Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN HARGA MINYAK

 APBN dan Realisasi 2015 :


Pemerintah mencatatkan adanya perkembangan realisasi indikator ekonomi makro
terhadap tahun 2015. Per 22 Januari 2016, perubahan terjadi pada pertumbuhan
ekonomi, angka inflasi, harga minyak serta lifting minyak dan gas. Untuk defisit
anggaran sendiri juga mengalami penurunan menjadi 2,56% terhadap PDB, yang
didukung dari peningkatan penerimaan perpajakan.
Untuk harga minyak, target USD60/barel terealisasi sementara di angka USD50/barel,
dan per 22 Januari tercatat sebesar USD49,2/barel.

 APBN dan Realisasi 2016 :


Target APBNP 2016 mengalami penurunan, dibandingkan dengan target APBN 2016.
Target pendapatan negara pada anggaran APBNP 2016 sebesar IDR 1.786,5 triliun,
lebih rendah dari target awal APBN 2016. Rendahnya penerimaan pajak disebabkan
proyeksi perekonomian yang belum maksimal dan harga komoditas terutama migas
masih rendah. Penerimaan negara bukan pajak juga megalami penurunan dalam
APBNP 2016 dibandingkan dengan target awal di APBN 2016. Penurunan terjadi
pada belanja pemerintah pusat yang disebabkan adanya perubahan asumsi makro.
Kebijakan pemerintah juga membuat perubahan yang perlu adanya penyesuain baik
penambahan belanja atau pengurangan belanja negara. Sedangkan dari transfer daerah
target APBNP 2016 lebih tinggi yang tercatat sebesar IDR 776,3 triliun dibandingkan
target awal APBN 2016. Disisi defisit anggaran target apbnp 2016 mengalami
kenaikan yang tercatat sebesar 2,4 persen terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan
APBN 2016. Kenaikan tersebut disebabkan oleh menurunnya pendapatan negara, baik
penerimaan pajak maupun penerimaan negara bukan pajak.

 APBN dan Realisasi 2017 :


Mengawali tahun 2018 Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati
memaparkan capaian kinerja APBN 2017. Secara umum perekonomian Indonesia
tumbuh dengan baik. Gejolak ekonomi dunia yang akan berpengaruh terhadap
komoditas utamanya yaitu ICP, juga akan terus diwaspadai. Pemerintah akan melihat
realisasi subsidi tahun 2017 dan dinamika harga minyak global terhadap
perkembangan subsidi tahun 2018.
Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05%, inflasi terkendali
pada level rendah 3% dan nilai tukar rupiah relatif stabil pada kisaran Rp13.384/USD.

 APBN dan Realisasi 2018 :


Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan sampai dengan 31 Januari
2018 realisasi APBN mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2017. "Tahun lalu
sudah baik, sekarang lebih baik lagi. Ini menunjukkan APBN kita tetap on track untuk lebih
baik," ungkap Menkeu dalam konferensi pers terkait perkembangan dan realisasi APBN 2018
di Aula Djuanda, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Selasa (20/02).
Ia menjelaskan realisasi pendapatan negara sampai dengan 31 Januari 2018 sebesar Rp101,4
triliun atau meningkat 14.7% dibanding tahun lalu. Sedangkan defisit negara 0.25%, lebih
rendah jika dibanding tahun lalu yang mencapai 0.33%.
Disamping itu, penerimaan pajak di bulan Januari 2018 tercatat sebesar Rp78,94 triliun atau
tumbuh 11,17%. Angka pertumbuhan yang double-digit ini merupakan pertumbuhan tertinggi
dalam empat tahun terakhir. Penerimaan Bea dan Cukai juga mengalami pertumbuhan hingga
16,9% dibanding tahun lalu. Ini merupakan angka pertumbuhan tertinggi dalam kurun enam
tahun terakhir.

 APBN dan Realisasi 2019 :


Dalam laporan realisasi APBN 2019, dijelaskan bahwa realisasi pendapatan negara
sebesar Rp 1.960,6 triliun atau 90,6 persen dari anggaran pendapatan pada APBN
2019. Pendapatan negara pada 2019 tersebut meningkat Rp 16,9 triliun atau 0,9
persen dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran sebelumnya.
Angka realisasi asumsi makro lainnya yakni inflasi sebesar 2,72%, di bawah inflasi
asumsi. Suku bunga tercatat 5,6 %, lebih tinggi dari asumsi yang sebesar 5,3%. Nilai
tukar Rp 14.146, lebih rendah dibandingkan asumsi nilai tukar Rp 15.000. Kemudian
harga minyak mentah Indonesia terealisasi US$ 62 per barrel.

 APBN dan Realisasi 2020 :


Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kinerja APBN di bulan
Januari 2020 pada konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) di Aula Djuanda gedung
Juanda I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta pada Rabu, (19/02).  
Ia melaporkan, realisasi penerimaan negara sudah mencapai Rp103,7 triliun atau 4,6% dari
target APBN 2020. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh 2,3%. PPh Badan
(korporasi) juga turun akibat pelemahan ekonomi global seperti isu negatif virus corona. 

 APBN dan Realisasi 2021 :


Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ ICP) selama 2021 meningkat
menjadi US$ 68,5 per barel dari US$ 40,4 per barel pada 2020 lalu. Realisasi ICP pada 2021
ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang tercatat sebesar US$ 45 per barel.

 APBN dan Realisasi 2022 :


lebih dari tiga kali lipat dari subsidi dan kompensasi yang dialokasikan ini adalah
untuk menahan agar daya beli masyarakat terus terjaga. Namun, dengan harga minyak
mentah dan ICP yang masih dalam tren meningkat dan seiring pemulihan aktivitas
ekonomi serta meningkatnya mobilitas, kuota BBM bersubsidi yakni Solar dan
Pertalite diperkirakan akan habis pada Oktober 2022. Artinya, Rp502 triliun yang
dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi energi pasti akan terlewati.
Dengan perkiraan rata-rata ICP dalam delapan bulan selalu diatas US$100 yaitu
US$105/barel dan kurs sekitar Rp14.700-14.800, sementara volume subsidi diproyeksikan
mencapai 29 juta kilo liter untuk Pertalite dan 17,4 juta kilo liter untuk Solar, maka subsidi
dan kompensasi akan mencapai Rp698 triliun.
Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP)

Pengertian ICP

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia di pasar internasional yang dipakai sebagai
indikator perhitungan bagi hasil minyak mentah.

Apa kaitannya dengan APBN?

Harga minyak mentah yang melebihi dari asumsi yang ditetapkan pada APBN akan
berpengaruh pada pelaksanaan APBN. ICP mempengaruhi APBN baik dari sisi pendapatan
maupun dari sisi belanja. Dari sisi pendapatan, ICP mempengaruhi penerimaan SDA Migas
dan PNBP lainnya. Sedangkan dari sisi belanja akan mempengaruhi subsidi, dana bagi hasil,
dana alokasi umum dan dana otonomi khusus.

Pemerintah menetapkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam Rancangan
Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 senilai US$ 90 per barel, angka ini
jauh lebih tinggi dari perkiraan harga minyak pada APBN 2022 yang hanya US$ 63 per barel.
Meski begitu, sejumlah pakar ekonomi energi menilai asumsi ICP 2023 senilai US$ 90 masih
terlalu rendah mengingat harga minyak mentah dunia yang masih berfluktuasi di kisaran US$
95 sampai US$ 100 per barel.

Kecenderungannya harga minyak global akan bergerak di atas US$ 90 per barel. Harga ICP
pada RAPBN 2023 pun seharusnya di level US$ 95 per barel. "Rata-rata hasil penelitian dan
tolak ukur harga minyak dunia di tahun depan rata-rata di atas US$ 90 per barel. Saya kira
idealnya US$ 95 per barel," kata Mamit saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Kamis
(18/8).

Anda mungkin juga menyukai