SKRIPSI
OLEH
FITRIANA NURMAYANTI
NIM: 210314362
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Agama Islam
OLEH
FITRIANA NURMAYANTI
NIM: 210314362
PENDAHULUAN
1
Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 (Jakarta:
Kloary Klede Putra Timur, 2003), 6.
keaktifan dan kemampuannya serta melatih sikap
di depan kelas.
praktek mengajar.
ilmu pengetahuan.
2
Mukhrin dkk, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis Untuk
Calon Guru (Surabaya: Al-Ikhlas,2005), 20.
Kebutuhan akan guru profesional yang makin
4
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/21-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Dari penuturan di atas dapat diketahui
halaman masing-masing.
5
Ibid., 6.
6
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching
(Jakarta: Ciputat Press, 2005), 148.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
Ponorogo?
Ponorogo?
3. Bagaimanakah Internalisasi nilai-nilai keguruan
D. Tujuan Penelitian
adalah:
Ponorogo
pihak:
tengah masyarakat.
2. Secara Praktis
Ponorogo.
F. Sistematika Pembahasan
berikut:
sertasistematika
pembahasan.
BAB II berisi tentang telaah hasil penelitian
Ponorogo.
KAJIAN TEORI
Ponorogo)”.7
pada umumnya.
8
Siti Maimunah, “Internalisasi Nilai-nilai Kedisiplinan” (Skripsi,
IAIN Ponorogo, 2015).
dengan metode pemotivasian menjadikan pribadi
kepada mereka).
B. Kajian Teori
1. Nilai-nilai Keguruan
bagi kemanusiaan.10
10
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), 1004.
nilai-nilai etis masyarakat yang berlaku karena
atau masyarakat.
11
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru
(Jakarta: Gedung Persada, 2010), 5.
sudjana membagi empat kompetensi guru,
teknik mengajar.
1) Kompetensi pedagogik
12
Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14
2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Bagian Kesatu Pasal 10 Ayat 1.
Kompetensi pedagogik adalah
memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif
memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kepribadian,
peserta didik
b) Perencanaan pembelajaran
pembelajaran
(3) Menentukan strategi pembelajaran
c) Pelaksanaan pembelajaran
kondusif
secara berkesinambungan
belajar
secara umum
dimiliki
akademik
nonakademik
2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi keperibadian adalah
hokum
social
masyarakat
hari
4) Kompetensi sosial
didik
masyarakat sekitar.13
2. Amaliyah Tadris
14
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), 972.
15
Achmad Warson Munawwir dan Muhammad Fairuz, Kamus
Al-Munawwir Indonesia Arab (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), 18-
13.
dengan kelas XII atau kelas VII sampai dengan
pendidikan.
ahli:
dirancang untuk
16
Helmiati, Micro Teaching Meatih Keterapian Dasar Mengajar
(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), 22.
2) Menurut Roestiyah, pembelajaran mikro
disederhanakan
keadaan lama).
disederhanakan).17
17
Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman
Pengalaman Lapangan (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 43.
terbatas. Serta mengutip dari pendapat Mc.
bahasannya disederhanakan.18
18
Ibid., 45.
komponen dari proses pembelajaran
disederhanakan.
mengajar.
2 garis besar:
sehat.
terlihat jelas.
tidak dibuat-buat.
secara mantap.
murid).19
19
Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum (Surabaya:
Usaha Nasional, 1984). 41.
mengajar, haruslah benar-benar
pengetahuan.
profesional.
diharapkan:
dirinya sendiri.
mengajar.
(c) Dapat mempraktekkan berbagai
dan tepat.
keguruan.20
mengajar.
20
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching
(Ciputat: Ciputat Press, 2005), 149-150.
Bagi seorang muslim yang berilmu
Allah SWT.
21
Ibid., 46.
selalu konsisten dan konsekuen dengan
tahapan yaitu:
2) Tahap pelaksanaan
evaluasi:23
22
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Ruh At-Tarbiyah Wa
Ta’liem Juz Awwal C (Kairo: tt.), 34.
23
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching
(Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), 162.
1. Dilaksanakan setelah praktik mikro
dipinjam kembali.
adalah:
24
Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman
Pengalaman Lapangan (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), 45.
digunakan, tingkah laku dan
penampilan.
sendiri.25
25
Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman
Pengalaman Lapangan...., 45.
performance (pelaksanaan latihan
pengalaman).
Tadris
pembelajaran mikro
2) Penyajian model
4) Praktek mengajar
3) Guna penilaian
Micro Teaching.26
26
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching
(Ciputat: Ciputat Press, 2005), 163.
Dalam kegiatan Amaliyah tadris
kemampuan menampilkan
keterampilan tersebut:27
27
Ibid., 164.
menunjukkan perhatian kepada
guru.
akan disajikan.
untuk aktif.
Untuk ke 4 keterampilan
Misalnya:
(a) Bertanya
(b) Mengajak
(c) Memberi
mendemontrasikan, dan
sebagainya.
g. Umpan Balik
28
Ibid., 166.
suara, gambarnya, kemudian dijadikan
dihadapi bersama
orang lain.
diri sendiri
g) Memupuk kerjasama.
praktek kependidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
29
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kuantitatif
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 1-2.
melingkupinya, peneliti juga mencoba untuk
produk.31
30
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), 314.
31
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2005), 27.
pelaku serta untuk memperoleh kejelasan tentang
B. Kehadiran Peneliti
penunjang.
C. Lokasi Penelitian
untuk didekati.
32
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian..., 99
sumber data manusia adalah pengurus
pada sekolah.
dan catatan.
penelitian.
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
33
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 224.
penyajiannya bisa dikembangkan untuk
masyarakat pengguna.
3. Metode Dokumentasi
34
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Data Kualitatif
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 135.
Teknik dokumentasi merupakan suatu cara
35
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kuantitatif....,
158.
melalui kegiatan ‘amaliyah tadris di SMK Al-
conclusion.
gambar berikut:
36
Miles, Matthew & Huberman, A. Michael, Analisis Data
Kualitatif (Jakarta: UI Press, 1992), 20.
Pengumpula Penyajian
n data data
Reduksi
data
Kesimpulan
penting.
yang sistematis.
3. Conclusion adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi.37
1. Perpanjangan Keikutsertaan
37
Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, Pedoman Penulisan
Skripsi (Ponorogo: STAIN Press 2017), 51.
dalam pengumpulan data. Agar data yang
38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif...., 328.
juga kepercayaan diri peneliti sendiri akan
39
Ibid., 329.
observasi berulang kali terhadap proses
3. Triangulasi
penelitian kualitatif.
Membandingkan dengan apa yang
40
Ibid., 330-332.
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...., 373
tadris, sedangkan tekniknya adalah observasi,
H. Tahapan-Tahapan Penelitian
mengumpulkan data;
TEMUAN PENELITIAN
Mawaddah Coper
komplek.
bermasyarakat.42
2. Letak Geografis
ini.
42
Lihat Transkrip Dokumentasi, Nomor 14/D/24-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
1) menjadi lembaga pendidik khusus putri
keislaman..
illahi
kompetitif.
bersumber IMTAQ.
mawaddah.
yang dimiliki.
kehidupan.43
Busana.
43
Lihat Transkrip Dokumentasi, Nomor 15/D/24-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
sesuai Keputusan Kepala Dinas Pendidikan No.
ekstrakurikuler.46
46
Lihat Transkrip Dokumentasi, Nomor 18/D/24-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
B. Deskripsi Data Khusus Internalisasi Nilai-Nilai
Ponorogo
berikut:
47
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 05/W/21-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
pon-pes Al-Mawaddah sendiri mengadopsi
kegiatan amaliyah tadris ini dari pondok
modern Darussalam Gontor. Kegiatan
amaliyah tadris ini sudah ada sejak berdirinya
Mts-MA Al-Mawaddah, selanjutnya
diterapkan juga di SMK Al-Mawaddah, selain
itu juga kegiatan amaliyah diterapkan sebagai
bekal mereka kelak jika sudah lulus dari
pondok, karena sebagian ada yang diambil
untuk menjadi ustadzah pengabdian pondok
dengan jangka minimal 1 tahun.”48
nantinya.
Ponorogo
48
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/21-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Adapun 2 proses tersebut yaitu pelaksanaan amaliyah
49
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 01/D/17-II/2019.
50
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 04/W/21-II/2019.
Terkait dengan hasil wawancara di atas. Disini
muthola‟ah. 51
51
Lihat Transkrip Observasi Nomor 01/O/02-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
52
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 07/D/20-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Adapun hasil observasi kali ini melanjutkan
(musyriful „am).53
53
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 08/D/20-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
54
Lihat Transkrip Observasi Nomor 02/O/14-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
terletak pada jumlah anggota kelompok, yang mana
55
Lihat Transkrip Observasi Nomor 03/O/18-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Observasi kali ini melanjutkan dari observasi
56
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 05/D/19-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Berikut penuturan Devi Fatma Cahyani
tadris:
57
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/19-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Biasanya sebelum peserta naqd menjabarkan
Ponorogo
58
Lihat Transkrip Observasi Nomor 05/O/21-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
deskripsi, narasi dan sebagainya. Pada kali ini peneliti
59
Lihat Transkrip Observasi Nomor 04/O/20-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
Berikut penuturan Devi Ayu Damayanti,
sebagai berikut:
60
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 08/W/23-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
santriwati mendapatkan pelajaran tarbiyah di
kelas IV dan kelas V. Melalui pelajaran
tarbiyah, santriwati dikenalkan bagaimana
menjadi sorang guru, tugas guru, sifat-sifat
yang harus dimiliki seorang guru, dan
bagaimana cara menyampaikan materi kepada
santriwati. Ketika teori sudah disampaikan,
santriwati akan melakukan praktek mengajar
atau disebut dengan amaliyah tadris ketika
kelas VI. Sebelum melakukan amaliyah tadris,
santriwati diwajibkan untuk membuat i‟dad
dan diajukan kepada musrif. Selanjutnya,
santriwati akan praktek mengajar dan dinilai
oleh beberapa anggota kelompoknya termasuk
musrif. Dalam penilaian, kami sudah membuat
kesepakatan apa saja yang dinilai dan diakhir
akan ada evaluasi. Masing-masing penilai
menyampaikan apa saja yang menjadi evaluasi
untuk santriwati yang praktek mengajar tadi.
Harapannya, santriwati tahu apa saja yang
perlu diperbaiki dalam mengajar sehingga
dapat menjadi pengajar yang baik dan
kompeten.” 61
61
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 06/W/23-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
kompetansi profesional yang harus dimilki seorang
guru praktikan:
62
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 07/W/23-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
juga harus dimiliki seorang guru, berikut
penuturannya:
tadris.
63
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 09/W/23-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
lupakan karena sangat bermanfaat bagi saya
khususnya.”64
64
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 10/W/21-II/2019 dalam
Penelitian Ini.
BAB V
PEMBAHASAN
Ponorogo
65
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia...., 972.
yadrusu-darsan yang meupakan turunan dari wazan
66
Achmad Warson Munawwir dan Muhammad Fairuz, Kamus
Al-Munawwir Indonesia-Arab...., 18.
Mawaddah yang rutin dilaksankan setiap tahunnya.
Ponorogo
tersebut.
berikut:
pembelajaran mikro
67
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro
Teaching...., 162.
kelas XII SMK Al-Mawaddah Coper dibekali dahulu
2. Penyajian model
diharapkan
4. Praktik mengajar
masyarakat.68
68
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru
(Jakarta: Gedung Persada, 2010), 5.
Pada undang-undang No. 14 2005 tentang Guru
kompetensi professional.69
sosial.
69
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 2005 tentang
Guru dan Dosen Bab IV Bagian Kesatu Pasal 10 Ayat 1.
tentang bagaimana mereka memahami peserta didiknya
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
maupun di masyarakat.