Anda di halaman 1dari 74

Laporan Kasus

Stroke Infark
Trombotik
Oleh:
dr. Faras Mutia Up

Preseptor:
dr. Riza Pratama Putra, Sp.N
Identitas Pasien
1 No. Rekam Medis: 204267

2 Nama: Tn. Badri , Jenis Kelamin: Laki-laki , Usia: 73 tahun

3 Suku Bangsa: Indonesia, Agama: Islam

4 Status: Menikah

5 Pekerjaan: Wiraswasta
ANAMNESA
Keluhan Utama: lemah anggota gerak sebelah kiri sejak 2 hari SMRS

TELAAH:
Pasien datang ke IGD RSUD KH. Daud Arif, pada tanggal 22 November 2023. pasien
di antar keluarga dengan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak 2
hari SMRS. Keluhan dirasa mendadak ketika pasien bangun pagi dan mau berjalan
ke toilet. menurut keluarga pasien sulit menelan sejak 2 hari dan keluar ludah dari
mulut. Pasien juga mengeluhkan bicara pelo (+). Mual (-) muntah (-) nyeri kepala
(-) pusing berputar (-) pandangan kabur (-) BAB (+) BAK (+)
Pasien pernah mengalami kelemahan anggota gerak kiri 1 tahun yll, namun masih
bisa berjalan dan tidak pelo.
Pasien memiliki riwayat DM dan HT, namun tidak rutin minum obat.
Anamnesa
Anamnesa Traktus
 Traktus Sirkulatorius : Nyeri dada (-), Hipertensi (+)
 Traktus Respiratorius : sesak (-), Batuk (-)
 Traktus Digestivus : BAB (+) dbn
 Traktus Urogenitalis : BAK (+) dbn
 Penyakit Terdahulu : Hipertensi (+) ,DM (+), penyakit jantung (-)
 Intoksikasi dan obat obatan : (-)
Anamnesa Keluarga
 Faktor Herediter :-
 Faktor Familier :-
 Lain lain :-
Anamnesa

Anamnesa Sosial
• Kelahiran dan Pertumbuhan : Lahir normal
• Imunisasi : tidak jelas
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Perkawinan dan Anak : sudah menikah
Status Present

Status Present :
Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 71 x/I, reguler, isi tegangan cukup
Frekuensi Nafas : 20 x/I
SPO2 : 98%
Temperatur : 36,4oC
Siriraj Skor : -2
PEMERIKSAAN FISIK Kulit
Sawo Matang, hiperpigmentasi (-)
Mata
CA (-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC Kepala
(+/+), mata cekung (-/-) Normocephal, rambut tidak
mudah dicabut

Hidung Telinga
sekret (-) perdarahan (+) tidak Nyeri tekan (-) serumen minimal
aktif
Mulut
Leher Bibir kering (-), bibir pucat (-),
Pembesaran kelenjar tiroid sianosis (-) Faring
(-), Pembesaran KGB (-), JVP Jantung
5-2 CmH20 I: Iktus cordis tidak tampak
P :Iktus kordis teraba di ICS V linea
Paru midklavikula sinistra
Inspeksi: Simetris P:
Palpasi: nyeri tekan (-) Fremitus atas : ICS 2 line parasternalis sinistra
taktil ka=ki kanan: ICS 4 line a parasternalis
Perkusi: sonor dekstra
Auskultasi: Vesikuler. Rh(-/-), Wh Kiri : ICS 5 line midklavikula sinistra
A : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop
(-/-)
(-)
Abdomen
Inspeksi : datar Ekstremitas Superior dex et sin :
Auskultasi : BU (+) normal Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-) / (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani, Shifting Dullnes (-)

Ekstremitas Inferior dex et sin :


Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-) / (-)
Status Neurologi
Sensorium : Compos mentis
Kranium
• Bentuk : Normochepal
• Fontella : Tertutup
• Palpasi : Pulsasi a.Carotis (+), a. Temporalis (+)
• Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Auskultasi : tidak ada kelainan
• Transiluminasi : (-)

Perangsangan Meningeal
• Kaku kuduk : (-)
• Kernig sign : (-)
• Brudzinski I : (-)
• Brudzinski II : (-)
• Brudzinki III : (-)
• Brudzinki IV : (-)
Status Neurologi
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Muntah : (-)
Sakit Kepala : (-)
Kejang : (-)

Saraf Otak / Nervus Kranialis

Nervus I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra

Normosmia (+) (+)


Anosmia - -
Parosmia - -
Hiposmia - -
Status Neurologi

Nervus II Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)


Lapang pandang (+) (+)
Normal
Refleks Ancaman (+) (+)
Status Neurologi
Nervus III, IV,dan IV Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)
Gerakan bola mata (+) (+)
Nistagmus (-) (-)
Pupil
- Lebar Ø 3mm Ø 3mm
- Bentuk Bulat Bulat
- RCL (+) (+)
- RCTL (+) (+)
- Rima Palpebra Ø 7 mm Ø 7 mm
- Deviasi Konjugate (-) (-)
- Dolls Eye’s Fenomena Tidak dilakukan pemeriksaan
- Strabismus (-) (-)
Status Neurologi
Nervus V Dextra Sinistra
Motorik
• Membuka dan menutup mulut Dbn Dbn
• Palpasi otot Masseter & Temporalis Dbn Dbn

• Kekuatan gigitan Dbn Dbn


Sensorik
• Kulit Dbn Dbn
• Selaput lendir Dbn Dbn
Refleks kornea
• Langsung (+) (+)
• Tidak langsung (+) (+)
Refleks masster TDP TDP
Refleks bersin (+) (+)
Status Neurologi
Nervus VII Dextra Sinistra
Motorik
• Mimik (+) (-)

• Kerutan kening (+) (+)


• Menutup mata (+) (+)
• Meniup sekuatnya (+) (-)
• Memperlihatkan gigi (+) (-)
• Tertawa (+) (-)
Sensorik
• Pengecapan 2/3 lidah (+) (+)
• Produksi kelenjar lidah Dbn Dbn
• Hiperakusis (-) (-)
• Refleks stapedial dbn dbn
Status Neurologi
Nervus VIII Dextra Sinistra
Auditorius
• Pendengaran (+) (+)
• Tes Rinne Tidak dilakukan pemeriksaan
• Tes Weber Tidak dilakukan pemeriksaan
• Tes Schwabach Tidak dilakukan pemeriksaan
Vestibularis
• Nistagmus (-) (-)
• Reaksi kalori Tidak dilakukan pemeriksaan
• Vertigo (-) (-)
• Tinnitus (-) (-)
Status Neurologi
Nervus IX, X
• Pallatum Mole : Simetris
• Uvula : Medial
• Disfagia :-
• Disartria :+
• Disfonia :-
• Refleks muntah :+
• Pengecapan 1/3 belakang lidah : Dbn

Nervus XI Dextra Sinistra

Mengangkat bahu (+) (-)

Fungsi otot sternocleidomastoideus (+) (+)


Status Neurologi

Nervus XII
Lidah
• Tremor :-
• Atrofi :-
• Fasikulasi :-
Ujung lidah sewaktu istirahat : Medial
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : lateralisasi ke sinistra
SISTEM MOTORIK
Trofi : dbn
Tonus : dbn
Kekuatan Otot :
ESD :555 ESS :555
EID :555 EIS :555
SISTEM MOTORIK
Gerakan Spontan Normal
• Tremor : (-)
• Khora : (-)
• Ballismus : (-)
• Mioklonus: (-)
• Aterosis : (-)
• Distonia : (-)
• Spasme : (-)
• Tic : (-)
• Lain-lain : (-)
Tes Sensibilitas

Eksteroseptif : Nyeri (+), Raba (+)


Proprioseptif : Gerak (+), Posisi
(+), Tekan (+)
Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas
• Stereognosis : TDP
• Pengenalan Dua Titik : TDP
• Grafestesia : TDP
REFLEKS
Refleks Fisiologis Dextra Sinistra Refleks Patologis Dextra Sinistra
Biseps (++) (++) Babinski (-) (-)
Tricep (++) (++) Oppenheim (-) (-)
Radioperiost (++) (++) Chaddock (-) (-)
KPR (++) (++) Gordon (-) (-)
Strumple TDP TDP
Schaefer (-) (-)

Hofman-Tromer (-) (-)

