulan II tahun 2020. Provinsi Provinsi Bali yaitu sebesar 11,0 persen
Kalimantan Timur menjadi provinsi (YoY). Pandemi Covid-19 berdampak
yang mengalami kontraksi paling besar pada penurunan aktivitas
dalam yaitu sebesar 5,5 persen (YoY). pariwisata yang merupakan
Kontraksi ini disebabkan oleh kontributor utama ekonomi Bali. Hal
kontraksi sektor pertambangan dan ini sejalan dengan penurunan jumlah
penggalian serta industri pengolahan wisatawan mancanegara yang datang
yang merupakan sektor utama di ke Bali pada bulan April hingga Juni
Kalimantan Timur. Pertambangan yang turun hingga 99,9 persen (YoY).
terkontraksi sebesar 6,9 persen (YoY) Lebih lanjut, kategori lapangan usaha
seiring dengan penurunan permintaan yang memiliki keterkaitan erat dengan
batu bara negara tujuan ekspor utama pariwisata mengalami penurunan,
yaitu Tiongkok dan India. Lebih lanjut, seperti akomodasi dan makanan
industri pengolahan terkontraksi minuman sebesar 39,5 persen (YoY)
sebesar 7,7 persen (YoY). serta transportasi sebesar 33,1 persen
(YoY).
Sementara itu, Kalimantan Selatan
terjadi kontraksi yang paling rendah Meskipun terjadi kontraksi, provinsi
dibanding dengan provinsi lain di Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi
Kalimantan. Kontraksi di Kalimantan yang pertumbuhannya lebih baik

40
dibandingkan provinsi lainnya di penghasilan hotel dan restoran yang
wilayah Bali dan Nusa Tenggara terpaksa menutup usahanya
dengan kontraksi pertumbuhan sementara waktu. Dampaknya terjadi
sebesar 1,4 persen (YoY) pada triwulan pada sektor akomodasi dan makan
II tahun 2020. Sektor yang mengalami minum yang terkontraksi sebesar 42,4
kontraksi tinggi, yaitu penyediaan persen (YoY). Sementara kontraksi
akomodasi dan makan minum serta terdalam terjadi pada sektor jasa
transportasi dan pergudangan yang perusahaan yang turun hingga 52,5
mengalami kontraksi sebesar 58,7 persen (YoY). Sektor informasi dan
persen (YoY) dan 58,1 persen (YoY). komunikasi tumbuh paling tinggi
Sebaliknya, sektor pertanian dan sebesar 15,4 persen (YoY).
pertambangan yang merupakan
Kontraksi tertinggi wilayah Jawa
sektor utama, tumbuh tinggi, yaitu
terjadi di Provinsi DKI Jakarta.
masing-masing sebesar 7,9 dan 47,8
persen (YoY). Penyebab tingginya Secara agregat, pertumbuhan
pertumbuhan di sektor pertambangan ekonomi wilayah Jawa terkontraksi
salah satunya disebabkan oleh faktor sebesar 6,7 persen (YoY), menurun
base effect dimana pertumbuhan pada tajam dari triwulan sebelumnya yang
triwulan II tahun 2019 mengalami tumbuh sebesar 3,4 persen (YoY). Pada
kontraksi yang cukup dalam sebesar triwulan II tahun 2020, semua provinsi
10,8 persen (YoY). di Pulau Jawa mengalami kontraksi.
Provinsi Nusa Tenggara Timur Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi
terkontraksi 2,0 persen (YoY). yang mengalami kontraksi paling
Pelaksanaan PSBB menyebabkan dalam, yakni terkontraksi hingga 8,2
melambatnya mobilitas. Pemerintah persen (YoY), diikuti oleh Provinsi
menutup pintu perbatasan Timor Banten yang terkontraksi hingga 7,4
Leste sejak 20 April 2020. Penyedia persen (YoY).
transportasi laut, PT Pelni, juga Provinsi DKI Jakarta terkontraksi
menghentikan pelayaran kapal. Di sisi hingga 8,2 persen (YoY), menurun
lain, Trans Nusa juga memperpanjang tajam dari triwulan sebelumnya yang
pembatalan semua penerbangan mampu tumbuh hingga 5,1 persen
hingga beroperasi kembali pada 22 (YoY). Salah satu penyebab
Juni 2020. Jumlah penumpang terkontraksinya perekonomian DKI
angkutan udara yang tiba di NTT pada Jakarta adalah pandemi Covid-19
triwulan II tahun 2020 turun hingga yang dampaknya sudah terasa sejak
84,1 persen (YoY). Kondisi tersebut awal Februari 2020. Terkontraksinya
menyebabkan kinerja sektor pertumbuhan di DKI Jakarta
transportasi dan pergudangan NTT disebabkan oleh kontraksi yang cukup
turun 23,2 persen (YoY). Sepinya dalam pada sektor industri
pengunjung menyebabkan turunnya

41
pengolahan (20,5 persen, YoY), dan komunikasi yang tumbuh sebesar
penyediaan akomodasi dan makan 10,4 persen (YoY), jasa kesehatan
minum (34,8 persen, YoY), transportasi tumbuh sebesar 8,9 persen (YoY).
dan pergudangan (23,5 persen, YoY). Lebih lanjut, sektor pertanian tumbuh
Selain itu, pertumbuhan sektor sebesar 7,5 persen (YoY) yang
perdagangan juga mengalami didorong oleh peningkatan produksi
kontraksi yang cukup signifikan, yaitu tanaman pangan khususnya padi
sebesar 13,7 persen (YoY) seiring karena peralihan bulan panen dari
dengan menurunnya penjualan Maret ke April. Lapangan usaha yang
kendaraan bermotor hingga 59,5 terkontraksi cukup dalam diantaranya
persen (YoY) dan menurunnya indeks adalah jasa lainnya yang terkontraksi
penjualan ritel riil hingga 52,7 persen hingga 34,5 persen (YoY), transportasi
(YoY). dan pergudangan yang terkontraksi
hingga 27,7 persen (YoY), dan
Jawa Tengah dan Jawa Timur
penyediaan akomodasi dan makan
mengalami kontraksi sebesar 5,9
minum yang terkontraksi hingga 18,6
persen (YoY) pada triwulan II tahun
persen (YoY). Berbagai sektor tersebut
2020 dimana kontraksi ekonomi pada
terpuruk akibat pandemi Covid-19 dan
kedua provinsi tersebut paling rendah
terjadi penurunan produksi di
dibandingkan dengan kontraksi di
berbagai sektor sebagai dampak dari
provinsi lain di Pulau Jawa. Lapangan
kebijakan PSBB.
usaha yang tumbuh tinggi di Jawa
Tengah adalah sektor informasi dan Pertumbuhan wilayah Sumatera
komunikasi yang tumbuh sebesar 18,8 terkontraksi secara menyeluruh.
persen (YoY) serta jasa kesehatan dan
kegiatan sosial yang tumbuh sebesar Perekonomian wilayah Sumatera pada
7,1 persen (YoY). Di sisi lain, lapangan triwulan II tahun 2020 terkontraksi
usaha yang mengalami kontraksi sebesar 3,0 persen (YoY), menurun
cukup dalam adalah sektor signifikan dibanding triwulan
transportasi dan pergudangan yang sebelumnya yang mampu tumbuh
terkontraksi sebesar 63,0 persen (YoY). sebesar 3,2 persen (YoY). Kontraksi di
Industri pengolahan mengalami wilayah Sumatera terjadi menyeluruh
kontraksi sebesar 4,4 persen (YoY) di semua provinsi dengan kontraksi
sejalan dengan penurunan produksi yang paling dalam terjadi di Provinsi
industri migas dan sebagian besar non Kepulauan Riau sebesar 6,7 persen
migas kecuali industri makanan dan (YoY).
minum dan industri kimia. Provinsi Sumatera Utara yang
Sektor yang tetap tumbuh positif di merupakan provinsi dengan kontribusi
Provinsi Jawa Timur pada triwulan II terbesar di wilayah Sumatera
tahun 2020 adalah sektor informasi terkontraksi hingga 2,4 persen (YoY).

42
Hampir seluruh lapangan usaha kesehatan yang tumbuh sebesar 15,1
mengalami kontraksi dengan sektor persen (YoY), informasi dan
transportasi dan pergudangan turun komunikasi tumbuh sebesar 11,4
cukup dalam, yaitu sebesar 20,3 persen (YoY), dan pengadaan listrik
persen (YoY). Lebih lanjut, penyediaan tumbuh sebesar 11,3 persen (YoY).
akomodasi dan makan minum serta
Sementara itu, provinsi yang
jasa perusahaan juga mengalami
mengalami kontraksi paling dalam di
kontraksi yang cukup dalam, yaitu
Sumatera adalah provinsi Kepulauan
masing-masing sebesar 14,8 dan 7,7
Riau yang terkontraksi hingga 6,7
persen (YoY). Beberapa sektor yang
persen (YoY). Kontraksi di provinsi ini
masih tumbuh positif, diantaranya
disebabkan oleh menurunnya kinerja
adalah sektor informasi dan
di hampir seluruh sektor, kecuali
komunikasi yang tumbuh sebesar 5,4
industri pengolahan, informasi dan
persen (YoY), administrasi
komunikasi, dan administrasi
pemerintahan tumbuh sebesar 3,1
pemerintahan. Kontraksi terdalam
persen (YoY), dan pertanian yang
terjadi pada sektor jasa perusahaan,
tumbuh sebesar 1,4 persen (YoY).
yaitu sebesar 96,1 persen (YoY).
Lebih lanjut, Provinsi Riau yang
memiliki kontribusi terbesar kedua di
Sumatera terkontraksi sebesar 3,2
persen (YoY), menurun signifikan
dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang dapat tumbuh
hingga 2,2 persen (YoY). Sektor
penyediaan akomodasi dan makan
minum terkontraksi cukup dalam
hingga 42,4 persen (YoY) seiring
dengan dampak dari kebijakan PSBB
dan pembatalan atau penundaan
kegiatan MICE (Meeting, Incentive,
Convention, Exhibition), diikuti oleh
kontraksi pada sektor transportasi dan
pergudangan sebesar 38,0 persen
(YoY). Penurunan penjualan mobil dan
motor seiring dengan melemahnya
daya beli masyarakat menyebabkan
terkontraksinya sektor perdagangan
hingga 22,1 persen. Sementara itu,
beberapa sektor yang masih tumbuh
positif, diantaranya adalah jasa

43
Tabel 11 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Tahun 2015 – Triwulan II tahun 2020 (persen, YoY)
2015 2016 2017 2018 2019 2020:1 2020:2
Sumatera 3,5 4,3 4,3 4,5 4,6 3,3 -3,0
Aceh -0,7 3,3 4,2 4,6 4,1 3,2 -1,8
Sumut 5,1 5,2 5,1 5,2 5,2 4,7 -2,4
Sumbar 5,5 5,3 5,3 5,1 5,1 3,9 -4,9
Riau 0,2 2,2 2,7 2,3 2,8 2,2 -3,2
Jambi 4,2 4,4 4,6 4,7 4,4 1,9 -1,7
Sumsel 4,4 5,0 5,5 6,0 5,7 5,0 -1,4
Bengkulu 5,1 5,3 5,0 5,0 5,0 3,8 -0,5
Lampung 5,1 5,1 5,2 5,3 5,3 1,7 -3,6
Kep. Babel 4,1 4,1 4,5 4,5 3,3 1,4 -5,0
Kep. Riau 6,0 5,0 2,0 4,6 4,9 2,1 -6,7
Jawa 5,5 5,6 5,6 5,7 5,5 3,4 -6,7
DKI Jakarta 5,9 5,9 6,2 6,2 5,9 5,1 -8,2
Jabar 5,0 5,7 5,3 5,6 5,1 2,7 -6,0
Jateng 5,5 5,2 5,3 5,3 5,4 2,6 -5,9
DI Yogyakarta 5,0 5,0 5,3 6,2 6,6 -0,2 -6,7
Jatim 5,4 5,6 5,5 5,5 5,5 3,0 -5,9
Banten 5,4 5,3 5,7 5,8 5,5 3,2 -7,4
Bali Nusra 10,4 5,9 3,7 2,7 5,1 0,9 -6,3
Bali 6,0 6,3 5,6 6,4 5,6 -1,1 -11,0
NTB 21,8 5,8 0,1 -4,6 4,0 3,0 -1,4
NTT 4,9 5,1 5,1 5,1 5,2 3,0 -2,0
Kalimantan 1,4 2,0 4,3 3,9 5,0 2,3 -4,4
Kalbar 4,9 5,2 5,2 5,1 5,0 2,7 -3,4
Kalteng 7,0 6,3 6,7 5,6 6,2 3,0 -3,2
Kalsel 3,8 4,4 5,3 5,1 4,1 4,2 -2,6
Kaltim -1,2 -0,4 3,1 2,7 4,8 1,3 -5,5
Kaltara 3,4 3,6 6,8 6,0 6,9 5,0 -3,4
Sulawesi 8,2 7,4 7,0 6,7 6,7 3,8 -2,8
Sulut 6,1 6,2 6,3 6,0 5,7 4,3 -3,9
Sulteng 15,5 9,9 7,1 6,3 7,2 4,9 -0,1
Sulsel 7,2 7,4 7,2 7,1 6,9 3,1 -3,9
Sultra 6,9 6,5 6,8 6,4 6,5 4,4 -2,4
Gorontalo 6,2 6,5 6,7 6,5 6,4 4,1 -0,3
Sulbar 7,3 6,0 6,6 6,2 5,7 4,9 -0,8
Maluku Papua 6,3 7,4 4,9 7,0 -7,4 2,9 2,4
Maluku 5,5 5,7 5,8 5,9 5,6 4,0 -0,9
Maluku Utara 6,1 5,8 7,7 7,9 6,1 3,1 -0,2
Papua Barat 4,2 4,5 4,0 6,2 2,7 5,1 0,5
Papua 7,3 9,14 4,64 7,33 -15,7 1,5 4,5
NASIONAL 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 2,97 -5,32
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

44
2.3 Fiskal Tahun 2020 diperkirakan akan menjadi
tahun yang berat, terutama dari
Pendapatan negara mengalami perspektif perpajakan. Di tengah
penurunan, sementara belanja ancaman pandemi Covid-19 yang
negara meningkat sehingga menyebabkan ketidakpastian
terdapat potensi pelebaran defisit. ekonomi secara global, pada triwulan
II tahun 2020 kinerja penerimaan
Di tengah masa pandemi Covid-19
perpajakan Indonesia mengalami
dan seiring dengan aktivitas ekonomi
kontraksi sebesar 9,4 persen
yang melambat, kondisi pendapatan
dibandingkan dengan periode yang
negara pada triwulan II tahun 2020
sama tahun sebelumnya. Penerimaan
mengalami kontraksi yang lebih dalam
perpajakan periode Januari-Juni 2020
dibandingkan dengan triwulan
mencapai sebesar Rp624,9 triliun atau
sebelumnya. Hingga akhir triwulan II
44,3 persen dari target APBN-Perpres
tahun 2020, pertumbuhan
72/2020.
pendapatan dalam negeri turun 10,0
persen dibandingkan periode yang Tabel 13 Realisasi Komponen
sama pada tahun sebelumnya. Penerimaan Perpajakan
Sementara itu, Penerimaan hibah naik Realisasi
Growth
Penerimaan (triliun Rp)
signifikan hingga 231,4 persen Perpajakan
(2019-
Juni Juni
2020)
dibandingkan periode yang sama 2019 2020
pada tahun sebelumnya. Secara Pajak
376,3 330,3 -12,5
Penghasilan
keseluruhan realisasi Pendapatan
PPh
Negara dan Hibah menunjukkan 346,2 312,2 -10,1
Nonmigas
penurunan, yakni hanya mencapai PPh Migas 30,2 18,1 -40,1
Rp811,2 triliun, atau lebih rendah PPn dan PPnBM 212,3 189,5 -10,7
sebesar 9,8 persen (YoY). PBB 14,7 11,9 -18,9
Bea Masuk 17,3 16,5 -4,6
Tabel 12 Realisasi Komponen Cukai 66,7 75,4 13,0
Pendapatan Negara dan Hibah Bea keluar 1,6 1,3 -18,2
Realisasi Total 689,9 624,9
Pendapatan (triliun Rp) Growth
Negara dan (2019- Sumber: Kementerian Keuangan
Juni Juni
Hibah 2020)
2019 2020
Pendapatan
Sampai dengan akhir triwulan II tahun
Dalam 899,0 809,4 -10,0 2020 hampir semua jenis pajak utama
Negeri
mengalami kontraksi. Tekanan
Penerimaan
Perpajakan
689,9 624,9 -9,4 tersebut terutama dirasakan pada
PNBP 209,1 184,5 -11,8 Penerimaan Pajak bulan Mei. Kinerja
Hibah 0,5 1,7 231,4 Penerimaan Pajak mulai menunjukkan
Total 899,6 811,2 -9,8
perbaikan pada bulan Juni seiring
mulai dilonggarkannya PSBB dan
Sumber: Kementerian Keuangan
dimulainya fase Adaptasi Kebiasaan

