SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana
Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
SALSABILA RAHADEVI
205030100111091
2023
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup dengan layak dan dapat
1
memenuhi kebutuhan hidup perorangan, keluarganya dan masyarakat. Selain
2
ekonomi. Rintuh dan Miar (2009) menyatakan bahwa Pengembangan konsep
apakah kondisi perekonomian menuju kepada keadaan yang lebih baik atau
bawah,kelas menengah, maupun kelas atas. Dalam hal ini UMKM dapat
Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
berdiri sendiri, dan dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
3
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Usaha Menengah
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
itu, usaha kecil dan menengah formal berkontribusi terhadap 40% produk
ekonomi, lapangan kerja, investasi, ekspor, dan daya saing perekon omian
keberlangsungan UMKM.
4
Kontribusi UMKM terhadap PDB
(dalam persen %)
61.2
61.07 61.09
61 61
60.8
60.6
60.4 60.34
60.2
60 60
59.8
59.6
59.4
2018 2019 2020 2021 2022
UMKM
sebesar 1,00% menjadi 61,00%. Selanjutnya pada tahun 2021 dan tahun
5
Tabel 2. Kontribusi UMKM terhadap Tenaga Kerja
Unit 201 201 201 201 201 201 201 2017 2018
Usaha 0 1 2 3 4 5 6 * *
UMKM 97.2 97.2 97.2 97.1 96.9 96.7 97.0 96.8 97.0
8 7 4 6 9 1 4 2 0
Mikro 90.9 90.8 90.7 90.1 88.9 86.9 89.3 87.7 89.0
7 3 7 2 0 6 1 3 4
Kecil 3.5 3.73 3.75 4.09 4.73 5.73 4.65 5.44 4.84
6
Meneng 2.74 2.71 2.72 2.94 3.36 4.01 3.09 3.64 3.13
ah
Besar 2.72 2.73 2.76 2.84 3.01 3.29 2.96 3.18 3.00
Sumber: Data Kemenkop UKM *Angka sementara
2010 hingga 2018. Namun, perlu dilihat kembali bahwa penyerapan terbanyak
terjadi pada usaha mikro, dengan nilai asetnya cukup kecil jika dibandingkan
6
Gambar 1.1: Statistik Pertumbuhan UMKM di Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik
UMKM merupakan salah satu usaha dengan tingkat pertumbuhan
UKM pada tahun 2019, Indonesia memiliki 65,5 juta usaha mikro, kecil, dan
yang sebanyak 64,2 juta unit. Adapun, jumlah UMKM pada angka tersebut
setara dengan 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. UMKM juga menyerap
119,6 juta orang atau 96,92% dari total tenaga kerja Indonesia. Angka ini
meningkat 2,21% dari tahun sebelumnya yang sebesar 116,9 juta orang. Ini
membuktikan bahwa dampak dan kontribusi dari UMKM yang sangat besar
mengurangi jumlah pengangguran di negara ini. Tren positif ini yang perlu
terus dijaga pertumbuhannya agar sektor UMKM dalam skala yang besar
7
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
8
Sumber : kementrian koperasi, UKM, 2022
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sepanjang 2022 telah terjadi
mencapai 8,71 juta unit. Berdasarkan data tersebut, Jawa Barat merupakan
urutan pertama jumlah UMKM paling banyak yang mencapai 1,49 juta unit
ada beberapa hambatan serta permasalahan yang masih dihadapi para pelaku
keuangan serta rendahnya daya saing. Sedangkan secara eksternal lebih banyak
keterbatasan sumber daya, baik itu dalam hal keuangan, pengetahuan, atau
9
pelaksanaannya ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini, salah
hampir pada seluruh pelaku UMKM di Indonesia termasuk UMKM yang ada di
Kota Cirebon.
bagi UMKM yang tidak memiliki sumber daya atau pengetahuan untuk
produk dan layanan mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian Maurina &
10
Pelaku UMKM seringkali memiliki keterbatasan dalam hal pertumbuhan,
dalam hal ini, mereka perlu mencari peluang di pasar global untuk berkembang
pasar baru dengan lebih percaya diri. Saat ini, yang menjadi salah satu
hambatan utama bagi para pelaku UMKM di Kota Cirebon adalah kesulitan
para pelaku usaha dalam melakukan pemasaran dan promosi produk secara
Salah satu masalah yang banyak dirasakan oleh pelaku UMKM Kota
Cirebon saat ini lebih kepada sulitnya pelaku usaha dalam melakukan pemasaran
dan promosi produk secara luas, karena banyak dari mereka yang belum melek
UMKM yang masuk digital, terutama dalam hal pemasaran dari jumlah 2.060
oleh warga yang belum terlalu paham dengan digitalisasi. Sehingga, ketika ada
usahanya. Sementara itu, pelaku UMKM Kota Cirebon Yuli Hastuti mengatakan
penggunaan platform digital memang membantu dari segi penjualan, namun itu
digital memang sudah sering ia ikuti, akan tetapi belum bisa sepenuhnya beralih
11
ke digital, karena kurangnya tenaga kerja. Adanya kendala ini menunjukkan
bahwa Dinas Koperasi dan UKM Kota Cirebon belum optimal memberikan
digitalisasi.
Berikut ini data UMKM berdasarkan Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Tabel 1.3: Jumlah Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2018-
2022
TAHUN JUMLAH UMKM KOTA CIREBON
2019 2206
2020 2206
2021 2206
2022 2206
Sumber: data.cirebonkota.go.id (Cirebon Satu Data)
jumlah pelaku UMKM di Kota Cirebon dari tahun 2019 hingga tahun 2022.
peningkatan setiap tahunnya, jumlah pelaku UMKM pada tahun 2022 telah
mencapai 8,71 juta unit. Berdasarkan grafik pada gambar 1.2 Jawa Barat
merupakan urutan pertama jumlah UMKM paling banyak yang mencapai 1,49
juta unit usaha. Tentunya berdasarkan data tersebut, jumlah kenaikan pelaku
UMKM di Indonesia tidak sejalan dengan jumlah pelaku UMKM yang ada di
Kota Cirebon yang tidak terjadi peningkatan. Dari jumlah UMKM Kota
Cirebon diatas, dapat dilihat bahwa dibutuhkan peran dari Pemerintah Daerah
12
Kota Cirebon untuk dapat memberikan pembinaan sebagai upaya
dihadapi pelaku UMKM diantaranya adalah masih banyak pelaku UMKM yang
belum paham terkait masalah perizinan, sehingga banyak dari mereka yang
Dinas Koperasi dan UKM Kota Cirebon, kurangnya inovasi dari pelaku
UMKM untuk menciptakan produk terbaru, masih banyak pelaku UMKM yang
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cirebon tahun 2022 mencapai 2,3 juta
orang. Seharusnya, dengan jumlah tersebut Dinas Koperasi dan UKM Kota
13
Dengan perkembangan yang semakin maju seharusnya perkembangan UMKM
yang ada di Kota Cirebon juga harus maju walaupun pada kenyataannya tidak
sesuai. Permasalahan yang muncul melalui data yang penulis dapatkan, yaitu
jumlah pelaku UMKM Kota Cirebon tidak meningkat dan berkembang sesuai
luas dan secara langsung agar lebih kompeten serta dapat mengembangkan
rendah dan hidup dalam kegiatan usaha mikro dan kecil baik di sektor
yang sudah ditentukan oleh pemerintah maupun oleh Dinas Koperasi dan UKM
Kota Cirebon. Berikut ini merupakan capaian pelaksanaan UKM Kota Cirebon.
14
Tabel 1.4 Data Capaian Penyelenggaraan UKM di Kota Cirebon
15
Banyak program pembinaan UMKM didukung oleh pemerintah, organisasi
pelatihan, pendanaan, bantuan teknis, dan akses ke pasar baru, yang dapat
membantu UMKM untuk bersaing secara global. Kepentingan UMKM tidak bisa
dipungkiri karena berhasil bertahan dan menjadi salah satu pendorong utama
ekonomi Indonesia saat menghadapi krisis ekonomi beberapa waktu yang lalu.
dan berbagi pengetahuan antara UMKM, baik itu dalam bentuk kelas pelatihan,
seminar, atau forum komunitas. Melalui kolaborasi ini, UMKM dapat belajar satu
sama lain, memperluas jaringan mereka, dan menciptakan peluang bisnis baru di
pasar global.
kuat bagi pelaku UMKM untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang
16
dan layanan yang berkualitas, serta dapat meningkatkan daya saing mereka
variasi ekonomi yang lebih seimbang. Hal ini melatar belakangi pentingnya peran
1. Pelaku UMKM Kota Cirebon masih banyak yang mersa kesulitan dalam
2. Masih banyak pelaku UMKM Kota Cirebon yang belum terdata dan belum
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menyatakan Pasal 36 (1)
berkembang.
program pembinaan UMKM yang telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan
UKM Kota Cirebon. Dengan adanya penelitian ini diharapkan nantinya Dinas
Koperasi dan UKM Kota Cirebon dan pemerintah setempat agar dapat
17
efektif, sehingga program-program yang berjalan diharapkan mampu
menaikkan kesejahteraan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
di Kota Cirebon.
Cirebon?
18
b. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam Program
maupun tidak langsung. Berikut ini manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
sehingga UMKM bisa lebih terbina dan berkembang lebih baik lagi.
3) Lembaga Pendidikan
19
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi atau
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(UMKM) di Kota Samarinda (Studi Pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota
relatif sulit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
kualitatif dengan Teknik anali sis data yang digunakan yaitu model interaktif
yang terdiri dari kondesasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
21
Koperasi dan UKM di lapangan belum efektif. Hal tersebut sesuai dengan
22
dalam penelitian yaitu Ketepatan sasaran, Sosialisasi program, Tujuan
program, serta Pemantauan program. Hasil dari keempat indikator ini belum
adaptasi atau fleksibilitas, dan Kepuasan kerja. Metode yang digunakan dalam
deskriptif.
23
dari perusahaan lokal dalam berkontribusi membangun daerah melalui
kualitatif.
wawasan tentang pembinaan dan pelatihan untuk Usaha Kecil dan Menengah
rasa tanggung jawab agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan
untuk kepentingan pribadi, birokrasi, atau jenis tertentu untuk mencapai tujuan
instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan
pengumpulan data.
24
kewenangan pembuatan peraturan agar bisa memberdayakan UKM.
dengan program ini, namun dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa faktor
UMKM di masa pandemi Covid-19 perlu dievaluasi karena kendala yang ada
25
mengembangkan dan menjaga keberlanjutan usaha. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kuantitatif. Selain itu, studi ini akan menganalisis
maupun penambahan aset yang ada, peningkatan jumlah tenaga kerja yang
26
digunakan, dan peningkatan standar hidup yang lebih sejahtera. Pada tahap
awal, ada yang belum memiliki karyawan, tetapi setelah bisnis mereka
berkembang dengan adanya kredit dari BPR, para pengusaha UMKM dapat
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kredit yang diberikan oleh BPR
menggunakan analisis SWOT, yaitu EFAS, IFAS, dan matriks SWOT. Maka
disimpulkan bahwa:
27
b. UMKM di Kabupaten Banyumas berada di kuadran I, yang berarti dalam
28
Menengah program Tampan
(UMKM) Pada UMKM 2. Lingkup studi
Masa Pandemi 2. Menggunaka kasus lebih
Covid-19 Di n analisis sempit sedang
Kecamatan kualitatif yang diteliti
Tampan” lebih luas
3. Melaksanakan
di masa
pandemic
Covid-19
Arini et al., Efektivitas 1. Objek yang 1. Focus
(2018) Inkubator Bisnis dikaji penelitian pada
dalam Pelaksanaan efektivitas efektivitas
Pembinaan Usaha pembinaan incubator
Masyarakat Kecil program bisnis
Menegah UMKM 2. Lingkup studi
2. Menggunaka kasus lebih
n analisis sempit sedang
kualitatif yang diteliti
lebih luas
29
y et al., (2017) Pelaksanaan dikaji penelitian pada
Program UMKM pengembangan
Pengembangan 2. Menggunaka 2. Lokasi
UKM Di Dinas n analisis penelitian di
Koperasi dan kualitatif Kota Manado
Usaha Mikro,
Kecil dan
Menengah Kota
Manado
Renaldy & Analisis Peran 1. Objek yang 1. Fokus
Herdianto DPKUKM dikaji penelitian pada
(2020) terhadap UMKM DPKUKM
Pertumbuhan 2. Menggunaka pada
Usaha Mikro Kecil n analisis pertumbuhan
Menengah Studi kualitatif UMKM
Kasus: DPKUKM 2. Lokasi
Kota Cirebon penelitian di
Kabupaten
Cirebon
Mirani et al., Efektivitas 1. Objek yang 1. Focus
(2022) Program dikaji penelitian
Palembang Go- UMKM pada aspek
Digital Bagi 2. Menggunaka teknologi
Pelaku UMKM di n analisis yaitu go-
Masa Pandemi kualitatif digital
Covid-19 2. Melaksanakan
di masa
pandemic
Covid-19
3. Lokasi
penelitian di
30
Palembang
Andriyani et al., Jurnal International 1. Objek yang 1. Melaksanakan
(2021) “Analisis dikaji di masa
Keberlanjutan UMKM pandemic
Usaha Mikro, Covid-19
Kecil, dan 2. Lokasi
Menengah selama penelitian di
Pandemi Covid-19 Kabupaten
di Kabupaten Bireuen.
Bireuen, 3. Metode yang
Indonesia” digunakan
dalam
penelitian ini
adalah metode
deskriptif
kuantitatif.
Lusy et al., Jurnal 1. Objek yang 1. Lokasi
(2019) Internasional dikaji penelitian
“Analisis Faktor- UMKM 2. Lebih banyak
faktor yang 2. Menggunaka membahas
Mempengaruhi n analisis terkait BPR.
Keberlanjutan kualitatif
Bisnis Usaha
Mikro, Kecil, dan
Menengah
(UMKM)”
Sumber: Putri (2017), Nurjanah (2021), Arini et al., (2018), Rosita &
Simanjuntak (2022), Tampongangoy et al., (2017), Renaldy & Herdianto (2020),
Mirani et al., (2022), Andriyani et al.,(2021), Lusy et al., (2019)
31
1.6 Tinjauan Pustaka
1.6.1. Administrasi Publik
1.6.1.1. Pengertian Administrasi Publik
Secara etimologi (Bahasa) kata administrasi berasal
dari Bahasa Latin (Yunani) yang terdiri atas dua kata, yaitu
32
berfikir, kesamaan perasaan, kesamaan harapan, kesamaan
33
pentingnya nilai-nilai etika sebagai pedoman yang harus
yaitu:
34
manajer sangat diuji untuk mengerahkan setiap orang
awal.
35
sekiranya tak terpakai.
36
a. Paradigma Administrasi Publik Klasik (Old public
Administration) 1887-1987
berwenang.
publik.
organisasi.
37
fungsi planning, organizing, staffing, directing,
38
namun cenderung dinikmati orang-orang yang memiliki
1.6.2. UMKM
1.6.2.1. Konsep Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-
39
20 Tahun 2008 tentang UMKM adalah usaha yang dimiliki
Undang.
ini.
40
anak perusahaan yang di miliki, di kuasai, atau menjadi
Usaha Kecil.
tahunan.
yaitu:
a. Livelihood Activities
b. Micro Enterprises
41
UMKM ini biasanya berupa artisan (pengrajin)
42
b. Belum melakukan administrasi keuangan, yang sederhana
berwirausaha.
planning.
43
Menurut (Koerniawati, 2009) Secara umum ciri-ciri
berikut :
a. Usaha Mikro
44
perusahaan yang memiliki aset bersih usahanya kurang
b. Usaha Kecil
c. Usaha Menengah
45
1.6.2.5. Permasalahan dan pengembangan UMKM
UMKM juga masih menghadapi berbagai
2017).
46
Permasalahan UMKM salah satunya keadaan UMKM
47
mencapai otonomi daerah mendukung sepen uhnya kebijakan
bantuan permodalan yang saat ini semakin bervariasi baik dari fungsi,
(Rifa’i, 2013).
48
bidang tugasnya. Sehingga tugas pengembangan menjadi tugas pokok
UKM 2020).
1.6.5. Kewirausahaan
Berwirausaha yaitu sikap mental dan jiwa yang selalu aktif,
49
1.6.6. Organisasi dan Manajemen
Organisasi merupakan sistem peran, aliran aktivitas dan pola
tujuannya.
1.6.7. Efektivitas
Konsep efektif berasal dari bahasa inggris “effective yang
50
Efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara teoritis,
berikut:
51
Koperasi dan UKM, dalam hal ini sasaran program
52
1.6.7.4. Pemantauan Program
Merupakan kegiatan mengamati perkembangan
1.6.8. Program
Program memiliki dua pengertian yaitu secara umum dan
pada waktu yang relatif lama, dan (3) terjadi dalam organisasi yang
53
menurut Munthe “program ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan
hal yang berbeda tentang definisi program yaitu program ialah segala
para ahli diatas bahwa definisi program ialah sebuah kegiatan dalam
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Asal kata “metode” berasal dari bahasa Latin “methodus”, yang berasal
dari kata Yunani “methodos” yang berarti “cara agar tujuan tercapai”. Istilah ini
pertama kali digunakan pada abad ke-16 dan menjadi bagian penting dalam
bahasa dan penelitian ilmiah. Kata “metode” focus terhadap pendekatan yang
terorganisir dan sistematis dalam mencari jawaban atau mencapai tujuan tertentu.
cermat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks keilmuan, metode
adalah pedoman dalam melakukan penelitian secara obyektif dan teratur sehingga
menghasilkan data yang akurat dan valid. Kata "penelitian" berasal dari bahasa
Jawa Kuno yaitu "teliti" yang berarti mengamati atau meneliti secara cermat.
Kemudian, dalam bahasa Indonesia, kata "penelitian" diadaptasi dari kata "teliti"
yang menjadi "meneliti" yang memiliki arti mencari informasi atau fakta dengan
permasalahan yang dihadapi. Penelitian merujuk pada proses atau kegiatan yang
dilakukan untuk mengumpulkan informasi, data, atau fakta dengan tujuan untuk
yang terstruktur dan sistematis untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan
dapat diandalkan dan relevan. Tujuan dari penelitian dapat beragam, seperti untuk
55
atau menguji teori. Metode penelitian merupakan serangkaian langkah atau teknik
sebuah penelitian. Metode ini memberikan panduan dan kerangka kerja yang
penelitian sesuai dengan pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
suatu objek, dengan peneliti sebagai instrumen utama. Analisis data bersifat
melalui penjelasan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu konteks
pelaku UMKM Kota Cirebon. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja
56
1.9 Jenis dan Sumber data
Adapun jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
a. Data Primer
b. Data Sekunder
57
1.10Fokus Penelitian
Fokus penelitian dibutuhkkan agar penelitian berhubungan dengan
hanyalah data yang relevan dengan focus penelitian. Adapun focus dalam
a. Metode Dokumentasi
pribadi, dan dokumen resmi dari Lembaga Arsip Nasional atau tempat
58
informasi juga diperoleh dari sumber pustaka yang relevan dengan
penelitian.
b. Metode Wawancara
1.12Unit Analisis
Unit analisis terkait dengan penentuan konsep "kasus" dalam
penelitian tersebut, mengacu pada masalah yang menjadi fokus penelitian dan
ini adalah:
Kota Cirebon
1.13Keabsahan Data
Keabsahan hasil penelitian ini adalah dengan melakukan triangulasi.
59
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada atau triangulasi bermakna silang yakni
sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta
pengecekan pada waktu yang berbeda. Menurut Sugiyono (2014) ada tiga
membandingkan dengan sumber data yang lain atau yang berbeda untuk
kredibilitas melalui sumber data yang sama namun dengan teknik yang
berbeda.
ulang, observasi atau dengan melakukan dengan teknik yang lain dengan
waktu yang lain. Ini dilakukan karena perubahan suatu prilaku manusia
60
pengolahan data, pengorganisasian, penyortiran menjadi unit yang dapat
pembelajaran, dan penentuan apa yang dapat disampaikan kepada orang lain.
kata, baik tertulis maupun lisan, yang menggambarkan perilaku yang diamati.
dibutuhkan dari berbagai jenis dan bentuk data yang ada di lapangan
penelitian.
61
b. Reduksi data dilakukan untuk mengasah, mengelompokkan,
uraian singkat, serta pengelompokan data ke dalam pola yang lebih luas.
memadai.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arini, H., Badarrudin, B., & Kariono, K. (2018). Efektivitas Inkubator Bisnis
dalam Pelaksanaan Pembinaan Usaha Masyarakat Kecil Menegah. Jurnal
Administrasi Publik : Public Administration Journal, 8(1), 1.
https://doi.org/10.31289/jap.v8i1.1575
Astuti, R. P., Kartono, K., & Rahmadi, R. (2020). Pengembangan UMKM melalui
Digitalisasi Tekonolgi dan Integrasi Akses Permodalan. ETHOS: Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(2), 248–256.
https://doi.org/10.29313/ethos.v8i2.5764
Aliyah, A. H. (2022). PERAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT. WELFARE Jurnal Ilmu Ekonom, Volume 3, Nomor 1,
Halaman 64-72.
Budiani, N. W. (2007). Efektivitas Program Penganggulangan Karang Taruna
(Eka Taruna Bhakti) Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota
Denpasar. Jurnal Ekonomi dan Sosial, 53.
Dinas Perdagangan, Koperasi, U. K. dan M. (2020).
Laporan_Interim_Triwulan_IV_DINAS_PERDAGANGAN,_KOPERASI,_US
AHA_KECIL_DAN_MENENGAH_2020.
Gaus, N. Z., & Meirinawati, M. (2021). Efektivitas Program Pusat Ekonomi
Jambangan Hebat (Pejabat) Melalui Csr (Corporate Social Responsibility)
Umkm Pt. Pertamina Di Kelurahan Jambangan Kota Surabaya. Publika, 9(3),
125–138. https://doi.org/10.26740/publika.v9n3.p125-138
Ibrahim, Amin. (2009). Pokok-pokok Administrasi Publik dan Sejenisnya.
Bandung: Refika Aditama
Ita Rosita, & Simanjuntak, H. T. R. F. (2022). Efektivitas Program Pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Sungai
Sembilan Kota Dumai.Jurnal Niara, 14(3), 259–265.
https://doi.org/10.31849/niara.v14i3.8020
Liviawati, J. W. (2020). Pentingnya Penerapan Pengelolaan Keuangan Bagi
UMKM. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 57
Mirani, D., Aryansah, J. E., & Musdalifah, F. S. (2022). Efektifitas Program
Palembang Go-Digital Bagi Pelaku UMKM di Masa Pandemi Covid-19.
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, 8(1), 1–121.
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi
Nurjanah, S. (2021). Efektivitas Program Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Tampan.
SKRIPSI.FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Putra, I. G. A. A. S., & Saskara, I. A. N. (2013). Efektivitas dan dampak program
bantuan kredit usaha rakyat (KUR) terhadap pendapatan dan kesempatan
kerja usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Denpasar. E-Jurnal
EP Unud, 2(10), 457–468.
Putri, E. H. (2017). Efektivitas Pelaksanaan Program Pengembangana Usaha
63
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Samarinda (Studi Pada Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Samarinda). Administrasi Negara, 5(1), 5431–
5445.
Prasetyo, P. E. (2008). Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam
Kebijakan Penanggulan Kemiskinan dan Pengangguran. AKMENIKA UPY,
10.
Renaldy, R., & Herdianto, T. (2020). Analisis Peran DPKUKM Terhadap
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah Studi Kasus: DPKUKM Kota
Cirebon. Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan, 11(2), 50–59.
https://journal.ikopin.ac.id/index.php/covalue/article/view/1264/864
Republik Indonesia. (2009). UndangUndang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
Rifa’i, B. (2013). Efektivitas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) krupuk ikan dalam program pengembangan labsite pemberdayaan
masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupatem Sidoarjo.
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1(1), 130–136.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-16 Baktiar_KMP V1 N1 Jan-
April 2013.pdf
Rintuh, Cornelis & Miar. (2005). Kelembagaan dan ekonomi kerakyatan.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta melalui jurnal Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat Peserta Pelatihan Kelompok Prakoperasi Ateng Wesa, Yoyon
Suryono
Sitna Hajar Malawat, S. M. (2022). BUKU AJAR PENGANTAR ADMINISTRASI
PUBLIK. Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-
Banjary.
64
65
Sugiyono. (2011). prof. dr. sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan
r&d. intro ( PDFDrive ).pdf. In Bandung Alf (p. 143).
Tampongangoy, D. L., Karauwan, N. M., & Laloma, A. (2017). Efektivitas
Pelaksanaan Program Pengembangan UKM Di Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro , Kecil dan Menengah Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik,
3(46), 1–11.
Urfa, V. H., Handayani, S. R., & Hidayat, R. R. (2013). Efektifitas Penggunaan
Kredit Program Kemitraan BUMN Terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus
Pada Program Kemitraan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Sub Area
Malang Untuk Industri Sari Apel Brosem Kota Batu). Jurnal Adminstrasi
Bisnis, 6(1), 1–10.