Refleks Primitif (-) (-)


KOORDINASI
Lenggang : Sulit Dinilai
Bicara : tidak dapat berbicara
dengan jelas
Menulis : TDP
Percobaan Apraksia : TDP
Mimik : Sudut mulut asimetris
Test Telunjuk – Telunjuk : TDP
Test Telunjuk – Hidung : TDP
Diadokhokinesia : TDP
Test Tumit – Lutut : TDP
Test Romberg : TDP
VEGETATIF
Vasomotorik
: TDP
Sudomotorik
: TDP
Pilo – Erektor
: TDP
Miksi
: DBN
Defekasi
VE RTE B RA
Bentuk : DBN
Normal : DBN Pergerakan
Potens dan Libido : TDP
Scoliosis :- Leher : DBN
Hiperlordosis :- Pinggang : DBN
TANDA PERANGSANGAN RADIKULAR

Laseque :-
Cross Laseque :-
Test Lhermitte : tidak dilakukan pemeriksaan
Test Naffziger : tidak dilakukan pemeriksaan
Spurling test : tidak dilakukan pemeriksaan

GEJALA GEJALA SEREBELAR


Ataksia : Sulit Dinilai
Fenomena Rebound : TDP
Disartria :+
Vertigo
Tremor :- :-
Nistagmus :- Dan lain-lain
GEJALA GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL

Tremor :- Bradikinesia :-
Rigiditas : - Dan lain-lain :-
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif: DBN Intelegensia Agnosia
: TDP
Ingatan Baru Agnosia Visual
: DBN Daya Pertimbangan : TDP :-
Ingatan Lama : Reaksi Emosi
Agnosia Jari-jari
DBN : TDP
:-
Orientasi Afasia
Akalkulia
• Diri : • Ekspresif :- :-
DBN
• Represif :-
Disorientasi Kanan-kiri: -
• Tempat : DBN
Apraksia :-
• Waktu :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Pemeriksaan 22/11/2023 Nilai Satuan
DR Rujukan
WBC 7.0 4.0 – 10.0 103/ μL
HGB 12.0 12 - 16 g/dL
HCT 35.3 34.5 - 54 %
PLT 286 150-450 103/ μL
GDS 234 >200
Elektrolit 22/11/2023 Batas Normal Unit
Na 129.89 136-145 Meq/I
K 4.17 3.5-5.0 Meq/I
CL 104.53 90-110 Meq/I
Status Neurologis
Sensorium : Composmentis E4V5M6
Peningkatan tekanan intracranial : (-)

Nervus I Normosmia

Nervus II, III Refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor pupil bulat isokor Ø 3mm
Nervus III, IV, VI Gerakan bola mata (+/+)
Nervus V Buka tutup mulut (+)
Nervus VII Sudut mulut Asimetris
Nervus VIII Gangguan pendengaran (-/-), tinnitus (-/-)
Nervus IX, X Pallatum mole simetris, uvula medial
Nervus XI Mengangkat bahu (+/+)
Nervus XII Lidah dijulurkan lateralisasi
Sistem Motorik Spasme (+) pada bahu dan leher
Tes sensibilitas Dalam batas normal
Refleks fisiologi ++ / ++
Refleks patologis - - / --
Koordinasi Dalam batas normal
Vegetatif Dalam batas normal
Vertebra Dalam batas normal
Tanda perangsangan radikular Dalam batas normal
Gejala serebelar Disatria
Gejala Ekstrapirmidal Tidak terdapat kelainan
Fungsi luhur Dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kesan:
Infark di hemisfer cerebeli dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa

DIAGNOSA KLINIS : Hemiparese Sinistra


DIAGNOSA ETIOLOGIK : Infark vascular cerebri /
atherosclerotic
DIAGNOSA ANATOMIK : SUBCORTICAL
DIAGNOSA BANDING : 1. Stroke Infark/ Iskemik
2. Stroke
Hemmorraghic
DIAGNOSA KERJA : Hemiparese sinistra ec. Stroke
Trombotik
RENCANA PROSEDUR DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA
• Bed rest, head trunk up 30°
MEDIKAMENTOSA
- Ivfd NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
- NaCl 3% 500cc habis dalam 24 jam
- Inj. Citicoline 2x1g
- Inj. Lansoprazole 2x30mg
- Clopidogrel 1x75mg po
- Vit B comp 2x1
- Rencana pasang NGT jika tidak bisa makan
Tanggal S O
FOLLOW UP A P

23/11/23 Kelemahan GCS: E4V5M6 (disatria berat) Stroke infark trombotik - Bedrest head trunkupp 30°
separuh tubuh PBI 3mm/3mm onset H3
kiri RC +/+ hyponatremia - O2 NK 2-3lpm
Facial et lingual palsy UMN
Motorik double hemiparesis - NaCl 3% 500 habis dalam 24 jam
- Ivfd NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
- Inj. Citicoline 2x1g
- Inj. Lansoprazole 2x30mg
- Clopidogrel 1x75mg po
- Vit B comp 2x1
- Nebu ventolin/8 jam
- Diet sonde 6x150ml
Tanggal S O
FOLLOW UP A P

24/11/23 Kelemahan GCS: E4V5M6 (disatria berat) Stroke infark trombotik - Bedrest head trunkupp 30°
separuh tubuh PBI 3mm/3mm onset H4
kiri RC +/+ Hyponatremia - O2 NK 2-3lpm
Facial et lingual palsy UMN Dyslipidemia
Motorik double hemiparesis DM T2 - NaCl 3% 500 habis dalam 24 jam
hipernatremia
Lab: - Ivfd NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
Na: 135.66
K: 4.34 - Inj. Citicoline 2x1g
CL: 107.24
- Inj. Lansoprazole 2x30mg
AU: 8.0 - Clopidogrel 1x75mg po
TG: 113
Chol: 280 - Vit B comp 2x1
HDL : 46
LDL: 211.4 - Simvastatin 1x20mg
GDP: 224 - Glimepirid 1x2mg
GD2PP: 258
- Metformin 2x500mg
- Allopurinol 1x30mg
Tanggal S O
FOLLOW UP A P

25/11/23 Kelemahan GCS: E4V5M6 (disatria berat) Stroke infark trombotik - Bedrest head trunkupp 30°
separuh tubuh PBI 3mm/3mm onset H4
kiri RC +/+ Hyponatremia - O2 NK 2-3lpm
Facial et lingual palsy UMN Dyslipidemia
Motorik double hemiparesis DM T2 - Ivfd NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
hipernatremia
TD: 149/78 mmHg - Inj. Citicoline 2x1g
HR: 80
RR: 20 - Inj. Lansoprazole 2x30mg
T: 36.3
SpO2: 90% - Clopidogrel 1x75mg po
- Vit B comp 2x1
Lab:
GDP: 214 - Simvastatin 1x20mg
- Glimepirid 1x2mg
- Metformin 2x500mg
- Diet sonde 6x150cc
Tanggal S O
FOLLOW UP A P

26/11/23 Kelemahan GCS: E4V5M6 (disatria berat) Stroke infark trombotik - Bedrest head trunkupp 30’ °
separuh tubuh PBI 3mm/3mm onset H4
kiribatuk RC +/+ Hyponatremia - O2 NK 2-3lpm
berdahak (+) Facial et lingual palsy UMN Dyslipidemia
Motorik double hemiparesis DM T2 - Ivfd NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
hipernatremia
TD: 203/103 mmHg - Inj. Citicoline 2x1g
HR: 113
RR: 22 - Inj. Lansoprazole 2x30mg
T: 36.5
SpO2: 96% - Vit B comp 2x1
- Simvastatin 1x20mg
Lab:
GDP: 251 - Glimepirid 1x2mg
- Metformin 3x500mg
- Amlodipine 1x10mg
- Candesartan 1x16mg
- Diet sonde 6x150cc
Tanggal S O
FOLLOW UP A P

26/11/23 Kelemahan GCS: E4V5M6 (disatria berat) Stroke infark trombotik - Citicoline 2x500mg
separuh tubuh PBI 3mm/3mm onset H4
kiribatuk RC +/+ Hyponatremia - Lansoprazole 2x30mg
berdahak (+) Facial et lingual palsy UMN Dyslipidemia
Motorik double hemiparesis DM T2 - Vit B comp 2x1
Pasien meminta hipernatremia
rawat jalan. TD: 203/103 mmHg - Simvastatin 1x20mg
HR: 113
RR: 22 - Glimepirid 1x2mg
T: 36.5
SpO2: 96% - Metformin 3x500mg
- Amlodipine 1x10mg
Lab:
GDP: 251 - Candesartan 1x16mg
EDUKASI

