Nim : 2020203862202020
Tugas : UTS
Soal.
Jawaban :
Kritik dan saran : menurut saya dalam masalah berinvestasi mungkin pemerintah
dapat membatasi hal tersebut dan mengawasi nya dikarenakan banyaknya investasi
bodong yang tersebar yang dilakukan oleh orang" yang ingin meraup keuntungan lebih
banyak oleh karena itu pemerintah harus mengawasi secara tepat mengenai hal tersebut
dengan cara melibatkan ojk agar supaya calon investor tidak akan merasa khawatir saat
menanamkan modal nya .
Konsep pelaku ekonomi dua sektor tidak melibatkan pemerintah, sehingga tidak
terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Disamping itu, konsep ini juga belum
mendapatkan pengaruh dari perdagangan luar negeri, sehingga tidak melakukan kegiatan
ekspor dan impor dari masyarakat luar negeri.
a. Arus faktor produksi : Rumah tangga menjual faktor produksi berupa lahan,
tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan kepada perusahaan. penjualan faktor
produksi tersebut bertujuan agar rumah tangga memperoleh pendapatan atau
income.
c. Arus uang-belanja: Peran yang dilakukan oleh rumah tangga dalam arus uang-
belanja dengan menggunakan pendapatan untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh rumah tangga produsen.
d. Arus barang dan jasa : Dalam alur arus barang dan jasa ini maka peran dari rumah
tangga produsen adalah dengan menyerahkan barang dan jasa yang dibeli oleh
rumah tangga konsumen.
6. Sebelum dikenalnya sistem moneter seperti yang berlaku pada masa kini, pernah
berkembang sebelumnya perekonomian sistem barter yang dikenal dengan istilah silent
trade. Dalam perekonomian barter ini transaksinya dilakukan dengan cara melakukan
pertukaran antara barang yang dimiliki dengan barang yang dibutuhkan. Perekonomian
dengan sistem barter ini terjadi pada masa sebelum dikenalnya sama sekali alat tukar
yang disebut uang atau alat yang berfungsi sebagai alat pembayaran.
Al-Ghazali dan Ibn Khaldun mengartikan uang sebagai apa yang digunakan manusia
sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran dan media simpanan.
Bangsa Arab di Hijaz pada masa Jahiliyah menggunakan mata uang yang mereka peroleh
berupa Dinar emas Hercules, Byziantum dan Dirham perak Dinasti Sasanid dari Iraq.
Penduduk Makkah tidak memperjualbelikannya kecuali sebagai emas yang tidak ditempa
dan tidak menerimanya kecuali dalam ukuran timbangan. Disebabkan beragamnya
bentuk dirham dan ukurannya. Dalam sejarah Islam, uang sudah ada pada zaman Nabi
Muhammad SAW.
Pada waktu itu uang yang digunakan ada dua; yaitu dinar yang terbuat dari emas dan
dirham yang terbuat dari perak. Masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, keadaan bentuk
mata uang dinar masih sama dengan masa Nabi Muhammad saw.
Hal ini disebabkan karena masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq reatif
pendek serta banyak pula perkara umat yang harus ditangani, antara lain adalah
memerangi orang murtad dan orang-orang yang enggan untuk membayar zakat.
Dicetaknya dirham Islam tepatnya pada tahun 18 H, pada masa kekhalifahan Umar bin
Khathab. Pada awalnya dirham hanya dicetak dengan menggunakan aksara Arab di setiap
sisinya. Setelah itu, barulah Khalifah Umar ra melakukan hal-hal penting dalam masalah
uang, berupa :
a. Percetakan uang dirham dengan ciri-ciri keislaman, terdapat tulisan tambahan seperti
“Alhamdulillah”, “Muhammad Rasulullah”, “Laa ilaha illa Allah wahdahu” dan juga
nama khalifah “Umar”.
b. Ditetapkannya standar kadar dirham, 1 dirham sama dengan 7/10 dinar, atau setara
dengan 2,97 gram dengan landasan standar dinar 4,25 gram emas.
c. Beliau membuat uang dengan bentuk lain, yaitu dengan menggunakan bahan dasar
kulit hewan (kambing). Karena Khalifah Umar menganggap bahwa uang kulit reatif
lebih mudah untuk dibawa sehingga memudahkan untuk melakukan kegiatan
transaksi.
7. Uang kertas
Kelebihan dari Uang Kertas
a. Penggunaannya lebih praktis karena ringan, meskipun dibawa dalam jumlah yang
lebih banyak.
b. Dapat dibawa kemanapun dengan mudah.
c. Dapat dilipat dan disimpan dengan mudah.
d. Uang kertas bisa digunakan untuk transaksi dengan denominasi besar.
e. Mudah dihitung.
c. Dapat dipalsukan.
d. Mudah terbakar.
Uang elektronik