45
Baru, serta mulai membaiknya dibandingkan periode yang sama
ekonomi negara-negara mitra dagang tahun sebelumnya.
utama Indonesia secara umum.
Tabel 14 Realisasi Komponen PNBP
Namun demikian, secara keseluruhan
TA 2020
kinerja perpajakan masih melambat. (triliun Rp) Growth
Komponen PNBP APBN Realisasi YoY
Hingga akhir Juni 2020, Pajak Perpres s.d. 30 (%)
penghasilan (PPh) mencapai Rp330,3 72/2020 Juni
PNBP 294,1 184,5 -11,8
triliun atau lebih rendah 12,5 persen
Penerimaan SDA 79,1 54,5 -22,9
dibanding periode yang sama tahun
Pendapatan KND 65,0 46,2 -32,7
2019. Lebih rendahnya penerimaan
PNBP Lainnya 100,1 53,2 9,9
PPh ini ditengarai karena menurunnya
Pendapatan BLU 50,0 30,6 43,8
serapan tenaga kerja terutama pada
Sumber: Kementerian Keuangan
sektor-sektor yang terdampak
langsung oleh pandemi Covid-19, Realisasi PNBP sampai dengan
serta akibat pemanfaatan insentif semester I 2020 mencapai Rp184,5
fiskal PPh Pasal 21 Ditanggung triliun atau 62,7 persen dari target
Pemerintah (DTP). Dari sisi dalam Perpres 72 Tahun 2020, namun
komponennya, PPh Migas turun capaian tersebut lebih rendah 11,8
paling dalam yaitu sebesar 40,1 persen persen (YoY) dibandingkan periode
dibandingkan periode yang sama yang sama tahun sebelumnya yang
tahun sebelumnya. PPh Nonmigas mencapai Rp209,1 triliun. Penurunan
juga mengalami penurunan sebesar ini utamanya dipengaruhi oleh
10,1 persen (YoY). Kondisi yang sama menurunnya penerimaan PNBP SDA
juga terjadi pada penerimaan PPN & dan PNBP KND masing-masing
PPnBM yang tumbuh negatif sebesar sebesar 22,9 persen dan 32,7 persen.
10,7 persen.
Faktor penyebab turunnya
Selanjutnya, Pajak Bumi dan Bangunan penerimaan SDA antara lain turunnya
(PBB) dan pajak lainnya juga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP)
mengalami penurunan sebesar 18,9 dan rata-rata Harga Batu Bara Acuan
persen dibandingkan periode yang (HBA) karena melambatnya
sama tahun sebelumnya. Realisasi perekonomian global akibat pandemi
positif tampak pada kinerja Covid-19. Rata-rata ICP periode
penerimaan cukai pada akhir Juni 2020 Desember 2019 – Mei 2020 sebesar
yang mencapai Rp75,4 triliun atau USD44,9 per barel jauh dibawah rata-
tumbuh 13,0 persen. Sementara itu rata ICP periode yang sama tahun
Bea masuk dan Bea keluar mengalami sebelumnya yang mencapai USD62,1
penurunan masing-masing sebesar per barel. Sementara itu, rendahnya
4,6 persen dan 18,2 persen realisasi PNBP KND disebabkan
adanya penundaan pelaksanaan RUPS
46
sebagian besar BUMN sehingga Peningkatan Belanja K/L utamanya
sebagian deviden belum dapat disumbangkan oleh kenaikan realisasi
disetorkan dan karena adanya belanja sosial dan belanja modal.
penurunan setoran sisa surplus Bank Belanja modal mengalami
Indonesia. pertumbuhan pada periode sampai
dengan Juni 2020, yakni tumbuh 8,70
Dari sisi Belanja negara, hingga
persen (yoy). Peningkatan kinerja
triwulan II tahun 2020, belanja negara
belanja modal didorong oleh
menunjukkan peningkatan. Sampai
percepatan realisasi belanja modal
akhir Juni 2020, realisasi Belanja
yang utamanya terjadi di belanja
Negara mencapai Rp1.068,94 triliun.
modal peralatan dan mesin yang
Realisasi tersebut terdiri dari Belanja
dilaksanakan oleh Kemenhan dan
Pemerintah Pusat (BPP) yang
Polri. Meskipun demikian, realisasi
mencapai Rp668,5 triliun dan Transfer
belanja modal jalan, irigasi, dan
ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang
jaringan mengalami perlambatan
mencapai Rp400,4 triliun. Dari sisi BPP,
realisasi dibandingkan periode yang
terjadi pertumbuhan sebesar 6,0
sama tahun sebelumnya sebagai
persen dibandingkan dengan periode
dampak kebijakan refocusing/
yang sama pada tahun 2019.
realokasi/penundaan kegiatan serta
Peningkatan penyerapan BPP
adanya pembatasan sosial.
dipengaruhi oleh pertumbuhan
belanja Kementerian/ Lembaga (K/L) Bantuan sosial hingga Juni 2020
yang tumbuh 2,3 persen (YoY) dan tumbuh sebesar 41,0 persen (YoY)
belanja non-K/L yang tumbuh 10,3 dengan realisasi mencapai Rp99,4
persen (YoY). triliun. Peningkatan realisasi bantuan
sosial terutama dipengaruhi oleh
Gambar 25 Perkembangan Komponen
kebijakan penyaluran bantuan sosial
Belanja Negara
kepada masyarakat yang dilaksanakan
oleh Kementerian Sosial dalam rangka
33,80
Belanja Pemerintah
38,59 %APBN penanganan dampak pandemi Covid-
%APBN
Pusat
Perpres 72
19, melalui penyaluran: (a) bantuan
program Kartu Sembako yang telah
Juni 2019 Juni 2020
diperluas cakupannya dan dinaikkan
52,40
nilai manfaatnya dibandingkan tahun
Transfer Ke Daerah 48,86
dan Dana Desa %APBN
%APBN sebelumnya; dan (b) bantuan paket
Perpres 72
sembako Jabodetabek dan bantuan
Sumber: Kementerian Keuangan sosial tunai non-Jabodetabek yang
disalurkan untuk Jaring Pengaman
Belanja K/L tumbuh positif, dimana Sosial pandemi Covid-19. Selain itu,
realisasinya hingga Juni 2020 terdapat kenaikan pencairan PBI JKN
mencapai Rp350,40 triliun. 2020 karena adanya kebijakan

47
penyesuaian iuran PBI JKN yang refocusing dan realokasi untuk
semula Rp23.000 menjadi Rp42.000, mendukung kegiatan penanganan
serta kebijakan pencairan dimuka Covid-19, antara lain pembayaran
bantuan iuran PBI JKN untuk insentif dan santunan bagi tenaga
meningkatkan likuiditas BPJS kesehatan, serta pengadaan alat/
Kesehatan dalam rangka percepatan sarpras kesehatan dalam rangka
pembayaran klaim fasilitas kesehatan. penanganan Covid-19.

Realisasi belanja pegawai sampai Realisasi Belanja Non-K/L hingga 30


dengan akhir Juni 2020 mencapai Juni 2020 mencapai Rp318,1 triliun,
Rp192,1 triliun atau sebesar 47,6 tumbuh 10,3 persen (YoY), yang
persen dari dari target APBN-Perpres digunakan untuk pembayaran bunga
72/2020. Untuk belanja pegawai K/L utang, subsidi, dan belanja lain-lain.
sampai dengan 30 Juni 2020 mencapai Realisasi Pembayaran Bunga Utang
Rp114,1 turun sebesar 3,3 persen sampai dengan 30 Juni 2020 sebesar
(YoY). Penurunan ini disebabkan Rp157,6 triliun, naik 16,9 persen (YoY),
perubahan kebijakan pemberian THR sejalan dengan tambahan penerbitan
tahun 2020, untuk Pejabat Negara, utang yang dilakukan untuk menutup
Pejabat Eselon 1 dan 2, dan pejabat peningkatan defisit APBN 2020 dan
lainnya tidak menerima THR pengeluaran pembiayaan.
sebagaimana tercantum dalam PP
Sementara itu, realisasi subsidi sampai
Nomor 24 Tahun 2020.
dengan 30 Juni 2020 turun sebesar 1,4
Sementara itu, realisasi Belanja Barang persen (YoY), dengan realisasi
K/L sampai dengan 30 Juni 2020 mencapai Rp70,8 triliun. Realisasi
mencapai Rp99,2 triliun, turun sebesar subsidi tersebut digunakan untuk: (a)
16,8 persen (YoY). Penurunan tersebut subsidi energi sebesar 48,3 triliun,
utamanya dipengaruhi oleh mencakup subsidi BBM dan LPG serta
pemberlakuan kebijakan pembatasan subsidi listrik termasuk diskon listrik;
sosial dan mekanisme kerja melalui dan (b) subsidi non energi sebesar
WFH sehingga sangat mempengaruhi Rp22,5 triliun, antara lain untuk subsidi
realisasi belanja operasional/non pupuk, subsidi PSO, subsidi bunga
operasional dan belanja perjalanan kredit program, dan subsidi pajak.
dinas. Pada masa seperti sekarang ini, Selain dipengaruhi oleh ICP, CP
kegiatan K/L banyak tertunda Aramco, dan kurs, realisasi subsidi juga
pelaksanaannya karena kondisi yang dipengaruhi oleh proses administrasi
tidak memungkinkan, serta harus dan verifikasi dalam proses penagihan
mengikuti protokol kesehatan yang pembayaran subsidi. Dari kinerja
ditetapkan Pemerintah dan/atau penyaluran sampai dengan Mei 2020,
dibatalkan karena alokasi penyaluran BBM mencapai 5,8 juta KL,
anggarannya sudah dilakukan LPG 3 kg mencapai 2.905,9 juta kg, dan
48
listrik bersubsidi mencapai 24,65 TWh. serta Dana Otonomi Khusus dan Dana
Kemudian, sampai dengan Juni 2020, Keistimewaan DIY.
penyaluran pupuk bersubsidi
Sampai akhir Juni 2020, Dana
mencapai 4,8 juta ton, dan penyaluran
Perimbangan telah mencapai Rp344,8
KUR sebesar Rp67,7 triliun.
triliun. Sementara itu, Dana Alokasi
Tabel 15 Realisasi Komponen Belanja Umum (DAU) telah terealisasi sebesar
Pemerintah Pusat Rp226,5 triliun atau 58,9 persen dari
Belanja APBN
Realisasi 2020 pagu alokasi, yang terdiri atas DAU
Pemerintah Perpres Juni
Growth Formula sebesar 224,9 triliun dan DAU
Pusat 72/2020* YoY
2020* Tambahan sebesar Rp1,6 triliun.
(%)
Angka tersebut mengalami penurunan
Belanja K/L 836,4 350,4 2,4
Belanja
sebesar 7,0 persen (YoY). Hal tersebut
256,6 114,1 -3,3
Pegawai disebabkan oleh penyaluran DAU TA
Belanja Barang 271,7 99,2 -16,8 2020 telah berbasis kinerja dimana
Belanja Modal 137,4 37,7 8,7 penyaluran DAU dilakukan oleh
Bantuan Sosial 170,7 99,4 41,0 Menteri Keuangan c.q. Direktur
Belanja Non K/L 1138,9 318,1 10,3 Jenderal Perimbangan Keuangan
a.l. Pembayaran dengan memperhatikan laporan
338,8 157,6 16,9
Bunga Utang Belanja Pegawai dan khusus DAU
Subsidi 192,0 70,8 -1,4 bulan April ditambah laporan Belanja
Total (neto) 1975,2 668,5 6,0 Infrastruktur Daerah, laporan
Sumber: Kementerian Keuangan Pemenuhan Indikator Layanan
*dalam triliun Rp Pendidikan, dan laporan Pemenuhan
Meskipun secara keseluruhan belanja Indikator Layanan Kesehatan dari
negara mengalami peningkatan, Pemerintah Daerah sesuai dengan
namun untuk komponen Transfer Ke Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Daerah dan Dana Desa (TKDD) nomor 139/ PMK.07/2019 tentang
mengalami penurunan sebesar 0,9 Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana
persen dibandingkan dengan periode Alokasi Umum, dan Dana Otonomi
yang sama tahun 2019. Hingga akhir Khusus.
Juni 2020, TKDD mencapai Rp400,4 Realisasi DAU Formula per 30 Juni
triliun atau 52,4 persen dari pagu 2020 di atas turut dipengaruhi oleh: (i)
APBN-Perpres 72/2020 yang meliputi penundaan penyaluran DAU bulan Juli
Transfer ke Daerah (TKD) sebesar terhadap 8 daerah dari 12 daerah yang
Rp360,2 triliun (52,0 persen) dan Dana masih mendapat sanksi sampai
Desa Rp40,2 triliun (56,5 persen). dengan akhir bulan Juni karena tidak
Secara lebih rinci, realisasi TKD menyampaikan Laporan Penyesuaian
tersebut terdiri dari Dana APBD dengan benar dan lengkap
Perimbangan, Dana Insentif Daerah, sesuai PMK Nomor 35/PMIK.07/2020

49
dan (ii) penyaluran kembali DAU bulan Selanjutnya terkait Dana Transfer
Mei kepada 86 daerah dan penyaluran Khusus, sampai dengan akhir Juni
kembali DAU bulan Juni kepada 80 2020, realisasi DTK mencapai Rp76,7
daerah yang telah menyampaikan triliun. Realisasi tersebut terdiri dari
Laporan Penyesuaian APBD dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan
benar dan lengkap. DAK Non Fisik. Dana Alokasi Khusus
(DAK) Fisik sampai dengan 30 Juni
Sementara itu, realisasi DAU
2020 telah terealisasi sebesar Rp5,3
Tambahan yang terdiri atas DAU
triliun atau 9,9 persen dari pagu
Tambahan Bantuan Pendanaan
alokasi. Realisasi tersebut
Kelurahan Tahap I sebesar Rp1.449,65
menunjukkan adanya kenaikan
miliar telah disalurkan kepada 399
sebesar 6,8 persen (YoY) yang
daerah dan DAU Tambahan Bantuan
disebabkan beberapa hal. Pertama,
Penyetaraan Siltap Kepala Desa dan
adanya percepatan penyelesaian
Perangkat Desa Tahap I sebesar
Rencana Kegiatan (RK). Kedua, adanya
Rp183,2 miliar telah disalurkan kepada
percepatan penyaluran DAK Fisik
23 daerah penerima alokasi
Bidang Kesehatan yang terkait
Sampai dengan akhir Juni 2020, Dana kegiatan pencegahan dan/atau
Bagi Hasil (DBH) telah terealisasi penanganan Covid-19, dimana untuk
sebesar Rp41,6 triliun atau 48,1 persen menu kegiatan tersebut disalurkan
dari pagu alokasi. Realisasi DBH secara sekaligus setelah revisi RK
tersebut terdiri dari penyaluran DBH untuk kegiatan pencegahan dan/atau
TA 2020 sebesar Rp30,4 triliun dan penanganan Covid-19 yang telah
penyaluran kurang bayar (KB) DBH disetujui oleh Kementerian Kesehatan.
sebesar Rp11,1 triliun. Realisasi Ketiga, percepatan penyaluran
tersebut mengalami penurunan sekaligus atas rekomendasi
sebesar 1,9 persen (YoY). Hal ini selain Kementerian/ Lembaga, yang semula
diakibatkan adanya kebijakan baru bisa dilakukan pada bulan
penyesuaian alokasi DBH regular TA Agustus dimajukan menjadi bulan
2020 dalam Peraturan Presiden nomor April.
78 Tahun 2019 tentang Rincian APBN Sementara itu, untuk mendukung
TA 2020, juga karena terdapat program Pemulihan Ekonomi Nasional
perubahan alokasi DBH dari semula (PEN) akibat dampak Covid-19, telah
Rp117,6 triliun dalam Peraturan dialokasikan Cadangan DAK Fisik
Presiden No. 78 Tahun 2019 tentang sebesar Rp8,7 triliun dalam Peraturan
Rincian APBN TA 2020 menjadi Presiden Nomor 72 Tahun 2020
sebesar Rp86,4 triliun, sebagaimana tentang Perubahan atas Peraturan
ditetapkan dalam Peraturan Presiden Presiden Nomor 54 Tahun 2020
No. 72 Tahun 2020. tentang Perubahan Postur dan Rincian

50
APBN Tahun Anggaran 2020. kawasan strategis pariwisata nasional.
Cadangan DAK Fisik ditujukan untuk Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan
mendanai kegiatan yang memiliki secara padat karya, menggunakan
daya dukung tinggi terhadap material dan tenaga kerja lokal; dan
pemulihan perekonomian Daerah; dapat diselesaikan pada sisa Tahun
mendukung ketahanan pangan; Anggaran 2020.
dan/atau mendukung pengembangan
Tabel 16 Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Maret 2019 Maret 2020

Keterangan % APBN
Nominal Nominal
% APBN Perpres
(triliun Rupiah) (triliun Rupiah)
72/2020
Transfer Ke Daerah 362,1 47,9 360,2 52,0
Dana Perimbangan 352,3 48,6 344,8 52,8
Dana Bagi Hasil 42,4 39,9 41,6 48,1
Dana Alokasi 243,5 58,3 226,5 58,9
Umum
Dana Transfer 66,4 33,2 76,7 41,9
Khusus
Dana Otonomi 4,7 21,0 6,9 33,2
Khusus dan
Penyeimbang
Dana Insentif 5,2 51,8 8,5 45,9
Daerah
Dana Desa 41,8 59,8 40,2 56,5

Total 403,9 48,9 400,4 52,4


Sumber: Kementerian Keuangan

Penyaluran DAK Nonfisik per 30 Juni sebesar Rp40,2 triliun atau 56,5 persen
2020 telah mencapai sebesar Rp71,4 dari pagu alokasi. Realisasi tersebut
triliun atau 55,45 persen dari pagu menunjukkan pencapaian yang lebih
alokasi. Angka ini menunjukkan tinggi dibandingkan dengan
kenaikan sebesar 16,2 persen (YoY) penyaluran Dana Desa yang telah
yang utamanya disebabkan oleh masuk ke Rekening Kas Desa (RKD)
penyaluran Dana BOS untuk dua tahap pada periode yang sama tahun 2019
sebesar 70,0 persen, serta penyaluran yang hanya mencapai 27,45 persen
dana Tunjangan Profesi Guru (TPG) dari pagu alokasi. Capaian tersebut
Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) merupakan hasil dari perubahan
pada akhir bulan Juni yang pada tahun kebijakan dalam penyaluran Dana
sebelumnya dilakukan pada awal Desa dengan adanya penyederhanaan
bulan Juli. proses penyaluran Dana Desa dari
Rekening Kas Umum Negara (RKUN)
Penyaluran Dana Desa sampai dengan
ke Rekening Kas Umum Daerah
akhir Juni 2020 telah terealisasi

51
(RKUD) dan transfer dari RKUD ke RKD Secara nominal, posisi utang
pada waktu yang bersamaan sehingga Pemerintah Pusat mengalami
Dana Desa dapat lebih cepat sampai peningkatan dibandingkan dengan
ke desa. periode yang sama tahun lalu, hal ini
disebabkan oleh peningkatan
Berdasarkan capaian Pendapatan dan
kebutuhan pembiayaan untuk
Belanja Negara, hingga akhir Juni
menangani masalah kesehatan dan
2020, defisit anggaran mencapai
pemulihan ekonomi nasional akibat
Rp257,8 triliun atau sekitar 1,6 persen
Covid-19.
terhadap PDB. Besaran defisit ini lebih
tinggi dibandingkan dengan periode Dalam mengelola keuangan negara,
yang sama pada tahun 2019 yang Pemerintah menerapkan strategi
mencapai 0,85 persen dari PDB. kebijakan countercyclical yaitu APBN
Sementara itu posisi keseimbangan digunakan sebagai buffer untuk
primer pada Juni 2020 berada pada mengakselerasi pembangunan
posisi negatif Rp100,2 triliun dari yang negara. Sumber pembiayaan APBN
sebelumnya hanya negatif 0,4 triliun dipenuhi melalui salah satunya
pada Juni 2019. Sementara itu, dari sisi penerbitan Surat Utang Negara yang
pembiayaan anggaran, realisasi kebutuhan penerbitannya sesuai
hingga Juni 2020 sebesar Rp416,2 target yang ditetapkan dalam APBN.
triliun. Namun, sebagai salah satu tanggung
jawab pengelolaan keuangan negara,
Gambar 26 Perkembangan Realisasi
dalam upaya memperoleh sumber
Defisit APBN
Juni 2019 Juni 2020 pembiayaan khususnya dalam
0 penerbitan surat utang Pemerintah
-50
-135,1
0,7 juga menerapkan strategi
-100 0,2 oportunistik, yaitu diutamakan saat
-257,8
-150 suku bunga sedang bergerak turun
-0,3
-200 -0,85 agar biaya yang dikeluarkan semakin
-250 -0,8 efisien.
-300
-1,57
-350
-1,3 Pemerintah terus berupaya untuk
-400 -1,8 mendorong pembiayaan yang
Rp Triliun %PDB inovatif, fleksibel dan sustainable
Sumber: Kementerian Keuangan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi. Dalam rangka
Dengan kondisi defisit anggaran pengembangan instrumen dan basis
tersebut, posisi utang Pemerintah per investor, Pemerintah berencana
akhir Maret 2020 sebesar Rp5.264,1 menerbitkan surat utang yang khusus
triliun, dengan rasio utang pemerintah ditujukan untuk masyarakat Indonesia
terhadap PDB sebesar 32,7 persen. di luar negeri atau Diaspora Indonesia
52
yang terdiri dari Eks WNI, anak Eks Gambar 27 Perkembangan Utang
WNI, dan WNA yang orang tuanya Pemerintah Pusat
WNI atau lebih dikenal dengan 32,67
Diaspora Bonds. Diaspora Bonds 6000
29,98
29,51 29,87
memberikan peluang bagi investor 28,30 30,00
Diaspora Indonesia untuk turut serta 5000 5.264,1

(persen PDB)
berpartisipasi dalam pembangunan

(triliun Rp)
4.756,1
25,00
negara dan menjadi salah satu 4000 4.418,3
4.010,3
alternatif investasi yang dapat
3000 3.515,5 20,00
digunakan dan bermanfaat bagi
diaspora atau anggota keluarga yang
ada di Indonesia. Selain itu, 2000
2016 2017 2018 2019 Juni
15,00

Pemerintah dan BI telah bersepakat 2020

untuk melakukan pembagian beban Utang Pemerintah Pusat

(burden sharing) agar penanganan Rasio utang (%PDB)

Covid-19 dan pemulihan ekonomi Sumber: Kementerian Keuangan


nasional dapat terealisasi dengan
cepat, tepat, dan akurat.

Tabel 17 Perkembangan Komponen


Pembiayaan
Juni-2019 Juni-2020
Jenis Nominal Nominal
% %
Pembiayaan (triliun (triliun
Rp)
APBN Rp)
APBN
Utang 180,5 50,2 421,6 -
(neto)
Investasi -6,5 8,6 - -
Pinjaman 1,4 -58,8 -8,9 -
Penjaminan - 0,0 - -
Lainnya 0,01 0,1 - -
Sumber: Kementerian Keuangan

53
Tabel 18 Realisasi APBN s.d 30 Juni 2019 dan 2020
(triliun rupiah)
2019 2020
APBN % APBN
Realisasi s.d. Realisasi
Uraian APBN %APBN (Perpres Perpres
30 Juni s.d.30 Juni
72/2020) 72/2020
A. Pendapatan Negara 2165,1 899,6 41,55 1699,9 811,2 47,7
I. Pendapatan Dalam Negeri 2164,7 899,0 41,53 1698,6 809,4 47,7
1. Penerimaan Perpajakan 1786,4 689,9 38,62 1404,5 624,9 44,5
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 378,3 209,1 55,28 294,1 184,5 62,7
II. Hibah 0,4 0,5 120,59 1,3 1,7 133,8
B. Belanja Negara 2461,1 1034,7 42,04 2739,2 1068,9 39,0
I. Belanja Pemerintah Pusat 1634,3 630,8 38,59 1975,2 668,5 33,8
1. Belanja K/L 855,4 342,4 40,02 836,4 350,4 41,9
2. Belanja Non K/L 778,9 288,4 37,03 1138,9 318,1 27,9
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 826,8 403,9 48,86 763,9 400,4 52,4
1. Transfer ke Daerah 756,8 362,1 47,85 692,7 360,2 52,0
2. Dana Desa 70 41,8 59,76 71,2 40,2 56,5
C. Keseimbangan Primer -20,1 -0,4 -700,4 -100,2
D. Surplus/(Defisit) Anggaran (A-B) -296,0 -135,1 45,65 -1039,2 -257,8 24,8
% Surplus/(Defisit) Anggaran thd PDB -1,84 -0,85 -6,34 -1,57
E. Pembiayaan Anggaran 296,0 176,3 59,57 1039,2 416,2 40,0
al. Pembiayaan Utang 359,2 180,5 50,20 1220,4 421,55 34,54
Sumber: Kementerian Keuangan, 2020

54
2.4 Moneter dan Jasa Rupiah mengalami penguatan dan
mencapai Rp 14.625 per USD.
Keuangan
Sepanjang triwulan II tahun 2020 nilai
Moneter
tukar Rupiah mengalami apresiasi
Suku bunga acuan kembali terhadap dolar AS, sejalan dengan
diturunkan sebesar 25 basis poin. meredanya kepanikan di pasar
keuangan global. Rupiah mulai
Pada triwulan II tahun 2020 otoritas
mengalami penguatan sejak April dan
moneter menurunkan tingkat suku
berlanjut hingga akhir Juni 2020.
bunga kebijakan BI7DRR. Suku bunga
Rupiah ditutup pada level Rp 14.265
acuan BI7DRR diturunkan 25 basis
per 30 Juni 2020.
poin pada Juni menjadi sebesar 4,25
persen. Hal ini sejalan dengan Dari sisi eksternal, penguatan Rupiah
berlanjutnya kebijakan penurunan didorong oleh berlanjutnya aliran
suku bunga acuan oleh beberapa modal asing yang masuk ke
negara, yang ditempuh untuk Indonesia. Peningkatan aliran modal
mendorong pemulihan ekonomi. asing sejalan dengan peningkatan
stimulus fiskal dan pelonggaran
Tabel 19 Perkembangan Reverse Repo
kebijakan moneter di beberapa negara
Surat Berharga Negara
Persen (%)
maju, pembukaan aktivitas ekonomi di
Tenor beberapa negara, dan terjaganya
Apr Mei Jun
7 hari 4,50 4,50 4,25
optimisme investor terhadap prospek
4,51 4,50 4,26
perekonomian Indonesia. Dari sisi
2 minggu
internal, penguatan Rupiah didukung
1 bulan 4,52 4,51 4,27
oleh fundamental perekonomian
Sumber: Bank Indonesia
domestik yang cukup baik, yang
Di tengah perlambatan ekonomi tercermin dari: (i) terjaganya daya tarik
global dan peningkatan imbal hasil aset keuangan domestik,
ketidakpastian pasar keuangan akibat (ii) inflasi yang rendah dan terkendali;
Covid-19, transmisi suku bunga serta (iii) defisit neraca transaksi
kebijakan terhadap pasar uang berjalan yang membaik.
berjalan cukup baik. Hal ini
Nilai tukar riil Rupiah (REER)
ditunjukkan oleh terjaganya suku
bunga pasar uang antar bank (PUAB) masih relatif rendah di antara
O/N yang menurun dan stabil pada negara-negara sekawasan ASEAN,
kisaran empat persen pada akhir mencapai 91,7 persen.
triwulan II tahun 2020. Penurunan
Sepanjang triwulan II tahun 2020
suku bunga PUAB diikuti dengan
indeks nilai tukar riil Rupiah (Real
penurunan suku bunga deposito dan
Effective Exchange Rate/REER)
kredit modal kerja.
cenderung mengalami peningkatan.

55
Secara berturut-turut pada April-Juni Gambar 29 Real Effective Exchange
2020, indeks nilai tukar Rupiah sebesar Rate ASEAN-5, (2010=100)
88,0; 86,2; dan 91,7 persen. Secara 120
115
fundamental REER Indonesia masih
110
berada dibawah nilai wajar 105
(undervalued). 100
95
Gambar 28 Perkembangan Nilai Tukar 90
Rupiah terhadap USD, 2019-2020 85
80
17.000

16.000 INDONESIA THAILAND


MALAYSIA FILIPINA
SINGAPURA
15.000
Sumber: Bloomberg, diolah
14.000
catatan: Update per Juni 2020
6/30/2020
Rp14.265,00 Likuiditas perekonomian masih
13.000
Jun-19 Sep-19 Des-19 Mar-20 Jun-20 terjaga.

Secara umum likuiditas perekonomian


Sumber: Bloomberg, diolah (M2) relatif stabil meski mengalami
catatan: Update per Juni 2020 fluktuasi pada triwulan II tahun 2020.
Sepanjang periode April-Juni 2020,
Indeks tersebut relatif masih lebih M2 tumbuh sebesar 8,6; 10,4; dan 8,2
rendah dibandingkan negara-negara persen. Peningkatan M2 (MtM) pada
sekawasan di ASEAN (Filipina, Mei 2020 didorong oleh
Thailand, Singapura), namun berada meningkatnya aktiva bersih luar
di atas Malaysia. Rendahnya REER negeri. Namun, pada Juni 2020 M2
Indonesia memberikan dampak positif kembali mengalami perlambatan
terhadap daya saing perdagangan (MtM) sejalan dengan penurunan
diantara negara-negara di kawasan aktiva luar negeri bersih dan
ASEAN. Pada akhir triwulan II tahun penyaluran kredit.
2020, nilai REER tertinggi dimiliki oleh
Filipina sebesar 114,4 persen, disusul Pertumbuhan M1 sepanjang triwulan
Thailand sebesar 108,0 persen, II secara berturut-turut sebesar 8,4;
Singapura sebesar 105,3 persen, dan 9,7; dan 8,2 persen. Pada Mei 2020
Malaysia sebesar 83,8 persen. terjadi peningkatan giro Rupiah. Pada
akhir triwulan II uang beredar dalam
arti sempit (M1) kembali mengalami
perlambatan seiring dengan
menurunnya giro Rupiah.
56
Pada awal triwulan II tahun 2020, April-Juni 2020 masing-masing
pertumbuhan uang kuasi mengalami sebesar 0,08 persen; 0,07 persen; dan
perlambatan dibandingkan bulan 0,18 persen. Rendahnya inflasi pada
sebelumnya dan mencapai 8,5 persen. triwulan II tahun 2020 utamanya
Namun, kembali mengalami dipengaruhi penurunan pada
penurunan pada Juni 2020 menjadi komponen inflasi inti dan komponen
8,1 persen. Fluktuasi uang kuasi pada harga bergejolak.
periode ini sejalan dengan pergerakan
Tabel 20 Tingkat Inflasi Domestik
simpanan berjangka, tabungan, dan
Q2 2019 Q2 2020
giro valas.
Apr Mei Jun Apr Mei Jun
Gambar 30 Perkembangan Uang YoY 2,8 3,3 3,3 2,7 2,2 2,0
Beredar MtM 0,4 0,7 0,6 0,1 0,1 0,2
16,0% 12,10% YtD 0,8 1,5 2,1 0,8 0,9 1,1
14,0% 10,40% Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
12,0%
7,90% 8,60%
8,20% Gambar 31 Perkembangan Indeks
10,0%
7,10%
Harga Konsumen (IKK) dan Inflasi Inti,
8,0% 2019-2020
6,0%
8,0 135,0
4,0%
125,0
6,0
115,0

(indeks)
(persen)

Pertumbuhan M1, %YoY 4,0 105,0


Pertumbuhan Uang Kuasi, %YoY 95,0
Pertumbuhan M2, %YoY 2,0
85,0
Sumber: Bank Indonesia, diolah
0,0 75,0
Jan

Jan
Mei

Mei
Mar

Mar
Jul
Sep

Inflasi mengalami penurunan dan


Nov

berada dibawah kisaran dua 2019 2020

persen. Inti Harga Bergejolak IKK

Sumber: BI dan BPS, diolah


Berdasarkan data historis, inflasi pada
triwulan II umumnya tinggi karena Komponen inflasi inti tahunan (YoY)
dipengaruhi peningkatan permintaan pada April-Juni 2020 secara berturut-
menjelang HBKN Idul Fitri. Namun turut mencapai 2,85 persen; 2,65
adanya pandemi Covid-19 yang telah persen; dan 2,26 persen. Penurunan
menekan sisi permintaan dan juga inflasi inti memperkuat
penawaran, inflasi tahunan (YoY) pada sinyal perlambatan daya beli
triwulan II tahun 2020 lebih rendah. masyarakat. Indikasi pelemahan daya
Secara berturut-turut inflasi pada beli masyarakat juga ditunjukkan oleh
April-Juni 2020 sebesar 2,67 persen; Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
2,19 persen; dan 1,96 persen. Secara yang masih berada pada level pesimis
bulanan (MtM) pergerakan inflasi (<100). Meski demikian IKK

57
mengalami sedikit peningkatan pada dipengaruhi oleh kebijakan PSBB yang
akhir triwulan II tahun 2020. Selama membatasi mobilitas masyarakat dan
April-Juni 2020 IKK pada masing- berdampak pada penurunan aktivitas
masing bulan secara berturut-turut sektor transportasi. Komponen ini
sebesar 84,80; 77,80; dan 83,80. kembali mengalami peningkatan pada
Juni 2020 sejalan dengan pelonggaran
Tabel 21 Tingkat Inflasi Domestik
PSBB yang berpengaruh terhadap
Berdasarkan Komponen (YoY)
Persentase (%) peningkatan harga tarif angkutan
Komponen udara dan layanan transportasi daring.
Apr Mei Jun
Inti 2,85 2,65 2,26 Tabel 22 Inflasi Kelompok Pengeluaran
Harga (MtM)
5,04 2,52 2,32
Bergejolak
Kelompok Persentase (%)
Harga diatur Pengeluaran Apr Mei Jun
-0,09 0,28 0,52
pemerintah
UMUM (headline) 0,08 0,07 0,18
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Bahan Makanan 0,09 -0,32 0,47
Makanan, Minuman,
Sepanjang triwulan II tahun 2020, 0,04 0,09 0,02
dan Tembakau
inflasi tahunan (YoY) komponen Pakaian dan Alas
0,09 0,04 -0,04
Kaki
volatile foods menurun dan stabil pada
Perumahan, Air,
kisaran dua persen. Pada April-Juni Listrik, dan Bahan 0,09 0,10 -0,03
2020 secara berturut-turut inflasi bakar Lainnya
Perlengkapan,
volatile foods mencapai 5,04; 2,52; dan Peralatan, dam
0,23 0,27 0,13
2,32 persen. Penurunan tersebut Pemeliharaan Rutin
utamanya disebabkan oleh panen raya Rumah Tangga
Kesehatan -0,42 0,87 0,41
dan upaya Pemerintah dalam menjaga Transportasi -0,34 0,08 -0,06
ketersediaan pasokan serta kelancaran Informasi,
distribusi komoditas strategis, agar Komunikasi, dan 0,03 0,06 0,13
Jasa Keuangan
dapat mencukupi kebutuhan pada Rekreasi, Olahraga,
0,00 0,00 0,00
HBKN Idul Fitri. Beberapa komoditas dan Budaya
pangan yang mengalami penurunan Pendidikan 0,18 0,08 0,28
Penyediaan
harga pada triwulan II tahun 2020 di Makanan & 1,20 0,12 -0,08
antaranya cabai merah, bawang putih, Minuman/Restoran
Perawatan Pribadi
dan telur ayam ras. 0,08 0,07 0,18
dan Jasa Lainnya
Selanjutnya, komponen inflasi harga Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

diatur Pemerintah (administered price) Sebagian besar inflasi kelompok


secara tahunan (YoY) pada April-Juni pengeluaran mengalami penurunan
2020, berturut-turut sebesar -0,09; pada triwulan II tahun 2020., kecuali
0,28; dan 0,52 persen. Deflasi pada kelompok transportasi dan kelompok
komponen harga diatur Pemerintah rekreasi, olahraga, dan budaya. Pada
pada awal triwulan II tahun 2020 April-Juni 2020, inflasi kelompok

58
pengeluaran transportasi secara Jasa Keuangan
berturut-turut mencapai -0,42; 0,87,
Pelemahan perekonomian akibat
dan 0,41 persen. Inflasi kelompok
pengeluaran rekreasi, olahraga dan pandemi Covid-19 menimbulkan
budaya pada April-Juni 2020 secara efek domino yang mendorong
berturut-turut mencapai 0,03; 0,06; terjadinya perlambatan pada
dan 0,13 persen. sektor jasa keuangan.

Peningkatan pada kedua inflasi Kinerja perbankan konvensional


kelompok pengeluaran ini mengalami perlambatan sebagai
diperkirakan dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19, meskipun
penyesuaian harga transportasi dan secara umum cukup terjaga. Rasio
upaya pemerintah menggerakan kecukupan modal (Capital Adequacy
sektor pariwisata untuk pemulihan Ratio/CAR) perbankan mengalami
ekonomi nasional. penurunan, dari 22,4 persen pada
bulan Mei tahun 2019, menjadi 20,5
Perkembangan indeks harga pangan
persen pada bulan Mei tahun 2020.
menunjukkan bahwa sebagian besar
Namun demikian, angka tersebut
komoditas mengalami penurunan.
masih jauh di atas batas kecukupan
Tiga komoditas dengan indeks harga
modal yang ditetapkan yaitu delapan
tertinggi adalah Bawang Merah
persen.
sebesar 203,60, Bawang Putih sebesar
119,62, dan Gula Pasir sebesar 115,22. Selain itu, likuiditas perbankan juga
cenderung melonggar, tercermin dari
Gambar 32 Perkembangan Indeks
penurunan Loan to Deposit Ratio
Harga Pangan Strategis Nasional,
(2018=100)
(LDR). Rasio LDR menurun dari 96,2
240 persen pada bulan Mei tahun 2019
220 203,60
menjadi 90,9 persen pada bulan Mei
200
180 tahun 2020. Selain itu, penurunan
160 119,62 kinerja perbankan juga tercermin dari
140 meningkatnya rasio kredit bermasalah
120
100 (Non Performing Loan/NPL). Pada
115,22
80 bulan Mei tahun 2020, rasio NPL
60
Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20
sebesar 3,0 persen, lebih tinggi
Minyak Goreng Daging Sapi dibandingkan periode yang sama
Daging Ayam
Beras Medium
Telur Ayam
Gula Pasir tahun sebelumnya yang sebesar 2,6
persen. Tertekannya perekonomian
Cabai Rawit Cabai Merah
Bawang Merah Bawang Putih

Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan masih menjadi faktor utama


Strategis Nasional, diolah terhambatnya kemampuan debitur
untuk membayar kredit, khususnya
pada sektor penyedia akomodasi,

59
perikanan, serta industri komponen DPK lainnya yaitu deposito
pertambangan dan penggalian, yang juga mengalami pertumbuhan, yaitu
merupakan sektor dengan tingkat NPL sebesar 5,4 persen (YoY) pada bulan
tertinggi. Mei tahun 2020, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan triwulan
Gambar 33 Kinerja Perbankan
sebelumnya yang hanya tumbuh
Konvensional
sebesar 4,1 persen (YoY).
94,0 28
Gambar 34 Pertumbuhan DPK
92,8 21 Perbankan Konvensional

(persen)
(persen)

6.300 20%
91,5 14

6.000 15%

(persen)
(Rupiah)
90,3 7

5.700 10%
89,0 0
II I II
2019 2020 5.400 5%

LDR 96,2 92,6 90,9


NPL 2,6 2,8 3,0 5.100 0%
II I II
CAR 22,4 20,0 20,5
2019 2020

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Total DPK (Rp) Pert. Total DPK
Catatan: data Q2 adalah bulan Mei Pert. Deposito Pert. Tabungan
Pert. Giro
Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
(DPK) perbankan pada bulan Mei
Catatan: data Q2 adalah bulan Mei
tahun 2020 tumbuh sebesar 8,9 persen
(YoY), lebih tinggi dibanding periode Sejalan dengan perlambatan
yang sama tahun sebelumnya yang perekonomian, penyaluran kredit
sebesar 6,3 persen (YoY), namun perbankan pada bulan Mei 2020 juga
melambat jika dibandingkan dengan melambat. Pada periode yang sama
triwulan sebelumnya yang sebesar 9,5 tahun sebelumnya, pertumbuhan total
persen (YoY). Pertumbuhan total DPK kredit bahkan mencapai dua digit,
utamanya didorong oleh peningkatan kemudian mengalami penurunan
pertumbuhan giro yang tinggi yaitu pada tahun 2020, pasca kemunculan
11,9 persen (YoY). Pertumbuhan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
tertinggi juga terdapat pada Total kredit perbankan hanya tumbuh
komponen tabungan, yaitu sebesar 8,0 sebesar 3,1 persen (YoY) pada triwulan
persen (YoY), meskipun sedikit II tahun 2020, jauh lebih rendah
melambat jika dibandingkan dengan dibandingkan dengan triwulan
triwulan sebelumnya sebesar 9,7 sebelumnya sebesar 8,0 persen (YoY).
persen (YoY). Sementara itu, Perlambatan kredit terjadi pada

60
seluruh jenis kredit, dengan Gambar 35 Pertumbuhan Kredit
pertumbuhan kredit terendah terjadi Perbankan Konvensional
5.800 20%
pada jenis Kredit Modal Kerja (KMK)
dan Kredit Investasi (KI). Kredit Modal 16%
5.600
Kerja, Kredit Konsumsi, dan Kredit
12%
Investasi masing-masing tumbuh

(Rupiah)

(persen)
5.400
sebesar 1,5 persen (YoY); 2,3 persen 8%

(YoY); dan 6,8 persen (YoY) pada bulan 5.200


4%
Mei tahun 2020, lebih rendah jika
dibandingkan dengan triwulan 5.000 0%

sebelumnya yang tumbuh masing-


II I II
2019 2020
masing sebesar 6,3 persen (YoY); 5,4
persen (YoY); dan 13,7 persen (YoY). Total Kredit (Rp Triliun) Pert. Tot. Kredit
Pert. KI Pert. KMK
Pert. KK

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan


Catatan: data Q2 adalah bulan Mei

Tabel 23 Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional


Miliar Rp
Sektor 2019 2020
Q2 Q1 Q2*
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 363.350 383.091 377.036
Perikanan 13.040 14.500 13.950
Pertambangan dan Penggalian 136.205 150.032 147.415
Industri Pengolahan 885.407 961.569 933.269
Listrik, gas dan air 206.802 215.082 213.069
Konstruksi 342.552 353.292 360.526
Perdagangan Besar dan Eceran 987.292 999.463 960.548
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan
104.180 113.223 112.757
minum
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 224.302 253.160 249.865
Perantara Keuangan 252.788 263.848 253.227
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa
251.480 272.235 266.507
Perusahaan
Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
25.965 32.052 29.664
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 13.169 13.814 13.842
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 24.896 29.084 28.931
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan
78.363 84.006 82.073
dan Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 3.204 3.183 3.127
Badan Internasional dan Badan Ekstra
173 352 315
Internasional Lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya 2.121 1.891 1.968
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
*data bulan Mei

61
Ditinjau dari lapangan usaha penerima yang disalurkan kepada 2,2 juta
kredit, pada bulan Mei tahun 2020 debitur KUR. Penyaluran KUR masih
terjadi perlambatan pertumbuhan didominasi untuk skema KUR Mikro
kredit pada hampir seluruh sektor (pinjaman ≤Rp25 juta) sebesar 64,4
ekonomi. Perlambatan pertumbuhan persen, diikuti dengan skema KUR
kredit tertinggi terjadi pada sektor Kecil (pinjaman Rp25 juta – Rp200
listrik, gas dan air; sektor konstruksi; juta) sebesar 35,1 persen dan KUR
serta sektor pertambangan dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar
penggalian dengan pertumbuhan 0,4 persen.
kredit masing-masing sebesar 3,0
Gambar 36 Capaian Penyaluran KUR
persen; 5,2 persen; dan 8,2 persen
(YoY). Namun di sisi lain, masih 60
58,3

terdapat sektor yang mengalami


peningkatan pertumbuhan, antara lain 41,7

sektor penyediaan akomodasi dan (persen)


40

penyediaan makan minum yang


tumbuh sebesar 8,2 persen (YoY); serta 20
sektor transportasi, pergudangan dan
komunikasi yang tumbuh sebesar 11,4
persen (YoY). 0
Sektor Produksi Sektor Non
Produksi
Sejak bulan Agustus tahun 2015,
pemerintah mencanangkan program Sumber: Kemenko Perekonomian
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam
rangka mendorong akses kredit bagi Berdasarkan sektor ekonomi, terjadi
Usaha Mikro Kecil Menengah dan pergeseran penyaluran KUR dari
Koperasi (UMKM). Pada tahun 2020, sektor nonproduksi ke sektor
pemerintah menargetkan penyaluran produksi. Porsi penyaluran KUR
KUR sebesar Rp190 triliun, meningkat kepada sektor produksi, mencapai
sebesar Rp50 triliun dari target tahun 58,3 persen pada triwulan II tahun
2019. Berdasarkan realisasinya, 2020. Meskipun penyaluran kredit
penyaluran KUR dari Agustus 2015 kepada sektor produksi masih di
sampai dengan triwulan II tahun 2020 bawah target yang dihimbau
sebesar Rp550,2 triliun dengan pemerintah yaitu 60 persen, namun
outstanding Rp161,7 triliun kepada peningkatan penyaluran KUR ke sektor
20,9 juta debitur. Sedangkan produksi menunjukkan adanya
penyaluran KUR sampai dengan peningkatan pemerataan akses
triwulan II tahun 2020, sudah pembiayaan untuk usaha mikro yang
mencapai Rp76,2 triliun atau sebesar produktif. Namun demikian,
40,1 persen dari target tahun 2020 berdasarkan wilayah, penyaluran KUR

62
masih terkonsentrasi di wilayah Jawa pasar saham tercermin dari
dan Sumatera, dengan porsi masing- menguatnya Indeks Harga Saham
masing sebesar 54,7 persen dan 20,3 Gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi
persen. pasar saham. Setelah menurun tajam
sebesar 29,8 persen pada triwulan
Setelah mengalami penurunan tajam
sebelumnya, IHSG mulai membaik
pada triwulan I tahun 2020, pasar
pada triwulan II tahun 2020 yang
modal domestik mulai kembali
terkontraksi sebesar 22,9 persen (YoY).
menguat pada triwulan II tahun 2020.
Sejalan dengan pergerakan IHSG, nilai
Perbaikan tersebut ditopang oleh
kapitalisasi pasar saham juga
berbagai kebijakan yang akomodatif
menunjukkan adanya perbaikan pada
baik fiskal maupun moneter, berbagai
triwulan II tahun 2020, meski masih
program pemulihan ekonomi, serta
tertekan jika dibandingkan dengan
ekspektasi positif pelaku pasar dalam
periode yang sama tahun 2019. Nilai
menyambut pembukaan kembali
kapitalisasi pasar saham pada triwulan
ekonomi secara bertahap (new
II tahun 2020 sebesar Rp5.677,5 triliun
normal).
atau terkontraksi sebesar 21,6 persen
Gambar 37 Perkembangan IHSG dan (YoY), lebih baik dibandingkan dengan
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham triwulan sebelumnya yang terkontraksi
6.300 7.200 sebesar 28,7 persen (YoY). Memasuki
6.000 triwulan III tahun 2020, pasar saham
6.800
masih menghadapi berbagai
(nilai indeks)

5.700
(triliun Rp)

6.400
ketidakpastian, seperti meningkatnya
5.400
6.000 kasus positif Covid-19 secara global
5.100
5.600
yang berisiko pada penundaan
4.800
pembukaan kembali perekonomian,
4.500 5.200
serta pemilu Amerika Serikat pada
II I II
bulan November 2020 mendatang.
2019 2020
Nilai Kapitalisasi Pasar (Rp Triliun) Pasar obligasi korporasi juga
IHSG menunjukkan pertumbuhan pada
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan triwulan II tahun 2020, meski sedikit
melemah jika dibandingkan dengan
Pasar saham kembali menguat pada triwulan sebelumnya. Total nilai
triwulan II tahun 2020, setelah obligasi korporasi mencapai Rp429,7
mengalami penurunan yang cukup triliun, atau meningkat sebesar 3,0
tajam pada triwulan sebelumnya. persen (YoY). Peningkatan tersebut
Namun demikian, kondisi saat ini utamanya disebabkan oleh biaya
masih tergolong lemah jika penerbitan obligasi yang lebih murah,
dibandingkan dengan periode yang yang tercermin dari penurunan kupon
sama tahun 2019. Sinyal positif pada penerbitan obligasi korporasi seiring

63
dengan diturunkannya suku bunga asuransi tersebut didorong oleh
acuan. pertumbuhan premi yang meningkat
pada triwulan II tahun 2020 serta
Gambar 38 Perkembangan Outstanding
kebijakan stimulus sektor keuangan
Obligasi Korporasi
lanjutan berupa penyesuaian
442,9 429,7
417,3 pelaksanaan teknis pemasaran Produk
400 Asuransi Yang Dikaitkan Dengan
Investasi (PAYDI).
300
(triliun Rp)

Gambar 40 Perkembangan Jumlah Aset


200
Bersih dan Jumlah Investasi Dana
Pensiun
100

320
0
280
II I II
240
2019 2020 (triliun Rp) 200
160
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 120
80
Gambar 39 Perkembangan Aset
40
Industri Asuransi
0
1.350 16 II I II
1.320 14
2019 2020
1.290 12
(triliun Rp)

1.260 10
Jumlah Investasi Jumlah Aset Neto
(persen)

8
1.230
6
1.200 4 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
1.170 2
1.140 0 Selain industri asuransi, industri dana
1.110 -2
II I II pensiun juga membaik pada triwulan II
2019 2020
tahun 2020. Hal tersebut tercermin
dari jumlah investasi dan aset neto
Total Aset Asuransi
dana pensiun yang mengalami
Pertumbuhan Aset Asuransi (YoY) pertumbuhan. Jumlah investasi dana
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan pensiun pada triwulan II tahun 2020
sebesar Rp278,8 triliun atau tumbuh
Kinerja industri asuransi pada triwulan sebesar 2,2 persen (YoY), lebih tinggi
II tahun 2020 mulai membaik. Total dibandingkan dengan triwulan
aset industri asuransi pada triwulan II sebelumnya sebesar 1,0 persen (YoY).
tahun 2020 tumbuh sebesar 0,2 persen Sementara itu, jumlah aset neto dana
(YoY), lebih tinggi dari sebelumnya pensiun 2020 sebesar Rp286,8 triliun
yang menurun sebesar 0,1 persen atau tumbuh sebesar 2,4 persen (YoY),
(YoY). Peningkatan kinerja industri lebih tinggi dibandingkan dengan

64
triwulan sebelumnya yang tumbuh akumulasi jumlah pinjaman, akumulasi
sebesar 1,0 persen (YoY). Peningkatan rekening peminjam tumbuh sebesar
kinerja Dana Pensiun tersebut salah 164,5 persen (YoY), lebih rendah jika
satunya didukung oleh kebijakan dibandingkan dengan triwulan
stimulus life cycle fund program iuran sebelumnya sebesar 368,2 persen
pasti yang telah diselenggarakan oleh (YoY).
Dana Pensiun.
Gambar 42 Tingkat Wanprestasi
Pelemahan ekonomi akibat dampak Industri Teknologi Keuangan (peer-to-
pandemi Covid-19 juga turut peer lending)

mendorong penurunan kinerja fintech 7%

di Indonesia. Hal tersebut tercermin 6%


dari meningkatnya tingkat 5%
wanprestasi industri fintech atau 4%
menurunnya tingkat keberhasilan
3%
pinjaman, serta penyaluran pinjaman
2%
yang tumbuh melambat.
1%
Gambar 41 Perkembangan Industri
0%
Teknologi Keuangan (peer-to-peer II I II
lending)
2019 2020
120 30
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
100 25

80 20 Perlambatan perekonomian akibat


penyebaran Covid-19 mendorong
(triliun Rp)

(juta akun)

60 15
meningkatnya pembiayaan yang
40 10
bermasalah. Tingkat wanprestasi
20 5 industri fintech terus meningkat, yaitu
0 - sebesar 6,1 persen pada triwulan II
II I II tahun 2020, lebih tinggi jika
2019 2020 dibandingkan dengan triwulan
Akumulasi Penyaluran Pinjaman (Rp Triliun) sebelumnya sebesar 4,2 persen.
Akumulasi Rekening Borrower (Juta Akun) Terhambatnya kemampuan
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan membayar para debitur merupakan
salah satu faktor utama yang
Pada triwulan II tahun 2020, akumulasi meningkatkan tingkat pembiayaan
jumlah pinjaman tumbuh sebesar bermasalah industri fintech.
153,2 persen (YoY), atau melambat
dari triwulan sebelumnya yang Selain perbankan konvensional,
tumbuh sebesar 294,3 persen perlambatan ekonomi akibat
(YoY). Sejalan dengan peningkatan penyebaran Covid-19 juga berdampak
pada kinerja perbankan Syariah.

65
Namun demikian, kinerja perbankan tahun sebelumnya masing-masing
Syariah masih tetap terjaga, salah sebesar 3,1 persen dan 2,8 persen.
satunya didukung oleh peningkatan Sementara itu, likuiditas perbankan
rasio kecukupan modal. Syariah pada bulan Mei tahun 2020
mengalami sedikit pengetatan, baik
Gambar 43 Kinerja Perbankan Syariah
pada Bank Umum Syariah maupun
20,8 100
Unit Usaha Syariah. Rasio pembiayaan
20,6 90
80 terhadap penghimpunan dana
20,4
(Financing to Deposit Ratio/FDR) baik

(persen)
20,2 70
(persen)

20,0
60 pada BUS dan UUS masing-masing
19,8
50 sebesar 80,5 persen dan 107,2 persen,
40
19,6 30
lebih tinggi dibandingkan dengan
19,4 20 triwulan sebelumnya sebesar 79,0
19,2 10 persen dan 106,5 persen.
19,0 0
2019 II 2020 I 2020 II* Gambar 44 Pertumbuhan Dana Pihak
CAR NPF FDR Ketiga dan Pembiayaan Perbankan
Syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
500 15
*data bulan Mei
400
Pada bulan Mei tahun 2020, rasio
10
kecukupan modal Bank Umum Syariah 300

(persen)
(triliun Rp)

(BUS) mengalami peningkatan


200
menjadi 20,6 persen, lebih tinggi 5

dibandingkan dengan triwulan 100

sebelumnya sebesar 20,4 persen. 0 0


Selanjutnya, kinerja positif perbankan 2019 II 2020 I 2020 II*
Syariah juga tercermin dari DPK
Pembiayaan
meningkatnya kualitas pembiayaan Pertumbuhan DPK (YoY)
Pertumbuhan Pembiayaan (YoY)
yang disalurkan, atau menurunnya
rasio pembiayaan bermasalah (Non Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Performing Financing/NPF). NPF pada *data bulan Mei
BUS mengalami penurunan sebesar 8 Total Dana Pihak Ketiga (DPK)
basis poin, yaitu dari 3,43 persen pada perbankan Syariah pada bulan Mei
triwulan I tahun 2020 menjadi 3,35 2020 mulai membaik, setelah sempat
persen pada bulan Mei tahun 2020. mengalami perlambatan pada
Sementara pada Unit Usaha triwulan I tahun 2020. Total DPK yang
Syariah (UUS), NPF sebesar 3,2 persen dihimpun oleh perbankan Syariah
pada bulan Mei tahun 2020, lebih (BUS dan UUS) pada bulan Mei 2020
tinggi dibandingkan dengan triwulan I tumbuh sebesar 9,2 persen, lebih
tahun 2020 dan periode yang sama
66
tinggi dibandingkan dengan triwulan Apabila ditinjau secara sektoral, sektor
sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,3 perdagangan besar dan eceran, dan
persen. Sementara pembiayaan sektor konstruksi masih mendominasi
syariah tumbuh melambat pada tahun penyaluran pembiayaan, dengan
2020. Total pembiayaan yang penyaluran masing-masing sebesar
disalurkan oleh perbankan Syariah Rp38,8 triliun dan Rp32,7 triliun, atau
(BUS dan UUS) pada bulan Mei tahun berkontribusi masing-masing sebesar
2020 tumbuh sebesar 10,2 persen, 19,4 persen dan 16,3 persen terhadap
lebih rendah jika dibandingkan total pembiayaan. Kedua sektor
dengan triwulan sebelumnya sebesar tersebut juga mengalami peningkatan
10,6 persen. pertumbuhan jika dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang
Selanjutnya jika ditinjau lebih lanjut
sebesar Rp37,3 triliun dan Rp32,5
berdasarkan jenis penggunaannya,
triliun. Sedangkan sektor administrasi
pembiayaan perbankan Syariah
pemerintahan, pertahanan dan
didominasi oleh pembiayaan
jaminan sosial wajib merupakan sektor
konsumsi, yaitu sebesar Rp163,4
dengan penyaluran pembiayaan
triliun. Selain mendominasi,
terendah, yaitu hanya sebesar Rp16,0
pembiayaan konsumsi juga
miliar pada triwulan II tahun 2020.
mengalami pertumbuhan tertinggi
yaitu sebesar 10,8 persen (YoY). Terdapat enam sektor ekonomi yang
Sementara pembiayaan modal kerja mengalami penurunan penyaluran
dan investasi masing-masing sebesar pembiayaan. Enam sektor tersebut
Rp112,8 triliun dan Rp87,2 triliun, adalah: 1) sektor pertambangan dan
tumbuh masing-masing 7,8 persen penggalian, 2) sektor penyediaan
dan 8,0 persen (YoY). akomodasi dan penyediaan makan
minum, 3) sektor perantara keuangan,
Tabel 24 Perkembangan Pembiayaan
4) sektor administrasi pemerintahan,
Perbankan Syariah
Triliun Rupiah
pertahanan dan jaminan sosial wajib,
Pembiayaan
2019 2020 5) sektor jasa kemasyarakatan, sosial
Berdasarkan
Jenis Akad Q2 Q1 Q2*
budaya, hiburan dan perorangan
Pembiayaan
lainnya, serta 6) sektor jasa
105.453 111.164 112.792
Investasi perorangan yang melayani rumah
Pembiayaan
81.165 87.216 87.242 tangga yang masing-masing
Modal Kerja
mengalami penurunan sebesar 14,0
Pembiayaan
146.462 163.272 163.411 persen; 2,0 persen; 3,0 persen; 28,0
Konsumsi
Total
333.080 361.652 363.445
persen; 19,0 persen; dan 12,0 persen
Pembiayaan
(YoY).
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
*data bulan Mei

67
Tabel 25 Penyaluran Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha
2019 2020
Penerima Pembiayaan Lapangan Usaha Q2 Q1 Q2*
miliar Rp
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 12.749 13.796 14.138
Perikanan 1.135 1.409 1.475
Pertambangan dan Penggalian 5.838 5.470 5.130
Industri Pengolahan 25.621 27.623 27.200
Listrik, gas dan air 14.694 14.145 15.659
Konstruksi 28.533 32.521 32.757
Perdagangan Besar dan Eceran 34.043 37.385 38.815
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan
4.688 4.724 4.745
minum
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 8.985 10.401 10.450
Perantara Keuangan 18.321 18.865 17.871
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa
12.852 12.380 13.019
Perusahaan
Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
23 17 16
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 6026 6.223 6.263
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.451 6.581 6.369
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan
6.342 5.754 4.893
Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 507 708 705
Badan Internasional dan Badan Ekstra
0 0 0
Internasional Lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya 324 377 532
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
*data bulan Mei

