Anda di halaman 1dari 117

Edisi Vol. 4, No.

4 Februari 2021
ISSN 2580-2518
KATA PENGANTAR

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan


yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas.
Publikasi ini didasarkan pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh
Kementerian/Lembaga, instansi internasional, asosiasi, maupun hasil dari diskusi
terbatas perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan beberapa
Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.

Publikasi triwulan IV tahun 2020 ini memberikan gambaran dan analisis mengenai
perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan IV tahun 2020. Dari sisi
perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat
dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi
perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan IV tahun 2020 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, investasi,
industri dalam negeri, perekonomian daerah, serta proyeksi ekonomi.

Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan
banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang
membangun dari Pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan
dan penerbitan publikasi ini dapat tercapai.

Jakarta, Februari 2021

Deputi Bidang Ekonomi


RINGKASAN EKSEKUTIF

Kondisi perekonomian global terus membaik yang ditunjukkan oleh kontraksi


ekonomi di berbagai negara yang semakin kecil. Meskipun kasus Covid-19 secara
global masih terus meningkat dan dibayangi oleh mutase baru, ketersediaan vaksin
menjadi harapan pemulihan ekonomi global. Pada triwulan IV tahun 2020, kontraksi
ekonomi Amerika Serikat melunak, begitu juga dengan Jepang dan Korea Selatan.
Sementara itu, Tiongkok dan Vietnam mempertahankan pertumbuhan positif. Seiring
membaiknya kondisi global, harga komodtas internasional mengalami peningkatan.

Perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2020 terkontraksi 2,2 persen (YoY),
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Melunaknya kontraksi ekonomi
ditopang oleh tujuh sektor yang mampu tumbuh positif, terutama sektor-sektor
esensial di tengah pandemi seperti jasa kesehatan dan infokom. Dari sisi pengeluaran,
konsumsi pemerintah yang tumbuh 1,8 persen (YoY), menjadi bantalan di tengah
kontraksi yang terjadi pada komponen lainnya. Wilayah Maluku dan Papua menjadi
satu0satunya wilayah yang tumbuh positif sementara wilayah lain masih terkontraksi.
Kontraksi tertinggi terjadi di Bali Nusra dan yang terendah di wilayah Sulawesi.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Desember 2020 mencapai 96,1
persen dari target APBN-Perpres 72/2020. Capaian tersebut turun 16,7 persen dari
periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi belanja negara
mengalami peningkatan 12,7 persen, ysng mencapai 94,6 persen dari APBN-Perpres
72/2020. Defisit anggaran hingga Desember 2020 sekitar 6,1 persen terhadap PDB,
lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 2,2 persen PDB. Pembiayaan
anggaran mencapai 114,6 persen dari pagu APBN-Perpres 72/2020 (meningkat 196,2
persen, YoY) yang utamanya bersumber dari pembiayaan utang.

Bank Indonesia menurunkan suku bunga kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate
sebanyak 25 bps, menjadi 3,75 persen. Langkah ini sejalan dengan upaya mendorong
pemulihan ekonomi nasional ditengah perkiraan inflasi yang rendah dan stabilitas
eksternal yang terjaga. Selain itu, Bank Indonesia melanjutkan kebijakan quantitative
easing dan makroprudensial. Nilai tukar rupiah juga menguat 2,3 persen (QtQ) sejalan
dengan masuknya aliran modal asing.

Neraca pembayaran Indonesia berbalik defisit yang disebabkan oleh defisit pada
neraca transaksi modal dan finansial. Sementara neraca transaksi berjalan masih
melanjutkan surplus meskipun cenderung turun. Surpus transaksi berjalan didorong
oleh peningkatan tinggi pada ekspor barang. Posisi cadangan devisa meningkat
menjadi USD135,9 miliar atau setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang
luar negeri pemerintah. Dengan demikian, NPI secara umum menunjukkan
sustainabilitas eksternal yang tetap terjaga.

i
Perekonomian global pada tahun 2021 diproyeksi tumbuh 5,5 persen, terutama pada
semester kedua sejalan dengan ketersediaan vaksin yang kian besar terutama di
negara maju. Sejalan dengan pemulihan ekonomi, harga komoditas internasional
diproyeksi turut mengalami perbaikan. Ekonomi Indonesia pada tahun 2021
diperkirakan tumbuh 5,0 persen, lebih tinggi dari konsensus pasar maupun lembaga
internasional. Dari sisi pengeluaran, investasi berperan penting dalam pemulihan
ekonomi karena mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kapasitas produktif perekonomian. Sementara dari sisi lapangan usaha, pemulihan
diperkitrakan terjadi di hampir semua sektor.

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. III


DAFTAR TABEL ....................................................................................................... IV
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. VI
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ..................................................................... 8
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA ............................................... 16
2.1 Produk Domestik Bruto ....................................................................................... 16
Investasi................................................................................................................... 23
Industri .................................................................................................................... 28
Pariwisata ................................................................................................................ 35
2.2 Produk Domestik Regional Bruto ........................................................................ 39
2.3 Fiskal ................................................................................................................... 48
2.4 Moneter dan Jasa Keuangan ............................................................................... 59
Moneter .................................................................................................................. 59
Jasa Keuangan ......................................................................................................... 64
2.5 Neraca Pembayaran ............................................................................................ 75
Neraca Perdagangan ............................................................................................... 81
Kerjasama Ekonomi Internasional ........................................................................... 84
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................................ 96
3.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global .............................................................. 96
3.2 Proyeksi Perekonomian Indonesia .....................................................................100
POLICY BRIEF ....................................................................................................... 103

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara ................................................................... 12


Tabel 2. Perdagangan Besar Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ....................... 18
Tabel 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto ................................................................................. 20
Tabel 4. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................................... 22
Tabel 5. Realisasi Investasi ................................................................................................................. 23
Tabel 6. Realisasi Investasi Sektor Sekunder .............................................................................. 24
Tabel 7. Sektor PMA Terbesar .......................................................................................................... 24
Tabel 8. Realisasi PMA Terbesar Berdasarkan Negara Asal .................................................. 24
Tabel 9. Realisasi Investasi Berdasarkan Lokasi ........................................................................ 25
Tabel 10. Lokasi PMA Terbesar ........................................................................................................ 25
Tabel 11. Sektor dan Lokasi PMDN Terbesar ............................................................................ 26
Tabel 12. Lokasi PMDN Terbesar per Kabupaten/Kota ......................................................... 26
Tabel 13. Lokasi PMA Terbesar per Kabupaten/Kota ............................................................ 27
Tabel 14. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................................................... 27
Tabel 15. Perbandingan Capaian dengan Target dalam RPJMN 2020-2024 ............... 28
Tabel 16. Kunjungan Wisman berdasarkan Pintu Masuk dan Negara Asal .................. 35
Tabel 17. TPK Hotel Berbintang Tahun 2020 di Provinsi Pintu Masuk Utama dan
Destinasi Pariwisata Super Prioritas .......................................................................... 38
Tabel 18. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah .................................................................................. 47
Tabel 19. Realisasi Komponen Pendapatan Negara dan Hibah ......................................... 48
Tabel 20. Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan......................................................... 49
Tabel 21. Realisasi Komponen PNBP ............................................................................................. 50
Tabel 22. Realisasi Komponen Belanja Pemerintah Pusat ..................................................... 52
Tabel 23. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa ...................................................... 54
Tabel 24. Perkembangan Komponen Pembiayaan .................................................................. 56
Tabel 25. Rincian Realisasi Anggaran Program PEN ................................................................ 57
Tabel 26. Realisasi APBN s.d 31 Desember 2019 dan 2020 .................................................. 58
Tabel 27. Perkembangan Reverse Repo Surat Berharga Negara ....................................... 59
Tabel 28. Tingkat Inflasi Domestik .................................................................................................. 62
Tabel 29. Tingkat Inflasi Domestik Berdasarkan Komponen (YoY) .................................... 63
Tabel 30. Inflasi Kelompok Pengeluaran (MtM) ........................................................................ 63
Tabel 31. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional ................................................ 67
Tabel 32. Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah ................................................... 72
Tabel 33. Penyaluran Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha ................................................. 73
Tabel 34. Aset IKNB Syariah 2019-2020 ...................................................................................... 75
Tabel 35. Neraca Pembayaran .......................................................................................................... 79
Tabel 36. Neraca Perdagangan ........................................................................................................ 81
Tabel 37. Nilai Ekspor dan Impor Migas ...................................................................................... 81
Tabel 38. Nilai Ekspor Nonmigas berdasarkan Sektor ............................................................ 82

iv
Tabel 39. Nilai Ekspor Nonmigas 10 Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar ................ 82
Tabel 40. Nilai Ekspor Nonmigas di Beberapa Negara Mitra Dagang Utama .............. 83
Tabel 41. Nilai Impor berdasarkan Golongan Penggunaan Barang .................................. 83
Tabel 42. Nilai Impor Nonmigas 10 Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar .................. 84
Tabel 43. Nilai Impor Nonmigas di Beberapa Negara Mitra Dagang Utama ................ 84
Tabel 44. Perkembangan Investasi Australia di Indonesia .................................................... 87
Tabel 45. Kondisi FTAs antar Anggota RCEP .............................................................................. 89
Tabel 46. Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota RCEP ..................................................... 90
Tabel 47. Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia .............................................. 92
Tabel 48. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA ............................. 94
Tabel 49. Kontribusi Nilai Perdagangan Indonesia berdasarkan FTA terhadap Total
Perdagangan Indonesia dengan Dunia ................................................................... 95
Tabel 50. Proyeksi Pertumbuhan Beberapa Negara ................................................................ 97
Tabel 51. Proyeksi Harga Komoditas Global .............................................................................. 99
Tabel 52. Konsensus Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ................................... 100
Tabel 53. PDB Berdasarkan Pengeluaran .................................................................................. 100
Tabel 54. PDB Berdasarkan Lapangan Usaha .......................................................................... 102
Tabel 55. Perbandingan Luas Panen dan Produksi Padi Hasil KSA dan Daftar SP
Tahun 2018 ...................................................................................................................... 107

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara .................................................................... 9


Gambar 2. Perkembangan Harga Minyak Mentah ......................................................................... 13
Gambar 3. Perkembangan Harga Gas Alam dan Batubara ......................................................... 13
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .................................................................................. 16
Gambar 5. Pertumbuhan PDB Sisi Produksi Triwulan IV Tahun 2020 ..................................... 17
Gambar 6. Pertumbuhan PDB Sisi Pengeluaran .............................................................................. 19
Gambar 7. Perkembangan Konsumsi RT dan Investasi terhadap PDB ................................... 20
Gambar 8. Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas .......................................................... 28
Gambar 9. Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas .................................... 29
Gambar 10. Ekspor Produk Industri ..................................................................................................... 30
Gambar 11. PMDN Sektor Industri ....................................................................................................... 30
Gambar 12. PMA Sektor Industri ........................................................................................................... 31
Gambar 13. Produksi Mobil ..................................................................................................................... 32
Gambar 14. Penjualan Mobil................................................................................................................... 32
Gambar 15. Penjualan Motor.................................................................................................................. 33
Gambar 16. Penjualan Domestik Semen ............................................................................................ 33
Gambar 17. Purchasing Manufacturing Index ................................................................................. 34
Gambar 18. Kunjungan Wisman ............................................................................................................ 35
Gambar 19. Nilai Ekspor Jasa Perjalanan dan Rerata Pengeluaran Wisman ........................ 36
Gambar 20. Jumlah Penumpang Transportasi Nasional .............................................................. 37
Gambar 21. TPK dan Lama Tinggal di Hotel Berbintang ............................................................ 37
Gambar 22. PDB Sektor Akomodasi dan Makan Minum ............................................................. 38
Gambar 23. Pertumbuhan dan Kontribusi Wilayah Pada Triwulan IV .................................... 39
Gambar 24. Perkembangan Komponen Belanja Negara ............................................................. 50
Gambar 25. Perkembangan Realisasi Defisit APBN ....................................................................... 55
Gambar 26. Perkembangan Utang Pemerintah Pusat .................................................................. 56
Gambar 27. Perkembangan Realisasi Anggaran PEN ................................................................... 57
Gambar 28. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, 2019-2020 ........................ 60
Gambar 29. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5, (2010=100) ............................................. 61
Gambar 30. Perkembangan Uang Beredar........................................................................................ 62
Gambar 31. Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IKK) dan Inflasi Inti ......................... 63
Gambar 32. Perkembangan Indeks Harga Pangan Strategis Nasional, (2018=100) ........ 64
Gambar 33. Kinerja Perbankan Konvensional .................................................................................. 64
Gambar 34. Perkembangan DPK Perbankan Konvensional ........................................................ 65
Gambar 35. Perkembangan Kredit Perbankan Konvensional .................................................... 66
Gambar 36. Perkembangan IHSG dan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham ................................... 68
Gambar 37. Perkembangan Outstanding Obligasi Korporasi ................................................... 69
Gambar 38. Perkembangan Aset Industri Asuransi ....................................................................... 69
Gambar 39. Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Jumlah Investasi Dana Pensiun .... 70

vi
Gambar 40. Perkembangan Industri Teknologi Keuangan (peer-to-peer lending) ............ 70
Gambar 41. Tingkat Wanprestasi Industri Teknologi Keuangan (peer-to-peer lending) . 70
Gambar 42. Kinerja Bank Umum Syariah ........................................................................................... 71
Gambar 43. Kinerja Unit Usaha Syariah .............................................................................................. 71
Gambar 44. Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan Total Aset Perbankan Syariah ............ 72
Gambar 45. Kapitalisasi Pasar dan Nilai Indeks Saham JII .......................................................... 74
Gambar 46. Outstanding Sukuk Korporasi dan SBSN ................................................................... 75
Gambar 47. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia...................................................... 76
Gambar 48. Neraca Jasa Perjalanan dan Transportasi .................................................................. 76
Gambar 49. Neraca Pendapatan Primer dan Sekunder ............................................................... 77
Gambar 50. Neraca Transaksi Finansial .............................................................................................. 78
Gambar 51. Perkembangan Produksi Padi dan Harga GKG .................................................... 108

vii
BAB I
PERKEMBANGAN
EKONOMI DUNIA
Sebagian besar negara masih melakukan pembatasan aktivitas. Uji
mengalami kontraksi ekonomi. coba vaksin telah mencapai tahap akhir
dengan hasil yang menjanjikan.
Total kasus Covid-19 di seluruh dunia Beberapa vaksin juga telah diedarkan
hingga akhir Desember 2020 mencapai segera setelah hasil penelitian tahap
83,5 juta kasus. Sisi positifnya, akhir dirilis.
penyebaran virus Covid-19 semakin
terkontrol yang ditunjukkan oleh Meskipun vaksin telah tersedia, namun
peningkatan kasus harian yang kian pengendalian penyebaran Covid-19
melambat. Namun, pada akhir masih menjadi kunci utama dalam
Desember 2020, ditemukan virus proses pemulihan. Pengendalian yang
dengan varian baru di Inggris yang baik akan mendorong perekonomian
menyebar lebih cepat. Di sisi lain, berjalan lebih stabil tanpa kekhawatiran
beberapa negara juga mengalami lockdown kembali. Pada triwulan IV
lonjakan kasus baru. Kondisi tersebut tahun 2020, perekonomian global
direspon cepat dengan kembali menunjukkan perbaikan meskipun
sebagian besar masih terkontraksi.

viii
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi structures sebesar 14,5 persen (YoY).
Beberapa Negara Secara keseluruhan, kontraksi investasi
persen ditahan oleh investasi residen yang
10,0
tumbuh hingga 13,7 persen (YoY).

5,0 Kinerja ekspor terkontraksi sebesar 11,0


persen (YoY), lebih baik dibandingkan
0,0 triwulan sebelumnya yang terkontraksi
hingga 14,6 persen (YoY). Kontaksi yang
-5,0
terjadi pada ekspor jasa masih tinggi,
Amerika Serikat
Tiongkok mencapai 24,1 persen (YoY). Hal serupa
-10,0
Jepang terjadi pada kinerja impor jasa yang
Korea
-15,0 Singapura turun 24,1 persen dibandingkan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 periode yang sama tahun 2019. Secara
2019 2020 keseluruhan, impor Amerika Serikat
terkontraksi 0,6 persen (YoY), yang jauh
Sumber: CEIC
lebih baik dibandingkan triwulan
Meskipun terkontraksi, sebelumnya yang terkontraksi 8,6
perekonomian Amerika Serikat persen (YoY).
tunjukkan perbaikan.
Sementara itu, konsumsi pemerintah
Perekonomian Amerika Serikat juga mengalami kontraksi 0,6 persen
terkontraksi 2,4 persen (YoY) pada (YoY), setelah pada triwulan
triwulan IV tahun 2020, lebih baik sebelumnya tumbuh 0,3 persen (YoY).
dibandingkan triwulan sebelumnya Kondisi tersebut disebabkan oleh
yang terkontraksi 2,8 persen (YoY). turunnya konsumsi state and local yang
Pengeluaran masyarakat masih mencapai -2,4 persen (YoY). Sementara
terkontraksi 2,6 persen (YoY), itu, konsumsi federal tumbuh 2,4 persen
disebabkan oleh turunnya konsumsi (YoY) yang didorong oleh pertumbuhan
jasa sebesar 6,8 persen (YoY). konsumsi national defense maupun
Sementara itu, konsumsi barang nondefense.
tumbuh 6,8 persen (YoY), lebih lambat Perekonomian Korea Selatan,
dibandingkan triwulan sebelumnya (7,2
Jepang, dan Singapura terkontraksi.
persen, YoY).
Korea Selatan mengalami kontraksi
Investasi domestik pada triwulan IV
ekonomi pada triwulan IV tahun 2020
tahun 2020 tumbuh sebesar 3,5 persen
sebesar 1,4 persen (YoY), lebih dalam
(YoY), membaik setelah pada triwulan
dibandingkan triwulan sebelumnya (-
sebelumnya terkontraksi 3,4 persen
1,1 persen, YoY). Konsumsi masyarakat
(YoY). Kontraksi masih terjadi pada
terkontraksi semakin dalam dari -4,4
investasi nonresiden pada sektor
persen pada triwulan III menjadi -6,6

9
persen (YoY) pada triwulan IV tahun (YoY). Konsumsi rumah tangga
2020. Sementara konsumsi pemerintah terkontraksi 2,7 persen (YoY), jauh lebih
tumbuh melambat sebesar 2,3 persen baik dibandingkan triwulan sebelumnya
(YoY). yang terkontraksi hingga 7,8 persen
(YoY). Kinerja tersebut tidak terlepas
Investasi tumbuh positif sebesar 1,2
dari bantuan yang diberikan
persen (YoY), didorong oleh
pemerintah kepada penduduknya
peningkatan investasi pada sektor
sehingga mendorong pemulihan
fasilitas dan produk kekayaan
permintaan domestik. Namun, private
intelektual. Sementara investasi sektor
residential investment masih
konstruksi masih turun 2,5 persen (YoY).
terkontraksi dalam yakni sebesar 8,7
Hal tersebut sejalan dengan kinerja
persen (YoY).
sektor manufaktur yang masih
terkontraksi 2,8 persen (YoY). Sementara itu, public demand menahan
laju kontraksi perekonomian Jepang
Kinerja ekspor Korea Selatan pada
dengan pertumbuhan 4,7 persen (YoY).
triwulan IV tahun 2020 tumbuh 1,0
Kebijakan fiskal yang diberlakukan oleh
persen (YoY), didorong oleh ekspor
pemerintah mendorong konsumsi
barang yang tumbuh positif 3,7 persen
pemerintah tumbuh 4,8 persen (YoY).
(YoY). Sementara itu, meskipun ekspor
Sejalan dengan hal tersebut, public
jasa lebih baik dibandingkan triwulan
investment juga meningkat 4,7 persen
sebelumnya, namun pada triwulan IV
dibandingkan periode yang sama tahun
masih terkontraksi 16,0 persen (YoY).
2019.
Kinerja impor masih terkontraksi 3,0
persen (YoY), terutama disebabkan oleh Kinerja ekspor dan impor Jepang pada
penurunan kinerja impor jasa sebesar triwulan IV tahun 2020 masih
21,6 persen (YoY). Di sisi lain, impor jasa terkontraksi. Keduanya terkontraksi
telah tumbuh 1,7 persen (YoY). sebesar 6,2 persen (YoY), lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya (-
Jepang kembali mengalami kontraksi
15,4 dan -12,9 persen, YoY). Kontraksi
pada triwulan IV tahun 2020, yakni
ekspor yang terjadi terutama
sebesar 1,2 persen (YoY). Kontraksi
disebabkan oleh penurunan kinerja
tersebut lebih kecil dibandingkan
ekspor jasa hingga 27,1 persen (YoY),
triwulan sebelumnya yang terkontraksi
seiring travel restriction yang masih
5,8 persen (YoY), namun lebih dalam
diberlakukan berbagai negara.
dibandingkan periode yang sama tahun
Sementara itu, kontraksi ekspor barang
2019. Kinerja tersebut disebabkan oleh
mengecil menjadi 0,5 persen (YoY).
lemahnya permintaan domestik yang
Impor jasa Jepang juga masih
terkontraksi 1,2 persen (YoY).
terkontraksi sebesar 7,0 persen (YoY).
Private demand masih terkontraksi
Singapura kembali mengalami
cukup dalam, yakni sebesar 3,2 persen
kontraksi pada triwulan IV tahun 2020

10
sebesar 3,8 persen (YoY). Namun, terkontraksi akibat lemahnya
kontraksi yang terjadi lebih kecil permintaan pariwisata. Sementara
dibandingkan triwulan sebelumnya segmen jasa makanan dan industri jasa
yang sebesar 5,6 persen (YoY). lainnya tertahan oleh timbulnya
Perbaikan tersebut didorong oleh pembatasan akibat implementasi safe
perbaikan kinerja industri barang dan management. Di sisi lain, sektor
mengecilnya kontraksi pada industri informasi dan komunikasi, keuangan,
jasa. asuransi, dan jasa profesional tumbuh
0,2 persen (YoY).
Sektor manufaktur Singapura tumbuh
9,5 persen (YoY) yang didorong oleh Pada triwulan IV tahun 2020, terjadi
peningkatan output pada klaster peningkatan tenaga kerja terutama
elektronika, manufaktur biomedis, dan pada pekerja residen yang telah
precision engineering. Di sisi lain, sektor kembali pada tingkat pra-pandemi.
konstruksi terkontraksi 28,5 persen Sementara pekerja nonresiden masih
(YoY), mengecil dibandingkan triwulan terkontraksi di semua sektor.
III tahun 2020 yang terkontraksi 46,2 Penurunan jumlah pekerja nonresiden
persen (YoY). Perbaikan tersebut pada triwulan IV masih turun terutama
didorong oleh peningkatan aktivitas disebabkan oleh pengurangan Work
konstruksi pada triwulan IV. Permit Holders.

Industri jasa terkontraksi 6,8 persen Perekonomian Tiongkok tumbuh 6,5


(YoY), disebabkan oleh kontraksi pada persen (YoY).
sektor perdagangan wholesale dan
retail, serta transportasi dan Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada
pergudangan sebesar 11,0 persen (YoY). triwulan IV tahun 2020 telah kembali
Kontraksi yang terjadi bersumber dari pada tingkat pra-pandemi, yang
perlambatan perdagangan wholesale sebesar 6,5 persen (YoY). Peningkatan
sebagai akibat dari lesunya permintaan tersebut lebih tinggi dibandingkan
ekstenal sejalan dengan pandemi yang pertumbuhan triwulan IV tahun 2019
belum berakhir. Selain itu juga yang sebesar 5,8 persen (YoY).
disebabkan oleh segmen transportasi Pertumbuhan yang kuat didorong oleh
udara sejalan dengan pembatasan keberhasilan pengendalian Covid-19,
perjalanan global dan lemahnya penerapan stimulus fiskal dan moneter
permintaan perjalanan. yang memicu investasi, serta kuatnya
ekspor dan output industri. Seluruh
Sektor akomodasi dan jasa makanan, sektor juga telah kembali tumbuh
real estate, administrasi dan positif.
pendukung, dan jasa lainnya
terkontraksi 9,9 persen (YoY), mengecil Sektor transmisi informasi, software,
dibandingkan kontraksi pada triwulan dan layanan teknologi informasi
sebelumnya. Segmen akomodasi masih tumbuh paling tinggi yakni sebesar 19,7

11
persen (YoY). Pertumbuhan tersebut Pertumbuhan sektor industri didorong
didorong oleh peningkatan permintaan oleh EU and Vietnam Free Trade
dari luar negeri. Sejalan dengan Agreement (EVFTA) yang mulai
pembatasan aktivitas yang masih diimplementasikan sejak Agustus 2020
diberlakukan di berbagai negara dan sehingga produksi industri meningkat.
mendorong penggunaan teknologi. Sementara itu, sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan tumbuh 4,7
Sektor industri tumbuh sebesar 6,9
persen (YoY).
persen (YoY). Industri manufaktur
Tiongkok tumbuh 7,3 persen (YoY), Suku bunga relatif stabil sejalan
ditunjukkan oleh aktivitas pabrik-pabrik dengan pemulihan ekonomi.
di Tiongkok yang berekspansi dengan
kecepatan penuh, didorong Sebagian besar negara di dunia
peningkatan ekspor. Pembukaan mempertahankan suku bunga
kembali aktivitas masyarakat juga acuannya. Sejalan dengan
mendorong pertumbuhan sektor perekonomian global yang dinilai mulai
transportasi, logistik, dan pos sebesar pulih secara perlahan. Namun demikian,
7,6 persen (YoY) beberapa negara memutuskan untuk
menurunkan suku bunga untuk
Vietnam tumbuh positif sepanjang mendorong pertumbuhan ekonomi
tahun. domestik.

Vietnam menjadi satu-satunya negara Tabel 1. Suku Bunga Kebijakan Beberapa


yang tidak mengalami kontraksi Negara
sepanjang tahun 2020. Meskipun Okt Nov Des
melambat, Vietnam mampu menjaga BRIC
Brazil 2,00 2,00 2,00
pertumbuhannya tetap positif. Kunci
Rusia 4,25 4,25 4,25
kesuksesan pertumbuhan tersebut India 4,00 4,00 4,00
adalah antisipasi secara efektif pada Tiongkok 3,85 3,85 3,85
ASEAN-5
Covid-19 sejak Tiongkok
Indonesia 4,00 3,75 3,75
mengumumkan kasus pertamanya. Thailand 0,50 0,50 0,50
Filipina 2,25 2,00 2,00
Pada triwulan IV tahun 2020, Malaysia 1,75 1,75 1,75
perekonomian Vietnam tumbuh 4,5 Vietnam 4,00 4,00 4,00
Negara Maju
persen (YoY) didorong oleh sektor-
Amerika 0,00- 0,00- 0,00-
sektor utamanya yang meskipun Serikat 0,25 0,25 0,25
melambat namun tetap tumbuh positif. Jepang -0,1 -0,1 -0,1
Sektor jasa, yang merupakan sektor Korea
0,50 0,50 0,50
Selatan
dengan kontribusi terbesar pada
Sumber: Bloomberg, PBoC
perekonomian Vietnam, tumbuh 4,3
persen (YoY). Sektor industri di Vietnam Bank sentral Amerika Serikat, The Fed,
juga mampu tumbuh 5,6 persen (YoY). menahan suku bunga sepanjang

12
triwulan IV tahun 2020, seiring dengan dunia sejalan dengan perekonomian
pemulihan perekonomian Amerika dunia yang mulai pulih.
Serikat yang berjalan moderat. Hal
Harga minyak mentah Brent turun 29,0
serupa juga dilakukan oleh Korea
persen (YoY) menjadi USD44,5 per
Selatan yang menahan suku bunganya
barel. Harga minyak mentah WTI juga
pada level 0,5 persen. Keputusan
turun 25,2 persen (YoY) menjadi
tersebut didasarkan pada pemulihan
USD42,6 per barel. Sementara harga
ekonomi global dan perkembangan
minyak mentah Dubai turun 28,6 persen
vaksin yang positif.
dibandingkan triwulan IV tahun 2019
Sementara itu, bank sentral Filipina menjadi sebesar USD43,8 per barel.
memotong suku bunga untuk kelima
Gambar 2. Perkembangan Harga Minyak
kalinya selama tahun 2020 dengan total
Mentah
200 bps. Pada bulan November, suku
USD
bunga diturunkan sebanyak 25 bps 75,0
Brent
Dubai
menjadi 2,00 persen. Keputusan 65,0 WTI
tersebut menyusul terjadinya badai 55,0
topan yang berdampak pada aktivitas 45,0
bisnis. Selain itu, peningkatan kasus 35,0
global masih manjadi faktor utama 25,0
dalam kondisi uncertainty. 15,0
5,0
Selain Filipina, Bank Indonesia juga -5,0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
memutuskan untuk memotong suku
2019 2020
bunga sebesar 25 bps pada bulan
November. Sehingga, suku bunga
Sumber: World Bank
kebijakan berada pada level 3,75 persen
hingga akhir tahun 2020. Hal tersebut Aktivitas produksi industri yang mulai
dilakukan untuk mendorong pemulihan pulih, mendorong harga batubara naik
ekonomi nasional. sebesar 1,6 persen (YoY). Harga
batubara acuan pada triwulan IV tahun
Harga komoditas internasional
2020 sebesar USD68,6 per metrik ton,
mulai pulih. juga lebih tinggi dibandingkan triwulan
Harga rata-rata minyak mentah pada sebelumnya. Harga batubara meningkat
triwulan IV tahun 2020 turun 27,6 sepanjang Oktober hingga Desember
persen (YoY) menjadi USD43,6 per dengan peningkatan tertinggi pada
barel. Namun, tingkat harga tersebut bulan Desember sebesar 25,5 persen
lebih tinggi dibandingkan triwulan (YoY) atau 32,2 persen (MtM) menjadi
sebelumnya yang sebesar USD42,0 per sebesar USD83,0 per barel. Hal tersebut
barel. Perbaikan harga minyak mentah didorong oleh perbaikan ekonomi
Tiongkok seiring meningkatnya

13
permintaan. Selain itu, peningkatan sawit meningkat 35,0 persen (YoY)
batubara dari Tiongkok juga menjadi USD917,8 per metrik ton,
disebabkan oleh perang dagang yang didorong oleh menguatnya permintaan
menutup keran impor Tiongkok atas global. Di sisi lain, produksi minyak
batubara Australia. kelapa sawit mangalami gangguan
yang disebabkan oleh fenomena La
Gambar 3. Perkembangan Harga Gas
Nina dan pemeliharaan kebun yang
Alam dan Batubara
tidak optimal akibat pembatasan
USD USD
7,0 100,0 aktivitas dan pekerja di lapangan. Harga
6,0
80,0
komoditas pertanian lainnya seperti
5,0 gula, kedelai, gandum, dan beras juga
4,0 60,0
mengalami peningkatan.
3,0 40,0
2,0
20,0
Pada triwulan IV tahun 2020, harga
1,0
karet meningkat 46,6 persen (YoY)
0,0 0,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 menjadi USD2,3 per kilogram. Naiknya
2019 2020 harga karet didorong oleh peningkatan
Gas Alam, Eropa
permintaan dunia seiring beroperasinya
Gas Alam, AS kembali industri di berbagai negara.
Batu Bara, Australia (kanan)
Selain itu, produksi karet juga dibayangi
Sumber: World Bank
La Nina yang terjadi pada triwulan
Harga komoditas gas alam Eropa dan terakhir tahun 2020.
Amerika Serikat juga mengalami
Harga komoditas logam meningkat.
peningkatan masing-masing 5,1 dan 3,2
persen (YoY). Peningkatan tertinggi Harga nikel meningkat 4,0 persen (YoY)
terjadi pada bulan Desember, didorong menjadi USD15.957 per metrik ton.
oleh faktor dari sisi permintaan maupun Peningkatan tersebut didorong oleh
penawaran. Dari sisi permintaan, rencana pengembangan kendaraan
peningkatan harga ditopang oleh listrik yang menggunakan nikel sebagai
musim dingin ekstrem di Asia Utara komponen utama pada baterainya. Hal
yang merupakan konsumen Liquified tersebut diyakini akan meningkatkan
Natural Gas (LNG) terbesar di dunia. permintaan global. Selain itu, harga
Sementara itu, sisi penawaran ditopang komoditas alumunium juga meningkat
oleh pasokan yang mulai menipis. 9,2 persen (YoY).
Harga komoditas pertanian Perbaikan kondisi ekonomi Tiongkok
meningkat. meningkatkan permintaan akan
komoditas timah. Di sisi lain, pasokan
Harga komoditas pertanian secara
timah mengalami penurunan akibat
umum meningkat pada triwulan IV
cuaca ekstrem. Kondisi tersebut
tahun 2020 dibandingkan periode yang
mendorong harga timah naik 12,7
sama tahun 2019. Harga minyak kelapa

14
persen (YoY) menjadi USD18.810 per
metrik ton. Permintaan timah global
diproyeksi akan meningkat sehingga
akan semakin menopang harga.

Pergerakan harga emas rata-rata pada


triwulan IV tahun 2020 meningkat 26,5
persen (YoY), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya (29,7 persen, YoY).
Harga emas mulai turun secara MtM
sejak September 2020. Hal didorong
oleh pemulihan ekonomi beberapa
negara, volatilitas pasar keuangan yang
menurun, serta perkembangan vaksin
yang semakin baik. Pada triwulan IV
tahun 2020, harga emas global berada
pada level USD1.875 per troy ons.

15
BAB II
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA
2.1 Produk Domestik Bruto
tahun 2020. Sementara itu,
Perekonomian Indonesia pada dibandingkan negara lain, kontraksi
triwulan IV tahun 2020 ekonomi Indonesia relatif lebih kecil.
terkontraksi 2,2 persen (YoY).
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan IV tahun 2020 kembali persen
6,0
terkontraksi sebesar 2,19 persen (YoY). 4,0
Meskipun masih terkontraksi, namun 2,0
realisasi tersebut membaik sejak
0,0
pandemi melanda Indonesia pada -2,19
-2,0
Maret 2020. Pada triwulan II dan III
-4,0
tahun 2020, pertumbuahn ekonomi
-6,0
Indonesia masing-masing terkontraksi
-8,0
5,3 dan 3,5 persen (YoY). Mengecilnya Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
kontraksi menunjukkan perbaikan 2018 2019 2020
kondisi ekonomi pada triwulan IV Sumber: Badan Pusat Statistik

16
Perbaikan kondisi perekonomian dan penebangan kayu terkontraksi
Indonesia didorong oleh pemulihan semakin dalam menjadi 5,4 persen
sektor-sektor ekonomi meskipun (YoY) disebabkan oleh turunnya
dengan kecepatan yang berbeda. realisasi pemenuhan bahan baku
Sektor yang dianggap esensial selama industri pengolahan kayu.
pandemi masih tumbuh tinggi.
Tanaman pangan tumbuh hingga 10,5
Sementara sektor yang berhubungan
persen (YoY), didorong oleh
dengan pariwisata masih terpuruk.
peningkatan luas panen dan
Gambar 5. Pertumbuhan PDB Sisi meningkatnya produksi padi, jagung,
Produksi Triwulan IV Tahun 2020 dan ubi kayu. Tanaman hortikultura
persen juga meningkat 7,8 persen (YoY) yang
Pertanian 2,6 didorong oleh peningkatan
Pertambangan -1,2 permintaan buah-buahan dan sayuran
Industri -3,1 selama seiring dengan pandemi yang
Industri Pengolahan -2,2 belum usai. Sementara itu, peternakan
Pengadaan Listrik & Gas -5,0 mengalami kontraksi 1,9 persen (YoY)
5,0
sejalan dengan penurunan permintaan
Pengadaan Air
Konstruksi -5,7
terutama dari segmen pasar hotel dan
Perdagangan -3,6
restoran.
Transportasi & Pergudangan -13,4
Akomodasi & Mamin -8,9 Industri pengolahan masih
Informasi & Komunikasi 10,9 terkontraksi.
Jasa Keuangan & Asuransi 2,4
Real Estat 1,2 Industri pengolahan terkontraksi 3,1
Jasa Perusahaan -7,0 persen (YoY), lebih baik dibandingkan
Adm. Pemerintahan -1,5 triwulan sebelumnya. Subsektor
Jasa Pendidikan 1,4 industri logam dasar meningkat 11,5
Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 16,5 persen (YoY) didorong oleh
Jasa Lainnya -4,8 peningkatan permintaan dari luar
negeri atas beberapa komoditas
Sumber: Badan Pusat Statistik
seperti feronikel. Subsektor industri
Sektor pertanian tumbuh lebih kimia, farmasi, dan obat tradisional
tinggi dibandingkan triwulan juga tumbuh 8,4 persen (YoY)
sebelumnya. terutama disebabkan oleh permintaan
domestik pada alat-alat kesehatan.
Sektor pertanian tumbuh 2,6 persen
Industri makanan dan minuman
(YoY), didorong oleh pertumbuhan
tumbuh 1,7 persen (YoY) didorong
positif pada subsektor pertanian,
oleh kenaikan permintaan Crude Palm
peternakan, perburuan, dan jasa
Oil (CPO). Indudstri karet, barang dari
pertanian serta subsektor perikanan.
Sementara itu, subsektor kehutanan

17
karet, dan plastik juga mempu tumbuh perdagangan mobil, sepeda motor,
sebesar 0,2 persen (YoY). dan reparasinya sebesar 9,7 persen
(YoY) dan penurunan pada subsektor
Beberapa industri pengolahan
perdagangan besar dan eceran, bukan
mengalami kontraksi yang cukup
mobil dan sepeda motor sebesar 2,2
dalam, seperti industri alat angkutan
persen (YoY).
yang turun 19,0 persen (YoY). Kinerja
tersebut disebabkan oleh turunnya Sektor konstruksi terkontraksi
permintaan pasar pada mobil dan semakin dalam.
motor. Selain itu, industri barang
galian bukan logam juga terkontraksi Pertumbuhan sektor konstruksi
sebesar 12,5 persen (YoY) sejalan terkontraksi sebesar 5,7 persen (YoY),
dengan menurunnya aktivitas lebih dalam dibandingkan triwulan
konstruksi pada masa pandemi. sebelumnya yang terkontraksi 4,5
persen (YoY). Realisasi pengadaan
Sektor perdagangan tunjukkan semen di Indonesia pada triwulan IV
perbaikan dengan kontraksi yang tahun 2020 turun 13,8 persen (YoY).
mengecil. Selain itu, impor bahan bangunan
untuk kebutuhan konstruksi juga
Tabel 2. Perdagangan Besar Eceran,
menurun.
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Growth (%) Share Pariwisata belum pulih, sektor
Uraian thd Total
QtQ YoY PDB (%) transportasi dan sektor akomodasi
PDB Perdagangan Besar -0,9 -3,6 12,9 masih terkontraksi.
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Sektor transportasi pada triwulan IV
Motor tahun 2020 terkontraksi 13,4 persen
Perdagangan Mobil, 10,1 -9,7 2,5
Sepeda Motor, dan (YoY). Meskipun masih terkontraksi
Reparasinya cukup dalam, namun kinerja pada
-3,0 -2,2 10,4
Perdagangan Besar triwulan IV tahun 2020 lebih baik
dan Eceran, bukan dibandingkan triwulan sebelumnya
Mobil dan Motor
Produk Domestik Bruto -0,4 -2,2 100,0 yang terkontraksi 16,7 persen (YoY).
Sumber: Badan Pusat Statistik Perbaikan tersebut didorong oleh
pergerakan wisatawan nusantara
Pada triwulan IV tahun 2020, sektor
sejalan dengan banyaknya hari libur
perdagangan besar dan eceran,
pada akhir tahun.
reparasi mobil dan sepeda yang
memiliki peran sebesar 12,9 persen Hari libur dan PSBB memberi dampak
terhadap perekonomian turun 3,6 yang besar kepada angkutan rel yang
persen (YoY). Turunnya kinerja sektor terkontraksi hingga 45,6 persen (YoY).
perdagangan disebabkan oleh Penyebab utama terpukulnya
penurunan pada subsektor transportasi kereta adalah turunnya

18
penumpang Kereta Rel Listrik (KRL). masyarakat akan sarana dan prasarana
Hal serupa juga terjadi pada angkutan informasi dan komunikasi.
udara yang terkontraksi 53,8 persen
Selain sektor infokom, sektor jasa
(YoY) sejalan dengan pemberlakuan
kesehatan dan kegiatan sosial juga
restriksi perjalanan di berbagai negara.
tumbuh tinggi di tengah pandemi
Sektor akomodasi dan makan minum Covid-19. Hal ini disebabkan oleh
terkontraksi 8,9 persen (YoY), tidak kebutuhan masyarakat yang sangat
sedalam triwulan sebelumnya. tinggi, terutama permintaan obat-
Kontraksi pada triwulan IV tahun 2020 obatan, alat kesehatan, serta layanan
merupakan dampak rendahnya kesehatan. Sektor yang esensial dalam
aktivitas pariwisata sehingga tingkat penanganan pandemi Covid-19 ini
kunjungan hotel dan restoran masih menjadi sumber pertumbuhan
rendah. terbesar ketiga yakni sebesar 0,14
persen. Pertumbuhan sektor jasa
Sektor jasa kesehatan dan infokom,
kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh
masih tumbuh tinggi.
paling tinggi yaitu sebesar 16,5 persen
Meskipun masih banyak lapangan (YoY). Pertumbuhan tersebut jauh
usaha yang mengalami kontraksi, lebih tinggi dibanding dengan periode
sektor informasi dan komunikasi yang sama pada tahun sebelumnya
menjadi sektor dengan pertumbuhan (7,8 persen, YoY).
yang tinggi setelah sektor jasa Dari sisi pengeluaran, seluruh
kesehatan. Sektor infokom terus
komponen masih terkontraksi
menunjukkan pertumbuhan yang baik
kecuali konsumsi pemerintah.
dan menjadi sumber pertumbuhan
terbesar pada triwulan IV tahun 2020 Gambar 6. Pertumbuhan PDB Sisi
yakni sebesar 0,57 persen. Pengeluaran

persen
Pertumbuhan sektor informasi dan
-3,6 Konsumsi RT
komunikasi meningkat hingga 10,9
persen (YoY), lebih tinggi baik -2,1 LNPRT
dibandingkan periode yang sama
1,8 Konsumsi Pemerintah
tahun sebelumnya (9,8 persen, YoY)
maupun triwulan III tahun 2020 (10,7 -6,2 PMTB
persen, YoY). Kebijakan pemerintah
yang membatasi kegiatan di luar -7,2 Ekspor

rumah untuk mengurangi penyebaran -13,5 Impor


Covid-19, dan penggantian sistem
-15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0
kerja seperti work from home serta
kegiatan belajar mengajar secara Sumber: Badan Pusat Statistik
daring mendorong permintaan

19
Konsumsi rumah tangga terkontraksi Pembentukan Modal Tetap Bruto
3,6 persen (YoY), lebih baik (PMTB) terkontraksi 6,2 persen
dibandingkan triwulan III tahun 2020 (YoY).
yang terkontraksi 4,1 persen (YoY).
Tabel 3. Pembentukan Modal Tetap
Penjualan eceran terkontraksi cukup
Bruto
dalam yakni sebesar 17,4 persen (YoY),
Growth (%) Share
yang terjadi pada seluruh kelompok Nilai*
thd
Uraian Q4
penjualan. Kontraksi yang paling 2020 QtQ YoY
Total
PDB (%)
dalam terjadi pada subkomponen
Pembentukan
transportasi dan komunikasi yang Modal Tetap 894,1 4,2 -6,2 33,0
sebesar -9,5 persen (YoY). Kemudian Bruto
diikuti oleh subkomponen restoran Bangunan 666,9 4,0 -6,6 24,6
Mesin dan
dan hotel yang terkontraksi 7,3 persen 94,6 14,0 -7,6 3,5
Perlengkapan
(YoY). Kendaraan 46,9 12,5 -6,5 1,7
Peralatan
Subkomponen kesehatan dan lainnya
14,6 13,4 -3,8 0,5
pendidikan serta perumahan dan Cultivated
perlengkapan rumah tangga tumbuh Biological 54,4 -6,5 4,4 2,0
Resources
melambat masing-masing sebesar 0,6
Produk
dan 0,7 persen (YoY). Pertumbuhan Kekayaan 16,8 -20,7 -10,4 0,6
subkomponen kesehatan dan Intelektual
pendidikan didorong oleh kebutuhan Produk
2.709,0 -0,4 -2,2 100,0
Domestik Bruto
masyarakat akan obat-obatan,
Sumber: Badan Pusat Statistik
vitamin, serta peralatan kesehatan
*dalam triliun Rp (ADHK)
selama panemi.
Pada triwulan IV tahun 2020,
Gambar 7. Perkembangan Konsumsi RT
Pembentukan Modal Tetap Bruto
dan Investasi terhadap PDB
(PMTB) masih mengalami kontraksi
persen sebesar 6,2 persen (YoY), relatif sama
15,0
dengan triwulan sebelumnya yang
10,0
terkontraksi 6,5 persen (YoY).
5,0 Penurunan tersebut terutama
0,0 disebabkan oleh turunnya investasi
-5,0 mesin dan perlengkapan sebesar -7,6
-10,0 persen (YoY) akibat produksi domestik
-15,0 yang belum pulih. Komponen lainnya
-20,0
juga terkontraksi seperti bangunan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 (6,6 persen, YoY), kendaraan (6,5
2018 2019 2020 persen, YoY), peralatan lainnya (3,8
Konsumsi RT PMTB PDB persen, YoY) dan produk kekayaan
Sumber: Badan Pusat Statistik intelektual (10,4 persen, YoY)

20
Cultivated Biological Resources (CBR) Kinerja impor terkontraksi semakin
menjadi satu-satunya subkomponen dalam sebesar 21,9 persen (YoY).
investasi yang masih tumbuh positif Penurunan impor barang nonmigas
sebesar 4,4 persen (YoY). Meski tetap sebesar 19,1 persen (YoY), diantaranya
tumbuh, namun pertumbuhan besi dan baja, kendaraan dan
tersebut melambat dibandingkan bagiannya, serta benda dari besi dan
triwulan sebelumnya (23,1 persen, baja. Kontraksi impor barang migas
YoY) maupun triwulan IV tahun 2019 mengecil menjadi 18,3 persen (YoY)
(8,6 persen, YoY). seiring turunnya harga migas.
Sementara impor jasa terkontraksi
Pengeluaran konsumsi pemerintah
yang disebabkan oleh turunnya jasa
tumbuh 9,8 persen (YoY), didorong
angkutan untuk aktivitas perdagangan
oleh peningkatan realisasi pemberian
internasional.
bantuan sosial untuk program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Realisasi belanja barang dan jasa juga
meningkat terutama pada barang
non-operasional, khususnya untuk
penanganan dampak pandemi. Selain
itu, pencairan insentif bagi tenaga
kesehatan dan pergeseran
pembayaran tunjangan profesi guru
mendorong kenaikan belanja pegawai.

Ekspor barang dan jasa terkontraksi


10,8 persen (YoY), sedikit lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya (-
11,7 persen, YoY). Ekspor barang
migas terkontraksi 12,5 persen (YoY),
lebih dalam dari periode yang sama
tahun 2019 (-9,0 persen, YoY). Hal
tersebut disebabkan oleh lemahnya
permintaan dan turunnya harga.
Sementara ekspor nonmigas
terkontraksi 4,9 persen (YoY), lebih
baik dibandingkan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi 7,5
persen (YoY). Ekspor jasa terkontraksi
dalam mencapai 51,8 persen (YoY),
seiring dengan penurunan jumlah
wisatawan mancanegara.

21
Tabel 4. Pertumbuhan Ekonomi
Tahun 2015 – Triwulan IV/2020 (persen, YoY)
2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2 2020:3 2020:4
Produk Domestik Bruto 4,9 5,0 5,1 5,2 5,1 5,1 5,0 5,0 3,0 -5,3 -3,5 -2,2
Konsumsi Rumah Tangga 5,0 5,0 4,9 5,1 5,0 5,2 5,0 5,0 2,8 -5,5 -4,0 -3,6
Konsumsi LNPRT -0,6 6,6 6,9 9,1 17,0 15,3 7,4 3,5 -5,0 -7,8 -2,0 -2,1
Konsumsi Pemerintah 5,3 -0,1 2,1 4,8 5,3 8,2 1,0 0,5 3,8 -6,9 9,8 1,8
PMTB 5,0 4,5 6,2 6,6 5,0 4,6 4,2 4,1 1,7 -8,6 -6,5 -6,2
Ekspor Barang dan Jasa -2,1 -1,6 8,9 6,6 -1,5 -1,8 0,1 -0,4 0,4 -12,0 -11,7 -7,2
Impor Barang dan Jasa -6,2 -2,4 8,1 11,9 -6,5 -6,7 -8,3 -7,9 -3,6 -18,3 -23,0 -13,5
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan 3,8 3,4 3,9 3,9 1,8 5,3 3,1 4,2 0,0 2,2 2,2 2,6
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian -3,4 0,9 0,7 2,2 2,3 -0,7 2,3 0,9 0,4 -2,7 -4,3 -1,2
Industri Pengolahan 4,3 4,3 4,3 4,3 3,9 3,5 4,1 3,7 2,1 -6,2 -4,3 -3,1
Industri Pengolahan Nonmigas 5,1 4,4 4,9 4,8 4,8 4,0 4,7 3,9 2,0 -5,7 -4,0 -2,2
Listrik dan Gas 0,9 5,4 1,5 5,5 4,1 2,2 3,7 6,0 3,9 -5,5 -2,4 -5,0
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang 7,1 3,6 4,6 5,6 8,9 8,3 4,9 5,4 4,4 4,4 5,9 5,0
Konstruksi 6,4 5,2 6,8 6,1 5,9 5,7 5,6 5,8 2,9 -5,4 -4,5 -5,7
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 2,5 4,0 4,5 5,0 5,2 4,6 4,4 4,2 1,6 -7,6 -5,0 -3,6
Transportasi dan Pergudangan 6,7 7,4 8,5 7,0 5,4 5,9 6,7 7,6 1,3 -30,8 -16,7 -13,4
Akomodasi dan Makan Minum 4,3 5,2 5,4 5,7 5,9 5,5 5,4 6,4 1,9 -22,0 -11,8 -8,9
Informasi dan Komunikasi 9,7 8,9 9,6 7,0 9,1 9,6 9,2 9,8 9,8 10,8 10,7 10,9
Jasa Keuangan dan Asuransi 8,6 8,9 5,5 4,2 7,2 4,5 6,2 8,5 10,6 1,1 -0,9 2,4
Real Estate 4,1 4,7 3,6 3,5 5,4 5,7 6,0 5,9 3,8 2,3 2,0 1,2
Jasa Perusahaan 7,7 7,4 8,4 8,6 10,4 9,9 10,2 10,5 5,4 -12,1 -7,6 -7,0
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 4,6 3,2 2,0 7,0 6,4 8,9 1,8 2,0 3,1 -3,2 1,8 -1,5
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7,3 3,8 3,7 5,4 5,6 6,3 7,8 5,4 5,9 1,2 2,4 1,4
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,7 5,2 6,8 7,1 8,7 9,1 9,2 7,8 10,4 3,7 15,3 16,5
Jasa lainnya 8,1 8,0 8,7 9,0 10,0 10,7 10,7 10,8 7,1 -12,6 -5,5 -4,8
PDB Harga Berlaku (Rp Triliun) 11.526 12.402 13.590 14.838 3.782,6 3.964,2 4.067,2 4.018,5 3.922,6 3.687,8 3.894,6 3.929,2
PDB Harga Konstan (Rp Triliun) 8.983 9.434 9.913 10.425 2.625,1 2.735,4 2.818,7 2.769,8 2.703,1 2.589,8 2.720,5 2.709,0
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

22
Investasi cukup signifikan dibandingkan
periode yang sama pada tahun 2019,
Realisasi Penanaman Modal Asing
tetapi mengalami kenaikan
(PMA) mencapai Rp111,1 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya
dan realisasi Penanaman Modal tahun yang sama.
Dalam Negeri (PMDN) mencapai
Rp103,7 triliun. Realisasi investasi terbesar pada
sektor sekunder triwulan IV tahun
Total nilai realisasi investasi PMA dan 2020 adalah Industri Logam Dasar,
PMDN pada triwulan IV tahun 2020 Barang Logam, Bukan Mesin dan
mencapai Rp214,7 triliun, atau naik Peralatannya.
sebesar 2,7 persen dari triwulan III
tahun 2020. Nilai realisasi PMA Berdasarkan sektor/bidang usaha,
mengalami kenaikan 5,5 persen (YoY). realisasi investasi terbesar pada
Sedangkan nilai realisasi PMDN juga triwulan IV tahun 2020 di sektor
mengalami kenaikan 0,7 persen (YoY). sekunder disumbangkan oleh: (1)
Industri Logam Dasar, Barang Logam,
Tabel 5. Realisasi Investasi
Bukan Mesin dan Peralatannya; (2)
Growth (%) Share
Nilai thd Industri Kimia dan Farmasi; (3) Industri
Uraian Q4 2020 Realisasi Makanan; (4) Industri Kertas dan
(triliun Rp) QtQ YoY Investasi
Percetakan; dan (5) Industri Kendaraan
(%)
Realisasi Bermotor dan Alat Transportasi Lain.
214,7 2,7 3,1 100,0
Investasi
Penanaman
Sektor sekunder yang mengalami
Modal Dalam pertumbuhan terbesar dibandingkan
103,7 0,8 0,7 48,3
Negeri periode yang sama tahun 2019 adalah
(PMDN)
Industri Kendaraan Bermotor dan Alat
Penanaman
Modal Asing 111,1 4,6 5,5 51,7 Transportasi Lain sebesar 376,3
(PMA)* persen. Industri Mineral Non Logam
Berdasarkan Sektor mengalami kontraksi cukup signifikan
Primer 23,8 26,3 -17,4 11,1
akibat penurunan realisasi baik PMA
Sekunder 71,1 -1,7 3,5 33,1
Tersier 119,9 1,7 8,2 55,8
maupun PMDN,
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
Modal
*kurs: Rp14.400/USD

Sektor yang berperan besar terhadap


realisasi PMA dan PMDN pada
triwulan IV tahun 2020 adalah sektor
tersier, dengan nilai realisasi investasi
sebesar Rp119,9 triliun, naik 8,2 persen
(YoY). Realisasi sektor primer turun

23
Tabel 6. Realisasi Investasi Sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam,
Sekunder Bukan Mesin dan Peralatannya.
Nilai Growth (%) Share thd
Uraian
Q4 2020 Sektor Tabel 7. Sektor PMA Terbesar
(triliun Sekunder
QtQ YoY Nilai Growth (%) Share
Rp) (%)
Uraian Q4 2020 thd Total
Industri Makanan 10,3 -43,1 7,3 14,4 (triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
Industri Tekstil 1,6 -7,8 84,9 2,3
Industri Logam 21,4 12,1 143,1 19,3
Industri Barang 0,7 3,3 8,1 1,0
Dasar, Barang
Kulit dan Industri
Logam, Bukan
Alas Kaki
Mesin dan
Industri Kayu 0,4 25,1 -24,0 0,5
Peralatannya
Industri Kertas 9,3 236,1 67,7 13,1
Listrik, Gas dan 19,7 110,7 -28,8 17,7
dan Printing
Air
Industri Kimia dan 12,0 23,7 74,8 16,9 Transportasi, 16,3 -22,7 -30,2 14,7
Farmasi Gudang dan
Industri Karet dan 1,2 -33,3 -35,6 1,7 Komunikasi
Plastik Industri Kertas 8,6 13,0 -16,3 7,7
Industri Mineral 0,8 -58,0 -56,3 1,1 dan Percetakan
Non Metal Pertambangan 8,1 62,0 70,8 7,3
Industri 7,3 87,1 376,3 10,2 Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Kendaraan
Bermotor dan Singapura menjadi negara asal
Peralatan
Transportasi PMA terbesar.
Lainnya
Industri Logam 25,0 21,1 131,6 35,2 Lima negara asal PMA dengan realisasi
Dasar, Barang terbesar pada triwulan IV tahun 2020
Logam, Bukan
adalah: Singapura sebesar Rp37,7
Mesin dan
Peralatannya triliun; Tiongkok sebesar Rp19,2 triliun;
Industri Mesin, 1,8 11,7 61,7 2,5 Hongkong sebesar Rp15,2 triliun;
Elektronik,
Korea Selatan sebesar Rp10,1 triliun;
Instrumen
Kedokteran, dan Jepang sebesar Rp6,5 triliun.
Presisi, Optik dan
Jam Tabel 8. Realisasi PMA Terbesar
Industri Lainnya 0,7 -70,3 -54,4 1,0 Berdasarkan Negara Asal
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Nilai Growth (%) Share
Uraian Q4 2020 thd Total
erdasarkan sektor/bidang usaha, lima (triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
sektor dengan kontribusi terbesar Singapura 37,7 5,0 122,4 33,9
pada realisasi PMA pada triwulan IV Tiongkok 19,2 23,1 -10,6 17,3
Hong Kong 15,2 54,5 -11,4 13,7
tahun 2020 adalah: (1) Industri Logam Korea Selatan 10,1 52,3 55,6 9,1
Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin Jepang 6,5 -50,8 -59,3 5,9
dan Peralatannya; (2) Listrik, Gas dan Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Air; (3) Transportasi, Gudang dan
Komunikasi; (4) Industri Kertas dan
Percetakan; dan (5) Pertambangan.
Pertumbuhan terbesar tercatat di

24
Realisasi investasi terbesar berada Realisasi PMA terbesar berada di
di luar Jawa. Provinsi Jawa Barat.

Realisasi investasi di luar Jawa pada Berdasarkan lokasi, lima provinsi


triwulan IV tahun 2020 memberikan dengan realisasi PMA terbesar pada
kontribusi lebih besar yaitu 52,8 triwulan IV tahun 2020 adalah Jawa
persen dari total realisasi investasi, Barat sebesar Rp18,1 triliun; DKI
dengan nilai sebesar Rp113,4 triliun. Jakarta sebesar Rp13,2 triliun;
Sementara itu, proporsi realisasi Sumatera Selatan sebesar Rp12,7
investasi di pulau Jawa pada triwulan triliun; Banten sebesar Rp11,1 triliun;
IV tahun 2020 adalah sebsar 47,2 dan Maluku Utara sebesar Rp9,4
persen. triliun.

Pertumbuhan realisasi investasi Tabel 10. Lokasi PMA Terbesar


terbesar secara YoY adalah pulau Nilai Growth (%) Share thd
Uraian Q4 2020 Total
Maluku yaitu dengan nilai investasi (triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
sebesar Rp10,1 triliun, sedangkan Jawa Barat 18,1 -1,1 -16,9 16,3
realisasi investasi terbesar secara QtQ DKI Jakarta 13,2 -1,7 69,2 11,9
adalah pulau Papua dengan nilai Sumatera 12,7 424,7 394,5 11,4
Selatan
investasi sebesar Rp6,6 triliun. Banten 11,1 20,4 65,0 10,0
Kawasan Barat Indonesia (KBI) yang Maluku Utara 9,4 -13,5 128,5 8,5
terdiri dari wilayah Jawa dan Sumatera Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
Modal
berkontribusi realisasi investasi
sebesar 73,6 persen. Realisasi PMDN terbesar adalah
Transportasi, Gudang dan
Tabel 9. Realisasi Investasi
Berdasarkan Lokasi Komunikasi.
Share thd
Nilai Growth (%) Berdasarkan sektor/bidang usaha,
Realisasi
Uraian Q4 2020
(triliun Rp) QtQ YoY
Investasi lima sektor dengan kontribusi terbesar
(%)
pada realisasi PMDN triwulan IV tahun
Jawa 101,4 2,8 -3,0 47,2
Luar Jawa 113,4 2,7 9,2 52,8 2020 adalah: (1) Transportasi, Gudang
Sumatera 56,6 21,0 40,3 26,4 dan Komunikasi; (2) Konstruksi; (3)
Kalimantan 16,9 -7,9 -20,5 7,9
Perumahan, Kawasan Industri dan
Bali dan Nusra 4,7 -52,8 -32,3 2,2
Sulawesi 18,5 -3,3 -33,7 8,6 Perkantoran; (4) Listrik, Gas dan Air;
Maluku 10,1 -23,2 143,9 4,7 dan (5) Industri Kimia dan Farmasi.
Papua 6,6 115,9 99,1 3,1
Pertumbuhan terbesar YoY adalah
Kawasan Barat 157,9 8,7 9,1 73,6
Indonesia Industri Kimia dan Farmasi, sedangkan
Kawasan Timur 56,8 -10,7 -10,6 26,4 pertumbuhan terbesar QtQ adalah
Indonesia
Perumahan, Kawasan Industri dan
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
Modal Perkantoran.

25
Berdasarkan lokasi, lima provinsi triliun; dan Kota Tangerang sebesar
dengan realisasi PMDN terbesar pada Rp3,6 triliun. Beberapa faktor yang
triwulan IV tahun 2020 adalah Jawa menyebabkan Kota Bandung menjadi
Barat sebesar Rp16,0 triliun; DKI kota dengan realisasi PMDN terbesar
Jakarta sebesar Rp9,3 triliun; Banten di triwulan IV tahun 2020 antara lain
sebesar Rp8,9 triliun; Jawa Timur karena dukungan infrastruktur yang
sebesar Rp8,3 triliun; dan Jawa Tengah sangat baik, reformasi peraturan yang
sebesar Rp7,8 triliun. baik, letak geografis yang strategis,
dan konsumen yang atraktif
Tabel 11. Sektor dan Lokasi
(konsumen yang memiliki daya saing
PMDN Terbesar
yang tinggi).
Nilai Growth (%) Share thd
Uraian Q4 2020 Total
Tabel 12. Lokasi PMDN Terbesar
(triliun Rp) QtQ YoY PMDN(%)
per Kabupaten/Kota
SEKTOR
Nilai Growth (%) Share thd
Transportasi, 20,2 70,5 28,1 19,5 Total
Uraian Q4 2020
Gudang dan (triliun Rp) QtQ YoY
PMDN
Komunikasi (%)
Konstruksi 19,3 9,1 66,2 18,7 Kota Bandung 6,9 691,3 242,5 6,6
Perumahan, 15,5 104,5 151,4 15,0 Kota Jakarta 5,9 16,4 -36,3 5,7
Kawasan Pusat
Kab. Ogan 4,5 426,6 38,0 4,4
Industri dan
Perkantoran Komering Ilir
Kota Balikpapan 4,2 -43,2 453,8 4,1
Listrik, Gas 9,3 -0,6 -40,8 9,0
Kota Tangerang 3,6 204,7 22,2 3,5
dan Air
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman
Industri Kimia 8,7 84,1 307,4 8,4
dan Farmasi Modal
LOKASI
Lima kabupaten dan kota dengan
Jawa Barat 16,0 57,8 17,4 15,4
realisasi PMA terbesar pada triwulan IV
DKI Jakarta 9,3 4,3 -54,8 8,9
Banten 8,9 -27,6 8,1 8,6 tahun 2020 adalah Kabupaten Bekasi
Jawa Timur 8,3 -7,6 7,8 8,0 sebesar Rp8,3 triliun; Kabupaten Ogan
Jawa Tengah 7,8 95,9 111,9 7,5 Komering Ilir sebesar Rp7,7 triliun;
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Kabupaten Halmahera Tengah sebesar
Modal Rp7,0 triliun; Kabupaten Morowali
Realisasi PMDN terbesar berada di sebesar Rp6,9 triliun; dan Kota
Kota Bandung. Admnistrasi Jakarta Selatan sebesar
Rp5,4 triliun. Beberapa faktor yang
Lima kabupaten dan kota dengan menyebabkan Kabupaten Bekasi
realisasi PMDN terbesar pada triwulan menjadi kota/kabupaten dengan
IV tahun 2020 adalah Kota Bandung realisasi PMA terbesar di triwulan ke 4
sebesar Rp6,9 triliun; Kota Jakarta tahun 2020 yaitu merupakan lokasi
Pusat sebesar Rp5,9 triliun; Kabupaten kawasan industri, akses mobilitas yang
Ogan Komering Ilir sebesar Rp4,5 dekat dengan ibukota dan proses
triliun; Kota Balik Papan sebesar Rp4,2

26
perizinan yang semakin dipermudah sebesar 55,1 persen dari total
oleh pemerintah daerah setempat. penyerapan tenaga kerja, sedangkan
penyerapan tenaga kerja PMA sebesar
Tabel 13. Lokasi PMA Terbesar
44,9 persen. Total penyerapan tenaga
per Kabupaten/Kota
Nilai kerja sebesar 294,8 ribu orang.
Growth (%) Share thd
Q4 2020
Uraian Total
(triliun
QtQ YoY PMA (%)
Realisasi investasi tahun 2020
Rp)
terhadap target RPJMN 2020-2024.
Kab. Bekasi 8,3 27,0 -4,6 7,5
Kab. Ogan 7,7 1.103,0 9.445,7 7,0
Komering Ilir Terdapat enam indikator untuk
Kab. Halmahera 7,0 24,1 205,8 6,3 Kegiatan Prioritas (KP) “Perbaikan
Tengah
Iklim Usaha dan Peningkatan Investasi
Kab. Morowali 6,9 27,5 -12,8 6,2
Kota Adm. 5,4 -5,8 -31,4 4,8 Termasuk Reformasi Ketenagakerjaan”
Jakarta Selatan dalam RPJMN tahun 2020-2024,
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman dimana terdapat empat indikator yang
Modal
berhubungan langsung dengan
Penyerapan tenaga kerja PMDN realisasi investasi. Khusus untuk
mencapai 162,4 ribu orang, indikator nilai realisasi PMA dan
sedangkan dari PMA mencapai PMDN dan nilai realisasi PMA dan
132,4 ribu orang. PMDN industri pengolahan, terdapat
target penyesuaian sebagaimana
Tabel 14. Penyerapan Tenaga Kerja tercantum dalam tabel. Oleh karena
Nilai Growth (%) Share thd
itu, keempat indikator yang
Q4 Total
Uraian berhubungan dengan realisasi
2020 Penyerapan
QtQ YoY
(orang) TK (%) investasi tersebut seluruhya telah
Penyerapan 162.401 6,5 -5,4 55,1 mencapai target, yaitu: (a) realisasi
Tenaga Kerja
PMDN
investasi PMA dan PMDN sebesar
Penyerapan 132.379 -7,4 -16,7 44,9 Rp826,3 triliun; (b) kontribusi PMDN
Tenaga Kerja terhadap total realisasi PMA dan
PMA
PMDN dengan realisasi sebesar 50,0
Total 294.780 -0,2 -10,8 100,0
Penyerapan
persen; (c) nilai realisasi PMA dan
Tenaga Kerja PMDN Industri Pengolahan dengan
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman realisasi sebesar Rp272,9 triliun; dan
Modal (d) kontribusi realisasi investasi luar
jawa dengan realisasi sebesar 50,5
Penyerapan Tenaga Kerja proyek
persen.
PMDN pada triwulan IV tahun 2020

27
Tabel 15. Perbandingan Capaian dengan Target dalam RPJMN
2020-2024

Realisasi Target 2020 Target Capaian Target


Indikator
tahun 2020 dalam RPJMN Penyesuaian* tahun 2020 (%)

Nilai realisasi PMA dan PMDN 826,3 886,0 817,2 101,1


(Rp Trilliun)

Kontribusi PMDN terhadap total 50,0 47,4 - 105,4


realisasi PMA dan PMDN
(Persen)

Nilai realisasi PMA dan PMDN 272,9 246,3 227,2 120,1


Industri Pengolahan (Rp Trilliun)

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal


*Sesuai dengan surat Kepala BKPM No 102/A.1/2020 tanggal 16 April 2020 perihal
Usulan Revisi Target Penanaman Modal Tahun 2020-2024 Akibat Dampak Covid-19 dan
Surat Bappenas No. B.265/M.PPN/D1/PP.03.02/04/2020 tanggal 24 April 2020 perihal
Persetujuan atas Usulan Revisi Target Penanaman Modal Tahun 2020-2024 Akibat
Dampak Covid-19

Industri utilisasi produksi sebagai dampak dari


pandemi Covid-19.
Kinerja sektor industri pengolahan
pada triwulan IV tahun 2020 Gambar 8. Pertumbuhan Industri
mengalami kontraksi sebesar 3,1 Pengolahan Nonmigas
persen (YoY) terutama disebabkan
oleh turunnya kinerja industri
pengolahan nonmigas sebesar 2,2
persen (YoY). Kinerja pada triwulan IV
(persen)

tahun 2020 tersebut mengalami


perbaikan dibandingkan triwulan III -2,2
tahun 2020 yang terkontraksi 4,3
-2,2
persen untuk industri pengolahan dan -3,1
4,0 persen untuk industri pengolahan
nonmigas. Namun, kontraksi industri 2016 2017 2018 2019 2020 Q4

pengolahan pada triwulan IV lebih PDB Nasional


Industri Pengolahan
besar dibandingkan dengan kontraksi Industri Non Migas
PDB nasional sebesar 2,2 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Kontraksi industri pengolahan yang
lebih dalam dari penurunan PDB Nilai tambah sektor industri
terjadi disebabkan oleh penurunan pengolahan pada triwulan IV tahun
daya beli masyarakat, lesunya aktivitas 2020 mencapai Rp778,4 triliun, atau
perdagangan global dan turunnya berkontribusi sebesar 19,9 persen dari

28
PDB nasional. Sebesar 90,6 persen dari industri karet, barang dari karet dan
PDB industri pengolahan tersebut plastik (0,2 persen).
disumbang oleh industri pengolahan
Pertumbuhan subsektor industri kimia,
nonmigas. Kontribusi industri
farmasi, dan obat tradisional didukung
pengolahan nonmigas pada triwulan
oleh peningkatan produksi obat-
IV tahun 2020 mencapai 17,9 persen
obatan, multivitamin, dan suplemen
dari PDB nasional.
untuk dapat memenuhi kebutuhan
Gambar 9. Pertumbuhan Subsektor domestik dalam menghadapi pandemi
Industri Pengolahan Nonmigas Covid-19. Pertumbuhan subsektor
(persen) industri logam dasar didukung oleh
Logam Dasar 11,5 peningkatan pasar ekspor terutama ke
Kimia dll 8,5 Tiongkok, Jepang, dan India, dan
Pengolahan Lainnya 5,5 terbukanya peluang ekspor ke
Makanan dan Minuman 1,7 Amerika Serikat dan Belanda.
Karet dll 0,2 Subsektor industri makanan dan
Furnitur -1,7 minuman tumbuh terbatas akibat
Barang Logam dll -2,1
terkendala daya beli masyarakat yang
Industri Pengolahan -2,2
masih belum sepenuhnya pulih, serta
Kertas dll -3,0
adanya kebijakan Pembatasan Sosial
Bersakala Besar (PSBB). Industri karet
Industri Nonmigas -3,1
dan barang dari karet mengalami
Kayu dll -4,4
perbaikan setelah sebelumnya
Kulit dll -6,1
terkontraksi cukup dalam (-9,6 persen
Mesin dan Perlengkapan -7,4
pada triwulan III tahun 2020).
Tekstil dan Pakaian Jadi -10,5
Subsektor industri pengolahan
Pengolahan Tembakau -10,8
nonmigas lainnya mengalami
Barang Galian Bukan Logam -12,5
kontraksi.
Alat Angkutan -19,0

Subsektor industri alat angkut


Sumber: Badan Pusat Statistik mengalami perbaikan dibandingkan
dengan triwulan III tahun 2020, namun
Berdasarkan subsektor industri, hanya
tetap terkontraksi paling dalam yaitu
5 (lima) subsektor industri pengolahan
sebesar 19 persen. Industri lain seperti
nonmigas yang tumbuh positif pada
industri barang galian bukan logam,
triwulan IV tahun 2020, yaitu industri
industri tembakau serta industri tekstil
logam dasar (11,5 persen), industri
dan pakaian jadi mengalami
kimia, farmasi, dan obat tradisional
penurunan cukup besar, masing-
(8,5 persen), industri pengolahan
masing sebesar -12,5 persen, -10,8
lainnya (5,5 persen), industri makanan
persen, dan -10,5 persen.
dan minuman (1,7 persen), dan

29
Perbaikan pada subsektor industri alat persen (YoY), serta besi dan baja
angkutan didorong oleh adanya sebesar 74,5 persen (YoY). Kontribusi
kenaikan produksi mobil. Namun, ekspor produksi industri pada triwulan
permintaan domestik dan luar negeri, IV tahun 2020 adalah sebesar 80,3
terutama sepeda motor, semakin persen terhadap total ekspor.
menurun sehingga perbaikan pada
Peningkatan ekspor didorong oleh
subsektor industri alat angkut tidak
pemulihan bertahap di negara-negara
signifikan. Penurunan pada industri
mitra dagang utama Indonesia dan
tembakau disebabkan oleh
peningkatan harga komoditas seperti
menurunnya ekspor tembakau akibat
kelapa sawit (CPO), batubara dan karet
pandemi dan penerapan cukai rokok.
alam. Penyediaan stimulus pemulihan
Selanjutnya, industri tekstil dan
ekonomi nasional untuk industri juga
produk tekstil masih mengalami
berdampak positif pada pertumbuhan
tekanan dari permintaan domestik dan
ekspor. Kebijakan tersebut antara lain
luar negeri, serta utilisasi produksi
relaksasi impor bahan baku untuk 19
yang menurun.
sektor industri pengolahan (termasuk
Gambar 10. Ekspor Produk Industri perusahaan di kawasan Kemudahan
40 12,1 15 Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan KITE-
35 10 IKM, serta penyederhanaan dan
30
pengurangan jumlah Larangan dan
(miliar USD)

25 5
(persen)

20 Pembatasan (Lartas) untuk aktivitas


36,8 0
15 -5 ekspor. Selain itu, perjanjian kerjasama
10
-10
bilateral atau multilateral yang sudah
5
atau akan disepakati dalam hal
0 -15
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 perdagangan diharapkan dapat
2019 2020 membuka peluang ekspor Indonesia
ke pasar baru dan mengurangi bea
Ekspor Produk Industri (miliar USD)
masuk di negara importir.
Pertumbuhan Ekspor Produk Industri
(persen) Pada triwulan IV tahun 2020, realisasi
Sumber: Badan Pusat Statistik PMDN sektor industri pengolahan
mencapai Rp20.500,5 miliar, atau
Ekspor produk industri pengolahan
tumbuh sebesar 3,3 persen (YoY).
pada triwulan IV tahun 2020
Pertumbuhan tersebut lebih rendah
mengalami perbaikan, yaitu mencapai
dibandingkan dengan triwulan III
nilai sebesar USD36,8 miliar, atau
tahun 2020 yang tumbuh sebesar 34,3
meningkat sebesar 12,1 persen (YoY).
persen (YoY). Kontribusi PMDN sektor
Perbaikan ekspor tersebut didorong
industri pengolahan terhadap total
oleh peningkatan ekspor lemak dan
PMDN adalah sebesar 20 persen.
minyak hewan/nabati pada triwulan IV
Seiring dengan upaya penanganan
tahun 2020 yang mencapai 31,8

30
pandemi Covid-19, PMDN sektor industri pengolahan terbesar terdapat
industri pengolahan terbesar terdapat di subsektor industri logam dasar dan
pada subsektor industri kimia dan barang dari logam yaitu USD1,5 miliar,
farmasi sebesar Rp8.657,7 miliar. industri kertas dan percetakan sebesar
PMDN dengan nilai cukup besar USD594,4 juta, dan industri kendaraan
tercatat di industri makanan sebesar bermotor dan alat transportasi lain
Rp3.862,8 miliar, dan industri logam
sebesar USD475,7 juta.
dasar sebesar Rp3.613,3 miliar.
Gambar 12. PMA Sektor Industri
Pertumbuhan PMDN tertinggi 4,0 120
terdapat di subsektor industri barang 3,5 100
dari kulit dan alas kaki (435,2 persen, 3,0 80
YoY), industri kimia dan farmasi 60

(miliar USD)
2,5
(221,87 persen, YoY), industri tekstil

(persen)
40
2,0 7,9
(169 persen, YoY), serta industri logam 20
1,5
dasar (153,5 persen, YoY). 0
1,0 -20
3,5
Gambar 11. PMDN Sektor Industri 0,5 -40
25 40 0,0 -60
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
30
20 2019 2020
20
PMA Pertumbuhan PMA
(miliar USD)

15 3,3
(persen)

10
Sumber: BKPM
10 0
20,5 -10 Realisasi investasi PMDN
5
-20 menunjukkan kenaikan. Peningkatan
0 -30 PMDN didukung oleh peningkatan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 optimisme atas proyeksi pemulihan
2019 2020 kondisi ekonomi Indonesia, fasilitasi
PMDN Pertumbuhan PMDN investasi, penerapan program vaksin
Sumber: BKPM nasional, dan penyederhanaan
regulasi untuk mendukung iklim usaha
Perbaikan juga terjadi pada realisasi dan investasi. Di sisi lain, terdapat
PMA di sektor industri pengolahan.
sedikit penurunan realisasi PMA
Pada triwulan IV tahun 2020, realisasi dibandingkan dengan triwulan III
PMA di sektor industri pengolahan
tahun 2020. Penurunan PMA terjadi
mencapai USD3,5 miliar, atau sejalan dengan kondisi ekonomi
meningkat sebesar 7,9 persen (YoY).
global yang terpengaruh adanya
Kontribusi PMA sektor industri gelombang kedua pandemi Covid-19.
terhadap total PMA adalah sebesar
45,5 persen. Nilai PMA di sektor

31
Gambar 13. Produksi Mobil perbaikan produksi untuk seluruh
400 20 segmen mobil. Peningkatan terbesar
350
0 terjadi pada segmen mobil Multi
300 Purpose Vehicles (MPV) dengan
-20
250 kapasitas 2500-3000 cc (135,3 persen),
(ribu unit)

(persen)
-38,1
200 -40
yang bahkan lebih tinggi
150
-60 dibandingkan dengan produksi tahun
100
206,9 -80 sebelumnya. Penurunan yang cukup
50
besar masih terjadi pada beberapa
0 -100
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 segmen, seperti segmen truk dengan
2019 2020 kapasitas lebih dari 24 ton (-91,3
Produksi Mobil persen), truk (-70,1 persen), dan
Pertumbuhan Produksi Mobil segmen mobil MPV dengan kapasitas
1500-2000 cc (-50,8 persen).
Sumber: CEIC
Gambar 14. Penjualan Mobil
Setelah mengalami penurunan selama
300 0
masa Covid-19, kinerja industri alat -10
angkutan menunjukkan adanya 250 -20
perbaikan. Permintaan terhadap 200 -41,8 -30
-40
kebutuhan tersier (durable goods),
(ribu unit)

(persen)
150 -50
termasuk otomotif meningkat, -60
100
didorong oleh membaiknya ekonomi -70
159,6 -80
50
dan mulai meningkatnya mobilitas -90
masyarakat. Hal ini berpengaruh pada 0 -100
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
peningkatan produksi industri
otomotif. Namun, pada triwulan IV 2019 2020
Penjualan Mobil
tahun 2020 masih terdapat
Pertumbuhan Penjualan Mobil
peningkatan inventori kendaraan
bermotor sebanyak 46.956 unit karena Sumber: CEIC
jumlah produksi lebih besar daripada
Data penjualan mobil merupakan
jumlah penjualan kendaraan.
salah satu indikator untuk mengetahui
Produksi mobil pada triwulan IV tahun kondisi daya beli masyarakat kelas
2020 sebanyak 206.937 unit, atau menengah keatas. Penjualan mobil
meningkat dibandingkan dengan membaik dibandingkan triwulan III
triwulan III tahun 2020 yang sebesar tahun 2020. Pada triwulan IV tahun
93.382 unit. Jika dibandingkan dengan 2020, penjualan mobil mencapai
tahun sebelumnya, produk mobil 159.581 unit, atau meningkat
masih turun signifikan sebesar 38,1 dibandingkan dengan triwulan III
persen (YoY). Namun, dibandingkan tahun 2020 sebanyak 48.467 unit.
dengan triwulan III tahun 2020, ada Namun, penjualan mobil tersebut

32
masih lebih rendah 41,8 persen dibandingkan dengan triwulan III
dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebanyak 990.025 unit. Jika
pada tahun sebelumnya. dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya, penjualan
Penurunan penjualan mobil terbesar
motor tersebut menurun sebesar 49,8
terjadi pada segmen mobil sport
persen.
dengan kapasitas 1500-3000 cc (-81,2
persen), dan bus dengan kapasitas 5- Gambar 16. Penjualan Domestik Semen
24 ton (-76,8 persen), segmen truk 25 10,0
dengan kapasitas lebih dari 24 ton (-
20 18,0 5,0
60,9 persen), serta segmen mobil MPV
dengan kapasitas 2500-3000 cc (-56,8 15 0,0

(juta ton)

(persen)
persen).
10 -5,0
Gambar 15. Penjualan Motor
1800 40 5 -10,0
-13,78
1600 20 0 -15,0
1400
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
1200
-20 2019 2020
(ribu unit)

1000
(persen)

-49,8
800 -40 Penjualan Semen
600 Pertumbuhan Penjualan
-60
400 Sumber: CEIC
200 786,5 -80
0 -100 Penurunan aktivitas industri juga
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
dikonfirmasi dari sektor konstruksi,
2019 2020 khususnya pada konsumsi semen.
Penjualan Motor
Pada triwulan IV tahun 2020, sektor
Pertumbuhan Penjualan Motor
konstruksi mengalami kontraksi
Sumber: CEIC sebesar 5,7 persen (YoY). Hal ini seiring
dengan, penjualan domestik semen
Data penjualan motor merupakan
pada triwulan IV tahun 2020 hanya
salah satu indikator untuk mengetahui
sebesar 18 juta ton, atau turun -13,8
kondisi daya beli masyarakat kelas
persen (YoY). Penurunan ini berkaitan
menengah kebawah. Pada triwulan IV
dengan penundaan beberapa proyek
tahun 2020, penjualan motor
konstruksi pemerintah dan swasta.
mencapai 786.502 unit atau menurun

33
Gambar 17. Purchasing Manufacturing Index
55,0
51,3
50,0

45,0

40,0

35,0

30,0

25,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
2019 2020

Sumber: CEIC

Perbaikan kinerja sektor industri Terlepas dari tren kinerja sektor


pengolahan pada triwulan IV Tahun industri pengolahan yang turun,
2020 dibandingkan triwulan prospek pemulihan industri
sebelumnya juga ditunjukkan oleh pengolahan tetap positif. Nilai
Purchasing Manager Index (PMI) Purchasing Manager Index (PMI)
Manufaktur). PMI Indonesia pada Indonesia yang jatuh pada level 27,5
bulan Desember 2020 berada di level pada bulan April 2020, secara
51,3 dibandingkan dengan bulan bertahap telah meningkat menjadi
November yang berada di level 50,6. 39,1 pada bulan Juni 2020 dan 46,9
Angka tersebut menunjukkan usaha di pada bulan Juli 2020. Perkembangan
Indonesia berekspansi dengan nilai PMI ini menunjukkan perbaikan
perkembangan yang kian meningkat ekspektasi pelaku usaha terhadap
pada bulan Desember. Perbaikan nilai peluang meningkatkan aktivitas
PMI pada Desember 2020 didorong industri pengolahan, seiring dengan
oleh pertumbuhan permintaan baru pelonggaran PSBB di beberapa
yang mempengarui kenaikan produksi provinsi yang menjadi basis sektor
dan kepercayaan dan ekspektasi bisnis industri pengolahan nasional. Namun,
yang menguat terkait penanganan aspek PMI yang tetap perlu
pandemi Covid-19. Beberapa aspek diperhatikan adalah prospek ekspor
dalam PMI yang terpengaruh oleh dan penyerapan tenaga kerja yang
pandemi dan perlu diperhatikan diperkirakan belum pulih dalam waktu
antara lain waktu pengiriman dan singkat.
kenaikan biaya input akibat rantai
pasok yang belum pulih, penyerapan
tenaga kerja, dan kapasitas cadangan.

34
Pariwisata Jika ditinjau berdasarkan pintu masuk
wisman, kedatangan melalui jalur
Jumlah kunjungan wisatawan
darat masih mendominasi, disusul
mancanegara (wisman) ke Indonesia
melalui pintu laut, dan kemudian pintu
sepanjang pandemi Covid-19 pada
udara. Beberapa negara sumber
tahun 2020 tidak mengalami
wisman utama sudah mulai
peningkatan yang signifikan. Pada
melonggarkan pembatasan
akhir triwulan IV tahun 2020, jumlah
penerbangan baik dari dan menuju
wisman di Indonesia hanya mencapai
Indonesia. Kebijakan tersebut cukup
462 ribu orang, dimana jumlah ini
mendorong kenaikan kunjungan
berkurang 2,1 persen dari triwulan
wisman ke Indonesia melalui pintu
sebelumnya dan menurun sebanyak
udara. Pada triwulan IV tahun 2020,
88,3 persen dibandingkan periode
jumlah kedatangan wisman melalui
yang sama tahun sebelumnya.
pintu udara mencapai 52,4 ribu orang
Kunjungan wisman yang belum
atau meningkat 3 kali lipat
membaik hingga akhir tahun 2020
dibandingkan triwulan sebelumnya
karena kasus harian Covid-19 di
yang sebesar 19,7 ribu orang. Namun
Indonesia yang belum menurun,
volume tersebut masih sangat rendah
bahkan cenderung meningkat (seperti
jika dibandingkan dengan periode
fenomena second wave) di beberapa
yang sama pada tahun 2019, atau
negara di dunia. Kondisi ini memaksa
turun sebesar 97,8 persen (YoY).
penerapan kembali kebijakan
pembatasan pergerakan, termasuk Tabel 16. Kunjungan Wisman
pergerakan masuk warga negara asing berdasarkan Pintu Masuk
dan Negara Asal
baik dari dan menuju ke wilayah
Uraian Q1 Q2 Q3 Q4
Indonesia. Pintu Masuk
Pintu Udara 1.599,6 2,7 19,7 52,4
Gambar 18. Kunjungan Wisman - Ngurah Rai 1.040,9 0,3 0,0 0,1
5.000 20 - Soe. Hatta 357,1 1,7 15,1 46,6
Pintu Laut 602,4 143,8 147,9 85,4
4.000 0 - Batam 295,6 2,9 5,1 1,4
-20
Pintu Darat 405,0 335,5 304,9 282,1
3.000 Negara Asal
-40 Malaysia 484,8 189,9 169,3 134,9
2.000 Tiongkok 196,6 5,5 13,3 20,2
-60
Singapura 263,0 4,5 3,9 6,0
1.000 -80 Australia 248,9 0,4 0,6 1,3
Timor Leste 277,4 246,2 248,3 235,1
0 -100
Belanda 36,3 2,4 4,7 9,4
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Amerika Serikat 72,5 3,2 4,6 7,8
2019 2020 Rusia 59,7 0,4 0,4 5,7
Wisman (ribu orang) Sumber: Badan Pusat Statistik
Pertumbuhan (persen, YoY)
Pergerakan wisman di wilayah
Sumber: Badan Pusat Statistik perbatasan (cross-border Malaysia dan

35
Timor Leste) masih berkontribusi wisman (orang) per kunjungan pada
paling besar untuk kunjungan wisman triwulan ini hanya sebesar USD318,6.
pada triwulan IV tahun 2020, yaitu Kondisi ini membutuhkan perluasan
sebesar 79,0 persen dari seluruh penerapan protokol dan standar
kunjungan wisman. Pertumbuhan kebersihan dan kesehatan di berbagai
jumlah wisman tertinggi berasal dari destinasi wisata, serta peningkatan
Eropa yang mengalami peningkatan 3 kolaborasi berbagai pihak untuk dapat
kali lipat pada triwulan IV tahun 2020. mengendalikan dan mengurangi
penyebaran Covid-19. Pada saat yang
Gambar 19. Nilai Ekspor Jasa
sama, reaktivasi pasar wisman masih
Perjalanan dan Rerata Pengeluaran
Wisman menunggu kesiapan setiap negara
untuk bisa mengelola pergerakan
5.000 1.200
4.500 antar wilayah secara aman.
4.000 1.000
3.500 800
Di sisi lain, reaktivasi wisatawan
3.000
nusantara (wisnus) dapat menjadi
2.500 600
2.000 318,6
strategi kebijakan jangka pendek
untuk menyelamatkan industri
1.500 400
1.000
500 147,4
200 pariwisata di tengah pandemi Covid-
0 0 19. Pada triwulan IV tahun 2020,
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
pemerintah sempat melakukan
pelonggaran PSBB di beberapa
2019 2020

Ekspor Jasa Perjalanan (juta USD) wilayah, namun kemudian kembali


ASPA (USD/orang) memperketat syarat mobilitas antar
Sumber: Bank Indonesia wilayah yang disesuaikan dengan
tingkat penyebaran Covid-19.
Jumlah penerimaan nilai ekspor jasa Pengetatan aturan diberlakukan
perjalanan (devisa) pada triwulan IV menjelang cuti libur natal dan tahun
tahun 2020 mengalami sedikit baru.
peningkatan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Nilai devisa Kondisi ini mendorong peningkatan
pariwisata pada triwulan IV tahun 2020 mobilitas masyarakat pada triwulan IV
mencapai USD147,4 miliar, lebih tinggi tahun 2020, terlepas dari penerapan
dibandingkan pada triwulan III tahun syarat perjalanan yang semakin ketat.
2020 yang sebesar USD98 miliar Secara keseluruhan, jumlah
karena adanya peningkatan wisman penumpang transportasi nasional
dari Eropa. Jumlah penerimaan devisa pada triwulan IV tahun 2020 adalah
triwulan IV terkontraksi sebesar 96,7 sebesar 18,5 juta orang, atau
persen jika dibandingkan dengan mengalami peningkatan sebesar 5,6
periode sebelumnya (YoY). Kondisi ini juta penumpang dibandingkan
menyebabkan rata-rata pengeluaran dengan triwulan sebelumnya.

36
Peningkatan jumlah penumpang pada disertai dengan peningkatan length of
triwulan IV tahun 2020 terjadi pada stay (LOS) atau lama tinggal dari
seluruh moda transportasi. wisatawan. Lama tinggal wisatawan
Penumpang pesawat domestik, Kereta menurun, dari 1,7 hari pada triwulan III
Api (NonKRL), dan Kapal Laut tahun 2020 menjadi 1,6 hari pada
mengalami peningkatan penumpang triwulan IV tahun 2020. Kondisi ini
masing-masing sebesar 65,8; 31,5; dan menunjukkan pola berwisata yang
20,1 persen (QtQ). masih terbatas, baik dikaitkan dengan
pekerjaan, urusan keluarga, maupun
Gambar 20. Jumlah Penumpang
karena kebijakan validitas bukti
Transportasi Nasional
kesehatan yang berbatas hari,
25.000
sehingga menurunkan lama tinggal
20.000 wisatawan.

15.000 Gambar 21. TPK dan Lama Tinggal


di Hotel Berbintang
10.000
90
2,1
80 1,61
5.000
1,8
70
- 60 1,5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 50 40,79 1,2
2019 2020 40
Pesawat Domestik Kereta (Non KRL) Kapal Laut 0,9
30
0,6
Sumber: Badan Pusat Statistik 20
10 0,3
Peningkatan perjalananan, khususnya 0 0
oleh wisnus, mendorong pemulihan
Jan

Mar

Mei
Feb

Jul

Sep

Des
Ags

Okt
Apr

Jun

Nov

industri pariwisata khususnya TPK 2019 (%) TPK 2020 (%)


perhotelan. Tingkat Penghunian LOS 2019 (Hari) LOS 2020 (Hari)
Kamar (TPK) Hotel di akhir tahun 2020 Sumber: Badan Pusat Statistik
mencapai 40,8 persen, atau meningkat
bertahap dari TPK sebesar 12,7 persen Peningkatan TPK Hotel Berbintang
di bulan April 2020 yang merupakan juga terlihat pada 5 Destinasi
TPK terendah. Secaara keseluruhan, Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yakni
TPK Hotel berbintang pada triwulan IV pada Danau Toba (Sumut), Lombok
tahun 2020 adalah sebesar 39,5 (NTB), Labuan Bajo (NTT), Manado-
persen, atau lebih rendah 18,7 poin Likupang (Sulut), dan Borobudur-
dibandingkan dengan triwulan IV Yogyakarta (DIY). Secara rata-rata,
tahun 2019 yang mencapai 58,2 diantara kelima DPSP, Sulawesi Utara
persen. memiliki peningkatan TPK Hotel
tertinggi yakni sebesar 48,7 persen
Namun peningkatan TPK pada hotel pada akhir triwulan IV tahun 2020.
berbintang ini secara QtQ tidak

37
Peningkatan TPK terendah terjadi ini disebabkan oleh belum
pada provinsi Sumatera Utara. membaiknya konsumsi rumah tangga,
khususnya dalam pengeluaran sektor
Tabel 17. TPK Hotel Berbintang Tahun
tersier, yang salah satunya
2020 di Provinsi Pintu Masuk Utama
dan Destinasi Pariwisata Super Prioritas dipengaruhi oleh penurunan
Prov. Q1 Q2 Q3 Q4 pendapatan rumah tangga. Pada
DKI 47,5 23,5 38,7 45,1 triwulan IV tahun 2020, sektor
Bali 43,6 2,5 3,8 12,6
penyediaan akomodasi dan makan
Kepri 35,8 11,9 18,8 24,5
Sumut 40,8 15,3 29,8 37,2 minum (akmamin) menyumbang nilai
DIY 47,7 9,0 34,6 45,3 tambah sebesar Rp103,2 triliun, atau
NTB 31,6 13,1 27,1 38,6 berkontribusi sebesar 2,6 persen dari
NTT 34,3 14,9 30,4 39,0
Sulut 45,4 19,2 37,1 48,7
PDB nasional.
Sumber: Badan Pusat Statistik Gambar 22. PDB Sektor Akomodasi dan
Makan Minum
Selain 5 DPSP, peningkatan TPK Hotel
Berbintang terpantau di provinsi yang 20

menjadi 3 Pintu Masuk Utama Wisman 10


ke Indonesia, yakni Bali, DKI Jakarta,
0
dan Kepulauan Riau. TPK Provinsi Bali
pada triwulan IV tahun 2020 sebesar
-10

12,6 persen, atau lebih tinggi -20

dibandingkan dengan pada triwulan III -30 PDB Nasional


Sektor Akmamin
tahun 2020. Namun, TPK Hotel -40 Akomodasi
Berbintang di Bali masih lebih rendah Makan Minum
-50
dibandingkan dengan TPK di DKI Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Jakarta dan Kepulauan Riau, meskipun 2019 2020
secara umum TPK di tiga pintu masuk
Sumber: Badan Pusat Statistik
utama tersebut pada tahun 2020
masih jauh lebih rendah dibandingkan Penciptaan nilai tambah subsektor
dengan TPK pada tahun 2019. penyediaan akomodasi pada triwulan
IV tahun 2020 mengalami perbaikan
Kondisi pandemi Covid-19 secara
dibandingkan triwulan sebelumnya,
keseluruhan mempengaruhi nilai
namun tetap terkontraksi paling
tambah yang dihasilkan oleh industri
dalam yakni -21,3 persen (YoY).
pariwisata. PDB sektor penyediaan
Subsektor penyediaan akomodasi
akomodasi dan makan minum pada
menyumbang sebesar Rp19,9 triliun
triwulan IV tahun 2020 menurun
pada PDB Nasional pada triwulan IV
sebesar -8,9 persen (YoY), dan lebih
tahun 2020.
rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan PDB Nasional yang Hampir serupa dengan subsektor
tumbuh sebesar -2,2 persen. Kondisi penyediaan akomodasi, subsektor

38
penyediaan makan minum juga seiring dengan masih rendahnya
mengalami perbaikan pada triwulan IV mobilitas masyarakat.
tahun 2020 dibandingkan dengan
Gambar 23. Pertumbuhan dan
triwulan sebelumnya. Namun,
Kontribusi Wilayah Pada Triwulan IV
pertumbuhannya masih terkontraksi
58,6
sebesar 5,9 persen (YoY). Subsektor Jawa -2,6
penyediaan makan minum 21,4
Sumatera
menyumbang PDB yang lebih tinggi, -2,2
atau 4 kali lipat dibandingkan dengan Kalimantan -2,8
7,9
PDB penyediaan akomodasi, yakni
Sulawesi 6,7
sebesar Rp83,3 triliun. -0,6

Bali Nusra 2,9


Ke depan, perbaikan pada subsektor -7,4

penyediaan akomodasi dan Maluku Papua 2,5


2,9
penyediaan makan minum, akan
didorong oleh pelonggaran Kontribusi Pertumbuhan

pembatasan mobilitas masyarakat


Sumber: Badan Pusat Statistik
seiring dengan penanganan pandemi
Covid-19, serta peningkatan Wilayah Maluku Papua tumbuh
penerapan standar kebersihan dan positif didorong oleh Provinsi
kesehatan. Digitalisasi juga menjadi Maluku Utara dan Papua.
salah satu peluang yang dimanfaatkan
khususnya oleh subsektor penyediaan Secara agregat, wilayah Maluku dan
makan minum dalam rangka Papua tumbuh lebih cepat
mempertahankan pasar. dibandingkan triwulan III tahun 2020.
Pada triwulan IV tahun 2020,
2.2 Produk Domestik pertumbuhan sebesar 2,9 persen
Regional Bruto (YoY), meningkat dari triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar
Pertumbuhan ekonomi di Maluku 1,9 persen (YoY). Pertumbuhan ini
Papua positif, sementara, wilayah lain didorong oleh provinsi Maluku Utara
tumbuh negatif pada triwulan IV tahun dan Papua yang tumbuh positif
2020. Kontraksi tertinggi di Bali Nusra masing-masing sebesar 9,5 persen
dan yang terendah di wilayah (YoY) dan 6,9 persen (YoY). Tingginya
Sulawesi. Provinsi yang tumbuh positif pertumbuhan di Maluku Utara dari sisi
yaitu Sulawesi Tengah, Maluku Utara, pengeluaran didorong oleh tingginya
dan Papua. Secara umum, sektor pertumbuhan ekspor (52,3 persen
transportasi dan pergudangan serta (YoY)), sementara dari sisi lapangan
akomodasi dan restoran di seluruh usaha didorong oleh pertumbuhan
wilayah masih mengalami kontraksi sektor pertambangan (45,2 persen,
YoY) dan industri pengolahan (65,6

39
persen (YoY). Peningkatan ini sejalan mengalami kontraksi sebesar 15,4
dengan peningkatan ekspor golongan persen (YoY), realisasi pengadaan
besi dan baja. Untuk Provinsi Papua, semen yang terkontraksi 7,8 persen
pertumbuhan didorong oleh ekspor (YoY) pada triwulan IV tahun 2020, dan
(51,2 persen, YoY) dan pertambangan terkontraksinya subsektor tanaman
(44,3 persen, YoY). Peningkatan ini pangan dan perikanan akibat
sejalan dengan peningkatan ekspor fenomena La Nina yang menyebabkan
golongan bijih tembaga dan curah hujan lebih tinggi dari biasanya.
konsentrat; peningkatan produksi
Sulawesi Tengah masih tumbuh
tambang bijih logam; dan peningkatan
positif, sementara kontraksi
produksi emas.
tertinggi di Sulawesi terjadi di
Sementara provinsi Maluku dan Papua Sulawesi Barat.
Barat terkontraksi masing-masing
sebesar -3,4 dan -5,2 persen (YoY). Secara agregat, pada triwulan IV tahun
Kontraksi pertumbuhan Maluku 2020 wilayah Sulawesi terkontraksi
disumbang oleh sektor perdagangan, sebesar 0,6 persen (YoY) sedikit lebih
transportasi dan pergudangan serta baik dari triwulan III tahun 2020 yang
administrasi pemerintahan yang terkontraksi sebesar 0,7 persen (YoY).
masing-masing terkontraksi sebesar Provinsi Sulawesi Tengah merupakan
7,7; 18,7; dan 4,0 persen (YoY). Kondisi satu-satunya provinsi di wilayah
tersebut sejalan dengan inflasi Maluku Sulawesi yang tumbuh positif pada
(gabungan Ambon dan Tual) yang triwulan IV tahun 2020 yaitu sebesar
rendah selama triwulan IV tahun 2020 4,4 persen (YoY). Sektor utama yaitu
yaitu 0,8; 0,7; dan 0,2 persen (YoY). industri dan pertambangan, tumbuh
Sementara pertanian yang memiliki positif masing-masing sebesar 25,2
kontribusi sebesar 24,5 persen dan 11,6 persen (YoY). Pertumbuhan
terhadap perekonomian Maluku, tersebut sejalan dengan data realisasi
tumbuh 1,3 persen (YoY). Sejalan ekspor luar negeri yang meningkat
dengan perkiraan awal BPS dengan sebesar 31,4 persen (YoY). Ekspor luar
menggunakan metode Kerangka negeri didominasi oleh golongan besi
Sampel Area (KSA) dimana terjadi dan baja dari nikel, bahan bakar
puncak panen pada bulan Desember mineral, dan kimia organik. Sementara,
2020. Kontraksi pertumbuhan di pertanian sebagai sektor utama lain
Papua Barat disumbang oleh sektor yang berkontribusi sebesar 20,4
pertambangan (-7,6 persen, YoY), persen terhadap perekonomian
pertanian (-7,1 persen, YoY), dan Sulawesi Tengah mengalami kontraksi
konstruksi (-16,3 persen, YoY). sejalan dengan data produksi padi
Kontraksi ini sejalan dengan Produksi berdasarkan KSA pada triwulan IV
LNG (Liquefied Natural Gas) Tangguh, tahun 2020 yang turun 0,56 persen
Kabupaten Teluk Bintuni yang (YoY).

40
Kontraksi terdalam terjadi di Sulawesi Di sisi lain, kontraksi yang terjadi di
Barat sebesar 7,5 persen (YoY). Provinsi Gorontalo semakin dalam
Kontraksi tertinggi terjadi pada sektor pada triwulan IV tahun 2020, sebesar
konstruksi yaitu sebesar 20,0 persen 3,6 persen (YoY), lebih dalam dari
(YoY) diikuti oleh administrasi triwulan III tahun 2020 yang tercatat
pemerintahan sebesar 19,4 persen kontraksi sebesar 0,1 persen (YoY).
(YoY) dan penyediaan akomodasi Tiga sektor utama di Gorontalo yaitu
makanan dan minuman sebesar 12,8 pertanian, perdagangan, dan
persen (YoY). Pertanian, yang konstruksi mengalami kontraksi
merupakan sektor utama, terkontraksi masing-masing sebesar 4,2 persen
sebesar 4,0 persen (YoY). Kontraksi di (YoY), 11,9 persen (YoY), dan 0,8
sektor konstruksi sejalan dengan persen (YoY). Penurunan sektor
realisasi pengadaan semen yang pertanian sejalan dengan penurunan
terkontraksi sebesar 18,7 persen (YoY) produksi jagung dan perikanan,
pada triwulan IV tahun 2020. sementara penurunan perdagangan
karena penurunan hasil pertanian,
Walaupun hampir semua provinsi di
kehutanan dan perikanan.
Sulawesi terkontraksi, ekonomi
Sulawesi Selatan tumbuh lebih baik Kontraksi di Kalimantan membaik.
dibandingkan provinsi lainnya
Wilayah Kalimantan secara agregat
meskipun terkontraksi sebesar 0,6
terkontraksi sebesar 2,8 persen (YoY)
persen (YoY). Rendahnya kontraksi di
pada triwulan IV tahun 2020, lebih baik
Sulawesi Selatan akibat adanya
dari triwulan III tahun 2020 yang
pertumbuhan yang cukup tinggi di
terkontraksi sebesar 4,6 persen (YoY).
beberapa sektor, yaitu jasa kesehatan
Provinsi Kalimantan Utara menjadi
(23,0 persen, YoY), infokom (10,8
provinsi yang mengalami kontraksi
persen, YoY), dan konstruksi (4,8
paling dalam yaitu sebesar 4,8 persen
persen, YoY). Tingginya pertumbuhan
(YoY). Kontraksi ini disebabkan oleh
sektor kesehatan terjadi akibat
kontraksi pada tiga sektor utama yaitu
peningkatan pasien rawat jalan dan
sektor pertambangan (-9,0 persen,
rawat inap selama tahun 2020.
YoY), pertanian (-2,5 persen, YoY) dan
Sedangkan kenaikan konstruksi
konstruksi (-3,5 persen, YoY). Sektor
sejalan dengan pembangunan
pertambangan terpengaruh oleh
bendungan, pembangunan perpipaan
permintaan batubara dari negara
air limbah, berbagai jaringan, jalan dan
tujuan ekspor yang masih belum pulih
irigasi, pekerjaan kapasitas bandar
sehingga produksi mengalami
udara pendukung, perluasan bandara
penurunan. Penurunan produksi kayu
Sultan Hasanuddin, serta Makassar
dan rumput laut menyebabkan
New Port.
kontraksi di sektor pertanian.
Sementara kontraksi di sektor

41
konstruksi sejalan dengan realisasi minuman serta transportasi masih
pengadaan semen pada triwulan IV terkontraksi masing-masing sebesar
tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 31,8 dan 40,0 persen (YoY). Sejalan
10,8 persen (YoY). dengan pembatalan sejumlah
wisatawan domestik yang berencana
Sementara itu, kontraksi terendah di
berkunjung ke Bali dengan adanya
Kalimantan dialami oleh Kalimantan
penerapan aturan Penerapan
Tengah yang terkontraksi 2,1 persen
Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(YoY) pada triwulan IV tahun 2020.
(PPKM) dan pembatalan booking
Sektor pertanian yang merupakan
transportasi angkutan udara, jasa Biro
sektor utama terkontraksi sebesar 2,8
Perjalanan Wisata/Agen Perjalanan
persen (YoY). Cuaca ekstrim dan
Wisata, hotel dan restoran, serta
pergeseran musim panen
tempat-tempat destinasi wisata. Selain
menyebabkan produksi tanaman
itu, sektor pertanian yang merupakan
pangan dan hortikultura menurun
sektor yang berkontribusi terbesar ke
sepanjang 2020. Sementara, sektor
dua tercatat kontraksi sebesar 0,5
industri yang memiliki kontribusi
persen (YoY) sejalan dengan adanya
terbesar kedua tumbuh 5,6 persen
fenomena La Nina yang menyebabkan
(YoY) seiring dengan kinerja industri
curah hujan lebih tinggi dari biasanya.
CPO yang tetap tumbuh meskipun
cenderung melambat selama tahun Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi
2020. Selain dua sektor tersebut, yang pertumbuhannya lebih baik
terdapat sektor pertambangan yang dibandingkan provinsi lainnya di
terkontraksi sebesar 29,6 persen (YoY) wilayah Bali dan Nusa Tenggara
akibat turunnya produksi batubara, dengan kontraksi sebesar 2,3 persen
sejalan dengan harga batubara yang (YoY) pada triwulan IV tahun 2020.
menurun drastis karena melemahnya Sektor yang mengalami kontraksi
permintaan pasar global. tinggi, yaitu jasa perusahaan (-49,9
persen, YoY), jasa lainnya (-23,1
Kontraksi wilayah Bali semakin
persen, YoY), serta penyediaan
dalam, diikuti Nusa Tenggara yang
akomodasi dan makan minum (-19,4
juga terkontraksi. persen, YoY). Hal ini sejalan dengan
Secara agregat, wilayah Bali dan Nusa jasa-jasa persewaan seperti persewaan
Tenggara terkontraksi sebesar 7,4 alat pesta mengalami penurunan,
persen (YoY) pada triwulan IV tahun mobilitas masyarakat ke tempat
2020. Kontraksi terbesar terjadi di hiburan dan rekreasi yang masih
Provinsi Bali, yaitu sebesar 12,2 persen rendah, serta penurunan tingkat
(YoY). Aktivitas pariwisata yang kunjungan wisatawan akibat upaya
memiliki kaitan erat dengan sektor pencegahan penyebaran Covid-19.
penyediaan akomodasi dan makanan Pertanian yang merupakan sektor
utama tumbuh sebesar 1,0 persen

42
(YoY) sejalan dengan kondisi tanaman menyebabkan tanaman banyak yang
pangan umumnya masih dalam tahap rusak. Berkurangnya produksi
persiapan lahan, musim panen komoditi pertanian menyebabkan
beberapa komoditas hortikultura dan perdagangan keluar daerah
perkebunan serta peningkatan ekspor berkurang.
komoditi perikanan. Sementara
Provinsi Banten menjadi Provinsi
administrasi pemerintah yang
yang terkontraksi paling dalam di
merupakan sektor yang berkontribusi
terbesar kedua tumbuh sebesar 1,7 Wilayah Jawa.
persen (YoY) sejalan dengan realisasi Secara agregat, pertumbuhan
belanja pegawai dan belanja barang ekonomi wilayah Jawa terkontraksi
modal baik APBN maupun APBD di sebesar 2,6 persen cukup membaik
Provinsi NTT mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya yang
dibanding triwulan sebelumnya. terkontraksi hingga 3,9 persen (YoY).
Provinsi Nusa Tenggara Barat Pada triwulan IV tahun 2020, semua
terkontraksi 3,0 persen (YoY). Di antara provinsi di Pulau Jawa mengalami
sektor utama pendukung ekonomi kontraksi. Provinsi Banten menjadi
NTB hanya sektor pertambangan yang provinsi yang terkontraksi paling
masih tumbuh positif sebesar 11,8 dalam, yakni terkontraksi sebesar 3,9
persen (YoY), sementara pertanian dan persen (YoY), diikuti oleh Provinsi Jawa
perdagangan mengalami kontraksi Tengah yang terkontraksi sebesar 3,3
masing-masing sebesar 3,0 dan 6,6 persen (YoY). Secara keseluruhan
persen (YoY). Peningkatan sektor semua provinsi di Pulau Jawa
pertambangan disebabkan oleh mengalami perbaikan ditandai dengan
peningkatan produksi konsentrat kontraksi yang tidak sedalam triwulan
khususnya konsentrat kering. Selain sebelumnya.
itu, mulai beroperasinya aktivitas Provinsi Banten terkontraksi sebesar
eksplorasi tambang emas dan 3,9 persen (YoY), cukup membaik dari
penggalian lain yang sebelumnya triwulan sebelumnya yang terkontraksi
tidak memperoleh izin pemerintah hingga 5,3 persen (YoY). Menurunnya
sejak bulan Agustus juga turut andil ekonomi Banten disebabkan oleh
dalam meningkatkan nilai tambah di terkontraksinya sektor-sektor utama
kategori ini. Sementara itu, penurunan seperti industri pengolahan (3,4
pertanian disebabkan karena persen, YoY), perdagangan (6,4
terlambatnya musim penghujan pada persen, YoY), dan konstruksi (4,5
tahun 2020 yang mengakibatkan persen, YoY), hal ini disebabkan oleh
musim panen tahun 2020 hanya pandemi Covid-19 yang masih
terjadi sebanyak dua kali (khususnya berlanjut walaupun sudah
jagung). Selain itu, banjir di beberapa menunjukkan perbaikan. Sementara
daerah pada akhir tahun 2020

43
itu, transportasi dan pergudangan terkontraksi hingga 17,5 persen (YoY),
masih menjadi sektor yang dan akomodasi terkontraksi 8,9 persen
terkontraksi paling dalam yakni (YoY) seiring dengan penurunan
terkontraksi sebesar 28,9 persen (YoY), permintaan dan aktivitas pariwisata
namun lebih baik dari triwulan serta penundaan beberapa proyek
sebelumnya hingga 35,8 persen (YoY). strategis pemerintah akibat pandemi
Sektor-sektor esensial tetap tumbuh Covid-19.
positif selama pandemi, seperti
Provinsi DKI Jakarta merupakan
pertanian yang tumbuh sebesar 2,0
provinsi dengan kontribusi terbesar di
persen (YoY), informasi dan
wilayah Jawa terkontraksi sebesar 2,1
komunikasi tumbuh sebesar 9,0
persen (YoY), membaik dari triwulan
persen (YoY), jasa kesehatan tumbuh
sebelumnya yang terkontraksi sebesar
sebesar 12,3 persen (YoY), dan jasa
3,9 persen (YoY). Beberapa sektor
keuangan tumbuh sebesar 2,9 persen
yang tumbuh positif yaitu informasi
(YoY).
dan komunikasi tumbuh sebesar 11,3
Provinsi DI Yogyakarta merupakan persen (YoY) didorong oleh
provinsi yang kontraksinya tidak meningkatnya jumlah pengguna
terlalu dalam dibanding dengan internet seiring dengan perpanjangan
provinsi-provinsi lainnya di pulau masa PSBB. Sementara itu, jasa
Jawa. Pertumbuhan ekonomi DIY pada kesehatan, jasa keuangan, real estat,
triwulan IV tahun 2020 terkontraksi dan pertanian tumbuh positif, masing-
sebesar 0,7 persen (YoY) membaik masing tumbuh sebesar 27,5 persen;
dibanding triwulan sebelumnya yang 5,5 persen; 1,5 persen; dan 0,2 persen
terkontraksi hingga 3,0 persen (YoY). (YoY). Sektor yang terkontraksi paling
Sektor-sektor yang masih tumbuh dalam adalah pengadaan listrik dan
positif diantaranya pertanian tumbuh gas yang terkontraksi hingga 16,9
hingga 15,2 persen (YoY) seiring persen (YoY) diikuti oleh sektor
dengan adanya pergeseran musim akomodasi dan makan minum yang
tanam padi, informasi dan komunikasi terkontraksi sebesar 15,4 persen (YoY).
tumbuh hingga 28,5 persen (YoY)
Kepulauan Riau mengalami
seiring dengan kebutuhan kuota
kontraksi terdalam di Wilayah
internet yang meningkat di masa
pandemi, jasa kesehatan juga tumbuh Sumatera, sementara kontraksi di
hingga 26,9 persen (YoY). Sementara Aceh, Sumatera Utara dan
itu, sektor-sektor utama masih Bengkulu memburuk.
terkontraksi akibat dampak pandemi
Perekonomian wilayah Sumatera pada
Covid-19 maupun seluruh kebijakan
triwulan IV tahun 2020 terkontraksi
penanganannya, seperti industri
sebesar 2,2 persen (YoY), cukup
pengolahan yang terkontraksi sebesar
membaik dari triwulan sebelumnya
3,3 persen (YoY), konstruksi

44
yang terkontraksi sebesar 2,3 persen Lebih lanjut, Provinsi Kepulauan Riau
(YoY). Kontraksi di wilayah Sumatera merupakan provinsi yang terkontraksi
terjadi menyeluruh di semua provinsi paling dalam di wilayah Sumatera,
dengan kontraksi yang paling dalam yakni terkontraksi sebesar 4,5 persen
terjadi di Provinsi Kepulauan Riau (YoY) disebabkan oleh menurunnya
sebesar 4,5 persen (YoY). Secara hampir semua sektor, kecuali industri
umum, provinsi di Wilayah Sumatera pengolahan, pengadaan air, infokom,
mengalami perbaikan dibanding dan administrasi pemerintahan.
triwulan sebelumnya, kecuali Provinsi Industri pengolahan tumbuh 6,5
Aceh, Sumatera Utara, dan Bengkulu persen (YoY) dengan kontribusi
yang pertumbuhannya terkontraksi sebesar 42,4 persen didorong oleh
lebih dalam dibanding triwulan naiknya nilai tambah bruto pada
sebelumnya. subsektor industri barang dari logam,
komputer, barang elektronik, optik
Provinsi Sumatera Utara yang
dan peralatan listrik yang mempunyai
merupakan provinsi dengan kontribusi
ontribusi terbesar pada kategori ini.
terbesar di wilayah Sumatera
Informasi dan komunikasi tumbuh
terkontraksi sebesar 2,9 persen (YoY),
positif hingga 23,8 persen (YoY),
melambat dari triwulan sebelumnya
pengadaan air tumbuh sebesar 7,7
yang terkontraksi sebesar 2,6 persen
persen (YoY), dan administrasi
(YoY). Perlambatan ini didorong oleh
pemerintahan tumbuh sebesar 11,8
melambatnya sektor-sektor utama
persen (YoY). Sementara itu, kontraksi
seperti pertanian yang terkontraksi
terdalam masih terjadi di sektor-sektor
sebesar 0,2 persen (YoY), industri
jasa. Jasa lainnya terkontraksi hingga
pengolahan tekontraksi sebesar 1,5
66,9 persen (YoY), Transportasi dan
persen (YoY), dan perdagangan
pergudangan terkontraksi hingga 40,8
terkontraksi sebesar 4,3 persen (YoY).
persen (YoY), akomodasi terkontraksi
Sektor transportasi dan akomodasi
hingga 40,3 persen (YoY), dan jasa
masih menjadi sektor yang
perusahaan terkontraksi hingga 33,7
terkontraksi paling dalam masing-
persen (YoY).
masing terkontraksi sebesar 16,9
persen (YoY) dan 14,8 persen (YoY). Provinsi Jambi dan Kepulauan Bangka
Sektor-sektor yang masih tumbuh Belitung terkontraksi 1,0 persen (YoY).
positif diantaranya informasi dan Provinsi Jambi mengalami
komunikasi tumbuh sebesar 4,7 perlambatan dari triwulan sebelumnya
persen (YoY), pengadaan air tumbuh yang hanya terkontraksi sebesar 0,9
sebesar 3,6 persen (YoY), jasa persen (YoY) sementara Provinsi
keuangan tumbuh sebesar 2,1 persen Kepulauan Bangka Belitung jauh
(YoY), dan real estate tumbuh sebesar membaik dari triwulan sebelumnya
0,5 persen (YoY). yang terkontraksi hingga 4,4 persen
(YoY). Perbaikan ekonomi Kepulauan

45
Babel oleh peningkatan kinerja sektor
utama yaitu pertanian (20,5 persen)
yang tumbuh hingga 14,4 persen (YoY)
seiring dengan peningkatan harga-
harga komoditas utama Provinsi
Kepulauan Babel, seperti kelapa sawit
dan lada. Sementara itu, jasa
pendidikan merupakan sektor yang
terkontraksi paling dalam, yaitu
terkontraksi sebesar 18,9 persen (YoY)
diikuti oleh sektor transportasi dan
pergudangan yang terkontraksi
sebesar 13,1 persen (YoY).

46
Tabel 18. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Tahun 2015 – Triwulan IV/2020 (persen, YoY)
2015 2016 2017 2018 2019 2020:1 2020:2 2020:3 2020:4
Sumatera 3,5 4,3 4,3 4,5 4,6 3,0 -3,2 -2,3 -2,2
Aceh -0,7 3,3 4,2 4,6 4,1 3,4 -1,6 -0,1 -3,0
Sumut 5,1 5,2 5,1 5,2 5,2 4,2 -2,8 -2,6 -2,9
Sumbar 5,5 5,3 5,3 5,1 5,0 3,9 -4,9 -2,9 -2,2
Riau 0,2 2,2 2,7 2,4 2,8 2,1 -3,3 -1,7 -1,5
Jambi 4,2 4,4 4,6 4,7 4,4 2,0 -1,9 -0,9 -1,0
Sumsel 4,4 5,0 5,5 6,0 5,7 4,0 -1,6 -1,4 -1,2
Bengkulu 5,1 5,3 5,0 5,0 4,9 3,6 -0,7 -0,5 -2,4
Lampung 5,1 5,1 5,2 5,2 5,3 1,7 -3,6 -2,4 -2,3
Kep. Babel 4,1 4,1 4,5 4,4 3,3 1,4 -5,0 -4,4 -1,0
Kep. Riau 6,0 5,0 2,0 4,5 4,8 2,0 -6,8 -5,8 -4,5
Jawa 5,5 5,6 5,6 5,7 5,5 3,4 -6,7 -3,9 -2,6
DKI Jakarta 5,9 5,9 6,2 6,1 5,8 5,0 -8,3 -3,9 -2,1
Jabar 5,0 5,7 5,3 5,7 5,1 2,8 -5,9 -4,0 -2,4
Jateng 5,5 5,2 5,3 5,3 5,4 2,6 -5,9 -3,8 -3,3
DI Yogyakarta 5,0 5,0 5,3 6,2 6,6 -0,3 -6,9 -3,0 -0,7
Jatim 5,4 5,6 5,5 5,5 5,5 2,9 -6,0 -3,6 -2,6
Banten 5,4 5,3 5,7 5,8 5,3 3,2 -7,3 -5,3 -3,9
Bali Nusra 10,4 5,9 3,7 2,7 5,0 0,9 -6,3 -6,8 -7,4
Bali 6,0 6,3 5,6 6,3 5,6 -1,2 -11,1 -12,3 -12,2
NTB 21,8 5,8 0,1 -4,5 3,9 3,0 -1,3 -1,0 -3,0
NTT 4,9 5,1 5,1 5,1 5,2 3,0 -2,0 -1,8 -2,3
Kalimantan 1,4 2,0 4,3 3,8 5,0 2,3 -4,3 -4,2 -2,8
Kalbar 4,9 5,2 5,2 5,1 5,1 2,8 -3,5 -4,3 -2,2
Kalteng 7,0 6,3 6,7 5,6 6,1 2,9 -3,2 -3,1 -2,1
Kalsel 3,8 4,4 5,3 5,1 4,1 4,1 -2,9 -4,9 -2,9
Kaltim -1,2 -0,4 3,1 2,6 4,7 1,4 -5,4 -4,5 -2,8
Kaltara 3,4 3,6 6,8 5,4 6,9 4,6 -2,6 -1,4 -4,8
Sulawesi 8,2 7,4 7,0 8,9 7,0 4,4 -1,9 -0,7 -0,6
Sulut 6,1 6,2 6,3 6,0 5,6 4,4 -3,8 -1,8 -2,2
Sulteng 15,5 9,9 7,1 20,6 8,8 7,9 4,5 2,8 4,4
Sulsel 7,2 7,4 7,2 7,0 6,9 3,0 -3,9 -1,1 -0,6
Sultra 6,9 6,5 6,8 6,4 6,5 4,5 -2,6 -1,9 -2,2
Gorontalo 6,2 6,5 6,7 6,5 6,4 4,0 -0,3 -0,1 -3,6
Sulbar 7,3 6,0 6,6 6,3 5,7 4,9 -0,8 -5,3 -7,5
Maluku Papua 6,3 7,4 4,9 7,0 -7,4 2,8 2,1 -1,9 2,9
Maluku 5,5 5,7 5,8 5,9 5,4 3,7 -1,1 -2,6 -3,4
Maluku Utara 6,1 5,8 7,7 7,9 6,1 3,5 -0,2 6,7 9,5
Papua Barat 4,2 4,5 4,0 6,3 2,7 5,3 0,7 -3,2 -5,2
Papua 7,3 9,1 4,6 7,3 -15,7 1,4 4,1 -2,8 6,9
NASIONAL 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 2,97 -5,32 -3,49 -2,19
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

47
2.3 Fiskal yang luar biasa, capaian penerimaan
pajak ini dapat dikatakan cukup
Pendapatan negara masih positif, dengan realisasi mencapai
mengalami penurunan secara YoY, sebesar 89,3 persen dari target tahun
sementara belanja negara serta 2020 sebesar Rp1.198,8 triliun.
pembiayaan meningkat.
Selanjutnya, penerimaan pada dua
Realisasi Pendapatan Negara dan kelompok pajak mampu melampaui
Hibah hingga akhir Desember 2020 target yang ditetapkan, yakni PPh
mencapai Rp1.633,6 triliun atau 96,1 Migas (realisasi 104,1 persen) dan PBB
persen dari target pada APBN-Perpres Sektor P3 (realisasi 155,9 persen).
72/2020. Capaian Pendapatan Negara Membaiknya kinerja PPh Migas tidak
tersebut turun 16,7 persen dari lepas dari kembali membaiknya harga
periode yang sama tahun sebelumnya. minyak dunia pada triwulan III dan IV
tahun 2020 setelah sempat mengalami
Tabel 19. Realisasi Komponen
Pendapatan Negara dan Hibah
tekanan yang cukup dalam pada bulan
Realisasi April. Bahkan harga minyak mentah
Pendapatan Growth
(triliun Rp) West Texas Intermediate (WTI) sempat
Negara dan (2019-
Hibah
Desember Desember
2020) mencatat harga minyak negatif
2019 2020
pertama kalinya dalam sejarah.
Pendapatan 1.332,7 1.070,0 -19,7
Dalam Demikian pula PBB Sektor P3 yang
Negeri kinerjanya ditopang oleh jenis pajak
Penerimaan 213,5 212,8 -0,3 PBB Pertambangan Minyak dan Gas
Perpajakan
Bumi sebagai kontributor utama.
PNBP 409,0 338,5 -17,2
Secara lebih rinci, penerimaan PPh
Hibah 5,5 12,3 123,7
Nonmigas secara nominal masih
Total 1.960,6 1.633,6 -16,7
ditopang oleh penerimaan PPh 25/29
Sumber: Kementerian Keuangan
Badan, PPh 21, dan PPh Final. Dari sisi
Sampai dengan akhir tahun 2020, pertumbuhannya, PPh Nonmigas
penerimaan pajak yang masuk ke Kas tumbuh negatif 21,38 persen (YoY).
Negara sebesar Rp1.070,0 triliun. Pertumbuhan beberapa komponen
Dampak pandemi Covid-19 serta penerimaan PPh Nonmigas
pemberian insentif perpajakan menunjukkan masih mengalami
memberikan tekanan yang cukup kontraksi, namun komponen
signifikan terhadap penerimaan pajak. penerimaan PPh 26 dan PPh 25/29 OP
Dibandingkan penerimaan tahun lalu, pertumbuhannya masih positif yaitu
penerimaan pajak terkontraksi 19,7 sebesar 15,9 persen (YoY) dan 3,2
persen (YoY). Pemanfaatan insentif persen (YoY). Lebih lanjut, realisasi
perpajakan sendiri berkontribusi 22,1 penerimaan Pajak dari PPN/PPnBM
persen terhadap penurunan secara nominal ditopang utamanya
penerimaan ini. Mengingat kondisi oleh penerimaan PPN, khususnya PPN

48
Dalam Negeri (PPN DN). Secara kepabeanan yang meliputi bea masuk
kumulatif PPN/PPnBM tumbuh negatif dan bea keluar dapat disampaikan
15,7 persen (YoY). Pertumbuhan sebagai berikut. Bea masuk
penerimaan Pajak yang masih mengalami penurunan sebesar 13,9
terkontraksi tersebut menunjukkan persen dan bea keluar meningkat 20,2
masih adanya tekanan terhadap persen dibandingkan periode yang
kinerja perekonomian Indonesia sama tahun sebelumnya. Secara
akibat dampak Covid-19 yang keseluruhan, penerimaan dari
menyebabkan terjadi perlambatan kepabeanan dan cukai turun sebesar
ekonomi yang terjadi sepanjang tahun 0,3 persen dari target APBN-Perpres
2020. 72/2020.

Tabel 20. Realisasi Komponen Di tengah penurunan perekonomian


Penerimaan Perpajakan global, PNBP pada tahun 2020 masih
Realisasi
Growth menunjukkan kinerja yang positif
Penerimaan (triliun Rp)
Perpajakan Desember Desember
(2019- dalam menopang pendapatan negara.
2020)
2019 2020 Realisasi sementara penerimaan PNBP
Pajak 772,3 593,9 -23,1 sampai dengan tanggal 31 Desember
Penghasilan
2020 mencapai Rp338,5 triliun.
PPh 713,1 560,7 -21,4
Nonmigas Capaian ini melampaui target sebesar
PPh Migas 59,2 33,2 -43,9 Rp44,39 trilun dari yang ditetapkan
PPn dan PPnBM 531,6 448,4 -15,7 dalam APBN-Perpres 72/2020 sebesar
PBB (Sektor P3) 21,1 21,0 -0,91 Rp294,1 triliun (tercapai 115,1 persen).
Pajak Lainnya 7,7 6,8 -11,7 Namun, capaian ini mengalami
Bea Masuk 37,5 32,3 -14,0
172,4 176,3 2,3 penurunan sebesar 17,2 persen
Cukai
Bea keluar 3,5 4,2 19,5 apabila dibandingkan dengan
Total 1.546,1 1.282,8 penerimaan pada periode yang sama
Sumber: Kementerian Keuangan tahun 2019 yang mencapai Rp409,0
triliun. Realisasi sementara tahun 2020
Selanjutnya, Pajak Bumi dan Bangunan juga menunjukkan terjadi penurunan
(PBB) dan pajak lainnya juga porsi PNBP terhadap Pendapatan
mengalami perlambatan masing- Negara dari 20,9 persen pada tahun
masing sebesar 0,9 persen dan 11,7 2019 menjadi sebesar 20,7 persen
persen dibandingkan periode yang pada tahun 2020.
sama tahun sebelumnya.
Belum normalnya aktivitas ekonomi
Realisasi positif tampak pada kinerja global dan domestik, baik dari sisi
penerimaan cukai yang pada akhir penawaran maupun permintaan
Desember 2020 mencapai Rp176,3 mengakibatkan kontraksi pada
triliun atau tumbuh 2,3 persen. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA),
Sementara itu kinerja penerimaan Pendapatan Kekayaan Negara yang

49
Dipisahkan, dan PNBP Lainnya. Pada pandemic Covid-19. Selain itu, adanya
Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), kebijakan holding bidang asuransi
realisasi sampai dengan tanggal 31 juga berdampak terhadap tidak
Desember 2020 mencapai Rp97,8 tercapainya setoran dividen BUMN
triliun atau 123,7 persen dari target bidang Keuangan nonbank.
dalam APBN-Perpres 72/2020. Namun
Tabel 21. Realisasi Komponen PNBP
demikian, realisasi ini mengalami
TA 2020
penurunan sebesar 36,8 persen (YoY) (triliun Rp) Growth
dibandingkan dengan realisasi pada Komponen PNBP APBN Realisasi YoY
Perpres s.d. 31 (%)
periode yang sama tahun 2019.
72/2020 Desember
Penerimaan SDA tersebut terdiri dari PNBP 294,1 338,5 -17,2
realisasi Penerimaan SDA Migas Penerimaan SDA 79,1 97,8 -36,8
sebesar Rp69,7 triliun yang mengalami Pendapatan KND 65,0 66,1 -18,1

kontraksi sebesar 42,4 persen (YoY), PNBP Lainnya 100,1 110,4 -11,3
Pendapatan BLU 50,0 64,2 31,4
dan realisasi Penerimaan SDA
Nonmigas sebesar Rp28,1 triliun yang Sumber: Kementerian Keuangan
juga mengalami kontraksi sebesar 16,8
Dari sisi Belanja negara, hingga
persen.
triwulan IV tahun 2020, belanja negara
Sementara itu, realisasi penerimaan menunjukkan peningkatan. Sampai
dari Kekayaan Negara Dipisahkan akhir Desember 2020, realisasi Belanja
(KND) sampai dengan tanggal 31 Negara mencapai Rp2.589,9 triliun
Desember 2020 mencapai Rp66,1 yang terdiri dari Belanja Pemerintah
triliun. Realisasi ini telah melampaui Pusat (BPP) yang mencapai Rp1.827,4
target sebesar 101,7 persen dalam triliun dan Transfer ke Daerah dan
APBN-Perpres 72/2020 yang Dana Desa (TKDD) yang mencapai
ditetapkan sebesar Rp65,0 triliun. Rp762,5 triliun. Dari sisi BPP, terjadi
Namun, realisasi ini mengalami peningkatan sebesar 22,1 persen
penurunan sebesar 18,1 persen dibandingkan dengan periode yang
terhadap realisasi pada periode yang sama pada tahun 2019. Peningkatan
sama tahun 2019 yang mencapai penyerapan BPP dipengaruhi oleh
Rp80,7 triliun. Hal ini disebabkan pertumbuhan belanja Kementerian/
karena adanya penurunan pendapatan Lembaga (K/L) yang tumbuh 20,8
dari sisa surplus Bank Indonesia pada persen (YoY) dan belanja non-K/L
tahun 2020 dan turunnya setoran yang tumbuh 24,0 persen (YoY).
dividen BUMN (akibat dampak
Realisasi sementara Belanja K/L tahun
pandemi Covid-19). Tidak tercapainya
2020 mencapai Rp1.055,0 triliun dan
target yang harus dipenuhi beberapa
mengalami pertumbuhan sebesar 20,8
BUMN disebabkan antara lain karena
persen (YoY). Pertumbuhan belanja
kebijakan untuk menambah porsi laba
K/L ini dipengaruhi oleh peningkatan
ditahan sebagai antisipasi dampak

50
realisasi pada seluruh komponen bantuan sosial tunai di wilayah non-
belanja K/L, kecuali belanja pegawai. Jabodetabek, penyaluran bansos
beras dan bantuan sosial tunai
Gambar 24. Perkembangan Komponen
penerima Program Kartu Sembako
Belanja Negara
non penerima PKH, serta program
bansos regular seperti pembayaran
Belanja Pemerintah
91,7
92,5
%APBN
premi iuran JKN, penyaluran bantuan
KIP Kuliah, penyaluran bantuan PIP
%APBN Perpres 72
Pusat
bagi siswa kurang mampu
Desember 2019 Desember 2020
Sementara itu, Belanja pegawai K/L
Transfer Ke Daerah 98,1
99,8
%APBN
terealisasi sebesar Rp244,6 triliun,
dan Dana Desa
turun 1,8 persen dibanding tahun
%APBN
Perpres 72

sebelumnya. Penurunan belanja


Sumber: Kementerian Keuangan
pegawai K/L dibanding tahun
Realisasi Bantuan Sosial sampai sebelumnya sejalan dengan upaya
dengan 31 Desember 2020 mencapai pengendalian belanja pegawai untuk
Rp205,1 triliun atau sekitar 120,1 mendukung penanganan Covid-19
persen dari pagu APBN-Perpres dengan tetap menjaga daya beli
72/2020. Realisasi bansos tersebut aparatur pemerintah. Kebijakan yang
tumbuh 82,3 persen (YoY) dari periode diambil adalah pemberian THR dan
yang sama tahun sebelumnya Gaji ke-13 yang tidak termasuk
terutama karena didorong adanya komponen tunjangan kinerja. Di sisi
perluasan penyaluran bantuan sosial lain, realisasi belanja pegawai Non-K/L
agar dapat maksimal dalam pada triwulan IV tahun 2020 mencapai
memberikan perlindungan kepada Rp135,6 triliun, dimana kondisi
masyarakat terdampak pandemi tersebut meningkat 6,8 persen
Covid-19. Peningkatan realisasi dibandingkan dengan periode yang
bantuan sosial sampai dengan 31 sama pada tahun sebelumnya.
Desember 2020 tersebut juga terlihat Meningkatnya belanja pegawai non
pada tumbuhnya serapan K/L yang K/L tersebut ditengarai akibat
melaksanakan bansos. meningkatnya realisasi belanja
jaminan kesehatan untuk PNS/PNS
Meningkatnya serapan bansos pada Daerah, TNI dan POLRI pada tahun
beberapa kementerian tersebut 2020 akibat pandemi Covid-19.
dipengaruhi oleh pelaksanaan
program-program bansos yang Realisasi Belanja Barang sampai
mendukung PEN, seperti penyaluran dengan 31 Desember 2020 mencapai
bantuan PKH, bantuan program Kartu Rp416,5 triliun, meningkat 24,7 persen
Sembako, penyaluran bantuan sosial (YoY). Peningkatan tersebut antara
sembako Jabodetabek, penyaluran lain disebabkan oleh penyaluran pada

51
program-program yang mendukung subsidi non-energi sebesar Rp87,4
penanganan dampak pandemi Covid- triliun, antara lain untuk Subsidi
19 dan pemulihan ekonomi nasional, Pupuk, PSO, Subsidi Bunga Kredit
seperti pembayaran bantuan UMKM, Program, dan Subsidi Pajak. Realisasi
pembayaran bantuan upah/gaji, dan Subsidi tahun 2020 sangat
di sektor kesehatan (antara lain dipengaruhi oleh realisasi ICP, CP
penbayaran insentif dan pembayaran Aramco, nilai tukar, dan volume
santunan bagi tenaga kesehatan, konsumsi/penyaluran barang
penggantian klaim RS rujukan, serta bersubsidi. Selain itu, juga dipengaruhi
pengadaan alat/sarpras kesehatan). oleh kebijakan subsidi tetap solar
Selain itu, terdapat faktor lain yang sebesar Rp1.000/liter (pada tahun
mendukung percepatan realisasi 2019 Rp2.000/liter).
belanja barang, yaitu realisasi yang
Tabel 22. Realisasi Komponen Belanja
cukup signifikan pembayaran selisih
Pemerintah Pusat
harga biodiesel BLU Kelapa Sawit.
Realisasi 2020
Belanja APBN
Realisasi Belanja Non-K/L hingga 31 Pemerintah Perpres Desember
Growth
Pusat 72/2020* YoY
Desember 2020 mencapai Rp772,3 2020*
(%)
triliun, naik 24,0 persen dibandingkan
Belanja K/L 836,4 1.055,0 20,8
realisasi pada periode yang sama
Belanja Pegawai 256,6 244,6 -1,8
tahun 2019, yang digunakan antara
Belanja Barang 271,7 416,5 24,7
lain untuk pembayaran bunga utang,
Belanja Modal 137,4 188,8 6,2
subsidi, dan belanja lain-lain. Realisasi
Bantuan Sosial 170,7 205,1 82,3
Pembayaran Bunga Utang sampai
dengan 31 Desember 2020 mencapai Belanja Non K/L 1138,9 772,3 24,0

sebesar Rp314,1 triliun, naik 14,0 Belanja Pegawai 147,1 135,6 6,8

persen (YoY), sejalan dengan a.l. Subsidi 192,0 196,2 -2,8


tambahan penerbitan utang yang Belanja Lain-lain 450,6 119,2 919,2
dilakukan untuk menutup Total (neto) 1975,2 1.827,4 22,1
peningkatan defisit APBN 2020 dan Sumber: Kementerian Keuangan
peningkatan pengeluaran *dalam triliun Rp
pembiayaan.
Realisasi sementara TKDD sampai
Sementara itu, realisasi subsidi sampai dengan Desember 2020 mencapai
dengan 31 Desember 2020 turun sebesar Rp762,5 triliun atau 99,8
sebesar 2,8 persen (YoY), dengan persen dari Pagu APBN-Perpres
realisasi mencapai Rp196,2 triliun, 72/2020. Realisasi tersebut lebih
yang terdiri dari: (a) subsidi energi rendah Rp50,4 triliun atau 6,2 persen
sebesar Rp108,8 triliun, mencakup (YoY). Lebih rendahnya realisasi TKDD
subsidi BBM dan LPG serta subsidi tahun 2020 sejalan dengan pagu
listrik termasuk diskon listrik; dan (b) anggaran yang juga turun karena

52
adanya refocussing untuk Penanganan Bantuan Pendanaan Kelurahan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi sebesar Rp2.773,0 miliar yang telah
Nasional. disalurkan tahap I kepada 399 daerah
dan tahap II kepada 370 daerah serta
Dana Alokasi Umum (DAU) hingga 31
DAU Tambahan Bantuan Penyetaraan
Desember 2020 telah disalurkan
Siltap Kepala Desa dan Perangkat
sebesar Rp381,6 triliun atau 99,3
Desa sebesar Rp1.075,5 miliar yang
persen dari pagu APBN Perpres
telah disalurkan tahap I kepada 65
72/2020, yang terdiri atas DAU
daerah dan tahap II kepada 59 daerah
Formula sebesar Rp377,8 triliun dan
penerima alokasi.
DAU Tambahan sebesar Rp3,9 triliun.
Angka tersebut memperlihatkan Realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil
adanya penurunan sebesar 9,3 persen (DBH) sampai dengan akhir Desember
(YoY) yang disebabkan oleh 2020 mencapai sebesar Rp93,9 triliun
perubahan alokasi DAU Formula TA atau 108,7 persen dari pagu APBN-
2020 dalam Perpres 72/2020 atau Perpres 72/2020. Realisasi ini terdiri
turun sebesar 8,9 persen dari alokasi atas penyaluran DBH TA 2020 sebesar
DAU Formula TA 2019. Hal ini Rp54,3 triliun dan penyaluran Kurang
disebabkan adanya penyesuaian Bayar (KB) DBH sebesar Rp39,6 triliun,
dengan penurunan Pendapatan mengalami penurunan sebesar 9,7
Dalam Negeri Neto dalam APBN TA persen (YoY). Capaian tersebut sejalan
2020 dan adanya DAU Tambahan yang dengan turunnya pagu DBH akibat
tidak dapat diserap karena ada penyesuaian proyeksi pendapatan
Pemerintah Daerah yang tidak negara.
memenuhi persyaratan penyaluran
Selanjutnya terkait Dana Alokasi
sesuai PMK Nomor 8/ PMK.07/2020
Khusus, sampai dengan akhir
tentang Tata Cara Penyaluran DAU
Desember 2020, realisasi DAK
Tambahan TA 2020.
mencapai Rp176,6 triliun. Realisasi
Realisasi DAU Formula dipengaruhi tersebut terdiri dari Dana Alokasi
oleh relaksasi penyaluran DAU bulan Khusus (DAK) Fisik dan DAK Non Fisik.
Desember terhadap daerah yang Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK)
belum memenuhi ketentuan Fisik sampai dengan 31 Desember
persyaratan penyaluran sesuai dengan 2020 sebesar Rp50,2 triliun atau 93,3
amanat PMK Nomor 101/ persen dari pagu alokasi, naik secara
PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan persentase realisasi dibanding tahun
Penggunaan TKDD TA 2020 untuk 2019 yang sebesar 92,6 persen. Hal ini
Mendukung Penanganan Pandemi disebabkan oleh adanya percepatan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi penyaluran DAK Fisik sebagaimana
Nasional. Sementara itu, realisasi DAU diatur dalam PMK No.
Tambahan terdiri atas DAU Tambahan 101/PMK.07/2020. Beberapa output

53
DAK Fisik tahun 2020 di antaranya 5,0 persen (YoY). Kenaikan tersebut
adalah 54 paket pembangunan utamanya disebabkan oleh tingkat
puskesmas baru, 1,7 juta paket kepatuhan Pemerintah Daerah yang
pengadaan bahan habis pakai/obat, semakin baik dalam menyampaikan
pengadaan 2.334 unit alat bantu bagi laporan sebagai syarat penyaluran
anak, lansia, dan penyandang melalui aplikasi DAK Non Fisik.
disabilitas, dan rehabilitasi 15.959 Beberapa output DAK Non Fisik tahun
hektar jaringan irigasi. 2020 di antaranya pemberian Bantuan
Operasional Sekolah untuk 44,2 juta
Di sisi lain, penyaluran DAK Non Fisik
siswa pada 216,5 ribu sekolah,
hingga akhir Desember 2020 telah
pembayaran Tunjangan Profesi Guru
terealisasi sebesar Rp126,4 triliun atau
bagi 1,15 juta guru, serta Bantuan
98,2 persen dari pagu APBN-Perpres
Operasional Kesehatan bagi 9.298
72/2020, mengalami kenaikan sebesar
puskesmas.

Tabel 23. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa


Desember 2019 Desember 2020

Keterangan % APBN
Nominal Nominal
% APBN Perpres
(triliun Rupiah) (triliun Rupiah)
72/2020
Transfer Ke Daerah 741,5 98,0 691,4 99,8
Dana Perimbangan 709,6 97,9 652,1 99,8
Dana Bagi Hasil 104,0 97,8 93,9 108,7
Dana Alokasi 421,0 100,7 381,6 99,3
Umum
Dana Transfer 184,7 92,2 176,6 96,7
Khusus
Dana Otonomi 22,2 100,0 20,9 100,0
Khusus dan
Penyeimbang
Dana Insentif 9,7 96,9 18,5 99,8
Daerah
Dana Desa 69,8 99,7 71,1 99,9

Total 811,3 98,1 762,5 99,8


Sumber: Kementerian Keuangan

Penyaluran Dana Desa hingga akhir periode yang sama tahun 2019 yaitu
Desember 2020 terealisasi sebesar sebesar 98,9 persen dari pagu alokasi.
Rp71,1 triliun atau 99,9 persen dari Perbaikan tersebut tak lepas dari
pagu APBN-Perpres 72/2020. Jumlah upaya yang dilakukan Pemerintah
tersebut menunjukkan adanya dengan mengubah kebijakan
perbaikan dibandingkan dengan penyaluran Dana Desa melalui
penyaluran Dana Desa yang telah penyederhanaan proses penyaluran
diterima Rekening Kas Desa (RKD) di Dana Desa. Pada tahun 2020,

54
penyaluran Dana Desa dilaksanakan dari sisi pembiayaan anggaran,
oleh KPPN melalui mekanisme realisasi hingga Desember 2020
pemindahbukuan Dana Desa dari mencapai sebesar Rp1.190,9 triliun.
Rekening Kas Umum Negara (RKUN)
Dengan kondisi defisit anggaran
ke Rekening Kas Umum Daerah
tersebut, posisi utang Pemerintah per
(RKUD) dan pemindahbukuan dari
akhir Desember 2020 sebesar
RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD)
Rp6.074,6 triliun, dengan rasio utang
pada waktu yang bersamaan,
pemerintah terhadap PDB sebesar
sehingga Dana Desa lebih cepat
38,7 persen. Secara nominal, posisi
diterima oleh desa dan nilainya lebih
utang Pemerintah Pusat mengalami
tinggi dibanding tahun sebelumnya
peningkatan dibandingkan dengan
dalam periode yang sama.
periode yang sama tahun lalu, hal ini
Gambar 25. Perkembangan Realisasi disebabkan oleh peningkatan
Defisit APBN kebutuhan pembiayaan untuk
Desember 2019 Desember 2020
menangani masalah kesehatan dan
0
-50
-100
-150
-200 -348,7 pemulihan ekonomi nasional.
-250
-300
-350
-400 2
-450
-500
-550
-600 -956,3 Selanjutnya terkait dengan
-650
-700
-750
-800
-850
-900 -3 pembiayaan anggaran, secara neto
-950
-1000
-1050
-1100
-1150 -2,2 telah mencapai Rp1.190,9 triliun atau
-1200
-1250
-1300
-1350
-1400 114,6 persen dari pagu APBN-Perpres
-1450
-1500 -6,1 -8
-1550
-1600
-1650 72/2020 yang artinya meningkat
-1700
-1750
-1800
-1850
-1900 sebesar 196,2 persen dibandingkan
-1950
-2000 -13
Rp Triliun %PDB periode yang sama pada tahun
sebelumnya. Realisasi pembiayaan
Sumber: Kementerian Keuangan
anggaran tersebut utamanya
Berdasarkan capaian Pendapatan dan bersumber dari pembiayaan utang
Belanja Negara, hingga akhir yang mencapai Rp1.226,8 triliun,
Desember 2020, defisit anggaran terdiri dari Surat Berharga Negara
mencapai Rp956,3 triliun atau sekitar (neto) sebesar Rp1.177,2 triliun dan
6,1 persen terhadap PDB. Besaran Pinjaman (neto) sebesar Rp49,7 triliun.
defisit ini jauh lebih tinggi Di dalam realisasi pembiayaan utang
dibandingkan dengan periode yang tersebut termasuk total pembelian
sama tahun 2019 yang mencapai SBN oleh BI sesuai SKB I sebesar
sebesar 2,2 persen PDB. Sementara itu Rp75,9 triliun (SBSN Rp33,8 triliun dan
posisi keseimbangan primer pada SUN Rp42,1 triliun) dan pembiayaan
Desember 2020 berada pada posisi Public Goods sesuai SKB II juga
negatif Rp642,2 triliun dari yang terpenuhi 100 persen sebesar Rp397,6
sebelumnya negatif Rp73,1 triliun triliun.
pada Desember 2019. Sementara itu,

55
Gambar 26. Perkembangan Utang Sementara itu, dalam rangka
Pemerintah Pusat penanganan Covid-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah
38,7
40,00
telah menganggarkan sebesar
6000 Rp695,2 triliun yang terbagi ke dalam
30,0 29,9
35,00 beberapa klaster, yaitu kesehatan,
28,3 29,5

(persen PDB)
6.074,6 perlindungan sosial, insentif usaha,
(triliun Rp)

5000
30,00
UMKM, pembiayaan korporasi, dan
4.756,1
4000
4.418,3 25,00 sektoral K/L dan Pemda. Sampai
4.010,3 dengan 31 Desember 2020, realisasi
3000 3.515,5
program penanganan Covid-19 dan
20,00

2000 15,00 PEN menunjukkan tren positif yaitu


2016 2018 Desember mencapai Rp579,8 triliun atau 83,4
2020
Utang Pemerintah Pusat persen dari pagu, dan telah meningkat
Rasio utang (%PDB) dibandingkan realisasi pada Oktober
Sumber: Kementerian Keuangan 2020 yang sebesar Rp363,7 triliun
serta pada bulan November 2020 yang
Di sisi lain, pemerintah juga telah
mencapai Rp436,3 triliun. Rincian
merealisasi pengeluaran pembiayaan
realisasi tersebut mencakup klaster
investasi sebesar Rp104,7 triliun yang
kesehatan sebesar Rp63,51 triliun,
juga sebagai bagian dari upaya
perlindungan sosial sebesar Rp220,4
percepatan pemulihan ekonomi
triliun, sektoral K/L dan Pemda sebesar
nasional. Dalam memenuhi kebutuhan
Rp66,6 triliun, insentif usaha sebesar
pembiayaan anggaran yang cukup
Rp56,1 triliun, anggaran dukungan
besar untuk mengatasi dampak
UMKM Rp112,4 triliun, serta anggaran
pandemi Covid-19, Pemerintah
pembiayaan korporasi sebesar Rp60,7
senantiasa memperhatikan aspek
triliun.
kehati-hatian (prudent) dan akuntabel
serta menjaga risiko tetap terkendali. Secara umum, tren positif realisasi
program PEN didukung oleh berbagai
Tabel 24. Perkembangan Komponen
upaya akselerasi, diantaranya
Pembiayaan
Desember 2019 Desember 2020
percepatan belanja penanganan
Jenis Nominal
%
Nominal
%
Covid-19, percepatan program PEN
Pembiayaan (triliun (triliun
Rp)
APBN Rp)
APBN diantaranya Insentif Usaha, DAK Fisik,
Utang 429,5 119,6 1.226,8 100,5 DID Pemulihan, dan Pra Kerja, serta
(neto) mengoptimalkan program-program
Investasi -49,4 65,1 -104,7 40,7
baru yang dapat langsung
Pinjaman -0,9 38,7 1,5 26,0
direalisasikan, diantaranya Bantuan
Penjaminan - 0,0 -3,6 608,0
Produktif UMKM (BPUM) dan Subsidi
Lainnya 15,2 101,2 70,9 100,4
Gaji/Upah.
Sumber: Kementerian Keuangan

56
Gambar 27. Perkembangan Realisasi Tabel 25. Rincian Realisasi Anggaran
Anggaran PEN Program PEN
Desember 2020
Klaster
triliun Rp % pagu
579,8
Kesehatan 63,5 65,3
(triliun Rp)

436,3 Perlindungan Sosial 220,4 94,1


363,7
318,5 Sektoral K/L dan Pemda 66,6 100,9
Insentif Usaha 56,1 46,5
124,6 Dukungan UMKM 112,4 97,9
Pembiayaan Korporasi 60,7 97,6

Smt.1 Q2 Oktober November Desember


Sumber: Kementerian Keuangan

Sumber: Kementerian Keuangan

57
Tabel 26. Realisasi APBN s.d 31 Desember 2019 dan 2020
(triliun rupiah)
2019 2020
APBN Realisasi s.d. % APBN
Realisasi s.d. 31 (Perpres 31 Desember (Perpres
Uraian APBN % APBN
Desember 72/2020) 2020 72/2020)

A Pendapatan Negara 2.233,2 1.960,6 87,8 1.699,9 1.633,6 96,1


I. Pendapatan Dalam Negeri 2.232,7 1.955,1 87,6 1.698,6 1.621,3 95,5
1. Penerimaan Perpajakan 1.865,7 1.546,1 82,9 1.404,5 1.282,8 91,3
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 367,0 409,0 111,4 294,1 338,5 115,1
II. Hibah 0,5 5,5 1.100,0 0,8 12,3 1.537,5
B. Belanja Negara 2.540,4 2.309,3 90,9 2.739,2 2.589,9 94,6
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.683,5 1.496,3 88,9 1.975,2 1.827,4 92,5
1. Belanja K/L 909,6 873,4 96,0 836,4 1.055,0 126,1
2. Belanja Non K/L 773,9 622,9 80,5 1.138,9 365,0 32,1
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 856,9 813,0 94,9 763,9 762,5 99,8
1. Transfer ke Daerah 856,9 813,0 94,9 692,7 691,4 99,8
2. Dana Desa 72,0 69,8 96,9 71,2 71,1 99,9
C. Keseimbangan Primer -12,0 -73,1 609,2 -700,4 -642,2 91,7
D. Surplus/(Defisit) Anggaran (A-B) -307,2 -348,7 113,5 -1039,2 -956,3 92,0
% Surplus (Defisit) Anggaran thd PDB -1,76 -2,20 -6,09
E. Pembiayaan Anggaran 307,2 402,1 130,9 1.039,2 1.190,9 114,6
al. Pembiayaan Utang 351,9 437,5 124,3 1.220,5 1.226,8 100,5

Sumber: Kementerian Keuangan, 2020

58
2.4 Moneter dan Jasa melanjutkan kebijakan QE dan
makroprudensial yang menekankan
Keuangan
pada jalur kuantitas melalui
Moneter penyediaan likuiditas perbankan,
termasuk juga dukungan Bank
Suku bunga acuan diturunkan
Indonesia kepada Pemerintah dalam
menjadi 3,75 persen dalam rangka membantu pembiayaan APBN tahun
mendorong Pemulihan Ekonomi 2020. Kebijakan ini ditempuh untuk
Nasional, ditengah perkiraan menjaga kondisi likuiditas tetap
inflasi yang rendah dan stabilitas longgar sehingga mendorong
eksternal yang terjaga. penurunan suku bunga perbankan
dan selanjutnya dapat mendukung
Pada triwulan IV tahun 2020, Bank
pembiayaan perekonomian terutama
Indonesia memutuskan untuk
di sektor riil.
menurunkan suku bunga kebijakan BI
7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) Hingga akhir triwulan IV, Bank
sebanyak 25 basis poin, dari triwulan Indonesia telah menambah likuiditas
sebelumnya sebesar 4,00 persen (QE) di perbankan sekitar Rp726,6
menjadi 3,75 persen. Langkah ini triliun, terutama bersumber dari
sejalan dengan upaya mendorong penurunan Giro Wajib Minimum
pemulihan ekonomi nasional ditengah (GWM) sekitar Rp155 triliun dan
pandemi Covid-19, ditengah perkiraan ekspansi moneter sekitar Rp555,8
inflasi yang rendah dan stabilitas triliun.
eksternal yang terjaga.
Sinergi ekspansi moneter Bank
Tabel 27. Perkembangan Reverse Repo Indonesia dengan akselerasi
Surat Berharga Negara
stimulus fiskal pemerintah terus
persen (%)
Tenor diperkuat.
Okt Nov Des
7 hari 3,75 3,75 3,75 Bank Indonesia melanjutkan
2 minggu 3,78 3,53 3,52 komitmen untuk membantu
1 bulan 3,80 3,55 3,54 pendanaan APBN tahun 2020 melalui
Sumber: Bank Indonesia pembelian SBN dari pasar perdana
baik melalui mekanisme pasar
Kebijakan Quantitative Easing (QE)
maupun langsung, sebagaimana
dan Makroprudensial dilanjutkan
amanat UU No. 2 Tahun 2020. Hingga
untuk menjamin kecukupan akhir trwiulan IV tahun 2020, sesuai
likuiditas perekonomian. dengan Keputusan Bersama Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank
Selain menurunkan suku bunga acuan,
pelonggaran kebijakan moneter Indonesia tanggal 16 April 2020, Bank
Indonesia telah membeli SBN di pasar
dilakukan Bank Indonesia dengan

59
perdana melalui mekanisme pasar Rupiah ditutup pada level Rp14.050
sebesar Rp75,9 triliun, termasuk per USD.
dengan skema lelang utama,
Dari sisi eksternal, penguatan nilai
Greenshoe Option (GSO) dan Private
tukar Rupiah dipengaruhi meredanya
Placement.
ketidakpastian di pasar keuangan
Selanjutnya, sesuai dengan Keputusan global sejalan dengan ketersediaan
Bersama Menteri Keuangan dan vaksin Covid-19, likuiditas global yang
Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 masih tinggi, suku bunga rendah, dan
Juli 2020, realisasi pendanaan dan tren pelemahan nilai tukar dolar
pembagian beban untuk pendanaan Amerika Serikat. Meningkatnya aliran
Public Goods dalam APBN oleh Bank modal asing yang masuk ke Indonesia
Indonesia melalui mekanisme tercermin dari aliran portofolio asing
pembelian SBN secara langsung pada periode Oktober hingga 15
berjumlah Rp397,6 triliun. Bank Desember yang mencatat net inflow
Indonesia juga telah merealisasikan sebesar 2,5 miliar dolar AS.
pembagian beban dengan Pemerintah
Dari sisi internal, kondisi fundamental
untuk pendanaan Non Public Goods-
perekonomian domestik yang baik
UMKM sebesar Rp114,8 triliun.
menopang penguatan nilai tukar
Perkuatan sinergi ini, diharapkan
Rupiah, diantaranya: (i) Daya tarik aset
dapat membantu akselerasi
keuangan domestik yang tinggi, (ii)
pemulihan ekonomi nasional.
Inflasi yang rendah dan; serta (iii)
Meredanya ketidakpastian di pasar Rendahnya defisit transaksi berjalan.
keuangan global dan perbaikan
Gambar 28. Perkembangan Nilai Tukar
prospek ekonomi domestik Rupiah terhadap USD, 2019-2020
mendorong penguatan nilai tukar
17.000
Rupiah.

Pada triwulan IV tahun 2020, aliran 16.000 31/12/2020


Rp 14.050
modal asing yang masuk ke Indonesia
mengalami kenaikan sejalan dengan 15.000
sentimen positif investor yang
dipengaruhi perbaikan kondisi pasar 14.000
keuangan global dan prospek
ekonomi Indonesia yang baik. Secara 13.000
rata-rata nilai tukar Rupiah mencapai Jan-19 Mei-19 Sep-19 Jan-20 Mei-20 Sep-20

Rp14.346 per USD, menguat 2,3


Sumber: Bloomberg
persen terhadap rata-rata nilai tukar
Rupiah pada triwulan III tahun 2020.
Pada 31 Desember 2020, nilai tukar

60
Pada triwulan IV tahun 2020 nilai persen, Singapura sebesar 104,7
tukar riil (REER) Rupiah relatif persen, dan Malaysia sebesar 84,7
rendah dibandingkan negara- persen.
negara di kawasan ASEAN.
Kondisi likuiditas tetap memadai,
Indeks nilai tukar riil (Real Effective mendorong penurunan suku bunga
Exchange Rate/REER) Rupiah pada dan mendukung pembiayaan.
September hingga Desember 2020
Sepanjang periode Oktober-
secara berturut-turut sebesar 87,8;
Desember 2020, M2 tumbuh sebesar
90,3; dan 89,7 persen. Secara
12,5; 12,2; dan 12,4 persen. Realisasi ini
fundamental, REER Indonesia masih
lebih tinggi dibandingkan triwulan IV
berada dibawah nilai wajar
tahun 2019 yang secara berturut-turut
(undervalued).
sebesar 6,3; 7,1; dan 6,5 persen.
Gambar 29. Real Effective Exchange Tingginya pertumbuhan M2 pada
Rate ASEAN-5, (2010=100) triwulan IV tahun 2020 utamanya
120
115,02 dipengaruhi aktiva luar negeri bersih
115
109,59
dan peningakatan ekspansi keuangan
110
pemerintah.
105
104,73
100 Secara berturut-turut pertumbuhan
95 M1 pada triwulan IV tahun 2020
89,71
90 sebesar 18,5; 15,8; dan 18,5 persen.
85
84,66 Peningkatan pertumbuhan M1 pada
80 awal triwulan IV tahun 2020
Dec-15 Dec-16 Dec-17 Dec-18 Dec-19 Dec-20
dipengaruhi peningkatan uang kartal.
INDONESIA THAILAND
MALAYSIA FILIPINA Pertumbuhan M1 mengalami
SINGAPURA
penurunan pada November 2020
Sumber: Bloomberg
seiring dengan perlambatan
Diantara negara-negara sekawasan di peredaran uang kartal dan simpanan
ASEAN, posisi Indonesia berada giro Rupiah. Pada Desember 2020,
dibawah Filipina, Thailand, Singapura, peningkatan transaksi menjelang
namun demikian masih lebih tinggi Natal dan Tahun Baru mendorong
dibandingkan Malaysia. REER peredaran uang kartal dan giro yang
Indonesia yang rendah dan stabil berdampak pada peningatan
mendorong daya saing perdagangan pertumbuhan M1.
Indonesia di antara negara-negara di
Pada awal triwulan IV tahun 2020
kawasan ASEAN. Nilai REER tertinggi
pertumbuhan uang kuasi mengalami
pada akhir triwulan IV tahun 2020
kenaikan dan sebesar 10,7 persen
dimiliki oleh Filipina sebesar 115,0
disebabkan peningkatan simpanan
persen, disusul Thailand sebesar 109,6
berjangka. Pada November 2020,

61
pertumbuhan tabungan serta giro dengan capaian triwulan
valas mendorong kenaikan sebelumnya, meskipun masih
pertumbuhan uang kuasi menjadi 11,1 tercatat rendah dan berada
persen. Pertumbuhan uang kuasi dibawah 2,0 persen.
melambat pada Desember 2020
menjadi 10,5 persen. Tingkat inflasi tahunan (YoY) pada
triwulan IV tahun 2020 sebesar 1,7
Kondisi likuiditas yang longar persen (YoY), lebih rendah
mendorong tingginya rasio Alat Likuid dibandingkan periode yang sama
terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada tahun 2019, dan berada di bawah
yakni 31,7 persen pada dan rendahnya batas minimal sasaran inflasi 2020
rata-rata suku bunga PUAB overnight, yaitu 2,0 persen (YoY). Namun
sekitar 3,0 persen pada Desember demikian, capaian inflasi pada triwulan
2020. Kebijakan pelonggaran likuiditas IV telah menunjukkan perbaikan
dan penurunan suku bunga kebijakan dibandingkan dengan capaian
(BI7DRR) berdampak pada triwulan sebelumnya. Secara berturut-
menurunnya suku bunga deposito dan turut inflasi pada Oktober-Desember
kredit modal kerja dari 4,74 persen 2020 tercatat 1,4; 1,6; dan 1,7 persen.
dan 9,32 persen pada November 2020 Selanjutnya, jika dilihat secara bulanan
menjadi 4,53 persen dan 9,21 persen (MtM) pada periode Oktober-
pada Desember 2020. Imbal hasil SBN Desember 2020, masing-masing
10 tahun tercatat 5,86 persen pada mencapai 0,1; 0,3; dan 0,5 persen.
akhir Desember 2020.
Tabel 28. Tingkat Inflasi Domestik
Gambar 30. Perkembangan Uang Q4 2019 Q4 2020
Beredar
Okt Nov Des Okt Nov Des

12,5 YoY 3,1 3,0 2,7 1,4 1,6 1,7


20,0 12,4
12,2 MtM 0,0 0,1 0,3 0,1 0,3 0,5
15,0 YtD 2,2 2,4 2,7 0,9 1,2 1,7

10,0 Sumber: Badan Pusat Statistik

5,0 Inflasi inti yang tetap rendah pada


triwulan IV tahun 2020 sejalan dengan
0,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep OktNov Des permintaan global dan domestik yang
2020
belum pulih, serta ditopang stabilitas
Uang Beredar Sempit (M1) nilai tukar yang terjaga.
Uang Kuasi
Uang Beredar Luas (M2)
Di sisi lain, daya beli masyarakat mulai
Sumber: Bank Indonesia menunjukkan perbaikan, tercermin
dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Tingkat inflasi triwulan IV tahun
mencapai 96,5 pada Desember 2020,
2020 meningkat dibandingkan

62
meningkat dari 92,0 pada November Tabel 29. Tingkat Inflasi Domestik
2020 dan 79,0 pada Oktober 2020. Berdasarkan Komponen (YoY)
Persentase (%)
Gambar 31. Perkembangan Indeks Komponen
Okt Nov Des
Harga Konsumen (IKK) dan Inflasi Inti, Inti 1,7 1,7 1,6
2019-2020 Harga
1,3 2,4 3,6
8,0 Bergejolak
130,0 Harga diatur
0,5 0,6 0,3
6,0 120,0 pemerintah
Sumber: Badan Pusat Statistik
110,0
4,0
(persen)

(indeks)
100,0 Sebagian besar kelompok
2,0 90,0 pengeluaran mengalami fluktuasi
80,0 pada triwulan IV tahun 2020. Terdapat
0,0
70,0 kelompok pengeluaran yang
Sept
Juli
Jan

Jan
Mar
Mei

Mar
Mei
Jul
Sep

Nov
Nov

-2,0
2019 2020
60,0 mengalami peningkatan, yaitu: (i)
kelompok makanan, minuman, dan
Inti IKK
tembakau akibat kenaikan sejumlah
Sumber: BI dan BPS komoditas pangan; dan (ii) kelompok
transportasi seiring kenaikan tarif
Inflasi pada triwulan IV tahun 2020
angkutan udara menjelang Natal dan
dipengaruhi oleh inflasi komponen
Tahun Baru.
harga bergejolak (volatile foods) yang
mengalami peningkatan dipengaruhi Tabel 30. Inflasi Kelompok Pengeluaran
oleh meningkatnya harga komoditas (MtM)
global dan kenaikan harga komoditas Kelompok Persentase (%)
Pengeluaran Okt Nov Des
hortikultura, seiring dengan
UMUM (headline) 0,07 0,28 0,45
berakhirnya masa panen. Peningkatan
Bahan Makanan 0,29 0,86 1,49
lebih lanjut inflasi volatile foods tidak Makanan,
terlepas dari upaya Pemerintah dalam Minuman, dan 0,09 0,14 0,03
Tembakau
menjaga ketersediaan pasokan serta
Pakaian dan Alas
memastikan kelancaran distribusi Kaki
-0,04 -0,04 0,03
komoditas strategis agar tetap Perumahan, Air,
memadai. Pada Oktober-Desember Listrik, dan Bahan -0,03 0,08 0,08
bakar Lainnya
2020 secara berturut-turut inflasi
Perlengkapan,
volatile foods mencapai 1,3 persen; 2,4 Peralatan, dam
0,15 0,32 0,19
persen; dan 3,6 persen. Pemeliharaan Rutin
Rumah Tangga
Inflasi kelompok administered prices Kesehatan -0,14 0,30 0,46
juga meningkat tipis didorong oleh Transportasi -0,02 0,02 -0,01
Informasi,
kenaikan tarif angkutan udara
Komunikasi, dan 0,02 0,04 -0,01
menjelang Natal dan Tahun Baru. Jasa Keuangan

63
Kelompok Persentase (%) Jasa Keuangan
Pengeluaran Okt Nov Des
Rekreasi, Olahraga, Sektor jasa keuangan cukup
0,04 0,12 0,00
dan Budaya terkendali meskipun masih
Pendidikan 0,19 0,11 0,27
menghadapi tekanan.
Penyediaan
Makanan & -0,11 -0,23 -0,29
Minuman/Restoran
Perbankan Konvensional. Kinerja
Perawatan Pribadi perbankan secara umum cukup
0,07 0,28 0,45
dan Jasa Lainnya terjaga, meskipun masih menghadapi
Sumber: Badan Pusat Statistik tantangan besar sebagai dampak dari
pelemahan perekonomian akibat
Selanjutnya, perkembangan indeks
Covid-19.
harga pangan menunjukkan bahwa
sebagian besar komoditas mengalami Gambar 33. Kinerja Perbankan
kenaikan harga. Dua komoditas Konvensional
dengan indeks harga tertinggi adalah (persen) (persen)
bawang merah dan cabai merah. 96,0 30,0
94,0
Kenaikan harga cabai dan bawang 25,0
92,0
merah pada akhir tahun diduga 90,0 20,0
dipengaruhi oleh pola musiman dan 88,0
86,0 15,0
tingginya permintaan. Pasokan yang 84,0
terbatas akibat curah hujan yang 82,0 10,0

cukup tinggi di beberapa daerah tidak 80,0 5,0


78,0
mampu memenuhi permintaan. 76,0 0,0
Q4 Q3 Q4
Gambar 32. Perkembangan Indeks
Harga Pangan Strategis Nasional,
(2018=100) LDR NPL CAR

220 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan


Catatan: data Q4 adalah bulan November
180
141,8
Permodalan perbankan tercatat
140 124,7
sangat kuat, tercermin dari Rasio
100 kecukupan modal (Capital Adequacy
Ratio/CAR) pada bulan November
60
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des tahun 2020 sebesar 24,2 persen. Rasio
Minyak Goreng
Daging Ayam
Daging Sapi
Telur Ayam
ini meningkat jika dibandingkan
Beras Medium
Cabai Rawit
Gula Pasir
Cabai Merah
dengan periode yang sama tahun
Bawang Merah Bawang Putih sebelumnya yaitu sebesar 23,8 persen,
Sumber: PIHPS angka tersebut masih berada jauh di
atas threshold minimum yang
ditetapkan yaitu 8 persen. Selanjutnya

64
dari segi likuiditas, likuiditas lebih tinggi dibanding periode yang
perbankan mengalami pelonggaran, sama tahun sebelumnya sebesar 6,7
tercermin dari Loan to Deposit Ratio persen (YoY). Pertumbuhan yang
(LDR) yang menurun. Rasio LDR pada tinggi tersebut didorong oleh
bulan November tahun 2020 sebesar pertumbuhan DPK BUKU 3 dan 4.
82,3 persen, atau lebih rendah
Gambar 34. Perkembangan DPK
dibandingkan periode yang sama
Perbankan Konvensional
tahun sebelumnya sebesar 93,5 (persen)
(rupiah)
persen. Penurunan rasio LDR tersebut 6.800 30,0
didorong oleh perlambatan 6.600 25,0
pertumbuhan kredit di tengah 6.400
20,0
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 6.200
15,0
yang tinggi. 6.000
10,0
5.800
Selanjutnya dari segi risiko kredit, 5,0
5.600
meningkatnya rasio kredit bermasalah 5.400 0,0
(Non Performing Loan/NPL) juga Q4 Q3 Q4
masih menjadi tantangan yang
dihadapi oleh perbankan. Pada bulan Total DPK (Rp) Pert. Total DPK
November tahun 2020, rasio NPL Pert. Deposito Pert. Tabungan
Pert. Giro
sebesar 3,2 persen, meningkat
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
dibandingkan periode yang sama
Catatan: data Q4 adalah bulan November
tahun sebelumnya sebesar 2,8 persen.
Melemahnya perekonomian masih Jika ditinjau dari komponennya,
menjadi faktor utama yang peningkatan ini terjadi pada seluruh
mendorong terhambatnya komponen DPK. Utamanya,
kemampuan debitur untuk membayar pertumbuhan DPK didorong oleh
kredit. peningkatan pertumbuhan giro,
seiring dengan penyaluran dana dari
Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga
pemerintah. Giro tumbuh sebesar 18,6
(DPK) perbankan mengalami
persen (YoY), kemudian diikuti oleh
peningkatan jika dibandingkan
tabungan yang tumbuh sebesar 12,4
dengan periode yang sama tahun
persen (YoY). Sementara itu, deposito
sebelumnya (YoY), meskipun jika
juga mengalami pertumbuhan, yaitu
dibandingkan dengan triwulan
sebesar 7,0 persen (YoY) pada bulan
sebelumnya mengalami penurunan.
November tahun 2020, meskipun
Pada bulan November tahun 2020,
melambat jika dibandingkan dengan
DPK tumbuh sebesar 11,6 persen
triwulan sebelumnya yang tumbuh
(YoY), melambat jika dibandingkan
sebesar 7,4 persen (YoY), sejalan
dengan triwulan sebelumnya sebesar
dengan penurunan suku bunga
12,9 persen (YoY), namun masih jauh
deposito di seluruh tenor.

65
Gambar 35. Perkembangan Kredit masih sangat rendah, yaitu sebesar 0,6
Perbankan Konvensional persen (YoY) pada bulan November
(rupiah) (persen) tahun 2020, melambat jika
5.550 15,0
dibandingkan dengan triwulan
10,0
sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,0
5.500 persen (YoY).
5,0
Selanjutnya, ditinjau dari lapangan
5.450
0,0 usaha penerima kredit, terjadi
kontraksi penyaluran kredit di
5.400 -5,0 sebagian besar sektor ekonomi pada
Q4 Q3 Q4
bulan November tahun 2020. Sektor
perdagangan besar dan eceran
Total Kredit (Rp) Pert. Tot. Kredit
Pert. KI Pert. KMK merupakan sektor yang paling
Pert. KK terdampak, dimana sebesar 23,9
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan persen dari total kredit kepada
Catatan: data Q4 adalah bulan November lapangan usaha disalurkan ke sektor
tersebut. Namun demikian, sektor
Sejalan dengan perlambatan
tersebut justru mengalami kontraksi
perekonomian, total penyaluran kredit
penyaluran kredit yang cukup besar,
perbankan masih terus mengalami
yaitu sebesar -5,8 persen (YoY).
kontraksi. Pada bulan November
Selanjutnya, penyaluran kredit kepada
tahun 2020, total kredit perbankan
lapangan usaha terbesar kedua adalah
terkontraksi sebesar -1,4 persen (YoY),
industri pengolahan, yaitu sekitar 22,5
turun secara signifikan jika
persen dari total kredit perbankan
dibandingkan dengan pertumbuhan
disalurkan kepada industri
kredit pada periode yang sama tahun
pengolahan. Namun demikian,
sebelumnya yang mencapai 7,1 persen
penyaluran kredit pada sektor tersebut
(YoY). Jika ditinjau lebih lanjut,
juga terkontraksi 2,5 persen (YoY).
penurunan penyaluran kredit terjadi
pada seluruh jenis kredit, dengan Meskipun demikian, masih terdapat
penurunan kredit tertinggi terjadi beberapa sektor utama yang
pada jenis Kredit Modal Kerja (KMK) mengalami pertumbuhan positif,
yaitu terkontraksi sebesar -3,3 persen antara lain sektor transportasi,
(YoY), kemudian diikuti oleh Kredit pergudangan dan komunikasi, sektor
Konsumsi (KK) yang juga mengalami penyediaan akomodasi dan makan
kontraksi, yaitu sebesar -0,2 persen minum, sektor konstruksi, dan sektor
(YoY) pada bulan November tahun perikanan yang masing-masing
2020. Sementara itu, Kredit Investasi tumbuh sebesar 8,2 persen; 8,1 persen;
(KI) masih tumbuh positif meskipun 3,2 persen; dan 13,8 persen (YoY).

66
Tabel 31. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional
2019 2020
Penerima Pembiayaan Lapangan Usaha Q4 Q3 Q4*
miliar Rp
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 370.334 386.281 382.421
Perikanan 13.888 15.346 15.812
Pertambangan dan Penggalian 129.534 149.080 129.583
Industri Pengolahan 903.943 916.260 881.020
Listrik, gas dan air 195.052 192.246 170.049
Konstruksi 361.726 370.879 373.621
Perdagangan Besar dan Eceran 994.104 940.905 936.117
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan 108.663 116.436 117.471
minum
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 241.651 258.541 261.514
Perantara Keuangan 241.673 220.049 214.928
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa 265.690 264.874 260.732
Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 26.508 29.703 28.082
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 13.697 13.378 13.485
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 29.128 28.870 28.632
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan 80.298 83.506 87.608
Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 3.307 3.192 3.134
Badan Internasional dan Badan Ekstra 283 335 321
Internasional Lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya 1.751 2.540 2.537
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
*data bulan November

Kredit Usaha Rakyat (KUR). Meskipun dalam prosesnya, realisasi


Pelemahan perekonomian akibat penyaluran KUR sempat menurun
Covid-19 berdampak kepada seluruh pada bulan Mei dan Juni tahun 2020
elemen masyarakat, tak terkecuali sebagai dampak Covid-19, namun
Usaha Mikro Kecil dan Menengah secara bertahap penyaluran KUR mulai
(UMKM). Pada tahun 2020, kembali meningkat. Peningkatan
pemerintah menargetkan penyaluran penyaluran KUR tersebut didorong
Kredit Usaha Rakyat sebesar Rp190 oleh berbagai kebijakan akomodatif
triliun, meningkat sebesar Rp50 triliun yang dikeluarkan oleh pemerintah
dari target penyaluran tahun 2019. dalam menghadapi dampak pandemi
Hingga 21 Desember tahun 2020, KUR Covid-19, seperti: 1) pemberian
telah disalurkan kepada 5,8 juta subsidi bunga KUR yang diberikan
debitur, dengan total penyaluran kepada 7,0 juta debitur dengan baki
sebesar 188,1 triliun (mencapai 99 debet Rp187,5 triliun, 2) penundaan
persen dari target yang ditetapkan). angsuran pokok paling lama 6 bulan

67
diberikan kepada 1,5 juta debitur rencana program vaksinasi yang mulai
dengan baki debet Rp48,2 triliun, serta dilaksanakan di Indonesia pada
3) relaksasi lain berupa perpanjangan Januari 2021, telah mendorong
jangka waktu diberikan kepada 1,5 optimisme investor terhadap
juta debitur dengan baki debet Rp pemulihan ekonomi. Jumlah investor
47,3 triliun dan penambahan limit pasar modal, baik saham, obligasi,
plafon KUR diberikan kepada 16 maupun reksadana, mengalami
debitur dengan baki debet Rp2,5 peningkatan sebesar 56 persen (YoY)
miliar. pada triwulan IV tahun 2020.

Dalam penyalurannya, KUR terbagi Gambar 36. Perkembangan IHSG dan


menjadi 4 (empat) skema, yaitu KUR Nilai Kapitalisasi Pasar Saham
Super Mikro (pinjaman ≤ 10 juta), KUR 6.500 7.700
Mikro (pinjaman ≤Rp25 juta), KUR 6.300
6.100 7.200
Kecil (pinjaman Rp25–200 juta), dan 5.900
KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). 5.700 6.700
(indeks)

Berdasarkan skema tersebut, hingga 5.500


bulan Desember tahun 2020, KUR 5.300 6.200
5.100
Mikro mendominasi total penyaluran 4.900 5.700
KUR yaitu sebesar 62,6 persen, diikuti 4.700
oleh KUR Kecil yaitu sebesar 32,0 4.500 5.200
Q4 Q3 Q4
persen, sementara sisanya adalah KUR
Super Mikro sebesar 5,3 persen, dan
KUR TKI sebesar 0,1 persen. Jika dilihat Nilai Kapitalisasi Pasar (Rp) IHSG
penyaluran KUR berdasarkan wilayah,
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
penyaluran masih terkonsentrasi di
wilayah Jawa dan Sumatera, dengan Kinerja pasar saham pada triwulan IV
porsi masing-masing sebesar 54,8 tahun 2020 relatif membaik setelah
persen dan 20,5 persen. mengalami penurunan pada triwulan
sebelumnya. Akan tetapi, penerapan
Pasar Modal. Setelah sempat
kebijakan PSBB di DKI Jakarta serta
mengalami tekanan, kondisi pasar
pengetatan aktivitas masyarakat
modal domestik kembali kondusif dan
menjelang libur natal dan tahun baru
menunjukkan perbaikan pada triwulan
mendorong aksi jual yang dilakukan
IV tahun 2020 jika dibandingkan
oleh investor asing, dengan total arus
dengan triwulan sebelumnya.
modal keluar sebesar Rp4 triliun. Hal
Perbaikan tersebut terjadi seiring
ini kemudian berdampak pada
dengan momentum pemulihan global,
penurunan kepemilikan asing pada
perbaikan permintaan komoditas
pasar saham, dari yang sebelumnya
dunia, pengesahan hasil pemilihan
sebesar 51,9 persen pada tahun 2019
Presiden Amerika Serikat, serta

68
menjadi sebesar 49,9 persen pada cukup fluktuatif di tengah pandemi
penutupan tahun 2020. Covid-19.

Jika dibandingkan dengan akhir tahun Asuransi. Kinerja Industri Asuransi


2019, IHSG masih mengalami pada triwulan IV tahun 2020 kembali
pelemahan sebesar 5,1 persen (YoY) mengalami peningkatan setelah
ke level Rp5.979,1. Sementara itu, sempat mengalami perlambatan
sejalan dengan pergerakan IHSG, nilai pertumbuhan pada triwulan
kapitalisasi pasar saham juga sebelumnya, yang salah satunya
terkontraksi sebesar 4,1 persen (YoY) tercermin dari perkembangan aset
dan ditutup di level Rp6.968,9 pada Industri Asuransi. Total aset Industri
akhir tahun 2020. Meskipun demikian, Asuransi meningkat menjadi sebesar
kondisi tersebut masih jauh lebih baik Rp1.409,75 triliun atau tumbuh
jika dibandingkan dengan triwulan sebesar 6,3 persen (YoY), lebih tinggi
sebelumnya. jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang hanya tumbuh
Gambar 37. Perkembangan
sebesar 1,8 persen (YoY).
Outstanding Obligasi Korporasi
Gambar 38. Perkembangan Aset
450
445,1 Industri Asuransi
445
440,7 1.420 10,0
440 1.400 9,0
(triliun Rp)

8,0
1.380
435 7,0
1.360
(triliun Rp)

6,0

(persen)
430
425,7 1.340 5,0
425 1.320 4,0
3,0
420 1.300
2,0
1.280 1,0
415
Q4 Q3 Q4 1.260 0,0
Q4 Q3 Q4

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Total Pertumbuhan (YoY)

Sementara itu, pasar obligasi korporasi


Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
kembali menunjukkan pelemahan
pada triwulan IV tahun 2020. Pada Dana Pensiun. Sejalan dengan
akhir tahun 2020, total nilai obligasi Industri Asuransi, Industri Dana
korporasi mencapai Rp425,7 triliun, Pensiun juga kembali menunjukkan
atau melemah sebesar 4,4 persen perbaikan pada triwulan IV tahun
(YoY). Secara umum, kondisi ini 2020. Hal tersebut tercemin dari
dipengaruhi oleh faktor likuiditas dan jumlah investasi dan aset neto Dana
risk appetite para investor yang masih Pensiun yang tumbuh positif. Jumlah

69
investasi pada triwulan IV tahun 2020 wanprestasi (kredit macet) industri
mencapai Rp305,8 triliun, atau tumbuh fintech justru mengalami penurunan
sebesar 8,2 persen (YoY). Sementara yaitu menjadi 4,8 persen pada triwulan
itu, jumlah aset neto sebesar Rp312,2 IV tahun 2020, jauh lebih rendah
triliun, tumbuh 7,7 persen (YoY). dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yaitu 8,2 persen.
Gambar 39. Perkembangan Jumlah
Aset Bersih dan Jumlah Investasi Gambar 40. Perkembangan Industri
Dana Pensiun Teknologi Keuangan
315 (peer-to-peer lending)
310 300 350
305
250 300
300

(juta entitas)
(triliun Rp)

250

(triliun Rp)
295 200
290 200
150
285 150
280 100
100
275
50 50
270
265 0 0
Q4 Q3 Q4 Q4 Q3 Q4
Akumulasi Penyaluran Pinjaman
Jumlah investasi Jumlah Aset Neto (triliun Rp)
Akumulasi Rekening Borrower (juta
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan entitas)
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Teknologi Keuangan (Fintech).
Hingga triwulan IV tahun 2020, Gambar 41. Tingkat Wanprestasi
pelemahan ekonomi akibat pandemi Industri Teknologi Keuangan
Covid–19 masih memberi tekanan (peer-to-peer lending)

kepada Industri Fintech Indonesia, hal 9,0 8,27


tersebut tercermin dari melambatnya 8,0
pertumbuhan penyaluran pinjaman 7,0
dan rekening peminjam. Meskipun di 6,0
4,78
sisi lain, resiko kredit mulai membaik.
(persen)

5,0
4,0 3,65
Meskipun terjadi perlambatan
3,0
pertumbuhan akumulasi pinjaman dan
2,0
perlambatan pertumbuhan akumulasi
rekening peminjam, tingkat risiko 1,0

kredit industri fintech mulai membaik 0,0


Q4 Q3 Q4
pada triwulan IV tahun 2020, setelah
sebelumnya sempat mencatat kredit
macet yang sangat tinggi. Tingkat Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

70
Perbankan Syariah. Perlambatan (UUS), NPF menguat sebesar 3,1
ekonomi yang terus berlanjut akibat persen pada bulan November tahun
dari pandemi Covid-19 masih 2020, lebih rendah dibandingkan
memberi tekanan pada kinerja dengan triwulan III tahun 2020 sebesar
perbankan syariah. Namun demikian, 3,2 persen.
kinerja perbankan syariah mulai
Selanjutnya dari segi likuiditas, pada
membaik pada November 2020.
bulan November tahun 2020, masih
Gambar 42. Kinerja Bank Umum terjadi pelonggaran likuiditas baik
Syariah pada Bank Umum Syariah (BUS)
21,4 90,0 maupun Unit Usaha Syariah (UUS).
21,2 80,0 Rasio pembiayaan terhadap
21
70,0 penghimpunan dana (Financing to
60,0
Deposit Ratio/FDR) pada BUS yang
(persen)

(persen)

20,8 50,0
sebesar 77,6 persen meningkat sedikit
20,6 40,0
30,0
dari triwulan sebelumnya yang sebesar
20,4
20,0 77,1 persen. Sementara FDR UUS
20,2 10,0 sebesar 92,0 persen, lebih rendah
20 0,0 dibandingkan dengan triwulan
Q4 Q3 Q4 sebelumnya sebesar 95,9 persen.

Gambar 43. Kinerja Unit Usaha Syariah


CAR NPF FDR
3,2 104
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 3,15 102
*data Q4 adalah bulan November 3,1 100
3,05 98
Setelah stagnan pada angka 20,4
(persen)

(persen)
3 96
persen pada triwulan sebelumnya,
2,95 94
rasio kecukupan modal (CAR) Bank
2,9 92
Umum Syariah (BUS) naik menjadi 21,2
2,85 90
persen pada bulan November tahun
2,8 88
2020. Kinerja positif perbankan Syariah
2,75 86
juga tercermin dari meningkatnya
Q4 Q3 Q4
kualitas pembiayaan yang disalurkan,
NPF FDR
atau menurunnya rasio pembiayaan
bermasalah (Non Performing Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Financing/NPF). Pada bulan *data Q4 adalah bulan November
November tahun 2020, NPF pada BUS
relatif terjaga sebesar 3,2 persen atau Selanjutnya, meskipun secara QtQ
turun sebesar 6 basis poin tumbuh negatif dibandingkan triwulan
dibandingkan triwulan sebelumnya. III tahun 2020, total Dana Pihak Ketiga
Sementara pada Unit Usaha Syariah (DPK) perbankan syariah pada bulan

71
November tahun 2020 tumbuh mendominasi, pembiayaan konsumsi
sebesar 13,7 persen (YoY) atau juga mengalami pertumbuhan
menjadi sebesar Rp464,2 triliun. Total tertinggi yaitu sebesar 16,0 persen
Aset perbankan syariah (BUS dan UUS) (YoY). Sementara pembiayaan modal
juga tumbuh 13,6 persen (YoY) atau kerja dan investasi pada November
menjadi sebesar Rp576,8 triliun per 2020 masing-masing sebesar Rp115,6
November 2020. Sejalan dengan triliun dan Rp85,8 triliun, atau tumbuh
pertumbuhan DPK dan aset, masing-masing sebesar 6,4 persen
pembiayaan perbankan syariah (BUS dan 0,9 persen (YoY).
dan UUS) juga tumbuh meskipun lebih
Tabel 32. Perkembangan Pembiayaan
rendah daripada pertumbuhan DPK
Perbankan Syariah
dan aset, yaitu tumbuh 9,3 persen 2019 2020
Pembiayaan
(YoY) atau menjadi Rp381,4 triliun per Berdasarkan Q4 Q3 Q4*
November 2020. Jenis Akad triliun Rp
Pembiayaan
Gambar 44. Dana 110,6 114,6 115,6
Modal Kerja
Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan Total Pembiayaan
87,0 85,2 85,8
Aset Perbankan Syariah Investasi
Pembiayaan
700 157,6 174,2 180,1
Konsumsi
600 Total
355,2 374,1 381,4
Pembiayaan
500
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
(triliun Rp)

400 *data bulan November


300
Apabila ditinjau secara sektoral, sektor
200
perdagangan besar dan eceran;
100 sektor konstruksi dan sektor industri
0 pengolahan mendominasi peyaluran
Q4 Q3 Q4 pembiayaan perbankan syariah
hingga bulan November tahun 2020,
DPK Aset Pembiayaan dengan nilai penyaluran pembiayaan
masing-masing sebesar Rp 39,4 triliun,
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Rp 37,2 triliun dan Rp 27,7 triliun atau
*data Q4 adalah bulan November
berkontribusi masing-masing sebesar
Selanjutnya, apabila ditinjau secara 19,6 persen, 18,5 persen dan 13,7
lebih detail terkait berdasarkan jenis persen terhadap total pembiayaan
atau tujuan penggunaannya, perbankan syariah. Selain itu, ketiga
pembiayaan perbankan syariah per sektor utama ini juga tetap tumbuh
November 2020 masih didominasi positif masing-masing sebesar 12,2
oleh pembiayaan konsumsi, yaitu persen; 24,2 persen; dan 1,1 persen
sebesar Rp 180,1 triliun. Selain (YoY) pada November 2020.

72
Tabel 33. Penyaluran Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha
2019 2020
Penerima Pembiayaan Lapangan Usaha Q4 Q3 Q4*
miliar Rp
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 13.717 15.659 15.402
Perikanan 1.307 1.837 1.879
Pertambangan dan Penggalian 5.086 6.129 5.788
Industri Pengolahan 26.488 27.475 27.660
Listrik, gas dan air 14.055 11.823 11.694
Konstruksi 31.167 34.887 37.196
Perdagangan Besar dan Eceran 36.752 39.069 39.387
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan 4.988 5.058 4.947
minum
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 9.925 11.727 11.581
Perantara Keuangan 19.388 15.475 15.032
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa 13.404 12.671 12.409
Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 18 25 44
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 6.640 6.390 6.531
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.269 6.062 6.317
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan 6.036 3.634 3.619
Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 885 653 642
Badan Internasional dan Badan Ekstra 0,09 - -
Internasional Lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya 434 1.239 1.240
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
*data bulan November

Beberapa sektor lain yang juga (YoY); sektor administrasi


mengalami pertumbuhan pembiayaan pemerintahan, pertahanan dan
secara positif pada November tahun jaminan sosial wajib sebesar 137
2020 adalah sektor pertanian, persen (YoY) dan sektor perikanan
perburuan dan kehutanan; sektor sebesar 49 persen (YoY), yang masing-
perikanan; sektor pertambangan dan masing menerima penyaluran
penggalian; sektor transportasi, pembiayaan sebesar Rp1,2 triliun,
pergudangan dan komunikasi; dan Rp44 miliar serta Rp1,8 triliun.
sektor jasa pendidikan. Sementara itu,
Namun demikian, pertumbuhan
jika dilihat berdasarkan persentase
pembiayaan perbankan syariah tidak
pertumbuhan, sektor dengan
terjadi di seluruh sektor ekonomi,
pertumbuhan pembiayaan tertinggi
melainkan terdapat delapan sektor
pada November 2020 adalah pada
yang mengalami penurunan
sektor kegiatan yang belum jelas
penyaluran pembiayaan dari
batasannya, yaitu sebesar 289 persen
perbankan syariah pada November

73
2020. Sektor tersebut antara lain poin. Namun demikian, nilai tersebut
sektor Badan Internasional dan Badan terkoreksi minus 67,7 poin
Ekstra Internasional Lainnya yang dibandingkan triwulan IV tahun 2019.
terkontraksi sebesar 100 persen (YoY)
Gambar 45. Kapitalisasi Pasar dan Nilai
(tidak ada penyaluran pembiayaan);
Indeks Saham JII
sektor jasa kemasyarakatan, sosial
2.500 800
budaya, hiburan dan perorangan
700
lainnya yang terkontraksi sebesar 40 2.000
600
persen (YoY); sektor jasa perorangan

(triliun Rp)
1.500 500

(indeks)
yang melayani rumah tangga turun 400
sebesar 32 persen (YoY); sektor 1.000 300
perantara keuangan turun 21 persen 500
200
(YoY); sektor listrik, gas dan air turun 100

sebesar 18 persen (YoY); sektor jasa 0 0


Q4 Q3 Q4
kesehatan dan kegiatan sosial turun
sebesar 9 persen (YoY); sektor real
Kapitalisasi Pasar JII
estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan turun sebesar 4 persen Nilai Penutupan Akhir

(YoY); serta sektor penyediaan Sumber: Otoritas Jasa Keuangan


akomodasi dan penyediaan makan
minum turun sebesar 1 persen (YoY). Selain pasar saham, perkembangan
positif juga terjadi di pasar sukuk.
Pasar Modal Syariah. Tren penguatan Apabila dilihat berdasarkan
pasar modal syariah terus berlanjut di perkembangan nilai outstanding.
triwulan IV tahun 2020. Penguatan Secara YoY baik sukuk korporasi
tersebut didorong oleh membaiknya maupun SBSN pada triwulan IV tahun
respon pasar atas kinerja pemerintah 2020 tumbuh positif sebesar 1,7
dalam menangani pandemi Covid-19. persen (YoY) atau sebesar Rp30,4
Dilihat dari nilai kapitalisasi pasar, triliun untuk sukuk korporasi dan 24,2
indeks saham blue-chip Jakarta Islamic persen (YoY) atau Rp972,9 triliun
Index tumbuh sebesar 12,3 persen untuk SBSN.
(QtQ). Namun demikian jika
dibandingkan dengan periode yang Industri Keuangan Nonbank Syariah
sama tahun sebelumnya, nilai tersebut (IKNBS). Pada triwulan IV tahun 2020,
turun sebesar 11,2 persen (YoY). Industri Keuangan Non-Bank Syariah
Sementara itu, apabila dilihat dari nilai (IKNBS) secara umum menunjukkan
penutupan akhir indeks di akhir tahun tren positif di tengah perlambatan
lalu, JII ditutup pada nilai 630,4 poin ekonomi akibat dampak Covid-19.
meningkat signifikan dibandingkan Kondisi tersebut tercermin dari
dengan penutupan pada akhir pertumbuhan total aset IKNBS, yaitu
triwulan III tahun 2020 sebesar 518,9 sebesar 9,3 persen (YoY).

74
Gambar 46. Outstanding Sukuk negatif masing masing sebesar 3,9 dan
Korporasi dan SBSN 4,8 persen (YoY).
31,4 1200
31,2
Tabel 34. Aset IKNB Syariah 2019-2020
31,0 1000 2019 2020
30,8 Uraian Q4 Q3 Q4*
800
miliar Rp
(triliun Rp)

(triliun Rp)
30,6
30,4 600 Asuransi Syariah 45.453 41.168 43.024
30,2 Lembaga 27.196 23.517 24.528
30,0 400
Pembiayaan
29,8 200 Syariah
29,6
Dana Pensiun 3.947 6.712 7.062
29,4 0
Q4 Q3 Q4 Syariah
Lembaga Jasa 28.536 39.485 37.503
Keuangan Khusus
Sukuk Korporasi Total SBSN Syariah
Lembaga 402.88 488.75 474,66
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Keuangan Mikro
Syariah
Namun, jika ditinjau lebih lanjut,
Financial 50,62 72,65 59,14
Fintech Syariah mengalami
Teknologi Syariah
pertumbuhan total aset tertinggi, yaitu Total Aset 105.612 111.443 113.157
sebesar 103,4 persen (YoY). Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Perkembangan positif tersebut *data bulan November
disebabkan adanya kemudahan
pemanfaatan teknologi yang menjadi 2.5 Neraca Pembayaran
pilihan utama di tengah masa Neraca Pembayaran Indonesia
pandemi Covid-19 sebagai mengalami defisit rendah.
konsekuensi dari adanya penerapan
kebijakan pembatasan mobilitas Neraca pembayaran Indonesia pada
penduduk. Hal ini memberikan triwulan IV tahun 2020 defisit rendah
dampak positif bagi industri Fintech USD0,2 miliar, lebih rendah
pada umumnya khusunya Fintech dibandingkan triwulan sebelumnya.
Syariah. Menurunnya surplus tersebut
didorong oleh defisit neraca transaksi
Sementara itu, Dana Pensiun Syariah;
modal dan finansial yang lebih besar
Lembaga Jasa Keuangan Khusus
mencapai USD0,9 miliar dibandingkan
Syariah dan Lembaga Keuangan Mikro
dengan surplus pada neraca transaksi
Syariah juga tumbuh cukup tinggi,
berjalan sebesar USD0,8 miliar.
yaitu masing-masing sebesar 78,9;
30,8; dan 17,9 persen (YoY). Sementara
itu, industri asuransi Syariah dan
lembaga pembiayaan Syariah
mengalami kontraksi dan tumbuh

75
Gambar 47. Perkembangan Neraca Tiongkok mendorong naiknya volume
Pembayaran Indonesia perdagangan dan harga komoditas
15 ekspor.
10
Sejalan dengan permintaan ekspor
(miliar USD)

5 dan domestik yang meningkat, impor


0 nonmigas mulai menunjukkan
-5 kenaikan dibandingkan triwulan
-10 sebelumnya. Meskipun demikian,
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 defisit neraca migas mengalami sedikit
2019 2020 pelemahan seiring peningkatan
Transaksi Berjalan aktivitas ekonomi domestik yang
Transaksi Modal dan Finansial membutuhkan supply migas.
Neraca Keseluruhan
Surplus neraca jasa perjalanan
Sumber: Bank Indonesia masih mengalami kontraksi.

Neraca transaksi berjalan masih Gambar 48. Neraca Jasa Perjalanan dan
konsisten melanjutkan surplus pada Transportasi
triwulan sebelumnya meskipun 6,0
cenderung lebih rendah sebesar 5,0
4,0
USD0,8 miliar yang setara dengan 0,29 3,0
(miliar USD)

persen dari PDB. Pencapaian ini 2,0


1,0
didorong kuat oleh peningkatan 0,0
ekspor barang yang tinggi mencapai -1,0
-2,0
USD46,2 miliar sementara itu impor -3,0
barang hanya mencapai sebesar -4,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
USD36,2 miliar.
2019 2020
Surplus neraca barang pada triwulan
Ekspor Transportasi Ekspor Perjalanan
IV tahun 2020 sebesar USD10 miliar,
meningkat tipis dibandingkan triwulan Impor Transportasi Impor Perjalanan

sebelumnya sebesar USD9,8 miliar. Sumber: Bank Indonesia


Peningkatan surplus tersebut
disebabkan oleh naiknya surplus Neraca jasa pada triwulan IV tahun
neraca barang nonmigas, sementara 2020 mengalami sedikit pemburukan
itu neraca barang migas mengalami defisit mencapai USD3,1 miliar, lebih
kontraksi yang lebih dalam tinggi dibandingkan defisit triwulan
dibandingkan triwulan sebelumnya. sebelumnya yang mencapai USD2,7
Seiring dengan pemulihan ekonomi miliar. Peningkatan defisit ini terutama
dunia secara gradual, terutama pada dipengaruhi oleh defisit neraca jasa
negara mitra dagang utama seperti perjalanan yang masih menurun

76
signifikan akibat kebijakan pelarangan dibandingkan triwulan sebelumnya
penerbangan internasional dalam yang mencapai USD7,4 miliar.
rangka mencegah perluasan Peningkatan defisit neraca
penyebaran Covid-19 dan juga masih pendapatan primer didorong oleh
defisitnya neraca jasa transportasi peningkatan pembayaran hasil
seiring meningkatnya ekspor barang investasi langsung. Sementara itu,
pada triwulan IV tahun 2020. terjadi sedikit peningkatan
penerimaan investasi langsung dan
Pada kondisi normal, neraca jasa
investasi portofolio. Lebih lanjut,
perjalanan selalu mengalami surplus
peningkatan pembayaran sejalan
cukup tinggi. Namun, akibat pandemi
dengan mulai pulihnya perekonomian
Covid-19, neraca jasa perjalanan pada
domestik sejak meluasnya pandemi
triwulan IV tahun 2020 hanya surplus
Covid-19. Di saat yang bersamaan,
sebesar USD12 juta. Surplus tersebut
penerimaan pendapatan hasil
dipengaruhi oleh ekspor perjalanan
investasi juga sedikit dibandingkan
yang lebih tinggi dibandingkan impor
periode sebelumnya.
perjalanan, meskipun wisatawan
mancanegara masih rendah yang Gambar 49. Neraca Pendapatan Primer
hanya mencapai 463 ribu kunjungan dan Sekunder
selama triwulan IV tahun 2020. 3,0
(miliar USD)

Sementara itu, kinerja neraca jasa


-2,0
transportasi mengalami sedikit
penurunan defisit pada triwulan IV -7,0
tahun 2020, terutama disebabkan oleh
-12,0
pembayaran jasa freight sebesar Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
USD1,7 miliar, lebih tinggi 2019 2020
dibandingkan dengan triwulan
Penerimaan Pendapatan Primer
sebelumnya yang mencapai USD1,4
Penerimaan Pendapatan Sekunder
miliar. Selain itu, defisit jasa
Pembayaran Pendapatan Primer
transportasi penumpang juga relatif
masih mengalami penurunan yang Pembayaran Pendapatan Sekunder

sama dibandingkan triwulan Sumber: Bank Indonesia


sebelumnya mencapai USD14,0 juta.
Neraca pendapatan sekunder pada
Neraca pendapatan primer triwulan IV tahun 2020 mengalami
menurun, neraca pendapatan surplus sebesar USD1,4 miliar. Capaian
sekunder stabil. ini relatif stabil dibandingkan triwulan
sebelumnya. Namun demikian,
Defisit neraca pendapatan primer
capaian ini cenderung masih lebih
pada triwulan IV tahun 2020 sebesar
rendah dibandingkan sebelumnya
USD7,5 miliar, sedikit lebih tinggi

77
adanya pandemi Covid-19, didorong Gambar 50. Neraca Transaksi Finansial
oleh realisasi penerimaan transfer 15 Investasi Langsung
personal dalam bentuk remitansi yang. Investasi Portofolio
Investasi Lainnya
Hal ini sejalan dengan turunnya jumlah 10

(miliar USD)
Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar
5
negeri.

Likuiditas global menurun, 0

investasi menurun.
-5
Transaksi modal dan finansial pada
triwulan IV tahun 2020 mengalami -10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
defisit sebesar USD10,0 miliar,
2019 2020
menurun signifikan dibandingkan
triwulan sebelumnya yang Sumber: Bank Indonesia
mencatatkan surplus sebesar USD10,0
Kinerja investasi portofolio neto pada
miliar. Berbalik arahnya transaksi
triwulan IV tahun 2020 mengalami
modal dan finansial utamanya
surplus USD2,2 miliar, berbalik arah
ditopang oleh dinamika penyesuaian
dari defisit triwulan sebelumnya
aliran modal global. Lebih lanjut,
sebesar USD1,9 miliar. Perkembangan
transaksi investasi lainnya mengalami
tersebut terutama disebabkan oleh
defisit setelah pada triwulan
arus masuk investasi portofolio di sisi
sebelumnya masih mencatatkan
kewajiban sebesar USD2,8 miliar.
surplus, terutama didorong oleh
Sementara itu, di sisi aset, penduduk
peningkatan pembayaran pinjaman
Indonesia melakukan pembelian neto
yang jatuh tempo sesuai pola triwulan
surat berharga di luar negeri (outflow)
dan penempatan simpanan serta aset
sebesar USD0,7 miliar, sedikit
lainnya di luar negeri.
meningkat dibandingkan triwulan
Pada triwulan IV tahun 2020, investasi sebelumnya.
langsung mampu mencatat arus
Adapun, posisi cadangan devisa
masuk neto USD4,2 miliar, lebih tinggi
mengalami kenaikan pada triwulan IV
dibandingkan dengan triwulan
tahun 2020 menjadi sebesar USD135,9
sebelumnya yang mencapai USD1,4
miliar atau setara dengan pembiayaan
miliar. Tingginya investasi langsung
9,8 bulan impor dan utang luar negeri
didorong terjaganya kepercayaan
pemerintah, serta berada di atas
investor asing terhadap prospek
standar kecukupan internasional
pemulihan ekonomi domestik
sebesar tiga bulan. Dengan demikian,
sehingga investasi langsung
berbagai indikator NPI secara umum
mengalami surplus signifikan.
menunjukkan sustainabilitas eksternal
yang terus terjaga.

78
Tabel 35. Neraca Pembayaran
Tahun 2015 – Triwulan IV/2020
(miliar USD)
2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2 2020:3 2020:4
TRANSAKSI BERJALAN -17,5 -17,0 -16,2 -30,6 -6,6 -8,2 -7,5 -8,0 -3,6 -2,9 1,0 0,8
BARANG 14,0 15,3 18,8 -0,2 1,3 0,6 1,4 0,3 4,5 4,0 9,8 10,0
Ekspor 149,1 144,5 168,9 180,7 41,2 40,2 43,7 43,4 41,7 34,6 40,8 46,2
Impor -135,1 -129,2 -150,1 -181,0 -39,9 -39,6 -42,3 -43,1 -37,2 -30,7 -31,0 -36,2
Barang Dagangan Umum 13,3 14,7 17,9 -0,2 0,8 0,2 0,7 0,0 3,2 2,5 8,7 10,1
Ekspor 147,7 143,1 167,0 178,7 40,4 39,4 42,5 42,7 40,0 33,0 39,2 45,6
Impor -134,4 -128,4 -149,1 -178,9 -39,6 -39,2 -41,8 -42,7 -36,8 -30,5 -30,5 -35,5
a. Nonmigas 19,0 19,5 25,3 11,2 2,9 3,1 2,7 3,2 5,8 3,3 9,4 11,3
Ekspor 130,5 130,2 151,4 161,1 37,4 36,4 39,5 39,7 37,7 31,2 37,2 43,2
Impor -111,5 -110,7 -126,2 -149,9 -34,5 -33,3 -36,7 -36,5 -31,9 -27,9 -27,8 -31,8
b. Migas -5,7 -4,8 -7,3 -11,4 -2,1 -2,9 -2,1 -3,2 -2,6 -0,8 -0,7 -1,2
Ekspor 17,2 12,9 15,6 17,6 3,0 2,9 3,0 3,0 2,3 1,8 2,0 2,4
Impor -22,9 -17,7 -22,9 -29,0 -5,2 -5,8 -5,1 -6,2 -4,9 -2,6 -2,7 -3,6
Barang Lainnya 0,7 0,6 0,9 0,0 0,5 0,3 0,7 0,3 1,3 1,5 1,1 -0,1
Ekspor 1,4 1,4 1,9 2,0 0,8 0,8 1,2 0,7 1,7 1,6 1,6 0,6
Impor -0,7 -0,8 -1,0 -2,0 -0,3 -0,5 -0,5 -0,4 -0,4 -0,1 -0,5 -0,7
JASA-JASA -8,7 -7,1 -7,4 -6,5 -1,5 -1,9 -2,2 -2,0 -1,9 -2,1 -2,7 -3,1
Ekspor 22,2 23,3 25,3 31,2 7,5 7,4 8,4 8,3 6,1 2,6 2,8 3,3
Impor -30,9 -30,4 -32,7 -37,7 -9,0 -9,3 -10,7 -10,3 -8,0 -4,7 -5,5 -6,4
PENDAPATAN PRIMER -28,4 -29,6 -32,1 -30,8 -8,1 -8,9 -8,4 -8,3 -7,9 -6,2 -7,4 -7,5
PENDAPATAN SEKUNDER 5,5 4,5 4,5 6,9 1,8 2,0 1,8 2,0 1,7 1,4 1,4 1,4
TRANSAKSI MODAL 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
TRANSAKSI FINANSIAL 16,8 29,3 28,7 25,1 9,9 6,7 7,4 12,5 -3,1 10,9 0,9 -0,9
Aset -21,5 15,9 -18,4 -19,2 -6,8 -3,8 -3,8 -0,9 -5,0 -1,3 -2,8 -8,1
Kewajiban 38,3 13,4 47,1 44,3 16,7 10,5 11,2 13,5 1,9 12,2 3,8 7,2
INVESTASI LANGSUNG 10,7 16,1 18,5 12,5 5,9 5,8 5,2 3,6 4,3 4,2 1,4 4,2
Aset -9,1 11,6 -2,0 -6,4 -0,8 -1,6 -0,6 -1,4 -0,7 -0,7 -2,7 -0,9
Kewajiban 19,8 4,5 20,5 18,9 6,7 7,4 5,9 5,0 5,0 4,9 4,1 5,1

79
Lanjutan Tabel 27 Neraca Pembayaran
Tahun 2015 – Triwulan IV/2020
(miliar USD)
2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2 2020:3 2020:4
INVESTASI PORTFOLIO 16,2 19,0 21,1 9,3 5,5 4,6 4,6 7,3 -6,1 9,8 -1,9 2,2
Aset -1,3 2,2 -3,4 -5,2 0,1 0,0 0,0 0,3 -0,1 -0,2 -0,2 -0,7
Kewajiban 17,5 16,8 24,4 14,5 5,4 4,6 4,6 6,9 -6,0 10,0 -1,7 2,8
DERIVATIF FINANSIAL 0,0 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 0,1 0,0 -0,3 0,1 0,0 0,2
INVESTASI LAINNYA -10,1 -5,8 -10,7 3,3 -1,6 -3,6 -2,5 1,6 -0,9 -3,2 1,5 -7,5
TOTAL -0,7 12,4 12,5 -5,4 3,3 -1,5 0,0 4,5 -6,7 8,0 2,0 -0,1
NERACA KESELURUHAN -1,1 12,1 11,6 -7,1 2,4 -2,0 0,0 4,3 -8,5 9,2 2,1 -0,2
Posisi Cadangan Devisa 105,9 116,4 130,2 120,7 124,5 123,8 124,3 129,2 121,0 131,7 135,2 135,9
Dalam Bulan Impor 7,4 8 8 6,4 6,7 6,7 6,9 7,3 7,0 8,1 9,1 9,8
Transaksi Berjalan/PDB (%) -2,03 -2 -2 -3,7 -2,5 -3,0 -2,6 -2,8 -1,3 -1,2 0,4 0,3

Sumber: Bank Indonesia, diolah

80
Neraca Perdagangan Neraca perdagangan migas

Neraca perdagangan Indonesia Pada triwulan IV tahun 2020, neraca


mengalami surplus didorong perdagangan migas defisit sebesar
peningkatan ekspor yang lebih USD1,3 miliar, lebih besar daripada
tinggi. defisit pada triwulan III tahun 2020
yang sebesar USD1,1 miliar. Hal
Pada triwulan IV tahun 2020, ekspor tersebut disebabkan oleh impor migas
total dan impor total mengalami Indonesia pada triwulan IV tahun 2020
kenaikan dibanding dengan triwulan yang sebesar USD3,6 miliar jauh lebih
sebelumnya, namun impor total besar daripada total ekspor migas
mengalami penurunan dibanding (USD2,4 miliar). Ekspor migas
triwulan IV tahun 2019. Ekspor Indonesia terkontraksi sebesar 20,9
meningkat sebesar 13,3 persen (QtQ) persen (YoY). Sementara itu, impor
dan meningkat sebesar 6,7 persen migas terkontraksi 39,5 persen (YoY).
(YoY), sedangkan impor mengalami
Tabel 37. Nilai Ekspor dan Impor Migas
kenaikan sebesar 15,6 persen (QtQ),
Share
Growth (%)
namun terkontraksi 15,1 persen (YoY). Nilai
thd
Uraian Q4 2020
Kenaikan ekspor total maupun impor (juta USD)QtQ YoY Total*
(%)
total secara QtQ tersebut disebabkan
Ekspor Migas 2.394,4 23,0 -20,9 5,2
adanya peningkatan pada ekspor Minyak 728,1 85,1 59,2 1,6
migas dan nonmigas. Sepanjang Mentah
Hasil Minyak 296,8 -27,9 -41,9 0,6
tahun 2020, neraca perdagangan
Gas 1.369,5 20,0 -33,5 3,0
surplus USD21,7 miliar, dengan Impor Migas 3.645,6 18,3 -39,5 9,6
pertumbuhan ekspor terkontraksi Minyak 673,1 -8,83 -60,9 1,8
sebesar 2,6 persen dan impor Mentah
Hasil Minyak 2.279,1 24,98 -37,7 6,0
terkontraksi sebesar 17,3 persen (YoY). Gas 693,4 33,6 7,7 1,8
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Tabel 36. Neraca Perdagangan
*share terhadap total ekpor/impor
2019 2020
Uraian Q4 Q3 Q4 Ekspor dan impor migas secara QtQ
juta USD
meningkat masing-masing 23,0 dan
Neraca Total -1.351,6 7.982,2 8.271,0
Ekspor Total 43.254,8 40.758,9 46.159,8 18,3 persen. Kenaikan ekspor migas
Impor Total 44.606,3 32.776,8 37.888,8 terutama didorong oleh ekspor gas
Neraca Nonmigas 1.644,3 9.117,0 9.522,8 yang tumbuh sebesar 20,9 persen
Ekspor Nonmigas 40.227,8 38.812,8 43.765,5
(QtQ) dan minyak mentah yang
Impor Nonmigas 38.583,5 29.695,8 34.242,7
Neraca Migas -2.995,9 -1.134,9 -1.251,2 mengalami kenaikan hingga 85,1
Ekspor Migas 3.027,0 1.946,1 2.394,4 persen (QtQ). Sementara itu, kenaikan
Impor Migas 6.022,9 3.081,0 3.645,6
impor migas lebih didorong oleh gas
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
dan hasil minyak, masing-masing
tumbuh 33,6 dan 25,0 persen (QtQ).

81
Neraca perdagangan Nonmigas triwulan IV tahun 2020, nilai ekspor
nonmigas terutama didukung oleh
Pada triwulan IV tahun 2020, neraca
nilai ekspor pada golongan lemak dan
nonmigas surplus akibat ekspor
minyak hewan/nabati sebesar USD6,9
nonmigas yang lebih besar daripada
miliar dan memiliki share terbesar
impor nonmigas. Neraca perdagangan
(13,7 persen) dibanding golongan
nonmigas surplus sebesar USD9,5
barang lainnya. Pada triwulan IV tahun
miliar atau tumbuh sebesar 4,5 persen
2020, ekspor lemak dan minyak
(QtQ) yang didorong oleh jumlah
hewan/nabati tumbuh sebesar 31,8
ekspor nonmigas (USD43,8 miliar)
persen (YoY).
lebih besar daripada jumlah impor
nonmigas (USD34,2 miliar). Tabel 39. Nilai Ekspor Nonmigas 10
Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar
Neraca perdagangan ekspor Share thd
Nilai Growth (%)
Ekspor
nonmigas Kode HS: Uraian Q4 2020
Nonmigas
(juta USD) QtQ YoY
(%)
Pada triwulan IV tahun 2020, ekspor Lemak & minyak 6.870,8 40,0 31,8 13,7
nonmigas tumbuh 8,8 persen (YoY), hewan/nabati (15)
Bahan bakar 4.468,7 30,5 -17,5 8,9
didorong oleh peningkatan nilai
mineral (27)
ekspor pada sektor pertanian sebesar Besi dan baja (72) 3.554,2 29,3 72,9 7,1
8,8 persen (YoY). Ekspor sektor industri Mesin/peralatan 2.748,1 13,1 21,5 5,5
listrik (85)
pengolahan tumbuh sebesar 12,2
Kendaraan dan 2.168,6 35,5 3,4 4,3
persen (YoY). Sementara itu, ekspor bagiannya (87)
sektor pertambangan dan lainnya Karet dan barang 1.603,4 9,6 14,2 3,2
dari karet (40)
terkontraksi 11,1 persen dibanding
Bijih, kerak dan abu 1.495,2 84,5 27,7 3,0
triwulan IV tahun 2019. logam (26)
Mesin-mesin/ 1.477,4 12,3 3,9 2,9
Tabel 38. Nilai Ekspor Nonmigas Pesawat
berdasarkan Sektor Mekanik(84)
Alas kaki (64) 1.307,6 29,9 12,8 2,6
Nilai Growth (%) Share
thd Perhiasan/permata 1.258,0 -51,8 -7,4 2,5
Uraian Q4 2020 (71)
Total*
(juta USD) QtQ YoY
(%) Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Ekspor 43.765,4 12,8 8,8 94,8
Nonmigas Sementara itu, dari 10 golongan
Pertanian 1.301,3 17,5 24,7 2,8 terbesar, hanya ekspor golongan
Industri 36.780,4 9,5 12,2 79,7
bahan bakar mineral dan
Pengolahan
Pertambangan 5.683,7 38,5 -11,1 12,3 perhiasan/permata yang terkontraksi
dan lainnya masing-masing 17,5 persen dan 7,4
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah persen (QtQ). Lebih lanjut,
*share terhadap total ekpor pertumbuhan tertinggi dicatat oleh
golongan barang bijih, kerak dan abu
Berdasarkan ekspor nonmigas
logam yakni sebesar 84,5 persen
terbesar golongan barang HS 2 digit
(QtQ). Sepanjang tahun 2020, ekspor

82
lemak dan minyak hewan/nabati Jepang mengalami penurunan,
sebesar USD20,7 miliar atau tumbuh masing-masing sebesar 3,7 dan 0,6
sebesar 18,1 persen (YoY). persen. Ekspor nonmigas Indonesia ke
Tiongkok mengalami pertumbuhan
Negara tujuan ekspor nonmigas
sebesar 26,6 persen (YoY). Sementara
terbesar adalah Tiongkok, Amerika
itu, ekspor nonmigas ke Amerika
Serikat, dan Jepang. Serikat meningkat 9,1 persen (YoY).
Tabel 40. Nilai Ekspor Nonmigas di
Neraca Perdagangan Impor
Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
Nonmigas
Growth (%) Share thd
Nilai
Ekspor
Uraian Q4 2020
Nonmigas
Tabel 41. Nilai Impor berdasarkan
(juta USD) QtQ YoY
(%) Golongan Penggunaan Barang
Tiongkok 9.493,3 24,6 26,6 21,7 Nilai Growth (%) Share
Jepang 3.502,0 13,1 -0,6 8,0 Uraian Q4 2020 thd
(juta USD) QtQ YoY Total(%)
Amerika 5.111,8 4,0 9,1 11,7
Serikat Impor Total 37.888,8 15,6 -15,1 100,0
Barang 4.053,1 18,3 -14,8 10,7
India 3.057,5 27,0 -4,5 7,0
Konsumsi
Australia 629,0 -4,3 17,7 1,4 27.021,3 15,2 -16,7 71,3
Bahan Baku /
Korea Selatan 1.537,4 19,9 7,1 3,5 Penolong
Taiwan 1.010,7 3,2 16,0 2,3 6.814,4 15,6 -7,9 18,0
Barang Modal
ASEAN 9.144,0 15,1 2,0 20,9
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Singapura 1.809,3 -14,4 -16,2 4,1
Malaysia 2.314,2 40,3 18,3 5,3 Berdasarkan nilai impor penggunaan
Thailand 1.257,0 21,4 -3,1 2,9 barang, pada triwulan IV tahun 2020
Uni Eropa 3.514,5 14,2 -3,7 8,0 kenaikan terbesar terjadi pada barang
Jerman 699,8 18,2 14,6 1,6 konsumsi sebesar 18,3 persen (QtQ).
Belanda 830,8 13,7 5,2 1,9
Sementara itu, secara tahunan, terjadi
Italia 474,7 23,1 -3,7 1,1
penurunan impor pada semua jenis
Sumber: Badan Pusat Statistik
barang. Penurunan impor tertinggi
Pada triwulan IV tahun 2020, terjadi pada impor bahan
Tiongkok, ASEAN, Amerika Serikat, Uni baku/penolong yang menurun
Eropa dan Jepang merupakan negara sebesar 16,7 persen (YoY); diikuti oleh
serta kawasan tujuan utama ekspor penurunan impor barang konsumsi
nonmigas Indonesia dengan nilai sebesar 14,8 persen (YoY); serta
masing-masing sebesar USD9,5; penurunan impor barang modal
USD9,1; USD5,1; USD3,5;, dan USD3,5 sebesar 7,9 persen (YoY). Penurunan
miliar. Secara triwulanan, nilai ekspor yang tinggi pada impor ketiga jenis
nonmigas terhadap negara-negara barang tersebut menunjukkan
tersebut mengalami peningkatan. tertekannya perekonomian domestik
Namun secara tahunan, ekspor pada masa pandemi terutama terjadi
nonmigas ke Kawasan Uni Eropa dan kelesuan dunia usaha yang

83
ditunjukkan pada penurunan bahan utama mengalami peningkatan,
baku/penolong. dengan peningkatan tertinggi pada
golongan kendaraan dan bagiannya
Impor nonmigas didorong
sebesar 63,3 persen meskipun secara
golongan Mesin/Pesawat Mekanik
YoY mengalami penurunan sebesar
serta Mesin/Peralatan Listrik. 35,0 persen.
Pada triwulan IV tahun 2020, impor Impor nonmigas terbesar berasal
nonmigas golongan mesin- dari Tiongkok, ASEAN, dan Eropa.
mesin/pesawat mekanik memiliki
peran tertinggi sebesar 17,4 persen Tabel 43. Nilai Impor Nonmigas di
terhadap total impor nonmigas. Beberapa Negara Mitra Dagang Utama
Growth (%) Share thd
Secara triwulanan, pertumbuhan Nilai
Impor
golongan ini meningkat sebesar 14,7 Uraian Q4 2020
(juta USD) QtQ YoY Nonmigas
persen, namun secara tahunan (%)

terkontraksi sebesar 14,2 persen. Tiongkok 11.130,5 10,4 -9,0 32,5


Jepang 2.551,4 28,56 -32,2 7,5
Tabel 42. Nilai Impor Nonmigas 10 Amerika
1.907,1 8,8 -3,6 5,6
Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar Serikat
Share thd India 1.040,0 9,1 0,7 3,0
Nilai Growth (%)
Impor
Kode HS: Uraian Q4 2020
Nonmigas
Australia 1.209,8 29,5 1,6 3,5
(juta USD) QtQ YoY Korea Selatan 1.855,3 22,6 1,3 5,4
(%)
84 Mesin- 5.863,5 14,7 -14,2 17,4 Taiwan 951,8 5,5 -17,3 2,8
mesin/Pesawat ASEAN 6.069,8 19,9 -20,3 17,7
mekanik
Singapura 2.089,6 14,8 -18,9 6,1
85 Mesin/peralatan 5.375,2 9,3 -1,9 15,9
Malaysia 1.325,2 13,0 -7,9 3,9
listrik
72 Besi dan Baja 1.898,0 34,6 -31,3 5,6 Thailand 1.529,0 29,1 -35,0 4,5
39 Plastik dan 1.847,0 13,3 -14,1 5,5 Uni Eropa 2.715,7 14,7 -10,6 7,9
barang dari plastik Jerman 751,5 5,4 -7,8 2,2
29 Bahan kimia 1.278,6 11,3 -7,0 3,8 Belanda 202,6 24,0 -6,8 0,6
organik
Italia 443,5 7,8 9,8 1,3
87 Kendaraan dan 1.152,6 63,3 -35,0 3,4
bagiannya Sumber: Badan Pusat Statistik
90 Perangkat optik 944,6 35,5 14,9 2,8
Impor nonmigas yang berasal dari
38 Berbagai 833,4 20,7 32,6 2,5
produk kimia Tiongkok mengalami kenaikan
71 Perhiasan/ 802,2 35,4 91,4 2,4 sebesar 10,4 persen (QtQ) dan
permata
mengalami kontraksi sebesar 9,0
23 Ampas/sisa 771,8 20,5 8,0 2,3
industri makanan
persen (YoY). Tiongkok masih menjadi
Sumber: Badan Pusat Statistik negara terbesar asal impor nonmigas
utama Indonesia (share 32,5 persen).
Dilihat dari pertumbuhannya, secara Sepanjang tahun 2020, impor
triwulanan golongan barang HS 2 digit nonmigas Indonesia dari Tiongkok
pada 10 barang impor nonmigas sebesar USD39,4 miliar.

84
Secara triwulanan, pertumbuhan Rencana kerjasama ekonomi
tertinggi impor Indonesia pada Indonesia-Kanada
triwulan IV tahun 2020 yang berasal
Indonesia-Canada Comprehensive
dari Australia yakni sebesar 29,5
Economic Partnership Agreement
persen (QtQ) dan tumbuh positif
merupakan rencana perjanjian
dibanding triwulan IV tahun 2019
perdagangan yang diinisiasi dan mulai
sebesar 1,6 persen (YoY).
didiskusikan antar kedua negara sejak
Kerjasama Ekonomi 2020. Sebelumnya, Kanada
mengupayakan untuk memiliki
Internasional
perjanjian dagang dengan ASEAN
Kerjasama Cross-Border and Trade secara keseluruhan. Namun, beberapa
Cooperation Indonesia-Timor Leste negara sudah terlebih dahulu memiliki
perjanjian bilateral dengan Kanada di
Cross-Border and Trade Cooperation
luar ASEAN. Melihat Indonesia sebagai
Indonesia-Timor Leste merupakan
pasar potensial dan besar, Kanada
kerja sama lintas batas antara
kemudian mengupayakan untuk
Indonesia dan Timor Leste yang
memiliki perjanjian bilateral dengan
dilaksanakan atas inisiasi Asian
Indonesia.
Development Bank (ADB). Kerja sama
tersebut bertujuan meningkatkan Saat ini, upaya Kerjasama ekonomi
konektivitas antar kedua negara yang Indonesia-Kanada baru mencapai
dapat berkontribusi pada peningkatan tahap Technical Discussion yang akan
ekonomi melalui perdagangan dan dilaksanakan pada bulan Februari
pariwisata. Output yang diharapkan 2021 dan Maret 2021 untuk
dari kerja sama ini adalah: 1) MoU on membahas kemungkinan komitmen-
Buses and Coaches, 2) MoU on komitmen yang ingin dilaksanakan
Customs, 3) Joint Animal Health kedua negara.
Surveillance Guidelines, dan 4) MoU on
Berdasarkan hubungan perdagangan,
Tourism. Selain itu, dilakukan pelatihan
Kanada merupakan salah satu negara
peningkatan kapasitas di bidang
non-tradisional tujuan ekspor
Customs, Immigration, and
Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan
Quarantines (CIQ) serta pemetaan
oleh kontribusi ekspor Indonesia ke
destinasi wisata di wilayah NTT dan
Kanada terhadap total ekspor
Timor Leste (joint asset tourism
Indonesia yang sebesar 0,5 persen
mapping). Kerjasama dengan technical
pada tahun 2019. Komoditi ekspor
assistance dari ADB ini berjalan dari
utama Indonesia ke Kanada adalah
tahun 2019 sampai 2021.
produk karet (15 persen), produk
apparel (24 persen), serta alas kaki (9
persen). Namun, impor Indonesia dari
Kanada lebih tinggi dari ekspor

85
Indonesia ke Kanada, dengan impor Indonesia-Australia Comprehensive
utama dari Indonesia adalah produk Economic Partnership Agreement
sereal (38 persen), pulp kayu (18 (IA-CEPA)
persen) dan pupuk (16 persen).
Indonesia-Australia Comprehensive
Dengan demikian, Indonesia memiliki
Economic Partnership Agreement (IA-
neraca perdagangan defisit dengan
CEPA) telah diratifikasi melalui
Kanada.
pengesahan RUU IA-CEPA pada Rapat
Dari sisi investasi, Kanada menjadi Paripurna DPR RI yang dilaksanakan
salah satu investor asing di Indonesia. pada 6 Februari 2020. Perjanjian IA-
Pada tahun 2020, Kanada lebih banyak CEPA sendiri telah ditandatangani
berinvestasi pada sektor tersier dan sejak Maret 2019 lalu dan berlaku
industri pengolahan. Pada sektor efektif mulai Juli 2020.
tersier, Kanada berinvestasi pada sub
Dalam perjanjian Kerjasama IACEPA
sektor electricity and utilities dan
terdapat Kerjasama ekonomi atau
transportasi. Sedangkan pada sektor
disebut sebagai Economic
sekunder, Kanada berinvestasi pada
Cooperation Partnership (ECP) IA-
subsektor otomotif, kina dan farmasi,
CEPA. Kerjasama tersebut
karet dan plastik, mesin dan elektronik,
direncanakan akan dilaksanakan pada
serta makan dan minuman.
tahun 2021 dan berakhir pada tahun
Dengan adanya perjanjian kerjasama 2025 dengan keluaran (outcomes)
ekonomi Indonesia-Kanada, Indonesia yang diharapkan yaitu 1) akses pasar
memiliki potensi mengembangkan Indonesia dan Australia yang lebih
perdagangan dengan pertimbangan luas (greater market access), 2)
antara lain: 1) Indonesia masih belum integrasi pasar yang lebih baik antara
optimal dapat mengakses pasar Indonesia dan Australia (better
ekspor ke Kanada dimana kontribusi integrated markets between Indonesia
ekspor Indonesia ke Kanada baru and Asutralia fostering new inclusive
sekitar 0,5 persen pada tahun 2019; economic partnerships), dan 3)
dan 2) Kanada terhubung dalam peningkatan keahlian pasar tenaga
jejaring rantai pasok global terutama kerja (enhanced labour market skills for
pasar Amerika yang lebih luas. Saat ini, Indonesian businesses and government
Indonesia baru memiliki perjanjian boosting productivity, gender equality
dagang dengan Chili untuk wilayah and social inclusion).
Amerika.1
Apabila melihat perkembangan
hubungan perdagangan Indonesia
dengan Australia, Australia merupakan
salah satu pasar tradisional ekspor

1
ARIC Database (2021)

86
Indonesia. Kondisi tersebut mencapai puncaknya pada tahun 2018
ditunjukkan dengan kontribusi ekspor dengan nilai USD597,4 juta. Namun,
Indonesia ke Australia sebesar 1,39 pada tahun 2019 investasi mengalami
persen dari total ekspor keseluruhan, penurunan dan sedikit meningkat
dan kontribusi impor Indonesia dari menjadi USD269,3 juta pada tahun
Australia sebesar 3,22 persen pada 2020.
tahun 2019. Pada tahun 2019,
Berdasarkan jumlah proyek, investasi
komoditi utama ekspor Indonesia ke
Australia ke Indonesia mengalami
Australia adalah 1) Bahan bakar
peningkatan. Pada tahun 2020, jumlah
mineral, minyak mineral dan produk
proyek mencapai 1.076 proyek
penyulingannya; zat bitumen; mineral,
dengan nilai investasi USD269,3 juta.
dll; 2) Kayu dan barang dari kayu;
Tiga sektor terbesar investasi Australia
arang kayu; 3) Mesin, peralatan
di Indonesia pada tahun 2020 adalah
mekanik, reaktor nuklir, ketel uap;
Pertambangan, Hotel dan Restoran,
bagiannya; 4) Mesin dan peralatan
serta Listrik, Gas, dan Air.
listrik serta bagiannya; perekam dan
reproduksi suara, televisi, dll; 5) Tabel 44. Perkembangan Investasi
Mutiara alam atau budidaya, batu Australia di Indonesia
mulia atau semi mulia, logam mulia, Tahun Proyek Investasi (ribu USD)
dilapisi logam mulia, logam mulia,
2016 812 174.704,5
dilapisi logam. Sedangkan impor
2017 730 513.865,5
Indonesia dari Australia terutama 1)
2018 635 597.437,8
Bahan bakar mineral, minyak mineral 2019 740 264.625,8
dan produk penyulingannya; zat 2020 1.076 269.297,3
bitumen; mineral, dll; 2) Hewan hidup; Sumber: BKPM
3) Daging dan sisa daging yang bisa
dimakan; 4) Bijih, terak dan abu; 5) Regional Comprehensive Economic
Sereal. Partnership (RCEP)

Melalui ECP IA-CEPA ini, diharapkan Sekilas sejarah RCEP. RCEP mulai
dapat mendorong kerjasama didorong pada Agustus 2012 oleh
perdagangan antara Indonesia- menteri-menteri Ekonomi dari 16
Australia terutama yang mendukung negara (ASEAN dan 6 negara partner
ekspansi ekspor Indonesia ke Australia ASEAN+1 FTAs) dengan
dalam produk-produk unggulan. mengeluarkan the Guiding Principles
and Objectives for Negotiating the
Perkembangan Investasi Australia Regional Comprehensive Economic
di Indonesia Partnership. Pada dasarnya RCEP
didorong untuk meningkatkan
Pada tahun 2016 hingga 2018, realisasi
hubungan ekonomi, terutama
penanaman modal asing (PMA) dari
perdagangan dan investasi, serta
Australia mengalami peningkatan dan

87
menurunkan kesenjangan dari negara Anggota RCEP. Pada awal mula
anggota. Negosiasi RCEP untuk pembahasan RCEP, negara yang
pertama kali dilaksanakan pada the terlibat sebanyak 16 anggota yaitu 10
21th ASEAN Summit di bulan negara ASEAN (Brunei, Kamboja,
November 20122. Dengan 31 Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar,
negosiasi, 19 pembicaraan tingkat Filipina, Singapura, Thailand, dan
Menteri, dan 4 pertemuan puncak di Vietnam) serta 6 partner perdagangan
antara pemimpin negara3, akhirnya Free Trade Area dari ASEAN (ASEAN+1
RCEP ditandatangani pada 15 FTAs yaitu Australia, New Zealand,
November 2020, oleh 15 negara- Tiongkok, India, Jepang, dan Korea
negara anggota RCEP, termasuk Selatan). Namun demikian, pada 4
Presiden Republik Indonesia, disela- November 2019, India keluar dari
sela KTT ASEAN. perundingan dengan pertimbangan
tarif impor yang rendah akan
Perjanjian RCEP mengatur 20 bab 4
merugikan produsen lokal. Dengan
antara lain mengenai i) trade in goods,
demikian, RCEP ditandatangani oleh
ii) rules of origin (ROO), iii) customs
15 negara dengan 10 negara ASEAN, 3
procedures and trade facilitation
negara ASEAN+3 (Tiongkok, Jepang,
(CPTF), iv) sanitary and phytosanitary
Korea Selatan), dan 2 negara
measures (SPS), v) Standards, Technical
ASEAN+6 (Australia, dan New
Regulations, and Conformity
Zealand). Dengan 15 negara anggota,
Assessment Procedures (STRACAP), vi)
dikatakan RCEP memiliki potensi
Trade Remedies, vii) Trade in Services,
jangkauan pasar hampir 30 persen
viii) Temporary Movement of Natural
populasi dunia dan menyumbang 29
Persons (MNP), ix) Investment, x)
persen dari total PDB dunia5.
Intellectual Property, xi) Electronic
Berdasarkan tabel di bawah, beberapa
Commerce, xii) Competition, xiii) Small
negara anggota RCEP tidak memiliki
and Medium Enterprises (SMEs), xiv)
FTAs, seperti Tiongkok-Jepang, dan
Economic and Technical Cooperation
Jepang-Korea. Dengan demikian,
(ECOTECH), xv) Government
RCEP akan membuka kerjasama yang
Procurement, xvi) General Provisions
lebih luas antar anggota RCEP
and Exceptions, xvii) Institutional
tersebut.
Provisions, xviii) Dispute Settlement,
dan xix) Final Provisions.

2 ASEAN Website. Regional Comprehensive Economic 4 ASEAN. 2020. Summary of the RCEP agreement.Summary-
Partnership (RCEP) - ASEAN | ONE VISION ONE IDENTITY of-the-RCEP-Agreement.pdf (asean.org) (diakses pada 30
ONE COMMUNITY. (Diakses pada 30 November 2020) November 2020)
3 Sun-young. “S.Korea signs world’s largest free trading 5McDonald, “What is the Regional Comprehensive

deal”. The Korea Herald, 15 November 2020. S. Korea signs Economic Partnership (RCEP)?”, BBC News Singapore, 16
world’s largest free trading deal (koreaherald.com). November 2020, https://www.bbc.com/news/business-
(Diakses pada 30 November 2020) 54899254 (diakses pada 26 November 2020)

88
Tabel 45. Kondisi FTAs antar Anggota pada 3000 barang selama 6 tahun
RCEP terakhir. Membalikkan tarif ke level
Cina/ Selandia

2014 pada tahun 2022 akan


ASEAN Australia India* Jepang Korea
RRT Baru

ASEAN Ya Ya Ya Ya Ya Ya

Australia Ya Ya Tidak Ya Ya Ya
mengganggu sektor utama seperti
Cina/RRT Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya
industri elektronik.

Ketiga, permintaan jalur tarif dalam


India Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak

Ya-
Jepang Ya Ya Tidak Ya Tidak
CPTPP
Auto Trigger Safeguard Mechanism
Korea Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

Selandia
Ya Ya Ya Tidak Ya-CPTPP Ya
(ATSM) untuk ditinjau dalam periode
Baru

Sumber: Gultom, CIPS 2020


tiga tahun yang tidak dipenuhi oleh
anggota RCEP dalam pembahasan.
Alasan India keluar dari India memiliki pengalaman dampak
Perundingan RCEP FTA yang menyebabkan lonjakan
impor besar sehingga merugikan
Terdapat 6 (enam) pertimbangan India
industri domestik. Untuk memastikan
keluar dari perundingan RCEP6.
bahwa tidak ada industri dalam negeri
Pertama, ancaman penghindaran
di salah satu dari negara RCEP yang
Aturan Asal (Rules of Origins) karena
menderita, India mengusulkan
diferensial tarif yang merugikan India.
mekanisme pemicu otomatis, namun
Negara-negara dapat memanfaatkan
belum diterima.
diferensial tarif yang diberikan kepada
negara lain dalam jalur tarif yang tidak Keempat, pengecualian dari
ditawarkan kepadanya. India tidak kewajiban Most Favoured Nation
memiliki FTA dengan Tiongkok, begitu (MFN) dalam bab Investasi. MFN
India menjadi anggota RCEP, Tiongkok diberikan untuk kepentingan strategis
dapat menggunakan tarif yang lebih ataupun geopolitik. India tidak ingin
rendah daripada penawaran tarif India memberikan perlakukan istimewa
ke Vietnam atau Malaysia, dan produk yang sama kepada semua negara
Tiongkok akan banyak masuk ke India. RCEP, terutama Tiongkok dimana
India memiliki perselisihan perbatasan.
Kedua, adanya permintaan perubahan
tarif dasar Bea Cukai 2014 hingga 2019 Kelima, adanya kewajiban ratchet
yang dianggap merugikan India. pada investasi. India menolak
Setelah ditandatangani RCEP, dan kewajiban untuk menawarkan
ratifikasi hukum negara anggota, kemudahan investasi India-FTAs
maka RCEP akan mulai beroperasi kepada anggota RCEP.
pada tahun 2022. Bea cukai tahun
2014 akan diterapkan pada tahun
2022. India telah meningkatkan tarif

6 Mathew, J.C. “RCEP: 5 reasons why India stayed away from largest trade deal (businesstoday.in) (diakses pada 30
word’s largest trade deal. Businees Today, 16 November November 2020)
2020, RCEP: 5 reasons why India stayed away from world's

89
Keenam, adanya kewajiban investasi perekonomian, sedangkan
di daerah7. Pada RCEP FTA, komitmen perekonomian 10 negara RCEP lainnya
investasi harus dipenuhi oleh termasuk Indonesia diproyeksikan
pemerintah daerah bahkan oleh mengalami kontraksi. Perekonomian
perusahaan milik daerah. India hanya anggota negara RCEP diproyeksikan
menginginkan komitmen investasi akan pulih pada tahun 2021, dan
pada level pemerintahan pusat dan memberi potensi perdagangan antar
state. RCEP termasuk Indonesia.

Kondisi Perekonomian Negara Tabel 46. Pertumbuhan Ekonomi


RCEP. Negara-negara anggota RCEP Negara Anggota RCEP
memiliki keragaman tingkat Negara Pertumbuhan
Kategori
pendapatan. Berdasarkan Anggota 2019 2020 2021
pembaharuan klasifikasi tingkat Indonesia Upper-middle 5,0 -2,1 4,8
pendapatan per kapita (Juli 2020), income
Malaysia Upper-middle 4,3 -5,6 7,0
negara-negara dapat dikategorikan
income
dalam 4 kategori yaitu low income Brunei High income 3,9 0,5* 3,3
(GNI/capita<USD1.036); Lower-middle Darussalam
Singapura High income 1,4 -5,4 5,0
income (GNI/capita USD1.036-4.045);
Filipina Lower-middle 6,0 9,5 6,6
Upper-middle income (GNI/capita income
USD4.-46-12.535); dan High income Thailand Upper-middle 2,3 -6,1 2,7
income
(GNI/capita>USD12.535). Dengan Vietnam Lower-middle 7,0 2,9 6,7
kategori tersebut, negara-negara income
RCEP dapat dikelompokkan dalam 3 Kamboja Lower-middle 7,1 -2,8* 6,8
income
kelompok, yaitu Lower-middle income, Laos Lower-middle 5,5 0,2 4,8
Upper-middle income, dan High income
income. Singapura, Tiongkok, Jepang, Myanmar Lower-middle 6,8 2,0* 5,7
income
Korea, Australia, dan Selandia Tiongkok Upper-middle 6,0 2,3 8,1
tergolong negara maju, sedangkan income
sisanya (ASEAN) merupakan kelompok Jepang High income 0,3 -4,8 3,1
Korea High income 2,0 -1,0 3,1
negara berkembang. Selatan
Australia High income 1,9 -4,1* 3,5
Pada kondisi pandemi Covid-19, di Selandia High income 3,0 3,9* 4,4
tahun 2020, perekonomian negara Baru
RCEP mengalami tekanan. Sumber: CEIC | *data Q3

Berdasarkan proyeksi WEO, beberapa


negara RCEP Brunei, Vietnam, Laos,
Myanmar, dan Tiongkok perlambatan

7Bhuyan, R. Will avoid joining agreements which are ‘FTAs 'FTAs by stealth with China': India on RCEP (msn.com).
by stealth with China’: India on RCEP. MSN.com. 16 (diakses 30 November 2020)
November 2020. Will avoid joining agreements which are

90
Hubungan Perdagangan Negara kurang berkembang yang
RCEP dengan Indonesia meningkatkan kesadaran publik dan
Bergabungnya Indonesia dalam RCEP, akses bisnis kepada informasi. RCEP
diharapkan dapat mendorong akses menyediakan mekanisme untuk
dan integrasi pasar Indonesia dengan pemulihan perdagangan,
negara RCEP dan dunia. Pada tahun meningkatkan perdagangan jasa dari
2019, Tiongkok, Jepang, Singapura, segi keuangan, telekomunikasi, dan
Malaysia, dan Korea Selatan, jasa profesional, menciptakan
merupakan negara tujuan utama lingkungan investasi yang kondusif
ekspor Indonesia. melindungi dan menegakkan hak
kekayaan intelektual, meningkatkan
Dilihat dari jenis komoditi, komoditi
promosi dan kerjasama penggunaan
yang diekspor Indonesia ke 5 negara
e-commerce, serta berbagi informasi
tersebut dalam HS 2 digit adalah, a)
untuk mengembangkan UKM.
bahan bakar mineral, b) Lemak dan
minyak hewan/nabati, c)Tembaga, d) Free Trade Agreement (FTA)
Perhiasan/Permata, e) timah, f) Besi
Indonesia memiliki perjanjian
dan Baja, g) Nikel, h) Mesin/peralatan
perdagangan baik secara bilateral
listrik, i) Karet dan Barang dari Karet,
kedua negara maupun kawasan.
dan j) Kayu, Barang dari Kayu.
Secara umum, kinerja perdagangan
Sedangkan, Indonesia mengalami
Indonesia dengan negara mitra FTA
surplus neraca perdagangan ke
selama tahun 2020 menurun
negara Malaysia, Brunei, Filipina,
dibandingkan dengan tahun
Vietnam, Kamboja, Myanmar, Jepang.
sebelumnya. Ekspor maupun impor ke
Kerjasama RCEP Menyediakan banyak negara mitra menurun
Fasilitas Bagi Anggotanya dipengaruhi oleh dampak Covid-19.
RCEP menyediakan kerangka untuk Namun demikian, meskipun di tengah
melakukan kegiatan kerjasama kondisi pandemi, ekspor Indonesia
ekonomi yang berfokus pada dibandingkan tahun 2019 meningkat
perdagangan barang, perdagangan ke negara Tiongkok, Myanmar, Brunei
jasa, investasi, kekayaan intelektual, e- Darussalam, Pakistan, Chili, Mesir,
commerce, persaingan, dan usaha kecil Australia, Selandia Baru, dan Iran.
dan menengah (UKM). Prioritas akan Peningkatan ekspor terbesar adalah
diberikan kepada aktivitas yang bisa ekspor ke TIongkok yang mengalami
memberikan pengembangan kenaikan sebesar USD4,0 miliar
kapasitas dan bantuan teknis kepada dibandingkan pada tahun 2019.
negara berkembang dan negara

91
Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia

Tabel 47. Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia


No Perjanjian / Kerjasama Status Tahun
1 ASEAN Free Trade Area Signed and In Effect 1993
2 ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Signed and In Effect 2010
Agreement
3 ASEAN-Canada FTA Proposed/Under 2017
consultation and study
4 ASEAN-EU Free Trade Agreement Proposed/Under 2015
consultation and study
5 ASEAN-Eurasian Economic Union Free Trade Proposed/Under 2016
Agreement consultation and study
6 ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement Signed but not yet In Effect 2017
7 ASEAN-India Comprehensive Economic Signed and In Effect 2010
Cooperation Agreement
8 ASEAN-Japan Comprehensive Economic Signed and In Effect 2008
Partnership
9 ASEAN-Pakistan Free Trade Agreement Proposed/Under 2009
consultation and study
10 ASEAN-People's Republic of China Comprehensive Signed and In Effect 2005
Economic Cooperation Agreement
11 ASEAN-[Republic of] Korea Comprehensive Signed and In Effect 2007
Economic Cooperation Agreement
12 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Signed and in Effect 2012
Partnership Agreement
13 Comprehensive Economic Partnership for East Asia Proposed/Under 2005
(CEPEA/ASEAN+6) consultation and study
14 East Asia Free Trade Area (ASEAN+3) Proposed/Under 2004
consultation and study
15 Eurasian Economic Union-Indonesia Proposed/Under 2016
consultation and study
16 Free Trade Area of the Asia Pacific Proposed/Under 2014
consultation and study
17 India-Indonesia Comprehensive Economic Negotiations launched 2011
Cooperation Arrangement
18 Indonesia-Chile Free Trade Agreement Signed but not yet In Effect 2017
19 Indonesia-Colombia Free Trade Agreement Proposed/Under 2019
consultation and study
20 Indonesia-European Free Trade Association Free Signed but not yet In Effect 2018
Trade Agreement
21 Indonesia-European Union Comprehensive Negotiations launched 2016
Economic Partnership Agreement
22 Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Proposed/Under 2018
Agreement consultation and study
23 Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement Signed and In Effect 2008

24 Indonesia-Kenya Free Trade Agreement Proposed/Under 2018


consultation and study
25 Indonesia-Morocco Preferential Trade Agreement Negotiations launched 2019

92
No Perjanjian / Kerjasama Status Tahun
26 Indonesia-Mozambique Free Trade Agreement Negotiations launched 2018

27 Indonesia-Nigeria Preferential Trade Agreement Propesed/Under 2017


Consultation and study
28 Indonesia-Pakistan Free Trade Agreement Signed and In Effect 2013
29 Indonesia-Peru FTA Proposed/Under 2014
consultation and study
30 Indonesia-Republic of Korea Free Trade Agreement Negotiations launched 2012
31 Indonesia-South Africa Free Trade Agreement Proposed/Under 2018
consultation and study
32 Indonesia-Sri Lanka Free Trade Agreement Proposed/Under 2018
consultation and study
33 Indonesia-Taipei,China FTA Proposed/Under 2011
consultation and study
34 Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement Negotiations launched 2018
35 Indonesia-Turkey FTA Negotiations launched 2017
36 Indonesia-Ukraine Free Trade Agreement Proposed/Under 2016
consultation and study
37 Indonesia-United States Free Trade Agreement Proposed/Under 1997
consultation and study
38 Preferential Tariff Arrangement-Group of Eight Signed and In Effect 2011
Developing Countries
39 Regional Comprehensive Economic Partnership Signed but not yet in Effect 2020
40 Trade Preferential System of the Organization of Signed but not yet In Effect 2014
the Islamic Conference
Sumber: Asia Regional Integration Center (ADB)

Berdasarkan kawasan, ekspor dari total ekspor Indonesia, dan 23,13


Indonesia ke kawasan Asia Timur yang persen dari impor Indonesia.
terdiri dari Jepang, Korea Selatan,
Sementara itu, dengan negara-negara
Tiongkok termasuk Hong Kong
mitra FTA di kawasan Asia Selatan
mencapai 32,5 persen dari total ekspor
yang terdiri dari India, Bangladesh,
Indonesia ke dunia. Pada saat yang
dan Pakistan, ekspor Indonesia ke
sama, Indonesia juga mengimpor 46,5
negara Kawasan tersebut sebesar 8,6
persen produk dari negara-negara
persen dari total ekspor Indonesia, dan
tersebut. Sedangkan negara-negara
impor sebesar 2,7 persen dari total
mitra FTA di kawasan Asia Tenggara
impor Indonesia.
berkontribusi terhadap 21,0 persen

93
Tabel 48. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA
2019 2020
Kawasan / Negara Ekspor Impor Ekspor Impor
(juta USD)
Indonesia terhadap Dunia 155.893,8 149.391,3 154.997,2 127.312,1
KAWASAN ASIA TIMUR
Jepang 13.814,4 15.624,8 12.883,4 10.629,1
Korea Selatan 6.100,1 7.274,5 5.608,5 6.462,9
Tiongkok 25.894,3 44.601,0 29.930,3 39.353,4
Hong Kong 2.501,7 3.222,0 2.021,2 2.744,0
Share terhadap total 30,99% 47,34% 32,54% 46,49%
KAWASAN ASIA TENGGARA
Thailand 5.461,0 9.420,5 4.545,9 6.451,0
Singapura 9.437,2 9.469,5 8.533,1 8.119,8
Filipina 6.754,5 820,7 5.856,4 592
Malaysia 7.669,4 5.837,8 6.994,4 4.822,5
Myanmar 874,5 182,7 1.031,6 187,2
Kamboja 606,2 42,6 541,2 47,4
Brunei Darussalam 103,2 30,6 129 28,7
Laos 6,8 31,1 5,1 42,3
Vietnam 5.140,8 3.801,8 4.926,9 3.117,7
Share terhadap total 23,13% 19,84% 21,01% 18,39%
KAWASAN ASIA SELATAN
India 11.700,6 4.083,9 10.199,1 3.725,2
Pakistan 1.918,2 378 2.374,7 194,9
Bangladesh 1.812,5 96,1 1.685,4 76,6
Share terhadap total 9,90% 3,05% 9,20% 3,14%
KAWASAN AMERIKA SELATAN
Chili 126,7 149,1 144,8 108,9
Share terhadap total 0,08% 0,10% 0,09% 0,09%
KAWASAN EROPA
Turki 1.147,9 342,2 1.048,2 274,1
Share terhadap total 0,74% 0,23% 0,68% 0,22%
KAWASAN AFRIKA
Mesir 1.012,8 135,3 1.056,6 128,3
Nigeria 424 65,8 371 50,1
Share terhadap total 0,92% 0,13% 0,92% 0,14%
KAWASAN OCEANIA
Australia 2.109,8 4.673,7 2.416,0 4.147,9
Selandia Baru 444,7 754,6 477 757
Share terhadap total 1,64% 3,63% 1,87% 3,85%
KAWASAN TIMUR TENGAH
Iran 118 8,6 198,3 8,4
Share terhadap total 0,08% 0,01% 0,13% 0,01%
Sumber: Kementerian Perdagangan

94
Perkembangan perdagangan dengan kontribusi terbesar adalah
berdasarkan FTA menunjukkan bahwa ASEAN-People’s Republic of China
FTA yang melibatkan negara ASEAN Comprehensive Economic Cooperation
berkontribusi lebih dari 20 persen total Agreement.
ekspor dan impor Indonesia. FTA

Tabel 49. Kontribusi Nilai Perdagangan Indonesia


berdasarkan FTA terhadap Total Perdagangan Indonesia dengan Dunia
2019 2020
FTA Ekspor Impor Ekspor Impor
(persen)
ASEAN FTA 23.,3 19,84 21,01 15,10
ASEAN-Australia and New Zealand 24,77 23,47 22,88 18,27
FTA
ASEAN-Hong Kong, China FTA 24,73 22,00 22,31 16,87
ASEAN-India CECA 30,63 22,57 27,59 17,51
ASEAN-Japan CEP 31,99 30,30 29,32 21,96
ASEAN-People’s Republic of China 39,74 49,69 40,32 40,49
CECA
ASEAN-Republic of Korea CECA 27,04 24,71 24,63 19,27
Indonesia-Australia CEPA 1,35 3,13 1,56 3,26
Indonesia-Chile FTA 0,08 0,10 0,09 0,07
Indonesia-Japan EPA 8,86 10,46 8,31 6,86
Indonesia-Pakistan FTA 1,23 0,25 1,53 0,13
Preferential Tariff Arrangement- 9,05 4,59 8,86 3,58
Group of Eight Developing Countries
Sumber: Kementerian Perdagangan

95
BAB III
PROYEKSI
PERTUMBUHAN EKONOMI
3.1 Proyeksi Pertumbuhan
yang berjalan lebih baik dari perkiraan
Ekonomi Global
terutama selama triwulan IV tahun
Ketersediaan vaksin diharapkan 2020.
menjadi pendorong bagi pemulihan
Kecepatan pemulihan ekonomi
perekonomian dunia.
berlangsung bervariasi antar negara
International Monetary Foundation yang dipengaruhi oleh penanganan
(IMF) merilis proyeksi terbaru pada pandemi di masing-masing wilayah.
bulan Januari 2021. Perekonomian Selain itu juga dipengaruhi efektivitas
global pada tahun 2020 secara kebijakan, tingkat keterpaparan dari
keseluruhan diestimasi terkontraksi negara lainnya, dan karakter dalam
3,5 persen, menggambarkan menghadapi krisis. Dibutuhkan
optimisme pemulihan yang lebih baik. langkah tepat pada sektor kesehatan
Proyeksi yang lebih baik tersebut sekaligus ekonomi untuk menjalankan
didorong oleh pemulihan ekonomi pemulihan yang berkelanjutan.

96
Ekonomi negara maju terkontraksi 4,9 tambahan yang diharapkan akan
persen pada 2020. Sementara mendorong ekonomi global.
kontraksi ekonomi pada negara
Perekonomian Amerika Serikat
berkembang lebih kecil yakni 2,4
diproyeksi tumbuh 5,1 persen pada
persen. Kontraksi ekonomi negara
tahun 2021. Aktivitas perekonomian di
berkembang tertahan oleh Tiongkok
Amerika Serikat diproyeksi akan sama
dan Vietnam yang tumbuh positif.
dengan akhir 2019 pada paruh kedua
Tabel 50. Proyeksi Pertumbuhan tahun 2021. Proyeksi tersebut belum
Beberapa Negara mencakup bantuan USD1,9 triliun
Kawasan 2020 2021
Negara Maju
yang diusulkan Presiden Joe Biden.
Amerika Serikat -3,4 5,1 Bantuan tersebut diperkirakan akan
Kawasan Eropa -7,2 4,2 menambah output sebesar 1,25
Jerman -5,4 3,5
Inggris -10,0 4,5
persen pada ahun 2021 dan 5 persen
Jepang -5,1 3,1 sepanjang tiga tahun berikutnya.
Negara Berkembang
Tiongkok 2,3 8,1 Jepang juga diprediksi mengalami
India -8,0 11,5 pertumbuhan mencapai level akhir
ASEAN-5 -3,7 5,2
Amerika Latin dan Karibia
2019 pada paruh kedua 2021. Pada
Brazil -4,5 3,6 tahun 2021, Jepang diproyeksi
Sub Sahara Afrika -2,6 3,2 tumbuh 3,1 persen, lebih tinggi dari
Afrika Selatan -7,5 2,8
Global -3,5 5,5
proyeksi Oktober sebesar 2,3 persen.
Sumber: IMF, World Economic Outlook, Percepatan pemulihan ekonomi
Januari 2021 tersebut didorong oleh stimulus
USD700 miliar untuk tahun 2021 yang
Sejalan dengan pendistribusian vaksin
diumumkan akhir tahun lalu.
sejak akhir tahun 2020, proyeksi
pertumbuhan ekonomi pada tahun Optimisme pada pemuihan ekonomi
2021 semakin optimis. Perekonomian Amerika Serikat dan Jepang
global diproyeksi tumbuh sebesar 5,5 berbanding terbalik dengan Eropa.
persen sepanjang tahun 2021. Proyeksi pertumbuhan kawasan Eropa
Pemulihan diproyeksi berlangsung justru diturunkan dari 5,2 persen
pada paruh kedua tahun 2021 sejalan (proyeksi Oktober) menjadi 4,2 persen.
dengan ketersediaan vaksin dalam Turunnya proyeksi merupakan akibat
jumlah lebih besar terutama di negara dari peningkatan kasus Covid-19 pada
maju. Selain efektivitas program akhir tahun lalu yang mendorong
vaksin, pemulihan ekonomi juga keputusan lockdown. Penyebaran virus
dipengaruhi oleh kebijakan tipe baru dengan penyebaran lebih
pendukung terutama di beberapa cepat yang pertama kali ditemukan di
negara besar. Pada akhir 2020, Inggris turut menurunkan proyeksi
Amerika Serikat dan Jepang pertumbuhan ekonomi Inggris
mengumumkan kebijakan fiskal

97
sebesar 1,4 persen poin menjadi 4,5 atau menurunkan realisasi
persen. pertumbuhan. Apabila vaksin bekerja
secara efektif, maka pemulihan akan
Ekonomi Tiongkok pada tahun 2021
berjalan merata. Meski demikian,
diproyeksi rebound sebesar 8,1 persen
dibutuhkan dukungan kebijakan
sejalan dengan pulihnya aktivitas
seperti kebijakan moneter yang
sektor industri dan sektor lainnya.
akomodatif dan kerangka fiskal jangka
Selain itu, pertumbuhan yang tinggi
menengah untuk memastikan utang
merupakan baseline effect dengan
berkelanjutan. Di negara dengan
asumsi kondisi ekonomi global lebih
ruang fiskal terbatas, pengeluaran
baik dibandingkan tahun 2020. Hal
harus diprioritaskan untuk kesehatan
serupa terjadi pada India yang
dan masyarakat miskin. Sementara di
pertumbuhannya pada tahun 2021
negara dengan ruang fiskal tak
direvisi naik 2,7 persen poin menjadi
terbatas pengeluaran diprioritaskan
11,5 persen. Sejalan dengan turunnya
pada pendidikan, digitalisasi untuk
kasus harian secara signifikan,
mendorong produktivitas, serta
indikator mobilitas masyarakat di India
investasi hijau.
hampir mencapai level pra-pandemi
yang dinilai menggambarkan aktivitas Di sisi lain, gelombang virus varian
ekonomi telah pulih. Selain itu, baru yang sulit dikendalikan yang
dukungan kebijakaan moneter dan berakibat pada lockdown akan
fiskal yang diterapkan mempercepat menekan pemulihan ekonomi. Potensi
pemulihan ekonomi di India. ketimpangan dalam akses vaksin juga
perlu diperhatikan. Selain itu,
Sementara itu, proyeksi pertumbuhan
kebijakan yang ditarik sebelum
untuk ASEAN-5 direvisi turun 1,0
pemlihan stabil dapat menurunkan
persen poin menjadi 5,2 persen pada
pemulihan ekonomi.
tahun 2021. Kondisi tersebut
disebabkan oleh masih tingginya Harga komoditas diproyeksi
penambahan kasus harian terutama di meningkat sejalan dengan
Filipina dan Indonesia. Kedua negara pemulihan ekonomi.
tersebut juga dinilai membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk Pada tahun 2021, harga minyak
menyelesaikan program vaksinasi mentah diprediksi kembali menguat
mengingat populasi kedua negara sejalan dengan pemulihan ekonomi di
yang besar. berbagai negara. Namun, akan tetap
berada di bawah level harga rata-rata
Secara keseluruhan, proyeksi IMF tahun 2019. Harga komoditas
mengasumsikan ketersediaan nonmigas juga diproyeksi meningkat,
vaksinsecara luas pada tahun 2021. terutama logam.
Namun, ketidakpastian ke depan
masih tinggi yang dapat menaikkan

