UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1
No Soal Skor
1. Buatlah sebuah rangkuman terkait relaksasi yang diberikan Pemerintah untuk PPN
dan PPnBM., pada masa wabah Covid-19 ini. Berikan pendapat anda terkait relaksasi
tersebut dari sisi Wajib Pajak dan Pemerintah.
Dengan ketentuan :
• Mencantumkan sumber referensi yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
• Menggunakan bahasa anda sendiri (tidak copy paste) dari sumber yang anda
gunakan.
• Dibuat 2-5 halaman
Fasilitas Pajak Terhadap Barang dan Jasa yang Diperlukan Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Pandemi
Peran pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 menjadi suatu keniscayaan.
Ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang diperlukan dalam penanganan
pandemi harus terjamin. Oleh karena itu, pemerintah memberikan fasilitas perpajakan
dengan maksud untuk dapat memberikan akselerasi penyediaan obat-obatan dan alat
kesehatan, termasuk fasilitas perpajakan dalam pembangunan fasilitas kesehatan.
pemerintah memberikan fasilitas perpajakan dengan maksud untuk dapat memberikan
akselerasi penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk fasilitas perpajakan
dalam pembangunan fasilitas kesehatan. Ketentuan ini dijabarkan dalam PMK Nomor
28/PMK.03/2020 tentang Pemberian Fasilitas Pajak terhadap Barang dan Jasa yang
Diperlukan dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019. Aturan
ini kemudian diganti dengan PMK Nomor 143/PMK.03/2020 yang salah satu pokok
pengaturannya memperpanjang periode pemanfaatan fasilitas. Pengaturan subjek yang
mendapatkan fasilitas serta periode pemberian insentif PPN ditentukan sebagai berikut:
1. Dalam PMK Nomor 28/PMK.03/2020, insentif PPN diberikan kepada Pihak
Tertentu atas impor atau perolehan Barang Kena Pajak, perolehan Jasa Kena
Pajak, dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi COVID-19
dalam masa pajak April 2020 sampai dengan masa pajak September 2020.
2. Dalam PMK Nomor 143/PMK.03/2020, insentif PPN diberikan kepada Pihak
Tertentu atas impor atau perolehan Barang Kena Pajak, perolehan Jasa Kena
Pajak, dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean, industri farmasi produksi vaksin dan/atau obat atas impor atau
perolehan bahan baku vaksin dan/atau obat untuk penanganan COVID-19, dan
wajib pajak yang memperoleh vaksin dan/atau obat untuk penanganan COVID-
19 dari industri farmasi produksi vaksin dan/atau obat, yang diperlukan untuk
penanganan pandemi COVID-19 sejak masa pajak April 2020 sampai dengan
masa pajak Desember 2020.
Per Tanggal 1 Oktober 2020 Pengusaha Kena Pajak yang masih menggunakan e-faktur 40
2.2 wajib mengudate ke e-faktur 3.0 hal ini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak yang berlaku untuk melaksanakan wajib e-Faktur 3.0 ini adalah KEP-
136/PJ/2014 tentang Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik.
DJP menjelaskan pembaruan sistem pada aplikasi e-Faktur ke versi 3.0 mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1. Membantu WP mengisi SPT Masa PPN secara lengkap, benar dan jelas,
khususnya pada form 1111 B1 untuk nomor PIB sehingga tidak terjadi
kesalahan input yang dapat merugikan WP.
2. Membantu WP mengisi SPT Masa PPN secara lengkap, benar dan jelas,
khususnya pada form 1111 B2 untuk Pajak Masukan.
3. Pembuatan Faktur Pajak dan pelaporan SPT Masa PPN terhubung.
Hal ini membuat e-faktur 2.2 tidak dapat diakses lagi. Begitu juga pada saat sekarang
Tahun 2022 e-faktur telah diupdate dari 3.0 menjadi versi 3.2