Gambar 45 Nilai Kapitalisasi Pasar Setelah mengalami tekanan yang


Saham ISSI, JII dan JII70 cukup kuat pada triwulan I tahun 2020,
800 pasar modal Syariah kembali
700 mengalami penguatan pada triwulan II
600
tahun 2020. Penguatan tersebut
(triliun Rp)

500
didorong oleh membaiknya respon
400
pasar atas upaya pemerintah dalam
300
menangani pandemi Covid-19. Index
200
100
Saham Syariah bluechip yaitu Jakarta
0 Islamic Index (JII), Indeks Saham
2019 II 2020 I 2020 II Syariah Indonesia (ISSI), dan Jakarta
Niliai Index JII Niliai Index ISSI Islamic Index 70 (JII 70) pada triwulan
Niliai Index JII70 II tahun 2020 masing-masing tumbuh
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan sebesar 12,1 persen, 8,1 persen, dan

68
12,7 persen dari triwulan I tahun 2020. secara umum menunjukkan tren
Namun demikian, pertumbuhan positif di tengah perlambatan
tersebut masih lebih rendah jika ekonomi. Kondisi tersebut tercermin
dibandingkan dengan periode yang dari pertumbuhan total aset IKNBS,
sama tahun sebelumnya, yaitu yaitu sebesar 8,8 persen (YoY) lebih
masing-masing sebesar 21,8 persen, tinggi jika dibandingkan dengan
22,1 persen, dan 21,2 persen (YoY). triwulan sebelumnya sebesar 7,2
persen (YoY).
Selain pasar saham, pasar sukuk
korporasi dan SBSN juga menghadapi Tabel 26 Aset IKNB Syariah 2019 – 2020
tekanan besar di tengah pandemi 2019 2020
Uraian Q2 Q1 Q2
Covid-19. Sukuk korporasi mengalami
miliar Rp
penurunan pada triwulan II tahun Asuransi Syariah 43.442 41.124 41.544
2020, menjadi sebesar Rp29,4 triliun, Lembaga
lebih rendah jika dibandingkan Pembiayaan 27.064 26.723 25.806
Syariah
dengan triwulan sebelumnya sebesar
Dana Pensiun
Rp30,0 triliun. Berbeda dengan sukuk Syariah
3.886 5.394 5.650
korporasi, Surat Berharga Syariah Lembaga Jasa
Negara (SBSN) justru tumbuh Keuangan 26.306 34.491 35.554
Khusus Syariah
sebesar 37,9 persen, lebih tinggi
Lembaga
dibandingkan dengan triwulan Keuangan Mikro 278 467.90 467.90
sebelumnya sebesar 11,9 persen. Syariah
Total Aset 100.977 108.249 109.063
Gambar 46 Outstanding Sukuk
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Korporasi
Catatan: data Q2 adalah bulan Mei
31 700
30 600 Dana Pensiun Syariah mengalami
29
pertumbuhan total aset yang tertinggi,
(triliun Rp)
(triliun Rp)

500
28
27 400 yaitu sebesar 44,0 persen (YoY).
26 300 Perkembangan positif dana pensiun
25
200 tersebut disebabkan oleh tidak
24
100 terjadinya penarikan manfaat oleh
23
22 0 nasabah secara masif, meskipun telah
2019 II 2020 I 2020 II terjadi PHK massal dalam kondisi
Nilai Outstanding Sukuk Korporasi (Triliun Covid 19. Selanjutnya, Lembaga Jasa
Rupiah)
Nilai Kepemilikan SBSN rupiah
Keuangan Khusus Syariah dan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan dan DJPR juga tumbuh tinggi, yaitu masing-
Kemenkeu masing sebesar 31,2 persen dan 35,2
persen (YoY). Sementara itu, industri
Pada triwulan II tahun 2020, Industri
asuransi Syariah dan lembaga
Keuangan NonBank Syariah (IKNBS)

69
pembiayaan Syariah terkontraksi Surplus neraca barang pada triwulan II
masing masing sebesar 1,7 persen dan tahun 2020 sebesar USD4,0 miliar,
3,0 persen (YoY). lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mencapai USD4,4
2.5 Neraca Pembayaran miliar. Penurunan surplus tersebut
Neraca Pembayaran Indonesia disebabkan oleh turunnya surplus
mengalami surplus. neraca barang nonmigas, karena
berkurangnya defisit neraca migas.
Neraca pembayaran Indonesia pada Pelemahan permintaan global akibat
triwulan II tahun 2020 surplus sebesar Covid-19 berdampak pada penurunan
USD9,2 miliar, setelah mengalami harga komoditas yang menyebabkan
defisit pada triwulan sebelumnya. penurunan nilai ekspor nonmigas,
Surplus yang cukup tinggi didorong yang terkontraksi 11,8 (YoY),
oleh berkurangnya defisit transaksi sedangkan triwulan I tahun 2020
berjalan serta meningkatnya surplus tumbuh 3,3 persen (YoY).
transaksi modal dan finansial.
Sementara itu, impor nonmigas
Gambar 47 Perkembangan Neraca mengalami kontraksi lebih dalam pada
Pembayaran Indonesia triwulan II tahun 2020, yaitu sebesar
15 16,8 persen (YoY), lebih tinggi
10 dibandingkan triwulan sebelumnya
(miliar USD)

5 yang terkontraksi mencapai 7,4 persen


0 (YoY). Menurut kelompok barang,
-5
impor bahan baku, barang modal, dan
barang konsumsi mengalami kontraksi
-10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 masing-masing sebesar 10,6; 3,8; dan
2019 2020 1,2 persen (YoY).

Transaksi Berjalan Surplus neraca jasa perjalanan


Transaksi Modal dan Finansial menurun signifikan.
Neraca Keseluruhan
Neraca jasa pada triwulan II tahun
Sumber: Bank Indonesia 2020 mengalami defisit sebesar
USD2,2 miliar, sedikit lebih tinggi
Defisit transaksi berjalan kembali
dibandingkan periode yang sama
turun menjadi USD2,9 miliar atau
tahun 2019 yang mencapai USD1,9
setara dengan 1,2 persen dari PDB.
miliar. Peningkatan defisit ini terutama
Penyusutan defisit transaksi berjalan
dipengaruhi oleh defisit neraca jasa
didorong oleh surplus neraca barang
perjalanan yang menurun signifikan
dan turunnya defisit neraca
akibat kebijakan pelarangan
pendapatan primer.

70
penerbangan internasional untuk sebelumnya sebesar USD0,1 miliar,
mengurangi penyebaran Covid-19. sejalan dengan turunnya kunjungan
wisatawan nasional ke luar negeri.
Gambar 48 Neraca Jasa Perjalanan dan
Transportasi Neraca pendapatan primer
6,0 membaik, neraca pendapatan
5,0
4,0 sekunder menurun.
3,0
(miliar USD)

2,0 Defisit neraca pendapatan primer


1,0
0,0
pada triwulan II tahun 2020 sebesar
-1,0 USD6,2 miliar, lebih rendah
-2,0
dibandingkan triwulan sebelumnya
-3,0
-4,0 yang mencapai USD7,9 miliar.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Perbaikan defisit neraca pendapatan
2019 2020 primer didorong oleh penurunan
pembayaran hasil investasi langsung,
Ekspor Transportasi Impor Transportasi
serta peningkatan penerimaan
Ekspor Perjalanan Impor Perjalanan
investasi langsung dan portofolio.
Sumber: Bank Indonesia Lebih lanjut, penurunan pembayaran
sejalan dengan menurunnya kinerja
Neraca jasa perjalanan mengalami
korporasi migas dan nonmigas akibat
defisit sebesar USD3,0 juta, yang pada
kontraksi pertumbuhan ekonomi
kondisi normal selalu mengalami
domestik.
surplus. Defisit neraca jasa perjalanan
tersebut dipengaruhi oleh penurunan Gambar 49 Neraca Pendapatan Primer
ekspor perjalanan yang lebih dalam dan Sekunder
dibandingkan impor perjalanan
3,0
seiring dengan rendahnya wisatawan
(miliar USD)

mancanegara yang hanya mencapai -2,0


484 ribu kunjungan selama triwulan II
-7,0
tahun 2020.
-12,0
Sementara itu, kinerja neraca jasa
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
transportasi mengalami defisit yang
2019 2020
lebih rendah pada triwulan II tahun
Penerimaan Pendapatan Primer
2020, terutama disebabkan oleh
penurunan pembayaran jasa freight Pembayaran Pendapatan Primer

menjadi sebesar USD1,5 miliar. Selain Penerimaan Pendapatan Sekunder

itu, defisit jasa transportasi Pembayaran Pendapatan Sekunder

penumpang juga mengalami Sumber: Bank Indonesia


penurunan menjadi USD10,0 juta,
lebih rendah dibandingkan triwulan

71
Selanjutnya, neraca pendapatan aliran masuk neto investasi portofolio
sekunder pada triwulan II tahun 2020 dan investasi langsung.
mengalami surplus sebesar USD1,4
Arus modal asing mulai masuk
miliar, turun dari surplus triwulan
kembali ke Indonesia terutama dalam
sebelumnya sebesar USD1,7 miliar.
bentuk investasi portofolio, setelah
Penurunan ini utamanya didorong
sebelumnya sempat terjadi kepanikan
oleh realisasi penerimaan transfer
di pasar keuangan global akibat
personal dalam bentuk remitansi yang
Covid-19. Investasi portofolio pada
menurun. Hal ini sejalan dengan
triwulan II tahun 2020 sebesar USD9,8
turunnya jumlah Pekerja Migran
miliar, setelah pada triwulan
Indonesia (PMI) di luar negeri akibat
sebelumnya mengalami defisit USD6,1
Covid-19 serta penghentian
miliar. Peningkatan arus masuk
pengiriman PMI ke luar negeri
melalui investasi portofolio didorong
sementara sesuai Kepmenaker No. 151
oleh penerbitan global bonds oleh
Tahun 2020.
pemerintah dan korporasi serta
Likuiditas global meningkat, pembelian Surat Utang Negara (SUN).
investasi meningkat.
Investasi langsung juga berkontribusi
Gambar 50 Neraca Transaksi Finansial terhadap surplus transaksi modal dan
15 finansial, meskipun terjadi
perlambatan pada triwulan II tahun
10
2020 sebesar USD3,4 miliar. Di tengah
ketidakpastian pasar keuangan global
(miliar USD)

0 dan lesunya aktivitas ekonomi dunia,


kinerja investasi langsung yang masih
-5
surplus merupakan gambaran bahwa
-10
ekonomi Indonesia masih terjaga serta
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
masih menarik bagi investor.
2019 2020

Investasi Langsung Posisi cadangan devisa mengalami


Investasi Portofolio kenaikan pada triwulan II tahun 2020
Investasi Lainnya menjadi sebesar USD131,7 miliar atau
Sumber: Bank Indonesia setara dengan pembiayaan 8,1 bulan
impor dan utang luar negeri
Transaksi modal dan finansial pada
pemerintah, serta berada di atas
triwulan II tahun 2020 mencapai
standar kecukupan internasional
surplus yang cukup tinggi sebesar
sebesar tiga bulan. Dengan demikian,
USD10,5 miliar, sedangkan triwulan
berbagai indikator NPI secara umum
sebelumnya defisit USD3,0 miliar.
masih menunjukkan sustainablitas
Surplus pada transaksi modal dan
eksternal yang terjaga.
finansial utamanya ditopang oleh
72
Tabel 27 Neraca Pembayaran
Tahun 2015 – Triwulan II tahun 2020
(miliar USD)
2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2
TRANSAKSI BERJALAN -17,5 -17,0 -16,2 -30,6 -6,6 -8,2 -7,5 -8,1 -3,7 -2,9
BARANG 14,0 15,3 18,8 -0,2 1,3 0,6 1,4 0,3 4,4 4,0
Ekspor 149,1 144,5 168,9 180,7 41,2 40,2 43,7 43,4 41,7 34,7
Impor -135,1 -129,2 -150,1 -181,0 -39,9 -39,6 -42,3 -43,1 -37,4 -30,7
Barang Dagangan Umum 13,3 14,7 17,9 -0,2 0,8 0,2 0,7 0,0 3,1 2,5
Ekspor 147,7 143,1 167,0 178,7 40,4 39,4 42,5 42,7 40,0 33,0
Impor -134,4 -128,4 -149,1 -178,9 -39,6 -39,2 -41,8 -42,7 -37,0 -30,5
a. Nonmigas 19,0 19,5 25,3 11,2 2,9 3,1 2,7 3,2 5,8 3,3
Ekspor 130,5 130,2 151,4 161,1 37,4 36,4 39,5 39,7 37,7 31,2
Impor -111,5 -110,7 -126,2 -149,9 -34,5 -33,3 -36,7 -36,5 -31,9 -27,9
b. Migas -5,7 -4,8 -7,3 -11,4 -2,1 -2,9 -2,1 -3,2 -2,7 -0,8
Ekspor 17,2 12,9 15,6 17,6 3,0 2,9 3,0 3,0 2,3 1,8
Impor -22,9 -17,7 -22,9 -29,0 -5,2 -5,8 -5,1 -6,2 -5,1 -2,6
Barang Lainnya 0,7 0,6 0,9 0,0 0,5 0,3 0,7 0,3 1,3 1,5
Ekspor 1,4 1,4 1,9 2,0 0,8 0,8 1,2 0,7 1,7 1,6
Impor -0,7 -0,8 -1,0 -2,0 -0,3 -0,5 -0,5 -0,4 -0,4 -0,1
JASA-JASA -8,7 -7,1 -7,4 -6,5 -1,6 -1,9 -2,3 -2,0 -1,9 -2,2
Ekspor 22,2 23,3 25,3 31,2 7,5 7,4 8,4 8,4 6,0 2,6
Impor -30,9 -30,4 -32,7 -37,7 -9,0 -9,2 -10,7 -10,4 -7,9 -4,7
PENDAPATAN PRIMER -28,4 -29,6 -32,1 -30,8 -8,1 -8,9 -8,4 -8,3 -7,9 -6,2
PENDAPATAN SEKUNDER 5,5 4,5 4,5 6,9 1,8 2,0 1,8 2,0 1,7 1,4
TRANSAKSI MODAL 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
TRANSAKSI FINANSIAL 16,8 29,3 28,7 25,1 9,9 6,8 7,4 12,6 -3,0 10,5
Aset -21,5 15,9 -18,4 -19,2 -6,9 -4,0 -4,0 -0,5 -4,7 -0,8
Kewajiban 38,3 13,4 47,1 44,3 16,8 10,8 11,5 13,1 1,7 11,3
INVESTASI LANGSUNG 10,7 16,1 18,5 12,5 6,0 6,0 5,4 3,2 4,1 3,4
Aset -9,1 11,6 -2,0 -6,4 -0,8 -1,6 -0,6 -1,4 -0,7 -0,7
Kewajiban 19,8 4,5 20,5 18,9 6,8 7,6 6,0 4,6 4,7 4,1

73
Lanjutan Tabel 27 Neraca Pembayaran
Tahun 2015 – Triwulan II tahun 2020
(miliar USD)
2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2
INVESTASI PORTFOLIO 16,2 19,0 21,1 9,3 5,5 4,6 4,6 7,3 -6,1 9,8
Aset -1,3 2,2 -3,4 -5,2 0,1 0,0 0,0 0,3 -0,1 -0,2
Kewajiban 17,5 16,8 24,4 14,5 5,4 4,6 4,7 6,9 -6,0 9,9
DERIVATIF FINANSIAL 0,0 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 0,1 0,0 -0,3 0,1
INVESTASI LAINNYA -10,1 -5,8 -10,7 3,3 -1,7 -3,8 -2,6 2,1 -0,7 -2,7
TOTAL -0,7 12,4 12,5 -5,4 3,3 -1,4 0,0 4,5 -6,8 7,6
NERACA KESELURUHAN -1,1 12,1 11,6 -7,1 2,4 -2,0 0,0 4,3 -8,5 9,2
Posisi Cadangan Devisa 105,9 116,4 130,2 120,7 124,5 123,8 124,3 129,2 121,0 131,7
Dalam Bulan Impor 7,4 8 8 6,4 6,7 6,7 6,9 7,3 7,0 8,1
Transaksi Berjalan/PDB (%) -2,03 -2 -2 -3,7 -2,5 -3,0 -2,6 -2,8 -1,4 -1,2

Sumber: Bank Indonesia, diolah

74
Neraca Perdagangan COVID-19, serta penyesuaian produksi
minyak mentah. Permintaan minyak
Neraca perdagangan Indonesia
mentah yang turun tajam, sedangkan
mengalami surplus. produksi minyak mentah melimpah,
Pada triwulan II tahun 2020, neraca menyebabkan penurunan harga
perdagangan Indonesia mengalami minyak mentah dunia sejak awal tahun
surplus sebesar USD2,9 miliar dengan 2020, dan mencapai harga
ekspor total sebesar USD34,6 miliar terendahnya pada bulan April 2020.
dan impor total sebesar USD31,7 Pada triwulan II tahun 2020, defisit
miliar. Namun demikian, ekspor total neraca perdagangan migas
dan impor total mengalami penurunan mengalami penurunan menjadi
baik secara triwulanan maupun USD0,5 miliar dimana ekspor migas
tahunan. Neraca perdagangan ekspor Indonesia mengalami kontraksi
turun sebesar 17,1 persen (QtQ) dan sebesar 25,5 persen (QtQ), sedangkan
12,5 persen (YoY). Sedangkan, neraca dibandingkan tahun sebelumnya,
perdagangan impor turun sebesar ekspor migas dapat tetap terjaga dan
19,0 persen (QtQ) dan 23,5 persen tumbuh sebesar 20,8 persen (YoY).
(YoY). Penurunan ekspor total maupun Dengan tertekannya perekonomian
impor total tersebut disebabkan domestik akibat pandemi Covid-19,
adanya penurunan baik pada jenis impor migas Indonesia juga
migas maupun non migas. mengalami penurunan sebesar 59,0
persen (QtQ) dan 64,3 persen (YoY).
Tabel 28 Neraca Perdagangan
2019 2020
Tabel 29 Nilai Ekspor dan Impor Migas
Growth (%) Share
Uraian Q2 Q1 Q2 Nilai
thd
juta USD
Uraian Q2 2020
(juta USD) QtQ YoY
Total*
Neraca Total -1.917,9 2.591,9 2.892,658 (%)
Ekspor Total 39.583,3 41.760,8 34.626,8 Ekspor Migas 1.693,8 -25,5 20,8 4,9
Impor Total 41.501,2 39.169,0 31.734,2 Minyak -59,5 -50,5 0,2
78,8
Neraca Nonmigas 1.756,1 5.658,7 3.383,7 Mentah
Ekspor Nonmigas 37.126,8 39.486,4 32.932,9 Hasil Minyak 346,6 -13,6 -0,9 1,0
Impor Nonmigas 35.370,7 33.827,7 29.549,2 Gas 1.268,4 -24,4 -28,1 3,6
Neraca Migas -4.728,4 -3.066,9 -495,219 Impor Migas 2.188,9 -59,0 -64,3 6,9
Ekspor Migas 1.402,2 2.274,4 1.693,8 Minyak -80,0 -78,3 1,0
329,4
Impor Migas 6.130,6 5.341,3 2.188,9 Mentah
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Hasil Minyak 1.312,4 -54,3 -65,4 4,1
Gas 547,1 -33,4 -32,8 1,7
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Neraca perdagangan migas
* share thd total ekpor/impor
Memasuki tahun 2020, perdagangan
migas mengalami tekanan yang Neraca perdagangan Nonmigas
disebabkan oleh tertekannya Pada triwulan II tahun 2020, ekspor
perekonomian dunia karena pandemi dan impor nonmigas mengalami

75
penurunan dibandingkan triwulan I Namun demikian, ekspor sektor
tahun 2020 maupun triwulan II tahun pertanian mengalami peningkatan
2019. Namun demikian, penurunan sebesar 2,9 persen (YoY) meskipun
pada impor nonmigas jauh lebih menurun sebesar 12,1 persen (QtQ).
dalam dibandingkan penurunan
Tabel 30 Nilai Ekspor Nonmigas
ekspor nonmigas, sehingga neraca
berdasarkan Sektor
perdagangan nonmigas pada triwulan
Nilai Growth (%) Share
II tahun 2020 masih mengalami thd
Uraian Q2 2020
surplus sebesar USD3,4 miliar. Pada Total*
(juta USD) QtQ YoY
(%)
triwulan II tahun 2020, ekspor Ekspor
32.932,9 -16,6 -13,3 83,2
nonmigas sebesar USD32,9 miliar, dan Nonmigas
Pertanian 799,6 -12,1 2,9 2,0
impor nonmigas sebesar USD29,5
Industri
miliar. 27.764,4 -15,9 -80,1 70,1
Pengolahan

Neraca perdagangan ekspor Pertambangan 4.378,7 -21,5 -28,7 11,1


dan lainnya
Nonmigas
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Nilai ekspor nonmigas didorong oleh *share thd total ekpor
nilai ekspor pada industri pengolahan,
Berdasarkan 10 golongan barang
pertambangan dan lainnya, serta
dengan HS 2 digit, hampir seluruh
pertanian dengan nilai ekspor masing-
golongan barang baik pada sektor
masing sebesar USD27,8 miliar,
industri pengolahan, sektor
USD4,4 miliar, dan USD0,8 miliar.
pertambangan, dan sektor pertanian
Berdasarkan golongan barang HS 2
mengalami penurunan. Hanya
digit, nilai ekspor nonmigas terutama
golongan barang besi dan baja yang
didukung oleh nilai ekspor pada
mengalami peningkatan pada triwulan
golongan lemak dan minyak
II tahun 2020 dibandingkan triwulan I
hewan/nabati.
tahun 2020. Tumbuhnya ekspor
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas nonmigas golongan barang besi dan
turun sebesar 16,6 persen (QtQ) dan baja didorong oleh kenaikan harga
11,3 persen (YoY), terutama logam dunia terutama bijih besi yang
disebabkan adanya penurunan yang mengalami peningkatan sekitar 12,8
dalam pada ekspor pertambangan persen sepanjang tahun 2020 dengan
dan lainnya, serta ekspor industri tetap stabilnya permintaan dari
pengolahan. Ekspor pertambangan Tiongkok dan terhambatnya
dan lainnya mengalami kontraksi pengiriman dari Brazil sebagai salah
sebesar 21,5 persen (QtQ) dan 28,7 satu produsen utama.
persen (YoY),. sSedangkan, industri
Pada triwulan II tahun 2020, ekspor
pengolahan terkontraksi sebesar 15,9
nonmigas berdasarkan golongan
persen (QtQ) dan 8,1 persen (YoY).
barang HS 2 digit mengalami
76
peningkatan pada golongan barang Negara tujuan ekspor nonmigas
perhiasan/permata; besi dan baja; alas terbesar adalah Tiongkok, Amerika
kaki; dan lemak dan minyak Serikat, dan Jepang.
hewan/nabati yang tumbuh masing-
masing sebesar 38,4; 31,6; 10,6; dan Pada triwulan II tahun 2020, Tiongkok,
10,4 persen (YoY). Peningkatan ASEAN, Amerika Serikat, Uni Eropa,
ekspor nonmigas tersebut terutama dan Jepang, merupakan negara tujuan
didorong oleh peningkatan harga utama ekspor nonmigas Indonesia
komoditi dunia untuk logam mulia, dengan nilai masing-masing sebesar
bijih besi, dan produk pertanian. USD6,9; USD6,4; USD3,8; dan USD2,9
Sedangkan, peningkatan ekspor miliar. Namun demikian, nilai ekspor
nonmigas pada golongan barang alas nonmigas kepada negara-negara
kaki terutama didukung adanya tersebut mengalami penurunan baik
pengalihan permintaan alas kaki dari secara triwulanan maupun tahunan,
Tiongkok akibat pandemi ke kecuali ekspor nonmigas ke Tiongkok.
Indonesia. Hal tersebut disebabkan
perekonomian negara-negara
Tabel 31 Nilai Ekspor Nonmigas 10 tersebut mengalami kontraksi di masa
Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar
pandemi Covid-19, sedangkan,
Share thd
Nilai Growth (%) perekonomian Tiongkok telah kembali
Ekspor
Kode HS: Uraian Q2 2020
Nonmigas
(juta USD) QtQ YoY pulih dengan tumbuh sebesar 3,2
(%)
15 Lemak & 4.150,6 -13,4 10,4 12,6 persen (YoY) pada triwulan II tahun
minyak 2020.
hewan/nabati
27 Bahan bakar 3.921,4 -28,1 -31,4 11,9 Ekspor nonmigas Indonesia ke
mineral
72 Besi dan Baja 2.281,9 0,8 31,6 6,9 Tiongkok tumbuh sebesar 14,9 persen
87 Kendaraan dan 2.055,2 -10,7 -55,5 6,2 (QtQ) dan 11,3 persen (YoY).
Bagiannya Pertumbuhan tersebut utamanya
71 Perhiasan / 1.791,2 -20,9 38,4 5,4
Permata didorong oleh kenaikan ekspor besi
62 Pakaian jadi 1.159,0 -12,9 -30,6 3,5 dan baja sebesar 193,7 persen (YoY),
bukan rajutan
tembaga sebesar 130,5 persen (YoY),
40 Karet dan 1.053,5 -29,7 -32,4 3,2
Barang dari Karet dan ekspor bahan bakar mineral
84 Mesin-mesin 1.036,2 -24,8 -20,9 3,2 sebesar 4,4 persen (YoY)2.
/Pesawat Mekanik
85 Mesin/peralatan 809,6 -59,9 -14,8 2,5 Sementara untuk ekspor nonmigas ke
listrik
64 Alas kaki 709,4 -38,0 10,6 2,2
Amerika Serikat turun sebesar 22,1
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah persen (QtQ) dan 9,7 persen (YoY).
Namun demikian, terdapat beberapa
golongan barang nonmigas yang

2
Dihitung melalui proksi data impor Tiongkok dan
Amerika Serikat, sumber: Trademap (2020).

77
mengalami peningkatan ekspor ke barang konsumsi yang turun sebesar
Amerika Serikat, antara lain ekspor 1,7 persen (QtQ) dan 12,0 persen
mesin/peralatan listrik sebesar 49,0 (YoY). Penurunan yang tinggi pada
persen (YoY) dan ekspor furnitur impor bahan baku/penolong serta
sebesar 23,6 persen (YoY)2. barang modal menunjukkan
tertekannya perekonomian domestik
Tabel 32 Nilai Ekspor Nonmigas di
pada masa pandemi.
Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
Growth (%) Share thd Tabel 33 Nilai Impor berdasarkan
Nilai
Ekspor
Uraian Q2 2020 Golongan Penggunaan Barang
QtQ YoY Nonmigas
(juta USD)
(%) Nilai Growth (%) Share
Tiongkok 6.857,1 14,9 11,3 20,8 Uraian Q2 2020 thd
(juta USD) QtQ YoY Total(%)
Jepang 2.861,3 -16,5 -13,0 8,7
Impor Total 31.734,2 -19 -23.5 100,0
Amerika
3.760,6 -22,1 -9,7 11,4 Barang
Serikat 3.557,7 -1,7 -12.0 11,2
Konsumsi
India 1.778,1 -39,9 -33,2 5,4
Bahan Baku / 23.064,6 -22,3 -25.6 72,7
Australia 623,7 23,3 17,4 1,9 Penolong
Korea Selatan 1.341,6 -7,2 -5,9 4,1 Barang Modal 5.131,0 -12,5 -20,0 16,2
Taiwan 879,4 2,5 -6,5 2,7 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
ASEAN 6.423,9 -29,0 -26,9 19,5
Singapura 1.878,8 -31,2 -16,8 5,7 Impor nonmigas terbesar adalah
Malaysia 1.291,6 -25,7 -35,7 3,9 golongan Mesin/Pesawat Mekanik
Thailand 887,8 -35,0 -33,0 2,7 (HS 84) serta Mesin/Peralatan
Uni Eropa 2.952,2 -15,6 -17,8 8,9
Listrik (HS 85).
Jerman 522,9 -18,6 -7,0 1,6
Belanda 739,9 -2,1 -1,9 2,2 Kedua golongan barang tersebut
Italia 397,2 -18,6 -15,7 1,2 memiliki peran 30,5 persen terhadap
Sumber: Badan Pusat Statistik total impor nonmigas. Dari sisi
Neraca Perdagangan Impor pertumbuhan, baik triwulanan
maupun tahunan, hampir seluruh
Nonmigas
golongan barang HS 2 digit pada 10
Total impor Indonesia turun 23,5 barang impor nonmigas utama
persen (YoY). mengalami penurunan terutama pada
mesin/pesawat mekanik; besi dan
Berdasarkan penggunaan barang, baja; serta kendaraan dan bagiannya;
penurunan impor pada triwulan II kecuali impor perangkat optik yang
tahun 2020 terjadi pada semua jenis mengalami peningkatan. Hal tersebut
barang. Impor bahan baku/penolong sejalan dengan perkembangan
turun sebesar 22,3 persen (QtQ) dan ekonomi pada sektor industri
25,6 persen (YoY); impor barang pengolahan mesin/perlengkapan dan
modal turun sebesar 12,5 persen (QtQ) industri pengolahan alat angkut yang
dan 20,0 persen (YoY); serta impor menurun.
78
masing turun sebesar 9,7 persen dan
27,4 persen (YoY)3
Tabel 34 Nilai Impor Nonmigas 10
Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar Impor nonmigas asal Jepang juga
Nilai Growth (%)
Share thd mengalami penurunan pada triwulan II
Impor
Kode HS: Uraian Q2 2020
Nonmigas tahun 2020, terutama berasal dari
(juta USD) QtQ YoY
(%) golongan barang mesin-
84 : Mesin- mesin/pesawat mekanik serta besi dan
mesin/Pesawat 4.809,9 -20,2 -20,7 16,3
Mekanik baja, yang masing-masing turun
85 : sebesar 47,9 dan 44,1 persen (YoY)3.
Mesin/peralatan 4.209,1 -6,9 -10,1 14,2
listrik Hanya dengan Belanda terjadi
72 : Besi dan Baja 1.430,1 -32,4 -32,6 4,8 kenaikan impor nonmigas pada
39 : Plastik dan
triwulan II tahun 2020, yaitu sebesar
Barang dari 1.658,7 -17,8 -20,3 5,6
Plastik 3,3 persen (YoY).
87 : Kendaraan
1.007,4 -35,9 -42,1 3,4 Tabel 35 Nilai Impor Nonmigas di
dan Bagiannya
29 : Bahan kimia Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
1.190,4 -15,5 -17,5 4,0
organik Growth (%) Share thd
Nilai
73 : Benda-benda Impor
661,0 -17,3 -61,9 2,2 Uraian Q2 2020
dari Besi dan Baja (juta USD) QtQ YoY
Nonmigas
10 : Serealia 749,5 -15,9 -11,2 2,5 (%)
90 : Perangkat Tiongkok 9.232,31 3,6 -9,5 31,2
1265,5 14,3 2,7 4,3
Optik Jepang 2.496,25 -30,6 -32,1 8,4
23 : Ampas/Sisa Amerika
598,4 -12,2 -7,8 2,0 1.996,21 8,9 -0,9 6,7
Industri Makanan Serikat
Sumber: Badan Pusat Statistik India 763,84 -21,1 -21,8 2,6
Australia 934,19 -12,7 -25,4 3,2
Impor nonmigas terbesar berasal Korea Selatan 1.330,81 -24,5 -24,2 4,5
dari Tiongkok dan Jepang. Taiwan 74,51 -26,6 -11,6 2,5
ASEAN 5.106,80 -28,8 -26,9 21,7
Meskipun impor nonmigas asal
Singapura 1.972,75 -11,8 -12,3 6,7
Tiongkok mengalami kontraksi
Malaysia 897,13 -37,2 -33,6 3,0
sebesar 9,5 persen (YoY), namun Thailand 1.479,96 -34,4 -32,7 5,0
Tiongkok masih menjadi negara asal Uni Eropa 2.390,90 -8,4 -16,0 9,9
impor nonmigas utama Indonesia Jerman 750,24 -5,9 -7,2 2,5
dengan kontribusi sebesar 31,2 Belanda 215,89 -2,2 3,3 0,7
persen. Kontraksi impor Tiongkok Italia 288,99 -29,8 -21,9 1,0
utamanya berasal dari penurunan Sumber: Badan Pusat Statistik
impor golongan barang mesin-
mesin/pesawat mekanik serta
golongan besi dan baja, yang masing-

3
Dihitung melalui proksi data ekspor Tiongkok dan
Jepang, sumber: Trademap (2020).

79
Kerjasama Ekonomi Hingga saat ini, Tim Persiapan dan
Pelaksanaan TPR Indonesia ke-7 telah
Internasional
mengumpulkan masukan dari
Trade Policy Review Indonesia ke-7 berbagai K/L untuk menyusun
di World Trade Organization. Government Report. Draft Government
Report telah disusun dan sedang
Trade Policy Review (TPR) adalah
dalam tahap finalisasi oleh
kegiatan yang dilaksanakan oleh
Kementerian Perdagangan, serta akan
World Trade Organization (WTO)
diserahkan pada 23 September 2020.
terhadap negara-negara anggota
Secretariat Report yang disusun oleh
WTO untuk review dan mengkaji
Trade Policy Review Division (TPRD)
kesesuaian kebijakan terkait
WTO masih dalam tahap
perdagangan dan investasi yang
pengumpulan bahan-bahan dan
diterapkan di negara-negara tersebut,
masukan yang dibutuhkan dari
dengan prinsip-prinsip keterbukaan
berbagai K/L terkait.
dan perdagangan internasional yang
diusung oleh WTO. Kegiatan ii Sidang TPR WTO Indonesia
dilaksanakan setiao tujuh tahun. dijadwalkan akan dilaksanakan pada 9
dan 11 Desember 2020. Sebelum itu,
Tahun ini Indonesia akan menjalani
Government Report Indonesia akan
TPR yang ketujuh. Kementerian
diedarkan oleh WTO kepada negara-
PPN/Bappenas berkontribusi menjadi
negara anggota dan Indonesia akan
anggota dalam Tim Persiapan dan
mendapatkan daftar pertanyaan dari
Pelaksanaan TPR Indonesia ke-7 yang
negara anggota.
dipimpin oleh Kementerian
Perdagangan melalui Direktorat
Perundingan Multilateral.

80
Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia

Tabel 36 Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia


No Perjanjian / Kerjasama Status Tahun
1 ASEAN Free Trade Area Signed and In Effect 1993
2 ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Signed and In Effect 2010
Agreement
3 ASEAN-Canada FTA Proposed/Under 2017
consultation and study
4 ASEAN-EU Free Trade Agreement Proposed/Under 2015
consultation and study
5 ASEAN-Eurasian Economic Union Free Trade Proposed/Under 2016
Agreement consultation and study
6 ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement Signed but not yet In Effect 2017
7 ASEAN-India Comprehensive Economic Signed and In Effect 2010
Cooperation Agreement
8 ASEAN-Japan Comprehensive Economic Signed and In Effect 2008
Partnership
9 ASEAN-Pakistan Free Trade Agreement Proposed/Under 2009
consultation and study
10 ASEAN-People's Republic of China Comprehensive Signed and In Effect 2005
Economic Cooperation Agreement
11 ASEAN-[Republic of] Korea Comprehensive Signed and In Effect 2007
Economic Cooperation Agreement
12 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Signed and in Effect 2012
Partnership Agreement
13 Comprehensive Economic Partnership for East Asia Proposed/Under 2005
(CEPEA/ASEAN+6) consultation and study
14 East Asia Free Trade Area (ASEAN+3) Proposed/Under 2004
consultation and study
15 Eurasian Economic Union-Indonesia Proposed/Under 2016
consultation and study
16 Free Trade Area of the Asia Pacific Proposed/Under 2014
consultation and study
17 India-Indonesia Comprehensive Economic Negotiations launched 2011
Cooperation Arrangement
18 Indonesia-Chile Free Trade Agreement Signed but not yet In Effect 2017
19 Indonesia-Colombia Free Trade Agreement Proposed/Under 2019
consultation and study
20 Indonesia-European Free Trade Association Free Signed but not yet In Effect 2018
Trade Agreement
21 Indonesia-European Union Comprehensive Negotiations launched 2016
Economic Partnership Agreement
22 Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Proposed/Under 2018
Agreement consultation and study
23 Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement Signed and In Effect 2008

24 Indonesia-Kenya Free Trade Agreement Proposed/Under 2018


consultation and study
25 Indonesia-Morocco Preferential Trade Agreement Negotiations launched 2019

81
No Perjanjian / Kerjasama Status Tahun
26 Indonesia-Mozambique Free Trade Agreement Negotiations launched 2018

27 Indonesia-Nigeria Preferential Trade Agreement Propesed/Under 2017


Consultation and study
28 Indonesia-Pakistan Free Trade Agreement Signed and In Effect 2013
29 Indonesia-Peru FTA Proposed/Under 2014
consultation and study
30 Indonesia-Republic of Korea Free Trade Agreement Negotiations launched 2012
31 Indonesia-South Africa Free Trade Agreement Proposed/Under 2018
consultation and study
32 Indonesia-Sri Lanka Free Trade Agreement Proposed/Under 2018
consultation and study
33 Indonesia-Taipei,China FTA Proposed/Under 2011
consultation and study
34 Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement Negotiations launched 2018
35 Indonesia-Turkey FTA Negotiations launched 2017
36 Indonesia-Ukraine Free Trade Agreement Proposed/Under 2016
consultation and study
37 Indonesia-United States Free Trade Agreement Proposed/Under 1997
consultation and study
38 Preferential Tariff Arrangement-Group of Eight Signed and In Effect 2011
Developing Countries
39 Regional Comprehensive Economic Partnership Negotiations launched 2013
40 Trade Preferential System of the Organization of the Signed but not yet In Effect 2014
Islamic Conference
Sumber: Asia Regional Integration Center (ADB)

Secara umum, kinerja perdagangan persen dari total ekspor Indonesia ke


Indonesia dengan negara mitra FTA dunia. Pada saat yang sama, Indonesia
pada triwulan II tahun 2020 menurun. juga mengimpor 41,2 persen produk
Ekspor maupun impor ke hampir dari negara-negara tersebut. Negara-
seluruh negara mitra menurun sebagai negara di kawasan Asia Tenggara
dampak Covid-19. Ekspor yang berkontribusi terhadap 22,6 persen
meningkat meskipun di tengah dari total ekspor Indonesia, dan 21,5
kondisi pandemi hanya terjadi pada persen dari impor Indonesia.
ekspor ke Tiongkok yang meningkat Sementara itu, negara-negara mitra
sebesar USD1,45 milliar. FTA di kawasan Asia Selatan yang
terdiri dari India, Bangladesh, dan
Kontribusi ekspor Indonesia ke
Pakistan menjadi tujuan ekspor dari
kawasan Asia Timur yang terdiri dari
8,5 persen produk Indonesia, dan
Jepang, Korea Selatan, Tiongkok
sumber 2,7 persen dari total impor
termasuk Hongkong mencapai 32,8
Indonesia.