98
Permintaan minyak mentah diproyeksi batubara berjalan mengikuti isu
masih lemah dan tetap di bawah level pengalihan energi terbarukan dan gas
pra-pandemi hingga tahun 2023. alam sebagai sumber pembangkit
Harga rata-rata minyak mentah listrik. Risiko penurunan harga pada
diperkirakan pulih pada tahun 2021 kedua komoditas masih bergantung
menjadi USD44 per barel, meskipun pada kondisi resesi yang lebih dalam
belum kembali ke level sebelum atau lebih lama.
pandemi. Risiko ke depannya adalah
Harga komoditas pertanian
pandemi yang berkepanjangan yang
semakin meningkat.
mengakibatkan lockdown dan
berujung pada penurunan perjalanan. Harga komoditas pertanian secara
Di sisi lain, keberlanjutan pemotongan umum meningkat pada akhir tahun
produksi oleh OPEC+ serta penurunan 2020, didorong oleh turunnya
produksi Amerika Serikat dapat produksi seiring pergantian cuaca.
mendorong harga minyak mentah. Perkembangan harga pertanian juga
Tabel 51. Proyeksi Harga Komoditas berkaitan dengan fenomena La Nina
Global yang diprediksi mulai berlangsung
Komoditas Unit 2021 2022 pada awal tahun 2021. Selain itu,
Energi komoditas pertanian yang termasuk
Batubara USD/mt 57,8 58,0
Minyak
kategori highly traded (seperti
USD/bbl 44,0 50,0
Mentah gandum, beras, dan minyak nabati)
Gas Alam, berada di bawah tekanan yang lebih
USD/mmbtu 4,0 4,3
Eropa
Non Energi
besar jika dolar AS terus melemah.
Minyak
Kelapa USD/mt 723 736 Harga gandum meningkat terbatas
Sawit sebesar 1,0 persen pada 2021 menjadi
Karet USD/kg 1,68 1,74 USD207 per metrik ton. Sementara
Tembaga USD/mt 6.300 6.374
Emas USD/toz 1.740 1.698 harga beras diproyeksi turun 0,4
Sumber: World Bank, Commodity Markets persen menjadi USD498 per metrik
Outlook, Oktober 2020 ton. Harga minyak kelapa sawit pada
tahun 2021 diproyeksi meningkat
Pada tahun 2021, harga gas alam
menjadi USD723 per metrik ton,
diproyeksi mengalami rebound
didorong oleh turunnya produksi pada
menjadi USD4,0 per mmbtu setelah
musim panen sebelumnya.
sebelumnya turun dalam pada tahun
2020. Peningkatan tersebut didorong Harga karet diprediksi meningkat
oleh peningkatan konsumsi ditengah lebih dari 3,0 persen pada tahun 2021
peningkatan produksi yang terbatas. menjadi USD1,68 per kilogram sejalan
Sementara itu, harga batubara pada dengan meningkatnya permintaan
tahun 2021 cenderung stabil sebesar dari industri ban. Sementara itu, harga
USD57,8 per mt. Perkembangan harga kapas juga diproyeksi meningkat lebih

99
dari 3,0 persen menjadi USD1,6 per 3.2 Proyeksi Perekonomian
kilogram.
Indonesia
Komoditas logam industri
Perekonomian Indonesia pada
diproyeksi meningkat 2 persen.
tahun 2021 diperkirakan
Harga nikel diproyeksi meningkat 2,0 mengalami pemulihan, didorong
persen menjadi USD13.800 per metrik meluasnya vaksinasi dan
ton pada tahun 2021. Perkembangan keberlanjutan stimulus.
harga tersebut didorong oleh
Ekonomi Indonesia diharapkan akan
permintaan yang kembali meningkat
pulih pada tahun 2021, diperkirakan
sejalan dengan pemulihan ekonomi
tumbuh 5,0 persen. Target ini lebih
Tiongkok. Harga timah juga diproyeksi
tinggi dari proyeksi pertumbuhan
naik 1,2 persen dibandingkan tahun
konsensus ekonom market maupun
2020 menjadi USD17.100 per metrik
lembaga internasional seperti IMF,
ton. Peningkatan juga terjadi pada
World Bank, OECD, dan ADB. Namun,
harga tembaga yang diproyeksi
target pemulihan tersebut berpotensi
meningkat 4,0 persen menjadi
mengalami penurunan seiring dengan
USD6.300 per metrik ton.
masih adanya downside risk yang
Pasokan bijih besi global pada tahun dihadapi, terutama berasal dari
2020 turun karena produksi Brazil gelombang baru virus corona
terganggu akibat pandemi. Namun, termasuk munculnya berbagai varian
pada tahun 2021 pasokan dari Brazil virus corona baru.
diprediksi akan kembali pulih. Kondisi
Tabel 52. Konsensus Proyeksi
tersebut menekan harga bijih besi
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
yang diproyeksi turun 2,0 persen Lembaga 2021
menjadi USD105 per dmt. IMF1) 4,8
World Bank2) 4,4
Komoditas emas juga diprediksi turun OECD3) 4,0
2,0 persen pada 2021 menjadi ADB4) 4,5
Bloomberg5) 4,7
USD1.740 per troy ons. Hal tersebut Bappenas6) 5,0
sejalan dengan prediksi pemulihan Sumber: 1)World Economic Outlook Januari
ekonomi dunia yang menyebabkan 2021 2)Global Economic Prospect Januari
permintaan pada komoditas emas 2021 3)OECD Economic Outlook Desember
menurun. Ke depannya, harga emas 2020 4)Asian Development Outlook
Desember 2020 5)Indonesia Economic
cenderung menunjukkan tren harga
Forecast Februari 2021 6)Outlook Februari
yang menurun setelah mengalami
2021
peningkatan tinggi sejak 2019.
Dari sisi pengeluaran, investasi
memegang peranan penting dalam
pemulihan ekonomi karena mampu

100
menciptakan lapangan pekerjaan dan Keberlanjutan stimulus fiskal dan
meningkatkan kapasitas produktif moneter juga menjadi kunci dalam
perekonomian. Pengimplementasian mendukung proses pemulihan yang
reformasi struktural seperti UU Cipta lebih stabil. Dari sisi fiskal, defisit fiskal
Kerja diharapkan dapat memberikan akan dipertahankan di atas 3 persen
dorongan pada peningkatan investasi. terhadap PDB hingga tahun 2022.
Selain itu, pembentukan Otoritas Pemerintah juga berencana untuk
Investasi Indonesia (INA) sebagai memperbesar stimulus PEN hingga
lembaga pengelola keuangan khusus Rp699,4 triliun dari Rp553 triliun,
investasi juga diharapkan mampu dengan fokus yang masih sama yaitu
menjadi alat untuk menarik investor. pada sektor kesehatan, perlindungan
sosial, dan dukungan bisnis utamanya
Pemerintah juga mengembangkan
untuk UMKM. Perluasan stimulus PEN
beberapa kawasan industri sebagai
dan program vaksinasi diperkirakan
destinasi utama Foreign Direct
akan mendorong tingginya konsumsi
Investment (FDI), utamanya Grand
pemerintah pada tahun 2021. Dari sisi
Batang City dan Rebana Metropolitan.
moneter, Bank Indonesia akan
Tidak hanya itu, rencana untuk
mempertahankan kebijakan suku
hilirisasi sumber daya alam juga akan
bunga yang rendah hingga adanya
mengundang banyak investasi
sinyal peningkatan inflasi.
utamanya untuk pengintegrasian
industri aki kendaraan listrik. Kinerja ekspor diperkirakan akan
mengalami akselerasi seiring dengan
Keberhasilan pengendalian Covid-19
pemulihan ekonomi global utamanya
dan kebijakan penanganannya akan
mitra utama Indonesia yaitu Tiongkok.
menjadi kunci peningkatan keyakinan
Terlepas dari pandemi Covid-19,
masyarakat serta dunia usaha yang
kepastian terkait keberlanjutan perang
kemudian dapat meningkatkan
dagang antara AS dan Tiongkok ke
konsumsi dan investasi. Pemulihan
depannya juga akan berdampak pada
keyakinan masyarakat juga
kinerja perdagangan, mengingat
bergantung pada proses vaksinasi.
tingginya eksposur perekonomian
Sejauh ini prosesnya menunjukkan
Indonesia terhadap Tiongkok. Meski
perkembangan positif dan terus
demikian, optimalisasi pemanfaatan
bergulir sejak Januari 2021. Indonesia
beberapa perjanjian perdagangan di
sendiri telah mengamankan akses
tingkat regional (ASEAN dan
vaksin dari Sinovac, AstraZeneca,
ASEAN+1) maupun bilateral (seperti
Novavax, dan GAVI. Pemerintah telah
Australia, Jepang, Pakistan dan Chile)
menargetkan penyelesaian proses
diharapkan mampu mendorong
inokulasi pada 181 juta orang (427 juta
kinerja ekspor Indonesia. Selain itu,
dosis) dalam kurun waktu satu tahun.
beberapa perjanjian perdagangan lain
yang masih dalam proses ratifikasi

101
(seperti Indonesia-EFTA CEPA dan Tabel 54. PDB Berdasarkan Lapangan
Indonesia-Korea CEPA) diupayakan Usaha
Komponen 2020 2021
untuk segera diselesaikan, agar dapat
Pertanian 1,8 3,6
dimanfaatkan dan membuka peluang Pertambangan -2,0 1,7
pasar ekspor yang lebih luas bagi Industri Pengolahan -2,9 5,2
Indonesia. Pengadaan Listrik -2,3 5,2
Pengadaan Air 4,9 5,0
Tabel 53. PDB Berdasarkan Konstruksi -3,3 6,0
Pengeluaran Perdagangan -3,7 4,6
Komponen Pengeluaran 2020 2021 Transportasi -15,0 6,5
Akomodasi dan Mamin -10,2 5,8
Konsumsi RT -2,6 4,4
Infokom 10,6 9,9
Konsumsi LNPRT -4,3 0,9
Jasa Keuangan 3,2 5,3
Konsumsi Pemerintah 1,9 5,3
Real Estate 2,3 4,3
PMTB/Investasi -4,9 4,3
Jasa Perusahaan -5,4 7,6
Ekspor -7,7 7,3 Administrasi Pemerintah -0,03 4,7
Impor -14,7 6,1 Jasa Pendidikan 2,6 5,3
PDB -2,1 5,0 Jasa Kesehatan 11,6 10,1
Sumber: BPS (2021), Outlook Bappenas Jasa Lainnya -4,1 6,7
(Februari 2021) PDB -2,1 5,0
Sumber: BPS (2021), Outlook Bappenas
Dari sisi lapangan usaha, pemulihan (Februari 2021)
diperkirakan terjadi hampir di semua
sektor. Sektor yang terkena dampak
negatif pandemi Covid-19 pada tahun
2020 seperti sektor perdagangan dan
industri pengolahan diperkirakan akan
pulih secara bertahap. Hal ini sejalan
dengan berangsur pulihnya kondisi
perekonomian global dan domestik.

Pemulihan sektor pertambangan akan


diperkirakan berasal utamanya dari
produksi nikel. Sementara itu,
pemulihan sektor transportasi dan
penyediaan akomodasi makan minum
diperkirakan akan sejalan dengan
peningkatan mobilitas masyarakat.

Sektor jasa kesehatan serta informasi


dan komunikasi sebagai dua sektor
esensial diperkirakan masih akan
tumbuh tinggi pada tahun 2021,
didorong oleh tingginya permintaan
masyarakat.

102
POLICY BRIEF
Penyediaan Data Pangan Berbasis Teknologi untuk Pengambilan Kebijakan:
Survei Kerangka Sampel Area
(Cut Sawalina, Rima Restu Ananda)

LATAR BELAKANG

Ketahanan pangan merupakan salah satu agenda Pembangunan Nasional pada


RPJMN 2020-2024. Isu ketahanan pangan juga tertuang dalam RKP 2021 dan
merupakan salah satu prioritas nasional dengan sasaran peningkatan ketersediaan,
akses, dan kualitas konsumsi pangan. Ketahanan pangan merupakan masalah
kompleks yang penggunaannya memerlukan sinergi dari seluruh sektor
pembangunan, mulai pertanian, kesehatan, pendidikan, perdagangan dan ekonomi.

Salah satu indikator dari ketahanan pangan di Indonesia adalah ketersediaan stok
beras nasional (Darwanto, 2005). Di Indonesia padi/beras merupakan komoditas
strategis karena merupakan pangan pokok. Sebagian besar penduduk Indonesia
bergantung pada komoditas ini dalam pemenuhan asupan karbohidrat dengan
konsumsi per kapita/tahun mencapai 111,58 kg pada tahun pada 2017. Kondisi ini
mengakibatkan perannya dalam ekonomi makro sangat penting karena tingkat
inflasi, khususnya kelompok bahan makanan, sangat dipengaruhi oleh
perkembangan harga beras. Peran strategis komoditas padi/beras menjadikan
kebijakan perberasan sangat krusial, tidak hanya dari dimensi ekonomi, tapi juga
sosial dan politik. Selama ini, salah satu isu penting terkait kebijakan perberasan
nasional adalah akurasi data produksi padi/beras. Permasalahan kronis ini telah
berlangsung puluhan tahun sehingga kebijakan terkait padi/beras seringkali tidak
tepat karena tidak didasarkan pada fakta lapangan (evidence based) yang dipotret
oleh data yang akurat. Data produksi yang dirilis pemerintah acapkali menuai kritik
dari berbagai pihak dan menyulut debat publik di media, khususnya terkait impor
beras yang kerap dilakukan saat data pemerintah menunjukkan bahwa surplus
produksi dalam negeri cukup signifikan. Jika ditelaah lebih jauh, ketidakakuratan data
produksi padi/beras bersumber dari pengumpulan data luas panen padi yang tidak
dikumpulkan melalui metode statistik atau pengukuran objektif (objective
measurement).

Data produksi padi dihasilkan melalui perkalian dari data luas panen padi dan
produktivitas lahan pada setiap musim panennya, yang diperoleh dari hasil survei.
Selama puluhan tahun, metode pengumpulan data luas panen terdapat beberapa
kelemahan. Data luas panen dikumpulkan melalui pendekatan subjektif yang tidak
didasarkan pada metode statistik (subjective measurement), seperti penggunaan
benih, subsidi pupuk, sistem blok pengairan, informasi dari aparat desa, dan estimasi

103
pandangan mata (eye estimate). Unsur subjektivitas yang cukup dominan
mengakibatkan hasil estimasi luas panen cenderung over estimate. Hal ini pertama
kali terkonfirmasi melalui studi yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) pada
1996/1997 di Pulau Jawa. Studi ini memperlihatkan bahwa data luas panen di Pulau
Jawa, yang dikumpulkan dengan metode subjective measurement, mengalami
overestimasi sekitar 17 persen. Sayangnya, perbaikan metodologi pengumpulan data
luas panen tidak mendapatkan atensi yang serius meski hasil studi telah
mengkonfirmasi perlunya pengembangan metode objective measurement dalam
pengumpulan data luas panen padi. Mosleh, Hassan, dan Chowdhury (2015)
menyatakan bahwa pendekatan dalam kegiatan pengumpulan data produksi
tanaman pangan mempunyai tiga kelemahan utama, yaitu (1) membutuhkan banyak
waktu, biaya dan tenaga; (2) informasi yang diperoleh sering kali mengalami
keterlambatan, dan (3) mengandung unsur subjektivitas. Besarnya bias data produksi
tanaman pangan merupakan ukuran keberhasilan program institusi pengumpulan
data, yaitu: BPS dan Kementerian Pertanian. Mereka telah melakukan berbagai upaya
untuk mendapatkan data produksi yang lebih akurat pada tahun 2015 seperti
melakukan survei perhitungan luas panen, survei stok beras, dan citra satelit atau
menggunakan foto udara, sedangkan Kementerian Pertanian menambah honor
Petugas Penyuluh Kecamatan/PPK dan pemberian uang muka motor agar mereka
lebih sering turun ke lapangan dan menghitung data luas panen secara lebih baik.
Selain itu, BPS dan Kementerian Pertanian juga memberikan dukungan anggaran
pelatihan (BPS-RI dan Kementerian Pertanian RI-2015).

Untuk mengatasi kondisi tersebut, tahun 2015 BPS bekerja sama dengan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan studi dan pilot project untuk
mengembangkan metode Kerangka Sampel Area (KSA) untuk mengestimasi luas
panen tanaman padi. Pada tahun 2018, KSA mulai diterapkan untuk estimasi luas
panen tanaman padi di seluruh Indonesia. Implementasi KSA dimulai dengan
pembangunan kerangka sampling dengan memanfaatkan beberapa data spasial dan
kemudian dikelompokkan menjadi empat strata. Selain itu, hasil Survei KSA dapat
memberikan informasi perkembangan fase tumbuh tanaman padi setiap bulan,
termasuk kondisi tanaman seperti tumbuh bagus, terkena hama, banjir, dan lainnya.
Informasi tersebut kemudian dapat digunakan untuk memperoleh estimasi luas
tanaman padi di setiap fase pertumbuhan, termasuk luas panen. Di sisi lain, metode
Survei KSA dengan pengamatan langsung membutuhkan anggaran yang cukup besar
karena tergantung pada jumlah surveyor yang besar pula. Selain itu, menggunakan
bantuan citra satelit beresolusi tinggi ternyata masih belum bisa menghasilkan data
yang akurat sebab wilayah Indonesia yang berada pada iklim tropis memungkinkan
terhambatnya proses penginderaan jauh karena tutupan awan. Maka, mengakomodir
kelemahan metode ini dengan melakukan evaluasi dan pengembangan metode ini
harus dilakukan agar bisa memenuhi kebutuhan data pangan yang akurat.

104
Oleh karena itu, studi ini akan berfokus mengevaluasi akurasi data yang dihasilkan di
lapangan dan mengakomodasi kelemahannya dengan menggunakan metode
Kerangka Sampel Area (KSA). Studi ini diharapkan mampu mengembangkan metode
yang ada untuk menghasilkan data komoditas padi/beras yang valid guna
merumuskan berbagai kebijakan tepat pada sektor pangan di Indonesia.

STUDI LITERATUR

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Survei Kerangka Sampel Area (KSA) adalah survei
berbasisi area yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap sampel
segmen dan bertujuan untuk mengestimasi luasan dengan ekstrapolasi dari sampel
ke populasi dalam periode yang relative pendek (rapid estimate). Di Indonesia,
potensi per tanaman dan luas panen dengan metode KSA dikembangkan BPPT sejak
tahun 1998, digunakan untuk estimasi produksi padi terkini dan potensi 3 bulan
kedepan dengan menggunakan statistic spasial.

Penerepan metode KSA berbasis teknologi terkini. Teknologi yang digunakan pada
KSA adalah handphone android yang telah diinstal aplikasi KSA untuk memotret dan
menentukan fase tumbuh padi. Koordinat titik pengamatan terpilih dikunci sehingga
untuk memotret, petugas harus betul-betul mendatangi lokasi. Pelaksanaan survei
KSA dilakukan pada tujuh hari terakhir setiap bulan pengamatan. KSA 2018
dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel segmen
sebanyak 22.088 segmen dengan titik pengamatan sebanyak 198.792 titik. Komoditas
yang dicakup hanya komoditas padi.

Terdapat berbagai metode estimasi luas area yang digunakan oleh berbagai negara
di dunia. Pertama, Mosleh dan Hassan (2014) melakukan pengembangan metode
penginderaan jauh yang tujuannya adalah mengembangkan metode untuk
memetakan beras boro (padi yang dibudidayakan selama bulan Januari hingga Mei
pada musim kemarau) di Bangladesh menggunakan metode MODIS. Hal yang sama
juga dilakukan oleh Nguyen dkk (2013), penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan pendekatan prediksi hasil panen padi di Delta Mekong Vietnam
menggunakan Moderror Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang
meningkatkan indeks vegetasi EVI dan indeks luas daun LAI. Selanjutnya penelitian
serupa juga dilakukan oleh Huang dkk (2013). Penelitian ini bermula dari metode
prediksi hasil produksi menggunakan penginderaan jauh yang belum dilakukan pada
semua komoditas pertanian. Prediksi hasil biji-bijian menggunakan data
penginderaan jauh telah dipelajari secara intensif dalam gandum dan jagung, tetapi
informasi tersebut terbatas pada beras, gandum, gandum dan kedelai. Penelitian
yang menggunakan metode MODIS juga dilakukan oleh Nuarsa dkk (2012) di Bali.
Penelitian ini mengembangkan metode klasifikasi sawah yang sudah ada karena
memiliki keterbatasan seperti banyaknya variasi tutupan lahan yang dikaitkan dengan

105
sawah. Penelitian ini menggunakan analisis varian temporal dari citra satelit Moderate
Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) untuk membedakan sawah dari
penggunaan lahan lainnya.

Selain itu metode Kerangka Sampel Area juga ditetapkan sebagai official statistics
oleh beberapa negara, diantaranya adalah Tiongkok. Negara ini menerapkan metode
frame area dengan mengombinasikan dengan data administrasi. Kemudian seperti
yang dilansirkan oleh Departemen Statistik dan Pertanian Filipina, negara ini sudah
menggunakan metode kerangka area untuk sensus dan survei pertanian. Metode ini
menggunakan lahan yang dimiliki oleh rumah tangga yang terdaftar sebagai unit
sampel. Dalam prakteknya metode ini menggunakan Landsat Imagery, Aerial
Photography dan Topographic Maps pada sekitar 72 segmen sampel acak untuk
mengamati tanaman, luas tanaman yang diukur, mewawancarai petani untuk
menentukan produksi tanaman selama enam bulan terakhir. Namun, Mongolia
menggunakan population census untuk mengembangkan statistik pertanian. Metode
ini digunakan untuk mengeliminasi duplikasi statistik untuk menguji hubungan
statistik pertanian dengan population census sesuai dengan rekomendasi FAO.

METODOLOGI

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang didapatkan pada sesi
diskusi dengan para pakar dan literatur reviu yang berkaitan dengan penelitian.
Diskusi terbatas atau Focus Group Discussion (FGD), merupakan suatu metode
pengumpulan data secara langsung (primer) yang lazim digunakan pada penelitian
sosial. Metode ini mengandalkan perolehan data atau informasi dari suatu interaksi
informan atau responden berdasarkan hasil diskusi dalam suatu kelompok yang
berfokus untuk melakukan bahasan dalam menyelesaikan permasalahan tertentu.
Data atau informasi yang diperoleh melalui teknik ini, selain merupakan informasi
kelompok, juga merupakan suatu pendapat dan keputusan kelompok terlibat.
Keunggulan FGD sebagai sumber informasi adalah data dan nilai tambah informasi
yang lebih kaya dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya karena
mengumpulkan beberapa narasumber dalam satu waktu tertentu. Pada studi ini, FGD
dilakukan beberapa kali dengan mengangkat isu-isu strategis berkaitan dengan
pelaksanaan pendataan statistik pengumpulan data tanaman pangan khususnya padi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data yang didasarkan pada pengukuran yang berbasis teknologi dapat
meningkatkan transparansi, akurasi, dan akuntabilitas data produksi beras sehingga
dapat membantu pembuat kebijakan membuat keputusan terkait suplai domestik
untuk meminimalkan volatilitas harga dan guncangan (Monica dan Iksan, 2019). Sejak
2018, data luas panen yang diperoleh dari Survei KSA menjadi masukan resmi bagi
para stakeholders untuk pengambilan kebijakan terkait pangan, khususnya

106
komoditas padi/beras. Dengan demikian, kebijakan perberasan nasional yang objektif
dan efektif dapat terwujud karena didukung oleh data yang lebih akurat
menggambarkan kondisi lapangan. Dengan data luas panen dan data produktivitas
hasil Survei Ubinan, diperoleh juga data produksi padi dan beras di Indonesia secara
berkala.

Jika dibandingkan dengan data yang diperoleh dengan metode lama yang
mengandalkan metode eye-estimate, terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara luas panen dan produksi yang dihasilkan dari hasil Survei KSA dan dari daftar
SP. Tabel 55 menunjukkan perbandingan luas panen dan produksi padi (GKG) pada
tahun 2018 yang dihasilkan dari Survei KSA dan daftar SP. Selisih yang sangat besar
ini juga berdampak pada perbedaan data yang terjadi antara produksi padi yang
dihasilkan dari daftar SP dan hasil Survei KSA yaitu mencapai sebesar 24,2 juta ton
GKG atau sekitar 29,14 persen. Hal ini mengkonfirmasi dugaan sebelumnya bahwa
data luas panen dan produksi padi yang dikumpulkan dengan metode lama
cenderung over estimate. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan
metode KSA telah memperbaiki ketidakakuratan angka luas panen dan produksi yang
dihasilkan dengan metode lama.

Tabel 55. Perbandingan Luas Panen dan Produksi Padi Hasil KSA
dan Daftar SP Tahun 2018

Selisih Data Daftar SP


terhadap Hasil KSA
KSA Daftar SP
Absolut Persen

Luas Panen (ribu hektar) 11.378 15.994 4.616 28,86

Produksi padi (juta ton GKG) 59,20 83,04 24,2 29,14

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020

Untuk menilai seberapa baik data yang dihasilkan melalui metode KSA, salah satu
yang dapat dilakukan adalah dengan menelaah koherensinya dengan data-data lain
yang terkait, misalnya pergerakan harga gabah dan beras setiap bulan. Salah satu
kelebihan dari penerapan metode KSA adalah tersedianya estimasi produksi padi
setiap bulan. Hal ini memungkinkan pengecekan koherensi data produksi padi/beras
dengan perkembangan harga gabah/beras. Jika ditelaah lebih lanjut, pola pergerakan
produksi padi per bulan hasil KSA telah sejalan dengan pola pergerakan harga gabah
kering giling (GKG) di tingkat petani. Gambar 51 menunjukkan perkembangan
produksi padi dan harga GKG di tingkat petani pada tahun 2018 sampai dengan 2019.
Dapat dilihat bahwa kenaikan harga gabah terjadi pada saat produksi sangat rendah
yaitu sepanjang Oktober sampai dengan Januari. Koherensi ini juga sejalan dengan

107
yang disampaikan Kadir (2018) yang menunjukkan bahwa hasil KSA dapat lebih
menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan.

Gambar 51. Perkembangan Produksi Padi dan Harga GKG


10,0 6.200,0
9,0 6.000,0
8,0
5.800,0
7,0
6,0 5.600,0
Juta Ton GKG

Rp/Kg
5,0 5.400,0
4,0 5.200,0
3,0
5.000,0
2,0
1,0 4.800,0
0,0 4.600,0
Jul-18

Nov-18

Nov-19
Jul-19
Sep-18

Sep-19
Jan-18

Mar-18

May-18

Jan-19

Mar-19

Ton Padi - GKG May-19


Harga Rp/Kg

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dari uraian di atas terbukti bahwa metode ini berhasil dalam mengoreksi data jumlah
produksi padi dengan perbaikan luas lahan panennya. Namun, terdapat beberapa hal
yang mungkin masih mengurangi akurasi dari metode survei ini. Salah satunya adalah
luas baku lahan sawah yang diperbaharui setiap tiga tahun sekali oleh Kementerian
ATR. Padahal perubahan luas sawah bisa sangat signifikan dalam satu tahun karena
masifnya alih fungsi lahan. Sebagai salah satu contohnya adalah sawah yang berada
di daerah Serpong sekarang sebagian sudah dialihfungsikan menjadi jalan tol
sedangkan segmen sawah tersebut belum diganti (masih terdata sebagai sawah
dalam luas baku lahan). Selain itu, salah satu hal yang masih didiskusikan tentang
metode survei KSA ini adalah response rate. Hal ini terjadi karena akses yang tidak ada
menuju segmen sampel dan iklim. Contohnya, pada beberapa segmen di wilayah
timur, akses atau jalan menuju segmen sawah yang menjadi sampel tidak tersedia
dan banjir di Dumai akibat cuaca yang ekstrim.

Indonesia memiliki karakteristik dan bentuk sawah yang berbeda pada setiap provinsi.
Pada beberapa provinsi luas lahan sawah bisa berbentuk hamparan seperti di Jawa
Timur dan berbentuk tersebar di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta. Adanya
perbedaan bentuk lokasi ini harus ditindaklanjuti dengan intervensi secara berbeda
dalam metode pemilihan sampel. Sawah-sawah yang tersebar itu bisa saja berlokasi
di tengah perumahan atau di pekarangan rumah, sedangkan proses penyusunan
sampel KSA hanya fokus pada area sawah berupa hamparan. Maka ini akan
mengurangi akurasi dari hasil estimasi survei KSA. Tidak hanya lokasi sawah yang
berbeda-beda, bentuk sawah di Indonesia pun juga berbeda-beda, bisa irregular

108
shape dan regular shape. Metode KSA yang dibangun pada saat ini adalah metode
square segment dan cocok untuk area sawah hamparan sedangkan sawah di
Indonesia juga bisa berbentuk irregular dan hal ini tidak bisa diakomodir oleh metode
square segment. Oleh sebab itu, banyak sawah yang berbentuk irregular diduga
berkontribusi menambah error pada metode Survei KSA ini. Maka bekerja sama
dengan petani dengan tetap melaporkan secara rutin luas lahan yang mereka punya
kepada pihak terkait tentu akan sangat membantu dalam mengevaluasi kesalahan
yang mungkin terjadi. Pada diskusi yang lain, keakuratan dari satelit citra satelit
beresolusi tinggi dianggap sensitif dan kurang memberikan hasil yang memuaskan
dalam membantu proses penyusunan Survei KSA ini. Perlu diketahui bahwa,
Indonesia berada pada wilayah tropis dimana iklim dan cuaca sering berubah dan
berawan. Hal ini mengakibatkan satelit ini mengalami kesulitan dalam memotret
lahan yang akan digunakan sebagai input dari proses Survei KSA. Satelit juga
dianggap kurang bisa memotret lahan sawah yang berukuran kecil karena adanya
keterbatasan teknologi terkait dengan skala fotonya sendiri.

Untuk mengakomodir hal-hal tersebut terdapat beberapa usulan metode yang dapat
digunakan oleh BPS diantaranya adalah Small Area Estimation (SAE) dan ensemble
method. SAE merupakan suatu teknik statistika untuk menduga parameter-parameter
sub populasi yang ukuran sampelnya kecil. Teknik pendugaan ini memanfaatkan data
dari domain besar seperti data sensus untuk menduga variabel yang menjadi
perhatian pada domain yang lebih kecil. Keuntungan dari metode ini tentu saja dapat
dimanfaatkan pada sektor pertanian, salah satunya adalah untuk menghitung luas
sawah. Seperti yang sudah diketahui bahwa sawah yang berada di Indonesia sangat
beragam karakteristiknya dan lokasinya, jadi besar sekali kemungkinannya ada
beberapa lahan sawah yang mungkin tidak terdeteksi padahal berpotensi untuk
dijadikan sampel. Tentu saja ini mengganggu distribusi sampel yang digunakan.

Metode selanjutnya yang direkomendasikan adalah ensemble method. Metode


ensemble ini adalah bagian dari machine learning yang bertujuan untuk memprediksi
nilai respon berdasarkan model klasifikasi dari set contoh yang telah memiliki peubah
respon (Marsuhandi dkk, 2019). Keuntungan dari metode ensemble ini adalah metode
ini terbukti untuk meningkatkan akurasi model dan bekerja di sebagian besar kasus,
dapat membuat model lebih kuat dan stabil sehingga dapat digunakan untuk
memastikan kinerja mana yang lagi pada uji kasus yang sedang dilakukan. Di samping
itu, metode ini juga memiliki kekurangan seperti mengurangi interpretability model
dan memakan waktu yang lama sehingga tidak direkomendasikan untuk kasus yang
bersifat real time serta ini merupakan salah satu metode yang sulit untuk dikuasai.

Di samping itu, dalam rencana pembangunan lima tahun ke depan terdapat


permasalahan yang semakin kompleks, diantaranya adalah konversi lahan. Konversi
lahan tidak hanya menyebabkan produksi pangan turun, tetapi juga salah satu bentuk

109
kerugian investasi, degradasi agroekosistem, degradasi dan budaya pertanian, yang
berakibat semakin sempitnya luas garapan usaha tani serta turunnya kesejahteraan
petani sehingga kegiatan usaha tani yang dilakukan petani tidak dapat menjamin
tingkat kehidupan yang layak. Salah satu tantangan untuk menekan laju konversi
lahan pertanian ke depan adalah bagaimana melindungi keberadaan lahan pertanian
melalui perencanaan dan pengendalian tata ruang; meningkatkan optimalisasi,
rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan; meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha
pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Rekomendasi kebijakan yang ditawarkan dalam kajian ini bersifat masukan dan
jangka pendek. Beberapa kebijakan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
1. Dari sisi metode penyusunan sampel, karena bentuk dan karakteristik sawah di
Indonesia yang berbeda-beda, sebaiknya menggunakan metode ensemble
atau metode gabungan. Metode ini adalah metode gabungan dengan fokus
pada berbagai kebutuhan sesuai dengan yang keadaan sawah di Indonesia.
2. Luas baku sawah sebaiknya diperbaharui setiap tahun oleh Kementerian ATR
karena pesatnya alih fungsi lahan yang terjadi di Indonesia. Hal ini penting
karena luas baku sawah merupakan salah satu input dalam membangun
metode ini. Pemutakhiran luas baku sawah yang objektif dan menggunakan
standar yang baku jelas sangat diperlukan.
3. Menambah jumlah sampel survei agar dapat menghasilkan hasil estimasi yang
lebih baik.
4. Kementerian Pertanian harus bisa menyajikan data administrasi luas panen
yang objektif dengan bekerja sama dengan petani.
5. Luas lahan pertanian merupakan faktor input yang signifikan mempengaruhi
impor beras karena berkaitan dengan produksi. Pemerintah bisa memberikan
insentif pada petani yang memiliki lahan agar luas lahan pertanian tidak
berkurang dan petani tetap berproduksi.
6. Pemerintah melakukan pendampingan dan monitoring terhadap kebijakan
yang sudah ditetapkan untuk mencapai target pertumbuhan.
7. Pemberian asuransi kepada petugas lapangan, pengkajian ulang sistem honor
serta memberikan pemahaman kepada tentang maksud dan tujuan dari
kedatangan petugas KSA.

110
SUSUNAN TIM REDAKSI

Penanggungjawab
Amalia Adininggar Widyasanti, ST, M.Si, M.Eng, Ph.D

Pemimpin Redaksi
Eka Chandra Buana, SE, MA

Dewan Redaksi
Dr. Ir. Boediastoeti Ontowirjo, MBA
Dr. Onny Noyorono, MIA, MA
Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo, SP, MS, Ph.D
P.N. Laksmi Kusumawati, SE, MSE, MSc, Ph.D
Drs. I Dewa Gde Sugihamretha, MPM
Dr. Haryanto, SE, MA
Ir. Sidqy Lego Pangesthi Suyitno, MA
Ir. Imarita Trihanda, MS

Redaktur Pelaksana
Cut Sawalina, SE, MSi
Mochammad Firman Hidayat, SE, MA
Toni Priyanto J, S.Kom, ME
Rosy Wediawaty, SE, MSE, MSc
Tari Lestari, S.Si, SE, MS
Muhammad Fahlevy, SE, MA
Octal Pramudito, SE, MA
Dra. Dwi Martini, ME
Yunus Gastanto, SE, PG.Dip
Istasius Angger Anindito, SE, MA
Yogi Harsudiono, SE, MPA
Ibnu Yahya, SE, M.Ec. Pol
Rufita Sri Hasanah, SE, MEF

111
SUSUNAN TIM REDAKSI

Penulis
Achmad Rifa’i, S.Pd, M.Sc
Doddy Purwoharyono, SE
Haqiqi Masnatin, SE
Rahma Hanii Maulida, SE
Rinda Komalasari, SE
Filza Amalia, SE
Mario Rosario Wisnu Aji, SE
Tri Mulyaningsih, S.Si
Agnes Kristi Damaayanti, SE
Archie Flora Anisa, SE
Bayu Ardhiansyah, SE
Bekti Setyorani, SE
Cici Lisdiana, SE
Firdaussy Yustiningsih, STP, ME
Hillary Tanida Stephany Sitompul, S.HI
Indra Muhammad, SE
Nabila Nursyadza, SE
Richard Lorenz Hasiholan Silitonga, SE
Shania Adriella Kurniawan, SE
Sharmila Erizaputri, SE
Aldi Turindra Rachman, SE
Hilda Roseline, SE
Khairun Nisa, SE
Kustyanto Prabowo, SE
Widyastuti Hardaningtyas, SE
Widya Setya Sari, SE
Zakka Farisy, SE
Imroatul Amaliyah, SE
Muhammad Fikri Masteriarsa, S.Stat
Samuel Kharis Harianto, S.E., M.SE.
Thaliya Wikapuspita, SE., M.Sc.

112
SUSUNAN TIM REDAKSI

Distributor/Sirkulasi
Imam Musadad
Tulus Sujadi

Administrasi
Dina Fitriani, SPd
Riris Karisma Kholid, SE

Editor
Rahma Hanii Maulida, SE

Grafis dan Layout


Muhammad Ulinnuha Khoirul Umam, S.Pd

113
Untuk memberikan hasil laporan terbaik,

kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca.

Kritik dan saran harap dikirimkan ke alamat surat elektronik berikut

ditpmas@bappenas.go.id

114
KEDEPUTIAN BIDANG EKONOMI
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Gedung Wisma Bakrie 2 Lt. 5, Jl. HR Rasuna Said,
Kuningan, Jakarta Selatan, 12920
Telp. (021) 31934267

115

Anda mungkin juga menyukai