Anda di halaman 1dari 50

SINDROM GUILLAIN BARRE

ELISA FITRI NASUTION 130100197


SANNY 130100236
IRA WARDHANI 130100197
WILLY SUNJAYA 130100245
NAAVEN 130100419

PEMBIMBING :
DR. HAFLIN SORAYA HUTAGALUNG, SP. S,

DEPARTEMEN ILMU SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
PENDAHULUAN
Sindrom Guillain Barre (SGB) atau radang
polineuropati demielinasi akut adalah suatu
kelainan sistem saraf akut dan difus yang
biasanya timbul setelah suatu infeksi atau
diakibatkan oleh autoimun.

Di Indonesia, kasus SGB masih belum begitu banyak.


Penelitian Chandra menyebutkan bahwa insidensi
terbanyak di Indonesia adalah dekade I, II, III (di
bawah usia 35 tahun) dengan jumlah penderita laki-
laki dan wanita hampir sama.
Definisi

Sindrom Guillain Barre (SGB) merupakan


suatu penyakit autoimun.

Sindrom Guillain Barre adalah suatu kelainan


sistem saraf akut dan difus yang mengenai
radiks spinalis dan saraf perifer, dan kadang-
kadang juga saraf kranialis, yang biasanya
timbul setelah suatu infeksi
Etiologi

Virus Bakteri
Klasifikasi

1. Acute Inflammatory Demyelinating


Polyradiculoneuropathy
2. Acute Motor Axonal Neuropathy
3. Acute Motor Sensory Axonal Neuropathy
4. Miller Fisher Syndrome
5. Acute Neuropatic panautonomic
6. Ensefalitis Batang Otak Bickerstaff’s (BBE)
Patogenesis

Proses demielinisasi saraf tepi pada


Sindrom Guillain Barre
PERJALANAN KERUSAKAN SEL SARAF
TEPI PADA POLIRADICULONEURITIS

• Limphosit bermigrasi & bertransformasi ke dlm


serabut saraf, myelin & axon belum rusak.
• Sel limphosit & sel makrofag >>, mulai terjadi
segmental demyelinisasi, axon belum rusak.
• kerusakan selubung myelin & axon, Terjadi
kromatolisis sentral inti sel saraf atropi &
denervasi.
• Kerusakan axon >> proximal, kerusakan
irreversible regenerasi sel saraf (-)
Manifestasi Klinis

Gejala klinis pada penderita Sindrom Guillain


Barre :
a. Kelemahan
b. Keterlibatan saraf kranial
c. Perubahan sensorik
d. Nyeri
e. Perubahan otonom
f. Pernapasan
g. Papil edema
Diagnosa

a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Radiologi
d. Pemeriksaan Laboratorium
KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK SINDROM
GUILLAIN BARRE

Temuan yang dibutuhkan untuk diagnosis


• Kelemahan progresif kedua anggota gerak atau
lebih
• Arefleksia
Temuan klinis yang mendukung diagnosis :
• Gejala atau tanda sensorik ringan
• Keterlibatan saraf kranialis (bifacial palsies) atau
saraf kranial lainnya
• Penyembuhan dimulai 2-4 minggu setelah
progresivitas berhenti
• Disfungsi otonom
• Tidak adanya demam saat onset
• Progresivitas dalam beberapa hari hingga 4 minggu
• Adanya tanda yang relatif simetris
Temuan laboratorium yang mendukung diagnosis:
• Peningkatan protein dalam CSS dengan jumlah sel
<10 sel/μl
• Temuan elektrofisiologis mengenai adanya
demyelinasi: melambatnya atau terbloknya
hantaran saraf
Diagnosis Banding

1. Gangguan elektrolit
• Hypophosphatemia
• Hyperkalemia
2. Porphyria,
3. Polymyositis atau necrotising
myopathies
4. Myasthenia gravis
5. Poliomyelitis
6. Lyme borreoliosis
7. Mielitis akuta
8. Poliomyelitis anterior acute
9. Porphyria intermitten acute
10. Polineuropati post difteri
Penatalaksanaan

1. Terapi Farmakologi
• Kortikosteroid
• Plasmaparesis
• Pengobatan imunosupresan
a. Imunoglobulin IV
b. Obat sitotoksik

2. Terapi Suportif
Monitor Respirasi
• Pasang NGT
• Monitor EKG
• Fisioterapi
Komplikasi

Gangguan Otonom:
Henti Jantung
STATUS PASIEN
• No. Rekam Medis : 728655
• Nama : Desi Hasibuan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 19 Tahun
• Suku Bangsa : Batak
• Agama : Islam
• Alamat : Sungai Korang Huta Raja
• Status : Belum Menikah
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Tanggal Masuk : 15 Desember 2017
• Tanggal Keluar : -
Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan Utama : Lemah di keempat ekstremitas
Telaah :
Hal ini dirasakan pasien selama ± 7 hari sebelum
masuk rumah sakit. Kelemahan bersifat perlahan-
lahan dan semakin lama semakin memberat.
Awalnya pasien hanya merasakan rasa kebas di
kedua tungkai sehari sebelumnya, kemudian diikuti
rasa lemah di kedua tungkai dan 12 jam kemudian
diikuti rasa lemah di kedua tangan.
Riwayat infeksi pernapasan seperti pilek dijumpai 3
minggu yang lalu, Riwayat demam dirasakan selama 2
minggu lalu. Riwayat kejang tidak dijumpai. Riwayat
trauma disangkal. Riwayat kejang tidak dijumpai.
Riwayat BAB cair disangkal. Gangguan BAB dan BAK
tidak ditemukan. Riwayat hipertensi, DM, penyakit
jantung dan hiperkolestrolemia disangkal.

Riwayat Penyakit Terdahulu : ISPA


Riwayat penggunaan obat : Tidak jelas
ANAMNESA
Anamnesa Traktus
Traktus Sirkulatorius :Nyeri dada (-), hipertensi (-)
Traktus Respiratorius :Tidak dijumpai gangguan, sesak (-),
batuk (-)
Traktus Digestivus :Tidak dijumpai kelainan, mual (-),
muntah (-)
BAB normal.
Traktus Urogenitalis :Tidak dijumpai kelainan, BAK normal
Penyakit Terdahulu :DM (-), HT (-), Penyakit Jantung (-)
Intoksikasi dan Obat-obatan:(-)

Anamnesa Keluarga
Faktor Herediter : -
Faktor Familier : -
Lain-lain : -

Anamnesa Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan : Tidak diketahui
Imunisasi : Tidak jelas
Pekerjaan : Wiraswasta
PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi : 78x/menit
Frekuensi Nafas : 24x/menit
Temperatur : 36,5°C
Kulit : berwarna sawo matang, ikterik (-), turgor
kulit baik
Leher : dalam batas normal
Persendian : Tidak dijumpai pembengkakan

Kepala dan Leher


Bentuk dan Posisi : Normocephali, simetris
Pergerakan : Bebas, dalam batas normal
Kelainan Panca Indera: Tidak dijumpai kelainan
Rongga Mulut dan Gigi: Tidak dijumpai kelainan
Kelenjar Parotis : Dalam batas normal
Desah : Tidak dijumpai
Dan Lain-lain : -
Rongga Dada dan Abdomen
Rongga Dada Rongga Abdomen
Inspeksi : Simetris Fusiformis Simetris
Palpasi : SF ka=ki, kesan normal Soepel
Perkusi : Sonor Timpani
Auskultasi : SP vesikuler, ST (-), SJ dbn Peristaltik(+)
normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Sensorium : Compos mentis, GCS15 (E4V5M6)

Kranium
• Bentuk : Bulat
• Fontanella : Tertutup
• Palpasi : Pulsasi a. temporalis (+), a. carotis (+),
• Perkusi : Cracked pot sign (-)
• Auskultasi : Desah(-)
• Transilumnasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perangsangan Meningeal
• Kaku Kuduk : (-)
• Tanda Kernig : (-)
• Tanda Brudzinski I: (-)
• Tanda Brudzinski II: (-)

Peningkatan Tekanan Intrakranial


• Muntah proyektil: (-)
• Sakit Kepala : (-)
• Kejang : (-)
SARAF OTAK/NERVUS KRANIALIS
Nervus I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra
• Normosmia : + +
• Anosmia : - -
• Parosmia : - -
• Hiposmia : - -

Nervus II, III Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)


Visus : dbn dbn
Lapangan Pandang
• Normal : + +
• Menyempit : - -
• Hemianopsia : - -
• Scotoma : - -
• Refleks Ancaman: + +
SARAF OTAK/NERVUS KRANIALIS

Nervus II, III Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)


Pupil
• Lebar : Ø 3 mm Ø
3 mm
• Bentuk : bulat bulat
• Refleks Cahaya Langsung: (+) (+)
• Refleks Cahaya tidak Langsung: (+)
(+)
• Rima Palpebra : 7 mm 7
mm
Fundus Okuli
• Warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Batas : Tidak dilakukan
pemeriksaan
• Ekskavasio : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Arteri : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Vena : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Nervus III, IV, VI Oculi Dextra (OD) OculiSinistra (OS)
• Gerakan Bola Mata : dbn dbn
• Nistagmus : - -
• Deviasi Konjugate : - -
• Fenomena Doll’s Eye : tdp tdp
• Strabismus : (-) (-)

Nervus V Kanan Kiri


• Motorik
• Membuka dan menutup mulut: dbn dbn
• Palpasi otot masseter dan temporalis:dbn dbn
• Kekuatan gigitan : dbn dbn
• Sensorik
• Kulit : dbn dbn
• Selaput lendir : dbn dbn
• Refleks Kornea
• Langsung : (+) (+)
• Tidak Langsung : (+) (+)
• Refleks Masseter : (+) (+)
• Refleks bersin : tdp tdp
Nervus VII Kanan Kiri
• Motorik
• Mimik : sudut mulut simetris
• Kerut Kening : (+) (+)
• Menutup Mata : (+) (+)
• Meniup Sekuatnya : (+) (+)
• Memperlihatkan Gigi : (+) (+)
• Tertawa : sudut mulut simetris
• Sensorik
• Pengecapan 2/3 Depan Lidah: dbn dbn
• Produksi Kelenjar Ludah: dbn dbn
• Hiperakusis : (-) (-)
• Refleks Stapedial : (-) (-)
• Nervus VIII Kanan Kiri
• Auditorius
• Pendengaran : (+) (+)
• Test Rinne : tdp tdp
• Test Weber : tdp tdp
• Test Schwabach: tdp tdp
• Vestibularis
• Nistagmus : (-) (-)
• Reaksi Kalori : tidak dilakukan pemeriksaan
• Vertigo : (-) (-)
• Tinnitus : (-) (-)
Nervus IX,X
• Pallatum Mole : Arcus pharynx terangkat saat
bersuara dan simetris
• Uvula : Medial
• Disfagia : (-)
• Disartria : (-)
• Disfonia : (-)
• Refleks Muntah: tdp
• Pengecapan 1/3 Belakang Lidah: dbn

Nervus XI Kanan Kiri


• Mengangkat Bahu: (+) (+)
• Fungsi Otot Sternocleidomastoideus: (+) (+)

• Nervus XII
• Lidah
• Tremor : (-)
• Atrofi : (-)
• Fasikulasi : (-)
• Ujung Lidah Sewaktu Istirahat: medial
• Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : medial
Sistem Motorik
• Trofi : Eutrofi
• Tonus Otot : Normotoni
• Kekuatan Otot: ESD :33334/33444 ESS: 33334/33444
• EID :33333/33333 EIS : 33333/33333
• Sikap (Duduk-Berdiri-Berbaring):pasien tidak mampu duduk –
pasien tidak mampu berdiri–baik

Gerakan Spontan Abnormal


• Tremor : (-)
• Khorea : (-)
• Ballismus : (-)
• Mioklonus : (-)
• Atetotis : (-)
• Distonia : (-)
• Spasme : (-)
• Tic : (-)
• Dan Lain-lain : (-)

Tes Sensibilitas
• Eksteroseptif : dbn
• Proprioseptif : dbn
Refleks Kanan Kiri
Refleks Fisiologis
• Biceps : (+) (+)
• Triceps : (+) (+)
• Radioperiost : (+) (+)
• APR : (+) (+)
• KPR : (+) (+)
• Strumple : (+) (+)

Refleks Patologis
• Babinski : (-) (-)
• Oppenheim : (-) (-)
• Chaddock : (-) (-)
• Gordon : (-) (-)
• Schaefer : (-) (-)
• Hoffman-Tromner: (-) (-)
• Klonus Lutut : (-) (-)
• Klonus Kaki : (-) (-)
• Refleks Primitif: (-) (-)
Koordinasi
• Bicara : dapat berbicara dengan jelas
• Menulis : tidak dapat menulis dengan baik
• Percobaan Apraksia: dbn
• Mimik : sudut mulut simetris
• Test Telunjuk-Telunjuk : tdp
• Test Telunjuk-Hidung : tdp
• Diadokhokinesia : tdp
• Test Tumit-Lutut : tdp
• Test Romberg : tdp

Vegetatif
• Vasomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Sudomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pilo-Erektor : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Miksi : Dalam batas normal
• Defekasi : Dalam batas normal
• Potens dan Libido: Tidak dilakukan pemeriksaan
Vertebra
• Bentuk
• Normal : (+)
• Scoliosis : (-)
• Hiperlordosis : (-)

• Pergerakan
• Leher : Dalam batas normal
• Pinggang : Dalam batas normal

Tanda Perangsangan Radikuler


• Laseque : (-)
• Cross Laseque : (-)
• Test Lhermitte : (-)
• Test Naffziger : (-)
Gejala-Gejala Serebelar
• Ataksia : (-)
• Disartria : (-)
• Tremor : (-)
• Nistagmus : (-)
• Fenomena Rebound: (-)
• Vertigo : (-)
• Dan Lain-lain : (-)

Gejala-Gejala Ekstrapiramidal
• Tremor : (-)
• Rigiditas : (-)
• Bradikinesia : (-)
• Dan Lain-lain : (-)
Fungsi Luhur
• Kesadaran Kualitatif : Compos mentis
• Ingatan Baru : baik
• Ingatan Lama : baik
• Orientasi
• Diri : dbn
• Tempat : dbn
• Waktu : dbn
• Situasi : dbn
• Intelegensia : dbn
• Daya Pertimbangan : dbn
• Reaksi Emosi : dbn
• Afasia
• Ekspresif : (-)
• Reseptif : (-)
• Apraksia : (-)
• Agnosia
• Agnosia visual : (-)
• Agnosia Jari-jari : (-)
• Akalkulia : (-)
• Disorientasi Kanan-Kiri : (-)
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Keluhan Utama :Lemah pada keempat ekstremitas
Telaah :
Hal ini dirasakan oleh os ± selama 7 hari sebelum masuk rumah
sakit. Awalnya os merasakan kebas-kebas di kedua tungkai
sehari sebelumnya, kemudian keluhan tersebut diikuti dengan
kesulitan berjalan karena os merasakan ada kelemahan di kedua
tungkai, 12 jam kemudian setelah keluhan tersebut, os
merasakan adanya rasa kebas-kebas pada kedua lengan dan
kelemahan pada kedua lengan. Riwayat infeksi pernapasan
seperti batuk pilek (+) 3 minggu lalu. Riwayat demam ± 2
minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Terdahulu : ISPA


Riwayat penggunaan obat : Tidak jelas
• Status Presens
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 78x/ menit
• Frekuensi Nafas : 24x/ menit
• Temperature : 36,5°C

Nervus Kranialis

• N. I : normosmia
• N. II,III : refleks cahaya +/+, pupil isokor Ø=3mm
• N. III,IV,VI : gerakan bola mata (+)
• N. V : buka tutup mulut (+)
• N. VII : sudut mulut simetris
• N. VIII : dalam batas normal
• N. IX, X : uvula medial
• N. XI : mengangkat bahu (+)
• N. XII : Lidah dijulurkan medial
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium : Compos mentis
Peningkatan TIK : Sakit kepala (-)
Muntah proyektil (-)
Kejang (-)
Rangsang Meningeal : (-)
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
B/T : +/+ +/+
APR/KPR : +/+ +/+
Refleks Patologis Kanan Kiri
H/T : -/- -/-
Babinski : - -
Kekuatan Motorik : ESD :33344/ 33344
ESS: 33344/ 33344
EID :22244/ 22233
EIS : 22244/ 22233
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah hasil rujukan Keterangan


lengkap
Hemoglobin Normal
14,7 g/dl 12-16
(HGB)
Leukosit 4,000- Normal
8240 /µL
(WBC) 11,000
Hematokrit 38% 37-54 Normal
Trombosit 272 x Normal
150-450
(PLT) 10³/mm³
Lipid Profile Hasil rujukan Keterangan

Glukosa puasa Normal


110 mg/dl 70-110 mg/dl

Kolesterol total 166 mg/dl < 240 mg/dl Normal


HDL 42 mg/dl > 40 mg/dl Normal
LDL 111 mg/dl < 160 mg/dl Normal
Trigliserida 190 mg/dl < 150 mg/dl Normal

Elektrolit Hasil rujukan Keterangan

Na 135 – 145 Normal


135
mmol/l
K 4,8 3,6 – 5,5 mmol/l Normal
Cl 100 96 – 106 mmol/l Normal
THORAX X-RAY

Kesan :
• Kedua sinus
kostoprenikus lancip,
kedua diafragma licin.
• Tidak tampak infiltrat
pada kedua
lapangan paru.
• Jantung ukuran
normal, CTR < 50%.
• Trakea di tengah.
• Tulang-tulang dan soft
tissue baik.
Kesimpulan :
Tidak tampak kelainan
DIAGNOSIS FUNGSIONAL : Tetraparese
DIAGNOSIS ETIOLOGI : Autoimun
DIAGNOSIS ANATOMIK : Neuro Perifer (Mielin)
DIAGNOSIS BANDING : Tertraparese ec. Susp GBS
Myasthenia Gravis Akut
DIAGNOSA KERJA : Tertraparese ec. Susp GBS

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Awal
• Mobilsasi miring kanan miring kiri
• IVFD R Sol 20gtt/I
• Vit B Comp 3 x 1
• Fisioterapi
• R/ Lumbal Pungsi
EMG
TPE
FOLLOW UP
Hari 1-3 (15 – 17 Desember 2017 )

S O A P
Lemah keempat Status Present Tetraparese tipe  Mobilisasi
ekstremitas Sens: CM LMN ec SGB mika-miki
HR: 80 x/menit  O2 2-4 L/I
RR: 20 x/menit  IVFD R-Sol 20
TD:110/70 gtt/mnt
mmHg,  B Complex 3 x
Temp: 37C 1
 Fisioterapi
Tanda TIK (-)  R/EMG
R. Meningeal (-)

Nervus Kranialis
II, III : RC (+/+),
pupil bulat isokor
 3mm/3mm
III, IV,VI :
Gerakan bola
mata (+/+)
VIII :
Pendengaran
dbn
IX,X : Uvula
medial
XII : Lidah
dijulurkan medial

Refleks fisiologis
B/T = +/+ +/+
KPR/APR
=
-/- +/+

Refleks patologis
H/T = -/- -/-
Babinski = -
-

Kekuatan
motorik
ESD : 33344/
33344
Hari 4 (18 Desember 2017 )

S O A P
Lemah keempat Status Present Tetraparese tipe  Mobilisasi
ekstremitas Sens: CM LMN ec SGB mika-miki
HR: 88 x/menit  O2 2-4 L/I
RR: 22 x/menit  IVFD R-Sol 20
TD:120/80 gtt/mnt
mmHg,  B Complex 3 x
Temp: 36,5C 1
 Fisioterapi
Tanda TIK (-)  R/ Darah
R. Meningeal (-) Lengkap
 R/ KGD
Nervus Kranialis  R/ Elektrolit
II, III : RC (+/+),
pupil bulatisokor
 3mm/3mm
III, IV,VI :
Gerakan bola
mata (+/+)
VIII :
Pendengaran
IX,X : Uvula
medial
XII : Lidah
dijulurkan medial

Refleksfisiologis
B/T = +/+ +/+
KPR/APR
=
-/- +/+
Refleks patologis
H/T = -/- -
/-
Babinski = - -

Kekuatan
motorik
ESD : 33344/
33344
ESS : 33344/
33344
EID : 22244/
22233
Teori Kasus
Definisi Os merasakan kebas-kebas di
suatu polineuropati yang bersifat kedua tungkai kemudian keluhan
ascending dan akut yang sering tersebut diikuti dengan kesulitan
terjadi setelah 1-3 minggu berjalan karena os merasakan
setelah infeksi akut. ada kelemahan di kedua
tungkai. Satu hari setelah keluhan
tersebut, os merasakan adanya
rasa kebas-kebas pada kedua
lengan dan rasa berat pada
kedua lengan.
Manifestasi klinis Hal ini dirasakan oleh os ± selama
SGB merupakan penyebab 13 hari sebelum masuk rumah
paralisis akut yang dimulai sakit. Awalnya os merasakan
dengan rasa baal, parestesia kebas-kebas di kedua tungkai
pada bagian distal dan diikuti selama 2 hari, kemudian keluhan
secara cepat oleh paralisis tersebut diikuti dengan kesulitan
keempat ekstremitas yang berjalan karena os merasakan
bersifat asendens, kelemahan ada kelemahan di kedua
otot pernapasan juga dapat tungkai. Satu hari setelah keluhan
timbul secara signifikan sehingga tersebut, os merasakan adanya
pasien membutuhkan bantuan rasa kebas-kebas pada kedua
Diagnosis Diagnosis
1. Anamnesis 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik 2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang 3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan LCS Pemeriksaan EMG
Pemeriksaan EMG
Pemeriksaan MRI

Tatalaksana Tatalaksana
1. Kortikosteroid - Mobilsasi miring kanan
2. Plasmapharesis miring kiri
3. Fisioterapi - IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/I
4. Pengobatan - Vit B Kompleks 3 x 1
Imunosupresan
KESIMPULAN
• Seorang perempuan, berusia 19 tahun datang
dengan keluhan kelemahan pada keempat
ekstremitas. Hal ini dirasakan oleh os ± selama 7 hari
sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan terjadi
perlahan-lahan dan semakin lama semakin berat.
Awalnya, pasien merasakan kebas-kebas di kedua
tungkai sehari sebelumnya, kemudian keluhan
tersebut diikuti dengan kesulitan berjalan karena os
merasakan ada kelemahan di kedua tungkai. 12 jam
kemudian, pasien merasakan adanya rasa kebas-
kebas pada kedua lengan dan kelemahan pada
kedua lengan. Riwayat infeksi pernapasan seperti
batuk dan pilek dijumpai 3 minggu yang lalu. Riwayat
demam ± 2 minggu yang lalu.
• Riwayat Penyakit Terdahulu : ISPA
• Riwayat penggunaan obat : Tidak jelas
• Diagonsa kerja
Tertraparese ec susp SGB

• Penatalaksaan
Mobilsasi miring kanan-miring kiri
IVFD R Sol 20 gtt/I
Vit B Comp 3 x 1
Fisioterapi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai