1. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. S. R. No. RM : 001382
Jenis kelamin : Perempuan Ruangan : Unit stroke
Umur : 79 tahun Tgl.Pemeriksaan : 16 Maret 2018
Tanggal lahir : 28/01/1939
Alamat : Jalan MT Haryono Gg 7/17 RT 3/3 Jati, Kota Probolinggo
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status marital : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Subjektif (S)
Autoanamnesa dan Heteroanamnesa didapatkan dari anak pasien
Keluhan Utama : tidak sadar
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Muhammad Saleh Probobolinggo dengan
keluhan tidak sadar pukul 23.15 WIB. Sebelum ke IGD anak pasien mengataka
bahwa ibunya sudah tidak sadar 5 jam yang lalu. Selama 5 jam di rumah pasien
sempat diperiksa oleh dokter umum, karena kondisi pasien semakin memburuk
pasien kemudian dibawa ke IGD. Anak pasien mengatakan sebelum tidak sadar
pasien mengeluh nyeri kepala cekot cekot sejak pagi. Selain itu pasien sempat
1
muntah di rumah sebanyak 3x. Saat sampai di IGD pasien kejang dengan kedua
tangan dan kaki lurus kaku, kedua mata mendelik keatas. Pasien kejang selama
±10 menit.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat jatuh sebelum masuk IGD (-), Diabetes Melitus (-), riwayat Kejang
(-)
Vertigo (+)
2
2. Objektif (O)
A. Status Interna Singkat :
BB : ±70 kg TB : ± 154 cm
TD : 157/121 mmHg Nadi :142 x/menit
Pernafasan : 44 x/menit Suhu : 36,6°C
Kepala : a/i/c/d -/-/-/-
Leher : PCH (-), pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thoraks : Bentuk simetris (+), retraksi (-), tanda jejas / trauma (-)
Cardio : Suara jantung S1 S2 regular tunggal, murmur (-), irama gallop (-)
Pulmo : Vesikuler/vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Supel (+), bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, merah, kering di keempat ekstremitas, edema (-) di
keempat ekstremitas
3
C. Status Neurologik
Kesan Umum
- Kesadaran
Kualitatif : Somnolen
Kuantitaif : GCS 2-2-4
- Pembicaraan
Disartri :-
Monoton :-
Scanning :-
Afasia Motorik : -
Sensorik : -
Amnestik (anomik) : -
- Kepala
Bentuk /besar : Normal
Asimetris : (-)
Torticollis : (-)
- Muka
Mask : (-)
Myopathik : (-)
Fullmoon : (-)
Lain – lain : (-)
D. Pemeriksaan Khusus :
1. Rangsangan Selaput Otak (Meningeal Sign)
- Kaku Kuduk : (+)
- Laseque Test : (-)
- Kernig Test : (-)
- Brudzinski Tanda Leher : (-)
- Brudzinski Tungkai Kontra lateral : (-)
- Brudzinski Tanda Pipi : (-)
- Brudzinski Tanda Simfisis Pubis : (-)
4
2. Pemeriksaan Saraf Kranial
Nervus I : Olfaktorius Kanan Kiri
Anosmia (-) (-)
Hiposmia (-) (-)
Tidak Dapat Dievaluasi
Parosmia (-) (-)
Halusinasi (-) (-)
Pupil :
Bentuk : Bulat Bulat
Diameter : 3mm 3mm
Letak : Sentral Sentral
Perbedaan ukuran : Isokor
5
Refleks cahaya langsung : (+) (+)
6
Pengecapan Tidak dievaluasi
Hiperakusis Tidak dievaluasi
Sekresi air mata Tidak dilakukan
- Vestibular
Nistagmus (-) (-)
Tinnitus aureum (-) (-)
Past Pointing Test
Tidak Dapat Dievaluasi
Romberg Test
Stepping Test
- Koklear
Tes Weber
Tes Rinne Tidak Dapat Dievaluasi
Tes Schwabach
Bagian sensorik
Refleks muntah (pharynx) :
Tidak dilakukan
Refleks pallatum molle :
7
Nervus XI : Aksesorius Kanan Kiri
Mengangkat bahu sde
(tonus otot Trapezius)
Menoleh ke kanan - kiri sde
(tonus otot Sternocleidomastoideus)
3. Extremitas
A. Superior
Inspeksi
Atrofi otot : (-)
Pseudohypertrofi : (-)
Kelumpuhan : (+)
Palpasi
Nyeri : (-)
kontraktur : (-)
konsistensi : Padat kenyal
Perkusi
normal : (+)
reaksi myotonik : (-)
8
Motorik
Kekuatan otot
(N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dapat melawan tahanan minimal (75 %),
3 = dapat melawan gravitasi (50%), 2 = dapat menggerakan sendi (25%),
1 = masih ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%)).
*Lateralisasi Ke kanan
Tonus otot Kanan Kiri
- Tonus Otot Lengan dbn dbn
- Hypotoni (-) (-)
- Spastik (-) (-)
- Rigid (-) (-)
- Rebound Phenomen (-) (-)
Refleks fisiologis
- BPR (+2) (+2)
- TPR (+2) (+2)
Refleks Patologis
- Hoffman (-) (-)
- Tromner (-) (-)
9
Sensibilitas
Eksteroseptik Kanan Kiri
- Rasa nyeri superficial (+) (+)
- Rasa suhu Tidak dilakukan Tidak dilalakukan
- Rasa raba ringan (+) (+)
Proprioseptik Kanan Kiri
- Rasa getar : Tidak Dapat Dievaluasi
- Rasa tekan : (+) (+)
Tidak Dapat Dievaluasi
- Rasa nyeri tekan : (+) (+)
- Rasa gerak dan posisi : (+) (+)
Enteroseptik
Refered pain : tidak dievaluasi
Rasa kombinasi
- Stereognosis : (+) (+)
- Barognosis : (+) (+)
Tidak Dapat Dievaluasi
- Grapestesia : (+) (+)
- Sensory extinction : (+) (+)
- Loss of body image : (-) (-)
- Two point tactile discrimination : (+) (+)
B. Inferior
Inspeksi
Atrofi otot : (-)
Pseudohypertrofi : (-)
Kelumpuhan : (+)
Palpasi
Nyeri : (-)
Kontraktur : (-)
Konsistensi : Padat Kenyal
10
Perkusi
Normal : normal
Reaksi myotonik : (-)
Motorik
Kekuatan otot
(N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dapat melawan tahanan minimal (75 %),
3 = dapat melawan gravitasi (50%), 2 = dapat menggerakan sendi (25%),
1 = masih ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%)).
*Lateralisasi ke Kanan
11
Sensibilitas
Eksteroseptik Kanan Kiri
Rasa nyeri superficial : (+) (+)
- Rasa suhu : Tidak Dievaluasi
Tidak Dapat dilakukan
- Rasa raba ringan : (+) (+)
Proprioseptik
- Rasa getar : Tidak dilakukan
- Rasa tekan : (+) (+)
Tidak Dapat Dievaluasi
- Rasa nyeri tekan : (+) (+)
- Rasa gerak dan posisi : dbn dbn
Enteroseptik
- Refered pain : tidak dievaluasi
Rasa kombinasi
- Stereognosis : (+) (+)
- Barognosis : (+) (+)
- Grapestesia : (+) Tidak Dapat (+)
Dievaluasi
- Sensory extinction : (+) (+)
- Loss of body image : (-) (-)
- Two point tactile discrimination : (+) (+)
4. Badan
o Inspeksi : dalam batas normal
o Palpasi : dalam batas normal
o Otot perut : tidak ada nyeri tekan
o Otot Pinggang : sulit dievaluasi
o Kedudukan diafragma :
gerak : simetris
istirahat : simetris
o Perkusi : thorax : sonor, abdomen : timpani
o Auskultasi : thorax : vesikuler, abdomen : bising usus (+)
12
A. Motorik
o Gerakan cervical vertebrae
Flexi : normal
Ekstensi : normal
Rotasi : normal
Lateral deviation : normal
o Gerakan dari tubuh
o Refleks-refleks
Reflek dinding abdomen :
Reflek interskapula :
Reflek Scapula :
Tidak dievaluasi
Reflek gluteal : :
Reflek cremaster :
Reflek anal :
Membungkuk : sulit dievaluasi
Ekstensi : sulit dievaluasi
Lateral deviation : sulit dievaluasi
5. Kolumna vertebralis
o Kelainan lokal
Skoliosis : (-)
Kifosis : (-)
Kifoskoliosis : (-)
Gibbus : (-)
o Nyeri tekan/ keto lokal : (-)
o Nyeri tekan sumbu : (-)
o Nyeri tarik sumbu : (-)
o Besar otot (sebutkan otot mana)
Atrofi : (-)
Pseudotrofi : (-)
13
o Respon terhadap perkusi
Normal :
Tidak dapat dievaluasi
Reaksi Myotonik :
o Palpasi otot
Nyeri : (-)
Kontraktur : (-)
Konsistensi : padat kenyal
6. Gerakan-gerakan involunter
o Tremor : (-)
o Waktu istirahat : (-)
o Waktu gerak : (-)
o Chorea : (-)
o Athetose : (-)
o Ballismus : (-)
o Torsion spasme : (-)
o Fasikulasi : (-)
o Myoklomia : (-)
14
7. Gait dan Keseimbangan
o Koordinasi
Jari tangan – jari tangan :
Jari tangan-hidung :
Ibu jari kaki-jari tangan : Tidak dapat dievaluasi
Tumit-lutut :
Pronasi-supinasi :SDE
Tapping dg jari-jari tangan :SDE
Tapping dg jari-jari kaki :SDE
o Gait station
Gait :
Jalan di atas tumit :
Jalan di atas jari kaki :
Tandem walking :
Jalan walking : Tidak dapat dievaluasi
Jalan lurus lalu putar : :
Jalan mundur :
Hopping :
Berdiri dengan satu kaki :
8. Fungsi Luhur
o Apraxia :
o Agraphia :
o Fingeragnosia : Tidak dapat dievaluasi
o Membedakan kanan dan kiri :
o Acalculia :
15
9. Reflek-reflek primitif
o Grasp refleks :
o Snout refleks :
o Sucking refleks : Tidak dapat dievaluasi
o Palmo-metal refleks :
Pemeriksaan radiologik
Tengkorak : (-)
Plain X-foto : tidak di evaluasi
CT scan : belum dikerjakan
Cerebral angiografi : tidak dievaluasi
MRI : tidak dievaluasi
16
Columna vertebralis
Plain X-foto : tidak dievaluasi
CT scan : tidak dievaluasi
Cerebral angografi : tidak dievaluasi
MRI : tidak dievaluasi
Pemeriksaan EEG : tidak dapat dievaluasi
Pemeriksaan dengan echoenchephalografi : tidak dapat dievaluasi
Pemeriksaan dengan doppler : tidak dievaluasi
Pemeriksaan Elektrodiagnostik
E.N.M.G/B.A.E.P/V.E.P/S.E.P : tidak dievaluasi
Elektrik stimulasi dari saraf perifer dan otot : tidak dapatdievaluasi
Pemeriksaan Tambahan : (-)
KESIMPULAN
Anamnesa :
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Muhammad Saleh Probobolinggo
dengan keluhan tidak sadar pukul 23.15 WIB. Sebelum ke IGD anak
pasien mengataka bahwa ibunya sudah tidak sadar 5 jam yang lalu.
Selama 5 jam di rumah pasien sempat diperiksa oleh dokter umum,
karena kondisi pasien semakin memburuk pasien kemudian dibawa ke
IGD. Anak pasien mengatakan sebelum tidak sadar pasien mengeluh
nyeri kepala cekot cekot sejak pagi. Selain itu pasien sempat muntah di
rumah sebanyak 3x. Saat sampai di IGD pasien kejang dengan kedua
tangan dan kaki lurus kaku, kedua mata mendelik keatas. Pasien kejang
selama ±10 menit.
Riwayat vertigo (+)
Riwayat Hipertensi (-) tidak minum obat
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat Alergi Obat (-)
17
Riwayat Alergi Makanan (-)
Riwayat Keluarga : (-)
a/i/c/d : -/-/-/-
Leher : Pembesaran tiroid (-/-), Pembesaran KGB (-/-)
Abdomen : Supel (+), Bising Usus (+) dbn, Nyeri Tekan (-)
STATUS NEUROLOGIK
GCS : GCS = E2 V2 M4
Meningeal Sign : kaku kuduk (+)
Nervus Kranialis : sde
Kekuatan Motorik :
Kanan Kiri
18
KPR : +2/+2
APR : +2/+2
Reflek Patologis : (-)
SIRIRAJ STROKE SKOR :
(2,5 x Kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah) + ( 0,1 x diastole ) –
(3 x atheroma) – 12
= (2,5 x 2) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 121) – (3 x 0) – 12
= 5+2+2+12,1-0-12
= + 9,1 (stroke perdarahan)
DIAGNOSA BANDING :
Stroke Perdarahan Sub Araknoid
Stroke Infark
Tumor otak
Abses otak
Trauma kepala
Todd’s paralysis
ASSESMENT
Diagnosa Klinis : Cephalgia
Seizure
Hipertensi
Hemiparese dextra
Diagnosa Topikal : Subkortikal
Diagnosa Etiologi : Stroke Hemoragik Subarachnoid
PLANNING
TERAPI :
Atasi 5 B
Face mask 10 lpm
Infus Nacl 0,9 % 20 tpm
19
Infus Sanmol 1 g 2x1
Inj. Citicolin 250 mg 2x1
Inj. OMZ 2x1
Pasang kateter
Pasang NGT
MONITORING
Gejala klinis
Tanda-tanda Vital
Efektifitas terapi dan medikamentosa
Efek samping obat
EDUKASI (EX)
Memberikan informasi pada keluaga tentang penyakit yang diderita
pasien.
Memberitahukan tentang beberapa penyakit yang berhubungan dengan
penyakit yang diderita pasien, kemungkinan komplikasi yang terjadi dan
kondisi kedepan pasien.
Selama dirumah harus istirahat, makan teratur dan rajin minum obat
sesuai aturan. Bila obat habis segera kontrol ke dokter spesialis saraf.
Pasien/keluarga pasien diminta untuk merubah posisi badan pasien setiap 2
jam untuk menghindari terjadinya dekubitus
Oleh karena penyakit pasien tidak memungkinkan pasien untuk bergerak
dengan bebas dan memerlukan waktu yang lama untuk proses
penyembuhan maka keluarga yang merawat hendaklah bersabar dan
telaten serta selalu memotivasi pasien untuk tetap semangat dan berpikir
positif
Melakukan fisioterapi dan latihan sendiri di rumah dengan telaten dan
berkesinambungan serta selalu optimis akan adanya perbaikan dari kondisi
pasien.
20
PROGNOSIS :
Prognosis stroke di pengaruhi oleh berbagai faktor dan keadaan yang
terjadi pada penderita stroke. Hasil akhir yang dipakai sebagai tolak ukur yaitu
outcome fungsional, disabilitas, qualiti of life serta mortalitas Penyebab stroke
serta penyakit penyerta lainnya yang bersamaan muncul juga dapat mempengaruhi
prognosis. Namun prognosis dapat lebih baik pasien dan keluarga pasien secara
kooperatif dan teratur menjalani pengobatan yang disarankan.
21