Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ardiansyah Maulana

NIM: 141231200

Ekonomi Makro

ANALISIS PERKEMBANGAN GDP RILL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STRUKTUR EKONOMI 5 TAHUN

TERAKHIR

1.Provinsi Jawa Timur

-Perekonomian Jawa Timur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku Tahun 2018 mencapai Rp 2.189,78 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp
1.563,76 triliun. Ekonomi Jawa Timur tahun 2018 ( c-to-c) tumbuh 5,50 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertiggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar
7,63 persen, diikut Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,61 persen. Sementara dari sisi
pengeluaran terutama didorong oleh Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh 6,57 persen dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh sebesar 6,08 persen.

-Perekonomian Jawa Timur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku Tahun 2019 mencapai Rp 2.352,43 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp
1.650,14 triliun.

Ekonomi Jawa Timur tahun 2019 (c-to-c) tumbuh 5,52 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,58 persen, diikuti Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 5,97 persen, diikuti PMTB 4,92 persen dan Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga 4,81 persen.

Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2019 dibandingkan Triwulan IV-2018 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,54
persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Pendidikan sebesar
8,56 persen, diikuti Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 8,39 persen, serta Lapangan
Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,04 persen. Dari sisi pengeluaran,
pertumbuhan tertinggi PMTB sebesar 5,38 persen; diikuti Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga sebesar
4,74 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 3,63 persen.

Secara q-to-q perekonomian Jawa Timur Triwulan IV-2019 terkontraksi 1,68 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Pendidikan sebesar 5,75 persen, diikuti
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan sebesar 5,58 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran terutama dipengaruhi oleh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang
tumbuh 9,71 persen; PMTB 1,37 persen dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 1,20 persen.

-Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9 Juta atau US$3.911,7.

Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen (c-to-c)
dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan
Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,04 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran hampir
semua komponen terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen dengan kontraksi
terdalam sebesar 7,70 persen. Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang
terkontraksi sebesar 14,71 persen.

Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan IV-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar 2,19 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan
mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 13,42 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen
Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 7,21 persen. Sementara,
Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 13,52 persen.

Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar 0,42 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,15 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 27,15
persen.

-Perekonomian Jawa Timur Tahun 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.454,50 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
mencapai Rp 1.669,12 triliun.

„Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2021 dibandingkan Triwulan III-2021 meningkat sebesar 0,14 persen
(q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan
Pergudangan yang tumbuh sebesar 19,62 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi
pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 9,61 persen.

„Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2021 dibandingkan Triwulan IV-2020 meningkat sebesar 4,59 persen
(y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Konstruksi yang tumbuh
sebesar 9,91 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar
Negeri yang tumbuh sebesar 8,49 persen.

„Ekonomi Jawa Timur sampai dengan Triwulan IV-2021 meningkat sebesar 3,57 persen (c-to-c). Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 7,83 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 2,69
persen.

-Perekonomian Jawa Timur Tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestk Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.730,91 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
mencapai Rp1.757,82 triliun.

Ekonomi Jawa Timur tahun 2022 meningkat sebesar 5,34 persen (c-to-c). Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertnggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar
19,47 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertnggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar Negeri
yang tumbuh sebesar 9,23 persen.

Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2022 dibandingkan Triwulan IV-2021 meningkat sebesar 4,76 persen (y-
on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertnggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh
sebesar 12,35 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertnggi terjadi pada Komponen Pengeluaran
Konsumsi Lembaga Nonproft yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 7,80
persen.

Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2022 dibandingkan Triwulan III-2022 mengalami kontraksi sebesar 0,71
persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertnggi terjadi pada Lapangan Usaha Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 7,22 persen. Dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan tertnggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang
tumbuh sebesar 11,47 persen.

-Perekonomian Jawa Timur tumbuh Triwulan I-2023 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp712,63 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan 2010 mencapai Rp448,95 triliun.

Ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2023 terhadap Triwulan IV-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,02
persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh sebesar 14,29 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 3,74 persen.

Ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2023 terhadap Triwulan I-2022 meningkat sebesar 4,95 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang
tumbuh sebesar 19,39 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh
sebesar 9,47 persen.

Secara struktur, lapangan usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jawa Timur pada
Triwulan I-2023 dengan kontribusi sebesar 31,00 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi
oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dengan kontribusi sebesar 60,62 persen.

2.Indonesia

-Perekonomian Indonesia tahun 2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku mencapai Rp14 837,4 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp56,0 Juta atau US$3 927,0.

Ekonomi Indonesia tahun 2018 tumbuh 5,17 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2017 sebesar
5,07 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99
persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,08 persen

-Pertumbuhan PDB Indonesia sangat mengesankan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2022,
pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan sebesar 5,1%. Menurut Bank Dunia, tingkat pertumbuhan
PDB Indonesia adalah 5,0% pada tahun 2019, 4,9% pada tahun 2020, dan 3,5% pada tahun 2021.
Pandemi COVID-19 telah memengaruhi perekonomian Indonesia, tetapi negara ini kini mulai pulih, dan
pertumbuhan PDB-nya diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.

-Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
triwulan I-2023 mencapai Rp5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp2.961,2 triliun.
Ekonomi Indonesia triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y). Dari
sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
15,93 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68 persen.

Ekonomi Indonesia triwulan I-2023 terhadap triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,92 persen (q-
to-q). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial sebesar 14,56 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 45,38 persen

3.Vietnam

Pertumbuhan PDB Riil Vietnam dilaporkan sebesar -14.2 % pada 2023-03. Rekor ini turun dibanding
sebelumnya yaitu 11.8 % untuk 2022-12. Data Pertumbuhan PDB Riil Vietnam diperbarui triwulanan,
dengan rata-rata 3.0 % dari 2010-06 sampai 2023-03, dengan 52 observasi. Data ini mencapai angka
tertinggi sebesar 20.0 % pada 2021-12 dan rekor terendah sebesar -14.2 % pada 2023-03.

4.Jepang

Data Kantor Kabinet Jepang juga mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal I-2022 terkontraksi
0,1% dibandingkan kuartal sebelumnya ( annualized qoq). Lebih baik dibandingkan kontraksi 0,2% pada
data awal.Perekonomian Jepang terkontraksi akibat tingginya inflasi serta lonjakan kasus Covid-19 varian
omicorn.Inflasi di Negara Matahari Terbit melejit ke level 1,2% di bulan Maret 2022, yang merupakan
level tertinggi sejak Oktober 2018. Inflasi kembali melonjak ke angka 2,5% yang menjadi rekor tertinggi
sejak Oktober 2014.

Lonjakan kasus Covid-19 sepanjang kuartal ketiga dan keempat tahun 2021 memukul perekonomian
Jepang. Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal III-2021 terkontraksi 3,6% dan pada kuartal IV-2021
terkontaksi 4,6%(yang disetahunkan/annualised)terutama karena lesunya konsumsi dan menurunnya
produksi mobil.Kontraksi sebesar 0,5% di kuartal I-2022 memberi angina segar bahwa perekonomian
Jepang mulai pulih. Pemulihan utamanya dipicu oleh peningkatan konsumsi di tengah membaiknya
keadaan pasca pandemi Covid-19.Jepang yang berstatus sebagai negara dengan perekonomian terbesar
ketiga di dunia, PDB nya mengalami kontraksi dalam tiga dari lima kuartal terakhir.

Di hampir sepanjang kuartal pertama tahun ini, Jepang memberlakukan pembatasan ekonomi di
sebagian besar wilayah sebagai upaya membendung penyebaran Covid-19. Warga dilarang pergi
berbelanja atau makan di luar yang menyebabkan penurunan tajam dalam konsumsi pribadi.Menyusul
membaiknya situasi Covid-19, Jepang pun kini berjuang melawan serangkaian pukulan ekonomi, mulai
dari efek pandemi hingga invasi Rusia ke Ukraina yang membuat biaya energi melonjak.Kenaikan harga
energi telah menekan laju konsumsi dan bisnis Jepang, tercermin dari pengeluaran rumah tangga Jepang
yang turun 2,3% pada Maret dari periode sama tahun sebelumnya.Sektor rumah tangga juga terpukul
oleh kenaikan harga pangan dan energi yang berasal dari dampak serangan Rusia ke Ukraina pada 24
Februari.Jepang merupakan negara net importir dalam komoditas pangan dan energi sehingga inflasi
komoditas yang terjadi di tingkat global menyebabkan nilai impor tumbuh jauh lebih tinggi daripada
ekspor.

5.Prancis

Pertumbuhan PDB Riil Prancis dilaporkan sebesar 0.9 % pada 2023-03. Rekor ini naik dibanding
sebelumnya yaitu 0.6 % untuk 2022-12. Data Pertumbuhan PDB Riil Prancis diperbarui triwulanan,
dengan rata-rata 2.8 % dari 1950-03 sampai 2023-03, dengan 293 observasi. Data ini mencapai angka
tertinggi sebesar 17.8 % pada 2021-06 dan rekor terendah sebesar -18.0 % pada 2020-06.

6.Maroko

PDB riil tumbuh 1,1% pada tahun 2022, turun dari pemulihan yang baik pada tahun 2021 (7,9%). Nilai
tambah pertanian turun 15% dari tahun 2021 karena kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir.
Manufaktur, pariwisata, dan transportasi berkinerja baik. Kekeringan dan inflasi memberikan dampak
negatif pada konsumsi rumah tangga, sementara investasi asing langsung naik 31,5% dan investasi publik
naik 20,6%. Inflasi meningkat tajam menjadi 6,6% pada tahun 2022 dari 1,4% pada tahun 2021, didorong
oleh inflasi pangan sebesar 11% dan harga komoditas yang lebih tinggi. Sejak tahun 2022, bank sentral
telah menaikkan suku bunga utamanya sebesar 1,5 basis poin menjadi 3%. Langkah-langkah untuk
memitigasi tekanan inflasi mendorong belanja fiskal meningkat pada tahun 2022, namun defisit fiskal
berkurang menjadi 5,1% PDB dari 5,9% pada tahun 2021, berkat pendapatan fiskal yang kuat.

7.Brazil

Perekonomian Brasil perlahan mulai pulih pada tahun 2017 dengan pertumbuhan PDB sebesar 1,3%
dengan sedikit perbaikan pada tahun 2018 sebesar pertumbuhan 1,8% karena lemahnya pasar tenaga
kerja, ketidakpastian pemilu, dan pemogokan pengemudi truk yang menghentikan aktivitas ekonomi
pada bulan Mei 2019. Terjadi penurunan tajam menjadi -3,3% pertumbuhan PDB pada tahun 2020
selama pandemi COVID-19.Sejak itu, perekonomiannya sedikit pulih, dengan pertumbuhan PDB sebesar
5% pada tahun 2021 dan 2,9% pada tahun 2022. Pertumbuhan PDB Nominal Brazil dilaporkan sebesar
6.785 % pada 2023-06. Rekor ini turun dibanding sebelumnya yaitu 10.400 % untuk 2023-03. Data
Pertumbuhan PDB Nominal Brazil diperbarui triwulanan, dengan rata-rata 11.691 % dari 1991-03 sampai
2023-06, dengan 130 observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 4,442.072 % pada 1994-06
dan rekor terendah sebesar -3.705 % pada 2020-06.

Anda mungkin juga menyukai