Dibuat Oleh
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
Menurut Siddhi Widyaprathama, pada kesinambungan fiskal pasca pandemi
covid-19 yakni kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dicanangkan suatu
negara untuk mengelola serta mengarahkan perekonomian dengan mengatur arus
pendapatan dan pengeluaran negara dengan tujuan utama untuk menentukan arah,
tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan
perekonomian suatu bangsa. Jika berbicara adanya kebijakan fiskal pasti harus
berbicara adanya kesinambungan fiskal karena sangat erat hubungannya,
kesinambungan fiskal itu sendiri adalah pengelolaan utang dalam rangka
pembiayaan, dengan mempertimbangkan keberlanjutan pembayaran utang di masa
depan.
Pada hal utang dan kesinambungan fiskal, laporan kerangka ekonomi makro
dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KM-PPKF,2021) kementerian keuangan
indonesia menunjukkan bahwa semua indikator utang mengalami kenaikan di
periode 2015-2020 dibandingkan periode 2010-2015 yakni rata-rata rasio utang
atau PDB meningkat dari 24,54 persen menjadi 30,76 persen. Selanjutnya rata-rata
rasio bunga utang terhadap penerimaan pemerintah meningkat dari 8,5 persen
menjadi 13,58 persen, serta rata-rata debt service ratio meingkat dari 21,54 persen
ke 36,74 persen. Pada tahun 2019 dan 2020 indonesia mengalami guncangan hebat
dan negara lain ikut mengalami hal serupa, hal ini karena adanya pandemi covid-
19 karena itu indonesia mengalami penurunan penerimaan perpajakan sementara
pemerintah harus tetap mempertahankan pereknomian dan menjaga kelangsungan
hidup orang banyak sehingga terjadi akselerasi belanja.
Sektor usaha terdampak pandemi covid-19, dampak tersebut ada dua sisi
yang berbeda yaitu ada yang mengalami sebagai kegagalan dan keuntungan. Sektor
yang banyak terdampak secara signifikan dalam kegagalan seperti pariwisata,
penerbangan, transportasi, kontruksi, manufaktur dan masih banyak lagi.
Sedangkan pada sektor farmasi, bahan makanan, minuman, alat kesehatan, e-
commerce dan information technology merupakan sektor yang mengalami
keuntungan dan dapat mengmbil peluang besar dari adanya pandemi covid-19.
Adapun indikator utang indonesia tahun 2018-2020 selain pertumbuhan ekonomi
1
turun tetapi indikator utama meningkat apabila memperhatikan grafik terjadi
kenaikan yang signifikan penyebabnya karena terjadinya pandemi covid-19.
2
bukan perbaikan gradual atau yang as usual misalnya istilah spending better makin
kehilangan makna. Begitu juga dengan optimalisasi pendapatan dan pengeluaran
pembiyaan (investasi) mesti berperspektif luas dan menimbung faktor
perekonomian keseluruhan.
Menurut Bhimantara Widyajala, APBN bekerja secara keras dan ini juga
tercermin bagaimana kolaborasi kerja sama antar seluruh elemen bangsa indonesia,
termasuk ketika pemerintah membutuhkan suatu keleluasaan atau fleksibilitas
untuk dapat mengelola keuangan negara dengan baik dalam menghadapi pendemi
covid-19. DPR memberikan support penuh melalui persetujuan terhadap
perundang-undangan nomor 1 tahun 2020 yang kemudian di tetapkan menjadi
perundang-undangan nomor 2 tahun 2020 yang di dalamnya dikutip bahwa
diberikan keleluasaan untuk melampaui defisit 3% berdasarkan undang-undang
keuangan negara.
Ketika APBN ini bekerja keras harus meningkatkan defisit kemudin untuk
menanggulangi pandemi yang tidak hanya menyangkut sektor kesehatan tetapi
menyangkut sektor ekonomi, sosial bahkan tidak hanya di pusat melainkan daerah
hal ini harus ditangani secara serentak. Dampak UU HKPD terhadap
kesinambungan fiskal, misalnya ketika indonesia menghadapi krisis itu ada suatu
peluang yang juga dimanfaatkan untuk melakukan reformasi bahwasannya dengan
adanya krisis itu bisa melihat hal-hal positif yang juga dialami.
3
Pada upaya dan optimalisasi pajak daerah dan retribusi daerah dengan
adanya undang-undang HKPD ini mempunyai peluang bagi daerah untuk
meningkatkan pendapatan asli daerahnya misalnya pajak daerah dan retribusi
daerah itu dari sisi komposisi pendapatan asli daerah itu menempati lebih dari 50
persen pendapatan asli daerah secara nasional. Sehingga dari adanya hal ini bisa
lebih melihat secara lebih mengenai strategi posisi dari pajak daerah dan defisit
daerah yang pada kondisi saat ini belum cukup optimal bagi daerah untuk
ditingkatkan.
4
5