1. Melakukan gerakan sebagai latihan agar otot tidak kaku


2. Melakukan diet rendah lemak, rendah garam dan tinggi protein
3. Edukasi apabila terjadi serangan stroke lanjutan
Tinjauan
Pustaka
PENDAHULUAN

Stroke merupakan penyebab terbesar kecacatan fisik dan penyebab


kematian ketiga didunia baik dinegara maju dan berkembang.
Insidens stroke meningkat dengan bertambahnya usia, duapertiga
penderita stroke berusia > 65th dan lebih banyak laki-laki
dibanding perempuan. Stroke dapat menyebabkan kehilangannya
fungsi neurologis secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah ke otak.
DEFI NI S I

Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis


pada otak, medulla spinalis dan retina baik sebagian atau
menyeluruh yang menetap > 24 jam atau menimbulkan kematian
akibat gangguan pembuluh darah. Stroke yang disebabkan oleh
infark (dibuktikan melalui pemeriksaan radiologi, patologi atau
bukti lain yang menunjukkan iskemi otak, medulla spinalis, atau
retina) disebut stroke iskemik.

PNPK Stroke 2019


Angka Kejadian

Menurut RISKESDAS 2013, prevalensi stroke di Indonesia


meningkat dari 8,3% pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada
tahun 2013. Terdapat perbedaan prevalensi di berbagai provinsi
dengan posisi 3 besar secara berurutan yakni Sulawesi Selatan
(17,9%), DIY (16,9%), dan Sulawesi Tengah (16,6%). Laporan
American Heart Association ( AHA) tahun 2016 mendapatkan
stroke iskemik mencapai 8 7 % serta sisanya adalah ICH dan SAH.
2012-2014 terdapat 5.411 pasien stroke di Indonesia,
mayoritas adalah stroke iskemik (67%).
ETIOLOGI
Trombosis serebri menunjukkan oklusi trombotik arteri karotis atau cabangnya,
biasanya karena ateroskeloris yang mendasari. Proses ini sering timbul
selama tidur dan bisa menyebabkan stroke mendadak dan lengkap. Defisit
neurologi bisa timbul progresif dalam beberapa jam atau intermiten dalam
beberapa jam atau hari.

• Emboli serebri terjadi akibat oklusi arteri karotis atau vertebralis atau
cabangnya oleh trombus atau embolisasi materi lain dari sumber proksimal,
seperti bifurkasio arteri karotis atau jantung. Emboli dari bifurkasio karotis
biasanya akibat perdarahan ke dalam plak atau ulserasi diatasnya disertai
trombus yang tumpang tindih atau pelepasan materi ateromatosa dari plak
sendiri. Embolisme serebri sering dimulai mendadak, tanpa tanda-tanda
disertai nyeri kepala berdenyut.
Buku Ajar Neurologi FKUI, 2017
FAKTOR RISIKO

- Hipertensi
- Diabetes Melitus
- Merokok
- Asam Urat
- Dislipidemia
- Usia, jenis kelamin
- Ras/Suku Bangsa
-Atrial Fibrilasi

Buku Ajar Neurologi FKUI, 2017


KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
Sekitar 80 – 8 5 % stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat
obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang
terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal.
Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin
terbentuk didalam suatu organ seperti jantung dan kemudian
dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama stroke iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya
defisit neurologik secara mendadak/subakut, terjadi pada waktu istirahat
atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun. Biasanya terjadi
pada usia lebih dari 50 tahun. Sedangkan stroke iskemik akibat emboli
serebri didapatkan pada usia lebih muda, terjadi mendadak dan pada
waktu beraktifitas. Kesadaran dapat menurun bila emboli cukup besar.
DI AGNOSI S
1. Anamnesis

PPK Neurologi 2016


2. Pemeriksaan fisik

•Penurunan GCS
•Kelumpuhan saraf kranial
•Kelemahan motorik
•Defisit sensorik
•Gangguan otonom
•Gangguan neurobehavior
•Alat bantu skoring : Skor Siriraj dan Alur Gadjah Mada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Laboratorium : Urine dan Darah
•Neurofisiologi : EEG
•Kardiovaskular : EKG dan Foto Thoraks
•Neuroimaging : CT Scan dan MRI
• Vaskular : Invasif (angiografi), non – invasif (direk : USG karotis ;
indirek (Dopler sonografi arteri intracranial)
•Cerebral blood flow & metabolism : PET dan SPECT

GOLD STANDART= CT SCAN KEPALA NON KONTRAS

PPK NEUROLOGI 2016


PENATALAKSANAAN

1. Tata laksana Umum:


• Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
• Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
• Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan, dosis
0.25 – 0.50 gr/KgBB > 20 menit, tiap 4 – 6 jam)
• Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
• Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
• Gastroprotektor, jika diperlukan
• Manajemen nutrisi
•Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau Low Molecular
Weight Heparin (LMWH)
PPK NEUROLOGI 2016
2. Tata laksana khusus:
•Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada stroke
iskemik onset <6 jam
•Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik
dengan oklusi karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset <8
jam
•Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium
Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
• Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
•Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin, clopidogrel, cilostazol atau
antikoagulan : warfarin, dabigatran, rivaroxaban)
• Neroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, DLBS 1033)
• Perawatan di Unit Stroke
• Neurorestorasi / Neurorehabilitasi

PPK NEUROLOGI 2016


Hipertensi:
Pada pasien stroke iskemik akut, penurunan tekanan darah dilakukan segera
apabila terdapat komorbid (sindrom coroner akut, gagal jantung akut, diseksi
aorta, sICH, atau preeklampsia / eklampsia. Jika tidak ada komorbid, tekanan
darah diturunkan sekitar 1 5 % (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama
setelah awitan apabila tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan
darah diastolik (TDD) >120mmHg. (kelas III, peringkat bukti C) Pada pasien stroke
iskemik akut yang akan diterapi trombolitik rtPA ( Alteplase), tekanan darah
diturunkan hingga TDS <185 mmHg dan TDD <110 mmHg. Selanjutnya, tekanan
darah harus dipantau hingga TDS <180 mmHg dan TDD <105 mmHg selama 24 jam
setelah pemberian rtPA ( Alteplase).
Obat antihipertensi yang digunakan adalah labetalol, nitropaste, nitroprusid,
nikardipin, atau diltiazem intravena. Untuk cara pemberian nikardipin lihat tata
laksana hipertensi arterial pada pasien yang akan mendapat rtPA
( Alteplase).
PNPK Stroke 2019
Tata laksana gula darah pada stroke

Hiperglikemia terjadi pada hampir 6 0 % pasien stroke akut non-diabetes.


Hiperglikemia setelah stroke akut berhubungan dengan respon stres akibat
luasnya volume infark, gangguan kortikal dan berhubungan dengan hasil yang
buruk. Hindari kadar gula darah melebihi 180 mg/dL. Target kadar gula
darah 140-180 mg/dL. Terapi dengan infus saline dan hindari larutan glukosa
dalam 24 jam pertama setelah serangan stroke akan berperan dalam
mengendalikan kadar gula darah.
1) Indikasi dan syarat-syarat pemberian insulin
a) Stroke hemoragik dan non-hemoragik dengan IDDM atau NIDDM.
b) Bukan stroke lakunar dengan diabetes melitus.
c) Kontrol gula darah selama fase akut stroke.
d) Insulin reguler subkutan menurut skala luncur.
e) Sangat bervariasi dan harus disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasien.
PNPK Stroke 2019
3. Tindakan Intervensi/Operatif:
• Carotid Endartersctomy (CEA), sesuai indikasi
• Carotid Artery Stenting (CAS), sesuai indikasi
• Stenting pembuluh darah intracranial, sesuai indikasi

PPK NEUROLOGI 2016


PENCEGAHAN

1. PENCEGAHAN PRIMER
a. Menghindari : rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam
berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b. Mengurangi : kolesterol dan lemak dalam makanan.
c. Mengendalikan : Hipertensi, DM , penyakit jantung
fibrilasi atrium, infark(misalnya
miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan
penyakit vascular aterosklerotik lainnya.
d. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang
2. PENCEGAHAN SEKUNDER
a.Obat-obatan, yang digunakan: asetosal (asam asetil salisilat) digunakan
sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama dengan dosis berkisar
antara 80-320 mg/hari, antikoagulan oral diberikan pada penderita dengan
faktor resiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan
katup) dan kondisi koagulopati yang lain.
b.Clopidogrel dengan dosis 1x75 mg. Merupakan pilihan obat antiagregasi
trombosit kedua, diberikan bila pasien tidak tahan atau mempunyai kontra
indikasi terhadap asetosal (aspirin).
c.Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi obat
antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat
hipoglikemik pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi
obat antidislipidemia pada penderita dislipidemia, berhenti merokok, berhenti
mengkonsumsi alkohol, hindari kelebihan berat badan dan kurang gerak.
3. PENCEGAHAN TERSIER
Rehabilitasi Fisik
Rehabilitasi Mental
Rehabilitasi Sosial
EDUKASI
•Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko dan komplikasi
selama perawatan
• Penjelasan mengenai factor risiko dan pencegahan rekurensi
• Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
• Penjelasan mengenai gejala stroke
• edukasi gaya hidup sehat
• konsumsi serat larut dalam biji-bijian seperti beras merah, jagung,
gandum
• konsumsi Oat (beta glucan) untuk membantu menurunkan chol total
dan LDL, menurunkan TD
• Kacang-kacangan seperti kacang kedele, biji kenari dan kacang
almond untuk menurunkan kolesterol LDL dan mencegah
aterosklerosis
• Menambah asupan kalium dan mengurangi asupan natrium (<6 gr/
hari). Bahan-bahan yang mengandung natrium, seperti monosodium
glutamat dan sodium nitrat, sebaiknya dikurangi. Makanan sebaiknya
harus segar. Pada pasien hipertensi, asupan natrium yang dianjurkan
adalah <2,3 gr/hari dan asupan kalium >4,7 gr/hari.
• Meminimalkan makanan tinggi lemak jenuh dan mengurangi asupan
asam lemak trans seperti kue- kue, crackers, telur, makanan yang
digoreng, dan mentega.
• Mengutamakan makanan berserat, protein nabati, polyunsaturated
fatty acids dan monounsaturated fatty acids.
• Penanganan stres dan beristirahat yang cukup (tidur 6-8 jam)

PNPK Stroke 2019


YANG DILAKUKAN DI IGD
•Anamnesis
• Stabilisasi pasien Airway, Breathing, Cirrulation
• Pemeriksaan Fisik
-Vital signs
-PF umum
-PF neurologi
- GCS
- Pupil
- Tanda rangsang meningial
- Nervus Kranialis
- Motorik ( pada pasien sadar dan tidak sadar )
- Sensorik ( pada pasien sadar dan tidak afasia Wernicke)
- Refleks fisiologis dan patologis
- saraf oronom
• Pemeriksaan Penunjang
• Terapi sesuai jenis dan penyebab stroke

PNPK Stroke 2019


PROGNOSI S

• Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan
tingkat kesadaran.
• Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik
• Umumnya 1/3- nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami
kecacatan jangka Panjang
• Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam
setelah serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih salam waktu 3
bulan.
KESI M PULAN
Stroke adalah tanda / gejala hilangnya fungsi sistem saraf fokal atau global
yang berkembang cepat. Berlangsung > 24 jam dan menyebabkan kematian
berasal dari gangguan aliran darah. Jika terbentuk trombus pada aliran darah
cepat dan trombus ini melewati permukaan seperti plaque arteri maka akan
terbentuk white clot (gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat
adalah aspirin mengurangi agregasi platelet ditambah tiklodipin untuk
mengurangi daya pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini diikuti oleh stenosis
dan pelambatan aliran darah yang progresif, maka terapi adalah antikoagulan
sampai penyebab dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan aliran darah
hanya dari kolateral saja baru antikoagulan dihentikan dan diganti dengan
aspirin.
TERI M AKAS I
H

Anda mungkin juga menyukai