Pengertian ICP
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia di pasar internasional yang dipakai sebagai
indikator perhitungan bagi hasil minyak mentah.
Harga minyak mentah yang melebihi dari asumsi yang ditetapkan pada APBN akan
berpengaruh pada pelaksanaan APBN. ICP mempengaruhi APBN baik dari sisi pendapatan
maupun dari sisi belanja. Dari sisi pendapatan, ICP mempengaruhi penerimaan SDA Migas
dan PNBP lainnya. Sedangkan dari sisi belanja akan mempengaruhi subsidi, dana bagi hasil,
dana alokasi umum dan dana otonomi khusus.
Pemerintah menetapkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam Rancangan
Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 senilai US$ 90 per barel, angka ini
jauh lebih tinggi dari perkiraan harga minyak pada APBN 2022 yang hanya US$ 63 per barel.
Meski begitu, sejumlah pakar ekonomi energi menilai asumsi ICP 2023 senilai US$ 90 masih
terlalu rendah mengingat harga minyak mentah dunia yang masih berfluktuasi di kisaran US$
95 sampai US$ 100 per barel.
Kecenderungannya harga minyak global akan bergerak di atas US$ 90 per barel. Harga ICP
pada RAPBN 2023 pun seharusnya di level US$ 95 per barel. "Rata-rata hasil penelitian dan
tolak ukur harga minyak dunia di tahun depan rata-rata di atas US$ 90 per barel. Saya kira
idealnya US$ 95 per barel," kata Mamit saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Kamis
(18/8).