Anda di halaman 1dari 8

Nama : MUHAMMAD AIDIL FITRAH

Nim : 2020203862202020

Tugas : UTS

Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam

Jam&Hari : Kamis 12:30-15:00

Soal.

1. Berikan contoh pelaksanaan ekonomi makro di indonesia.


2. Bagaimana bentuk implementasi pelaksanaan prinsip" dasar ekonomi makro islam.
3. Jelaskan program pemerintah dalam peningkatan pendapatan Nasional. Dan lakukan
kritikan dan saran jika ada program yang tdk efektif dalam peningkatan nasional.
4. Cari tau bagaimana pertumbuhan ekonomi dalam indonesia dalam 5 tahun. dan jelaskan
program pemerintah dalam produktivitas.
5. Jelaskan bagaimana peran perusahaan dan urasan rumah tangga dalam perekonomian 2
sektor.
6. Jelaskan sejarah uang dalam pemerintahan islam.
7. Bagaimana kelebihan dan kelemahannya uang kertas dan uang elektronik.
8. Berikan solusi anda atau tawaran kebijakan ekonomi pemerintah indonesia terkait upaya
peningkatan perekonomian Indonesia.

Jawaban :

1. beberapa pelaksanaan Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara


menyeluruh atau luas.
Contoh :
a. Inflasi
b. Pengangguran
c. Pendapatan nasional
d. Kesempatan kerja
e. Pengangguran
f. Kebijakan fiscal
g. Kebijakan moneter
h. Neraca, pembayaran
i. Investasi
j. dan Pertumbuhan ekonomi.
Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan masyarakat harus sama.
Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat semakin membaik bukan
semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk membantu masyarakat
yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya untuk menghindari dari
adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang miskin.
Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.Jadi Untuk
pelaksanaan ekonomi makro Oleh sebab itulah supaya pendapatan masyarakat merata,
perlu perhatian pemerintah yang didukung oleh masyarakat untuk bersama meningkatkan
pelayanan kualitas publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi
ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan
tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang ekonominya masih
rendah.

2. Prinsip-prinsip ekonomi makro Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam


didasarkan pada lima nilai universal yaitu tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah
(kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil). Kelima nilai ini dijadikan pedoman
untuk menyusun teori-teori ekonomi Islam . Teori ini harus diterapkan menjadi sistem
yang baik dan kuat, agar ekonomi islam bisa memberi dampak pada perputaran roda
ekonomi. Karenanya dari kelima nilai itu, dibuatlah tiga prinsip derivatif yang menjadi
ciri-ciri sistem ekonomi islam. Ketiga prinsip derivatif yaitu, kepemilikan multijenis,
kebebasan bertindak, serta keadilan sosial.

3. Program pemerintah dalam peningkatan pendapatan Nasional. Sebagai berikut:


a. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan
nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan.
c. Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa
mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi.
d. Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah tangga
sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri
besar.
e. Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi. 

Kritik dan saran : menurut saya dalam masalah berinvestasi mungkin pemerintah
dapat membatasi hal tersebut dan mengawasi nya dikarenakan banyaknya investasi
bodong yang tersebar yang dilakukan oleh orang" yang ingin meraup keuntungan lebih
banyak oleh karena itu pemerintah harus mengawasi secara tepat mengenai hal tersebut
dengan cara melibatkan ojk agar supaya calon investor tidak akan merasa khawatir saat
menanamkan modal nya .

4. Pertumbuhan ekonomi dalam indonesia dalam 5 tahun.


Perekonomian Indonesia tahun 2017
yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 juta atau US$3.876,8.
a. Ekonomi Indonesia tahun 2017 tumbuh 5,07 persen lebih tinggi dibanding capaian
tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,81 persen. Dari sisi
pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa
sebesar 9,09 persen.
b. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan IV-2016 (y-on-y)
tumbuh 5,19 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan
Usaha Jasa Perusahaan sebesar 9,25 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 8,50 persen.
c. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-
to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,70 persen. Dari sisi produksi, hal ini disebabkan
oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang
mengalami kontraksi 21,60 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan
Ekspor neto.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2017 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa
memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49
persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,66 persen, dan Pulau Kalimantan 8,20
persen.

Perekonomian Indonesia tahun 2018


yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
mencapai Rp14 837,4 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp56,0 Juta atau US$3 927,0.
Ekonomi Indonesia tahun 2018 tumbuh 5,17 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun
2017 sebesar 5,07 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan
Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani
Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,08 persen.
a. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan IV-2017 tumbuh 5,18
persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan
usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar
9,08 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh semua komponen,
dimana pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen PK-LNPRT sebesar 10,79
persen.
b. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan III-2018 mengalami
kontraksi sebesar 1,69 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek
musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang
mengalami penurunan 21,41 persen. Dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh
komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi 2,22 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2018 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar
terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,48 persen, diikuti oleh Pulau
Sumatera sebesar 21,58 persen, dan Pulau Kalimantan 8,20 persen.

Perekonomian Indonesia tahun 2019


Yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp59,1 Juta atau US$4 174,9.
a. Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian
tahun 2018 sebesar 5,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai
Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62 persen.
b. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh 4,97
persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan
usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar
10,78 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97 persen.
c. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019 mengalami
kontraksi sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek
musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang
mengalami penurunan 20,52 persen. Dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh
komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi sebesar 2,55 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar
terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00 persen, diikuti oleh Pulau
Sumatera sebesar 21,32 persen, dan Pulau Kalimantan 8,05 persen.

Perekonomian Indonesia 2020


Yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9 Juta atau US$3.911,7.
a. Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07
persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan
terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,04
persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran hampir semua komponen terkontraksi,
Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen dengan kontraksi terdalam
sebesar 7,70 persen. Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor
pengurang terkontraksi sebesar 14,71 persen.
b. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan IV-2019 mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 2,19 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan
Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam
sebesar 13,42 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa
mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 7,21 persen. Sementara, Impor
Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 13,52 persen.
c. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 0,42 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, kontraksi
pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan sebesar 20,15 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar
27,15 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada 2020 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,75 persen, dengan kinerja ekonomi yang mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 2,51 persen.

Perekonomian Indonesia 2021


Yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
mencapai Rp16.970,8 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp62,2 juta atau US$4.349,5.
a. Ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih tinggi dibanding
capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial sebesar 10,46 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 24,04 persen.
b. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 mengalami
pertumbuhan sebesar 5,02 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,16
persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,83 persen.
c. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 1,06 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 22,20 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
33,00 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2021 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi ekonomi sebesar 57,89 persen dan
kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen.
5. Rumah tangga keluarga (households) adalah konsumen, terdiri atas individu, keluarga,
ataupun kelompok. Rumah tangga memutuskan barang dan jasa yang akan dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan sesuai anggaran yang terbatas.

Sedangkan rumah tangga perusahaan (business firms) adalah produsen yang


terdiri atas setiap jenis usaha yang bersifat tetap, berada serta beroperasi dalam wilayah
suatu negara untuk tujuan memperoleh laba. Perusahaan memutuskan untuk
memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada konsumen.

Konsep pelaku ekonomi dua sektor tidak melibatkan pemerintah, sehingga tidak
terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Disamping itu, konsep ini juga belum
mendapatkan pengaruh dari perdagangan luar negeri, sehingga tidak melakukan kegiatan
ekspor dan impor dari masyarakat luar negeri.

a. Arus faktor produksi : Rumah tangga menjual faktor produksi berupa lahan,
tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan kepada perusahaan. penjualan faktor
produksi tersebut bertujuan agar rumah tangga memperoleh pendapatan atau
income.

b. Arus uang-pendapatan : Rumah tangga konsumen akan mendapat imbalan atas


penjualan faktor produksi kepada perusahaan. Balas jasa tersebut berupa sewa
untuk lahan, upah atau gaji untuk tenaga kerja, bunga untuk modal, dan laba
untuk kewirausahaan.

c. Arus uang-belanja: Peran yang dilakukan oleh rumah tangga dalam arus uang-
belanja dengan menggunakan pendapatan untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh rumah tangga produsen.

d. Arus barang dan jasa : Dalam alur arus barang dan jasa ini maka peran dari rumah
tangga produsen adalah dengan menyerahkan barang dan jasa yang dibeli oleh
rumah tangga konsumen.

6. Sebelum dikenalnya sistem moneter seperti yang berlaku pada masa kini, pernah
berkembang sebelumnya perekonomian sistem barter yang dikenal dengan istilah silent
trade. Dalam perekonomian barter ini transaksinya dilakukan dengan cara melakukan
pertukaran antara barang yang dimiliki dengan barang yang dibutuhkan. Perekonomian
dengan sistem barter ini terjadi pada masa sebelum dikenalnya sama sekali alat tukar
yang disebut uang atau alat yang berfungsi sebagai alat pembayaran.

Al-Ghazali dan Ibn Khaldun mengartikan uang sebagai apa yang digunakan manusia
sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran dan media simpanan.
Bangsa Arab di Hijaz pada masa Jahiliyah menggunakan mata uang yang mereka peroleh
berupa Dinar emas Hercules, Byziantum dan Dirham perak Dinasti Sasanid dari Iraq.
Penduduk Makkah tidak memperjualbelikannya kecuali sebagai emas yang tidak ditempa
dan tidak menerimanya kecuali dalam ukuran timbangan. Disebabkan beragamnya
bentuk dirham dan ukurannya. Dalam sejarah Islam, uang sudah ada pada zaman Nabi
Muhammad SAW.
Pada waktu itu uang yang digunakan ada dua; yaitu dinar yang terbuat dari emas dan
dirham yang terbuat dari perak. Masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, keadaan bentuk
mata uang dinar masih sama dengan masa Nabi Muhammad saw.
Hal ini disebabkan karena masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq reatif
pendek serta banyak pula perkara umat yang harus ditangani, antara lain adalah
memerangi orang murtad dan orang-orang yang enggan untuk membayar zakat.
Dicetaknya dirham Islam tepatnya pada tahun 18 H, pada masa kekhalifahan Umar bin
Khathab. Pada awalnya dirham hanya dicetak dengan menggunakan aksara Arab di setiap
sisinya. Setelah itu, barulah Khalifah Umar ra melakukan hal-hal penting dalam masalah
uang, berupa :

a. Percetakan uang dirham dengan ciri-ciri keislaman, terdapat tulisan tambahan seperti
“Alhamdulillah”, “Muhammad Rasulullah”, “Laa ilaha illa Allah wahdahu” dan juga
nama khalifah “Umar”.
b. Ditetapkannya standar kadar dirham, 1 dirham sama dengan 7/10 dinar, atau setara
dengan 2,97 gram dengan landasan standar dinar 4,25 gram emas.
c. Beliau membuat uang dengan bentuk lain, yaitu dengan menggunakan bahan dasar
kulit hewan (kambing). Karena Khalifah Umar menganggap bahwa uang kulit reatif
lebih mudah untuk dibawa sehingga memudahkan untuk melakukan kegiatan
transaksi.

7. Uang kertas
Kelebihan dari Uang Kertas
a. Penggunaannya lebih praktis karena ringan, meskipun dibawa dalam jumlah yang
lebih banyak.
b. Dapat dibawa kemanapun dengan mudah.
c. Dapat dilipat dan disimpan dengan mudah.
d. Uang kertas bisa digunakan untuk transaksi dengan denominasi besar.
e. Mudah dihitung.

Kekurangan dari Uang Kertas

a. Mudah melayang/ hilang karena bentuknya tipis dan ringan.

b. Mudah sobek, kusut, atau rusak.

c. Dapat dipalsukan.
d. Mudah terbakar.

e. Transaksi dengan uang kertas tidak cocok untuk pecahan kecil.

Uang elektronik

Kelebihan uang elektronik

a. Sangat Ringkas dan praktis

b. Mencegah Peredaran Uang Palsu

c. Mencegah terjadinya Tindak Kejahatan

d. Mudah dalam Melakukan Pengisian Uang

Kekurangan uang elektronik

a. Tidak Bisa Diisi Terlalu Banyak

b. Hanya Bisa Digunakan pada Mesin Spesifik

c. Saldo Tidak Bisa Diambil Kembali

8. kebijakan ekonomi pemerintah indonesia terkait upaya peningkatan perekonomian


Indonesia.
a. Meningkatkan Fasilitas pendidikan serta memperbanyak program yang melingkupi
area pendidikan
b. Membatasi impor
c. Memperbanyak umkm
d. Menerapkan ekonomi hijau

Anda mungkin juga menyukai