Anda di halaman 1dari 4

Nama : Jasmin Adhani (13)

Kelas : XI IPA 2
Tugas menyatakan dan menganalisa artikel " Permasalahan Pendapatan
Nasional/ Pendapatan Daerah”

Artikel :
Pendapatan Negara 2020 Minus 15,9 Persen Akibat Corona

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi


pendapatan negara pada 2020 tercatat senilai Rp1.647,7 triliun atau minus 15,9
persen dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Dari sisi perpajakan, penerimaannya hanya mencapai Rp1.285,1 triliun atau baru
91,5 persen dari target APBN 2020. Itu turun 16,8 persen dari realisasi 2019.

Itu ditopang penerimaan perpajakan dalam negeri sebesar Rp1.248,4 triliun dan
pajak perdagangan internasional sebesar Rp36,7 triliun.

Kemudian, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp343,8


triliun atau 116,8 persen dari target APBN 2020. Realisasi itu tumbuh negatif 15,9
persen dibanding realisasi 2019.
Sementara itu untuk pendapatan hibah tercatat naik dari Rp13,4 triliun jadi
Rp18,8 triliun pada 2020.

"Kinerja pendapatan negara tersebut juga menunjukkan bahwa pemerintah


menggunakan penerimaan negara sebagai instrumen fiskal yang diarahkan untuk
mendorong pertumbuhan dan daya saing ekonomi nasional melalui pemberian
insentif, penyesuaian tarif, dan kebijakan percepatan restitusi pada dunia usaha,"
terang Sri Mulyani pada rapat paripurna DPR RI, Kamis (15/7).

Dari sisi belanja, realisasi tercatat Rp2.595,4 triliun atau 94,7 persen dari target
APBN 2020. Komponen belanja terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar
Rp1.832,9 triliun serta realisasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp762,5
triliun.
"Realisasi belanja negara tersebut meningkat Rp286,1 triliun atau 12,3 persen
dibandingkan dengan realisasi 2019," imbuh Ani, akrab sapaannya.

Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara, APBN 2020 mengalami


defisit Rp947,6 triliun atau 6,14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2020.

Ani menyebut kenaikan defisit sejalan dengan lebih rendahnya kinerja


pendapatan negara akibat perlambatan ekonomi di tengah pandemi covid-19. Di
tengah penurunan kinerja pendapatan, belanja negara juga membengkak akibat
covid.

Defisit tersebut ditutup dengan pembiayaan (neto) sebesar Rp1.193,2 triliun dari
sumber pembiayaan dalam negeri (neto) sebesar Rp1.146,8 triliun dan
pembiayaan luar negeri (neto) sebesar Rp46,4 triliun.
Dengan demikian, terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar
Rp245,6 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan APBN 2021.

Baca artikel CNN Indonesia "Pendapatan Negara 2020 Minus 15,9 Persen Akibat
Corona" selengkapnya di sini:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210715141631-532-
668113/pendapatan-negara-2020-minus-159-persen-akibat-corona.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Tanggapan terkait artikel :


Dari artikel diatas kita tau bahwa permasalahan pendapatan nasional yang
dialami Indonesia akhir akhir ini adalah resesi ekonomi , resesi sendiri adalah
periode saat terjadi penurunan roda perekonomian yang ditandainya dengan
melemahnya produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut.
Permasalahn pendapataan nasional ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan
seluruh dunia akibat dampak dari pandemi covid-19. Di artikel disebutkan oleh
menteri keuangan republic Indonesia Sri Mulyani bahwa pendapatan negara pada
2020 tercatat senilai Rp1.647,7 triliun atau minus 15,9 persen dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya.
Permasalahan yang muncul akibat pandemi covid-19 ini selain resesi dan
berkurang nya pendapan nasional adalah kehidupan masyarakat yang semakin
susah, banyak nya usaha yang gulung tikar/bangkrut, dan banyak sector ekonomi
yang terdampak.
Pendapatan nasional tahun 2020 juga ditopang oleh penerimaan perpajakan
dalam negeri sebesar Rp1.248,4 triliun dan pajak perdagangan internasional
sebesar Rp36,7 triliun.
Dalam hal ini menunjukan bahwa kinerja pendapatan nasional menunjukan
bahwa pemerintah menggunakan penerimaan negara sebagai instrument fiskal.
Pada permasalahan pendapatan nasional/negara kali ini mugkin bisa teratasi
dengan membuat kebijakan yang tepat , memutar atau menyalurkan pendapatan
nasional dengan bijak, dan mempercepat fasilitas vaksin secara merata agar
tercipta kekebalan pada lapisan masyarakat , dengan itu diharapkan masyarakat
bisa memulai mobilitas seperti semula dan perputaran ekonomi bisa berangsur –
angsur membaik.

Anda mungkin juga menyukai