Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

TB PARU + DM TIPE II + HIPERTENSI STAGE I

Oleh:
REGINA NADA EL ASHAR 7112080315
WINDA FIRST SARY 7112080256
Pembimbing:
dr. Alwinsyah Abidin, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF


ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
EPIDEMIOLOGI
Dari hasil data WHO pada tahun 2009, 5 negara
dengan insiden kasus terbanyak yaitu:
1. India (1,6-2,4 juta)
2. China (1,1-1,5 juta)
3. Afrika selatan (0,4-0,59 juta)
4. Nigeria (0,37-0,55 juta)
5. Indonesia (0,35-0,52 juta)

India menyumbang kira-kira seperlima dari seluruh


jumlah kasus TB di dunia (21%).
DEFINISI

Tuberkulosis paru adalah penyakit


infeksi pada paru yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis complex.
Mycobacterium tuberculosis

Kuman berbentuk batang


dengan ukuran panjang 1-
4/um dan tebal 0,3-0,6/um.
Dinding kuman terdiri atas
asam lemak (lipid).
Kuman dapat hidup pada
keadaan panas maupun
keadaan dingin.
Kuman bersifat aerob.
PATOGENESIS
KLASIFIKASI

Kasus
Berdasarkan
baru
pemeriksaan
sputum Kasus Kasus
bekas kamb
TB uh

BTA (+) BTA (-)


Berdasark
an tipe
penderita Kasus
Kasus
pindaha
kronik n

Kasus
Kasus lalai
gagal berob
at
DIAGNOSIS

Pemeriksa
Pemeriksa
Anamnesi an
an
s penunjan
fisik
g
DIAGNOSIS
Dema
m
Batuk/batuk

Anamne berdarah

Sesak Nafas
sis
Nyeri
dada
Badan makin
kurus
Keringat
malam hari
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
fisik
Badan kurus
Atrofi dan retraksi otot-otot interkosta
Inspek Paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam
si pernafasan

Fremitus meningkat bila dijumpai konsolidasi


Palpas Fremitus melemah bila tuberculosis paru sudah
i mengenai pleura

Perkusi redup bila terdapat infiltrate luas


Perkus Perkusi hipersonor atau timpani bila dijumpai kavitas
i cukup besar.

Suara nafas bronkial


Suara tambahan ronki basah, kasar, dan nyaring bila dicurigai
infiltrat yang luas, tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh
Auskult penebalan pleura, suara nafa vesikuler melemah
asi Bila terdapat kavitas yang besar, auskultasi memberikan suara
amforik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan radiologi
SPS
lnterpretasi hasil pemeriksaan Lesi TB aktif :
mikroskopik dari 3 kali Bayangan berawan /
pemeriksaan ialah bila : nodular
3 kali positif atau 2 kali Kaviti
positif, 1 kali negatif BTA Bayangan bercak milier.
positif Efusi pleura
1 kali positif, 2 kali negatif Lesi TB inaktif :
ulangi BTA 3 kali , Fibrotik
kemudian Kompleks ranke.
bila 1 kali positif, 2 kali Fibrotoraks/Fibrosis
negatif BTA positif parenkim paru dan atau
bila 3 kali negatf BTA penebalan pleura
negatif
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
LAPORAN KASUS
TB PARU + DM TIPE II +
HIPERTENSI STAGE I
STATUS ORANG SAKIT

Anamnesa Pribadi

Nama : Hindun
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kawin: Menikah
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pekerjan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. H. M . Yamin Gg. Obat No 10 Sei kera
hilir
RESUME

Anamnesa
Keluhan utama : Demam

Telaah : Demam dialami 1 minggu sebelum masuk


rumah sakit, demam dirasakan terus menerus ,demam
tidak disertai menggigil. Pasien juga mengeluhkan
batuk sejak 1 minggu ini. Batuk berdahak (+), warna putih
kental. Badan terasa lemas (+) sejak 1 minggu ini.
Penurunan nafsu makan dan badannya terasa semakin
kurus sejak 1 bulan terakhir. Mual (+) muntah (-) sakit
kepala (+) yang dirasakan seperti berdenyut sejak 3 hari
ini.

BAK : (+) >10x/hari, berwarna kuning jernih


BAB : (-) sejak 2 hari terakhir
RPT : DM 12 tahun, Hipertensi 4 bulan.
RPO : Glibenclamid dan metformin
Status Present:

Keadaan umum Keadaan Penyakit Keadaan Gizi


Sensorium: Compos Mentis Anemia : Tidak TB : 160cm
Tekanan Darah :150/90mmHg Ikterus : Tidak BB : 38 kg
Nadi :100x/menit Sianosis : Tidak IMT : 14,84 %
Nafas:20x/menit Dyspnoe : Tidak Kesan :
Suhu : 36,5C Edema : Tidak underweight
Eritema : Tidak
Turgor : Baik
Gerakan aktif : Ya
Sikap paksa : Tidak
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Dalam batas normal


Leher : Dalam batas normal
Thoraks :
Palpasi : Stemfremitus lapangan atas paru kanan
lebih kuat dari pada lapangan atas paru kiri.
Perkusi : Redup di lapangan atas paru kanan
Auskultasi : Suara pernapasan bronkial di lapangan
atas paru kanan, Suara tambahan ronki basah di
lapangan atas paru kanan.
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin dan Kimia Darah
Hb : 10,2 g/dL Index Eritrosit
Eritrosit : 3,8 106/L MCV : 84,8 fL
Leukosit :10.000/L MCH : 26,7 pg
Hematokrit : 32,3 % MCHC : 31,5 %
Trombosit : 410.000/L
Hitung Jenis Leukosit :2/0/0/87/8/3 Fungsi hati
LED : 88 mm/jam Bilirubin total : 0,97 mg/dL
KGD Adrandom : 134 mg/dL Bilirubin direk : 0,56
mg/dL
Alkali phospat : 259 U/I
Elektrolit AST (SGOT) : 19 U/I
Natrium : 130 mEq/l ALT (SGPT) : 15 U/I
Kalium : 3,3 mEq/l
Chlorida : 83 mEq/l Fungsi ginjal
Ureum : 16 mg/dL
Kreatinin : 0,52 mg/dL
Urin Rutin
Makroskopis Mikroskopis
Warna kuning : kuning Eritrosit : 0-2 /LPB:
pH : 8.5 Leukosit : 0-2 /LPB
Berat Jenis : 1.015 Epitel : 0-2 /LPB
Protein : Positif (+++) Kristal : Negatif
Glukosa :Positif (+++) Silendris : Negatif /LPK
Nitrit : Negatif
Bilirubin : Negatif
Urobilinogen : Positif (+)UE

Pemeriksaan Sputum BTA :


Spesimen dahak sewaktu ++

Foto Thorak : Fibroinfiltrat di lapangan atas paru kanan


Kesan :TB Paru
Diagnosa :
TB Paru + Diabetes Melitus tipe II + Hipertensi
Stage I

Terapi :
Aktifitas : Tirah Baring
Diet : Diet DM III (1300 kal)
Medikamentosa:
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Apidra 3x6 IU
Inj. Lantus 1x 15 IU malam
Paracetamol tab 3 x 500mg
Domperidon tab 3 x 10mg
Ciprofloxacin tab 2x 500mg
2HRZE/4H3R3
Candesartan tab 1 x 8 mg
DISKUSI KASUS
TB Paru TEORI KASUS
Anamnesa Demam Demam
Batuk Batuk
Batuk darah Tidak Batuk darah
Sesak nafas Tidak Sesak nafas
Nyeri dada Tidak nyeri dada
Penurunan nafsu Penurunan nafsu
makan makan
Badan makin kurus Badan makin kurus
Keringat malam Tidak keringat malam
Pemeriksaan
Fisik Badan kurus Badan kurus
Inspeksi Atrofi dan retraksi Tidak atrofi dan
otot-otot interkosta retraksi otot-otot
Paru yang sakit interkosta
terlihat agak Tidak ada ketinggalan
tertinggal dalam bernafas
pernafasan
LANJUTAN

TB Paru TEORI KASUS


Pemeriksaan
Fisik Fremitus meningkat Stemfremitus
Palpasi bila dijumpai lapangan atas paru
konsolidasi kanan lebih kuat dari
Fremitus melemah pada lapangan atas
bila tuberculosis paru kiri.
paru sudah
mengenai pleura
Perkusi Perkusi redup di
Perkusi redup bila lapangan atas paru
terdapat infiltrate kanan
luas
Perkusi hipersonor
atau timpani bila
dijumpai kavitas
cukup besar.
LANJUTAN

TB Paru TEORI KASUS


Pemeriksaan
Fisik Suara nafas Suara pernapasan
Auskultasi bronkial bronkial dilapangan
Suara tambahan atas paru kanan.
ronki basah, kasar, Suara tambahan
dan nyaring bila ronkhi basah di
dicurigai infiltrat lapangan paru kanan.
yang luas, tetapi
bila infiltrat ini
diliputi oleh
penebalan pleura,
suara nafa
vesikuler melemah
Bila terdapat
kavitas yang besar,
auskultasi
memberikan suara
LANJUTAN

TB Paru TEORI KASUS


Pemeriksaan
Penunjang
Sputum BTA Ditetapkan sebagai Spesimen dahak
SPS pasien TB apabila sewaktu ++
minimal satu dari
pemeriksaan
hasilnya BTA
positif.
Radiologi Bayangan berawan Fibroinfiltrat di
/ nodular lapangan atas paru
Kaviti kanan.
Bayangan bercak
milier.
Efusi pleura
unilateral atau
bilateral
LANJUTAN

TB Paru TEORI KASUS


Penatalaksana
an Kategori 1 : IVFD RL 20 gtt/menit
2HRZE/4H3R3 Inj. Apidra 3x6 IU
Inj. Lantus 1x 15 IU
malam
Paracetamol tab 3 x
500mg
Domperidon tab 3 x
10mg
Ciprofloxacin tab 2x
500mg
2HRZE/4H3R3
Candesartan tab 1 x 8
mg
KESIMPULAN

Telah dilaporkan seorang pasien wanita usia 61 tahun


dengan diagnosa Tuberkulosis Paru + Diabetes Melitus
Tipe II + Hipertensi Stage I. Diagnosa pasien ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pasien sudah diberikan terapi,
keadaan pasien sekarang semakin membaik, pasien
sekarang sudah bisa dirawat jalan.

Anda mungkin juga menyukai