Anda di halaman 1dari 19

TRAKTUS KORTIKOSPINAL

DAN KORTIKOBULBAR
Yohana Kifli
Shavira Putri Pratama
SISTEM MOTORIK

Traktus
kortikospinal
Traktus
piramidal
Traktus
Sistem motorik
kortikobulbar
Traktus
ekstrapiramidal
TRAKTUS PIRAMIDALIS

Traktus kortikospinal
Otot tubuh

Traktus kortikobulbar/
kortikonuklear
Otot daerah kepala
TRAKTUS KORTIKOBULBAR

Mempunyai fungsi yang sama seperti jaras kortikospinal, yaitu


menghantarkan impuls langsung dari girus precentralis kortex serebri ke
otot dalam keadaan sadar

Jaras ini berakhir pada nukleus motorik pada batang otak dan berfungsi
sebagai nukleus-nukleus bagi persarafan perifer kranial
Nukleus kranial motorik

• nukleus motorik saraf kranial III(okulomotor);


• trokelar(IV);
• trimgeinal (V);
• abdusens (VI);
• fasial (VII);
• glosofaringeal (IX);
• vagus (X);
• aksesori (XI);
• hipoglosus (XII)
Gerakan yang dibangkitkan oleh impuls piramidalis menimbulkan gerakan yang bersifat :

 Halus, luwes, tepat dan khusus


 Melibatkan otot-otot distal lebih sering daripada otot proksimal
 Lebih banyak mempengaruhi fungsi anggota gerak atas dari pada anggota gerak bawah
 Terutama mengelola motor unit yang kecil secara kontralateral
LESI JARAS MOTORIK SENTRAL
Paresis spastik sentral
• Fase akut lesi kortikospinal refleks tendon dalam hipoaktif, otot flaksid.

• Beberapa hari s/d minggu hiperaktif


• Karena hilangnya kontrol inhibisi sentral dari sel fusimotor (gamma motor neuron).
• Gangguan regulasi panjang otot, khususnya fleksor tungkai atas dan ekstensor tungkai
bawah.
• Tonus meningkat, hiperefleks  tanda traktus piramidal dan klonus.
• Babinski/ extensor plantar reflex (+)
• Tempat potensi cedera dari traktus
piramidal
Lesi di korteks
• Paresis sebagian tubuh sisi kontralateral.

• Lebih sering pada wajah dan


tanganmemiliki area representasi
kortikal yang luas.
• Paresis distal tungkai atas.
• Flaksid traktus
ekstrapiramidal sebagian besar
tidak kena.

• Lesi iritatif dapat menyebabkan kejang


fokal (jaksonian)
Lesi di kapsula interna
• Hemiplegia spastik kontralateral
piramidal dan ekstrapiramidal terkena.

• Kelumpuhan wajah (facial palsy)


kontralateral dan/ kelumpuhan lidah
(hypoglossal nerve palsy).

• Flaksid (fase syok)spastik.


Lesi di pedunkulus
• Hemiparesis spastik kontralateral.

• Dapat disertai kelumpuhan okulomotor


ipsilateral (Weber Syndrome)
Lesi di pons
• Hemiparesis kontralateral hingga
bilateral.

• tidak semua traktus piramidalis


mengalami kerusakan  tersebar.
Lesi di medula piramid

• Hemiparesis kontralateral

• Paresis  jaras desenden sisa masih baik


Lesi di medula spinalis
• Setinggi servikalhemiplegia spastik
ipsilateral
• Traktus sudah menyilang
• Melibatkan ekstrapiramidal

• Di atas servikal kuadriparesis/plegia.


Lesi di medula spinalis
• Setinggi thorakal monoplegia spastik
ipsilateral pada ekstremitas bawah.

• Bila lesi bilateral paraplegia


Korteks Kapsula Interna Pedunkulus Pons Medula piramid Medula spinalis
Paresis sebagian Hemiplegia spastik Hemiparesis Hemiparesis Hemiparesis Setinggi
tubuh sisi kontralateral spastik kontralateral kontralateral servikalhemiple
kontralateral piramidal dan kontralateral hingga bilateral gia spastik
ekstrapiramidal ipsilateral
terkena Traktus sudah
menyilang
Melibatkan
ekstrapiramidal

Lebih sering pada Kelumpuhan wajah Dapat disertai Tidak semua Paresis > jaras Di atas servikal
wajah dan (facial palsy) kelumpuhan traktus piramidalis desenden sisa kuadriparesis/pl
tanganmemiliki kontralateral dan/ okulomotor mengalami masih baik egia
area representasi kelumpuhan lidah ipsilateral (Weber kerusakan >
kortikal yang luas (hypoglossal nerve Syndrome) tersebar
palsy).

Lesi iritatif dapat Flaksid (fase Setinggi thorakal


menyebabkan syok)spastik. monoplegia
kejang fokal spastik ipsilateral
(jaksonian) pada ekstremitas
bawah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai