Anda di halaman 1dari 4

NAMA : TATANG HIDAYAT

NIM : 041371282
PRODI : ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN : 2019.2
SEMESTER : 4 2021.1

SESI 3
ADMINISTRASI KEUANGAN

Apakah hukum Adolph Wagner tersebut berlaku di Indonesia ?

Hukum Wagner berlaku di perekonomian Indonesia dalam jangka panjang, akan tetapi
tidak signifikan pada jangka pendek sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa
Hukum Wagner tidak berlaku di perekonomian Indonesia dalam jangka pendek. Hukum
Wagner masih berlaku saat terdapat variabel kontrol lain seperti utang pemerintah dan
pendapatan pemerintah sektor perpajakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Hukum
Wagner berlaku seperti yang diprediksi bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah
merespon dalam peningkatan PDB Riil.

Menurut saya hukum adolph wagner berlaku di indonesia ya, dalam konsep
peningkatan belanja pemerintah di negara Indonesia cenderung meningkat.
Pertumbuhan ekonomi dari beberapa bidang usaha terus meningkat seperti yang
dikutip https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-2020-
turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html#:~:text=Perekonomian%20Indonesia
%202020%20yang%20diukur,%2Dc)%20dibandingkan%20tahun%202019.

Bahkan dalam sistem penganggaran mengalami defisit, berbagai macam kegiatan


proyek yang dilakukan dan diprioritaskan dalam program pembangunan nasional yang
dapat memperbaiki kinerja APBN seterusnya, banyaknya program-program pemerintah
dapat menyebabkan terjadi defisit anggaran. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020
terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,42 persen
(q-to-q). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,15 persen. Dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 27,15 persen.

Perkembangan dalam bidang bidang usaha


 Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto
(PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita
mencapai Rp56,9 Juta atau US$3.911,7.
 Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07
persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi
pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan
Pergudangan sebesar 15,04 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran hampir
semua komponen terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi
komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen. Sementara, Impor
Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar 14,71
persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan IV-2019 mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 2,19 persen (y-on-y). Dari sisi produksi,
Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi
pertumbuhan terdalam sebesar 13,42 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen
Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar
7,21 persen. Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor
pengurang terkontraksi sebesar 13,52 persen.
 Ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 0,42 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, kontraksi
pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan sebesar 20,15 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh
sebesar 27,15 persen.
 Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada 2020 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,75 persen, dengan kinerja ekonomi yang
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,51 persen.

Apabila iya, buktikan dengan data, dan menurut Anda apa penyebab peningkatan
belanja negara di Indonesia

Penyebab Peningkatan belanja negara di indonesia pada triwulan III 2020. Dimana titik
Titik balik atau turning point pemulihan ekonomi di triwulan III 2020 ini juga tercermin
dari data ekonomi yang menunjukkan adanya perbaikan di berbagai
sektor.perekonomian Indonesia tumbuh sebesar -3,49% (YoY); membaik dari triwulan
sebelumnya yang sebesar -5,32% (YoY). Hal ini menunjukkan proses pemulihan
ekonomi dan pembalikan arah (turning point) dari aktivitas-aktivitas ekonomi nasional
menunjukkan ke arah zona positif. Seluruh komponen pertumbuhan ekonomi, baik dari
sisi pengeluaran mengalami peningkatan, maupun dari sisi produksi. Perbaikan kinerja
perekonomian didorong oleh peran stimulus fiskal atau peran dari instrumen APBN di
dalam penanganan pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional

Disisi lain penyerapan belanja negara mengalami akselerasi atau peningkatan pada
triwulan III, yakni tumbuh 15,5% hingga akhir September (periode Q3). Hal ini terutama
ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha, terutama
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Rilis BPS juga mengonfirmasi bahwa percepatan realisasi belanja negara yang
meningkat sangat pesat pada Q3 telah membantu peningkatan pertumbuhan konsumsi
Pemerintah yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,8% (YoY). Angka
pertumbuhan 9,8% dari konsumsi pemerintah meningkat sangat tajam apabila
dibandingkan triwulan II yang mengalami negatif -6,9%, turning pointnya melebihi 17%

Konsumsi rumah tangga juga menunjukkan tren perbaikan di triwulan III, yang
sebelumnya -5,5%, menjadi -4,0% di triwulan III. Hal tersebut didukung oleh belanja
pemerintah dalam rangka perlindungan sosial yang meningkat sangat tajam. Perbaikan
ekonomi domestik diharapkan akan terjadi secara bertahap. Pemerintah dan Bank
Indonesia akan terus memperkuat koordinasi fiskal dan moneter untuk pemulihan
ekonomi nasional.

Berbagai kebijakan, baik pada sisi fiskal yang dengan terus menerus melakukan upaya
pemulihan melalui insentif dari sisi perpajakan, belanja negara, baik dari pusat dan
daerah, dan dukungan dari pembiayaan diharapkan akan terus mendorong berbagai
kegiatan sektoral dan di daerah. Pemerintah akan berkoordinasi dengan Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan, untuk
memastikan sektor keuangan dapat terjaga stabilitasnya dan bisa mendukung
pemulihan ekonomi

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020 secara
keseluruhan maupun program PEN sudah mengalami akselerasi yang signifikan dan
diharapkan terus meningkat di bulan November dan Desember 2020. Pemerintah
Indonesia terus mendorong momentum pemulihan ekonomi ini dengan berbagai
kebijakan yang ada.

Penyerapan belanja APBN 2020 dan program PEN terus akan diakselerasi untuk
menangani masalah kesehatan akibat Covid-19. Program untuk menjaga daya beli
masyarakat akan diteruskan, juga dukungan bagi aktivitas dunia usaha. Untuk
memastikan agar tren pemulihan ekonomi yang menunjukkan pembalikan nyata bisa
terus berjalan, kita berharap masyarakat terus melakukan disiplin di dalam protokol
kesehatan dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan
menjaga jarak. Pemerintah tetap akan menjalankan 3T yaitu testing, tracing, dan
treatment di dalam mendukung pengendalian penyebaran Covid-19.

Dikutip dari

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/menkeu-triwulan-iii-2020-pertumbuhan-
ekonomi-indonesia-tunjukkan-perbaikan-signifikan/
Menurut Anda, bagaimana reformasi yang telah dilakukan pemerintah dalam merubah
anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan.

a. Melakukan perubahan pola pikir yang luar biasa terhadap struktur fiskal
mengubah ketergantungan pendapatan yang sebelumnya berasal dari sektor
sumber daya alam, seperti Pajak Penghasilan (PPh), royalti, maupun
penerimaan negara bukan pajak (PNPB) dari sektor migas menjadi penerimaan
negara yang mengandalkan basis kegiatan ekonomi yang akan berkontribusi
pada penerimaan pajak

b. Mengubah belanja-belanja yang sebelumnya tidak produktif,


seperti subsidi Bahan Bakar Minyak dan subsidi-subsidi yang tidak tepat sasaran
menjadi belanja yang lebih produktif seperti pengeluaran untuk infrastruktur dan
belanja untuk perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran.

c. Pemerintah juga melakukan perbaikan, terutama dalam strategi pembiayaan.


Sebelumnya, strategi pembiayaan bergantung pada pembiayaan yang berasal
dari pasar. Nantinya, strategi akan diubah dengan mengombinasikan
pembiayaan yang tidak hanya berasal dari pasar, tetapi juga pembiayaan dari
bilateral dan multilateral.

d. Pemerintah menyempurnakan sistem penganggaran dengan pendekatan berupa


penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja, dan kerangka
pengeluaran jangka menengah. Yang kedua, menyempurnakan klasifikasi
belanja negara baik fungsi, organisasi, dan ekonomi.

e. Perubahan anggaran belanja di sesuaikan dengan keperluan suatu instansi yang


diolah di bappenas untuk dikaji ulang program-program dan kegiatan.
Persetujuan perubahan dilakukan oleh DPR untuk pengesahannya

BMP ADPU 4333

Anda mungkin juga menyukai