2. Kemukakan pendapat saudara tentang sistem ekonomi yang berlangsung di Indonesia saat ini
berdasarkan tiga sudut tinjauan yang anda kenal. ?
Jawab : sistem ekonomi yang berlangsung di Indonesia saat ini berdasarkan tiga sudut tinjauan
yang saya kenal system ekonomi islam : ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
diatur berdasarkan ajaran Agama Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah.
Saat ini ada pendirian bank bank syariah dan juga pegadaian syariah yang menggunakan prinsip2
ekonomi islam
Yang saat ini banya di anut oleh warga negara Indonesia karena system ekonomi ini di terapkan
di negara berkembang
Penerapan kebijakan anti monopoli terhadap produk swasta.
Mengakui kepemilikan individu atas faktor produksi, kecuali sumberdaya yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
-Kompetisi untuk memperbaiki taraf kehidupan antar individu maupun antar badan usaha tidak
dikekang.
-Tidak sepenuhnya menyandarkan perekonomian pada mekanisme pasar tapi pemerintah turut
mengatur perekonomian sebagai stabilisator dan dinamisator.
-SEI memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan sistem ekonomi yang berkembang selama
ini karena perbedaan latar belakang sejarah, sosial, kultur, dan kondisi geografis.
-SEI adalah sistem ekonomi yang diturunkan dari nilai-nilai dalam Pancasila.
Sebagai contoh penerapan nya dari Pancasila dalam sila ke 4 : dengan nilai ini segala masalah
dapat di selesaikan dan di putuskan dengan lebih bijaksana .
3. Carilah data terbaru mengensiai: PDB, PNB, PFNLN , NI, pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan per kapita !
Jawab :
PDB
Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9
Juta atau US$3.911,7.
PNB Indonesia
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga konstan
2010 mencapai Rp2.772,8 triliun.
4. Carilah data terbaru mengenai kontribusi sektor pertanian dan sektor industri pengolahan
terhadap PDB saat ini. Berapa persen penduduk Indonesia saat ini yang bekerja di kedua sektor
tersebut.!
Jawab :
Sektor pertanian dengan PDB sebesar Rp 596,01 triliun (14,27%). Dengan rincian, PDB sub
sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian sebesar Rp 450,05 triliun (10,78%).
PDB sub sektor perikanan sebesar Rp 118,35 triliun (2,83%) dan sub sektor kehutanan dan
penebangan kayu Rp 27,61 triliun (0,66%).
Industri pengolahan masih menjadi penopang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) menurut
lapangan usaha industri pengolahan sebesar Rp 805,62 triliun atau 19,29% dari total PDB
Nasional senilai Rp 4.175,84 triliun pada kuartal II-2021.
Jawan : Produk domestik bruto riil (PDB riil) adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian, diukur dengan harga konstan.
Produk domestik bruto nominal (PDB nominal atau nominal GDP) adalah nilai moneter output di
sebuah negara selama periode tertentu (setahun atau kuartal), diukur berdasarkan harga berlaku.
Itu adalah indikator ukuran ekonomi sebuah negara.
6. Bagaimana keadaan distribusi pendapatan nasional Indonesia saat ini menurut ukuran Indeks
Gini dan Kriteria Bank Dunia?
Jawab :
Menurut ukuran Indeks Gini Pada Maret 2021, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,384. Angka ini menurun 0,001 poin jika
dibandingkan dengan Gini Ratio September 2020 yang sebesar 0,385 dan meningkat 0,003 poin
dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,381.
Menurut kriteria bank Dunia Pendapatan nasional bruto atau GNI per kapita Indonesia
mengalami penurunan dari 4.050 dolar AS pada 2019 menjadi 3.870 dolar AS pada 2020.
Penurunan tersebut menyebabkan kelas perekonomian Indonesia di tingkat dunia anjlok dari
upper middle income country atau negara berpendapatan menengah atas jadi lower middle
income country atau negara berpendapatan menengah bawah. kategori ekonomi berpenghasilan
menengah ke bawah adalah negara yang memiliki GNI per kapita antara 1.046 dolar AS dan
4.095 dolar AS. Indonesia yang sempat naik kelas tahun 2019 lalu, terpaksa turun kelas lagi
karena GNI per kapitanya tidak mencapai 4 ribu dolar AS. Pendapatan nasional bruto
atau GNI per kapita Indonesia mengalami penurunan dari 4.050 dolar AS pada 2019 menjadi
3.870 dolar AS pada 2020
Jawab :
Karena ketimpangan ekonomi yang meningkat di Indonesia bukan karena memburuknya kondisi
kemiskinan, namun melesatnya akumulasi kekayaan kelas atas. Antara 2003 dan 2010, konsumsi
tahunan per orang dari 10% individu terkaya tumbuh hingga 6% setelah disesuaikan dengan
inflasi. Tetapi konsumsi tahunan untuk 40% individu termiskin hanya tumbuh kurang dari 2%,
seperti yang tertulis dalam laporan A Perceived Divide: How Indonesians Perceive Inequality
and What They Want Done About It. Bank Dunia juga menyebut ada empat faktor yang
memperdalam ketimpangan ekonomi di Indonesia. Pertama, ketimpangan peluang sejak lahir.
Anak yang lahir dari keluarga miskin cenderung memiliki masa depan kurang beruntung
dibandingkan yang lahir dari keluarga kaya. Hal ini karena mereka tumbuh dalam ketidakadilan,
sehingga mengurangi peluang untuk sejahtera. Dalam kondisi ini, sebagian ketimpangan terjadi
lantaran faktor-fa ktor di luar kendali seseorang.
Kebijakan yang bisa di ambil untuk mengurangi ketimpangan distribusi nasional adalah
Todaro (2009) mengatakan bahwa untuk mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan serta
mendorong pertumbuhan diperlukan suatu paket kebijakan yang saling melengkapi satu sama
lain, yang meliputi empat unsur pokok kebijakan yang ditujukan untuk : (1) menghilangkan
distorsi harga faktor, (2) tercapainya perubahan struktural di dalam distribusi asset, kekuasaan
dan akses pendidikan, yang disertai dengan kesempatan-kesempatan untuk memperoleh
penghasilan, (3) memperbaiki distribusi pendapatan: untuk golongan ekonomi kuat ditempuh
melalui kebijakan perpajakan atas pendapatan dan kekayaan mereka, sedangkan untuk golongan
ekonomi lemah ditempuh melalui penyediaan tunjangan finansial serta barang dan jasa
konsumsi, (4) meningkatkan pengembangan teknologi tepat guna dan pembangunan yang
menekankan pada penyediaan fasilitas perawatan kesehatan, perumahan, pelatihan yang murah,
perbaikan sarana pertanian, dan penyediaan lapangan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Cingano (2014). Dollar dan Kray (2001) mengatakan bahwa pertumbuhan akan
memberikan manfaat yang lebih besar bagi si miskin jika pertumbuhan disertai dengan kebijakan
penegakan hukum, disiplin fiskal, keterbukaan dalam perdagangan internasional, dan strategi
pengentasan kemiskinan