Anda di halaman 1dari 35

Laporan kasus

STROKE ISKEMIK

Oleh :
REGINA NADA EL ASHAR 7112080315
UTARI RAHMAYANI 7112080054

Pembimbing : dr. Luhu A. Tapiheru Sp.S


IDENTITAS
• Nama : Ny. Syamsinar

• Jenis kelamin : Perempuan

• Umur : 72 Tahun

• Suku bangsa : Aceh

• Agama : Islam
• Alamat : Jln. Cemara, gg Pinang No 3, P.brayan.
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

• Tanggal Masuk : Marwah: 27 April 2016/ ICU: 5 Mei 2016


ANAMNESIS
• Keluhan utama: Lemah lengan dan tungkai kiri, bicara pelo.

• Telaah: Hal ini dialami os lebih kurang sejak 2 hari sebelum


masuk rumah sakit, secara tiba tiba setelah os bangun tidur.
Riwayat nyeri kepala (+), nyeri dirasakan di seluruh lapangan
kepala. Muntah menyembur (-). Kejang (-). Selama di rawat di
RS os mengalami penurunan kesadaran perlahan-lahan. Riwayat
hipertensi (+) sejak 2 tahun ini, dengan pengobatan tidak teratur.
Riwayat DM (-).
• Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi (+) dengan
pengobatan tidak teratur
• Riwayat penggunaan obat : Amlodipin
ANAMNESA TRAKTUS
• Traktus Sirkulatorius : Hipertensi

• Traktus Respiratorius : Dalam Batas Normal

• Traktus Digestivus : Dalam Batas Normal


• Traktus Urogenitalis : BAK (+) dengan menggunakan
kateter
• Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan : -

• Intoksikasi dan Obat-obatan :-


ANAMNESA KELUARGA

Faktor Herediter : Tidak ada


Faktor Familier : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

ANAMNESA SOSIAL

Kelahiran dan Pertumbuhan : Normal


Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Perkawinan dan Anak : Menikah,
memiliki 4 anak
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM
• Tekanan Darah : 200/80 mmHg
• Nadi : 80 x/i irreguler
• Frekuensi Nafas : 20 x/i

• Temperatur : 38,5 oC
• Kulit dan Selaput Lendir : Lembab dan basah

• Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal


• Persendian : Dalam batas normal
Kepala dan leher
• Bentuk dan Posisi : Normocephali, Medial
• Pergerakan : Dalam Batas Normal
• Kelainan Panca Indera : -
• Rongga mulut dan Gigi : Dalam Batas Normal
• Kelenjar Parotis : Dalam Batas Normal
• Desah : Tidak ada
• Dan lain-lain : Tidak ada
Rongga dada
PARU-PARU JANTUNG
• Inspeksi : Simetris kanan = • Inspeksi : Ictus cordis terlihat
kiri
• Palpasi : Ictus cordis kuat
• Palpasi : Stem fremitus angkat, teraba di ICS VI linea
kanan = kiri axillaris anterior

• Perkusi : Sonor di kedua • Perkusi : Batas atas jantung ICS


lapangan paru II linea parasternal, batas
kanan linea sternalis kanan
• Auskultasi : Vesikuler (+) ICS VI, batas kiri linea
normal, ronkhi (-), midclavicularis ICS VI
wheezing (-)
• Auskultasi : HR 80 x/menit,
regular.
ABDOMEN & GENITALIA
ABDOMEN GENITALIA
• Inspeksi : Simetris, datar • Toucher : Tidak dilakukan
pemeriksaan
• Palpasi : Soepel, nyeri
tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba

• Perkusi : Timpani

• Auskultasi : Peristaltik (+)


normal
STATUS NEUROLOGI
SENSORIUM : Compos Mentis

KRANIUM
• Bentuk : Normocephali

• Fontanella : Tertutup, keras

• Palpasi : Dalam batas normal

• Perkusi: Dalam batas normal

• Auskultasi : Dalambatas normal

• Transiluminasi: Tidak dilakukan pemeriksaan


PERANGSANGAN
PENINGKATAN TIK
MENINGEAL

• Kaku Kuduk :- • Muntah :-

• Tanda Kernig :- • Sakit Kepala :-

• Tanda Lasegue :- • Kejang :-

• Tanda Brudzinski I :-

• Tanda Brudzinski II : -
SARAF OTAK/NERVUS KRANIALIS

• NERVUS I : Normosmia (+/+)


• NERVUS II : Lapangan pandang (DBN)
• NERVUS III,IV,VI : Gerakan bola mata (+),
Bentuk pupil (isokor, ± 2mm,
reguler), RC langsung (+/+), RC tidak
langsung (+/+)
NERVUS V Kanan Kiri
Motorik
Membuka dan Menutup Mulut : + +
Palpasi otot masseter & temporalis : Sulit untuk dinilai
Kekuatan gigitan : Sulit untuk dinilai
 
Sensorik
Kulit : DBN DBN
Selaput lendir : TDP TDP

Refleks kornea
Langsung : + +
Tidak langsung : + +
Refleks Masseter : TDP
Refleks Bersin : TDP
NERVUS VII Kanan Kiri

Motorik
Mimik : Simetris Simetris
Kerut kening : + +
Menutup mata : + +
Meniup sekuatnya : TDP TDP
Memperlihatkan gigi : + +
Tertawa : TDP TDP

Sensorik
Pengecapan 2/3 lidah : TDP TDP
Produksi kelenjar ludah : DBN DBN
Hiperakusis : TDP TDP
Reflex stapedial : TDP TDP
NERVUS VIII Kanan Kiri

Auditorius
Pendengaran : + +
Test Rinne : TDP TDP
Test Weber : TDP TDP
Test Schwabach : TDP TDP

Vestibularis
Nistagmus : TDP TDP
Reaksi Kalori : TDP TDP
Vertigo : - -
Tinnitus : - -
NERVUS IX, X
Pallatum mole : DBN
Uvula : Medial
Disfagia : -
Disartria :+
Disfonia :+
Refleks Muntah : TDP
Pengecapan 1/3 belakang lidah : TDP

NERVUS XI
Mengangkat bahu :+
Fungsi otot sternokleidomastoideus : +
 
NERVUS XII
Lidah
Tremor :-
Atrofi :-
Fasikulasi :-
Ujung lidah sewaktu istirahat : Jatuh ke arah yang lemah
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Terdorong ke arah yang lemah
SISTEM MOTORIK
• Trofi : Normotrofi
• Tonus : Hipotonus tungkai kiri
• Kekuatan Otot :
ESD : 4 4 4 4 4 ESS : 2 2 2 2 2
44444 22222
EID : 4 4 4 4 4 EIS : 2 2 2 2 2
44444 22222

• Sikap (Duduk-Berdiri-Berbaring): Berbaring


Gerakan Spontan Abnormal
• Tremor :-

• Khorea :-

• Ballismus :-

• Mioklonus :-

• Ateotsis :-

• Distonia :-

• Spasme :-

• Tic :-

• Dan lain-lain :-
TES SENSIBILITAS
• Eksteroseptif : Nyeri (+) Raba (+) Suhu (TDP)

• Propioseptif : Gerak (+) Posisi (+)

Fungsi kortikal untuk sensibilatas


• Sterognosis : TDP
• Pengenalan 2 titik : TDP
• Grafestesia : TDP
REFLEKS
Refleks Fisiologis Refleks Patologis
• Babinski : - / -
• Biceps : ++ / +
• Oppenheim : -/-
• Triceps : ++ / + • Chaddock : - / -
• Gordon : -/-
• Radioperiost : ++ / +
• Schaeffer : - / -
• APR : ++ / + • Hoffman – Tromner : - / -
• Klonus Lutut : -/-
• KPR : ++ / +
• Klonus Kaki : -/-
• Strumple : ++ / + • Refleks Primitif : - /- -
KOORDINASI VEGETATIF

• Lenggang : TDP • Vasomotorik : Sulit untuk dinilai


• Menulis : TDP • Sudomotorik : Sulit untuk dinilai
• Percobaan Apraksia : TDP
• Pilo – erektor : TDP
• Mimik : Simetris
• Miksi : (+) menggunakan
• Test telunjuk-telunjuk : TDP kateter
• Tes Telunjuk-hidung : TDP • Defekasi : (-)
• Diadokhinesia : TDP • Potensi dan libido : TDP
• Tes tumit-lutut : TDP

• Tes Romberg: TDP


TANDA
VERTEBRA PERANGSANGAN
RADIKULER
Bentuk • Laseque :-

• Normal : (+) • Cross Laseque :-

• Scoliosis :- • Tes Lhermitte :-

• Hiperlordosis :- • Test Naffziger :-

Pergerakan

• Leher : DBN

• Pinggang : DBN
GEJALA-GEJALA GEJALA-GEJALA
SEREBELLAR EKSTRAPIRAMIDAL

• Afasia : -
• Tremor :-
• Disartria : +
• Rigiditas :-
• Tremor : -
• Bradikinesia :-
• Nistagmus : TDP • Dan lain-lain :-
• Fenomena Rebound : TDP

• Vertigo : - FUNGSI LUHUR


• Dan lain-lain : -
Kesadaran Kualitatif : CM
Ingatan Baru :+
Ingatan Lama : Sulit dinilai
Orientasi Afasia

• Diri : TDP • Ekspresif : TDP


• Tempat : TDP
• Represif : TDP
• Waktu : TDP • Apraksia : TDP
• Situasi : TDP

• Intelegensia : TDP

• Daya pertimbangan : TDP Agnosia


• Reaksi emosi : Sulit
untuk Agnosia visual :-
dinilai Agnosia jari-jari :-
Akalkulia :-
Disorientasi Kanan-kiri: -
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 27 -04-2016
DIAGNOSA PENATALAKSANAAN

• DIAGNOSIS FUNGSIONAL : • Head Up 300


Hemiparesis Sinistra
• O2 2-4 liter/i via nasal kanul
• DIAGNOSIS ETIOLOGI :
Hipertensi • IVFD. RL 20 gtt/i

• DIAGNOSIS ANATOMIK : • Tab Amlodipin 1x10 mg


Subkorteks
• Asetil Salisilat 1x100 mg
• DIAGNOSIS KERJA :
Hemiparesis Sinistra ec Stroke • Ranitidine 2 x 150 mg tab
Iskemik
STROKE ISKEMIK
Definisi

Stroke iskemik adalah penyakit yang disebabkan iskemik


serebral yang fokal, dimana terjadi penurunan aliran darah
yang dibutuhkan untuk metabolisme neuronal. Jika iskemik
tidak diperbaiki dalam periode kritis, akan menyebabkan infark
serebral

Etiologi
1. Trombosis
2. Emboli
3. Pengurangan perfusi sistemik umum
FaKTOR RISIKO
Non modifable Modifable
• Merokok
• Usia
• Unhealthy diet
• Jenis kelamin
• Alkoholik
• Herediter
• Obat-obatan
• Ras
• Hipertensi
• Diabetes Millitus
• Obesitas
• Kelainan anomali pembuluh darah
• Gangguan ginjal
• Dan lain-lain
Klasifikasi
1. Aterosklerosis arteri besar (embolus/trombosis)

2. Kardioembolism

3. Oklusi pembuluh darah kecil

4. Stroke akibat dari penyebab lain yang menentukan

5. Stroke akibat dari penyebab lain yang tidak menentukan

a. Ada 2 atau lebih penyebab teridentifikasi

b. Tidak ada evaluasi

c. Evaluasi tidak komplit

Pada klasifikasi 1 sampai 4 dapat dipakai istilah “possible” atau “probable” tergantung
hasil pemeriksaannya. Diagnosis probable dipakai apabila penemuan gejala klinis, data
neuroimaging dan hasil dari pemeriksaan diagnostik lainnya yang konsisten dengan salah
satu subtipe dan penyebab etiologi lain dapat disingkirkan. Diagnosis possible dipakai
apabila penemuan gejala klinis dan data neuroimaging cenderung pada salah satu subtipe,
tetapi pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.
PATOFISIOLOGI
Penurunan alirah darah ke otak

Pengurangan o2

Kegagalan energi
MANIFESTASI KLINIS
Berdasarkan letak oklusi pembuluh darah :

Arteri Serebri Media


• Hemiparesis dan hemiplegi kontralateral Terutama mengenai lengan
• Gangguan sensibilitas.
• Disertai gangguan fungsi luhur berupa afasia

Arteri Serebri Anterior


• Hemiparesis dan hemiplegi kontralateral,terutama melibatkan tungkai
• Gangguan mental.
• Gangguan sensibilitas.
• Inkontinensia

Arteri Serebri Posterior


• Kebutaan seluruh lapangan pandang satu sisi atau separuh lapangan pandang pada satu
sisi atau separuh lapangan pandang pada kedua mata. Bila bilateral disebut cortical 
blindness.
• Rasa nyeri spontan atau hilangnya persepsi nyeri dan getar pada separuh sisi tubuh.
• Kesulitan memahami barang yang dilihat, namun dapat mengerti jika meraba atau
mendengar suaranya.

Sistem Vertebrobasilaris
• Gangguan penglihatan, pandangan kabur atau buta
PENATALAKSANAAN
5B Spesifik
1. Breathing • Trombolitik rTPA ( Recombinant 
TissuePlasminogen Activator 
2. Brain . • Antikoagulan. Contoh :
heparin/heparinoid ( fraxiparine ).
3. Blood • Anti agregasi trombosit.
Contoh: asetosal (aspirin) dengan 
dosis 40 mg–1,3 gram/hari,
4. Bowl
tiklopidin dengan dosis 2 x 250
mg.
5. Bladder • Neuroprotektor. Contoh :
piracetam, citikolin,
nimodipin, pentoksifilin.
Komplikasi
Pasien yang mengalami gejala berat, misalnya imobilisasi
dengan hemiplegia berat, rentan terhadap komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian lebih awal yaitu:
• Pneumonia atau septikemia akibat dari ulkus dekubitus atau Infeksi
saluran kemih.
• Ulkus dekubitus karena pasien berbaring ditempat tidur dengan
posisi yang menetap dalam jangka waktu tertentu.
• Trombosis vena dalam dan emboli paru.
• Infark miokard, aritmia jantung, dan gagal jantung.
• Ketidakseimbangan cairan karena adanya gangguan atau kesulitan
makan atau minum.
• Fraktur akibat jatuh berulang.
PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER
• Mengendalikan faktor resiko • Rekurensi dapat dicegah dengan
memodifikasi faktor resiko
• Gizi seimbang dan • kontrol tekanan darah
• Untuk dua minggu pertama stroke
• Olah raga teratur.
iskemik, sebaiknya pasien tidak
diberi terapi antihipertensi yang
melebihi terapi sebelum stroke,
kecuali terdapat bukti hipertensi
maligna
• Terapi antiplatelet diindikasikan
untuk seumur hisup, diberikan sedini
mungkin setelah infark serebri
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai