Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan pengeluaran pemerintah

Secara teori, kebijakan pengeluaran pemerintah ini merupakan bagian dari kebijakan
fiskal sebagai salah satu wujud intervensi pemerintah di dalam perekonomian. Fungsi-fungsi
yang diemban pemerintah dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal (dengan salah satu
penekanannya) melalui kebijakan pengeluaran atau belanja pemerintah. Dari sini, pemerintah
melalui kebijakannya dapat melakukan belanja dalam rangka memperoleh barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan publik melalui mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah.

Pengadaan barang/jasa pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam


pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hampir sebagian besar
belanja pemerintah yang dialokasikan dalam APBN dilaksanakan melalui proses pengadaan
barang/jasa, seperti belanja barang, belanja modal, sebagian belanja bantuan sosial dan
belanja hibah. Belanja barang yang dialokasikan merupakan pengeluaran pemerintah dalam
rangka pengadaan barang/jasa non investasi guna mendukung kegiatan operasional
pemerintah. Sedangkan belanja modal adalah belanja pemerintah pusat yang dilakukan dalam
rangka pembentukan modal/investasi dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya. Belanja modal dialokasikan untuk
mendukung pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja, dan mengentaskan
kemiskinan.

Pengeluaran pemerintah (Government Expenditure) adalah bagian dari kebijakan


fiscal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara
menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang
tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah. Tujuan dari kebijakan fiskal ini
adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan
memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi (Sadino Sukirno, 2010). Sejalan dengan itu,
Aries Djaenuri (2016), mengemukakan bahwa pengeluaran pemerintah (publik) adalah uang
atau dana yang keluar dari kas pemerintah atau kas negara untuk membiayai aktivitas
pemerintah atau tujuan lain yang menjadi kewenangan pemerintah.
Pada kenyatannya, pengeluaran pemerintah memiliki kecenderungan meningkat dari
tahun ke tahun di negara sedang berkembang karena menjalankan fungsi sebagai agent of
development dan seiring pula dengan peningkatan ekonomi suatu negara.

Dari tabel tersebut dapat diamati bahwa pengeluaran negara meningkat drastis dari
tahun 2019 ke tahun 2020. Hal ini jelas berkaitan dengan merebaknya pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) yang memaksa pemerintah menghitung ulang berbagai prioritas dan
kebijakan, terutama pada sisi kebijakan belanja negara. Anggaran untuk menangani pandemi
Covid-19 dan dampaknya bagi masyarakat dan dunia usaha, dipastikan akan memperlebar
defisit APBN hingga mencapai 5 persen dari PDB. Untuk itu pemerintah mengeluarkan
PERPU No. 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara & Stabilitas Sistem Keuangan
untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Sedangkan pada tahun 2020 ke tahun 2021 tetap terjadi peningkatan pengeluaran
negara, akan tetapi tidak sebanyak pada tahun 2019 ke tahun 2020. Menurut Wagner, terdapat
tiga alasan pengeluaran pemerintah meningkat sejalan dengan peningkatan perekonomian
Pertama, pemerintah mengeluarkan biaya untuk menjalankan fungsi administrasi dan
perlindungan, di mana dengan pertambahan penduduk terjadi peningkatan pengeluaran untuk
menjalankan fungsi tersebut. Kedua, terdapat pengeluaran untuk budaya dan kesejahteraan
(cultural and welfare expenditures), misalnya untuk pendidikan dan redistribusi pendapatan.
Pengeluaran ini mirip dengan barang mewah (luxurious goods) sehingga elastisitas
pendapatannya lebih dari satu, yang berarti semakin tinggi pendapatan maka jumlah
pengeluaran untuk jenis fungsi ini juga akan meningkat. Ketiga, perkembangan teknologi dan
kebutuhan modal yang sangat besar menyebabkan sektor-sektor tertentu cenderung bersifat
monopoli, sehingga mendorong peran pemerintah untuk mengambil alih sektor usaha tersebut
dalam rangka menghindarkan monopoli oleh swasta. Pengelolaan sektor usaha tersebut oleh
pemerintah akan meningkatkan pengeluaran publik. Demikian pula, terdapat sektor-sektor di
mana swasta tidak tertarik berpartisipasi sehingga mendorong pemerintah untuk terjun pada
sektor tersebut (Olomola, 2004).

Anda mungkin juga menyukai