82
Tabel 37 Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA
Q2 2019 Q2 2020
Kawasan / Negara
Ekspor Impor Ekspor Impor
Indonesia terhadap Dunia 80.847,7 82.718,1 76.387,6 70.903,2
KAWASAN ASIA TIMUR
Jepang 8.053,2 7.702,0 6.736,6 6.124,2
Korea Selatan 3.808,1 4.237,0 3.291,1 3.367,2
R. R. Tiongkok 12.327,1 20.827,1 13.773,8 18.357,2
Hongkong, Tiongkok 1.307,1 1.611,7 1.273,4 1.357,6
Kontribusi terhadap total 31,54% 41,56% 32,83% 41,19%
KAWASAN ASIA TENGGARA
Thailand 3.204,3 4.656,2 2.485,8 3.756,3
Singapura 6.168,3 8.303,3 5.651,7 6.414,4
Filipina 3.278,2 401,3 2.584,6 283,0
Malaysia 4.120,6 3.614,9 3.545,2 3.046,6
Myanmar 397,0 79,3 503,6 108,9
Kamboja 269,9 21,4 286,2 26,1
Brunei Darussalam 38,8 14,8 55,0 64,4
Laos 3,1 14,6 2,7 22,4
Vietnam 2.372,5 1.827,4 2.151,6 1.544,3
Kontribusi terhadap total 24,56% 22,89% 22,60% 21,53%
KAWASAN ASIA SELATAN
India 5.802,4 2.256,7 4.748,4 1.759,0
Pakistan 930,8 222,7 959,7 113,8
Bangladesh 953,5 43,6 822,5 38,5
Kontribusi terhadap total 9,51% 3,05% 8,55% 2,70%
KAWASAN AMERIKA SELATAN
Chili 69,9 72,7 59,2 57,5
Kontribusi terhadap total 0,09% 0,09% 0,08% 0,08%
KAWASAN EROPA
Turki 579,7 167,1 501,3 150,8
Kontribusi terhadap total 0,72% 0,20% 0,66% 0,21%
KAWASAN AFRIKA
Mesir 508,5 81,6 499,9 72,0
Nigeria 203,9 1.004,6 169,4 685,5
Kontribusi terhadap total 0,88% 1,31% 0,88% 1,07%
KAWASAN OCEANIA
Australia 1.077,5 2.612,3 1.136,3 2.384,3
Selandia Baru 224,1 386,4 220,2 396,2
Kontribusi terhadap total 1,61% 3,63% 1,78% 3,92%
KAWASAN TIMUR TENGAH
Iran 224,1 386,4 220,2 396,2
Kontribusi terhadap total 0,28% 0,47% 0,29% 0,56%
Sumber: Kementerian Perdagangan

83
Perkembangan perdagangan dengan kontribusi terbesar adalah
berdasarkan FTA menunjukkan bahwa ASEAN-People’s Republic of China
FTA yang melibatkan negara ASEAN Comprehensive Economic Cooperation
berkontribusi lebih dari 20 persen total Agreement.
ekspor dan impor Indonesia. FTA

Tabel 38 Kontribusi Nilai Perdagangan Indonesia


Berdasarkan FTA terhadap Total Perdagangan Indonesia dengan Dunia
Q2 2019 Q2 2020
FTA Ekspor Impor Ekspor Impor
(persen)
ASEAN FTA 24,56 22,89 22,60 19,99
ASEAN-Australia and New Zealand
26,17 26,51 24,38 23,63
FTA
ASEAN-Hong Kong, China FTA 26,17 24,84 24,27 21,76
ASEAN-India CECA 31,73 25,62 28,82 22,29
ASEAN-Japan CEP 34,52 32,20 31,42 28,00
ASEAN-People’s Republic of China
39,80 48,07 40,63 44,02
CECA
ASEAN-Republic of Korea CECA 29,27 28,01 26,91 24,39
Indonesia-Australia CEPA 1,33 3,16 1,49 3,36
Indonesia-Chile FTA 0,09 0,09 0,08 0,08
Indonesia-Japan EPA 9,96 9,31 8,82 8,02
Indonesia-Pakistan FTA 1,15 0,27 1,26 0,15
Preferential Tariff Arrangement-
9,08 6,23 8,61 5,39
Group of Eight Developing Countries
Sumber: Kementerian Perdagangan

84
III. PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI
3.1 Proyeksi Pertumbuhan perlahan hingga tahun 2021 kembali
tumbuh mencapai 5,4 persen.
Ekonomi Global
Tabel 39 Proyeksi Pertumbuhan
Turunnya konsumsi di berbagai
Beberapa Negara
negara menekan pertumbuhan Kawasan 2020 2021
ekonomi global. Negara Maju
Amerika Serikat -8,0 4,8
International Monetary Foundation Kawasan Eropa -10,2 6,0
Jerman -7,8 5,4
(IMF) memproyeksi perekonomian Inggris -10,2 6,3
global terkontraksi 4,9 persen (YoY) Jepang -5,8 2,4
pada tahun 2020. Sementara itu, Negara Berkembang
Tiongkok 1,0 8,2
volume perdagangan sepanjang tahun India -4,5 6,0
2020 diproyeksi turun 11,9 persen ASEAN-5 -2,0 6,2
(YoY) seiring dengan lemahnya Amerika Latin dan Karibia
Brazil -9,1 3,6
permintaan barang dan jasa.
Sub Sahara Afrika -3,2 3,4
Pertumbuhan konsumsi yang tertekan Afrika Selatan -8,0 3,5
di berbagai negara menunjukkan Global -4,9 5,4

besarnya dampak lockdown pada Sumber: IMF, World Economic Outlook,


Juni 2020
aktivitas ekonomi setempat.
Pertumbuhan pada negara maju
Puncak tekanan ekonomi diprediksi
diproyeksikan terkontraksi dalam
terjadi pada triwulan II tahun 2020.
hingga 8,0 persen pada tahun 2020.
Pada triwulan selanjutnya,
Sementara itu, negara berkembang
perekonomian global akan lebih baik
diproyeksi lebih baik dengan kontraksi
dibandingkan triwulan II meskipun
sebesar 3,0 persen. Pertumbuhan
masih terkontraksi. PDB global
setiap negara dipengaruhi beberapa
diproyeksikan membaik secara

85
hal seperti struktur ekonomi, swasta dan ekspor akan tetap tumbuh
perkembangan kasus dan efektivitas lebih lambat.
strategi menghadapi pandemi, serta
Berdasarkan proyeksi IMF pada bulan
kecepatan pemulihan ekonomi.
April, perekonomian Singapura
IMF memproyeksi kontraksi ekonomi diperkirakan terkontraksi 3,5 persen.
Amerika Serikat tahun 2020 mencapai Sementara itu, Kementerian
8,0 persen. Sementara itu, The Fed Perdagangan dan Industri Singapura
memproyeksi perekonomian Amerika memproyeksi pertumbuhan ekonomi
Serikat terkontraksi 6,5 persen pada Singapura selama tahun 2020 sebesar
tahun 2020 dan kembali tumbuh 5 -7,0 hingga -5,0 persen. Perkiraan
persen pada tahun 2021. Peningkatan kontraksi tersebut sedikit lebih dalam
kasus yang tinggi di beberapa negara dibandingkan proyeksi terakhir yang
bagian berpotensi menahan dirilis pemerintah setempat. Revisi
pembukaan lockdown. Kondisi tersebut didasarkan pada turunnya
tersebut dapat menekan pasar tenaga permintaan eksternal yang lebih
kerja yang kemudian mempengaruhi dalam dari prediksi awal. Selain itu,
pengeluaran masyarakat. Sementara pemerintah Singapura melihat potensi
itu, pengangguran di Amerika Serikat terhambatnya pemulihan ekonomi
diproyeksikan meningkat menjadi 9,5 pada semester kedua yang
persen pada tahun 2020. Inflasi disebabkan oleh adanya kemungkinan
diprediksi bergerak semakin lambat. perpanjangan pembatasan aktivitas
untuk mencegah penyebaran baru.
Sebagian besar negara di Eropa
diprediksi mengalami kontraksi yang Harga komoditas energi secara
dalam pada tahun 2020. Perancis umum turun pada tahun 2020.
diproyeksi terkontraksi 12,5 persen.
Tabel 40 Proyeksi Harga Komoditas
Sementara Italia dan Spanyol
Global
diproyeksi terkontraksi hingga 12,8
Komoditas Unit 2020 2021
persen untuk masing-masing negara. Energi
Batubara USD/mt 65,0 68,0
Perekonomian Tiongkok pada tahun Minyak
USD/bbl 35,0 42,0
2020 secara keseluruhan diproyeksi Mentah
Gas Alam,
masih tumbuh 1,0 persen. Proses Eropa
USD/mmbtu 3,1 4,1
pemulihan ekonomi Tiongkok telah Non Energi
berjalan secara bertahap pada triwulan Minyak
Kelapa USD/mt 650 668
II tahun 2020 dan akan berlanjut
Sawit
hingga akhir tahun. Pertumbuhan Karet USD/kg 1,55 1,61
investasi diprediksi menjadi penopang Tembaga USD/mt 5.200 5.500
Emas USD/toz 1.600 1.590
pemulihan ekonomi Tiongkok pada
Sumber: World Bank, April 2020
semester kedua. Di sisi lain, konsumsi

86
Proyeksi harga komoditas meningkat pada tahun 2020 menjadi
internasional masih sama dengan USD650 per metrik ton.
WEO yang dirilis pada bulan April lalu.
Harga karet pada tahun 2020
Aktivitas global belum kembali normal
diprediksi sebesar USD1,55 per kg,
hingga akhir tahun 2020. Hal tersebut
turun tipis dibandingkan dengan
berdampak pada permintaan dunia
harga pada tahun 2019. Turunnya
yang tetap rendah.
harga karet terkait dengan turunnya
Harga batu bara acuan pada tahun permintaan global dan diimbangi
2020 diprediksi sebesar USD65,0 per dengan turunnya produksi karet.
metrik ton. Sementara pada 2021 Ekspor karet oleh negara-negara
kembali meningkat menjadi USD68 produsen utama juga telah menurun
per metrik ton. Sementara itu, harga hampir 5 persen (YoY). Pada akhirnya,
gas alam diproyeksi sebesar USD3,1 harga karet menjadi lebih stabil.
per mmbtu pada tahun 2020. Harga
Permintaan cokelat diprediksi
minyak mentah rata-rata diprediksi
mengalami penurunan lebih dari 4
turun hingga 43,0 persen pada 2020
persen. Hal tersebut berdampak pada
menjadi USD35,0. Pemangkasan
turunnya harga cokelat pada tahun
produksi yang dilakukan oleh OPEC+
2020 menjadi USD2,3 per kg. Hal
diperkirakan tidak berdampak besar
serupa terjadi pada harga teh yang
pada peningkatan harga minyak.
diproyeksi turun hingga 10 persen.
Harga rata-rata minyak mentah
diperkirakan membaik pada tahun Komoditas logam secara umum
2021 menjadi USD42 per barel, diproyeksi turun tajam.
meskipun belum kembali ke level
normal. Harga bijih besi diprediksi sebesar
USD85 per dmt disebabkan oleh
Perkembangan harga komoditas lemahnya permintaan serta suplai
pertanian bergerak lebih stabil. yang kembali meningkat dari negara
pengekspor. Sementara itu, harga
Meskipun harga komoditas pertanian
nikel diproyeksi turun 17,3 persen
juga diproyeksi turun, namun
menjadi USD11.500 per metrik ton.
penyusutannya tidak sedalam
Hal ini disebabkan oleh dampak yang
komoditas lainnya. Harga kopi Arabika
lebih besar dari anjloknya permintaan
dan Robusta diprediksi turun masing-
global meski suplai nikel dari Filipina
masing menjadi sebesar USD2,8 dan
dan Indonesia turun.
USD1,5 per kg. Harga keduanya
diprediksi akan meningkat kembali Sementara itu, harga emas diprediksi
pada tahun 2021. Sementara itu, harga meningkat tajam hingga 14,9 persen
minyak kelapa sawit diproyeksikan pada tahun 2020. Vaksin yang belum
ditemukan serta kondisi

87
perekonomian di berbagai negara yang kemudian akan menentukan
yang masih belum stabil mendorong apakah Indonesia akan masuk dalam
peningkatan permintaan investor akan resesi atau tidak.
komoditas emas sebagai aset safe
Tabel 41 Konsensus Proyeksi
haven. Harga rata-rata emas
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
sepanjang tahun 2020 diprediksi Lembaga 2020
mencapai USD1.600 per troy ons. IMF1) -0,3
World Bank2) 0,0
3.2 Proyeksi Perekonomian OECD3)
-3,9 (double hit scenario)
-2,8 (single hit scenario)
Indonesia Bloomberg4) -1,0
Bappenas5) -1,0 – 0,1
Perekonomian Indonesia pada Sumber: 1)World Economic Outlook (WEO)
tahun 2020 diperkirakan Juni 2020 2)Global Economic Prospect
mengalami perlambatan sebagai (GEP) Juni 2020 Desember 2019 3)OECD
Economic Outlook Juni 2020 4)Indonesia
dampak pandemi Covid-19.
Economic Forecast Agustus 2020 6)Outlook
Setelah mengalami kontraksi tajam Agustus 2020

pada triwulan II 2020, perekonomian Dari sisi pengeluaran, pemulihan


Indonesia diperkirakan akan membaik ekonomi pada triwulan III dan IV 2020
pada triwulan III dan IV tahun 2020. akan tergantung pada penanganan
Membaiknya perekonomian didorong pandemi Covid-19, akselerasi belanja
utamanya oleh relaksasi PSBB yang pemerintah dan program PEN, serta
dilakukan sejak bulan Juni. Namun berlanjutnya pemulihan ekonomi
seberapa cepat pemulihan ekonomi global.
akan tergantung pada banyak faktor,

Tabel 42 PDB Berdasarkan Pengeluaran


Komponen
S1 Q3 Q4 Full Year
Pengeluaran
Konsumsi RT (1,4) (2,9) – (0,3) (0,2) – 2,9 (1,5) – 0,0
Konsumsi LNPRT (6,4) (4,2) – (1,7) 0,9 – 4,0 (4,1) – (2,7)
Konsumsi Pemerintah (2,4) 4,5 – 7,4 6,8 – 10,2 2,3 – 4,2
PMTB/Investasi (3,5) (6,4) – (3,8) (3,8) – (1,2) (4,3) – (3,0)
Ekspor (5,7) (6,4) – (4,9) (3,5) – (2,6) (5,3) – (4,7)
Impor (9,6) (11,0) – (7,6) (7,2) – (5,0) (9,3) – (7,9)
PDB (1,5) (2,2) – 0,0 0,3 – 3,1 (1,1) – 0,2
Sumber: Outlook Bappenas, Agustus 2020

Pertama, penanganan pandemi Covid- meningkatnya tingkat keyakinan


19. Terkendalinya penyebaran wabah konsumen untuk kembali melakukan
Covid-19 dan penerapan protokol aktivitas konsumsi.
kesehatan yang ketat dalam era new
normal akan mendorong
88
Kedua, akselerasi belanja pemerintah bersumber dari tanda-tanda
dan program Pemulihan Ekonomi terjadinya gelombang kedua Covid-19
Nasional: di berbagai negara, di antaranya
Amerika Serikat, Australia, Spanyol,
• Akselerasi belanja pemerintah yang
Jerman, dan Jepang. Penerapan
masih lambat hingga semester I
kembali lockdown di negara-negara
2020 akan meningkatkan tersebut akan menghambat proses
kontribusi baik konsumsi maupun pemulihan di tingkat global.
investasi pemerintah terhadap
pertumbuhan pada semester II Dari sisi PDB lapangan usaha,
pemulihan ekonomi pada triwulan III
2020.
dan IV 2020 akan tergantung pada
• Akselerasi dan perluasan bantuan
pemulihan sektor dengan kontribusi
PEN kepada masyarakat, baik
besar terhadap PDB, di antaranya
dalam bentuk bantuan sosial atau
industri pengolahan dan
lainnya, akan mendorong perdagangan. Selepas relaksasi PSBB,
peningkatan konsumsi masyarakat. tanda-tanda pemulihan sektor industri
• Akselerasi program PEN untuk terlihat dari meningkatnya Indeks PMI
dunia usaha, UMKM dan korporasi, manufaktur Indonesia. Sementara
akan menahan laju penurunan sektor perdagangan mulai membaik
investasi swasta. seiring dengan meningkatnya aktivitas
masyarakat.
Ketiga, berlanjutnya pemulihan
ekonomi global. Saat ini risiko terbesar
Tabel 43 PDB Berdasarkan Lapangan Usaha
Komponen Pengeluaran S1 Q3 Q4 Full Year
Pertanian 1,2 0,8 – 1,2 1,3 – 1,8 1,1 – 1,3
Pertambangan (1,1) (1,5) – (0,3) (0,5) – 0,7 (1,0) – (0,5)
Industri Pengolahan (2,1) (3,4) – (2,0) (0,5) – 2,5 (2,4) – (0,5)
Pengadaan Listrik (0,8) 0,2 – 0,8 1,2 – 2,9 (0,1) – 0,7
Pengadaan Air 4,6 4,3 – 5,1 4,5 – 5,4 4,6 – 4,8
Konstruksi (1,3) (1,4) – 0,1 (0,4) – 1,5 (0,9 – (0,3)
Perdagangan (3,0) (4,8) – (2,1) 0,4 – 1,5 (3,3) – (1,0)
Transportasi (15,1) (19,0) – (12,5) (14,7) – (6,4) (15,4) – (12,7)
Penyediaan Akomodasi (10,1) (16,7) – (13,7) (6,1) – (3,2) (12,7) – (7,3)
Informasi dan Komunikasi 10,3 11,2 – 10,8 12,3 – 11,9 10,7 -11,2
Jasa Keuangan dan Asuransi 5,9 2,5 – 3,2 3,3 – 3,7 4,3 – 4,7
Real Estat 3,0 2,5 – 3,2 3,0 – 3,7 3,0 – 3,2
Jasa Perusahaan (3,5) (1,1) – 2,3 1,0 – 4,4 (1,4) – (0,3)
Administrasi Pemerintah (0,1) 0,4 – 3,3 1,4 – 4,4 1,0 – 1,5
Jasa Pendidikan 3,5 2,1 – 3,0 3,1 – 4,1 3,0 – 3,6
Jasa Kesehatan 7,0 4,0 – 5,3 5,1 – 6,4 5,8 – 6,4
Jasa Lainnya (2,9) (4,3) – (1,7) 1,1 – 3,8 (3,0)- (0,2)
PDB (1,3) (2,2) – 0,0 0,3 – 3,1 (1,1) – 0,2
Sumber: Outlook Bappenas, Agustus 2020

89
Terdapat beberapa sektor yang
diperkirakan akan tumbuh menguat di
tengah pandemi, yakni jasa informasi
dan komunikasi serta jasa kesehatan.
Permintaan akan produk sektor
informasi dan komunikasi meningkat
cukup signifikan, khususnya pada
paket data untuk memenuhi
kebutuhan selama work from home.
Sementara itu, jasa kesehatan
merupakan kebutuhan esensial
terutama dalam hal pemenuhan obat-
obatan, farmasi, dan alat kesehatan.

Di sisi lain, sektor transportasi dan


pergudangan serta penyediaan
akomodasi dan makanan minum
merupakan dua sektor yang
merasakan dampak negatif terbesar
COVID-19 pada tahun 2020.
Pemulihan kedua sektor tersebut juga
diperkirakan akan membutuhkan
waktu yang lebih panjang jika
dibandingkan dengan sektor-sektor
lainnya.

90
POLICY BRIEF

MENGAMANKAN KESEHATAN DAN MENGGERAKKAN EKONOMI:


PEMETAAN SEKTOR EKONOMI DI TENGAH COVID-19
(M. Firman Hidayat, Wening Ayu S, Sekar Sanding K)

LATAR BELAKANG

Gambar 51 Menyeimbangkan Kesehatan dan Ekonomi

Kebijakan physical distancing dan penerapan PSBB yang diterapkan hingga awal Juni
menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II mencapai 5,32
persen (YoY). Relaksasi kebijakan PSBB yang dilakukan secara bertahap sejak Juni
diharapkan mampu untuk menggerakkan ekonomi. Akan tetapi, kasus COVID-19 di
Indonesia terus mengalami peningkatan selama periode relaksasi kebijakan PSBB.
Dihadapkan pada situasi tersebut, perlu ada alternatif kebijakan yang tetap
memprioritaskan sisi kesehatan, tetapi di saat yang bersamaan mampu
menggerakkan ekonomi.

Gambar 52 Kerangka Pemetaan Sektor Ekonomi

91
Studi ini melakukan pemetaan sektor ekonomi sebagai dasar pertimbangan untuk
menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Pemetaan sektor dilakukan
terhadap tiga aspek: (1) risiko infeksi terhadap penyakit; (2) tingkat esensialitas; (3)
relevansi ekonomi berdasarkan jumlah tenaga kerja, mengikuti pendekatan Rio-
Chanona et al (2020). Pemetaan sektor yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
panduan untuk pembukaan dan penyusunan protokol sektor ekonomi.

STUDI LITERATUR

Berbagai studi telah dilakukan untuk melihat dampak Covid-19 terhadap ekonomi.
Barrot et al. (2020) dalam studinya melihat bagaimana perubahan supply pada level
industri akibat pemberlakuan social distancing dengan memperhatikan tingkat
esensialitas sektor dan kemampuan untuk dapat bekerja dari rumah. Dengan
menggunakan model Input-Output, studi ini menunjukkan bahwa pemberlakuan
social distancing selama 6 minggu di Prancis akan menurunkan PDB sebesar 5,6
persen. Studi yang dilakukan oleh Rio-Chanona et al (2020) melakukan pemetaan
sektor dengan memperhitungkan supply shock dan demand shock akibat kebijakan
social distancing. Studi ini menunjukkan bahwa Covid-19 berdampak pada penurunan
PDB Amerika Serikat (AS) sebesar 22 persen.

Kebijakan social distancing atau lockdown yang berkepanjangan akan memberikan


dampak yang lebih besar terhadap perekonomian sehingga perlu secepatnya
dilakukan pembukaan kembali kegiatan ekonomi. Pembukaan kembali ekonomi
harus tetap sesuai dengan protokol kesehatan sebagaimana yang dianjurkan oleh
WHO. Penggunaan masker ketika melakukan kegiatan di luar rumah menjadi mutlak
untuk dilakukan. Meneliti 9 negara, studi dari Chen dan Qiu (2020) menunjukkan
langkah Non Pharmaceutical Intervention (NPI) yang dapat dilakukan untuk
mengurangi penyebaran wabah Covid-19 di luar kebijakan lockdown adalah
kombinasi penutupan sekolah, karantina terpusat, dan memakai masker. Hasil studi L
Tian et al (2020) juga menunjukkan bahwa apabila lebih dari 80 persen masyarakat
menggunakan masker dengan kualitas yang baik (minimal masker bedah), maka
penyebaran Covid-19 dapat ditekan secara signifikan.

Studi yang dilakukan Baqaee et al (2020) mengombinasikan model epidemiologi dan


ekonomi untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait pembukaan ekonomi di AS.
Temuan studi ini di antaranya: (1) pembukaan ekonomi secara bertahap akan
memberikan dampak ekonomi dan kesehatan yang sedang tapi bermanfaat secara
keseluruhan; (2) pembukaan ekonomi secara langsung akan berisiko pada munculnya
gelombang kedua penyebaran virus; dan (3) langkah memperkuat kapasitas testing,
tracing, dan isolasi mampu memberikan dukungan bagi upaya pembukaan ekonomi.

92
Sebuah survei yang dilakukan oleh Mlive (202), perusahaan media di Michigan,
mencoba memetakan risiko penyebaran Covid-19 pada sektor yang lebih spesifik,
yakni terkait dengan pariwisata dan hiburan. Hasil survei menunjukkan risiko
penyebaran virus semakin bervariasi ketika analisis dilakukan pada sektor yang lebih
rinci. Sebagai contoh, risiko penyebaran untuk restoran bergantung pada layanan
yang diberikan. Restoran dengan layanan take away atau outdoor memiliki risiko
penyebaran yang lebih rendah dibandingkan dengan restoran indoor atau
prasmanan.

METODOLOGI

Rio-Chanona et al (2020) menggunakan penggolongan sektor yang telah dilakukan


oleh pemerintah Italia dalam menentukan sektor esensial dan tidak esensial. Sektor
yang dibutuhkan selama masa pandemi seperti sektor jasa kesehatan dan pertanian
dikategorikan sebagai sektor esensial. Penggolongan tersebut tersedia dalam
klasifikasi NAICS 4-digit. Untuk menyesuaikan klasifikasi tersebut dalam konteks
Indonesia, studi ini melakukan konversi klasifikasi NAICS menjadi Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha (KBLI). Selanjutnya, penyesuaian terhadap beberapa sektor
dilakukan untuk lebih menggambarkan keadaan di Indonesia.

Adapun perhitungan risiko infeksi dilakukan dengan mengadopsi indeks risiko


terpapar penyakit oleh O*NET yang didasarkan pada kuesioner konteks pekerjaan di
AS. Indeks risiko infeksi ini menggunakan klasifikasi standar pekerjaan AS, sehingga
perlu dikonversikan ke dalam Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) 1982 dan Klasifikasi
Baku Jabatan Indonesia (KBJI) 2009 3-digit. Untuk melihat risiko berdasarkan sektor,
studi ini melakukan tabulasi silang antara jumlah tenaga kerja pada setiap KJI 1982
terhadap Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) 2009 dan menghitung rerata
tertimbang masing-masing lapangan usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar di bawah menunjukkan hasil pemetaan 17 sektor ekonomi yang dibagi ke


dalam 4 kuadran:

• Kuadran I merupakan sektor-sektor dengan tingkat esensialitas dan risiko


infeksi di atas rata-rata: jasa kesehatan, jasa pendidikan, pertanian,
transportasi pergudangan, konstruksi, dan pengadaan listrik. Meski memiliki
risiko infeksi yang tinggi, sektor-sektor yang masuk kuadran I harus tetap
beroperasi, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat.
• Kuadran II merupakan sektor-sektor dengan tingkat esensialitas di atas rata-
rata, tetapi risiko infeksi di bawah rata-rata: perdagangan dan reparasi,
informasi dan komunikasi, keuangan, jasa perusahaan, administrasi
pemerintahan, dan pengadaan air. Sektor-sektor yang ada di kuadran II tetap

93
dapat beroperasi dengan protokol kesehatan standar mengingat risiko
infeksi yang relatif rendah.
• Kuadran III merupakan sektor-sektor dengan tingkat esensialitas dan risiko
infeksi di bawah rata-rata: industri pengolahan dan real estat. Meski tingkat
esensialitasnya di bawah rata-rata, tetapi sektor-sektor di kuadran III tetap
dapat beroperasi dengan protokol kesehatan standar mengingat risiko
infeksi yang relatif rendah.
• Kuadran IV merupakan sektor-sektor dengan tingkat esensialitas di bawah
rata-rata dan risiko infeksi di atas rata-rata: pertambangan, penyedia
akomodasi makan minum, dan jasa lainnya. Sektor-sektor yang masuk dalam
kuadran IV menjadi prioritas terakhir untuk dibuka. Jikapun dibuka, sektor ini
harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat, salah satunya
pengurangan kapasitas.

Gambar 53 Pemetaan Sektor Ekonomi


Berdasarkan Risiko Infeksi, Tingkat Esensialitas, dan Tenaga Kerja
Tingkat esensialitas
KUADRAN II: 1.20
KUADRAN I:
- Essensial > rata-rata - Essensial > rata-rata
- Risiko Transmisi < rata-rata Adm. pemerintah - Risiko Transmisi > rata-rata
DAPAT BEROPERASI DENGAN 1.00 Pengadaan Listrik dan Gas
Jasa
46,42% TETAP BEROPERASI
TETAP MENERAPKAN PROTOKOL Pengadaan
Air
pendidikan DENGAN PROTOKOL
KESEHATAN STANDAR KESEHATAN YANG KETAT
Transportasi
Jasa keuangan
pergudangan
26,38% 0.80
Jasa kesehatan

Infokom
Konstruksi Pertanian
Perdagangan 0.60 Jasa
dan reparasi perusahaan
Risiko infeksi

-10 0 10 20 30 40 50 60 70

0.40
15,0% Industri
Pertambangan

Jasa lainnya
pengolahan KUADRAN IV:
KUADRAN III: - Essensial < rata-rata
- Essensial < rata-rata 0.20
Penyedia - Risiko Transmisi > rata-rata
- Risiko Transmisi < rata-rata Akomodasi
Mamin
12,20% PALING AKHIR DIBUKA.
DAPAT BEROPERASI DENGAN DIBUKA DENGAN KAPASITAS
TETAP MENERAPKAN PROTOKOL 0.00 < 100% DENGAN PROTOKOL
Real Estat KESEHATAN YANG KETAT
KESEHATAN STANDAR

-0.20
Keterangan:
Besar lingkaran menggambarkan
jumlah tenaga kerja % Persentase jumlah tenaga
kerja

Pemetaan terhadap 17 sektor ekonomi memberikan gambaran awal yang dapat


dijadikan panduan bagi Pemerintah dalam menyeimbangkan antara kesehatan dan
ekonomi di tengah wabah Covid-19. Sektor-sektor pada kuadran II dan III dapat mulai
beroperasi di masa relaksasi PSBB sehingga penurunan aktivitas ekonomi tidak terlalu
dalam. Pemetaan yang dilakukan juga memberikan panduan terhadap Pemerintah
mengenai sektor-sektor mana yang harus menerapkan protokol kesehatan yang lebih
ketat dibandingkan sektor lainnya.

94
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemetaan yang lebih rinci diperlukan.
Gambar 55 menunjukkan hasil pemetaan Kementerian PPN/Bappenas dengan
menggunakan KBLI 2 digit. Dalam pemetaan sebelumnya, industri pengolahan secara
keseluruhan dikategorikan dalam kuadran III, tetapi jika dilihat lebih rinci, terdapat
sektor industri, salah satunya industri makan minuman, yang masuk dalam kuadran
II. Contoh lain, di dalam sektor perdagangan dan reparasi, perdagangan eceran
masuk dalam kuadran II, sementara reparasi mobil dan motor masuk dalam kuadran
IV.

Gambar 54 Pemetaan Sektor Ekonomi KBLI 2 Digit


Berdasarkan Risiko Infeksi, Tingkat Esensialitas, dan Tenaga Kerja
Tingkat esensialitas
1.20

Industri makanan
KUADRAN II:
- Essensial > rata-rata 1.00 KUADRAN I:
Industri minuman
- Risiko Transmisi < rata-rata - Essensial > rata-rata
- Risiko Transmisi > rata-rata
DAPAT BEROPERASI DENGAN
0.80
TETAP MENERAPKAN PROTOKOL TETAP BEROPERASI
KESEHATAN STANDAR DENGAN PROTOKOL
KESEHATAN YANG KETAT
Perdagangan
eceran 0.60

Risiko infeksi
-10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00
0.40
Perdagangan dan
KUADRAN III: Reparasi mobil dan
KUADRAN IV:
- Essensial < rata-rata motor
- Essensial < rata-rata
- Risiko Transmisi < rata-rata 0.20 - Risiko Transmisi > rata-rata
DAPAT BEROPERASI DENGAN
TETAP MENERAPKAN PROTOKOL PALING AKHIR DIBUKA.
KESEHATAN STANDAR 0.00 DIBUKA DENGAN KAPASITAS
< 100% DENGAN PROTOKOL
KESEHATAN YANG KETAT
Besar lingkaran menggambarkan
Keterangan:
-0.20 jumlah tenaga kerja

Pemetaan yang dilakukan dalam studi ini memiliki setidaknya dua kelemahan.
Pertama, nilai esensialitas dan risiko transmisi sektor ekonomi yang digunakan pada
studi ini masih berdasarkan hasil survei yang dilakukan di negara maju. Diperlukan
survei khusus untuk Indonesia yang menilai sektor ekonomi berdasarkan tingkat
esensialitas dan risiko transmisinya terhadap penyebaran virus Covid-19. Kedua, studi
ini hanya mampu melakukan pemetaan terhadap sektor ekonomi hingga KBLI 2 digit.
Pemetaan sektor yang lebih rinci diperlukan untuk memberikan gambaran lebih
akurat, sebagaimana terlihat dalam hasil studi oleh Mlive (2020) pada sektor restoran.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Terlepas dari kelemahan yang ada, pemetaan terhadap sektor ekonomi yang
dilakukan studi ini dapat dijadikan panduan awal bagi Pemerintah dalam menyusun
kebijakan yang dapat menyeimbangkan antara kesehatan dan ekonomi di tengah
wabah Covid-19. Sebagai ilustrasi, seandainya sebagian besar pekerja di suatu daerah
bekerja di sektor pertanian yang masuk dalam kuadran I, maka Pemerintah Daerah

95
dapat menyusun program pemberian masker gratis bagi petani atau nelayan.
Pemberian tes yang rutin pada sektor-sektor dengan risiko tinggi, tetapi esensial juga
perlu dilakukan untuk memastikan sektor ini dapat berjalan dengan normal.
Pemerintah perlu lebih berhati-hati dalam membuka kembali sektor-sektor yang
masuk dalam kuadran IV. Selain menerapkan protokol kesehatan yang ketat, pada
tahap awal pembukaannya, sektor-sektor tersebut dapat beroperasi, tetapi tidak
dengan kapasitas 100 persen. Sektor-sektor pada kuadran II dan III merupakan
sektor-sektor yang tetap dapat beroperasi jika seandainya kebijakan PSBB kembali
diterapkan.

REFERENSI

Barrot, J-N, B Grassi and J Sauvagnat (2020), “Sectoral effects of social distancing”,
Covid Economics, 3: 85-102.

Chen, X, and Z Qiu (2020), “Scenario Analysis Of Non-Pharmaceutical Interventions


On Global Covid-19 Transmissions”, Covid Economics, 7: 46-67.

del Rio-Chanona, R M, P Mealy, A Pichler, F Lafond and J D Farmer (2020), “Supply


and demand shocks in the COVID-19 pandemic: An industry and occupation
perspective”, Covid Economics, 6: 65-104.

David Baqaee, et al (2002), “Reopening Scenarios”, NBER Working Paper No. 27244.

Mlive (2020), https://www.mlive.com/public-interest/2020/06/from-hair-salons-to-


gyms-experts-rank-36-activities-by-coronavirus-risk-level.html

Tian, L et al (2020), “Calibrated Intervention and Containment of the COVID-19


Pandemic”.

96
SUSUNAN TIM REDAKSI

Penanggungjawab
Ir. Bambang Prijambodo, MA

Pemimpin Redaksi
Eka Chandra Buana, SE, MA

Dewan Redaksi
Dr. Ir. Boediastoeti Ontowirjo, MBA
Dr. Onny Noyorono, MIA, MA
Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo, SP, MS, Ph.D
P.N. Laksmi Kusumawati, SE, MSE, MSc, Ph.D
Drs. I Dewa Gde Sugihamretha, MPM
Dr. Haryanto, SE, MA
Ir. Sidqy Lego Pangesthi Suyitno, MA
Ir. Imarita Trihanda, MS

Redaktur Pelaksana
Cut Sawalina, SE, MSi
Mochammad Firman Hidayat, SE, MA
Toni Priyanto J, S.Kom, ME
Rosy Wediawaty, SE, MSE, MSc
Tari Lestari, S.Si, SE, MS
Muhammad Fahlevy, SE, MA
Octal Pramudito, SE, MA
Dra. Dwi Martini, ME
Yunus Gastanto, SE, PG.Dip
Istasius Angger Anindito, SE, MA
Yogi Harsudiono, SE, MPA
Ibnu Yahya, SE, M.Ec. Pol
Sukhad, S.IP
Drs. Muhammad Arif, Msi
Fajar Hadi Pratama, ST
Rufita Sri Hasanah, SE, MEF
SUSUNAN TIM REDAKSI

Penulis
Filza Amalia, SE
Rakhmi Fadillah, SE
Mario Rosario Wisnu Aji, SE
Achmad Rifa’I, S.Pd, M.Sc
Haqiqi Masnatin, SE
Rahma Hanii Maulida, SE
Rinda Komalasari, SE
Firdaussy Yustiningsih, STP, ME
Sharmila Erizaputri, SE
Hillary Tanida Stephany Sitompul, S.HI
Richard Lorenz Hasiholan Silitonga, SE
Aris Saputra, SE
Aldi Turindra Rachman, SE
Deni Apriyanto, SE
Hilda Roseline, SE
Mutiara Maulidya, SE
Widyastuti Hardaningtyas, SE
Widath Chaerunissa Ayuningtyas, SE
Zakka Farisy, SE
Imroatul Amaliyah, SE
Muhammad Fikri Masteriarsa, S.Stat

Distributor/Sirkulasi
Imam Musadad
Tulus Sujadi

Administrasi
Dina Fitriani, SPd
Riris Karisma Kholid, SE

Editor
Rahma Hanii Maulida, SE

Grafis dan Layout


Zaid Fadhlurrahman, S.Kom
Untuk memberikan hasil laporan terbaik,

kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca.

Kritik dan saran harap dikirimkan ke alamat surat elektronik berikut

ditpmas@bappenas.go.id
KEDEPUTIAN BIDANG EKONOMI
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Gedung Wisma Bakrie 2 Lt. 5, Jl. HR Rasuna Said,
Kuningan, Jakarta Selatan, 12920
Telp. (021) 31934267

Anda mungkin juga menyukai