TUBERKULOMA
Pembimbing:
Dr. Sandy Kumala, Sp. N
Disusun oleh :
K E PA N I T R A A N S YA R A F
Mitha Rizkya Z 40212014 FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S TA R U M A N A G A R A
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. WF
TTL : 19 Februari 2001
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Betawi
Tanggal pemeriksaan : 30 Maret 2023
ANAMNESIS Dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 30 Maret 2023
Ptosis - -
Gerak Mata Ke Atas + +
Nervus Olfaktorius (N.I) Hidung Dextra Hidung Sinistra
Gerak Mata Ke Bawah + +
Pemeriksaan Neurologis
N. IV (TROKHLEARIS) Mata Kanan Mata Kiri Nervus Facialis (N.VII) Kanan Kiri
Gerak Mata Lateral Bawah + + Mengangkat alis - +
Strabismus Konvergen - - Mengerutkan dahi
+ +
Diplopia - - (rangsang nyeri)
N. V (TRIGEMINUS) Kanan Kiri Menutup mata + +
Mengigit N N Menyeringai - +
Membuka Mulut N N Pengecapan 2/3 anterior
lidah Tidak dilakukan
Sensibilitas Muka Atas N N (sensorik)
Sensibilitas Muka Tengah N N
Sensibilitas Muka Bawah N N Nervus
Reflek Kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan Vestibulocochlearis Kanan Kiri
Trismus - - (N.VIII)
Tes Romberg Tidak dilakukan
N. VI (ABDUSEN) Mata Kanan Mata Kiri
Tes Pendengaran Tidak Tidak
Bebas ke segala Bebas ke segala (penala)
Gerak Mata Lateral dilakukan dilakukan
arah arah
Pemeriksaan Neurologis
N. IX
KANAN KIRI
(GLOSSOFARINGEUS)
Arkus Faring Simetris Simetris
Tidak Tidak
Daya Kecap 1/3 Belakang dilakukan dilakukan
Reflek Muntah Normal Normal Nervus Hypoglossus
(N.XII)
Sengau - -
Tersedak - - Posisi lidah Deviasi kanan
N. X (VAGUS) Kanan Kiri
Tidak Artikulasi Jelas
Arkus faring Tidak
dilakukan dilakukan
Menjulurkan lidah Dapat
Bersuara N
Fasikulasi lidah Normal
Menelan + +
N. XI (AKSESORIUS) Kanan Kiri
Kesan:
Massa intraaxial dengan rim
enchancement grey matter lobus
frontoparietalis kanan disertai
pendesakan ventrikel lateralis kanan dan
mengakibatkan midline shift sejauh /- 0,8
cm Suspek Abscess Cerebri
DD/ - Tuberculoma
- Neurocysticercosis
- Lymphoma
- ADEM
- CNS Disease
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tatalaksana
Terapi Non Farmakologis Terapi Farmakologis
Diet lunak / bubur Inj. Diazepam 10mg (IV) bila kejang
Rencana Evaluasi : Inj Ketorolac IV 10mg (IV) bila nyeri
• Cek H2TL Fenitoin 3x100mg
• Cek kolesterol total, TGL Asam folat 2x1
• Cek ureum, kreatinin PCT 3x500mg
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis
masih menjadi problem dalam dunia kesehatan di negara berkembang dan endemis TB seperti Indonesia.
Secara umum, terdapat dua manifestasi klinis dari tuberkulosis, yaitu TB paru dan TB ekstra paru.
Tuberkulosis paru merupakan bentuk infeksi yang paling sering dijumpai, sedangkan angka kejadian TB ekstra
paru, termasuk pada sistem saraf pusat, diperkirakan sekitar 15% dari total kasus infeksi TB.
Manifestasi tersering dari TB pada sistem saraf pusat adalah meningitis tuberkulosis dan tuberkuloma.
Tuberkuloma dapat ditemukan berdiri sendiri atau bersamaan dengan meningitis tuberkulosis. Tuberkuloma
dapat ditemukan pada 4-39% kasus meningitis tuberkulosis.
Pada negara berkembang dan endemis TB, angka kejadian tuberkuloma
EPIDEMIOLOGI diperkirakan mencapai 33% dari tumor intrakranial. Tuberkuloma sering
dijumpai pada pasien dengan TB sistemik, populasi pediatrik, dan
kondisi immunocompromised seperti AIDS, penderita diabetes, kehamilan, usia
tua, dan dalam pengobatan kemoterapi. Tuberkuloma seringkali salah
terdiagnosa sebagai tumor otak lainnya, dan seringkali diagnosa pasti baru
dapat ditegakkan setelah pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi
pascaoperasi.
FAKTOR RISIKO
Pasien yang
HIV (+) atau mengonsumsi Konsumsi alkohol
Perokok
immunocompromised imunosupresan dalam tinggi
jangka waktu panjang
Tuberkuloma otak dapat bermanifestasi dalam penyakit subakut atau kronis, yang berlangsung dari minggu ke bulan,
dengan predominan pada pasien immunocompromised. Jika pasien mengembangkan lesi parenkim kecil yang
terisolasi atau sedikit, perjalanan klinis mungkin asimtomatik, tetapi jika lesi ini multipel atau besar, gejala umumnya
adalah:
• Demam • Kejang
• Muntah • Hidrosefalus
• Sakit kepala • Tanda iritasi meningeal
• Defisit neurologis fokal • Hipertensi intrakranial dengan papilledema
Pada pasien dengan HIV, tuberkuloma dapat berlubang dan terisi cairan, dan bisa berubah menjadi abses. Dalam
beberapa kasus, abses dapat pecah ke dalam ruang epidural dan foramen intervertebralis, yang dapat menyebabkan
paraplegia.
DIAGNOSIS
Diantara pasien TB, tuberkuloma otak adalah satu-satunya manifestasi yang terlihat pada 24% kasus.
Ketika tuberkuloma menjadi satu-satunya lesi, pemeriksaan CSF mungkin normal, namun dikarenakan adanya
peningkatan TIK bisa dikaitkan dengan peningkatan jumlah sel darah putih.
Pemeriksaan imaging seperti CT-scan dan MRI dengan kontras merupakan pemeriksaan dasar untuk penegakan
diagnosis tuberkuloma.
Gambaran tuberkuloma yang paling umum adalah gambaran “ring-enhancing” lession yang diakibatkan karena tidak
adanya suplai darah di pusat nekrosis di dalam tuberkuloma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
01 CT-Scan
02 MRI
•Waktu pengobatan adalah 9-12 bulan sesuai manajemen medis standar. Sementara
sebagian besar tuberkuloma sembuh dalam 12-24 bulan, pada pasien dengan lesi
multipel atau lebih besar, pengobatan jangka panjang hingga lebih dari dua tahun
mungkin diperlukan.
•Tuberkuloma yang luar biasa besar, yang menimbulkan efek massa pada otak, dan yang
gagal merespons manajemen medis memerlukan eksisi bedah. Dalam beberapa kasus,
eksisi bedah diperlukan untuk diagnosis serta pengobatan
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI