Dalam kebijakan suatu negara, diperlukan adanya gabungan kebijakan (policy mix)
yang saling terkoordinasi dengan baik. Koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter diperlukan untuk menghindari tumpang tindih kebijakan dan ke gagalan kebijakan.
Koordinasi yang baik dilakukan untuk menghindari informasi yang asimetris (assimetrics
information), di mana informasi yang tidak seimbang antara kebijakan pemerintah dengan
ekspektasi rumah tangga atau perusahaan akan memicu adanya kegagalan kebijakan tersebut.
Selain itu, policy mix juga diperlukan untuk menghindari terjadinya crowding out atau
kebijakan yang saling meniadakan sehingga kebijakan menjadi gagal dalam pencapaian
tujuan.
Selain dari sisi fiskal melalui relaksasi pajak sebagai strategi medium term untuk
menstimulus pertumbuhan industri, pada sisi moneter juga perlu melakukan kebijakan yang
mendukung sektor riil untuk tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menjaga
stabilitas nilai rupiah dan menurunkan tingkat suku bunga acuan dapat diharapkan bisa
menggairahkan dunia usaha maupun masyarakat untuk mengambil kredit dan bisa
mendorong kinerja perusahaan semakin membaik sehingga perekonomian semakin maju.
Bank Indonesia saat ini telah menurunkan tingkat suku bunga acuan BI 7 Day Reverse
Repo Rate dari level 6% menjadi 5%. Hal tersebut dapat menjadi dukungan untuk mendorong
momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah kondisi ekonomi global yang
melambat. Penurunan suku bunga acuan diharapkan mampu mempercepat laju penurunan
suku bunga kredit perbankan, sehingga minat rumah tangga dan dunia usaha untuk
berekspansi akan meningkat.
Selanjutnya, fakta tak terbantahkan bahwa gejolak ekonomi dunia menyebabakan nilai
tukar volatile. Padahal, stabilitas nilai tukar menjadi hal yang penting bagi pelaku usaha
untuk dapat menjalankan bisnisnya dengan baik. Nilai tukar yang volatile secara drastis tak
terkendali akan menyebabkan kesulitan bagi dunia usaha dalam merencanakan usahanya,
terutama bagi mereka yang mendatangkan bahan baku dari luar negeri atau menjual
barangnya ke pasar ekspor oleh karena itu pengelolaan nilai mata uang yang relatif stabil
menjadi salah satu faktor moneter yang mendukung perekonomian secara makro
Menghadapi tantangan ekonomi global memang bukan hal yang mudah, namun jika
dilakukan komunikasi dan koordinasi yang baik antar pemangku kebijakan ekonomi, baik
dari sisi fiskal maupun moneter, maka bukan hal yang tak mungkin jika tantangan
ketidakpastian ekonomi global tersebut akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk mecapai
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di 2020 ke depan. Semoga.