Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI

Dosen Pengampu

Dr. Sulhan Manaf, M. Si

Disusun Oleh :

Ardiyanto

NPM 22320017

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDIN

Bau Bau

2022
A. PENDAPATAN NASIONAL NOMINAL UNTUK TINGKAT NASIONAL
Laporan Kementerian Keuangan menunjukkan realisasi pendapatan negara mencapai
Rp1.764,4 triliun pada Agustus 2022. Sebelumnya, pada Agustus 2021 realisasi pendapatan negara
berjumlah Rp1.177,8 triliun.
"(Realisasi) ini tumbuh 49,8% dibandingkan periode tahun lalu," ujar Menteri Keuangan Sri
Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022).
Sri Mulyani melaporkan realisasi pendapatan negara hingga bulan Agustus 2022 sudah
mencapai 77,85% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 2022 yang sebesar
Rp2.266,2 triliun.
Penerimaan pajak masih menyumbang pendapatan negara terbesar pada Agustus 2022,
yakni sejumlah Rp1.171,8 triliun. Capaian ini naik 58,1% secara tahunan (year-on-year/yoy)
dibanding Agustus 2021 yang jumlahnya Rp741,3 triliun.
Kemudian realisasi kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp206,2 triliun atau naik 30,5%
(yoy). Dengan demikian, total penerimaan perpajakan pada Agustus 2022 sebesar Rp1.378 triliun
atau naik 53,2% (yoy).
Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp386 triliun atau
tumbuh 38,9% (yoy) dibanding periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp277,8 triliun.
Adapun realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp1.657 triliun per Agustus 2022. Nilainya
tumbuh 6,2% (yoy) dari Agustus 2021 yang mencapai Rp1.560,8 triliun.
Besarnya pendapatan ketimbang belanja negara, menjadikan Indonesia mencetak surplus pada
bulan kedelapan tahun ini. Surplus APBN pada Agustus 2022 tercatat sebesar Rp107,4 triliun atau
setara dengan 0,58% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pendapatan negara pada tahun 2022 diproyeksikan tetap dapat melanjutkan kinerja positif
seiring prospek pemulihan ekonomi di tahun 2022. Namun demikian, secara nominal pendapatan
negara di tahun 2022 belum dapat kembali pada posisi sebelum pandemi Covid-19. Beberapa
faktor yang memengaruhi hal tersebut antara lain karena sektor ekonomi yang diperkirakan belum
pulih sepenuhnya, insentif fiskal yang sifatnya permanen, serta basis penerimaan pajak tahun 2020
yang turun mendekati realisasi tahun 2015 karena dampak pandemi Covid-19.
Komitmen Pemerintah dalam memberikan dukungan kepada dunia usaha pada tahun 2020
dan 2021 melalui insentif perpajakan diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan
selanjutnya memberikan efek positif pada pendapatan negara. Dengan demikian, prospek
pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2022 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional baik dari sisi demand maupun supply.
Pemerintah tetap akan mewaspadai dan antisipatif terhadap risiko ketidakpastian yang
berasal dari dinamika pandemi Covid-19 di tahun 2022.
Faktor eksternal lainnya juga perlu dicermati seperti kondisi geopolitik serta fluktuasi
harga komoditas yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan negara. Pendapatan negara pada
APBN tahun anggaran 2022 ditargetkan sebesar Rp1.846.136,7 miliar. Target pendapatan negara
tahun 2022 tersebut terutama berasal dari penerimaan perpajakan yang diperkirakan mencapai
Rp1.510.001,2 miliar. Target penerimaan perpajakan ini diproyeksikan sejalan dengan pemulihan
ekonomi, upaya penguatan sistem perpajakan, dan optimalisasi potensi perpajakan. Sementara itu,
PNBP dalam APBN tahun anggaran 2022 diperkirakan sebesar Rp335.555,6 miliar utamanya
didukung oleh penerimaan dari SDA, penerimaan dari kekayaan negara dipisahkan, dan dukungan
dari Badan Layanan Umum (BLU). Selanjutnya, penerimaan hibah diproyeksikan Rp579,9 miliar
sesuai dengan hibah terencana pada Kementerian/Lembaga di antaranya untuk mendukung
kegiatan pembangunan sistem pedesaan dan perkotaan, keanekaragaman hayati, serta penanganan
stunting.

B. PENDAPAT NASIONAL RILL SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR


Pertumbuhan PDB Riil Indonesia dilaporkan sebesar 5.7 % pada 2022-09. Rekor ini naik
dibanding sebelumnya yaitu 5.4 % untuk 2022-06. Data Pertumbuhan PDB Riil Indonesia
diperbarui triwulanan, dengan rata-rata 5.2 % dari 1994-03 sampai 2022-09, dengan 115
observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 10.7 % pada 1994-06 dan rekor terendah
sebesar -18.3 % pada 1998-12. Data Pertumbuhan PDB Riil Indonesia tetap berstatus aktif di CEIC
dan dilaporkan oleh CEIC Data. Data dikategorikan dalam Global Economic Monitor World Trend
Plus – Table: Real GDP: Y-o-Y Growth: Quarterly: Asia.
PDB Riil Indonesia 7,1% di Atas Level Pra Pandemi
Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil keluar dari jeratan efek pandemi Covid-
19.Ini bisa terlihat dari kondisi perekonomian Indonesia pada semester I-2022. Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati menyebut, pada paruh pertama tahun ini, level produk domestik bruto (PDB)
riil Indonesia sudah 7,1% di atas level sebelum terjadi pandemi Covid-19, atau melampaui level
tahun 2019.
"Dengan angka tersebut, berarti, (perekonomian) Indonesia sudah recover (pulih) dari
pandemi dari sisi level ekonomi, dari sisi size ekonominya," tegas Sri Mulyani dalam paparan
terkait kinerja APBN Agustus 2022, Senin (26/9).
Bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN 6 maupun negara-negara G20, negara yang
memiliki level PDB riil lebih tinggi dari Indonesia hanyalah China dan Vietnam, dengan masing-
masing level PDB riil semester I-2022 sebesar 14,7% dan 13,4% dari level pra pandemi Covid-19.
Sayangnya, masih ada beberapa negara yang level perekonomiannya masih berada di bawah level
pra pandemi Covid-19. Sebut saja Italia dengan level PDB riil 0,1% lebih rendah dari level pra
pandemi, kemudian Meksiko 1,7% di bawah level pra Covid-10, serta Thailand dan Jepang yang
masing-masing 2,9% dan 2,7% di bawah level semester I-2019.

C. PENDAPATAN DOMESTIK BERDASARKAN HARGA NOMINAL


Pertumbuhan PDB Nominal Indonesia dilaporkan sebesar 17.711 % pada 2022-09. Rekor
ini turun dibanding sebelumnya yaitu 17.813 % untuk 2022-06. Data Pertumbuhan PDB Nominal
Indonesia diperbarui triwulanan, dengan rata-rata 13.661 % dari 1994-03 sampai 2022-09,
dengan 115 observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 61.890 % pada 1998-09 dan
rekor terendah sebesar -6.949 % pada 2020-06. Data Pertumbuhan PDB Nominal Indonesia tetap
berstatus aktif di CEIC dan dilaporkan oleh CEIC Data. Data dikategorikan dalam Global Economic
Monitor World Trend Plus – Table: Nominal GDP: Y-o-Y Growth: Quarterly: Asia.
Pemerintah melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
memperkirakan nominal produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan mencapai Rp
21.037,9triliun."Asumsi PDB nominal 2023 itu meningkat menjadi Rp 21.037,9 triliun," kata Kepala
Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin
(12/9/2022)
Hal ini seiring dengan target pertumbuhan ekonomi yang baru saja disepakati pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi yang disepakati mencapai 5,3% (year on year/yoy) dan tingkat inflasi 3,6%
(yoy). Inflasi lebih tinggi dari perkiraan dalam Nota Keuangan RAPBN 2023 yang sebesar 3,3%.
Adapun nilai tukar rupiah dipatok sebesar Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat pada 2023
atau lebih tinggi dari asumsi awal dalam Nota Keuangan yang sebesar Rp 14.750 per dolar AS.
Kemudian suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sebesar 7,9% di tahun depan.
Sementara untuk postur APBN, kata Febrio dirancang dengan kehati-hatian. Antara lain defisit
anggaran 2,84% PDB atau Rp 598,2 triliun. "Kita akan jaga defisit anggaran , dengan nominal tak
mengubah dari angka Rp 598,2 triliun," tegasnya.

EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2022 TUMBUH 5,44 PERSEN (y-on-y)


 Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku triwulan II-2022 mencapai Rp4 919,9 triliun dan atas dasar harga konstan
2010 mencapai Rp2 923,7 triliun.
 Ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 tumbuh sebesar 5,44
persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen. Sementara dari sisi pengeluaran,
Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,74
persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 3,72 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,15 persen.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 32,00 persen.
 Penguatan ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2022 terlihat pada semua
wilayah. Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama dengan peranan
sebesar 56,55 persen dari ekonomi Nasional, dengan kinerja ekonomi yang mengalami
pertumbuhan sebesar 5,66 persen (y-on-y) dibanding triwulan II-2021.

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIAN SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR


Perekonomian Indonesia diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika
Rudiantara pertumbuhannya stabil dalam 10 tahun terakhir. "Pertumbuhan ekonomi kita steady
dalam 10 tahun terakhir dibandingkan negara lainnya. Banyak perbaikan yang dilakukan
pemerintah, diantaranya dengan menghilangkan sekat ego sektoral antar kementerian dan
lembaga," paparnya dalam Konvensi Nasional Humas 2017 di IPB International Convention Center
Bogor, Senin (27/11/2107).
Lebih lanjut Menteri Kominfo menjelaskan rating kredit Indonesia di tahun 2017 ini lebih
baik dari tahun sebelumnya. Ini artinya ada kepercayaan dari investor luar negeri untuk
berinvestasi di Indonesia. "Tahun 2030 menjadi momen krusial bagi Indonesia, hal ini karena kita
akan menikmati periode bonus demografi dimana jumlah usia produktif dua kali lebih banyak dari
usia non produktif. Selain itu consuming class Indonesia juga akan sangat besar. Pada tahun 2030
Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 5," paparnya.
Guna memastikan ekonomi tumbuh, Pemerintah juga telah menyiapkan 16 paket deregulasi
yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam berbisnis. "Mulai Maret 2018, semua izin
yang dikeluarkan pemerintah, kementerian dan lembaga harus dilakukan secara online.
Pemerintah juga terus membuka ruang inovasi bagi masyarakat untuk berkembang. Pemerintah
membuat koridornya, tidak perlu izin dan sertifikasi. Yang terpenting akreditasi untuk kepentingan
pelanggan," kata Menkominfo.
Saat ini menurut Menkominfo di Indonesia telah terjadi shifting dari komoditas (minyak)
beralih ke services (media dan komunikasi). "Sektor kita (red: media dan komunikasi) tumbuh
double digit (hampir 11%). Hal ini juga yang dipesankan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa
sektor ini harus tumbuh double digit," jelasnya.
Di depan para peserta Konvensi Humas Menkominfo mengajak semua yang hadir untuk
turut serta mendukung Program Indonesia Bicara Baik. "Terkait Indonesia bicara baik, mari
presentasikan tentang kebaikan Indonesia, karena banyak hal baik yang bisa disampaikan oleh
humas. Kita harus selalu optimis terhadap perkembangan Indonesia," ajaknya. (VE)
Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean mengatakan, sebelum
pandemi Covid-19 terjadi, pertumbuhan ekonomi nasional selama 10 tahun mengalami tren
penurunan. Kondisi tersebut makin diperparah pada 2020 akibat penyebaran virus
corona."Pertumbuhan ekonomi turun terus selama 10 tahun terakhir," kata Adrian di Jakarta,
Kamis (25/2).
pada 2010 di Q1 sebesar 6,77 persen. Tahun 2011 turun menjadi 6,17 persen. Turun lagi di
tahun 2012 menjadi sebesar 6,03 persen.
Tahun 2013 kembali turun menjadi 5,56 persen. Tahun 2014 turun menjadi 5,01 persen.
Tahun 2015 turun menjadi 4,88 persen.Pada tahun 2016 naik menjadi 5,03 persen. Tahun 2017
kembali naik menjadi 5,07 persen. Puncaknya pada tahun 2018 tumbuh menjadi 5,17 persen.
Sayangnya pada 2019 kembali turun menjadi 5,02 persen. Lalu pada tahun 2020 kembali
turun menjadi 2,97 persen. Pandemi Covid-19 ini membuat proses pemulihan ekonomi nasional
makin lama.
Adrian menyebut kondisi pandemi membawa pendapatan per kapita Indonesia mundur
seperti tahun 2018. "Secara pendapatan per kapita mundur ke tahun 2018. Kita kehilangan 2
tahun," kata dia.
Pun, dengan angka kemiskinan. Pandemi membawa Indonesia kembali pada posisinya di
tahun 2017 silam. Begitu juga dengan angka pengangguran meningkat dan membuat Indonesia juga
turun. "Angka pengangguran jua mundurnya banyak," ungkapnya.
Namun tidak dalam hal inflasi. Pandemi Covid-19 ini membuat inflasi masih terjaga dengan
baik. Hal ini diakibatkan menurunnya permintaan barang dari masyarakat.Sementara itu, polarisasi
pendapatan juga terjadi antara masyarakat kelas bawah dan menengah. Angka kemiskinan
meningkat seiring dengan menurunnya pendapatan masyarakat.
"Petani, buruh dan nelayan ini kan upahnya turun," kata dia.
Sedangkan, kelas menengah tabungannya bertambah karena menahan diri untuk tidak
berbelanja. Bahkan, pendapatan mereka naik karena melek investasi dan mengalokasikan dananya
untuk mendapatkan pasif income."Mereka ini tidak mau belanja, mereka taruh uang untuk
investasi," kata dia.
"Akibatnya orang kaya ini dapat dana dari pasif income, masih dapat dana dari rental atau
sewa apartemen atau yang lainnya, tapi orang miskin makin jatuh," ungkapnya.
Kondisi inilah yang membuat pertumbuhan konsumsi sulit untuk memasuki fase
percepatan pemulihan ekonomi. Bila ini terus berlanjut, maka kekebalan kelompok (herd
immunity) yang dibentuk belum bisa berdampak di tahun 2022.
"Kemampuannya sudah ada tapi kemauannya sudah tidak ada. Kalau dibiarkan ini bisa
berdampak hingga 2022," kata dia.

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR


Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sultra pada triwulan III 2022 meningkat 22,81 persen didominasi sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan.
"Sepanjang triwulan III-2022 kinerja perekonomian Sulawesi Tenggara dipengaruhi faktor
domestik dan global," ujar Koordinator Fungsi Nerwilis, BPS Sultra, Wa Zalima, saat
menyampaikan rilis terkait pertumbuhan ekonomi Sultra di Kendari, Senin.
Ia mengatakan, ekonomi Sulawesi Tenggara triwulan III-2022 dibanding triwulan II-2022
(q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 3,88 persen. Pertumbuhan terjadi pada sebagian besar
lapangan usaha, yang mengalami pertumbuhan signifikan terjadi pada konstruksi sebesar 19,18
persen diikuti jasa lainnya sebesar 8,12 persen dan Real Estate sebesar 8,01 persen.
Sedangkan, pertumbuhan Ekonomi triwulan III-2022 (y-on-y) tumbuh 5,40 persen
pertumbuhan tertinggi di capai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 21,15 persen, di
ikuti komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 5,17 persen.
Triwulan I-III 2022 di banding triwulan I-III tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar
5,52 persen (c-to-c). Pertumbuhan yang positif terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha kecuali
lapangan usaha pertambangan dan penggalian dan lapangan usaha pengadaan air yang mengalami
kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 1,30 persen dan 0,20 persen.
Menurut pengeluaran struktur produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku triwulan III-2022 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa
yang mencakup lebih dari separuh PDRB Sulawesi Tenggara, yaitu sebesar 58,75 persen dan
komponen perubahan inventori sebesar minus -0,18 persen, pengeluaran barang dan jasa sebagai
faktor pengurang dalam PDRB sebesar 57,12 persen.
Koordinator Fungsi Nerwilis, BPS Sultra, Wa Zalima (atas tengah), saat menyampaikan rilis
terkait pertumbuhan ekonomi Sultra di triwulan-III 2022 di Kendari, Senin. (Foto ANTARA/Azis
Senong)
"PDRB mengalami peningkatan yang signifikan pada triwulan III 2021 sebesar 4,18 persen
menjadi triwulan III 2022 sebesar 5,40 persen," kata Wa Zalima
Dia pun menyampaikan, di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi, ekonomi Sultra
tumbuh sebesar 5,40 persen pada triwulan III 2022 Yang menandakan tren pemulihan ekonomi
Sulawesi Tenggara terus membaik walaupun melambat dari triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Menurut Kabupaten/Kota (Persen),2015-2017
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2022
Pada triwulan IV 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan pemulihan dan
berhasil tumbuh sebesar 7,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar
4,18% (yoy) dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang
sebesar 5,02% (yoy). Perbaikan ekonomi Sulawesi Tenggara sejalan dengan perbaikan
penangangan pandemi Covid-19 yang mendorong perbaikan kondisi dunia usaha, memperbaiki
permintaan dari mitra dagang dan meningkatkan mobilitas masyarakat. Selain itu perekonomian
Sulawesi Tenggara sudah berada pada level yang lebih tinggi dibanding periode sebelum pandemi.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan positif yang terjadi pada perekonomian Sulawesi Tenggara
didorong oleh peningkatan kinerja investasi sejalan dengan realisasi investasi industri pengolahan
nikel, makanan minuman, aspal dan gula serta peningkatan konsumsi rumah tangga selaras dengan
membaiknya kondisi pandemi Covid-19. Sementara itu dari sisi penawaran, perbaikan laju
pertumbuhan perekonomian selaras dengan akselerasi kinerja lapangan usaha utama yaitu
lapangan usaha konstruksi, perdagangan, pertanian dan industri pengolahan ditengah terjaganya
kinerja lapangan usaha pertambangan.

Keuangan Pemerintah
Pada tahun 2021, secara total realisasi target pendapatan dan realisasi anggaran belanja
pemerintah di Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat sebesar 81,94%, lebih tinggi dari
tahun sebelumnya yang sebesar 81,69%. Peningkatan kinerja keuangan Pemerintah tersebut
seiring dengan upaya pemerintah daerah dalam mengoptimalkan inovasi antara lain penerapan
digitalisasi atau elektronifikasi transaksi dilingkup Pemerintah Daerah. Selain itu, perbaikan
penyerapan anggaran tahun 2021 juga didorong oleh percepatan pembangunan proyek strategis
nasional dan program pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Sultra. Meskipun demikian,
pencapian lebih tinggi tertahan dengan adanya kendala proses administrasi pada awal 2021.

Perkembangan Inflasi Daerah


Pada triwulan IV 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
penurunan karena relatif terjaganya pasokan dan distribusi yang lancar ditengah membaiknya
mobilitas dan permintaan masyarakat karena melandainya kasus Covid-19 dan perayaan Nataru.
Pada triwulan IV 2021 tekanan inflasi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 2,58% (yoy), sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,68% (yoy). Namun
demikian inflasi pada periode laporan lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional sebesar 1,87%
(yoy) dan Regional Sulawesi yang sebesar 2,47% (yoy). Hal tersebut didasari faktor konsumsi ikan
masyarakat Sulawesi Tenggara yang lebih besar dari Nasional. Apabila inflasi ikan dikeluarkan
maka inflasi Sultra akan tercatat lebih rendah dari inflasi Nasional dan Regional Sulawesi. Pada
periode laporan aktivitas masyarakat terpantau mengalami peningkatan yang terkonfirmasi dari
meningkatnya pergerakan masyarakat pada area pusat ritel dan grosir berdasarkan data Google
Mobility Report pada triwulan IV 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya.

Stabilitas Keuangan Daerah


Pada triwulan IV 2021, stabilitas sistem keuangan yang tercermin dari berbagai faktor
terpantau dalam kondisi yang terjaga. Berbagai kebijakan yang diluncurkan oleh Komite Stabilitas
Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional ditransmisikan dengan baik
sampai ke level daerah. Pelonggaran suku bunga acuan direspon perbankan dengan penurunan
suku bunga simpanan dan pinjaman pada periode laporan. Penurunan suku bunga tersebut
mendorong peningkatan laju pertumbuhan kredit yang disertai penurunan risiko kredit serta
perbaikan pertumbuhan DPK pada periode laporan. Pada periode laporan realisasi penyaluran
kredit di Sulawesi Tenggara sebesar 38,17 Triliun atau tumbuh sebesar 16,28% (yoy) meningkat
dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,76% (yoy). Dari sisi risiko kredit, NPL kredit pada
triwulan IV 2021 tercatat sebesar 1,59% lebih baik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,79%.
Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi ke depan
diperkirakan akan mendorong kinerja penyaluran kredit tumbuh membaik kedepannya.

PERTUMBUHAN EKONOMI KITA BAU-BAU SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR


LA ODE AHMAD MONIANSE : PERTUMBUHAN EKONOMI SEMAKIN MEMBAIK
BAUBAU - Sejak kuartal ke dua di tahun 2020 ini pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
semakin membaik. Hal ini di sampaikan oleh Wakil Wali Kota (Wawali) Baubau La Ode Ahmad
Monianse melalui sambutannya saat membuka dengan resmi Present Lippo Car Exhibition Font &
Singing Competition di Lippo Plaza Buton Jumat, (12-12-2020).
Menurut La Ode Ahmad Monianse, meningkatnya pertumbuhan Ekonomi tersebut dapat
meningkatkan daya beli masyarakat khususnya pada otomotif. Untuk itu ia menekankan agar dunia
otomotif harus diselamatkan. Pasalnya, dunia otomotif merupakan salah satu pilar pertumbuhan
perekonomian Nasional.
“Kalau dialer-dialer ini tidak bisa tumbuh dengan baik, pengaruhnya pasti akan banyak.
Karena di dunia otomotif ini mulai dari hilir ke hulu benar-benar rangkaian yang panjang yang
dapat menyerap modal tenaga kerja . Apabila ini putus maka akan dapat melumpuhkan
perekonomian kita”, ujarnya.
Untuk itu La Ode Ahmad Monianse merasa bersyukur karena pertumbuhan otomotif di Kota
Baubau terus meningkat dari tahun ke tahun. Ia juga optimis, pandemik Covid-19 tidak akan
berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan otomotif tersebut. Menurutnya, karena adanya
kebiasaan baru di masa pandemik, kecenderungan masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi
akan lebih meningkat.
“Alhamdulillah pertumbuhannya semakin membaik, untuk itu saya ucapkan selamat.
Mudah-mudahan peluang di tahun 2021 untuk dunia otomotif khususnya di Kota Baubau akan
semakin meningkat. Karena dengan meningkatnya dunia otomotif adalah merupakan pertanda
bahwa perekonomian di daerah kita sudah semakin membaik”, tuturnya.
Orang nomor dua di Kota Baubau ini juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya
kegiatan tersebut. pasalnya, dalam kegiatan tersebut pihak penyelenggara telah menggelar lomba
yang bernuansa budaya dengan lagu-lagu daerah yang diperlombakan.
“Lomba nyanyi tradisional bukan hanya sekedar menjaga kebudayaan kita. Tapi juga
merupakan sebuah langkah dalam memberikan apresiasi kepada para seniman dan budayawan
kita yang secara konsisten terus menjaga seni dan budaya di daerah yang kita cintai ini”, imbuhnya.
Ditambahkan, mudah-mudahan pemerintah Kota Baubau ke depan dapat membuat suatu
moment khusus untuk memberikan apresiasi kepada para seniman dan budayawan yang ada di
Kota Baubau. Ia juga yakin, dengan menghargai para seniman dan budayawan maka secara tidak
langsung telah menghargai para pendahulu yang telah meletakkan fondasi dasar budaya dan seni di
Kota Baubau.
Untuk itu La Ode Ahmad Monianse juga berharap, agar dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut, penyelenggara dan peserta tetap mematuhi protokol kesehatan. Untuk itu ia menekankan
pentingnya penerapan 3M yaitu, Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak, dan Memakai
masker.
“Di masa pandemik ini kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan, karena di dalam
protokol kesehatan itu ada sangsi bagi yang melanggarnya. Untuk itu saya berharap agar kita
semua tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci
tangan dengan sabun”, harapnya.
Menutup sambutannya La Ode Ahmad Monianse juga menyampaikan ucapan terima kasih
serta apresiasi kepada semua pendukung dan Sponsor dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
“Saya atas nama pemerintah Kota Baubau menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi
kepada para pendukung dan sponsor yang telah berupaya untuk menyukseskan kegiatan ini”,
pungkasnya.

PENDAPAT PERKAPITA INDONESIA SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR


2010 - 2021 | TAHUNAN | USD | CEIC DATA
Pdb Per Kapita Indonesia dilaporkan sebesar 4,349.171 USD pada 2021. Rekor ini naik
dibanding sebelumnya yaitu 3,927.333 USD untuk 2020. Data Pdb Per Kapita Indonesia diperbarui
tahunan, dengan rata-rata 3,714.310 USD dari 2010 sampai 2021, dengan 12 observasi. Data ini
mencapai angka tertinggi sebesar 4,349.171 USD pada 2021 dan rekor terendah sebesar 3,178.704
USD pada 2010. Data Pdb Per Kapita Indonesia tetap berstatus aktif di CEIC dan dilaporkan oleh
CEIC Data.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pendapatan penduduk Indonesia yang diukur
menurut produk domestik bruto (PDB) per kapita tumbuh 8,5% menjadi Rp 62,2 juta (US$ 4,35
ribu) per tahun pada 2021 dibanding posisi 2020 sebesar 57,3 juta per tahun. Pertumbuhan
pendapatan tersebut seiring dengan tumbuhnya perekonomian domestik sebesar 3,69% pada
tahun lalu.
Pendapatan penduduk Indonesia berhasil melampaui capaian sebelum terjadi pandemi
Covid-19, yakni pada 2019 yang hanya sebesar Rp 59,1 juta per tahun. Artinya, PDB per kapita
nasional mencatat rekor tertinggi pada tahun lalu seperti terlihat pada grafik.
Ekonomi Indonesia menurut besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 berhasil
tumbuh 3,69% sepanjang 2021 dibanding tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar
2,07%.
Dari sisi lapangan usaha, yang menopang pertumbuhan perekonomian domestik tahun lalu,
antara lain industri pengolahan yang berkontribusi sebesar 19,25% dari PDB mampu mencatatkan
pertumbuhan 3,39%. Diikuti sektor pertanian dengan kontribusi 13,28% berhasil tumbuh 1,84%,
serta sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi 12,97% tumbuh 4,65 %.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang
berkontribusi 54,42% dari PDB berhasil tumbuh 2,02% pada 2021. Setelahnya ada komponen
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang berkontribusi sebesar 30,81% terhadap PDB mampu
tumbuh 3,8%.
SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR
Kementerian Keuangan melaporkan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal
dari pendapatan sumber daya alam (SDA) hingga akhir April 2022 mencapai Rp74,44 triliun atau
61,04% dari target APBN 2022 yang sebesar Rp121,95 triliun.
Realisasi pendapatan SDA pada April 2022 tercatat tumbuh sebesar 122,42% (year-on-
year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang sebesar Rp33,5 triliun.
Capaian ini juga jauh melampaui penerimaan SDA saat sebelum pandemi Covid-19, yaitu
tahun 2019 yang berada di angka Rp45,7 triliun. Pendapatan SDA pada bulan lalu juga menjadi
yang terbesar dalam enam tahun terakhir.
Adapun, realisasi tersebut berasal dari Pendapatan SDA minyak bumi dan gas bumi (migas)
serta Pendapatan SDA non minyak bumi dan gas bumi (nonmigas).
Realisasi Pendapatan SDA migas hingga 30 April 2022 mencapai Rp49,43 triliun atau
mencapai 57,55% dari target APBN 2022. Realisasi ini tumbuh sebesar 129,42% (yoy) dari periode
yang sama tahun 2021.
Kemudian, realisasi pendapatan SDA nonmigas hingga 30 April 2022 sebesar Rp25,01
triliun atau 69,36% dari target APBN 2022. Capaian ini juga tumbuh 109,76 (yoy) dibandingkan
setahun sebelumnya.
Mengutip APBN Kita edisi Mei, kinerja positif ini utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga
komoditas terutama harga minyak mentah globbal maupun dalam negeri, mineral, dan batubara
akibat dampak konflik Rusia dan Ukraina.
Kemenkeu mencatat, rata-rata ICP bulan Desember 2021 sampai dengan Maret 2022
sebesar US$92,12 per barel atau naik 63,90% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai