SKRIPSI
Oleh :
NPM. 21901013050
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Karakter adalah sebuah metode yang diajarkan dan dipraktekkan terhadap
para siswa melalui kegiatan yang positif yang memiliki tujuan untuk membentuk budi pekerti
yang berkarakter dan unggul.Pendidikan karakter memiliki peran untuk membentuk siswa
agar berkepribadian tanggung jawab dan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan. Pendidikan
karakter sangat penting untuk diterapkan dan diajarkan dilingkungan sekolah agar mampu
menjadikan peserta didik yang tak hanya berkualitas dari segi Intelektual namun kualitas
karakter pun akan unggul melalui berbagai implementasi pembiasaan religius yang
dilakukan. Melalui peran pendidikan karakterlah dapat membentuk manusia-manusia yang
berkualitas dalam mendukung tercapai dan terwujudnyanya suatu cita-cita Bangsa serta
hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang sangat dibutuhkan pada saat ini adalah
pendidikan yang dapat mengintegrasikan dan menitikberatkan pendidikan karakter dengan
pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak baik itu secara
kognitif, fisik, sosial-emosional, kreativitas, dan spiritual. Sehingga dengan pembiasaan yang
dijalani akan membentuk suatu karakter yang kuat melalui pembiasan religius yang dilakukan
(Safitri 2020).
Rumusan Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara
tegas menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam konteks demikian menyebutkan bahwa sebuah Lembaga
bertanggung jawab penuh untuk memberikan pengajaran dan implementasi yang optimal
terhadap peserta didik dalam upaya membentuk sebuah karakter yang unggul dan baik
sebagai fungsinya dalam dunia pendidikan. Pendidikan dan karakter memiliki keterkaitan
yang erat dalam membentuk suatu pribadi dalam peserta didik,dengan pendidikan yang baik
maka akan terjalin dan tercipta karakter yang baik dalam diri siswa, pembiasaan mungkin
memerlukan pengenalan agar seorang siswa mampu memahami fungsi pembiasaan dalam
membentuk karakter.Pendidikan juga sebagai pondasi bagi segenap siswa untuk memperoleh
pengajaran yang diarahkan saat kegiatan pembelajaran di lembaga sekolah untuk
dipraktekkan (Wati and Arif 2017).
Sesuai rumusan Pasal 1 ayat 7 Perpres Indonesia no.87 tahun 2017 tentang penguatan
pendidikan karakter mengemukakan bahwa : “Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran
untuk pemenuhan beban belajar dalam kurikulum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.”(Peraturan Presiden 2017). Menyimpulkan bahwa pendidikan karakter
dapat terpupuk dengan terjalinnya kegiatan Intrakulikuler yang terdapat di setiap lembaga
yang sesuai dengan strukttur dan program yang ditentukan. Kegiatan intrakuler yang
melibatkan siswa akan mampu mengintegrasikan bahwa pembiasaan yang dilakukan
memiliki tujuan dalam membentuk karakter yang terpelajar dan unggul. Kegiatan
Intrakulikuler tak hanya berpacu pada kegiatan umum namun ada beberapa lembaga yang
memiliki ciri khas untuk membentuk kegiatan Intrakulikuler religius yang memiliki kegiatan
berbasis ajaran agama yang dipraktekkan untuk membentuk peserta didik yang berkarakter
spiritual yang unggul melalui kegiatan yang di terapkan. Dengan mengimplementasikan
pendidikan karakter secara tidak langsung mengajarkan para siswa untuk memiliki jiwa
bertanggung jawab,peduli,memahami,dan melakukan kegiatan dengan baik secara
atuuran,norma yang berlaku untuk mendukung perkembangan pengetahun,sosial,dan
emosional siswa karena karakter akan muncul melalui pembiasaan yang dilakukan.
Karakter merupakan suatu watak yang dimiliki seseorang sebagai dasar pemikiran yang
melekat pada dirinya . Karakter juga menjadi tolak ukur tindakan seseorang terhadap Tuhan,
sesame,dan lingkungan sekitar,apabila seseorang memiliki karakter budi luhur yang baik kan
senantiasa menerapkan hal-hal positif namun apabila memiliki karakter yang kurang baik ,
seseorang akan kesulitan dan bingung dalam menanggapi perbuatan yang akan dilakukan.
Pada masa kini banyak penurunan terkait karakter siswa dalam dunia pendidikan yang
terkadang menjadi krisis sehingga banyak dipertanyakan oleh masyarakat apabila ada
peserta didik yang melakukan perbuatan dak sesuai karakter sebagai seorang yang terpelajar,
dan peran lembaga pendidikan dipertanyakan terkait pengajaran nilai karakter pada peserta
didik saat melakukan kesalahan. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang memuat
pengajaran nilai karakter terhadap peserta didik melalui pembiasaan,kegiatan belajar dann
penyampaian terbuka terhadap para peserta didik , terutama lembaga yang berlandaskan
religius akan menjadi poin tambahan dalam kacamata masyarakat dalam menilai dan melihat
penerapan karakter peserta didik apakah sudah benar atau belum. Penguatan pendidikan
karakter didasari dengan kegiatan yang dikenalkan, dibiasakan dan diajarkan terhadap peserta
didik.
Kemrosotan nilai karakter pada peserta didik terkadang disebabkan kurangnya
penanaman karakter dan pengarahan dari guru. Oleh karena itu hal tersebut sangat penting
dan perlu untuk memperhatikan dan menumbuhkan penanaman karakter sejak dini pada
peserta didik dalam segi lingkungan keluarga ,lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar
atau dalam masyarakat , terutama dalam jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
penanaman karaktter merupakan hal penting,karena dalam usia tersebut siswa mampu untuk
menerapkan dan mudah untuk diarahkan dalam melakukan suatu tindakan yang akan
dilakukan,sehingga implementasi dari perkenalan dan pembiasaan terhadap peserta didik
tetap dalam pantauan guru . Sekolah merupakan tempat yang strategis dan ideal dalam
pengenlan dan pembentukan karakter terhadap pesert didik. Hal tersebut yang menjadi dasar
bahwa sebuah Lembaga pendidikan memiliki peran penting karena sebagian dari waktu
peserta banyak diluangkan dalam lingkungan sekolah. Pembentukan karakter terjadi melalui
berbagai pembiasaan yang dilakukan di sekolah salah satunya pada pembiasaan
intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, yang mampu mengasah minat bakat peserta didik
serta membentuk karakter peserta didik dengan kegiatan yang positif.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan beberapa faktor yang melatarbelakangi tersebut maka masalah pokok dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perencanaan penguatan karakter religius di MI At-Taraqqie?
C.Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian yang dilakukan dapat menjadi kontribusi dari segi informasi dan
referensi untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan terkait kondisi di bidang
pendidikan , terutama untuk menghargai serta menghormati pihak sekolah . Dan juga
memberi manfaat bagi para peneliti lain yang memfokuskan penelitiannya dalam
bidang pendidikan. Penelitian ini mengulas bagaimana peran penguatan pendidikan
yang berbasis religius dalam membentuk karakter peserta didik .
2. Secara Praktis
a. Bagi Lembaga
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai peran pentingnya penguatan
pendidikan karakter berbasis religius dalam dalam dunia pendidikan untuk
membentuk dan mendukung karakter siswa.
b. Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini dapat berfungsi sebagai bentuk referensi tentang
penguatan pendidikan karakter berbasis religius bahwa tanggung jawab
pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama.
c. Bagi Orangtua
Penelitian ini mengulas tentang pendidikan karakter yang memuat dari aspek
pengenalan serta penerapan pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan
yang dilakukan disekolah agar para orangtua mengetahui bahwa peserta didik
mampu memiliki kualitas karakter yang baik dan benar melalui kegiatan
pendiidkan berbasis religius.
d. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini memberikan wawasan sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian yang relevan dengan penguatan pendidikan karakter berbasis religius
sebagai bekal dan acuan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang pendidikan.
E. Definisi Operasional
a. Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter merupakan pendidikan moral untuk membentuk karakter
agar mampu mengimplementasikan moral yang baik di lingkunngan sekitarnya.
Pendidikan karakter perlu dipupuk dari kecil untuk mendidik anak agar mampu
mempunyai kepribadian yang baik untuk mengambil keputusan. Pendidikan
karakter sangat membantu untuk membentuk karakter yang bijak kepada anak
sejak dini melalui berbagai kegiatan dan pengarahan dari segala lingkungan, salah
satunya dari lingkungan sekolah yang mampu mendukung perkembangan karakter
anak melalui kegiatan atau budaya sekolah untuk memiliki karakter yang unggul.
b. Karakter Religius
Karakter religius merupakan pendidikan karakter yang berdasarkan nilai-nilai
ajaran agama yang diterapkan. Pendidikan karakter religius juga penting untuk
mendukung karakter anak agar tak hanya cerdas dalam segi intelektual,namun sisi
karakter religius juga harus maksimal, apabila seseorang memiliki karakter
religius yang baik maka karakter atau kepribadiannya pun akan memberikan
dampak yang baik bagi diri sendiri dan sekitarnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
3. Metode pembiasaan
Metode pembiasaan adalah melakukann suatu kegiatan yang positif
secara rutin dan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kepibadian
dalam diri siswa.
B. Kehadiran peneliti
Dalam proses penelitian kualitatif kehadiran peneliti merupakan opsi
penting untuk mendapatkan informasi terkait penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini peneliti bersifat pengamat penuh partisipan terhadap hal-
hal tertentu yang memungkinkan untuk diulas dan dikaji lebih mendalam.
Kehadiran peneliti juga sangat penting untuk mendapatkan data informasi
yang dibutuhkan serta melakukan wawancara terhadap informan,melakukan
pengamatan terhadap objek secara langsung sehingga mendapatkan berbagai
informasi,pengalaman,juga pengumpulan berbagai data dan lain-lain.
C. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI At-Taraqqie ,stusi kasus yang dilakukan
tentang penguatan pendidikan karakter berbasis religius di salah satu madrasah
swasta yang terakreditasi A, yaitu di MI At-Taraqqie Kota Malang yang
bertempat di Jl.Ade Irma Suryani 50 , kode pos : 65119 , Kasin Kecamatan
Klojen Kota Malang
Peneliti melakukan penelitian di MI At-Taraqqie dikarenakan
pengalaman Praktek Pengalaman Lapangan Kerja (PPLK) yang dilaksanakan
oleh Universitas Islam Malang yang ditempatkan di MI At-Taraqqie yang
merupakan lembaga madrasah ibtidaiyah swasta yang menerapkan beberapa
budaya sekolah dan kegiatan yang mendukung penguatan pendidikan karakter
berbasis religius.
D. Sumber data
Sumber data adalah data dalam penelitian pada dasarnya terdiri dari semua
informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam arti luas) yang harus dicari dan
diperoleh,lalu dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Sumber data bisa terdapat
pada segala sesuatu apa pun yang mampu menjadi bidang dan sasaran penelitian .
Yang dimaksud sumber data adalah dimana sumber data itu diperoleh.
Berkaitan dengan hal tersebut maka sumber data dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data langsung yang diperoleh
melalui wawancara terhadap informan lapangan yang bersangkutan.
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui
kata dan tindakan yang diperoleh peneliti dengan melakukan
pengamatan, dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yang
meliputi guru dan peserta didik di MI At-Taraqqie.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber data
tambahan dan pelengkap. Sumber data sekunder merupakan sumber
yang diambil tidak secara langsung di lapangan, melainkan berasal dari
sumber yang sudah dibuat orang lain, misalnya: buku, dokumen, foto, dan
statistik (Nugrahani 2014). Untuk data sekunder dalam penelitian ini
berasal dari hasil dokumentasi di MI At-Taraqqie Kota Malang yang
terkait dengan penguatan pendidikan karakter berbasis religius
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif pada dasarnya
penggunaannya di tentukan oleh konteks penelitian dan gambaran sebuah data
yang diperoleh. Setiap proses pengumpulan data penelitian tentang penguatan
pendidika karakter berbasis religius di MI At-Taraqqie Kota Malang , maka
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode observasi
Dalam kegiatan proses pengumpulan data, observasi akan memberikan
opsi yang sangat penting dalam penelitian deskriptif, jenis informasi yang
beragam dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung saat di
lapangan. Dalam penelitian ini hal yang diamati adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mendukung penguatan pendidikan karakter religius yang
meliputi apa saja yang diterapkan di lapangan. Oleh karena itu teknik
observasi ini dapat lebih dipercaya saat peneliti turut hadir memantau dan
melihat berbagai kegiatan yang dilakukan secara langsung. Adapun yang
menjadi obyek dalam penelitian adalah tentang penguatan pendidikan
karakter yang berbasis religius.
Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan teknik observasi terbuka,
yaitu hadirnya peneliti secara terbuka yang diketahui oleh subyek secara
sukarela memberikan kesempatan dalam proses kepada peneliti untuk
mengamati beberapa kegiatan dilapangan sesuai dengan obyek yang diteliti.
b. Metode Wawancara
Dalam proses kegiatan penelitian , peneliti menggunakan metode
wawancara untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan dan
diperoleh terkait dengan obyek penelitian yang dilakukan. Dengan
menggunakan metode wawancara peneliti mampu merangsang responden
untuk memaparkan informasi dan soal-soal penting. Adapun wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui proses perencaan,implementasi serta evalusi
pendidikan karakter yang berbasis religius di lembaga MI At-Taraqqie Kota
Malang.
c. Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2013:201) menyatakan bahwa dokumentasi barang-
barang yang memuat tentang variabel penelitian yang dapat berupa
catatan,buku agenda,notulen rapat dan lain sebagainya. Metode dokumentasi
merupakan metode pelengkap dari bukti hasil lapangan yang telah
dilakukan, dari sini peneliti mendapatkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sesuai dengan obyek penelitian. Adapun dalam penelitian ini
peeliti menggunakan metode dokuemntasi untuk mendapatkan data tentang
profil lembaga MI At-Taraqqie , visi-misi sekolah dan kegiatan yang
bersangkutan dengan penguatan pendidikan karakter berbasis religius di MI
Attaraqqie Kota Malang.
Untuk tahap uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan
pada uji validitas (kebenaran) dan pada reliabilitas (keandalan) menurut versi
yang lebih benar dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan,kriteria,dan
paradigma sendiri (Baba 2017). Kriteria yang dimaksud peneliti terdiri dari
derajat kepercayaan (kredibilitas) kebergantungan,keteralihan dan kepastian.
Pada derajat kepercayaan (kredibilitas), pemeriksaan datanya dilakukan
dengan :
1. Wawancara secara mendalam untuk mengumpulkan informasi data yang
sedang diteliti
2. Ketekunan dalam proses penelitian secara berkesinambungan dan lebih
cermat. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa
yang diperoleh akan tersusun secara sistematis dan pasti
3. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini dapat diartikan sebagai
metode pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai cara dan
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik,
dan waktu (Baba 2017). Adapun penjabaran definisi triangulasi sebagai
berikut :
a. Triangulasi sumber , menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber , data
yang diperoleh kemudian di deskripsikan dan di bagi sesuai dengan
apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut.
b. Triangulasi teknik , pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik (cara) yang berbeda,
misalnya dengan melakukan observasi,wawancara dan dokumentasi.
Apabila terdapat hasil yang berbeda maka peneliti melakukan
konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data yang
dianggap benar.
c. Triangulasi waktu, informan yang ditemui yang ditemui pada saat
pertemuan awal berbeda dengan pertemuan selanjutnya. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar dapat
ditentukan kreadibilitas data yang telah didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Firdah, Badruli Martati, and Deni Adi Putra. 2023. “Penerapan Karakter Religius,
Nasionalis, Dan Integritas Dalam Budaya Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan Glasser
7(1): 124. http://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/glasser/article/view/2267.
Antika, Rindi Nur. 2020. “Implementasi Pendidikan Karakter Religius Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Pada Kelas Vii a Di Smp Negeri 2 Colomadu, Karanganyar.”
http://eprints.ums.ac.id.
Baba, Mastang Ambo. 2017. Penerbit Erlangga, Jakarta Analisis Data Penelitian Kuantitatif.
Hasmori, Akhmal Annas, Hussin Sarju, and Ismail Sabri Norihan. 2011. “Pendidikan ,
Kurikulum Dan Masyarakat : Satu Integrasi.” Journal of Edupres 1(September): 350–56.
Hidayati, Abna. 2013. “Strategi Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sd Oleh Guru
Agama Islam.” Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan 13(1): 100.
Julianto. 2021. IAIN Ponorogo “Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kitab.”
Rahman, F, and A Wahyuningtyas. 2023. “Konsep Dan Tujuan Pendidikan Islam Menurut
Ibnu Sina Dalam Membangun Karakter Siswa Di Era Digitalisasi.” Journal on
Education 05(02): 2353–68.
Setiawan, Farid et al. 2021. “Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan
Agama Islam.” Al-Mudarris (Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam) 4(1): 7.
Suryanti, Eny Wahyu and Widayanti, Febi Dwi. 2018. “Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Religius.” Conference On Innovation and Application Of Science and
Technology (CIASTECH 2018) (September): 256.
Wati, Dian Chrisna, and Dikdik Baehaqi Arif. 2017. “Penanaman Nilai-Nilai Religius Di
Sekolah Dasar Untuk Penguatan Jiwa Profetik Siswa.” Prosiding Konferensi Nasional
Kewarganegaraan III (November): 62.