Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5 :

Aurellia Reynanda Azzahra (2206010188)


Nabila Dwi Cahyani (2206010051)
Sekar Windari (2206010134)
Wanda Putri Oktafia (2206010080)
Ervin Zaki Zahran (2206010054)
Fenomena Utang dalam Pandemi Covid 19

PANDEMI Covid-19 yang belum juga usai membawa


perekonomian dunia mengalami tekanan berat. Wabah yang melanda
semua belahan dunia. Pada kondisi ini pemerintah bergerak cepat
melalui kebijakan counter-cyclical dan APBN.
Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia telah mengatasi tekanan
ekonomi dan sosial yang timbul akibat pandemi Covid-19 dengan paket kebijakan
komprehensif dan terkoordinasi. Kini, akibat adanya pandemi Covid-19, melalui
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1/2020.
Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN sepanjang 2020 mencapai
Rp956,3 triliun. Defisit tersebut mencapai 6,09% dari PDB. Defisit tersebut juga
lebih kecil dari target pemerintah, 6,34%. Defisit anggaran Malaysia tercatat 6,5%,
Filipina 8,1%, India 13,1%, Jerman 8,2%, Prancis 10,8%, dan Amerika Serikat
18,7% dari PDB. 
Total utang Pemerintah Indonesia sampai dengan akhir
November 2020 mencapai Rp5,910 triliun dengan rasio utang
terhadap PDB sebesar 38,13%. Adapun posisi utang pemerintah
saat ini masih tetap dijaga dalam batas tertentu sebagai
pengendalian risiko sekaligus menjaga keseimbangan
makroekonomi, di mana UU Nomor 17/2003
Data menunjukkan bahwa keseluruhan jumlah aset negara
hingga saat ini mencapai lebih dari Rp 6.000 triliun. Lembaga
Manajemen Aset Negara (LMAN), sebagai salah satu lembaga
pengelola aset milik negara, saat ini mengelola 272 aset properti, 2
aset kilang dan kawasan Ciperna. Total aset yang dikelola oleh LMAN
mencapai Rp38,49 triliun.
Thank You
for your attention

Anda mungkin juga menyukai