Anda di halaman 1dari 1

PANDEMI Covid-19 yang belum juga usai membawa perekonomian dunia mengalami tekanan berat.

Tak dapat dimungkiri bahwa krisis pandemi Covid-19 menyebabkan akumulasi utang pemerintah
menjadi tidak terelakkan. Total utang Pemerintah Indonesia sampai dengan akhir November 2020
mencapai Rp5,910 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 38,13%. Adapun posisi utang
pemerintah saat ini masih tetap dijaga dalam batas tertentu sebagai pengendalian risiko sekaligus
menjaga keseimbangan makroekonomi, di mana UU Nomor 17/2003 mengatur batasan maksimal rasio
utang pemerintah adalah 60%.

Peningkatan utang negara diikuti pula dengan porsi beban bunga utang dalam APBN yang juga semakin
besar. Pada APBN 2020, beban bunga utang telah mencapai Rp338,78 triliun atau telah bertambah
Rp156 triliun dalam lima tahun terakhir. Bahkan, beban bunga utang yang perlu ditanggung pemerintah
pada 2021 tercatat meningkat 10,2% dari outlook beban bunga utang 2020.

Batasan defisit anggaran belanja diatur dalam Undang-Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan
Negara. Defisit anggaran ditetapkan maksimal sebesar 3% dan utang maksimal 60% dari produk
domestik bruto (PDB). Kini, akibat adanya pandemi Covid-19, melalui Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) Nomor 1/2020, pemerintah menetapkan batasan defisit anggaran dengan
melampaui 3% dari PDB selama masa penanganan Covid-19. Pelebaran defisit itu dilakukan untuk
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan
paling lama sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2022.

Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN sepanjang 2020 mencapai Rp956,3 triliun. Defisit
tersebut mencapai 6,09% dari PDB. Defisit tersebut juga lebih kecil dari target pemerintah, 6,34%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa kondisi fiskal Indonesia masih lebih baik bila
dibandingkan dengan negara lain di tengah kondisi pandemi. Defisit anggaran Malaysia tercatat 6,5%,
Filipina 8,1%, India 13,1%, Jerman 8,2%, Prancis 10,8%, dan Amerika Serikat 18,7% dari PDB. Tekanan
Covid-19 menyebabkan semua negara di dunia mengeluarkan respons kebijakan fiskal yang luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai