AJARAN 2019/2020
Disusun Oleh :
Erlandi
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AJARAN 2019/2020
dalam Yahya Ismail (2008:1) menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
terjadinya perubahan tingkah laku yang ditandai dengan perubahan pengetahuan yang
semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak mengerti menjadi mengerti. Sehingga,
yang bertujuan karena dilakukan secara terencana sehingga segala sesuatu yang
dilakukan dalam kegiatan tersebut harus dilakukan secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan. Namun, salah satu hal yang menjadi topik pembahasan dalam bidang
1
yang akan datang. Namun, berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan tersebut tergantung
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Hal ini berarti, untuk menjadi
manusia yang berkualitas harus melalui proses pendidikan yang berkualitas pula.
Salah satu komponen yang selama ini sering di tuding sebagai pihak yang paling
mengherankan apabila banyak pihak yang menaruh harapan besar terhadap guru dalam
maka semuanya akan kurang bermakna. Wina Sanjaya (2010:49) berpendapat bahwa
“pendidikan merupakan suatu sistem yang satu sama lain saling berkaitan dan saling
berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai tujuan
yang telah ditetapkan”. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menjadi
seorang guru yang profesional bukanlah hal yang mudah dan tidak pula diperoleh dari
proses yang singkat. Hal tersebut karena, sampai dengan saat ini masih banyak guru yang
Salah satu kompetensi guru yang disinyalir masih kurang adalah kompetensi
dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar, karena selama ini pembelajaran yang
dilaksanakan cenderung berpusat pada guru sehingga membuat siswa menjadi pasif.
Padahal guru sebagai fasilitator pembelajaran harus dapat melakukan sesuatu yang
kreatif agar dapat menciptakan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga diharapkan dapat
terjadi peningkatan pada hasil belajarnya. Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa mampu memahami materi
pembelajaran dengan baik. Hal tersebut mengingat bahwa hahekat pembelajaran yang
merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka
dapat memperoleh tujuan belajar sesuai yang diharapkan, dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik
menjadi baik.
Salah satu upaya kreatif guru dalam proses pembelajaran adalah mencari
pembelajaran dan mengupayakan pembuatan serta penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran. Modal kreatif tersebut merupakan sebuah keharusan bagi guru agar dapat
membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang aktif akan dapat terlihat
dari cara siswa mengikuti proses pembelajaran, seperti siswa aktif bertanya dan aktif
menjawab pertanyaan, serta dapat mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik.
diharapkan terciptanya kondisi belajar yang efektif dan efisien. Menurut Slameto
(2003:74) mengatakan bahwa “belajar yang efektif akan dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin
dicapai. Sedangkan belajar yang efisien akan dapat tercapai apabila menggunakan
strategi belajar yang tepat”. Dengan demikian, salah satu upaya dalam memperbaiki mutu
guru kemudian disampaikan kepada siswa, maka saat ini guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk seaktif mungkin mencari pengetahuan serta membangun
pemahaman mereka sendiri secara mandiri namun tetap dalam bimbingan guru sebagai
fasilitator.
Dengan mengubah paradigma tersebut, maka akan tercipta pembelajaran yang
dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan belajarnya sehingga dapat tercipta kondisi
dimilikinya. Dengan demikian, akan tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien yang
kualitas pembelajaran itulah potensi siswa dapat tergali dengan baik sehingga dapat
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam
kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka
sehingga akan terjadi interaksi siswa yang lebih intensif. Sedangkan, metode Index Card
Match menurut Mel Silberman (2009:240) adalah “cara menyenangkan lagi aktif untuk
meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan
memainkan kuis dengan kawan sekelas”. Dengan demikian, siswa tidak akan merasa
jenuh karena pembelajaran yang diharapkan membuat mereka tidak selalu duduk
salah satu mata pelajaran PAI yang membahas mengenai aqidah akhlak.
Dasar. Aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang terdiri dari dua
akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan seharihari. Al-Akhlak al-
Malausma, prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas VIIB belum seperti yang
diharapkan. Rata-rata nilai kelas pada awal semester genap tahun pelajaran 2019/2020
adalah 63. Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya tingkat penguasaan siswa
terhadap materi aqidah akhlak yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
diantaranya siswa sering bermalas-malasan dan bermain sendiri karena kurang tertarik
terhadap pengajaran yang disampaikan, strategi yang kurang tepat yang diterapkan oleh
guru juga bias menjadi penyebab, dalam pembelajaran guru menyampaikan materi
dengan monoton, memfungsikan siswa sebagai pendengar setia yang hanya meneriama
apa yang disampaikan oleh guru tanpa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya. Selain itu juga bias disebabkan oleh kondisi lingkungan pembelajaran yang
kurang mendukung seperti sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai, dan juga
kondisi ekonomi orang tua yang rendah sehingga kurang memperhatikan pendidikan
anaknya.
sehingga untuk memahami makna atau konsep abstrak yang terkandung pada
perbedaan yang cukup jauh dan mencolok antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan yang berkemampuan rendah dari segi nilai yang didapatkan,
kepada siswa.
Upaya pemecahan masalah yang akan peneliti lakukan yaitu melakukan strategi
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
Menurut Ismail (2008:81) menyatakan bahwa “metode index card match adalah
orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun
menguasai keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran”
“pembelajaran Index Card Match (ICM) adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk
meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan
Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
1. Bagaimana penggunaan metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIIB di MTs
2. Bagaimana hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIIB
3. apakah penerapan Metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIIB di MTs Al Ma’sum
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penggunaan metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIIB di
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Pada Siswa Kelas
belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIIB di MTs Al
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis.
1. Manfaat Teoritis
sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa akan lebih aktif, kreatif, inovatif dan merasa senang dalam
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
d. Bagi peneliti
Metode berasal dari bahasa Latin meta yang berarti “melalui”, dan hodos
yang berarti “jalan ke” atau “cara ke”. Dalam bahasa Arab, metode disebut tariqoh
Sebagai suatu istilah, metode berarti suatu sistem atau cara yang mengatur suatu
cita-cita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah
ditentukan.” Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk
untuk terjadinya proses belajar oleh karena itu metode yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran haruslah berorientasi pada keaktifan siswa, salah satu
metode yang bisa digunakan oleh guru untuk menciptakan keaktifan siswa adalah
wisata, drill sosiodrama, simulasi kerja lapangan, demonstrasi, kerja kelompok dan
lain-lain.
gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas
pembelajaran”
“pembelajaran Index Card Match (ICM) adalah cara menyenangkan lagi aktif
Match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran
dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan
untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan
merupakan data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam
hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran
sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah
mungkin.
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa pada intinya metode bertujuan
mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat
dan cepat sesuai yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip agar
penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih
mudah untuk diterima sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah
untuk diterima peserta didik. Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli
untuk mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan perkembangan
materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotor, dan ada materi
materi baru tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik
diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga
(2008:56) yaitu :
1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.
setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu
pertanyaan.
4) Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi
dibuat.
5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dengan jawaban.
6) Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang
agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain.
8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan soal
yang diperoleh dengan kertas kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal
2. Hasil Belajar
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
yang dipelajari.
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS
yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan
penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
salah satu mata pelajaran PAI yang membahas mengenai aqidah akhlak.
Dasar. Aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang terdiri dari dua
yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah aqidah adalah iman
yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun
bagi orang yang menyakininya. Menurut Muhammad Daud Ali (2010:199) bahwa
“aqidah dihubungan dengan rukun iman yang menjadi asas sekaligus sangkutan atau
gantungan segala sesuatu dalam Islam dan juga menjadi titik tolak kegiatan seorang
muslim”.
menyatakan bahwa “aqidah adalah hukum yang tidak menerima keraguan didalamnya
bagi orang yang meyakininya. Aqidah dalam agama maksudnya adalah keyakinan
tanpa perbuatan, seperti keyakinan tentang keberadaan Allah dan diutusnya para
barometer bagi perbuatan, ucapan, dengan segala bentuk interaksi sesama manusia”.
Jadi aqidah merupakan iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit
pun bagi orang yang menyakininya terhadap apa yang telah Allah ciptakan dan
apabila
manusia telah menyakininya maka timbullah suatu perbuatan, ucapan,
yaitu khuluq yang jamaknya akhlaq”. Menurut bahasa Akhlak secara etimologi kata
“akhlak” berasal dari kata bahasa Arab َاْ خَالقjamak dari ُ خًلقyang berarti perangai,
tabiat, adat dan istiadatnya. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khilqun
atau khuluqun, yang secara etimologis berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan,
adalah
bahwa “akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
terlebih dahulu”.
lainnya.
Islam dan tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang menyakininya
terhadap apa yang telah Allah ciptakan, sehingga menimbulkan suatu
G. Hipotesis Tindakan
melalui metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
aqidah akhlak pada kelas VIIB di MTs Al Ma’sum Kecamatan Malausma tahun ajaran
2019/2020 .
H. Prosedur Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
peluang yang luas. Selain itu di MTs Al Ma’sum ini belum pernah dilakukan
b. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB MTs Al Ma’sum
tahun pelajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa yang terdiri
dari 9 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Adapun daftar siswa kelas VIIB
2. ANDRI L
3. ANTO HALIPA L
4. ARINI P
5. CECE MULYANA L
6. DADAN FAJAR S L
7. HERNI AMELIA P
8. JENY ANJANI P
15. NINA P
18. RIAN L
22. SANDI L
24. TISA P
25. WULANSARI P
2. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (Car) adalah
penelitian tindakan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
yang terjadi dikelas dan dilakukan pada situasi alami secara berulang.
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat”. Demikian penelitian tindakan kelas
adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara terencana oleh guru atau colon
3. Desain Penelitian
jika pencapaian hasil dalam siklus sebelumnya belum sesuai dengan indikator
keberhasilan dalam penelitian ini. Siklus akan berakhir jika hasil yang diperoleh sudah
sesuai dengan indikator keberhasilan. Banyaknya siklus yang akan diambil tergantung
dari tercapainya indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Adapun penjelasan
1. Perencanaan
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap
menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
direncanakan dalam rencana kegiatan harian. Perlu diperhatikan pada tahap kedua
ini, guru yang sekaligus peneliti dengan dibantu guru sentra hendaknya
sebelumnya.
3. Pengamatan
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas
yang sekaligus sebagai peneliti dengan dibantu guru sentra. Pengamatan ini
4. Refleksi
faktor yang menghambat tercapainya indikator keberhasilan atau hal yang perlu
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2007: 184) yang mengatakan bahwa “Ada
beberapa keterampilan yang harus dikuasai agar suatu penelitian dapat memberikan
menggunakan :
a. Observasi
tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar. Menurut
dengan cara mengamati setiap kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan
alat observasi tentang hal-hal yang diamati”. Observasi digunakan untuk memantau
b. Dokumentasi
menjadi salah satu data yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dokumentasi ini dapat dijadikan suatu bukti bahwa pelaksanaan penelitian telah
dilakukan.
c. Tes
menggunakan tes lisan yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan II.
Adapun yang dimaksud dengan tes menurut Arifin, (2009: 118) adalah
“Merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk
5. Instrumen Penelitian
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2007:119) dalam penelitian diperlukan
yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian, yaitu validitas dan reliabilitas.
segi atau aspek yang diukur. Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan tingkat
berikut:
yang sama
berpasangan untuk
bertanya dan
menjawab pertanyaan
4) Membina peserta
didik.
belajar. pembelajaran.
belajar. pembelajaran.
didik. belajar.
naratif.
Analisis data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil
aqidah akhlak melalui metode index card match. Analisis dilakukan pada setiap siklus
dengan teknik deskriptif persentase. Berikut ini rumus yang digunakan dalam analisis
f
P= X 100 %
N
Keterangan:
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/ banyaknya individu)
∑ xi
P= X 100 %
N
Keterangan:
P = Angka persentase
∑ xi = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
N = Jumlah maksimal nilai yang bisa diperoleh siswa
6. Indikator Keberhasilan
a. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi kriteria keberhasilan
sebesar 80% siswa sudah mencapai nilai KKM dengan nilai 70 menggunakan
berlangsung.
b. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila skor aktifitas guru mencapai nilai 85.
c. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila skor aktifitas siswa mencapai nilai 85.
Penyusunan
1
proposal
2 Seminar Proposal
Peyusunan Skripsi
3
dan bimbingan
Pelaksanaan
4
Penelitian
Pendaftaran sidang
5
munaqosyah
Sidang
6
munaqosyah