Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Ardiyanto
NPM 22320017
Fakultas Ekonomi
Bau Bau
2022
A. PENDAPATAN NASIONAL NOMINAL UNTUK TINGKAT NASIONAL
Laporan Kementerian Keuangan menunjukkan realisasi pendapatan negara mencapai
Rp1.764,4 triliun pada Agustus 2022. Sebelumnya, pada Agustus 2021 realisasi pendapatan negara
berjumlah Rp1.177,8 triliun.
"(Realisasi) ini tumbuh 49,8% dibandingkan periode tahun lalu," ujar Menteri Keuangan Sri
Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022).
Sri Mulyani melaporkan realisasi pendapatan negara hingga bulan Agustus 2022 sudah
mencapai 77,85% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 2022 yang sebesar
Rp2.266,2 triliun.
Penerimaan pajak masih menyumbang pendapatan negara terbesar pada Agustus 2022,
yakni sejumlah Rp1.171,8 triliun. Capaian ini naik 58,1% secara tahunan (year-on-year/yoy)
dibanding Agustus 2021 yang jumlahnya Rp741,3 triliun.
Kemudian realisasi kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp206,2 triliun atau naik 30,5%
(yoy). Dengan demikian, total penerimaan perpajakan pada Agustus 2022 sebesar Rp1.378 triliun
atau naik 53,2% (yoy).
Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp386 triliun atau
tumbuh 38,9% (yoy) dibanding periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp277,8 triliun.
Adapun realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp1.657 triliun per Agustus 2022. Nilainya
tumbuh 6,2% (yoy) dari Agustus 2021 yang mencapai Rp1.560,8 triliun.
Besarnya pendapatan ketimbang belanja negara, menjadikan Indonesia mencetak surplus pada
bulan kedelapan tahun ini. Surplus APBN pada Agustus 2022 tercatat sebesar Rp107,4 triliun atau
setara dengan 0,58% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pendapatan negara pada tahun 2022 diproyeksikan tetap dapat melanjutkan kinerja positif
seiring prospek pemulihan ekonomi di tahun 2022. Namun demikian, secara nominal pendapatan
negara di tahun 2022 belum dapat kembali pada posisi sebelum pandemi Covid-19. Beberapa
faktor yang memengaruhi hal tersebut antara lain karena sektor ekonomi yang diperkirakan belum
pulih sepenuhnya, insentif fiskal yang sifatnya permanen, serta basis penerimaan pajak tahun 2020
yang turun mendekati realisasi tahun 2015 karena dampak pandemi Covid-19.
Komitmen Pemerintah dalam memberikan dukungan kepada dunia usaha pada tahun 2020
dan 2021 melalui insentif perpajakan diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan
selanjutnya memberikan efek positif pada pendapatan negara. Dengan demikian, prospek
pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2022 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional baik dari sisi demand maupun supply.
Pemerintah tetap akan mewaspadai dan antisipatif terhadap risiko ketidakpastian yang
berasal dari dinamika pandemi Covid-19 di tahun 2022.
Faktor eksternal lainnya juga perlu dicermati seperti kondisi geopolitik serta fluktuasi
harga komoditas yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan negara. Pendapatan negara pada
APBN tahun anggaran 2022 ditargetkan sebesar Rp1.846.136,7 miliar. Target pendapatan negara
tahun 2022 tersebut terutama berasal dari penerimaan perpajakan yang diperkirakan mencapai
Rp1.510.001,2 miliar. Target penerimaan perpajakan ini diproyeksikan sejalan dengan pemulihan
ekonomi, upaya penguatan sistem perpajakan, dan optimalisasi potensi perpajakan. Sementara itu,
PNBP dalam APBN tahun anggaran 2022 diperkirakan sebesar Rp335.555,6 miliar utamanya
didukung oleh penerimaan dari SDA, penerimaan dari kekayaan negara dipisahkan, dan dukungan
dari Badan Layanan Umum (BLU). Selanjutnya, penerimaan hibah diproyeksikan Rp579,9 miliar
sesuai dengan hibah terencana pada Kementerian/Lembaga di antaranya untuk mendukung
kegiatan pembangunan sistem pedesaan dan perkotaan, keanekaragaman hayati, serta penanganan
stunting.
Keuangan Pemerintah
Pada tahun 2021, secara total realisasi target pendapatan dan realisasi anggaran belanja
pemerintah di Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat sebesar 81,94%, lebih tinggi dari
tahun sebelumnya yang sebesar 81,69%. Peningkatan kinerja keuangan Pemerintah tersebut
seiring dengan upaya pemerintah daerah dalam mengoptimalkan inovasi antara lain penerapan
digitalisasi atau elektronifikasi transaksi dilingkup Pemerintah Daerah. Selain itu, perbaikan
penyerapan anggaran tahun 2021 juga didorong oleh percepatan pembangunan proyek strategis
nasional dan program pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Sultra. Meskipun demikian,
pencapian lebih tinggi tertahan dengan adanya kendala proses administrasi pada awal 2021.